Makalah Rumah Sehat.docx

  • Uploaded by: Rossy vratama
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Rumah Sehat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,650
  • Pages: 10
TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN TENTANG RUMAH SEHAT

1. 2. 3. 4. 5.

OLEH : KELOMPOK III ROSSY VRATAMA HERZAWANA HALIM FATAH SUKRISMIATI NINGSIH ROZIAH

PRODI S1 KEPERAWATAN DOSEN PEMBIMBING : ROMADDHON S,KEP, M, KES UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG TAHUN 2019

1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rumah Sehat Setiap manusia, dimana saja berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang layak : disebut rumah. Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga penghuninya tidak sakit. Secara umum yang dimaksud dengan rumah sehat adalah sebuah rumah yang dekat dengan air bersih, berjarak lebih dari 100 meter dari tempat pembuangan sampah, dekat dengan sarana pembersihan, serta berada di tempat dimana air hujan dan air kotor tidak menggenang (1).

B. Persyaratan Umum Rumah Sehat Berdasarkan hasil rumusan yang dikeluarkan oleh APHA di Amerika, rumah sehat adalah rumah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut (1): a.

Harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis;

b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis; c.

Dapat terhindar dari penyakit menular;

d. Terhindar dari kecelakaan-kecelakaan. Jika diteliti lebih lanjut, persyaratan yang diuraikan di atas adalah sama dengan persyaratan seperti yang disebutkan berikut ini. 1. Persyaratan letak rumah Letak rumah yang baik dapat menghindarkan penghuninya dari bahaya timbulnya penyakit menular, kecelakaan, dan kemungkinan gangguan-gangguan lainnya. Persyaratan letak rumah merupakan persyaratan pertama dari sebuah rumah sehat. Berikut ini adalah pertimbangan memilih letak rumah (2): a. Permukaan tanah dan lapisan bawah tanah (soil dan subsoil), tanah rendah yang sering digenangi banjir sudah jelas tidak baik menjadi tempat perumahan yang permanen. Tanah berbatu karang biasanya lembap dan dingin, karena air pada waktu hujan tidak bisa meresap ke dalam tanah. Akan tetapi, dengan konstruksi yang baik (lantai yang kedap air) rumah dengan kondisi tersebut bisa digunakan tanpa ada gangguan. Apalagi bila dilengkapi dengan drainase yang baik. b. Hadap rumah (dalam hubungannya dengan matahari, arah angin, dan lapangan terbuka). Di belahan bumi sebelah utara misalnya, kamar-kamar yang terletak di sebelah utara akan menerima sinar matahari lebih sedikit. Oleh karena itu, sebaiknya dapur dan ruang tempat menyimpan makanan terletak di bagian utara rumah. 2. Persyaratan fisik Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi rumah harus baik dan kuat, sehingga dapat mencegah kemungkina terjadinya kelembaban dan mudah diperbaiki bila ada kerusakan. Persyaratan fisik menyangkut konstruksi rumah. Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, setiap orang merasa perlu untuk membuat fondasi yang kokoh supaya konstruksinya kuat. Tipe fondasi bermacam-macam bergantung pada berat dari rumah atau gedung yang akan dibangun dan keadaan bawah tanah (subsoil). Subsoil yang berbatu-batu atau kerikil akan dapat menahan beban yang berat, tetapi subsoil yang terdiri atas tanah liat, kekuatan menahan bebannya tidak tetap. Kekuatannya bisa bertambah dan bisa pula

