Makalah Mo Kel.6 (muli).docx

  • Uploaded by: samuli
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Mo Kel.6 (muli).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,726
  • Pages: 23
MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL “LOKASI DAN TATA RUANG”

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 6 Samuli Ajuan : 2017110210 Maksimilianus Kiwang Karang : 2016110218 Margareta Noviana Dian : 2017110126 Yolenta Riva : 2016110207 Kasman Lokang Leu :2017110111 Maria Oktaviana Bara : 2017110144 Agustina Kondo : 2017110013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVWERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG 2017

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘LOKASI DAN TATA RUANG’ yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran yang bersifat membangun tentu sangat berarti bagi kami.

Malang, 17 Oktober 2018

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii BAB I ............................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................................. 2 1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................................................. 2 BAB II........................................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3 2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi ................................................................. 3 2.1.3 Metode yang digunakn dalam strategi ....................................................................................... 7 2.1.4. Strategi Lokasi Jasa...................................................................................................................... 8 2.2. Strategi Tata Ruang.......................................................................................................................... 10 2.2.2. Jenis-Jenis Tata Ruang............................................................................................................... 10 2.2.3. Tata Ruang Kantor..................................................................................................................... 12 2.2.3. Tata Ruang Toko Eceran............................................................................................................ 13 2.2.3. Tata Ruang Bagi Gudang Dan Tempat Penyimpanan .............................................................. 14 2.2.4. Tata Ruang Posisi Tetap ........................................................................................................... 16 2.2.5. Tata Ruang Berorientasi Proses ............................................................................................... 16 BAB III ....................................................................................................................................................... 18 PENUTUP .................................................................................................................................................. 18 3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

ii

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut, produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan, dsb.). Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi dimana perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut. Hal ini sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan mempengaruhi bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal serta variabel-variabel penentu lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut, sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang strategi lokasi dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi yang harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa, dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan. Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik, perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan.

1

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pentingnya strategi terhadap lokasi? 2.

Bagaimana faktor-faktor lain dapat memengaruhi pengambilan keputusan lokasi?

3.

Metode apa saja yang digunakan untuk memecahkan permasalahan lokasi?

4.

Bagaimana strategi lokasi pada perusahan jasa?

5.

Bagaimana sistem informasi geografis pada strategi lokasi?

6.

Apa pentingnya strategi keputusan tata ruang?

7.

Apa saja jenis-jenis tata ruang?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pentingnya lokasi yang strategis 2.

Untuk mengetahui faktor-faktor lain dapat memengaruhi pengambilan keputusan lokasi

3.

Untuk mengetahui metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan lokasi

4.

Untuk mengetahui strategi lokasi pada perusahan jasa

5.

Untuk mengetahui sistem informasi geografis pada strategi lokasi

6.

Untuk mengetahui pentingnya strategi keputusan tata ruang

7.

Untuk mengetahui jenis-jenis tata ruang

1.4 Manfaat Penulisan Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam memahami strategi lokasi dan tata letak dalam proses produksi ataupun jasa.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Strategi Lokasi Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau produk jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga jual produk. Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan sewa. Keputusan mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya karena permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena perubahan produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : (1) Tidak pindah, tetapi memperluas fasilitas yang ada; (2) Mempertahankan lokasi sekarang dan menambahkan fasilitas lain di tempat lain atau; (3) Menutup fasilitas yang ada atau pindah ke lokasi lain. Keputusan lokasi bergantung pada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, meskipun inovasi dan kreativitas juga sangat penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi, strategi yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan dari lokasi bagi perusahaan. Lokasi dan Biaya – Karena lokasi adalah merupakan pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi sering kali memiliki kekuasaan untuk membuat (atau mematahkan) strategi bisnis perusahaan. Kunci bagi perusahaan multinasional dalam setiap industri utama, dari automobil hingga telepon selular, sekarang memiliki atau sedang merencanakan keberadaan dalam masingmasing pangsa pasar utama mereka. Keputusan lokasi untuk mendukung strategi biaya yang rendah memerlukan pertimbangan tertentu secara hati-hati 2.1.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi Menentukan lokasi operasional untuk perusahaan yang telah menempatkan usahanya secara internasional adalah tidak sederhana. Keputusan lokasi sudah keluar melebihi batas

3

Negara, pada kenyataannya keputusan lokasi bagi perusahaan yang beroperasi secara global dimulai dari mempertimbangkan berbagai faktor untuk memilih Negara, dilanjutkan untuk memilih wilayah sampai memilih tempat. Memilih lokasi menjadi semakin rumit dengan adanya globalisasi tempat kerja, yang terjadi karena adanya pembangunan: 

