MAKALAH METODOLOGI TAFSIR Al QURAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Tafsir Al Quran Dosen Pengampu: Iffaty Zamimah, S.Th.I., M,A
Disusun oleh: Fadilah Ulum Farikha
18210963 18210967
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN JAKARTA 2019 M/1440 H
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan taufiq hidayah-Nya kepada kita semua. Pertama dan yang paling utama marilah kita haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih tak pilih kasih yang maha penyayang tak pandang sayang yang karena dengan kasih sayangnya itulah kita dapat berkumpul di majlis ilmu yang insya Allah penuh barokah ini. Allahummasholli ala sayyidina Muhammad, sholawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Abu Fathimah Az-zahro Al musthofa Muhammad SAW yang mana beliau adalah king of the king, best of the best one of the ranking. Makalah ini kami rasakan belum sempurna sehingga mungkin masih terdapat banyak kesalahan disana sini. Maka dari itu kami sangat mengharapkan teguran, saran serta bimbingan para Dosen pengampu juga teman-teman sekalian demi perbaikan makalah di masa mendatang. Mudah-mudahan koreksi anda sekalian merupakan bantuan moral yang tak terhingga di catat sebagai amal sholih.
Pamulang, 15 Maret 2019
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang Masalah.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2 A.
Pengertian Corak Fiqhi ............................................................................................................... 2
B. Latar Belakang / Sejarah Corak Fiqhi Perkembangan .................................................................. 3 C.
Langkah-langkah Penafsiran yang bercorak Fiqhi .................................................................. 4
D.
Kelebihan dan Tafsir Fiqhi Kekurangan ..................................................................................... 4
E. Karya Tafsir bercorak dan contoh aplikasi Fiqhi .......................................................................... 5 BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 9 A.
Kesimpulan ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang mengitarinya.1 Salah satunya adalah tafsir yang bercorak fiqih, menurut Dr. Satria Effendi M. Zein, pakar fiqih-ushul fiqih IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ilmu fiqih pada dasarnya dari ilmu tafsir ahkam / Al Quran menegaskan bahwa dulunya kehidupan manusia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan hanya karena suatu kedengkian maka terjadilah perselisihan yang berlanjut terus menerus, muncullah persoalan-persoalan yang memerlukan penyelasaian. Allah mengutus para Rasul dan menurunkan al Quran yang berfungsi untuk menyelesaikan perselisihan dan menemukan jalan keluar dari berbagai problematika yang terjadi di masyarakat. Tafsir sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud dan tujuan Al-Quran, telah mengalami perkembangan yang cukup bervariasi. Sebagai hasil karya manusia, terjadilah keanekaragaman dalam methode dan corak penafsiran merupakan hal yang tak terelakan. Keragaman itu antara lain: perbedaan kecenderungan, dan motivasi mufassir, perbedaan kedalaman ilmu yang dimiliki mufassir, perbedaan masa dan lingkungan fiqhi2 yang pada hakikatnya merupakan pengembangan lebih jauh dari tafsir ahkam. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Corak Fiqhi. 2.
Latar Belakang / Sejarah Perkembangan Corak Fiqhi.
3.
Langkah –langkah penafsiran yang bercorak Fiqhi.
4.
Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Fiqhi.
5.
Karya Tafsir bercorak Fiqhi dan contoh aplikasi.
1
Ahmad Syurbasyi, Study Tentang Sejarah Perkembangan Tafsir, (Jakarta : Kalam Mulia, cet. Pertama, 1999), hlm,231. 2 Moh Amin Suma, Pengantar Tafsir Ahkam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet.2, 2002), hlm,119.
