HALAMAN JUDUL
MAKALAH PENGAUDITAN 1 PERENCANAAN AUDIT
Dosen Pengampu : Faqiatul Mariya W, S.E., M.Si.
Disusun Oleh : 1. Puji Rahayu
(17.0102.0017)
2. Arda Laksmana
(17.0102.0034)
3. Lilis Margianti
(17.0102.0046)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2019
Statement of Autorship βSaya/ kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah atau tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa mencantumkan sumbernya. Materi ini tidak pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami nyatakan dengan jelas bahwa saya atau kami menggunakannya. Saya/kami memahami tugas yang saya/kami kumpulkan dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarismeβ
Tanda Tangan Ketua Kelompok
Arda Laksmana (17.0102.0034) Anggota
Anggota
Puji Rahayu
Lilis Margianti
(17.0102.0017)
(17.0102.0046)
Mata Ajaran
: Pengauditan 1
Judul Makalah
: Perencanaan Audit
Tanggal
:15 Maret 2019
Dosen
: Faqiatul Mariya W, S.E., M.Si.
(Dibuat Oleh Seluruh Anggota Kelompok)
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1 Statement of Autorship ............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4 A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4 C. Tujuan ............................................................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5 A. Perencanaan .................................................................................................................. 5 B. Memahami Bisnis dan Industri Klien ......................................................................... 6 C. Menilai Risiko Bisnis Klien .......................................................................................... 8 D. Melakukan Prosedur Analitis .................................................................................... 10 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 13 A. Kesimpulan .................................................................................................................. 13 B. Saran ............................................................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat tiga alasan kenapa audit harus merencanakan penugasan dengan tepat : untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencangkupi situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar serta untuk menghindarkan kesalahpahaman kepada klien. Jika kantor akuntan publik ingin memperoleh reputasi yang baik dalam dunia bisnis dan meminimalkan risiko hukum, maka bukti yang tepat dan cukup harus diperoleh. Agar kompetitif KPA juga harus menjaga kewajaran biayanya. Selain itu menghindari kesalahpahaman dengan klien dan melakukan pekerjaan berintegritas tinggi dengan biaya yang sesuai. Ketika sebuah kantor akuntan publik memiliki target penyelesaian audit suatu perusahaan pada 10 Juni, tetapi hingga batas waktu penyelesaian audit belum selesai disebabkan penempatan staf nya yang kurang baik. Hal tersebut akan menyebabkan penilaian klien terhadap kantor akuntan publik buruk, selain itu juga dapat menyebabkan masalah hukum. B. Rumusan Masalah 1. Mengapa perencanaan audit perlu dilakukan ? 2. Bagaimana memahami bisnis dan industri klien ? 3. Bagaimana menilai risiko bisnis klien ? 4. Bagaimana melakukan prosedur analitis ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui mengapa perencanaan audit perlu dilakukan 2. Untuk mengetahui bagaimana memahami bisnis dan industri klien 3. Untuk mengetahui bagaimana menilai risiko bisnis klien 4. Untuk mengetahui prosedur analitis audit
4
BAB II PEMBAHASAN A. Perencanaan Menurut Bukhari (2003: 18) dalam Alwi (2008) Perencanaan Audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas usaha, serta pengetahuan tentang bisnis tersebut. Standar auditing yang berlaku umum mengharuskan perencanaan yang memadai. Ada tiga alasan mengapa auditor perlu merencanakan penugasan dengan tepat yaitu : 1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang mencangkupi situasi yang dihadapi. 2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar. 3. Untuk menghindarkan kesalahpahaman kepada klien. Selain itu terdapat juga dua jenis resiko yang mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit : 1. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa besar audit bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah pengauditan selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. 2. Risiko Inhern adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam saldo akun sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal. Tahapan perencanaan audit dan perencanaan pendekatan audit :
Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan
Menilai
Memahai Bisnis
dan
Industri Klien
Risiko Bisnis Klien
Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan
Audit Awal Mengembangkan
Mengumpulkan
Memahami
Program Audit
Informasi Untuk
Pengendalian
Secara
Menilai
Internal dan
Keseluruhan
Kecurangan
Menilai Risiko Pengendalian 5
Menetapkan Materialitas dan Menilai Risiko Audit Yang Dapat Diterima serta Risiko Inhern
Dalam Standar Audit (SA) seksi 300 tentang βAktivitas Perencanaanβ menyatakan bahwa auditor harus menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang menetapkan ruang lingkup, waktu dan arah audit serta yang memberikan panduan bagi pengembangan rencana audit. B. Memahami Bisnis dan Industri Klien Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien dan pengetahuan atas operasional perusahaan merupakan hal yang penting untuk melakukan audit dengan memadai. Prinsip-prinsip dasar lain dalam standar auditing menyatakan: Auditor mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas. SA Seksi 318 Pemahaman Bisnis Klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis klien : 1. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya 2. Diskusi dengan orang dalam entitas 3. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhdap laporan auditor intern. 4. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasehat hukum atau penasehat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industri 5. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas 6. Publikasi yang terkait dengan industri 7. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdapak dapa entitas 8. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas 9. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas Auditor mempertimbangkan beberapa faktor yang telah meningkatkan pentingnya pemahaman atas bisnis dan industri klien dengan menggunakan suatu pendekatan sistem strategis untuk memahami bisnis klien. Beberapa factor tersebut diantaranya, yaitu : 1. Teknologi informasi menghubungkan klien perusahaan dengan pelanggan dan pemasok utamanya. Akibatnya, auditor harus memiliki pengetahuan yang lebih mengenai pelanggan dan pemasok utama dan risiko - risiko terkait. a. Pemahaman yang signifikan pada kondisi ekonomi baru-baru ini di seluruh dunia mungkin akan meningkatkan risiko bisnis klien.
6
b. Klien yang telah memperluas usahanya secara global, sering kali melalui modal ventura dan aliansi strategis. c. Teknologi yang mempengaruhi proses pengendalian internal klien, meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu informasi keuangan. d. Makin pentingnya sumber daya manusia dan aset tak berwujud lainnya telah meningkatkan kompleksitas akuntansi dan pentingnya penilaian dan estimasi manajemen. e.
Banyak klien yang mungkin telah berinvestasi dalam instrumen keuangan yang kompleks, seperti obligasi utang yang dijadikan jaminan.
2. Industri dan Lingkungan Eksternal Terdapat tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik atas industri klien dan lingkungan eksternal : a. Risiko terkait dengan industry tertentu dapat memengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dpaat diterima dan bahkan dapat memengaruhi auditor untuk menolak kontrak kerja dalam industri yang lebih berisiko, misalnya industri asuransi kesehatan dan industri simpan pinjam. b. Beberapa risiko bawaan biasanya umum untuk semua klien di beberapa industri tertentu. Kepahaman atas risiko- risiko tersebut dapat membantu auditor dalam menilai relevansinya dengan klien. Misalnya keusangan persediaan yang potensial dalam industri pakaian. Jadi, risiko bawaan pada penagihan piutang dagang di industri pinjaman konsumen, dan risiko bawaan untuk cadangan kerugian dalam industry asuransi kerugian. c. Banyak industri yang memiliki ketentuan akuntansi yang khusus di mana auditor harus memiliki pemahaman dalam hal tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Contohnya, misalnya jika auditor sedang melakukan audit atas suatu di pemerintahan kota, maka auditor tersebut harus memahami akuntansi pemerintahan dan ketentuan- ketentuan pengauditan Banyak kasus-kasus tuntutan hukum terhadap auditor yang berasal dari kegagalan auditor dalam memahami sepenuhnya sifat transaksi dalam industry klien. Selain itu, auditor juga harus memahami lingkungan eksternal klien, termasuk kondisi perekonomian, tingkat kompetisi dan ketentuan- ketentuan dalam peraturan pemerintah. Untuk menyusun
