Makalah Mk S2.docx

  • Uploaded by: Rina Agustin
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Mk S2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,199
  • Pages: 18
MAKALAH PENGUATAN KEPEMIMPINAN, MANAJEMEN, LITERASI, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA GLOBAL Di susun Oleh: NAMA

: RINA AGUSTININGSIH, S.Pd

NIM

:

KELAS

:

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI/ MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA FKIP UNIVERSITAS BENGKULU 2017

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa penyusun curahkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah datang membawa kebenaran dari Allah dan menyempurnakan akhlak manusia. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Dosen Pengampu Manajemen dan Supervisi Pendidikan. Dengan makalah ini, diharapkan kita semua dapat memahami makna kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Penyusun menyadari bahwa tanpa bekal ilmu pengetahuan, dorongan, motivasi dan bimbingan serta bantuan moril maupun materil dari beragai pihak, makalah ini tidak dapat tersusun dengan baik. Serta dalam kesempatan ini, penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca.

Lubuklinggau, Oktober 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. 1 DAFTAR ISI. 2 BAB I PENDAHULUAN.. 3 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Latar Belakang. 3 Rumusan Masalah. 3 Apa pengertian kepemimpinan?. 3 Apa tipe-tipe kepemimpinan?. 3 Bagaimana gaya kepemimpinan?. 3 Tujuan. 3

BAB II PEMBAHASAN.. 4 1. Pengertian Kepemimpinan. 4 2. Tipe Kepemimpinan. 8 3. Gaya Kepemimpinan. 11 BAB II PENUTUP. 19 DAFTAR PUSTAKA.. 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Untuk mewujudkannya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat di andalkan. Sosok itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Namun bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang baik dan bertanggungjawab serta apa hubungannya pemimpin dengan kepemimpinan serta kekuasaan

B.

Rumusan Masalah

1.

Apa pengertian kepemimpinan?

2.

Apa tipe-tipe kepemimpinan?

3.

Bagaimana gaya kepemimpinan?

C.

Tujuan

Tujuan dari pada penulisan makalah ini adalah untuk berbagi ilmu tentang manajemen kepemimpinan dimana didalamnya membahas tentang pengertian kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu (Dirawat dkk., 1983). Kreiner menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi. Menurut Ary H. Gunawan (1996) kepemimpinan adalah gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau kelompok orang untuk mengarahkan usaha bersama, guna mencapai suatu sasaran/tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan menurut koontz dan donnel(1982), adalah suatu seni dan proses mempengaruhi seluruh orang sehingga mereka mau bekerja dengan sungguh-sugguh untuk meraih tujuan kelompok.davis (dalam winardi,2000) mengartikan,kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mengajak orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.selanjutnya menurut nanang Fattah (2004) kepemimpinan adalah suatu kegiatan atau tindakan seseorang yang mempengaruhi kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Berbicara mengenai konsep pendidikan,soetopo dan soemanto(1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain untuk mencapaian tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Dengan demikian dapat disimpulkan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mencapain tujuan. Adapun rujukan tentang konsep kepemimmpinan yang dijadikan landasan untuk bertidak sebagaimana yang penulis kutip dari Firman Allah dalam Al-Qur’an surat fathir, ayat 39, Artinya,”Dialah yang menjadikanmu pemimpin (khalifah) di muka bumi”, ayat ini menjelaskan pernyataan Allah, bahwa dia memposisikan manusia sebagai pemimpin (khalifah), tanpa memandang jenis kelaminnya baik perempuan maupun laki-laki. Kewajiban untuk taat dan patuh kepada pemimpin dalam pandangan islam adalah karna ia dipilih umat dengan memiliki sifat-sifat yang terpuji. Dengan demikian seorang pemimpin dalam proses kepemimpinannya tidak terlepas dari pandangan Allah dan umat (yang dipimpinnya). Pemimpin harus memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik di hadapan Allah maupun dihadapan manusia. Agar tanggung jawab kepemimpinannya dapat berjalan dengan baik, maka ia harus memiliki sifat-sifat yang terpuji. Rasullullah SAW meminpin manusia dengan sifat yang mulia sehingga sifat-sifat kepemimpinannya menjadi acuan sebagai sifat pemimpin. Khususnya bagi setiap umat islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Allah menegaskan hal tersebut dalam Q.S. An-Nisa: 59. Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang

sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kapada Allah dan hari kemudian.yang demikan itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa salah satu factor pendukung dan kunci berhasilan bagi sekolah/madrasah berprestasi atau sukses adalah factor kepemimpinan. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Edmonds(1979) dalam muhaimin, dkk., (2010) yang meneliti tentang sekolah-sekolah yang selalu meningkatkan prestasi kerjanya di pimpin oleh kepala sekolah yang baik, yaitu pemimpin yang selalu berupanya meningkatkan prestasinya. Kepemimpinan dimaknai dengan kemampuan untuk menggerakkan segala sumberdaya yang ada pada suatu organisasi, sehingga dapat didayagunakan secara maksimal, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Nawawi (1999) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakantindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada kemampuannya untuk mempengaruhi itu. Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dapat dilakukan seseorang melalui komunikasi, baik yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Tujuannya adalah untuk menggerakkan anggota organisasi agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang memiliki kemampuan menggerakkan anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam studi leadership ditemukan asumsi umum bahwa kepemimpinan berjalan dalam suatu fenomena kelompok yang melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih. Dalam interaksi tersebut dijalankan suatu poses dimana pemimpin melakukan kegiatan “mempengaruhi” dengan sengaja orang-orang yang berada dibawahnya atau stafnya. Dalam menjalankan proses ‘mempengaruhi’ memerlukan paling tidak tiga unsur yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu unsur manusia, sarana dan tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsure tersebut secara berimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori atau praktik selama menjadi pemimpin. Namun, secara tidak disadari, seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya memiliki cara tersendiri. Cara tersebut merupakan cerminan dari sifat, karakter, dan nilai dasar yang dianut oleh seorang pemimpin. Ali Muhammad Taufiq menjelaskan macam-macam sifat kondusif yang harus dimiliki oleh pemimpin berikut ini:

1. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan perusahaan atau organisasinya. 2. Memfungsikan keistimewaan yang lebih disbanding orang lain (QS. AlBaqarah: 247) 3. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung jawabnya (QS. Ibrahim: 4) 4. Mempunyai karisma dan wibawa dihadapan manusia atau orang lain (QS. Hud: 91) 5. Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu (QS. AlShad: 26) 6. Bermuamalah dengan lembut dan kasih saying terhadap bawahannya, agar orang lain simpatik kepadanya (QS. ali imran: 159) 7. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan pengikutnya, serta membantu mereka agar segera terlepas dari kesalahan (QS. ali imran: 159) 8. Bermusyawarah dengan para pengikut serta mintalah pendapat dan pengalaman mereka (QS. ali imran: 159) 9. Menertibkan semua uruan dan membulatkan tekad untuk bertawakal kepada Allah (QS. ali imran: 159) 10. Membangun kesadaran akan adanya pengawasa dari Allah (Muraqabah) sehingga terbina sikap ikhlas dimanapun, kendati tidak ada yang mengawasi kecuali Allah . 11. Memberikan santunan social (takaful ijtima’) kepada para anggota, sehingga tidak terjadi kesenjangan social yang menimbulkan rasa dengki dan perbedaan strata social yang merusak (QS. al-Hajj: 41) 12. Mempunyai power dan pengaruh yang dapat memerintah serta mencegah karena seorang pemimpin harus melakukan control pengawasan ataspekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan, serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran (QS. al-Hajj: 41) 13. Tidak membuat kerusakan dimuka bumi, serta tidak merusak lading, keturunan, dan lingkungan (QS. Al-Baqarah: 205) 14. Bersedia mendengar nasehat dan tidak sombong karena nasehat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh (QS. Al-Baqarah: 206) Dalam menghadapi kehidupan terbuka abad 21 ini, diperlukan pemimpin yang professional, yaitu pemimpin yang bukan hanya menguasai kemampuan dan ketermpilan untuk memimpin, tetapi juga harus: 1. Dapat mengejawantahkan nilai-niai Islam di dalam system pendidikan Islam, dan 2. Menguasai nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan permintaan zaman. Selanjutnya, dalam kelompok manapun, seorang pemimpin harus memiliki power atau pengaruh, diantaranya sebagai berikut: 1. Power eksekutif pelaksanaan, yaitu pengaruh yang dapat menimbulkan karisma dan wibawa untuk mengatur anggota kelompok atau orang lain.

