Makalah Nilai, Sikap, Kepuasan Kerja.docx

  • Uploaded by: kalya windya
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Nilai, Sikap, Kepuasan Kerja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,676
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan perilaku. Adakah kepuasan atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh pekerjaan di tempat kerja. Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada tiga sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Faktor – faktor yang mendasar yang terkait erat dengan kinerja adalah kepuasan kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan. Kepuasan kerja dilatar belakangi oleh faktor –faktor, yaitu imbalan jasa, rasa aman, pengaruh antar pribadi, kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan, kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri. Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi karena nilai mempengaruhi persepsi manusia. Nilai umumnya mempengaruhi sikap dan perilaku, sebagai contoh seseorang yang memasuki organisasi dengan keyakinan bahwa penentuan gaji berdasarkan kinerja bukan berdasarkan senioritas dan kenyataanya orang tersebut mendapati organisasi dengan penentuan gaji berdasarkan senioritas tentunya orang tersebut kecewa. Rasa kecewa inilah yang akan menimbulkan ketidakpuasan kerja, berbeda jika nilai-nilai orang tersebut selaras dengan kebijakan upah.

1

B.

Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian nilai dan tipe-tipe nilai ? 2. Apakah pengertian sikap dan apa sajakah komponen sikap ? 3. Apakah pengertian kepuasan kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ?

C.

Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian nilai dan tipe-tipe nilai. 2. Untuk mengetahui pengertian sikap dan komponen yang ada pada sikap. 3. Untuk mengetahui pengertian kepuasan kerja dan faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.

2

BAB II PEMBAHASAN

A.

Nilai 1.

Definisi Nilai Nilai mencerminkan perilaku dasar bahwa bentuk khusus perilaku atau bentuk

akhir

keberadaan

secara peribadi

atau

sosial lebih

dipilih

dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebalikan. Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan. Nilai adalah keyakinan dasar dalam bentuk keadaan atau tindakan yang diyakini benar secara personal ataupun dalam lingkup sosial.

2.

Pentingnya Nilai Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsikita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya dilakukan. Sistem nilai adalah hirarki yang didasarkan pada pemeringkatan nilai-nilai pribadi berdasarkan intensitas nilai tersebut. Maka pentingnya nilai dapat dikatakan sebagai berikut : a. Untuk memahami sikap, motivasi, dan perilaku dari seorang individu dan budaya b. Dapat mempengaruhi persepsi tentang segala sesuatu yang ada disekitar kita c. Menjadi gambaran mengenai yang “benar” dan “salah” d. Dapat menyiratkan bahwa beberapa perilaku atau keluaran tertentu lebih disukai daripada yang lain

3

3.

Tipe-Tipe Nilai a.

Nilai, Kesetiaan, dan Perilaku Etis Para manajer secara konsisten melaporkan bahwa tindakan bos mereka merupakan faktor paling penting yang mempengaruhi perilaku etis dan tidak etis dalam organisasi. Dengan fakta ini, nilai-nilai mereka yang berada dalam manajemen menengah ke atas akan secara signifikan berpengaruh pada keseluruhan etika di dalam organisasi tertentu.

b. Nilai-Nilai Antar Kebudayaan Kerangka Kerja Hofstede untuk Pengkajian Kebudayaan. Merupakan salah satu pendekatan paling banyak dirujuk. Mengemukakan bahwa para manajer dan kayawan berbeda-beda berdasarkan lima dimensi nilai budaya nasional. Nilai-nilai tersebut adalah : 1)

Jarak Kekuasaan Merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan tingkat penerimaan masyarakat akan kekuasaan dalam institusi atau organisasi yang didistribusikan secara tidak merata.

2)

Individualisme versus Kolektivisme Individualisme adalah tingkat dimana orang-orang disebuat negara lebih suka bertindak sebagai individu dibandingkan sebagai anggota kelompok. Sedangkan kolektivisme ekuivalen dengan individualisme yang rendah.

3)

Kuantitas Kehidupan versus Kualitas Kehidupan Kuantitas kehidupan adalah sampai tingkat mana nilai-nilai sepertikeberanian, perolehan uang dan barang materi serta persaingan itu mendominasi. Kualitas kehidupan adalah sampai tingkat mana orang menghargai hubungan dan memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.

4)

Penghindaran Ketidakpastian Atribut kebudayaan nasional yangmenggambarkan tingkat di mana masyarakat nerasa terancam olehkeadaan yang tidak menentu atau bermakna ganda dan mencobamenghindari keadaan tesebut.

4

5)

Orientasi Jangka Panjang versus Jangka Pendek Orang-orang yang hidup dalam kebudayaan dengan orientasi jangka panjang melihat ke masa depan dan menghargai penghematan dan ketekunan. Orang yang berorientasi jangka pendek menghargai masa lampau dan masa kini, dan menekankan pada tradisi dan pemenuhan kewajiban sosial.

B.

Sikap 1.

Definisi Sikap Sikap adalah pernyataan/penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian. Sikap bisa bertolakbelakang dengan nilai, karena lebih tidak stabil dan mudah dipengaruhi dibandingkan dengan nilai.