Ekonomi pasar



Komunikasi internasional yang lebih baik



Perjalanan dan pengiriman yang lebih cepat dan dapat diandalkan



Kemudahan perpindahan arus modal antar negara



Diferensiasi biaya tenaga kerja yang tinggi Selain globalisasi, masih ada sejumlah faktor lain yang mempengaruhi keputusan lokasi

diantaranya yaitu:  Produktivitas Tenaga Kerja Ketika memutuskan suatu lokasi, manajemen akan tergoda dengan area yang memiliki tingkat upah yang rendah. Pekerja dengan pelatihan yang buruk, edukasi yang buruk, atau perilaku kerja yang buruk tidak menjadi pembeli yang baik bahkan pada upah yang rendah. Dengan hal yang sama, para pekerja yang tidak dapat atau tidak akan selalu mencapai tempat kerja mereka tidak baik bagi organisasi, bahkan dengan upah yang rendah.  Nilai Tukar Mata Uang dan Risiko Mata Uang Meskipun tingkat upah dan produktivitas akan membuat suatu negara terlihat ekonomis, tetapi nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat menghilangkan penghematan yang telah dilakukan. Kadangkala perusahaan dapat mengambil keuntungan atas nilai tukar mata uang khususnya dengan merelokasi atau mengekspor ke negara lain. Namun, nilai mata uang asing terus-menerus meningkat dan menurun dalam sebagian besar negara.  Biaya Biaya lokasi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya berwujud dan biaya tidak berwujud. Biaya Berwujud adalah biaya-biaya yang mudah diidentifikasi dan diukur secara tepat persis. Biaya berwujud meliputi utilitas, tenaga kerja, bahan material, pajak, depresiasi, dan biaya lainnya yang dapat diidentifikasi oleh departemen akuntansi dan manajemen. Sebagai tambahan, biaya seperti transportasi bahan mentah, transportasi produk jadi, dan pembangunan situs seluruhnya digolongkan ke dalam keseluruhan biaya lokasi. 4

Sedangkan Biaya Tidak Berwujud kurang dapat dihitung kuantitasnya dengan mudah. Biaya tidak berwujud meliputi mutu pendidikan, fasilitas transportasi umum, perilaku komunitas mengenai industri dan perusahaan, dan kualitas serta perilaku karyawan yang prospektif. Mereka juga termasuk variabel kualitas kehidupan, seperti iklim dan tim olahraga, yang mungkin dapat memengaruhi perekrutan personel.  Risiko Politik, Nilai, dan Budaya Risiko politik dihubungkan dengan perilaku nasional, negara bagian, pemerintah setempat mengenai properti swasta dan intelektual, penetapan wilayah, dan stabilitas pekerjaan akan berfluktuasi. Posisi pemerintah pada saat keputusan lokasi dibuat tidak akan abadi. Namun, manajemen menemukan bahwa perilaku ini dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan mereka sendiri. Nilai dari para pekerja juga berbeda dari satu negara ke negara yang lain, kawasan ke kawasan, kota kecil ke kota. Para pekerja memandang mengenai tingkat perputaran, serikat, dan ketidakhadiran semuanya merupakan faktor yang relevan. Pada gilirannya, nilai ini dapat mempengaruhi keputusan perusahaan apakah akan membuat penawaran kepada para pekerja yang ada jika perusahaan akan relokasi ke lokasi yang baru. Salah satu tantangan terbesar dalam keputusan operasional global adalah berurusan dengan budaya dari negara lainnya. Variasi budaya dalam ketepatan waktu oleh para pekerja dan pemasok membuat perbedaan dalam produksi dan jadwal pengiriman.  Kedekatan dengan Pangsa Pasar Bagi banyak perusahaan, penempatan lokasi dekat dengan konsumennya sangat penting. Terutama perusahaan jasa, seperti apotik, restoran, kantor pos, atau tukang potong rambut, menemukan bahwa kedekatan dengan pangsa pasar merupakan faktor penentuan lokasi yang sangat penting. Perusahaan manufaktur menemukan hal ini bermanfaat untuk dekat dengan konsumen ketika transportasi produk jadi sangat mahal atau sulit (mungkin disebabkan produk yang dikirim banyak, berat, atau mudah pecah). Selain itu dengan produksi tepat (just-in-time), para pemasok ingin bertempat dekat dengan para pelanggannya.  Kedekatan dengan Para Pemasok Lokasi perusahaan dekat dengan bahan mentah dan para pemasok karena (1) barang – barang yang mudah busuk, (2) biaya transportasi, (3) jumlah produk yang sangat banyak. Toko 5