7
perencanaan audit yang efektif, auditor di semua perusahaan harus memiliki keahlian untuk menilai risiko lingkungan eksternal. Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan, pelanggan dan pemasok utama, sumber pendanaan, dan informasi mengenai pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dapat mengindikasikan bagian- bagian yang dapat meningkatkan risiko bisnis klien. a. Mengunjungi Pabrik dan Kantor Sebuah kunjungan ke fasilitas yang dimiliki klien sangat berguna dalam mendapatkan pemahaman yang lebih baik atas operasi bisnis klien karena hal ini memberikan kesempatan untuk mengamati kegiatan operasi secara langsung dan untuk menemui pegawai-pegawai kunci.\ b. Mengidentifikasi pihak Berkaitan Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan sangat penting bagi auditor karena prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan transaksi semacam itu untuk diungkapkan dalam pelaporan keuangan jika material. c. Kode Etik Perusahaan sering mengkomunikasikan standar nilai dan etika perusahaan melalui pernyataan kebijakan serta kode perilaku. d. Notulen Rapat Perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi tentang pertemuan dewan direksi dan para pemegang saham. Strategi merupakan pendekatan yang dilakukan oleh suatu entitas untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien terkait dengan : 1. Keandalan laporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan 3. Kepatuhan dengan hukum dan peraturan C. Menilai Risiko Bisnis Klien Risiko bisnis klien yang dimaksud di sini adalah risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Untuk menilai risiko bisnis klien (client business risk), auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis dan industri klien. Risiko bisnis klien dipengaruhi oleh banyak faktor dan lingkungan, seperti teknologi baru, atau kegagalan klien melaksanakan strategi. Risiko salah saji yang material pada laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien menjadi fokus perhatian utama bagi auditor. Contohnya, ketika perusahaan melakukan 8
akuisisi atau merger strategis yang bergantung pada keberhasilan penggabungan operasi antara dua atau lebih perusahaan. Jika sinergi yang telah direncanakan tidak berkembang, nilai aset tetap dan goodwill yang dicatat dalam akuisisi dapat menurun. Hal tersebut akan mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Industri dan lingkungan eksternal Organisasi dan proses bisnis
Memahami bisnis dan industri klien
Manajemen dan tata kelola
Menilai risiko bisnis
Tujuan dan strategi
klien Pengukuran dan kinerja Menilai risiko salah saji yang material
Gambar di atas mengikhtisarkan hubungan antara bisnis dan industri klien, risiko bisnis klien, dan penilaian auditor atas risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Auditor juga mempertimbangkan pengendalian manajemen yang dapat mengurangi risiko bisnis. Risiko lainnya adalah risiko residual (residual risk). Setelah mengevaluasi bisnis klien, kemudian auditor dapat menilai risiko salah saji yang material dan kemudian menerapkan model risiko audit untuk menentukan luas bukti audit yang tepat. Manajemen merupakan sumber utama untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien. Dalam perusahaan publik, manajemen harus melaksanakan evaluasi yang menyeluruh atas risiko bisnis klien yang relevan yang mempengaruhi pelaporan keuangan agar mampu meyakinkan laporan keuangan baik kuartalan maupun tahunan, dan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan prosedur pengungkapan seperti yang disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act. Prosedur-prosedut tersebut mencakup informasi yang lebih luas dibandingkan yang dicakup oleh penerbit pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Sebagai contoh, jika sebuah anak perusahaan terlibat dalam aktivitas hedging yang signifikan, harus ada pengendalian sehingga manajemen puncak diberi tahu dan informasi ini diungkapkan.
