MAKALAH PERTANIAN BERKELANJUTAN
Dibuat untuk Memenuhi salah satu tugas Pada Mata Kuliah Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
Disusun oleh: 1. Muhammad Depri 2. Ari Armita 3. Juni Alfindo 4. Mertia Agustin 5. Wulan Kerin
FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS MUSI RAWAS 2018
i
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini penyusun mengangkat tema tentang PERTANIAN BERKELANJUTAN, sebagaimana amanat yang diberikan oleh dosen kepada penyusun dalam memenuhi tugas. Sebuah hal yang sangat berharga bagi penyusun atas diberikannya tugas ini, karena dengan tugas pembuatan makalah ini khususnya penyusun akan dapat mengetahui dan lebih mengenal tentang hal-hal yang berkaitan dengan PERTANIAN BERKELANJUTAN. Suatu hal yang terpenting adalah mendapatkan ilmu pengetahuan baru, pengalaman baru dan lebih mengerti tentang apa itu pertanian berkelanjutan terutama yang ada pada era yang modern ini. Meskipun demikian, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu sumbang - saran maupun masukan sangat kami harapkan. Atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penyusun mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya. Demikian dari kami, semoga segala tujuan baik dengan hadirnya makalah ini dapat tercapai.
Lubuklinggau, 24 November 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.........................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................
2
1.3. Tujuan Penulisan .....................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian pertanian berkelanjutan..........................................................
3
2.2. Prinsip dasar pertanian berkelanjutan......................................................
4
2.3. Ciri-ciri pertanian berkelanjutan..............................................................
4
2.4. Sifat-sifat pertaian berkelanjutan.............................................................
5
2.5. Dampak positif dan negatif dari pertanian berkelanjutan........................
6
2.6. Indikator pertanian berkelanajutan..........................................................
7
2.7. Aplikasi pertanian berkelanjutan.............................................................
8
2.8. Aplikasi pertanian berkelanjutan.............................................................
11
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...............................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
15
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponenkomponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahanbahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitik beratkan pada keadaan yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan pangan akibat situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan penduduk yang luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi adalah bagaimana cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah penduduk
dan
mencukupi
kebutuhan
pangan
secara
nasional
maupun
internasional. Pembangunan pertanian seharusnya dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dimana model pertanian itu harus dirubah secara total. Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena yang dibutuhkan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan cepat. Dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka kemungkinan besar masalah-masalah tersebut akan dapat teratasi. Karena dengan pertanian berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Pada dasarnya pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan dari pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target maksimal yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia dan memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji. Hal tersebut juga didasarkan pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal, memanfaatkan, mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn serta konservasi sumberdaya alam. Dalam pengelolaannya, pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara
1
optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara
ekonomis,
masyarakat
sudah
terbiasa
membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya pertanian berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan dunia dengan semaksimal mungkin. Pada makalah ini diuraikan tentang definisi pertanian berkelanjutan, sifat dan ciri pada pertanian berkelanjutan, dampak positif maun negatifnya dan indikator serta aplikasi pertanian berkelanjutan. Oleh
karena
itu,
penyusun
mengangkat
judul
“PERTANIAN
BERKELANJUTAN” untuk disajikan dalam makalah kali ini. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi para pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Apa itu pertanian berkelanjutan?
Apa saja prinsip dasar pada pertanian berkelanjutan?
Apa ciri-ciri dan sifat pertanian berkelanjutan?
Bagaimana dampak yang terjadi pada pertanian berkelanjutan?
Mengapa indikator pertanian berkelanjutan sangat diperlukan?
Apa saja kegiatan yang dilakukan pada aplikasi pertanian berkelanjutan?
1.3 tujuan penulisan
Dapat mengetahui pertanian berkelanjutan
Mengetahui prinsip dasar pertanian berkelanjutan
Dapat mengetahui ciri dan sifat pertanian berkelanjutan
Dapat mengetahui dampak positif maupun negatif pada pertanian berkelanjutan
Mengetahui indikator dan aplikasi pada penerapan yang terdapat pada pertanian berkekelanjutan.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian pertanian berkelanjutan Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya.
Proses produksi pertanian yang
berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan. Ada pun definisi lain dari pertanian berkelanjutan adalah sebagai alternatifalternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan. Pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi
sumberdaya
alam.
Pertanian
berwawasan
lingkungan
selalu
memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedang tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan
basil
pada
aras
yang
optimal;
mempertahankan
dan
meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya. Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.
3
2.2 Prinsip dasar pertanian berkelanjutan Menurut Jaker PO (Jari-ngan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan : 1) Prinsip ekologis Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan. 2) Prinsip teknis Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat. 3) Prinsip Sosial ekonomis Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani. 4) Prinsip Politik Prinsip
ini
mengutamakan
adanya
kebijakan
yang
tidak
bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil.
2.3 Ciri-ciri pertanian berkelanjutan a) Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable).
4
Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima. b) Berwawasan ekologis (ecologically sound) Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock). c) Berkeadilan sosial Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis. d) Manusiawi dan menghargai budaya lokal Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal. e) Mampu berdaptasi (adaptable) Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar.
2.4 Sifat-sifat pertanian berkelanjutan Pertanian berkelanjutan memiliki lima sifat, diantaranya:
Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri.
Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya.
Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain.
5
Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada.
Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen.
2.5 Dampak positif dan negatif dari pertanian berkelanjutan Dampak Positif Pertanian berkelanjutan antara lain;
Produksi hasil pertanian yang stabil sepanjang tahun,
Dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan,
Keuntungan ekonomi berupa penghematan biaya,
Hasil produk pertanian lebih sehat, dan
Kelestarian ekologi tetap terjaga.