roti, pabrik susu, dan prosesor makanan laut beku berhadapan dengan bahan mentah yang cepat rusak sehingga mereka sering kali bertempat dekat para pemasok. Perusahaan bergantung pada input bahan mentah yang berat atau yang berjumlah sama (seperti produsen baja yang menggunakan batu bara dan biji besi) menghadapi biaya transportasi dalam negeri yang mahal sehingga niaya transportasi menjadi faktor yang utama. Kemudian, barang-barang dimana terdapat pengurangan dalam jumlah besar (misalnya, pohon ke kayu) umumnya memerlukan tempat fasilitas yang dekat dengan bahan mentah.  Kedekatan dengan Para Pesaing (Kelompok) Baik perusahaan manufaktur dan jasa kedua-duanya juga ingin lokasi, kadangkala mengejutkan, dekat dengan para pesaing. Kecenderungan ini, dinamakan dengan pengelompokan (clustering), sering terjadi ketika sumber daya utama ditemukan dalam kawasan tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, sumber daya informasi, sumber daya ventura modal, dan sumber daya ketrampilan. 1. Metode Evaluasi Alternatif Lokasi Terdapat empat metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah lokasi: Metode Pemeringkatan Faktor, Analisis Biaya-Volume Lokasi, Metode Pusat-Gravitasi, dan Model Transportasi. bagian ini menjelaskan pendekatan-pendekatan ini. 2. Metode Pemeringkatan Faktor Terdapat banyak faktor, baik kualitatif maupun kuantitatif, untuk mempertimbangkan dalam pemilihan lokasi. Beberapa faktor ini sangat penting daripada yang lainnya sehingga para manajer dapat menggunakan pembobotan untuk membuat proses keputusan lebih objektif. Metode Pemeringkatan Faktor adalah metode lokasi yang objektif ke dalam proses identifikasi untuk mengevaluasi biaya. Metode ini terkenal karena bermacam-macam faktor yang banyak, dari edukasi hingga rekreasi hingga tenaga kerja terampil, dapat dimasukkan secara objektif.

6

Metode pemeringkatan-faktor mempunyai enam langkah berikut. 1. 2.

Kembangkan daftar faktor yang relevan dinamakan kunci keberhasilan. Berikan bobot pada masing-masing faktor untuk mencerminkan pentingnya dalam tujuan perusahaan secara relatif.

3. 4.

Kembangkan skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1 sampai 100 point). Memilih skor manajemen pada masing-masing lokasi untuk tiap-tiap faktor, dengan menggunakan skala dalam langkah 3.

5.

Gandakan skor oleh bobot untuk tiap-tiap faktor dan total skor untuk tiap-tiap lokasi.

6.

Buatlah rekomendasi didasarkan pada skor poin maksimum, mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif lainnya pula. Ketika keputusan sensitif bagi perusahaan minor, analisis lebih lanjut dari pembobotan dan poin yang diberikan akan tepat. Alternatifnya, manajemen dapat menyimpulkan bahwa faktor tidak berwujud ini bukan kriteria yang tepat dimana untuk mendasari keputusan lokasi. Oleh karena itu, para manajer menempatkan bobot yang utama pada aspek keputusan yang lebih kuantitatif.

2.1.3 Metode yang digunakn dalam strategi  Metode pusat gravitasi Metode Pusat Gravitasi (center-of-gravity-method) adalah teknik matematika yang digunakan untuk menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi. Metode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang dikirimkan kepada pasar tersebut, dan biaya pengiriman dalam menemukan lokasi terbaik untuk pusat distribusi. Langkah pertama dalam metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada sistem koordinat. Titik asal system koordinat dan skala yang digunakan bersifat beruba-ubah selama jarak relative (antarlokasi) dinyatakan secara tepat. hal ini mudah dilakukan dengan menempatkan titik-titik pada peta biasa. Metode pusat gravitasi mengansumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim. 7