1
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Corak Fiqhi Corak fiqhi adalah
salah
satu
corak
tafsir
yang
pembahasannya
berorientasikan pada persoalan-persoalan hukum islam. Tafsir jenis ini banyak sekali terdapat dalam sejarah islam terutama setelah madzhab fiqih berkembang pesat. Sebagian diantaranya memang disusun untuk membela suatu madzhab fiqih tertentu3. Nama lain dari Tafsir fiqhi ini antara lain Tafsirul Ahkam, atau Tafsiru Ayatil Ahkam. Tafsir ini difokuskan kepada bidang hukum, kadang-kadang dalam hal ini yang ditafsirkan hanya ayat-ayat AlQuran yang menyangkut soal-soal hukum saja, sedangkan ayat-ayat lain yang tidak memuat hukum-hukum fiqih tidak tafsirkan bahkan tidak dimuat sama sekali. Tafsir ini mengisthimbatkan hukum-hukum islam baik yang berupa ibadah, muamalah, munakahah, jinayat ataupun siyasah dan sebagainya.4 Tafsir corak fiqih adalah penafsiran al Quran yang dibangun berdasarkan wawasan mufassirnya dalam bidang fiqih atau dengan kata lain tafsir yang berada dibawah pengaruh ilmu fiqih, karena fiqih sudah menjadi minat dasar mufassirnya sebelum ia melakukan penafsiran.5 Tafsir semacam ini seakan-akan melihat al Quran sebagai kita suci yang berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan6 atau menganggap al Qur’an sebagai “kitab hukum”
3
Abd.Muin Salim, Metode Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm,44. H.Abdul Djalal, Urgensi Tafsir Maudlui Pada Masa Kini, (Jakarta: Kalam Mulia,1990), hlm,75. 5 Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir, (Yogyakarta: Nun Pustaka Yogyakarta, 2003), hlm, 82. 6 Abdul Mustaqim, Madzahibut Tafsir, (Yogyakarta: Nun Pustaka Yogyakarta, 2003), hlm, 83. 4
2
B. Latar Belakang / Sejarah Corak Fiqhi Perkembangan Para sahabat di masa Rasulullah memahami Quran dengan “naluri” kearaban mereka. Dan jika terjadi kesulitan dalam memahami suatu ayat, mereka kembali kepada Rasulullah dan beliau pun lalu menjelaskannya kepada mereka. Setelah Rasulullah wafat, sahabatlah yang mengendalikan umat dibawah kepemimpinan Khulaur Rasyidin dan banyak terjadi persoalan-pesoalan yang belum terjadi sebelumnya, maka Quran merupakan tempat kembali mereka untuk mengistinbatkan hukum-hukum syara’ bagi persoalan baru tersebut. Mereka pun sepakat atas hal tersebut. Jarang sekai mereka berselisih pendapat ketika terdapat kontradiksi (dalam lafadz).7 Keadaan demikian sekalipun jarang terjadi, merupakan awal perbedaan pendapat dibidang fiqih dalam memahami ayat-ayat hukum. Ketika tiba masa empat imam fiqih dan setiap imam membuat dasar-dasar istinbat hukum masing-masing dalam madzhabnya, yang setiap golongan berusaha
membuktikan
kebenaran
pendapatnya
berdasarkan
penafsiran-
penafsiran mereka terhadap ayat-ayat hukum.8 Menurut sebagian ulama imam Syafi’i lah yang pertama kali menuliskan tafsir dengan corak fiqih pada masanya dalam kitabnya Ahkam al Qur’an, pendapat lain menyebutkan bahwa syekh Abu al Hasan Ali bin Hajar as Sa’di (w. 244 H) dalam kitabnya Ahkam al Qur’an. 9 Berbagai peristiwa semakin banyak dan persoalan-persoalan pun menjadi bercabang-cabang, maka semakin bertambah pula aspek-aspek perbedaan pendapat dalam memahami ayat, hal ini disebabkan perbedaan segi dalalahnya, bukan karena fanatisme terhadap suatu madzhab melainkan karena setiap ahli fiqih berpegang pada apa yang dipandangnya benar. Keadaan tetap berjalan demikian sampai datangnya masa taqlid dan fanatisme madzhab.10 Maka pada masa ini aktifitas para pengikut imam hanya terfokus pada penjelasan dan pembelaan madzhab mereka sekalipun untuk ini mereka harus membawa ayat-ayat Quran kepada makna yang lemah dan jauh. 7
Manna Khalil al Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, cet: ke-3, 1996),
hlm,516. 8
Hujair A. H. Sanaky, Metode Tafsir (Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin), (Yogyakarta: Almawarid edisi XVIII 2008), hal.264 9 Muhammad Sayyid Mahadhir, Pengantar Tafsir Fiqih, ( Jakarta: Rumah Fiqih Indonesia 2014) 10 Manna Khalil al Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, cet: ke-3, 1996), hlm,516.
