Makalah Metodologi Penelitian.docx

  • Uploaded by: Menma Namikaze
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Metodologi Penelitian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,136
  • Pages: 25
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN “Makna penelitian, Variabel Penelitian, Disain Penelitian, Judul Penelitian, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Defenisi operasional variabel” DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH: Dra. IDA WAHYUNI, M.Pd

DISUSUN OLEH: KELOMPOK IV NAMA

KELAS:

ELFRIDA BR. SITINJAK

4163121003

ISTI ULLFA PARINDURI

4163121007

NUR ADELLAH

4163121010

ZULFAHRI SIMANULLANG

4161121028

REGULER B 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN, 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyusun tugas makalah mata kuliah Metodologi Penelitian dengan judul “Makna penelitian, Variabel Penelitian, Disain Penelitian, Judul Penelitian, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Defenisi operasional variabel”. Kami juga berterimakasih kepada Ibu Dosen yang sudah memberikan pedoman dalam pengerjaan makalah ini. Makalah ini terdiri atas pendahuluan, pembahasan dan penutup. Pendahuluan yang terdapat pada makalah terdiri atas latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan. Pembahasan makalah berupa teori yang berkaitan dengan judul makalah. Penutup berisi kesimpulan dan saran penulis serta dilengkapi daftar pustaka. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam tugas makalah mata kuliah Metodologi Penelitian denganjudul “Makna penelitian, Variabel Penelitian, Disain Penelitian, Judul Penelitian, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Defenisi operasional variabel”. Untuk itu, kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna memperbaiki penulisan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2018

Kelompok III

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. ii Daftar Isi ........................................................................................................... iii Bab I. Pendahuluan ........................................................................................... 1 A. B. C. D.

Latar Belakang Penulisan ..................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................ 1 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2

Bab II.Pembahasan ........................................................................................... 3 A. B. C. D. E. F. G. H. I.

Makna penelitian .................................................................................. 3 Variabel Penelitian ............................................................................... 4 Disain Penelitian ................................................................................... 9 Judul Penelitian .................................................................................... 12 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 14 Identifikasi Masalah ............................................................................. 15 Rumusan Masalah ................................................................................ 17 Tujuan dan manfaat penelitian ............................................................. 19 Defenisi operasional variabel ............................................................... 21

Bab III. Penutup ................................................................................................ 26 A. Kesimpulan ........................................................................................... 26 Daftar Pustaka .................................................................................................. 28

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan problem malalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama. Pengertian Penelitian menurut Kerlinger (1986) adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam pelaksanaannya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian adalah sauah seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apakah yang dimaksud dengan Makna penelitian? 2. Apakah yang dimaksud dengan Variabel Penelitian? 3. Apakah yang dimaksud dengan Disain Penelitian? 4. Apakah yang dimaksud dengan Judul Penelitian? 5. Apakah yang dimaksud dengan Latar Belakang Masalah? 6. Apakah yang dimaksud dengan Identifikasi Masalah? 7. Apakah yang dimaksud dengan Rumusan Masalah? 8. Apakah yang dimaksud dengan Tujuan dan manfaat penelitian? 9. Apakah yang dimaksud dengan Defenisi operasional variabel? C. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan tentang Makna penelitian.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Menjelaskan tentang Variabel Penelitian. Menjelaskan tentang Disain Penelitian. Menjelaskan tentang Judul Penelitian. Menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah. Menjelaskan tentang Identifikasi Masalah. Menjelaskan tentang Rumusan Masalah. Menjelaskan tentang Tujuan dan manfaat penelitian. Menjelaskan tentang Defenisi operasional variabel.

D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini: 1. Meningkatkan pengetahuan serta wawasan kepada penulis serta pembaca mengenai makna penelitian, variabel penelitian, desain penelitian, judul penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, defenisi operasional variabel. 2. Menjadi salah satu referensi dalam membuat suatu penelitian yang akan dilakukan. 3. Melengkapi tugas matakuliah Metodologi Penelitian.

