Makalah Pengelolaan Program Pls Isi.docx

  • Uploaded by: anggeli fitri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pengelolaan Program Pls Isi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,645
  • Pages: 11
MAKALAH PENGELOLAAN PROGRAM PLS Tentang teori kepemimpinan dan Fungsi manajemen pendidian luar sekolah

Disusun oleh : Fitri anggeli

(17005114)

Hernwan erfan prasetya

(17005116)

Yolanda rismawati

(17005106)

Dosen pembimbing : Dr. Tasril Bartin, M.Pd

Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Unversitas Negeri Padang 2019/2020

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Prosedur Pengajuan Gugatan”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang , Januari 2019

Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna. Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi. Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/ bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin. Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apa saja teori kepemimpinan? 2. Apa fungsi manajemen pendidikan luar sekolah ?

C. Tujuan

Berangkat dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis bertujuan memberikan pemahaman mengenai : 1. Mengetahui teori-teori kepemimpinan. 2. Mengetahui fungsi manajemen pendidikan luar sekolah.

BAB II PEBAHASAN A. Teori Kepemimpinan Ada beberapa teori kepemimpinan yang dikemukakan anatara lain: 1. Teori Sifat Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: a.

pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan.

b.

sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif.

c.

kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2. Teori Perilaku Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku: a.

konsiderasi dan struktur inisiasi Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki

ciri ramah

tamah,mau

berkonsultasi,

mendukung,

membela,

mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi. b. berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi

memiliki kecenderungan penekanan pada segi

teknis

pekerjaan,

pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.1[4] Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443).

3. Teori Situasional Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah: 1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas 2. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan 3. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan 4. Norma yang dianut kelompok 5. Rentang kendali 6. Ancaman dari luar organisasi 7. Tingkat stress 8. Iklim yang terdapat dalam organisasi. Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. 4. Teori orang-orang terkemuka Bernard, Bingham, Tead dan Kilbourne menerangkan kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter. 5. Teori lingkungan Mumtord, menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah sosial dalam keadaan tertekan, perubahan dan adaptasi. Sedangkan Murphy, menyatakan kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa. 6. Teori personal situasional

Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari rangkaian tiga faktor, yaitu sifat kepribadian pemimpin, sifat dasar kelompok dan anggotanya serta peristiwa yang diharapkan kepada kelompok. 7. Teori interaksi harapan Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi. 8. Teori humanistik Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapanharapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi yang berlangsung. 9. Teori pertukaran Blau (1964) menyatakan pengangkatan seseorang anggota untuk menempati status yang cukup tinggi merupakan manfaat yang besar bagi dirinya. Pemimpin cenderung akan kehilangan kekuasaaanya bila para anggota tidak lagi sepenuh hati melaksanakan segala kewajibannya.

B. Fungsi Manajemen Pendidikan Luar Sekolah Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Menurut Ricky W. Griffin, Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Drs. Oey Liang Lee juga menambahakan bahwasanya manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,

pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika proses tersebut dilakukan dalam bidang pendidikan luar sekolah dan untuk mencapai tujuan – tujuan pendidikan luar sekolah maka disebut sebagai manajemen pendidikan luar sekolah. Sehingga dapat kita kita tarik kesimpulan bersama bahwasanya manajemen pendidikan luar sekolah/PLS adalah merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan daripada penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah yang telah ditetapkan. Adapun fungsi – fungsi daripada manajemen pendidikan luar sekolah sendiri terdiri dari berbagai versi yang berbeda oleh para pakar. Sehinggga jika dapat tarik benang merahnya, fungsi – fungsi manajemen pendidikan luar sekolah meliputi :

1. Perencanaan Perencaanan bertujuan untuk merancang tujuan yang ditetapkan baik tujuan umum dan tujuan khusus dalam suatu organisasi atau lembaga penyelenggara pendidikan nonformal. Setelah tujuan ditetapkan perencanaan berkaitan dengan penyusunan pola, rangkaian, dan proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapat tujuan tersebut.

2. Pengorganisasian Merupakan upaya melibatkan semua sumber manusia dan non manusia kedalam kegiatan yang terpadu untuk menciptakan tujuan lembaga atau organisasi penyelenggara pendidikan nonormal.

3. Penggerakan Fungsi penggerakan adalah mewujudkan tingkat penampilan dan partisipasi yang tinggi dari setiap pelaksanaan yang terlibat dalam kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Pembinaan Upaya untuk memelihara efisiensi dan efektivitas kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Penilaian Penilaian berperan untuk menghimpun, mengolah, dan menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan yang menyangkut upaya justifikasi, perbaikan, penyesuaian, pelaksanaan, dan pengembangan pendidikan non formal.

6. Pengembangan Pelaksanaan kembali program pendidikan non formal melalui fungsi-fungsi manajemen dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan. Dengan demikian pengembangan berperan untuk menjembatani siklus kegiantan pendidikan non formal dalam mata rantai peningkatan kegiatan secara berkelanjutan. Manajemen pendidikan luar sekolah terdiri atas fungsi-fungsi yang berurutan dan berdaur, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian dan pengembangan. Program pendidikan luar sekolah disusun secara terencana sesuai dengan satuan, jenis, dan lingkup pendidikan luar sekolah.

DAFTAR PUSTKA

Dr. Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1998. http://diluarlebihasyik.blogspot.com/2013/12/manajemen-pendidikan-luarsekolah.html Moedzakir, D. 2010. Metode Pembelajaran Untuk Program Pendidikan Luar Sekolah. Malang: Universitas Negeri Malang. Purwanto, Yadi. 2011. Manajemen. Jakarta: PT. Cendekia Informatif. Sihombing, Umberto.1999. Pendidikan Luar Sekolah: Kini dan Masa Depan. Jakarta: Mahkota. Usman, Husaini.2011. Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Yakub & Vico Hisbanarto. 2014. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Related Documents


More Documents from "Resya Pitri"