2.

Komponen Sikap a.

Komponen Kognitif Segmen pendapat atau kepercayaan akan suatu sikap.

b. Komponen Afektif Segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap. c.

Komponen Perilaku Suatu maksud untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.

3.

Tipe-Tipe Sikap a. Kepuasan Kerja Suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang mengenai pekerjaannya. b. Keterlibatan Kerja Sampai tingkat mana seseorang memihak kepada pekerjaannya, aktif berpartisipasi di dalamnya, dan menganggap kinerjanya penting bagi harga diri.

5

c. Komitmen terhadap Organisasi Sampai tingkat mana seseorang karyawan memihak kepada organisasi tertentu dan tujuannya, dan berniat memelihara keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Ada 3 dimensi didalam komitmen : 1. Komitmen Afektif Terkait dengan perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya. 2. Komitmen Berkelanjutan Berhubungan dengan nilai ekonomi yang dirasa sebagai akibat dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut. 3. Komitmen Normatif Terkait dengan kewajiban untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis.

C.

Kepuasan Kerja 1.

Definisi Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Kepuasan

Kerja

terhadap pekerjaannya,

merupakan yang

sikap

timbul

(positif)

berdasarkan

tenaga

penilaian

kerja terhadap

situasi kerja tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilainilai penting dalam pekerjaan. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada tidak menyukainya.

6

2.

Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan a.

Kepuasan dan Produktivitas Karyawan yang puas tidak selalu pekerja yang produktif.

b. Kepuasan dan Kemangkiran Karyawan yang tidak puas cenderung lebih besar kemungkinannya untuk tidak kerja.

3.

Faktor Penyebab Kepuasan Kerja Ada lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja : a.

Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment) Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Perbedaan (Discrepancies) Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas bila menerima manfaat diatas harapan. c.

Pencapaian nilai (Value attainment) Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.

d. Keadilan (Equity) Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja. e.

Komponen genetik (Genetic components) Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk menjelaskan

kepuasan

kerja

disampng

karakteristik

lingkungan

pekerjaan.

7

4.

Faktor Penentu Kepuasan Kerja a. Gaji/Upah Menurut Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapanharapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dasar, uang juga merupakan simbol dari pencapaian (achievement), keberhasilan dan pengakuan/penghargaan. Berdasarkan teori keadilan Adams, orang yang menerima gaji yang dipersepsikan

terlalu

kecil

atau

terlalu

besar

akan

mengalami

ketidakpuasan. Jika gaji dipersepsikan adil berdasarkan tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu maka akan ada kepuasan kerja. Jika dianggap gajinya terlalu rendah, pekerja akan merasa tidak puas. Tapi jika gaji dirasakan tinggi atau sesuai dengan harapan, pekerja tidak lagi tidak puas, artinya tidak ada dampak pada motivasi kerjanya. Gaji atau imbalan akan mempunyai dampak terhadap motivasi kerja seseorang jika besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya. b. Kondisi kerja yang menunjang Bekerja

dalam

ruangan

atau

tempat

kerja

yang

tidak

menyenangkan(uncomfortable) akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja. c. Hubungan Kerja 

Hubungan dengan rekan kerja

Ada tenaga kerja yang dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yang setengah jadi)menjadi masukan untuk tenaga kerja lainnya. Misalnya pekerja konveksi. Hubungan antar pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.

8

Kepuasan kerja yang ada timbul karena mereka dalam jumlah tertentu berada dalam satu ruangan kerja sehingga dapat berkomunikasi. Bersifat kepuasan kerja yang tidak menyebabkan peningkatan motivasi kerja. Dalam kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi mereka seperti harga diri, aktualisasi diri dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka. 

Hubungan dengan atasan

Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah

tenggang

rasa

(consideration).

Hubungan

fungsional

mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama.

9

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang

individu

mengenai

apa yang

benar,

baik,

dan

diinginkan.

Nilai adalah keyakinan dasar dalam bentuk keadaan atau tindakan yang diyakini benar secara personal ataupun dalam lingkup sosial. Sedangkan Sikap adalah pernyataan/penilaian evaluatif menyangkut benda, orang atau kejadian. Kepuasan

Kerja

merupakan

sikap

(positif)

tenaga

kerja

terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaan.

B.

Saran Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk dapat mengetahui mengenai nilai, sikap, dan kepuasan kerja lalu dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.

10

Daftar Pustaka

https://www.pdfcoke.com/doc/231226356/Makalah-Nilai-Sikap-Kepuasan-Kerja https://dokumen.tips/documents/makalah-nilai-sikap-dan-kepuasan-kerja.html http://kuliahherr.blogspot.co.id/2013/06/contoh-makalah-sikap-dan-kepuasan-kerja.html http://priscaholi-perilakuorganisasi.blogspot.co.id/2014/03/nilai-sikap-dan-kepuasankerja.html

11

Related Documents


More Documents from "Cendekiawan Al Ghifari"