3
Dan sebagai akibatnya maka muncullah “tafsir fiqih” yang khusus membahas ayat-ayat hukum dalam al Quran.
C. Langkah-langkah Penafsiran yang bercorak Fiqhi Langkah-langkah tafsir fiqhi antara lain:11 1.
Memberikan kupasan dari segi bahasa.
2.
Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan hadits-hadits dengan menyebutkan sumbernya sebagai dalil.
3.
Mengutip pendapat ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat-alat untuk
menjelaskan
hukum-hukum
yang
berkaitan
dengan
pokok
pembahasan. 4.
Menolak pendapat yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran islam.
5.
Mendiskuskan pendapat ulama dengan argumentasi masing-masing, setelah itu melakukan tarjih dan mengambil pendapat yang paling benar.
D. Kelebihan dan Tafsir Fiqhi Kekurangan 1. Kelebihan Tafsir Fiqhi Kendatipun peluang terjadinya perbedaan pendapat dalam melakukan penafsiran al Quran lewat pendekatan fiqih sangatlah besar, namun penafsiran lewat pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:12 1) Memberikan kejelasan terhadap umat islam akan kandungan hukum syari’at yang terdapat dalam al Quran, hal ini menjadi titik tolak pemahaman umat bahwa sesungguhnya al Quran tidak hanya menjelaskan tentang aspek yang bersifat aqidah, akan tetapi ia juga menjelaskan tentang aspek-aspek syari’ah, disisi lain juga memberitahukan bahwa hukum bukan semat-mata merupakan produk fuqoha akan tetapi telah menjadi bagian dari nash-nash al Quran bahkan lebih dominan yang mampu mengatur tatanan hidup manusia baik individu maupun sosial. 2) Upaya untuk memberikan kesepakatan praktis yang bertujuan untuk mempermudah manusia dalam mengaplikasikan seluruh bentuk hukumhukum Allah yang termaktub didalam al Quran.
11 12
Lismanto, Corak Tafsir Fiqhi, (Semarang: Lispedia,2011), t.t Dulhayyi, Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Fiqhi, (Ma’hadulilmi 2014).
4
3) Tafsir al Quran dengan pendekatan fiqih meskipun memberikan peluang terjadinya perbedaan pemahaman terhadap teks-teks quraniyyah tetapi memberikan sumbangsih pemikiran bahwa sesungguhnya seluruh bentuk aturan dan hukum dalam kehidupan baik individu maupun sosial tetap harus tunduk kepada al Musyarri’ al Awwal (Allah) melalui kalam Nya yang mulia kemudian kepada pembawa wahyu dan risalah yang kemudian dikenal sebagai al Musyarri’ at Tsani ba’da Allah (Rasulullah SAW) melalui sunnah beliau demi kemaslahatan manusia baik di dunia maupun diakhirat. 4) Tafsir fiqih berusaha untuk membumikan al Quran lewat pemahaman ayatayat qouliyah kepada ayat-ayat kauniyyah guna memberikan penyandaran dan sosulusi terhadap permasalahan kehidupan manusia. 5) Tafsir fiqih kendatipun beragam tetap amemberikan kekayaan bagi umat muslim dunia, sebab tanpa adanya penafsiran al Quran dalam bentuk ini, maka umat islam secara khusus dan manusia secara umum akan kehilangan akar hukum dan perundang-undangan yang sesungguhnya.
