Makalah Pengukuran Nilai Wajar.docx

  • Uploaded by: Cendekiawan Al Ghifari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pengukuran Nilai Wajar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,492
  • Pages: 7
MAKALAH PENGUKURAN NILAI WAJAR

DISUSUN OLEH :

Aqilah Ezzahsyah

165020300111036

Cendekiawan AL Ghifari

165020307111039

Tiara Riswanti Cahyani

165020307111050

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Defenisi Nilai Wajar PSAK 68 memberikan defenisi seragam pada nilai wajar untuk transaksi yang mengharuskan atau diperkenankan menggunakan pengukuran nilai wajar di PSAK lain. Berikut ini adalah perbandingan defenisi nilai wajar anatara PSAK 68 dan PSAK lainnya : PSAK Sebelumnya

PSAK 68 : Nilai Wajar

Jumlah suatu asset dipertukarkan atau Harga yang akan diterima untuk liabilitas atau diselesaikan antara menjual suatu asset atau harga yang pihak yang berkeinginan dan memiliki akan dibayar untuk mengalihkan suatu pengetahuan dalam suatu transaksi liabilitas dalam transaksi teratur antara yang wajar.

pelaku pada tanggal pengukuran.

Nilai wajar dinilai sebagai konsep yang paling sesuai dan relevan untuk penyusunan laporan keuangan sebuah perusahaan atau entitas bisnis sebab bisa mengambarkan nilai pasar yang sebenarnya terjadi. Nilai wajar ini digunakan untuk mengukur: satu satu, sekelompok asset, satu liabilitas, sekelompok liabilitas, konsiderasi bersih dari satu atau lebih asset dikurangi satu atau lebih liabilitas terkait, satu segmen atau devisi dari sebuah entitas, satu lokasi atau wilayah dari suatu entitas, satu keseluruhan entitas.

Aset dan Liabilitas Pengukuran nilai wajar adalah untuk asset atau liabilities. Ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Karakteristik tersebut misalnya : kondisi dan lokasi aset; dan pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset. Dampak pengukuran yang timbul dari karakteristik tertentu akan berbeda tergantung pada bagaimana karakteristik tersebut akan diperhitungkan pelaku pasar. Aset atau liablitas yang diukur pada nilai wajar yang berdasarkan PSAK 68 dapat terdiri salah satu sebagai berikut : a. Aset atau liabilitas yang terdiri sendiri ( contohnya instrumen keuangan atau aset non keuangan)

b. Sekelompok aset, sekelompok liabilitas atau sekelompok aset dan liabilitas ( contoh suatu unit penghasil kas atau bisnis)

Entitas mengukur nilai wajar suatu asset atau liabilities menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga asset atau liabilities tersebut, dengan

asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam

kepentingan ekonomi terbaiknya. Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum, mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk. 

Asset dan liabilitas



Pasar utama



Pelaku pasar yang akan melakukan transaksi

Transaksi Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liablitas dipertukarkan dalam suatu transaksi tertaur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi : a. Di pasar utama ( principal market) untuk aset atau liabilitas tersebut, b. Jika tidak terdapat pasar utama yang paling menguntungkan ( most advantegous market ) untuk asset atau liabilitas tersebut.

Entitas tidak perlu melaksanakan pencarian menyeluruh atas semua pasar yang ada untuk mengidentifikasi pasar utama, atau jika tidak terdapat pasar utama, pasar yang paling menguntungkan, namun entitas memperhitungkan seluruh informasi yang sewajarnya tersedia. Jika tidak terdapat bukti yang bertentangan, maka pasar dimana entitas umumnya melakukan transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas tersebut dianggapi sebagai pasar utama, atau jika terdapat pasar utama, pasar yang paling menguntungkan. Jika terdapat pasar utama untuk aset dan liabilitas, maka pengukuran nilai wajar mempresentasikan harga di pasar

tersebut, bahkan jika harga di pasar yang berbeda berpotensi lebih menguntungkan pada tanggal pengukuran.

Pelaku Pasar Dalam PSAK 68 mengukur fair value/ nilai wajar, entitas menggunakan asumsi bahwa pelaku pasar yang menentukan harga aset atau liabilitas berdasarkan kepentingan ekonomi terbaiknya memenuhi karakteristik seperti independent (not related parties), knowledgable, able to enter into transaction, and willing to enter. Hal yang dipertimbangkan dalam mengidentifikasi pelaku pasar secara umum adalah: 1) Aset atau liabilitas (baik berdiri sendiri ataupun aset/liabilitas kelompok) 2) Pasar (baik pasar utama atapun pasar yang paling menguntungkan ketika pasar utama tidak ada) 3) Pelaku pasar yang melakukan transaksi

Harga Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di pasar utama ( pasar yang paling menguntungkan) pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat ini ( yaitu harga keluaran) terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian. Harga di pasar utama ( pasar yang paling menguntungkan) yang digunakan untuk mengukur nilai wajar asset atau liabilitas tidak disesuaikan dengan biaya transaksi (transaction cost). Biaya transaksi dicatat sesuai dengan pernyataan lain. Biaya transaksi bukan merupakan karakteristik suatu asset dan liabilitas.