BAB II PEMBAHASAN A. Makna Penelitian Sebelum kita menginjak lebih jauh mengenai pengertian penelitian alangkah baiknya terlebih dahulu mengetahui makna perlunya penelitian. Orang melakukan penelitian ada empat sebab yang melatarbelakanginya. Pertama, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Banyak hal yang tidak di ketahui, tidak dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan bagi dirinya. Ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kedua, manusia memiliki dorongan untuk mengetahuai atau coriusity. Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagai berikut. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci, dan lebih komprehensif. Kedua sebab tersenut saling berhubungan, dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Ketiga, manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Masalah, tantangan dan kesulitan tersebut membutuhkan penjelasan, pemecahan, dan penyelesaian. Tidak semua masalah dan kesulitan dapat dipecahkan. Masalah-,masalah yang pelik, sulit dan kompleks membutuhkan penelituan untuk pemecahan dan penyelesaian. Keempat, manusia merasa tidak puas dengan apa yang tidak puas dengan apa yang dicapai, dikuasai, dan dimilikinya, ia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin dan meningkatkan kekayaan dan fasilitas hidupnya. Semuanya itu dicapai melalui penelitian, baik penelitian sederhana dengan lingkup sempit yang dirancang dan dilaksanakan sendiri dalam relatif waktu singkat, maupun penelitian kompleks yang mencangkup banyak aspek, berlingkup luas, me;ibatkan banyak orang, dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Sebelum kita melangkah untuk melakukan tindakan penelitian kita sebaiknya mengetahui beberapa hal sebagai berikut:

Hal yang pertama yaitu kita harus mengetahui tujuan penelitian Kedua pemenuhan rasa ingin tahu terhadap penelitian 3. Tujuan penelitian untuk memecahkan sebuah masalah 1. 2.

B. Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah kesimpulan. Variabel penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, jika landasan teori dalam suatu penelitian berbeda, maka akan berbeda pula hasil variabelnya. Kemudian variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan, klasifikasi dan identifikasi. Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat menentukan jumlah variabel yang akan digunakan. Terdapat perbedaan variabel antara ilmu ekstrak dan ilmu sosial. Pada ilmu ekstrak variabel yang dipakai biasanya mudah diketahui karena bisa dilihat dan divisualisasikan. Sedangkan variabel dalam ilmu sosial itu bersifat abstrak sehingga susah dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial lahir dari suatu konsep yang perlu dijelaskan dan diubah bentuknya sehingga bisa diukur dan dipergunakan secara operasional. Jenis-jenis Variabel Penelitian Menurut sifatnya, variabel ini dapat dibedakan menjadi 5 yaitu: Sifat variabel, hubungan antar variabel, urgensi pembukaan instrumen, dan tipe skala pengukuran. Berikut penjelasannya. 1.

Hubungan antar Variabel a. Jenis Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel ini mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan variabel lain. Contoh, jika dalam sebuah penelitian dinyatakan akan berusaha mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi mahasiswa” maka variabel bebasnya adalah “motivasi belajar”. Disebut variabel bebas karena variabel ini tidak bergantung pada variabel lain. Sedangkan variabel “prestasi belajar” bergantung dan dipengaruhi oleh variabel “motivasi belajar”. Variabel bebas atau independent ini juga biasa

disebut sebagai variabel stimulus, pengaruh dab prediktor. Di dalam pemodalan persamaan struktural, variabel bebas disebut sebagai variabel eksogen. b. Jenis Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya tergantung pada variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel output, kriteria, respon, dan indogen. Contoh variabel dependent: Aapabila seorang peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa” maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi dan rendahnya prestasi siswa itu tergantung variabel motivasi belajarnya. c. Jenis Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terkait atau dependent adalah variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat dikarenakan adanya variabel bebas. Disebut variabel terkait karena kondisi atau variasinya terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain. Selain itu ada juga sebutan lain yaitu variabel tergantung, karena variasinya tergantung pada variasi variabel lain. Kemudian ada juga yang menyebut variabel output, kriteria, respon, dan indogen. Contoh variabel dependent: Aapabila seorang peneliti hendak mengungkap “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa” maka yang menjadi variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa”. Variabel ini dinamakan sebagai variabel terikat karena tinggi dan rendahnya prestasi siswa itu tergantung variabel motivasi belajarnya. d. Jenis Variabel Kontrol (Control Variable) Jenis variabel ini merupakan variabel yang dibatasi dan dikendalikan pengaruhnya sehingga tidak berpengaruh pada gejala yang sedang diteliti, dengan kata lain yaitu dampak dari variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi lebih ke penelitian yang sifatnya eksperimental. Variabel ini dibutuhkan pengendalian yang sifatnya sangat penting. Hal sedemikian rupa dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kompleksitas permasalahan yang sedang diteliti. Selain digunakan untuk penelitian eksperimental, variabel kontrol juga