 Metode transportasi Tujuan dari model transportasi adalah untuk menentukan pola pengiriman terbaik dari beberapa poin penawaran (sumber daya) kepada beberapa poin permintaan (tujuan) dengan demikian dapat meminimalkan total produksi dan biaya transportasi. Setiap perusahaan dengan jaringan titik penawaran-permintaan menghadapi masalah yang sama. Meskipun teknik pemrograman linear dapat digunakan untuk memecahkan tipe permasalahan ini, dengan lebih efisien, alogaritme yang memiliki tujuan khusus telah dikembangkan untuk penerapan transportasi. Model transportasi menemukan solusi yang awalnya layak dan kemudian melakukan perkembangan setahap demi setahap sehingga solusi yang optimal dicapai 2.1.4. Strategi Lokasi Jasa Fokus dalam analisis lokasi sektor industrial adalah pada meminimalisasi biaya, maka fokus dalam sektor jasa adalah untuk memaksimalkan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh perusahaan manufaktur menemukan bahwa biaya pada pokoknya cenderung bervariasi diantara lokasi, sementara untuk perusahaan jasa menemukan bahwa lokasi seringkali memiliki lebih banyak dampak pendapatan daripada biaya. Oleh karena itu bagi perusahaan jasa, lokasi yang spesifik seringkali memengaruhi pendapatan daripada terhadap biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi perusahaan jasa menjadi penentu volume konsumen dan pendapatan. Terdapat 8 faktor yang menentukan volume dan pendapatan bagi perusahaan jasa, yaitu sebagai berikut. 1. Daya beli konsumen pada area yang dituju 2. Jasa dan gambaran sesuai dengan demografis konsumen pada area yang dituju 3. Persaingan dalam area 4. Kualitas persaingan 5. Keunikan dari lokasi perusahaan dan para pesaingnya 6. Kualitas fisik dari tempat fasilitas dan bisnis disekitarnya 7. Kebijakan operasional perusahaan 8. Kualitas dari manajemen

8

Analisis yang realistis atas faktor-faktor tersebut dapat memberikan gambaran yang masuk akal atas pendapatan yang diharapkan. Teknik-teknik yang digunakan dalam sektor jasa meliputi analisis regresi, penghitungan lalu lintas, analisis demogratis, analisis daya beli, metode pemeringkatan faktor, metode pusat gravitasi, dan sistem informasi geografis. 2.1.5. Sistem Informasi Geografis Merupakan perangkat yang penting untuk membantu perusahaan mencapai keberhasilan, keputusan analitis dengan mengacu pada lokasi. Sistem informasi geografis (Geographic Information System – GIS) menyimpan dan memperlihatkan informasi yang dapat dihubungkan dengan lokasi geografis. Sebagai contoh, para peritel, bank, jaringan makanan, pompa bensin, dan lisensi percetakan dapat seluruhnya menggunakan berkas yang dikode secara geografis dari GIS untuk melaksanakan analisis demografis. Dengan mengombinasikan populasi, umur, pendapatan, arus lalu lintas, dan kepadatan penduduk ditampilkan secara geografis, para peritel dapat menandai lokasi yang terbaik bagi gerainya yang baru atau restoran. Ada beberapa basis data geografis yang tersedia dalam banyak GIS: 

Data sensus dengan blok, daerah, kota, daerah wilayah, distrik kongresional, area metropolitan, negara bagian, dan kode pos.



Peta seluruh jalan, jalan tol, jembatan dan terowongan.



Fasilitas umum seperti saluran air, listrik, dan gas.



Semua sungai, gunung, danau, dan hutan.



Seluruh bandar udara utama, kampus, dan rumah sakit. Penerapan GIS pada perusahaan penerbangan adalah untuk mengidentifikasi bandara yang paling efektif untuk melakukan pelayanan darat seperti pengisian bahan bakar pesawatmakanan-jasa, juga untuk membantu penjadwalan. Penerapan SIG bagi developer gedung perkantoran komersial adalah untuk memilih kotakota tempat mereka akan membangun di masa depan. SIG digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang memengaruhi keputusan lokasi yang mencakup lima elemen untuk setiap kota : daerah pemukiman, toko eceran, pusat kebudayaan dan hiburan, tindak kriminal, serta pilihan trasportasi.

9

2.2. Strategi Tata Ruang Tata ruang adalah salah satu dari keputusan utama yang menentukan efisiensi jangka panjang suatu operasi. Tata ruang memiliki implikasi strategis kerena ia menciptakan prioritas kompetitif sehubungan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, dan begitu pula dengan kualitas kehidupan kerja, kontak pelanggan, dan citra. Suatu tata ruang yang efektif dapat membantu organisasi mencapai strategi yang menunjang diferensiasi., biaya rendah, atau tanggapan. Dalam keseluruhan kasus desain tata ruang harus mempertimbangkan bagaimana mencapai hal-hal berikut ini : 

Pemanfaatan ruang yang lebih tinggi, peralatan, beserta sumber daya manusia.



Meningkatkan aliran informasi, bahan, dan manusia.