2

menurun, bergantung pada keadaan peresapan airnya yang juga berubah-ubah mengikuti perubahan keadaan musim. Fondasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah yang di atasnya bisa rontok. Ada tiga cara dalam membuat fondasi, yaitu: a. Membuat parit-parit yang diisi dengan adukan semen; b. Membuat semacam rakit dengan adukan semen yang konkret; c. Membangun tiang-tiang/pilar-pilar dari besi beton. Luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah, luas lantai bangunan disesuaikan dengan penghuninya. Luas bangunan yang tak sebanding dengan jumlah penghuni akan mengakibatkan sesak, kurang bebas, dan akan menyebabkan tidak sehat. Jika salah satu anggota keluarga ada yang menderita penyakit infeksi menular, maka kurangnya suplai oksigen akan memudahkan terjadinya penularan penyakit. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5-3 m² untuk tiap orang (tiap anggota keluarga) (2). 3. Persyaratan fisiologis Rumah sehat harus dipenuhi criteria ventilasi yang baik, pencahayaan yang cukup, terhindar dari kebisingan, dan adanya lapangan rekreasi, terutama untuk anak-anak bermain. a. Ventilasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, rumah sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas, sehingga asap dan udara kotor dapat hilang secara tepat. Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pintu dan jendela dalam posisi yang tepat, sehingga udara dapat masuk ke dalam kamar-kamar dan ruanganruangan lain di dalam rumah. Fungsi ventilasi adalah: 1) Menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar; 2) Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen karena aliran udara yang terus-menerus; 3) Menjaga ruangan agar kelembaban dapat terjaga secara optimal. Ada dua macan ventilasi, yaitu ventilasi alamiah dan ventilasi buatan. Aliran udara dalam ruangan pada ventilasi alamiah terjadi secara alami melalui jendela, pintu, lubang-lubang, dinding, angin-angin, dan sebagainya. Sedangkan pada ventilasi buatan aliran udar terjadi karena adanya alat-alat khusus untuk mengalirkan udara seperti mesin pengisap (AC) dan kipas angin ( b. Pencahayaan Sebuah rumah dapat dikatakan sebagai rumah yang sehat apabila memiliki pencahayaan yang cukup. Hal ini dikarenakan cahaya mempunyai sifat dapat membunuh bakteri atau kuman yang masuk ke dalam rumah. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan adalah tingkat terangnya cahaya itu. Kurangnya pencahayaan akan menimbulkan beberapa akibat pada mata, kenyamanan, sekaligus produktivitas seseorang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan orang-orang yang ada di dalamnya. Ada dua macam cahaya, yaitu cahaya alamiah dan cahaya buatan. Cahaya alamiah merupakan cahaya langsung berasal dari sumber cahaya matahari. Cahaya ini sangat penting sebab bermanfaat selain untuk penerangan secara alami, tidak perlu mengeluarkan biaya, dan berfungsi membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TBC. Idealnya,

3

cahaya masuk luasnya sekurang-kurangnya adalah 15-20% dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari listrik, lampu, api, lampu minyak tanah, dan sebagainya (2).

c. Kebisingan

Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan seseorang. Apalagi kalau datangnya tiba-tiba seperti letusan yang sangat mengganggu kehidupan. Orang yang memiliki penyakit jantung dapat meninggal seketika karena adanya letusan tersebut. Rumah sehat adalah sebuah rumah yang bisa terhindar dari kebisingan/letaknya jauh dari sumber kebisingan (2).

4. Persyaratan psikologis Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, tidak over crowding, dan sebagainya. Over crowding menimbulkan efek-efek negative terhadap kesehatan fisik, mental, maupun moral. Penyebaran penyakit-penyakit menular di rumah yang padat penghuninya cepat terjadi. Selain itu, di daerah yang seperti ini, kesibukan dan kebisingan akan meningkat, yang akan menimbulkan gangguan terhadap ketenangan, baik individu, keluarga, maupun keseluruhan masyarakat di sekitarnya. Ketenangan dan kerahasiaan setiap individu tidak akan terjamin dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral. Undangundang perumahan di beberapa Negara maju member wewenang kepada pemerintah untuk menanggulangi masalah seperti ini. Rumah tempat tinggal dinyatakan over crowding bila jumlah orang yang tidur di rumah tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut (2): a. Dua individu dari jenis kelamin yang berbeda dan berumur di atas 10 tahun dan bukan berstatus sebagai suami istri, tidur di dalam satu kamar. b. Jumlah orang di dalam rumah dibandingkan dengan luas lantai telah melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut (2): a. Penyediaan air bersih yang cukup; b. Pembuangan tinja; c. Pembuangan air limbah (air bekas); d. Pembuangan sampah; e. Fasilitas dapur; f. Ruang berkumpul keluarga.

