Dosen :Ernawati,S. Sos, m. Si.
PROGRAM STUDI PANCASILA “PENGERTIAN IDEOLOGI PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA”
NAMA KELOMPOK 4: YUSPITA LESTARI YESI SUSANTI M. ZULBADRI LILI NURHAYATI
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
T.P:2018/2019
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan bimbinganya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat dan sebaik mungkin. Makalah ini kami susun untuk memenuhi nilai dan tugas di mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang “pengertian ideologi pancasila dan ideologi dunia” Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam pengajaran Pendidikan Pancasila.Meskipun demikian, kami menyadari bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini masih banyak kekurangannya.Untuk itu, segala saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Bangkinang, 30 MARET 2019
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ideologi 2.2 Beragam Ideologi di Seluruh Dunia 2.3 Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara 2.4 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 2.5 Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya.Karena ideologi merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya. Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolah-olah ideologi pancasila hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang merdeka dan mandiri. Banyak tingkah laku baik kalangan pejabat maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai dengan ideologi pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari ideologi pancasila. Selain berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain pancasila tetapi juga bangsi Indonesia kurang mengerti ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh karena itu penulis membuat makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” agar kita mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi kita. Pengaruh Pancasila sangat besar pada kehidupan sehari-hari masyarakat, namun banyak yang kurang mengetahuinya. Pancasila ada untuk negara, masyarakat dan pribadi bangsa Indonesia. Pancasila berperan sebagai norma hukum dasar negara Republik Indonesia dan sebagai pegangan moral rakyat Republik Indonesia. Ketidaktahuan masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila semakin jelas dapat dilihat semakin melencengnya sikap rakyat dari Pancasila. Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia, sekaligus dasar kehidupan rakyat Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia harus memahami Pancasila, mengamalkan dan melestarikannya. Segala undang-undang yang dibuat untuk mengatur negara bersumber dari Pancasila. Namun seiring berjalannya waktu, Pancasila semakin dilupakan. Apabila kita mencermati situasi saat ini, kehidupan masyarakat yang berbasis pada Pancasila kini telah diuji oleh adanya globalisasi. Pengaruh budaya luar walaupun memiliki sisi positif, namun telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak manyarakat, dan dikhawatirkan akan memudarkan Pancasila sebagai ideologi bangsa. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.
Apa arti Ideologi? Apa saja ragam Ideologi di dunia? Apa maksud Pancasila Sebagai Dasar Negara? Apa Pancasila Sebagai Ideologi Negara? Bagaimana Implementasi Pancasila dalam kehidupan?
1.3 Tujuan Penulisan Dengan ditulisnya makalah ini para penulis berharap makalah ini dapat membantu menjelaskan Pancasila sebagai ideologi negara dan bagaimana pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari. Di mana Pancasila adalah landasan pembangunan negara dan dasar dari segala hukum merupakan ideologi dari negara Indonesia yang tidak pernah lepas dari kehidupan bermasyarakat.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN IDEOLOGI Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destus de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme). Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata “logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan cita-cita. Ideologi merupakan dasar, ide, dan cita-cita negara. Setiap negara memiliki ideologi masing-masing. Ideologi yang paling banyak dianut di dunia antara lain adalah liberalisme dan komunisme. Indonesia sendiri menganut ideologi Pancasila. Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia yang terdiri atas 5 sila, dibuat dengan merangkum nilai yang dianut berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Dasar negara yang dibuat Soekarno ini yang dipilih diantara dua dasar negara lainnya oleh Prof. Dr. Soepomo dan Muh. Yamin pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Istilah “Pancasila” diambil dari kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular. Sebagaimana yang dikatakan oleh Soeharto, Pancasila adalah ideologi terbuka yang menyesuaikan bentuknya seiring perubahan zaman, yang dalam proses penyesuaiannya tidak mengubah inti dari tiap sila. Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami kehidupan yang ada serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berasarkan pemahaman yang dihayatinya itu seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. Demikian pula masyarakat akan menjalankan kegiatan-kegiatan sebagai perwujudan pengetahuan dan nilai dalam ideologi mereka masing-masing. Dan dengan demikian akan tercipta suatu dunia kehidupan masyarakat dengan sistem dan struktur sosial yang sesuai dengan orientasi ideologisnya. Namun ini tidak berarti bahwa dunia kehidupan masyarakat semata-mata merupakan manifestasi ideologi. Karena ideologi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri lepas dari kenyataan hidup masyarakat. Ideologi adalah produk kebudayaan suatu masyarakat dan karena itu dalam arti tertentu merupakan manifestasi kenyataan sosial juga.