2. Power legislative pembuat hokum, yaitu pengaruh untuk mengatur hubungan antarkelompok. 3. Power pembuat keputusan, yaitu pengaruh untuk mendamaikan perselisihan yang terjadi dalam penerapan hukum.

B. Tipe Kepemimpinan 1.

Tipe Otokratik

Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak. Kelebihan: 1. Keputusan dapat diambil secara cepat 2. Mudah dilakukan pengawasan Kelemahan: 1. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. 2. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. 3. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. 4. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. 5. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orangorang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan. 6. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung. 7. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.

2.

Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3.

Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.

4.

Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik. Kelebihan: 1. Keputusan berdasarkan keputusan anggota 2. Tidak ada dominasi dari pemimpin Kekurangan: 1. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. 2. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan. 3. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. 4. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

5.

Tipe Demokratis

Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kelebihan: 1. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya. 2. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. 3. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya. Kekurangan: 1. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak. 2. Sulitnya pencapaian kesepakatan. 3. Tipe Militeristis Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:      

C.

Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan Sukar menerima kritikkan dari bawahan Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan

Gaya Kepemimpinan

Dalam buku primal leadership, Goleman, bolyatzis dan McKee (2002) membagi enam gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1. Pemimpin Visioner Pemimpin visioner menumbuhkan getaran yang sanggup memberikan “sense” tentang impian yang ingin dicapai. Pemimpin visioner mengajak orang-orang

membicarakan tentang harapan masa depan, dan merasakan belas kasih dan didekesi yang meraka rasakan. Ia bahkan menyuarakan nilai-nilai bersama dalam mengartikulasikan visi organisasi yang kompleks. Lebih jauh pemimpin visioner mampu memberi ruh dalam tubuh organisasi yang dipimpinnya. Dalam diri seorang pemimpin visioner antara lain bertahannya karyawankartawan terbaik yang sejalan dengan”tune in-“ nya nilai, tujuan dan misi organisasi yang sehat akan menyadari bahwa visi dan misinya menawarkan “trade mark” yang berbeda dan unik terhadap individu yang terlibat didalamnya. Kepemimpinan visioner bisa memaksimalkan potensi organisasi atau lembaga untuk tujuan jangka panjang, karena dengan pendekatan visioner inilah yang paling efektif untuk mencapai tujuan bersama. 2. Gaya pembimbing Melakukan pembicaraan secara personal atau dari hati ke hati dengan bawahan merupakan gaya seorang pemimpin pembimbing. Dia tidak sekedar membicarakan kegiatan sehari-hari di organisasi tapi juga mengetuk hati seseorang dengan lebih dalam dengan bertanya apa impian-impiannya, tujuan hidupnya, dan harapan karirnya. Walaupun gaya pembimbing ini lebih berfokus pada perkembagan personal, bukan pencapaian tujuan secara kolektif. Gaya pembimbing ini mampu memberikan respon emosi positif dan hasil yang lebih baik terhadap perkembangan organisasi secara menyeluruh. Karena dengan gaya ini akhirnya terbentuk ikatan dan kepercayaan yang tinggi, mereka merasa benar-benar dibutuhkan dan tidak hanya dijadikan alat untuk meneyelesaikan pekerjaan. 3. Gaya pembangaun Hubungan(Afiliatif) Gaya ini cendrung lebih menekankan pada harmonisasi, penguatan moral, memperbaiki komunikasi dan kepercayaan yang dibangun. Meskipun identik dengan gaya kepemimpinan yang lemah, kepemimpinan Afiliatif mampu menjabatani berbagai keinginan dalam berbagai kelompok. Memang, ketika pemimpin mengandalkan pendekatan afiliatif yang terjadi pekerjaan menjadi no.2 setelah perasaan. Gaya seperti ini secara berlebihan akan mengurangi sifat kritis seseorang, kecendrungan penghindaran terhadap konfontasi dan mengabaikan korektif dapat membelokkan organisasi menuju kegagalan. 4. Gaya demokratis Pemimpin demokratis akan melakukan upaya-upaya persuasif dalam mengambil keputusan tertentu.Nilai-nilai demokrasi (kejujuran, kedilan, akuntabel, dan transparan) menjadi cerminan prilaku pemimpin demokratis.Gaya demokratis sangat bermamfaat untuk memancing ide-ide segar tentang cara terbaik bagaimana cara menerapkan visi dan cara-cara terbaru bagaaimana cara melaksanakannya.