4

C. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Membangun Rumah 1. Tingkat kemampuan ekonomi Individu jika ingin membangun suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat kemampuan ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Bagi masyarakat desa terkadang persoalan tidak serumit di perkotaan, dimana tanah yang akan dipergunakan untuk membangun suatu perumahan tidak semahal di kota, bahan-bahan yang akan dipergunakan dapat memanfaatkan sarana yang ada seperti bambu, kayu, atau atap bisa dibuat dari daun, alang-alang, daun lontar, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut di desa relative masih mudah didapat dan murah, namun di kota persoalannya akan berbeda. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian tiap-tiap individu dalam masyarakat yang akan membangun rumah adalah membangun rumah tidak sekedar mendirikan saja, tetapi bagaimana perawatan rumah tersebut sehingga dapat dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat dinikmati oleh anak cucunya (2). 2. Faktor alam (lingkungan) Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal ini menyangkut bagaimana kondisi lingkungan alam dan social di sekitar kita. Membangun rumah di daerah yang rawan bencana banjir harus diperhatikan letak lokasi tanah diupayakan sebelumnya saat membangun ketinggian tanah diperkirakan agar di saat musim penghujan tidak kebanjiran. Membangun rumah di dekat daerah rawan longsor dan daerah rawan gempa, bahan yang digunakan harus ringan, namun kokoh. Rumah daerah dingin, panas, pegunungan, pantai, kota, dan desa akan mempunyai karakteristik tersendiri dan perlu desain yang berbeda-beda. Rumah dekat dengan hutan bisa dibuat sedemikian rupa dengan membuat tangga yang tinggi agar binatang buas dan ular tidak dapat naik (2). 3. Kemajuan teknologi Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun rumah yang modern belum tentu sesuai dengan selera individu di masyarkat. Teknologi modern selain membutuhkan biaya dan perawatan yang mahal juga diperlukan pengetahuan yang cukup agar mengerti tentang teknologi tersebut. Bagaimanapun masyarakat telah memiliki teknologi perumahan yang telah diwarisi dari orang tuanya. Oleh karena itu, penerapan teknologi yang tepat guna harus dipertahankan sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada dimodifikasi, sehingga dapat memenuhi persyaratan rumah sehat yang telah ditetapkan. Teknologi yang tinggi jika diterapkan di daerah tertentu belum tentu sesuai. Membangun rumah dengan pilar-pilar yang tinggi, bahan dari batu bata, rumah kaca, desain kamar tertutup, ventilasi, dan jendela diganti dengan AC, hal ini jika diterapkan di desa belum tentu sesuai sebab udara di desa masih segar, rumah masih belum begitu padat, dan pencahayaan masih bagus (2). 4. Peraturan pemerintah menyangkut tata guna bangunan Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat secara tegas dan dan jelas dapat menyebabkan gangguan ekosistem seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lain-lain. Saat ini di kota-kota besar hal ini sudah menjadi problem yang kompleks. Namun jika di pedesaan hal ini belum menjadi masalah yang serius (2).

D. Standar Rumah Sehat Pada dasarnya rumah yang baik dan pantas untuk dihuni harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: bebas dari kelembapan; mudah diadakan perbaikan; mempunyai cukup akomodasi dan fasilitas untuk mencuci, mandi dan buang kotoran; serta mempunyai fasilitas yang cukup untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan. Pada tahun 1946 di Inggris ada sebuah Sub Committee on Standards of Fitness for Habitation yang membuat rekomendasi terhadap rumah yang akan dihuni, antara lain sebagai berikut (2): 1. Dalam segala hal harus kering. 2. Dalam keadaan rumah diperbaiki.