Pada hakekatnya ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya.antara keduanya, yaitu ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi hubungan dialektis, sehingga berlangsung pengaruh timbal balik yang terwujud dalam interaksi yang disuatu pihak memacu ideologi yang semakin realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat menuju cita-cita. Dengan demikian terlihatlan bahwa ideologi bukanlah sekedar pengetahuan teoritis belaka, tetapi merupaan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan. Ideologi adalah suatu pilihan yang jelas membawa komitmen untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang akan berarti semakin tinggi pula rasa komitmen untuk melaksanakannya. Komitmen itu tercermin dalam sikap seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan-ketentuan normatif yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat. 2.2 BERAGAM IDEOLOGI DI DUNIA Pada pembahasan ini dikemukakan tentang beberapa ideologi besar, yaitu ideology yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada masyarakat termasuk para penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan ideologi besar, tetapi walaupun demikian pertimbangannya secara eksistensi dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologi-ideologi di dunia. Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia. A. IDEOLOGI LIBERALISME Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam sistem ini bersifat statis dan sukar berubah. Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissance yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV). Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakatbakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus dilakukan. Ciri-ciri ideologi liberalisme 1) Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik 2) Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers. 3) Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan diri sendiri. 4) Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. 5) Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia. 6) Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun. Negara yang menganut Ideologi Liberalisme Beberapa Negara yang menganut ideologi liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. B. IDEOLOGI SOSIALISME Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-akibatnya. Muncul pada awal abad ke-19 dikenal sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap. Istilah sosialisme dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin
Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbedabeda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite. Ajaran tentang Ideologi Sosialisme 1) Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi. 2) Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis. Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme Nama-nama penting dalam Ideologi Sosialisme C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882). C. IDEOLOGI KOMUNISME Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi dan pemerintahan oleh diktator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan Negara dibawah diktator proletariat, seluruh hak milih pribadi dihapuskan dan diambillah untuk selanjutnya berada dalam kontrol negara. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Ciri-ciri Ideologi Komunisme Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia. Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi. Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan kapitalis. Pemerintah komunis di Rusia pada zaman Lenin pernah mengadakan pembersihan kaum
kapitalis (1919-1921). Stalin pada tahun 1927, mengadakan pembersihan kaum feodal atau tuan tanah. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.. Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yang bertentangan dengan demokrasi. Salah satu pekerjaan diktator proletariat adalah membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis. Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai. Negara yang menganut Ideologi Komunis : Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos D. IDEOLOGI KONSERVATISME Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbedabeda pula. Sebagian pihak konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, status quo ante. Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.” Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial. Ciri-Ciri Ajaran Ideologi Konservatisme 1) Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja 2) Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat. 3) Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara semuanya dianggap suci. 4) Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme. Ideologi konservatisme yang dikumandangkan oleh Edmund Burke, 1729-1797. Dimana ideologi konservatisme ini telah merasuk ke beberapa negara sekular yang ada sekarang. Nasionalisme dan kebangsaan ini sekarang kalau di Indonesia dijadikan lambang perjuangan
Partai Amanat Nasional di bawah Amien Rais dan Partai Kebangkitan Bangsa yang lahirnya dibidani oleh Gus Dur. Negara yang menganut Ideologi Konservatisme: Negara yang pernah menganut Ideologi Konservatisme adalah Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia. E. IDEOLOGI FASISME Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai ras dan suku bangsa lain yang dianggap lebih rendah. Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan.Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hokum mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang. Pelopor Ideologi Fasisme : Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Ajaran pokok Ideologi Fasisme Hitler menulis Mein Kampft, sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis model Italia-lah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasis didunia, karena wawasannya yang bersifat moderat.Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur: Ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi
didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin. Pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah.Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi Yahudi-Kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan. Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai objektif kebenarannya. Pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit. Totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. Rasialisme dan Imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.