Meningkatkan moral pekerja dan kondisi keamanan kerja



Meningkatkan interaksi pelanggan/klien



Fleksibilitas (apa pun tata ruangnya sekarang, ia memerlukan perubahan). Dalam siklus yang semakin pendek jangkanya, dunia terkustomisasi massa, rancangan tata ruang perlu dianggap sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini berarti mempertimbangkan peralatan yang kecil, dapat dipindahkan, dan fleksibel. Tampilan toko perlu dapat dipindahkan, meja-meja dan partisi kantor bersikap modular, dan rak-rak di gudang dipabrikasi sebelumnya. Agar dapat menciptakan perubahan yang cepat dan mudah dalam model produk dan angka produksi, manajer operasi harus merancang fleksibilitas dalam tata ruang. Agar mendapatkan fleksibilitas dalam tata ruang, manajer melakukan pelatihan silang pada para pekerjanya dan menggunakan perlengkapan dapat dipindahkan yang kecil. Pada beberapa antisipasi perubahan berikutnya dalam produk, proses, atau volume. 2.2.2. Jenis-Jenis Tata Ruang Penentuan tata ruang mencakup peletakkan terbaik bagi mesin-mesin (dalam bidang produksi), kantor, dan meja ( dalam bidang perkantoran), atau pusat layanan. Suatu tata ruang yang efektif memungkinkan aliran material, orang dan informasi di dalam dan antar area. Guna mencapai tujuan-tujuan, serangkaian pendekatan telah dikembangkan. Ada tujuh di antaranya pada bagian ini, yaitu :

10

1.

Tata ruang kantor. Memosisikan pekerja, perlengkapan mereka, dan ruang / kantor guna menyediakan pergerakan informasi.

2.

Tata ruang toko eceran. Menyediakan ruang tampilan dan tanggapan terhadap kebiasaan pelanggan.

3. Tata ruang gudang. Mempertimbangkan pertukaran antara ruang dan penanganan material. 4.

Tata ruang posisi tetap. Mempertimbangkan persyaratan tata ruang bagi proyek-proyek besar dan bersifat bulky seperti kapan beserta bangunannya.

5. Tata ruang berorientasi proses. Menangani volume rendah, produksi dengan keragaman tinggi atau produksi dengan jeda. 6.

Tata ruang sel kerja. Menata mesin dan perlengkapan guna memusatkan perhatian pada produksi suatu produk tunggal atau kelompok produk-produk terkait.

7.

Tata ruang berorientasi produk. Mencari personel terbaik dan penggunaan mesin dalam produksi repetitif dan berkesinambungan.

TUJUAN Kantor

Menentukan lokasi pekerja memerlukan kontak yang sering dan berdekatan satu sama lain.

Toko eceran

Menyarankan pelanggan pada barang-barang yang mendatangkan keuntungan tinggi.

Gudang

Menyeimbangkan gudang berbiaya rendah dengan penanganan material berbiaya rendah.

Proyek (posisi tetap)

Memindahkan

material

tempat

penyimpanan

terbatas di seputar situs. Job shop ( berorientasi proses)

Memanajemeni berbagai aliran material bagi setiap produk.

Sel kerja ( kelompok-kelompok Mengidentifikasi

suatu

kelompok

produk,

produk)

membangun tim, anggota tim pelatihan silang.

Repetitif/berkesinambungan

Menyetarakan waktu penyelesaian tugas pada

(berorientasi produk)

masing-masing stasiun kerja

11

Karena hanya sedikit di antara ketujuh kelas tata ruang ini yang dapat di modelkan secara matematis, tata ruang dan perancangan fasilitas fisik masih merupakan suatu seni. Kendati demikian, kita benar-benar mengetahui bahwa suatu tata ruang yang baik perlu menentukan halhal sebagai berikut. 

Perlengkapan penanganan material. Manajer harus memutuskan mengenai perlengkapan apakah yang hendak digunakan, termasuk ban berjalan, alat pengangkat, tempat penyimpanan terotomatisasi, dan sistem retrieval serta kereta otomatis guna mengirim dan menyimpan material.



Kapasitas dan ruang yang diperlukan. Hanya jika personel, mesin dan perlengkapan yang diperlukan telah diketahui barulah para manajer dapat melangkah lebih lanjut dalam merancang tata ruang dan menyediakan ruang bagi setiap komponen.



Lingkungan dan keindahan (estetika). Perhatian dan tata ruang sering kali memerlukan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi sekat pemisah guna memungkinkan aliran udara, mengurangi kebisingan serta menyediakan privasi.



Aliran informasi. Komunikasi adalah sesuatu yang penting bagi organisasi apapun dan harus difasilitasi oleh tata ruang.