5. Gaya Penentu Kecepatan Gaya ini mencitrakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang obsesif. Segala sesuatu bisa dilakukan dengan lebih baik dan lebih cepat yang sesuai dengan standar kinerja yang tinggi. Pemimpin dengan gaya seperti ini akan mudah memarahi bawahan yang bekerja buruk , menuntut lebih pada mereka dan apabila tidak tercapainya target, dia sendiri yang akan melakukannya. Gaya ini apabila dilakukan secara moderat bisa menjadi penyemangat, karena antusiasnya seseorang pemimpin dalam memberikan motivasi. 6. Gaya Memerintah Gaya memerintah atau biasa disebut gaya intimidasi, memungkin seseorang pemimpin menuntut kepatuhan yang total. Pemimpin tidak mau menjelaskan apa dan bagaimana cara melakukannya? Ancaman demi ancaman dilakukan jika bawahan tidak menuruti pemerintahannya. Minimnya dan seringnya hukuman yang diterima bawahan ,secara tidak langsung gaya kepemimpinan ini akan melemahkan semangat,harga diri dan kepuasan orang-oarang dalam melakukan pekerjaannya. Gaya pemerintah dilakukan dengan sangat hati-hati,pada situasi dan kondisi tertentu. Jika seorang pemimpin tahu situasi membutuhakn tangan besi dan kapan harus dilakukan, maka ketegasan dilaksanakan dengan terampil bisa menyelamatkan organisasi. Kepemimpinan dalam Manajemen Dari segi kepemimpinan, manajemen / adminidtrasi dipengaruhi oleh pemimpin. Pemimpin bisa seorang kepala sekolah, guru atau orang yang memimpin suatu kegiatan. Memimpin dapat di definisikan sebagai kegiatan memengaruhi orang – orang untuk mencapai tujuan atau memimpin adalah menumbuhkan kepemimpinan anak buah. Kepemimpinan meliputi perilaku verbal dan nonverbal yang menjadi unsur komunikasi dalam proses pembuatan keputusan dan pelaksanaan putusan. Kepemimpinan di jalankan jika seseorang berusaha untuk memengaruhi perilaku orang lain dalam perumusan dan pencapaian tujuan – tujuan bersama melalui himbauan, saran, bimbingan, supervisi, konsultasi atau ancaman. Guna tercapainya ke efektifan, sifat kepemimpinan harus berubah bila terjadi perubahan pada tugas kelompok, komposisi orang dalam kelompok atau pada situasi kelompok. Pada suatu organisasi atau lembaga formal kepemimpinan efektif hendaknya memberikan arah kepada semua anggota dalam mencapai tujuann organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi bisa menjadi kendur. Hal ini dapat membuat orang – orang bekerja untuk mencapai tujuan pribadi mereka. Selain itu, organisasi menjadi tidak efektif dalam mencapai tujuan – tujuannya. Gaya kpemimpinan dapat dari kepemimpinan yang otoriter sampai kepemimpinan yang demokratis dan di antaranya terdapat kepemimpinan laizies faire.