5

3. Tiap kamar mempunyai lampu dan lubang ventilasi. 4. Mempunyai persediaan air yang cukup untuk segala keperluan rumah tangga. 5. Mempunyai kamar mandi. 6. Mempunyai tempat/kamar cuci, dengan pembuangan air limbah yang baik. 7. Mempunyai system drainase yang baik. 8. Mempunyai jamban yang memenuhi syarat kesehatan (di dalam atau di luar). 9. Cukup fasilitas untuk menyimpan, meracik, dan memasak makanan. 10. Tempat menyimpan makanan harus mempunyai ventilasi yang baik. 11. Jalan masuk ke rumah yang baik. 12. Mempunyai fasilitas alat pemanas/pendingin di kamar. 13. Setiap kamar mempunyai titik lampu yang cukup. Keterangan

:

Skor yaitu dari bobot 5 sampai dengan 2, disesuaikan dengan tingkat resiko terhadap kesehatan. Memodifikasi formulir observasi sarana sanitasi dasar rumah Sumber dari Depkes RI Cara penilaian skor untuk masing-masing sarana sanitasi dasar rumah :

Skor = (Bobot x Skor Yang Diperoleh / Bobot x Skor Maximal) x 100% Sedangkan untuk penilaian sarana penyediaan air bersih, apabila di dapatkan rumah yang memiliki lebih dari satu sarana, maka untuk penilaiannya dibagi dengan jumlah sarana yang ada. Kriteria penilaian untuk penggolongan keadaan rumah : a. Kriteria Memenuhi Syarat antara 75 % - 100 % dari skor maximal b. Kriteria Tidak Memenuhi Syarat < 75 % dari skor maximal c. B. Contoh Pertanyaan Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Rumah 1.

Menurut Bapak/Ibu,langit-langit yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat? a. Langit-langit bersih b. Tidak mesti bersih c. Yang penting ada langit-langit

6

2.

Menurut Bapak/Ibu, dinding yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat? a. Permanen (tembok, pasangan batu bata, batu yang diplester), papan yang kedap air. b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan batubata yang tidak diplester/ papan yang tidak kedap air c. Terbuat dari anyaman bambu atau ilalang (bukan tembok)

3.

4.

Menurut Bapak/Ibu, lantai yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ? a. Keramik/ubin/diplester/papan/rumah panggung b.

Papan/anyaman bambu

c.

Tanah

Menurut Bapak/Ibu, ventilasi yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat ? a. Ventilasi yang luasnya ≥10% dari luas lantai b. Ventilasi yang luasnya <10% dari luas lantai c. Yang penting ada ventilasi

5. Menurut Bapak/Ibu, lubang asap dapur yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat? a. Lubang/ventilasi asap dapur >10% dari luas lantai dapur yang berfungsi untuk mengeluarkan asap dengan sempurna keluar rumah b. Lubang/ventilasi asap dapur <10% dari luas lantai dapur c. Lubang asap dapur yang bisa keluar asap dari rumah

6. Menurut Bapak/Ibu, pencahayaan yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat? a. Terang b. Kurang terang c. Tidak terang

7

7. Menurut Bapak/Ibu, sarana air bersih yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat? a. PDAM b. Sumur gali lubang (SGL) dan sumur pompa tangan (SPT) c.sungai 8.Menurut Bapak/Ibu, jamban yang bagaimana yang terdapat pada rumah a. Jamban leher angsa dan mempunyai septic tank b. Jamban bukan leher angsa ada septic tank c. Jamban bukan leher angsa disalurkan ke sungai 9. Menurut Bapak/Ibu, saluran air limbah yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat? a. Diresap dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air ≥ 10 meter) b. Dialirkan ke selokan terbuka c. Dibuang ke halaman rumah 10.

Menurut Bapak/Ibu, tempat pembuangan sampah yang bagaimana yang terdapat pada rumah sehat?

a.