Dampak Negatif dari Pertanian berkelanjutan antara lain; 1. Kendala sumber daya manusia Rata-rata tingkat pendidikan petani relatif rendah, kondisi kesehatan petani kurang baik, produktivitas kerja masih rendah dan kurangnya motivasi untuk maju. 2. Kendala sumber daya alam Ketersediaan volume air yang tidak menentu, kualitas air yang semakin menurun, kesuburan tanah yang semakin menurun dan kondisi agroklimat yang berubah-ubah. 3. Kendala aplikasi teknologi Praktek-praktek lingkungan,
usaha
tani
praktek-praktek
yang
mengancam
penanganan
kelestarian
pascapanen,
dan
pembangunan atau pengadaan sarana dan prasarana pertanian. Praktek-praktek usaha tani yang mengancam kerusakan lingkungan antara lain penggunaan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman, penggunaan bahan kimia untuk menangkap ikan. 6
Praktek-praktek penanganan pascapanen yang dapat menjadi kendala pertanian berkelanjutan antara lain : penggunaan pestisida,antibotika, dan bahan pengawet pada proses pengolahan hasil tanaman pangan, ternak dan ikan, penggunaan bahan kemasan yang membahayakan kesehatan dan pengasapan dll. 2.6 Indikator pertanian berkelanajutan Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai. Membudidayakan tanaman secara alami. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian.
Konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet). Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang. Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan,
7
partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikatorindikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan. Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang. Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.7 Aplikasi pertanian berkelanjutan Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut: A. Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui; Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
8
Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama. Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis. Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun . B. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian. C. Konservasi Lahan Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi: Menciptakan jalur-jalur konservasi Menggunakan dam penahan erosi Melakukan penterasan Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah. D. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik)
9
dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain; Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table). Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation). Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air. Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif. E. Tanaman Pelindung Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah. F. Diversifikasi Lahan dan Tanaman Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan; Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja. G. Pengelolaan Nutrisi Tanaman
10
Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacangkacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain: Pengomposan Penggunaan kascing Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan) Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut. H. Agroforestri (wana tani) Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan
baik
secara
ekologi
maupun
ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain: Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan tanaman-tanaman tahunan. Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total yang sering terjadi pada tanaman satu jenis (monokultur). Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas. 2.8 Contoh Sistem Pertanian Berkelanjutan a) Pertanian Berkelanjutan Berbasis Pertanian Organik
11
Pertanian ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menerapkan
pertanian
organik.
Pertanian
organik
adalah
sistem
manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebaliknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik. Pengelolaan pertanian yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis dan masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya. Beberapa perinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam, (2) proses produksi atau kegiatan usahatani itu sendiri dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat, (3) penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan masalah pada lingkungan (limbah dan sampah), (4) produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi (Sihotang, 2009). b) Pertanian Berkelanjutan dengan Agroforestry Secara sederhana agroforestry adalah kegiatan pengkombinasian antara tanaman pertanian dengan tumbuhan berkayu (pohon). Agroforest
12
merupakan salah satu model pertanian berkelanjutan yang tepat-guna, sesuai
dengan
keadaan
petani.
Keuntungan
Agroforestry
yaitu:
agroforestry mengurangi konversi habitat alami, upaya pengayaan species pertanian, sebagai sumber pendapatan dan upaya konservasi. Menurut De Foresta dan Michon (1997), agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua sistem, yaitu sistem agroforestri sederhana dan sistem agroforestri kompleks.
13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan
uraian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sitem pertanian berkelanjutan juga mempunyai kriteria, prinsip-prinsip, sifat-sifat, dampak positif maupun negatif, indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang sustainable agar dapat berjalan dengan seimbang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Pertanian Berkelanjutan. www.spi.or.id/?page_id=549. Diakses pada 23 November 2018 pukul 20.31 WIB.
Rahman,
Edi.
Pertanian
Berkelanjutan.
2013.
https://meiliazakiyah1409.wordpress.com/2013/12/14/pertanianberkelanjutan/. Diakses pada 23 November 2018 pukul 20.19 WIB.
Taufik. 2014 Pertanian Berkelanjutan. organichcs.com/2014/01/15/pertanianberkelanjutan/. Diakses pada 23 November 2018 pukul 20.35 WIB. Aktanotaria,
Ade.
2015.
Makalah
Pertanian
Berkelanjutan.
http://agbsosek.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pertanianberkelanjutan.html. Diakses pada tanggal 26 November 2016 pukul 16.31 WIB Ecological
Agriculture
Projects.
1989.
Sustainability
Agriculture.
EAP
Publication– 16. Macdonald College of McGill University. Handayani,
Novia.
Pertanian
Berkelanjutan.
http://documentslide.com/education/pertanian-berkelanjutan-sustainableagriculture.html. Diakses pada tanggal 24 November 2018 pukul 16.41 WIB Rosidin, Hufron.
2013. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dengan
Pertanian
Organik.
http://pertanian.untag-
smd.ac.id/web/artikel_sekolah/detail/3/pembangunan-pertanianberkelanjutan-dengan-pertanian-organik.
Diakses
pada
tanggal
24
November 2018 pukul 16.35 WIB Sukarno,
Agung.
2016.
Makalah
Pertanian
Berkelanjutan.
https://www.academia.edu/25615392/Makalah_Pertanian_Berkelanjutan _agung_sukarnoDiakses pada tanggal 24 November 2018 pukul 16.32 WIB
15