Kepemimpinan Kepala Sekolah Paters dan Austindalam sallis ( 1993 ), memberikan pertimbangan spesifik mengenal kepemimpinan pendidikan yang di beri tema Excellence in School Leadership. Mereka berpendapat kepemimpinan pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut : 1. Visi dan symbol. Guru kepala sekolah harus mengkomunikasikan nilai – nilai instituti kepada staffnya, siswa, dan masyarakat luas. 2. Management by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap institusi. 3. For thr kids ( untuk anak – anak ). Istilah dalam pendidikan yang berarti ekuivalen dengan dekat pada pelanggan. 4. Autonomi, pengalaman, dan dukungan terhadap kegagalan. Pemimpin pendidikan harus mendorong inovasi di antara staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti muncul dalam melakukan inovasi. 5. Menciptakan rasa “ kekeluargaaaan “. Pemimpin perlu menciptakan suatu perasaan sebagai komunitas diantara siswa, murid, orang tua, guru, dan staff pendukung. 6. Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme. Hal tersebut adalah beberapa mutu personal yang esensial dan di butuhkan bagi pemimpin pendidikan. Pada umumnya, para manager do organization no TQM menghabiskan 30% waktunya untuk mengenai kegagalan system seperti lebih banyak menggunakan waktunya untuk memimpin membuat perencanaan ke depan, mengembangkan ide – ide baru, dan dapat bekerja secara sekat dengan pelanggan. Kepemimpinan Sekolah / Madrasah Berkenaan dengan kepemimpinan sekolah / madrasah. Berdasarkan permendiknas NO. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan telah menetapkan standar tentang kepemimpinan sekolah / madrasah sebagai berikut : 1. Setiap sekolah / madrasah di pimpin oleh seorang kepala sekolah / madrasah. 2. Criteria untuk menjadi seorang kepala dan wakil kepala sekolah / madrasah berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Kepala SMP/MTS/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah / madrasah. 4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah / madrasah untuk bidang akademik, sarana prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan kepala SMK dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang akademik, sarana prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia dan dunia industri. Dalam hal tertentu atau sekolah / madrasah yang masih dalam taraf

pengembangan, kepala sekolah / madrasah, dapat menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil kepala sekolah / madrasah. 5. Wakil kepala sekolah / madrasah dipilh oleh dewan pendidik, dan proses pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah / madrasah kepada institusi diatasnya. Dalam hal sekolah / madrasah swasta, institusi yang dimaksud adalah penyelenggara sekolah / madrasah. 6. Kepala dan wakil kepala sekolah / madrasah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaaan satuan kependidikan. 7. Kepala sekolah / madrasah : 8. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu. 9. Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan di capai. 10. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah / madrasah. 11. Membuat rencana kerja strategi dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu. 12. Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah / madrasah. 13. Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah / madrasah. Dalam hal sekolah / madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah / madrasah. 14. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat. 15. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran pertauran dan kode etik. 16. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. 17. Bertanggung jawab atas perencanaan partisipasif mengenai pelaksanaan kurikulum. 18. Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supevisi untuk meningkatkan kinerja sekolah / madrasah. 19. Meningkatkan mutu pelajaran. 20. Member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 21. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang di komunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah / madrasah. 22. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah / madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan professional para guru dan tenaga kependidikan. 23. Menjamin manajemen organisasi dan pengoprasian sumber daya sekolah / madrasah untuk menciptakan lingkungan yang belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif. 24. Menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah / madrasah menanggapi kepentingan kebutuhan dan

kepentingan komunitas yang beragam, dan memobiliasi sumber daya masyarakat. 25. Memberi contoh/ teladan / tindakan yang bertanggung jawab. Kepala sekolah / madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah / madrasah sesuai dengan bidangnya. Kepemimpinan yang Efektif Agar proses pengembangan para personalia pendidikan terus berjalan lancer dan kontinu, antara lain di butuhkan kepemimpinan yang efektif. Ialah suatu kepemimpinan yang menghargai usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat masing – masing individu , yang memberi dorongan untuk berkembang dengan mengarahkan diri kearah tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Menurut hasil penelitian, pemimpin yang tinggi dalam kedua dimensi kepemimpinan adalah pemimpin yang efektif. Begitu pula pemimpin yang memiliki performan tinggi dalam perencanaan dan fungsi – fungsi manajemen adalah tinggi pula dalam kedua dimensi kepemimpinan itu. Dua dimensi kepemimpinan itu ialah kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi kepada antar hubungan manusia. Kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas ialah pemimpin yang hanya menekankan penyelesaian tugas – tugas kepada para bawahannya dengan tidak memperdulikan perkembangan bakat, kompetensi, motivasi, minat, komunikasi, dan kesejahteraan bawahan. Yang terpenting baginya ialah roda perjalanan organisasi menjadi lancer. Pemimpin yang seperti ini memandang bahwa organisasi ynag dipimpinnya adalah seperti mesin yang abadi yang tidak akan lapuk dan using di landa zaman. Para personalinya akan bekerja secara rutin, rajin, taat dan tunduk dalam penampilannya. Pemimpin ini buta terhadap perkembangan dan kemajuan lingkungan / masyarakatnya. Yang mengakibatkan organisasi itu akan segera menjadi usang dengan performan para petugasnya yang ketinggalan zaman, tinggal menunggu kematian. Sebaliknya kepemimpinan yang berorientasi kepada antar hubungan manusia hanya menekankan perkembangan para personalianya. Kepuasan mereka, motivasi, kerjasama, pergaulan dan kesejahteraan mereka. Yang penting baginya dalah nasib para bawahan, tentang kepentingan oraganisasi dalah nomor dua. Pemimpin ini berasumsi bila para personalia diperhatikan perkembangan dan nasibnya otomatis tujuan organisasi pendidikan akan tercapai. Tetapi kenyataan menunjukkan manusia di dunia ini tidak selalu beritikad baik walaupun ia diperlakukan secara baik. Pada umumnya manusia sukar mengenal batas kepuasan dalam menjalani hidupnya. Akibat jenis kepemimpinan ini juga serupa dengan kepemimpinan yang pertama yaitu membuat organisasinya mundur, kemudian mati. Oleh sebab itu kepemimpinan yang baik ialah kepemimpinan yang mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientsi anatar hubungan manusia.