2.3 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Pancasila dalam pengertian sering disebut sebagai way of life, pandangan dunia, pedoman hidup dan petunjuk hidup. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai penunjuk
arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dam kehidupan dalam segala bidang. Ini berarti semua tingkah laku dan perbuatan masyarakat Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila karena Pancasila sebagai cara hidup selalu merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah. Tidak mudah merumuskan Pancasila secara konkret kedalam setiap tindak, tingkah laku, dan sikap sehari hari. Hal ini disebabkan selain terlalu banyak ragamnya, juga meliputi seluruh askpek kehidupan. Oleh karena itu, yang dapat dikemukakan ialah bahwa Pancasila yg merupakan pandangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah,dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma kesusilaan, normanorma, sopan-santun,dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Sesuai dengan semangat yang terbaca dalam pembukaan UUD 1945, ideologi Pancasila yang merupakan Dasar Negara itu berfungsi baik dalam menggambarkan tujuan negara RI maupun dalam proses pencapaian tujuan negara tersebut. Ini berarti bahwa tujuan negara yang secara material dirumuska sebagai “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia dan untuk memajukan kesejahtaeraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Harus mengarah kepada terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur dan sejahtera sesuai dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Demikian pula proses pencapaian tujuan tersebutdan perwujudan melalui perencanaan, kebijaksanaan dan keputusan politik harus tetap memperhatikan dan bahkan merealisasikan dimensi-dimensi yang mencerminkan watak dan ciri wawasan Pancasila. Makna ideologi Pancasila yaitu, sebagai keseluruhan pandngan, cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, namun kesadaran masyarakat akan ideologi bangsa itu bertingkat. Ini berarti bahwa kesadaran ideologi masyarakat berjalan dalam proses dan mengenal tahapan dalam intensitasnya. Hal itu tergantung pada bagaimana masyarakat mempersepsikan ideologi. 2.4 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Pancasila sebagai ideologi terbuka, berarti seiring berkembangnya jaman, ideologi akan berubah namun tidak boleh mengubah nilai intinya. Masyarakat kita dewasa ini telah menerima pandangan bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka, namun proses ini tidaklah mudah. Pada awalnya, masyarakat kita mula-mula menanggapinya dengan hati-hati. Ada kekhawatiran dalam keterbukaan itu berarti diterimanya seluruh nilai apapun, termasuk yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila. Ada beberapa faktor lain yang mendorong pemikiran kita mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka ini. Pertama, kenyataan bahwa proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita berkembang dengan amat cepat. Dalam kecenderungan ini, peranan besar tidak lagi dipegang oleh negara atau pemerintahan yang karena besar dan kompleksitasnya relatif lamban. Peranan yang lebih besar justru dipegang oleh globalisasi dan pengaruh luar lainnya. Gejala ini memerlukan kejelasan sikap secara ideologi. Jika tidak, ditakutkan akan hilangnya nilai-nilai Pancasila.
Kedua, kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup seperti komunisme. Jika dengan ideologi terbuka pada dasarnya kita maksudkan ideologi yang berinteraksi secara dinamis dengan perkembangan lingkugan sekitarnya. Ketiga,pengalaman sejarah politik kita sendiri di masa lampau sewaktu pengaruh komunisme sangat besar. Karena pengaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku.