Biaya pergerakan antara berbagai area kerja. Disini barang kali merupakan pertimbangan unti terkait memindahkan material atau arti penting memiliki area tertentu yang dekat satu sama lain. 2.2.3. Tata Ruang Kantor Tata ruang kantor (office layout) memerlukan pengelompokan pekerja, perlengkapan mereka, dan ruang demi kenyamanan, keamanan serta pergerakan informasi. Ciri khas utama tata ruang kantor adalah perhatian utamanya pada aliran informasi. Tata ruang kantor berada dlam aliran konstan seiring dengan perubahan teknologi yang melanda masyarakat mengubah cara kerja kantor. Analisis tata ruang kantor masih memerlukan suatu pendekatan yang dilandasi oleh tugas. Dengan demikian manajer menguji baik pola komunikasi elektronis maupun konvensional, memisahkan kebutuhan-kebutuhan, dan kondisi lain yang memengaruhi efektivitas. Wahana berguna bagi telaah semacam itu adalah diagram hubungan.

12

Diagram ini dipersiapkan bagi kantor desain produk, mendakan bahwa kepala bagian pemasaran harus (1) berdekatan dengan area perancang,(2) kurang dekat dengan sekretaris dan data-data utama,(3) sama sekali tidak dekat dengan pusat fotokopi atau departemen akuntansi. Pada sisi lain, beberapa pertimbangan tata ruang bersifat universal. Semuanya itu berkaitan dengan kondisi kerja, kerja tim, otoritas, dan status. Ruang kerja dapat memberikan inspirasi perjumpaan informal dan produktif jika ia menyeimbangkan tiga aspek fisik dan sosial, yaitu : a.

Proksimitas: Ruang hendaknya secara alami menyatukan manusia.

b.

Privasi: Orang hendaknya sanggup mengendalikan akses pada pembicaraan

c.

Izin: Budaya hendaknya memberikan sinyal bahwa interaksi bukan terkait

mereka.

pekerjaan dianjurkan.

2.2.3. Tata Ruang Toko Eceran Tata ruang toko eceran (retail layout) dilandasi gagasan bahwa penjualan dan keuntungan bergantung secra langsung dengan pemanjangan produk-produk terhadap pelanggan. Oleh karenanya, sebagian manajer operasi toko eceran mencoba menarik pelanggan pada sebanyak mungkin produk. Studi benar-benar memperlihatkan semakin besar angka pemanjangan, semakin besar penjualannya dan semakin tinggi imbal hasil investasinya. Manajer operasi dapat mengubah pemanjangan dengan penataan toko dan alokasi tempat bagi berbagai produk dalam tataran tersebut. Lima gagasan ini barangkali membantu menetukan penataan umum di kebanyakan toko : a.

Tempatkan barang-barang yang high-draw di bagian pinggiran toko.

b.

Gunakan lokasi-lokasi utama bagi barang-barang bernilai tinggi dan margin tinggi.

c.

Distribusikan apa yang dikenal dalam perdagangan sebagai “kekuatan barang”

d.

Gunakan lokasi ujung jendela karena ia memiliki angka pemanjangan yang tinggi.

e.

Ungkapkan misi toko dengan secara hati-hati menyeleksi posisi departemen lead-off.

13

Begitu tata ruang umum sebuah toko eceran ditentukan, produk-produk perlu diatur guna dijual. Banyak pertimbangan yang diperlukan bagi penataan. Meskipun demikian, tujuan uatama bagi tata ruang toko eceran adalah memaksimalkan keuntungan diperoleh dari setiap kaki persegi lantai toko. Tiket besar atau barang-barang mahal dapat menghasilkan pendapatan lebih besar, namun keuntungan perkaki persegi barangkali lebih rendah. Program-program terkomputerisasi hadir myertai para manajer dalam mengevaluasi keuntungan bagi beragam barang jualan dalam ratusan kategori, di mana teknik ini dikenal sebagai manajemen kategori. Servicescape Tujuan utama tata ruang eceran adalah memaksimalkan keuntungan melalui pemajangan produk, terdapat aspek-aspek lain layanan yang perlu dipertimbangkan para manajer. Istilah servicescape memaparkan lingkungan fisik dimana kelayakan diberikan dn bagaimana lingkungan sekitar memiliki dampak humanistik pada pelanggan dan pekerja. Guna menciptakan suatu tata ruang layanan yang baik, sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan elemen-elemen sebagai berikut. a.

Kondisi ambien, dimana suatu ciri khas yang menjadi latar belakang.

b.

Tata ruang spasial dan fungsionalitas, yang melibatkan perjalanan sirkulasi jalannya pelanggan.

c.

Tanda-tanda,simbolm dan artefak, yang merupakan ciri khas desain bangunan yang membawa arti penting secara sosial.