9
Sarbanes-Oxley Act juga mewajibkan manajemen untuk meyakinkan bahwa mereka telah memberitahu auditor dan komite audit tentang setiap defisiensi yang signifikan dalam pengendalian internal, termasuk di dalamnya kelemahan yang material. Standar auditing mengharuskan tim penugasan, untuk membahas kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji yang material. Tujuannya, memberikan kesempatan bagi anggota tim yang lebih berpengalaman untuk berbagi wawasan berdasarkan pengetahuannya tentang entitas dan agar sesama anggota tim saling bertukar informasi tentang risiko bisnis klien serta seberapa rentan laporan keuangan terhadap salah saji yang material akibat kecurangan atau kesalahan. D. Melakukan Prosedur Analitis Prosedur analitis merupakan pengevakuasian informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan-hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis dapat dilakukan dengan metode perbandingan sederhana sampai model statistik dan matematis yang rumit dan kompleks. Prosedur analitis dilakukan dalam tiga tahap audit yaitu : 1. Tahap perencanaan Dalam tahap perencanaan prosedur analitis berguna untuk membantu auditor merencanakan sifat, penentuan waktu, dan luas prosedur audit. 2. Tahap pengujian atau pekerjaan lapangan Dalam tahap ini prosedur analitis merupakan prosedur audit yang optimal. Karena, tahap ini dilakukan sebagai salah satu penguji substantif untuk menghimpun bahan bukti tentang asersi tertentu yang terkait dengan saldo rekening ataupun kelompok transaksi. 3. Tahap pengumpulan hasil audit\ Dalam tahap pengumpulan hasil kesimpulan audit prosedur analitis berguna sebagai alat untuk penelaahan akhir tentang rasionalitas laporan keuangan auditan. Dalam standar auditing seksi 329 paragraf 06 dikemukakan bahwa prosedur analitis dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk: 1. Meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tangganya audit terakhir. 2. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit. Jadi, tujuan prosedur ini adalah untuk mengidentifikasi 10
hal-hal seperti adanya transaksi dan peristiwa yang tidak biasa serta yang dapat menunjukkan masalah yang berhubungan dengan laporan keuangan dan perencanaan audit. Ada lima langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan analitis yaitu : 1. Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat Dalam mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan ada lima yang dapat dilakukan antaranya: a. Perbandingan data absolut yaitu perbandingan sederhana jumlah saldo tercatat dengan saldo yang diharapkan atau diprediksikan b. Analisis rasio terdiri dari rasio likuiditas, rasio kemampuan menlminjam dana, rasio profitabilitas dan rasio arus kas yang dapat mengindikasikan ketiga rasio lainnya. c. Laporan keuangan umum atau analisis ukuran umum yang terdiri dari analisis vertikal dan analisis horisontal. d. Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data (absolut, ukuran umum, rasio) dalam waktu lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan. 2. Mengembangkan ekspektasi Sumber data yang digunakan sebagai ukuran nilai yang diharapkan atau nilai pembanding terdiri dari sumber internal dan eksternal. Data internal dapat berupa laporan keuangan interim maupun tahunan, data statistik penjualan, statistik produksi yang dapat menggambarkan kapasitas dan volume produksi dan data internal lainnya. 3. Melakukan perhitungan dan perbandingan Perhitungan dan perbandingan meliputi pengakumulasi data untuk perhitungan jumlah absolut dan presentase perbedaan antara jumlah saat ini dengan periode sebelumnya maupun jumlah yang diprediksikan, perhitungan common size. 4. Menganalisis data Auditor menganalisis data dengan cara mengidentifikasikan perbedaan signifikan dan fluktuasinya. Auditor dapat mengetahui melalui penganalisis and data, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, efesiensi, dan efek suatu kejadian atau keputusan terhadap laporan keuangan. 11
5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpanan yang tidak diharapkan yang signifikan Hal ini meliputi pertimbangan kembali metode dan faktor yang dipakai dalam mengembangkan ekspektasi dan pengajuan pertanyaan kepada manajemen. Adanya informasi baru dapat mengakibatkan revisi ekspektasi sebelumnya. Bila ada perbedaan atau penyimpanan yang tak dapat dijelaskan auditor harus menentukan impaknya atas laporan keuangan klien. Rasio Umum Prosedur Analitis πππππ’ππππ