2.5 IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA A. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik Pancasila sebagai ideologi dari sistem politik demokrasi kita dapat pula diperbandingkan dengan ideologi bangsa-bangsa lain yang juga memiliki, secara formal atau substansif, sistem politik demokrasi. Dalam hal ini yang akan kita perbandingkan aadalah ciri-ciri yang mengandung persamaan, meskipun barangkali dalam aktualitas tidak persis sama, dan ciri-ciri yang jelas memperbedakannya. Ditinjau dari segi politik, hakekat demokrasi adalah bahwa kedaulatan atau kekuasaan berada di tangan rakyat. Dalam mewujudkan kedaulatan rakyat itu berbagai masyarakat atau bangsa mempelihatkan berbagai macam paham yang melandasinya, serta gaya, proses dan prosedur dalam pelaksanaannya. Walaupun berbeda, hal itu tidaklah mengurangi atau menghilangkan hakekat kedaulatan rakyat yang terkandung dalam masing-masing sistem demokrasi mereka. Sebab jika paham, gaya, proses dan prosedur itu sampai mengurangi atau menghilangkan sama sekali hakekat kedaulatan rakyat itu, maka sistem politik yang mereka miliki itu tidaklah lagi dapat dikatakan sistem demokrasi. Negara negara fasis kehilangan hakekat kedaulatannya karesa sifat-sifat otoliter dan totaliter yang terkandung di dalamnya. Negara-negara komunis yang menyebut dirinya sebagai negara demokrasi rakyat atau demokrasi sosialis menghilangkan hakekat kedaulatan rakyat melalui konsep diktator proletar yag biasanya juga bermuara pada sistem otoriter/totaliter. Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologis manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera diakhiri. B. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi Implementasi atau penerapan wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh. Dalam bidang ekonomi, implementasi wawasan nusantara akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, juga dapat mencerminkan
tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri. Prinsip-prinsip implementasi wawasan nusantara dalam bidang ekonomi yaitu : Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah masing-masing dalam pengembangan kehidupan ekonominya. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya. C. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya Budaya atau kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia. Kebudayaan diungkapkan sebagai cita, rasa, dan karsa (budi, perasaan dan kehendak). Sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial diantara angota-anggotanya. Menurut Koentjaraningrat, secara universal kebudayaan masyarakat yang heterogen mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: Sistem religi dan upacara keagamaan sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. Sistem pengetahuan Bahasa Keserasian Sistem mata pencaharian Sistem teknologi dan peralatan Sesuai dengan sifatnya, kebudayaan merupakan warisan yang bersifat memaksa bagi masyarakat yang bersangkutan. Artinya setiap generasi yang lahir dari suatu masyarakat dengan serta merta mewarisi norma-norma budaya dari generasi sebelumnya. Berdasarkan ciri dan sifat kebudayaan serta kondisi dan konstelasi geografi. Masyarakat Indonesia sangat heterogen dan unik sehingga mengandung potensi konflik yang sangat besar, terlebih kesadaran nasional masyarakat relatif rendah sejalan dengan terbatasnya masyarakat terdidik. Besarnya potensi antar golongan masyarakat yang setiap saat membuka peluang terjadinya disintegrasi bangsa semakin mendorong perlunya dilakukan proses sosial yang akomodatif. Proses sosial tersebut mengharuskan setiap kelompok masyarakat budaya untuk saling membuka diri, memahami eksistensi budaya masing-masing serta mau menerima dan memberi. Proses sosial dalam upaya menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan kesamaan persepsi atau kesatuan cara pandang diantara segenap masyarakat tentang eksistensi budaya yang sangat beragam namun memiliki semangat untuk membina kehidupan bersama secara harmonis.
D. Implementasi Pancasila dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hakhak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain: Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme, Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme, Konservatsme, Individualisme, Nasionalisme, dan Pancasila. Pancasila dibuat berdasarkan cita-cita masyarakat, dan telah menjadi panduan hidup serta pandangan sosial bagi kita rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia hidup dan berkembang secara dinamis seirama dengan halnya Pancasila hidup dan berkembang secara dinamis sebagai ideologi terbuka. Namun besarnya pengaruh globalisasi dan jaman yang semakin moderen, ditakutkan bahwa nilai Pancasila akan semakin menghilang. 3.2 Saran Kiranya dengan makalah ini dapat menyadarkan pentingnya Pancasila bagi negara kita dan bukan hanya simbol belaka. Di mana Pancasila merupakan gambaran dari negara Indonesia sendiri beserta para masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Moerdiono, dkk. PANCASILA SEGABAI IDEOLOGI. 1990. BP-7 : Jakarta. Darmodiharjo, Darji, dkk. SANTIAJI PANCASILA.1991.Penerbit Usaha Nasional. Surabaya Sumarsono, S, dkk. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.2001.Gramedia. Jakarta Alawiyah, Tuti. 2013. “Makalah Pendidikan Pancasila.” http://www.academia.edu Cheche, Wardah. 2014. “Makalah Pancasila sebagai Dasar.” http://wardahcheche.blogspot.com Razka, Darus. 2013. “Macam-macam Ideologi Negara.” http://darus-razka.blogspot.com http://hilmanramadhan1994.blogspot.com/2013/04/contoh-konkrit-implementasiwawasan.html http://andrihermawan866.wordpress.com/materi-1/