Penerapan pada Aset Nonkeuangan Nilai wajar dihitung berdasarkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dari penjualan aset kepada pelaku pasar yang akan menggunakan aset tersebut dengan penggunaan terbaik dan tertinggi. Hal ini memperhitungkan:



penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically possible);



secara hukum diizinkan (legally permissible); dan



layak secara keuangan (financially feasible).

Penggunaan tertinggi dan terbaik juga menetapkan premis penilaian (valuation premise) yang digunakan untuk mengukur nilai wajar. Penggunaan tertinggi dan terbaik ini didasarkan pada kondisi: 

penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas, yaitu ketika aset digunakan bersama dengan aset atau liabilitas lain



penggunaan aset secara terpisah

Penerapan pada Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau, liabilitas non keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri (contohnya kepemilikan saham yang diterbitkan sebagai pembayaran dalam suatu kombinasi bisnis) dialihkan kepada pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Penerapan pada liabilitas dan instrumen ekuitas milik entitas sendiri dalam pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa: 

Liabilitas akan tetap terutang, dan tidak akan diselesaikan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.



Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.

Metode Pengukuran Nilai Wajar ( Fair Value) Berdasarkan PSAK No. 68 tahun 2013 tentang pengukuran Nilai wajar, teknik penilaian nilai wajar yaitu: 1) Pendekatan Pasar (market approach): Pendekatan pasar ( market approach) menggunakan harga dan informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang melibatkan asset, liabilitas, atau kelompok asset dan liabilitas yang identik atau sebanding seperti bisnis. 2) Pendekatan Biaya (Cost appoarch): Pendekatan biaya (coast approach) mencerminkan jumlah yang diburuhkan saat ini untuk menggantikan kapasitas

manfaat ( service capacity) asset ( sering disebut sebagai biaya pengganti saat ini) 3) Pendekatan penghasilan ( income approach): Pendekatan penghasilan ( income approach) mengkonversi jumlah masa depan ( contohnya arus kas atau penghasilan dan beban) ke suatu jumlah tunggal saat ini (yang didiskontokan). Ketka

pendekatan

penghasilan

digunakan,

pengukuran

nilai

wajar

mencerminkan harapan pasar saat ini mengenai jumlah masa depan tersebut.

Nilai Wajar pada Saat Pengakuan Awal Ketika aset diperoleh atau liabilitas diambil alih dalam transaksi pertukaran untuk aset atau liabilitas tersebut, harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk memperoleh aset atau diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masukan (entry price)). Sebaliknya, nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset atau dibayar untuk mengalihkan liabilitas (harga keluaran). Entitas tidak perlu menjual aset pada harga yang dibayar untuk memperoleh aset tersebut. Serupa dengan hal tersebut, entitas tidak perlu mengalihkan liabilitas pada harga yang diterima untuk mengambil alih liabilitas tersebut. Ketika menentukan apakah nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah sama dengan harga transaksi, entitas memperhitungkan faktor yang spesifik atas transaksi dan aset atau liabilitas tersebut. Paragraf PP04 menjelaskan situasi dimana harga transaksi mungkin tidak merepresentasikan nilai wajar aset atau liabilitas pada saat pengakuan awal. Jika Pernyataan lain mensyaratkan atau mengizinkan entitas untuk mengukur aset atau liabilitas awalnya pada nilai wajar dan harga transaksi berbeda dari nilai wajar, maka entitas mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, kecuali dinyatakan lain dalam Pernyataan tersebut.

Hirarki Nilai Wajar Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan yang terkait, Pernyataan ini menetapkan hirarki nilai wajar yang mengkategorikan dalam tiga level (lihat paragraf 76–90) input untuk

teknik penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memberikan prioritas tertinggi kepada harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (input Level 1) dan prioritas terendah untuk input yang tidak dapat diobservasi (input Level 3). Jika input yang

dapat

diobservasi

membutuhkan

penyesuaian

menggunakan inputyang tidak dapat diobservasi dan penyesuaian tersebut menghasilkan pengukuran nilai wajar yang secara signifikan lebih tinggi atau lebih rendah, pengukuran yang dihasilkan akan dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai wajar. Sebagai contoh, jika pelaku pasar akan memperhitungkan dampak suatu pembatasan pada penjualan aset ketika mengestimasi harga untuk aset tersebut, entitas akan menyesuaikan harga kuotasian untuk mencerminkan dampak dari pembatasan tersebut. Jika harga kuotasian tersebut adalah input Level 2 dan penyesuaiannya adalah input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran, maka pengukuran tersebut akan dikategorikan dalam Level 3 hirarki nilai wajar. PSAK 68 menetapkan hirarki nilai wajar yang mengelompokkan input untuk tehnik penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar menjadi tiga level input yaitu: 1) Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. 2) Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. 3) Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.

Related Documents


More Documents from ""