Tempat sampah yang tertutup dan kedap air

b.

Tempat sampah yang kedap air tetapi tidak tertutup

c.

Tempat sampah yang tidak kedap air dan tidak tertutup

C. Pembahasan Dari hasil lembar observasi formulir penilaian rumah ditemukan hasil : 1. Komponen Rumah Langit-langit kamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat yaitu 100%, karena bersih, tidak ada sarang laba-laba dan tidak rawan kecelakaaan. Dinding kamar kost saya permanen terbuat dari tembok berlapiskan semen dan batu bata. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan seperti asbes dan juga tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme patogen. Atap terbuat dari genteng dan lantai kamar saya terbuat dari keramik dan memenuhi kriteria penilaian rumah sehat. Di dalam kamar saya terdapat satu buah jendela kamar, tetapi saya tidak memiliki saya luasnya < 10% luas lantai tetapi ditutupi dengan kawat kasa nyamuk sehingga nyamuk tidak bisa masuk dan mengigit. Berdasarkan pengukuran, pencahayaan di dalam kamar saya yaitu 48%. Jadi, cahaya matahari yang masuk ke kamar tidak cukup dan tidak memenuhi kriteria penilaian rumah sehat sehingga pencahayaan di kamar saya kurang terang dan kurang jelas untuk membaca dengan normal.pencahayaan dan memerlukan pencahayaan tambahan. Penilaian skore untuk komponen rumah: (35 x 30 / 35 x 35) x 100% = 85,7 % Hasil menunjukkan bahwa komponen rumah saya memenuhi syarat kesehatan.

8

2.

Sarana Sanitasi Di dalam kamar terdapat satu ruang kamar mandi, dan mempunyai fasilitas sarana air bersih dari air sumur pompa listrik, tetapi pada saat listrik mati maka akan menggunakan air ledeng. Air sumur tersebut berjarak ≥ 10 m2 dari pembuangan tinja atau septic tank. Memiliki satu buah bak penampungan air yang tertutup rapat dan menghasilkan air yang cukup untuk pemakaian 9 buah kamar. Tempat pembuangan limbah rumah tangga dibuang ke selokan yang terbuka, tidak kedap air dan jauh dari sumber air. Tempat pembuangan sampah terbuka dan tidak kedap air. Penilaian skore untuk sarana sanitasi: (25 x 19 / 25 x 25) x 100% = 76 % Hasil menunjukkan bahwa sarana sanitasi yang dimiliki telah memenuhi syarat kesehatan.

3.

Kualitas Udara Berdasarkan pengukuran, suhu ruangan kamar saya sekitar 28ºC sehingga masih termasuk dalam syarat kesehatan. Kelembaban udara di ruang kamar saya yaitu 87% sehingga kelembaban udara kamar saya memenuhi kriteria penilaian rumah sehat. Penilaian skore untuk kualitas udara: (10 x 8 / 10 x 10) x 100% = 80 % Hasil menunjukkan bahwa kualitas udara yang ada telah memenuhi syarat kesehatan.

4. Perilaku Penghuni Setiap hari saya selalu membuka jendela kamar sehingga adanya sirkulasi udara yang cukup. Saya juga selalu membersihkan kamar dan halaman setiap hari serta selalu membuang tinja ke jamban. Sampah juga selalu dibuang ke tempat sampah. Penilaian skore untuk kualitas udara: (20 x 19 / 20 x 20) x 100% = 95 % Hasil menunjukkan bahwa perilaku yang saya lakukan telah memenuhi syarat kesehatan.

9

DAFTAR PUSTAKA

1.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

2.

Mubarak, Wahid Iqbal., Nurul Chayatin.2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

3.

Akses internet

10

Related Documents

Makalah Rumah Adat Ntt.docx
November 2019 36
Rumah Minimalis
June 2020 18
Rumah Adat.docx
November 2019 28

More Documents from "Winter"