Kedua orientasi itu perlu dipadukan dan kedua – duanya ditingkatkan. Hanya dengan cara ini kepemimpinan akan menjadi efektif, yaitu mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktunya. Sebab kepemimpinan yang efektif ini dapat melaksanakan fungsi – fungsi manajemen dengan baik termasuk melaksanakan perencanaan dengan baik pula. Bagan hubungan antar kepemimpian yang efektif dengan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan pada umumnya. Perencanaan Orientasi tugas Fungsi manajemen Tujuan organisasi Orientasi hub. Manusia Kepemimpinan Efektif Pengendalian Koordinasi/ organisasi Kepemimpinan yang efektif selalu memanfaatkan kerjasama dengan para bawahan untuk mencapai cita – cita organisasi. Karena dengan cara begitu para manajer / administrator akan banyak dapat bantuan pikiran, semangat dan tenaga dari para bawahannya, Pekerjaaan pendidikan yang dilakukan oleh para pemimpin secara efektif ini dikatakan Cunningham sebagi perencanaan dan manajemen kontinum yaitu : 1. Manajer berdidkusi dengan para bawahan . 2. Manajer dibantu oleh para bawahan. 3. Manajer dibantu para bawahan untuk mendapat cara penyelesaian masalah yang terbaik. 4. Tindakan manajer disetujui oleh para bawahan. Fiedler menyebut cara kerja seperti ini sebagai model situasional atau contingency.

BAB II PENUTUP KESIMPULAN Kepemimpinan atau leadership berarti sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Pada dasarnya seorang pemimpin di nilai mampu membuat pencapaian besar apabila pemimpin di bawahnya terdiri dari pengikut

yang memiliki kemampuan dan kemauan. Ini berarti bahwa pemimpin di bawahnya tidak sekedar menjadi pengikut yang baik tetapi juga harus mampu bekerja sama demi mencapai tujuan yang di inginkan oleh seorang pemimpin, dan seorang pemimpin pada dasarnya harus memiliki kemampuan untuk mendelegasikan, memotivasi dan mendidik para pengikutnya. Setiap pemimpin memiliki tipe dan gaya tersendiri dalam memimpin, yang disesuiakan dengan kebutuhan, karena gaya kepemipinan itu relative.

DAFTAR PUSTAKA Sutikno, Sobry, M. (2012). Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica Qamar, Mujamil, (2013). Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlangga Wahjosumidjo, (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali. Suparlan, (2013 ). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim, M, ( 2010 ). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Rohiat, ( 2012 ). Manajemen Sekolah. Bandung : PT Refika Aditama. Hakim, Lukman, (2008). Manajemen Pendidikan. Jogjakarta: Genta Press

Related Documents

Makalah Mk S2.docx
August 2019 11
Mk
April 2020 48
Mk
November 2019 61
Mk
November 2019 51
Mk
November 2019 53
Mk
November 2019 60

More Documents from ""