2.2.3. Tata Ruang Bagi Gudang Dan Tempat Penyimpanan Tujuan tata ruang pergudangan (warehouse layout) adalah menemukan trade off yang optimum antara biaya penanganan dan biaya terkait ruang gudang. Sebagian konsekuensinya, tugas

manajemen

adalah

memaksimalkan

pemanfaatan

volume

penuhnya

sambil

mempertahankan biaya-baiya penanganan material yang rendah. Tata ruang pergudangan yang efektif, tentu saja meminimalkan kerusakan dan buangan bahan dalam gudang. Manajemen meminimalkan jumlah sumber daya yang dihabiskan guna menemukan dan memindahkan material ditambahkan dengan kemrosotan nilai dan kerusakan material itu sendiri. Sebuah gudang menyimpan sejumlah kecil barang bersifat unik membawa pada dirinya sendiri kepadatan lebih tinggi dibandingkan sebuah gudang yang menyimpan beragam barang. 14

Manajemen pergudangan modern dalam kebanyakan contoh merupakan suatu prosedur otomatis menggunakan sistem penyimpanan dan perbaikan otomatis (ASRS). Suatu komponen penting tata ruang gudang adalah hubungan antara area penerimaan dan pembongkaran dan area pengapalan/loading. Desain fasilitas bergantung pada jenis pasokan yang dibongkar, apakah semuanya itu dibongkar dari truk, mobil krel, barge, dan lain sebagainya, dan dimanakah barang-barang tersebut dibingkar. Pada beberapa perusahaan, penerimaan dan pengiriman fasilitas atau dock, sebagaimana ia disebut, bahkan berlangsung di area yang sama, terkadang mereka menerima dock saat pagi hari dan pengirimannya sewaktu siang hari. Docking Silang Docking Silang (cross-docking) berati menghindari menempatkan material atau pasokan di gudang melalui pemrosesannya saat diterima. Dalam fasilitas manufakturing, produk diterima secara langsung oleh lini perakitan. Dalam pusat distribusi, muatan-muatan yang telah dilabeli dan dikelompokkan tiba di dock pengiriman guna perutean ulang segera, dengan demikian menghindari penerimaan formal, penyetokan/penyimpanan, dan kegiatan seleksi order. Walmart, suatu pembela awal bagi docking silang, menggunakannya sebagai komponen utama bagi keberlangsungan strategi biaya rendahnya. Meski docking silang mengurangi biaya penanganan produk, persediaan, dan fasilitas, ia memerlukan baik (1) penjadwalan yang benar dan (2) identifikasi produk akurat dibagian dalam. Penyetokan Acak Sistem identifikasi otomatis (AIS), selalu dalam bentuk bar kode, memungkinkan identifikasi barang yang akurat dan cepat. Apabila sitem identifikasi otomatis dipadukan dengan sistem manajemen informasi yang efektif, manajer operasi mengetahui jumlah dan lokasi setiap unit. Sistem penyetokan acak (random stocking) kerap kali mencakup tugas-tugas sebagai berikut. a. Memelihara daftar lokasi “terbuka” b. Memelihara catatan akurat terkait persediaan yang ada beserta lokasinya. c. Mengurutkan barang guna meminimalkan waktu diperlukan untuk “memungut” pesanan. d. Memadukan pesanan guna mengurangi ukuran kemasan.

15

e. Meletakkan barang-barang tertentu atau kelas barang tertentu, seperti barang yang sering digunakan ke area gudang khusus sehingga jarak perjalanan total dalam gudang dapat diminimalkan. Kustomisasi Gudang dapat menjadi tempat-tempat di mana nilai ditambahkan melalui kustomisasi (cuztomizing). Kustomisasi gudang adalah khususnya cara bermanfaat untuk membangkitkan nilai keunggulan dalam persaingan di pasar, dimana produk memiliki banyak konfigurasi.

2.2.4. Tata Ruang Posisi Tetap Dalam suatu tata ruang posisi tetap (fixed-position layout) proyek berada di satu tempat dan pekerja beserta peralatan datang ke tempat tersebut. Contoh bagi jenis proyek ini adalah kapal, jalan raya, jembatan, ruamh, dan meja operasi di sebuah ruang operasi rumah sakit. Teknik dalam membangun tata ruang posisi tetap adalah dirumitkan oleh tiga faktor, yaitu : a. b.

Terdapat ruang terbatas pada hampir setiap lokasi. Pada berbagai tahapan berbeda proyek, material yang berbeda-beda dibutuhkan

sehingga barang-barang berbeda menjadi sesuatu yang kritikal saat proyeknya berjalan. c.