2. Kelemahan Tafsir Fiqhi Diantara kelemahan penafsiran al Quran melalui pendekatan fiqih adalah:13 1. Tafsir fiqih cenderung terjebak pada madzhab hanafi sehingga memunculkan sikap ortodoksi, pembelaan dan pembenaran terhadap madzhab tertentu dan menafikan keabsahan madzhab-madzhab lainnya, 2. Tafsir fiqih melakukan reduksi pada satu aspek tertentu dari al Qur’an 9penafsiran parsial) padahal al Qur’an melioputi akidah dan syariah, konsep dan sistem, teori dan praktek yang membutuhkan pemahaman dan penafsiran secara universal.
E. Karya Tafsir bercorak dan contoh aplikasi Fiqhi Penulisan tafsir dengan metode dan corak yang beragam terus
berlangsung
sampai masa kini. Dan itulah yang kita kenal dengan Tafsir Fiqih. Diantara Kitabkitab yang bercorak Tafsir Fiqhi, antara lain: 13
Dulhayyi, Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Fiqhi, (Ma’hadulilmi 2014).
5
1. Ahkaamul Quran, oleh al Jassas al Hanafi (w.370 H) 2. Ahkaamul Quran. oleh al Kaya al haras 3. Ahkaamul Quran Ibnul Arabi (w.543 H) 4. Al Jami’ li Ahkamil Quran, oleh al Qurthubi (w.671 H) 5. Al Iklil fi Istinbatit Tanzil, oleh Jalaluddin as Suyuti asy Syafi’i (w.911 H) 6. At Tafsirat Al ahmadiyyah fi bayan Al Ahkam Asy Syar’iyyah, oleh Ahmad bin Abi Sa’id bin Ubaidillah Al Hanafi (w. 1130 H) 7. Tafsiru Ayaatil Ahkam, oleh Syaikh Muhammad as Sayis 8. Tafsiru Ayaatil Ahkam, oleh Syaikh Manna al Qatthan 9. Adwa’ul Bayan, oleh Syaikh Muhammad as Syinqithi.
6
7
8
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Corak fiqhi
adalah
salah
satu
corak
tafsir
yang
pembahasannya
pada persoalan-persoalan hukum islam. Nama lain dari Tafsir fiqhi ini antara lain Tafsirul Ahkam, atau Tafsiru Ayatil Ahkam. Tafsir ini difokuskan kepada bidang hukum, yang menafsirkan ayat-ayat AlQuran yang menyangkut soal-soal hukum saja, sedangkan ayat-ayat lain yang tidak memuat hukum-hukum fiqih tidak tafsirkan bahkan tidak dimuat sama sekali. Tafsir ini mengisthimbatkan hukum-hukum islam baik yang berupa ibadah, muamalah, munakahah, jinayat ataupun siyasah dan sebagainya. Sejarah yang melatarbelakangi munculnya tafsir bercorak fiqih bermula setelah wafat nya Rasul yang mengalami banyaknya perselisihan dan menyebabkan fanatisme madzhab yang menimbulkan timbulnya kedengkian.
9
DAFTAR PUSTAKA
Djalal, Abdul. 1990. Urgensi Tafsir Maudlui Pada Masa Kini. Jakarta: Kalam Mulia. Salim, Abd.Muin. 2005. Metode Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras. Mustaqim, Abdul. 2003. Madzahibut Tafsir. Yogyakarta: Nun Pustaka Yogyakarta. Syurbasyi, Ahmad. 1999. Studi Tentang Sejarah Perkembangan Tafsir. Jakarta: Kalam Mulia. Dulhayyi. 2014. Kelebihan dan Kekuran. Ma’hadulilmi.gan Tafsir Fiqhi Hujair A.H.Sanaky. 2008. Metode Tafsir (Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin). Yogyakarta:Al mawarid edisi XVIII. Mahadhir, Muhammad Sayyid. 2014. Pengantar Tafsir Fiqih. Jakarta: Rumah Fiqih Indonesia. Suma, Moh Amin. 2002. Pengantar Tafsir Ahkam. Jakarta: PT Grafindo Persada. Al Qattan, Manna’. 1996. Studi Ilmu-Ilmu Quran. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa. Lismanto. 2011. Corak Tafsir Fiqhi. Semarang: lispedia.t.t
10