1. Perputaran Aktiva = πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π 2. Margin Laba =
πΏπππ π΅πππ πβ+(π΅π’πππβ(1βπ‘ππππ πππππ)) πππππ’ππππ
3. Pengembalian Atas Aktiva =πππππ’π‘ππππ π΄ππ‘ππ£π π₯ ππππππ πΏπππ 4. Leverage Laba Biasa =
πΏπππ π΅πππ πββπ·ππ£ππππ ππππππππ πΏπππ π΅πππ πβ (π΅π’πππβ(1βπ‘ππππ πππππ)) πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π
5. Leverage Struktur Modal = πΈππ’ππ‘ππ ππβππ π΅πππ π 6. Pengembalian Ekuitas Saham Biasa = Pengembalian Atas Aktiva x Leverage Laba Biasa x Leverage Struktur Modal 7. Siklus Operasi Perputaran Piutang Usaha (hari) =
πππ’π‘πππ ππ πβπ π΅πππ πβ πππππ’ππππ
π₯ 365
ππππ ππππππ
8. Perputaran Persediaan Hari = π»ππππ πππππ πππππ’ππππ π₯ 365 9. Siklus Operasi Kotor = πππππ’π‘ππππ πππ’π‘πππ + πππππ’π‘ππππ ππππ ππππππ πππππππππ
10. Perputaran Hutang Usaha = π»ππππ πππππ πππππππππx 365 11. Siklus Operasi Bersih = πππππ’π ππππππ π πΎππ‘ππ β πππππ’π‘ππππ π»π’π‘πππ ππ πβπ 12. Likuiditas dan Solvabilitas Kemampuan Arus Kas dari Operasi Untuk Menutupi π΄ππ’π πΎππ π·πππ ππππππ π
Hutang Lancar dan Dividen = π΅πππππ πΏπππππ π»π’π‘πππ+π·ππ£ππππ 13. Arus Kas Bebas = Arus Kas dari Operasi β Pengeluaran Modal π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ
14. Rasio Lancar = πΎππ€ππππππ πΏπππππ π΄ππ‘ππ£π πππππ‘ππ πΏπππππ
15. Rasio Cepat πΎππ€ππππππ πππππ‘ππ πΏπππππ πππ‘ππ πΎππ€ππππππ
16. Hutang Terhadap Ekuitas = πΈππ’ππ‘ππ ππππππππ ππβππ
12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebelum melakukan proses audit, seorang auditor harus memahami tugas serta risiko dalam proses pengauditan. Dalam proses pengauditan terdapat dua risiko yaitu risiko inhern dan risiko audit yang dapat diterima. Kedua risiko tersebut mempengaruhi pelaksanaan serta biaya audit yang akan berdampak pada laporan keuangan. Tahapan dalam proses audit dimulai dari Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal, Memahai Bisnis dan Industri Klien, Menilai Risiko Bisnis Klien, Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan, Menetapkan Materialitas dan Menilai Risiko Audit Yang Dapat Diterima serta Risiko Inhern, Memahami Pengendalian Internal dan
Menilai
Risiko,
Mengumpulkan
Informasi
Untuk
Menilai
Kecurangan,
Mengembangkan Program Audit Secara Keseluruhan B. Saran Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan. Semoga dengan makalah ini, kami dapat memberikan gambaran tentang Perencanaan Audit. Akhirnya dengan mengucp syukur Alhamdulillah, kami selaku penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin, harapan kami semoga bermanfaat bagi kami, pembaca dan mendapat ridho Allah SWT.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens, R. (2014). Auditing & Jasa Assurance (S.Saat, Ed., & H.W. Perti, Trans). Jakarta: Erlangga. Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Alvin A. Arens, R. J. (2008). Auditing & Jasa Assurance (S.Saat, Ed., & H.W. Perti, Trans). Jakarta: Erlangga. Ruchawati, J. M. (2016). Analisis Perencanaaan Audit Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (Studi Kasus Pada KAP Ariesman Auly. DRS). Jurnal Berkala
Ilmiah
Efisiensi,
16(03),
673.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/viewFile/13535/13120,
Dalam Diunduh
pada 16 Maret 2019 Avandi Saputra, I. F. (2016). Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Perencanaan Audit Dengan Pemahaman Sistem Informasi Sebagai Variabel Pemdoerasi (Studi Pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). Jurnal Akuntansi Riset, 5(02), 6869. Dalam http://ejournal.upi.edu/index.php/aset/article/view/4022, Diunduh pada 16 Maret 2019 Bernadeth Noveida, P. B. (2017). Perencanaan Audit Tahunan Berdasarkan Risiko Untuk Meningkatkan Evektivitas Fungsi Audit Di Pt X. Jurnal Teknik Industri, 5(03), 249. Dalam https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.untirta.ac.id/ index.php/jti/article/viewFile/3264/2461&ved=2ahUKEwjO5qTcx4XhAhUJEnIKHX 4MA2oQFjABegQIChAB&usg=AOvVaw3kFxN0x2rN6eyqXmBjrPIj, Diunduh pada 16 Maret 2019 https://www.slideshare.net/mobile/kartikadwirachmawati1/makalah-perencanaan-audit-ampprosedur-analitis Diakses pada 15 Maret 2019
14