Volume material yang diperlukan adalah bersifat dinamik. Karena permasalahan-permasalahan dengan posisi tetap tata ruang adalah begitu

sulitnya untuk dipecahkan dengan baik di lokasi, suatu strategi alternatif guna menyelesaikan sebanyak mungkin proyek diluar lokasi. Pendekatan ini dipergunakan di industri perkapalan ketika unit-unit standar. 2.2.5. Tata Ruang Berorientasi Proses Tata ruang berorientasi proses suatu tata ruang yang menangani volume kecil, produk dengan keragaman tinggi yang seperti mesin dan peralatan dikelompokkan bersama. Suatu tata ruang berorientasi proses (process-oriented layout) dapat secara bersamaan menangani keragaman besar produk atau jasa. Ini adalah cara tradisional dalam mendukung suatu strategi diferensiasi produk. Tata ruang berorientasi proses adalah khususnya bersifat 16

volume rendah. Dalam suasana kerja ini, masing-masing produk atau sekelompok kecil mengalami serangkaian operasi berbeda. Sebuah produk pesanan kecil diprodukdi dengan menggerakkan dari satu departemen ke departemen lainnya dalam urutan yang diperlukan bagi produk itu. Keuntungan besar bagi tata ruang berorientasi adalah fleksibilitasnya dalam hal perlengkapan dan pengaturan tenaga kerja. Rusaknya satu meisn sebagai contoh, tidak perlu menghentikan keseluruhan proses, pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lainnya dalam departemen tersebut. Tata ruang berorientasi proses juga khususnya baik bagi penanganan pabrikasi suku-suku cadang dalam batch kecil atau lot pekerjaan (job lots) serta bagi produksi beragam suku cadang dalam beragam ukuran serta bentuk. Kekurangan tata ruang berorientasi proses berasal dari tujuan umum penggunakan peralatan. Pesanan memerlukan lebih banyak waktu dalam bergerak di sepanjang sistem karena penyusunan perubahan jadwal dan penanganan material yang unik. Sebagai tambahan perlengkapan keguanaan umum memerlukan kemampuan kerja yang tinggi. Kemampuan pekerjaan yang tinggi memerlukan pula tingkat pelatihan lenih tinggi dan pengalaman lebih tinggi, dan tingkatan proses kerja ini meningkatkan investasi dalam bentuk modal. Sewaktu merancang tata ruang, taktik paling umum adalah menata departemendepartemen atau pusat keja sehingga meminimalkan biaya penanganan material. Fasilitas berorientasi proses (tata ruang posisi tetap pula) mencoba meminimalisasi muatan , atau perjalanan, dikalikan dengan biaya terkait jarak.

Perangkat Lunak Komputer Bagi Tata Ruang Berorientasi Proses Program komputer telah diciptakan untuk menangani tata ruang lebih besar. Programprogramnya kerap menambahkan keanggunan pada diagram alur, kemampuan banak tingkat, penyimpanan, dan penempatan container, volume bahan, analisis waktu, dan perandingan biaya. Program-program tersebut cenderung bersifat interatif yaitu memerlukan partisipasi pengguna. Kemudian, sebagian besar hanya klaim untuk menghasilkan pemecahan yang “baik” dan bukan “optimal”.

17

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Pemilihan lokasi sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi juga merupakan elemen penting dalam menentukan pendapatan perusahaan jasa, eceran, dan profesional. Keputusan strategis sering tergantung jenis bisnisnya . Perusahaan industri perlu mempertimbangkan baik biaya nyata maupun tidak nyata. Permasalahan lokasi industri biasanya diatasi dengan metode pemeringkatan faktor, analisis titik impas lokasi, metode pusat gravitasi, dan metode transportasi dari pemrogaman linier. Untuk organisasi jasa, eceran, dan profesional, analisis biasanya dibuat dari berbagai variabel, termasuk daya beli suatu daerah, persaingan, iklan dan promosi, kualitas fisik lokasi,dan kebijakan operasional organisasi dan strategi yang digunakan terfokus pada maksimasi pendapatan.

18

DAFTAR PUSTAKA Heizer, Jay & Render, Barry. 2015. “Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan Edisi 11”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

19

Related Documents

Makalah Mo 2019.docx
May 2020 26
Makalah Mo 2019.docx
June 2020 16
La Min Mo Mo
November 2019 65
Makalah Mo Kel.6 (muli).docx
December 2019 18

More Documents from "samuli"

Proposal Pemateri.docx
December 2019 9
Peminjaman Ruangan.docx
December 2019 22
Pajak Ppn Muli.docx
June 2020 10
Makalah Mo Kel.6 (muli).docx
December 2019 18