sering dipakai peneliti apabila hendak melakukan penelitian yang sifatnya membandingkan. Contohnya, pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel bebas dalam variabel ini adalah metode mengajar, sedangkan variabel terikatnya adalah pretasi belajar sisiwa. Variabel yang ditetapkan sama yaitu mata pelajaran yang sama misal, pelajaran kimia. Dengan adanya penetapan variabel kontrol tersebut maka dampak besarnya pengaruh mengajar terhadap prestasi belajae sisiwa bisa diketahui lebih pasti 2.

Sifat Variabel Variabel ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Jenis Variabel Dinamis Pengertian variabel dinamais yaitu suatu variabel yang bisa diubah naik keadaan maupun karakteristiknya. Variabel ini memungkinkan untuk dilakukan manipulasi atau perubahan sesuai dengan tujuan yang diinginkan peneliti. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan atau penurunan. Seperti contoh, prestasi belajar, motivasi belajar, kinerja pegawai, status sosial ekonomi dan lain-lain b.

Jenis Variabel Statis

Variabel statis adalah variabel yang mempunyai sifat yang tetap dan tidak dapat diubah, baik keberadaan maupun karakteristiknya. Dalam kondisi normal sifat-sifat tersebut sulit untuk diubah. Contoh seperti, tempat tinggal, jenis kelamin, dan lain-lain. c.

Urgensi Faktual

Bedasarkan penting atau tidaknya sebuah instrumen dalam mengumpulkan data, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu variabel konseptual dan faktual, berikut penjelasannya: 1. Variabel Konseptual Dinamakan variabel konseptual karena variabel ini tidak terlihat secara fakta dan tersembunyi dalam suatu konsep. Variabel konsep hanya bisa diketahui berdasarkan indikator yang tampak. Contoh variabel konsep adalah, motivasi belajar, minat, konsep diri, bakat, kinerja, dan lain-lain. Karena tersembunyi di dalam konsep, maka keakuratan data yang terdapat pada variabel konsep tergantung keakuratan indikator dari beberapa konsep yang sudah dikembangkan oleh peneliti. 2. Variabel Faktual

Berbeda dengan yang di atas, variabel ini merupakan variabel yang ada di dalam faktanya. Contoh yang dapat kamu lihat dalam variabel ini adalah, gen, usia, asal daerah/sekolah, agama, pendidikan, dan lain-lain. Karena sifatnya yang faktual, maka apabila terjadi kesalahan dalam pengumpulan data itu bukanlah kesalahan instrumen akan tetapi respondennya, misal si responden tidak jujur atau terdapat sifat-sifat buruk pada responden itu sendiri. d. Tips Skala Pengukur Ada sekitar 4 tingkatan dalam variabel ini yaitu: Nominal, interval, dan rasio, berikut penjelasannya: 1. Variabel Nominal (variable factual) Variabel nominal adalah, variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara kategori dan diskrit. Variabel nominal bisa disebut juga dengan variabel diskrit. Dilihat dari namanya nominal atau nomi mempunyai arti nama, hal ini menunjukkan bahwa tanda atau label hanya digunakan untuk membedakan antar variabel. Contoh dari variabel ini yaitu: Gender, agama, wilayah, dan lain-lain. Variabel nominal juga merupakan variabel yang memiliki variasi paling sedikit. 2. Variabel Ordinal (variable konsep) Variabel ordinal yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan, namun tidak memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan. Pada urutan ini tergambar adanya gradasi atau sebuah tingkatan, namun itu semua tidak bisa diketahui secara pasti. Contohnya yaitu peringkat dalam kejujuran/sikap, di mana selisih yang menggambarkan jarak pencapaian skor/pretasi juara 1, 2, 3, dan seterusnya tidak dipermasalahkan. 3. Variabel Interval Berbeda lagi dengan variabel-variabel di atas, skala variabel jenis ini dapat dibedakan, bertingkat dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, namun kesamaan tersebut sifatnya tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak. Contoh interval, penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9, 10 dan seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 – 10 memiliki satuan 1 per unit. Jarak angka 4 ke 5 sama saja dengan jarak 5 ke 6…. dan seterusnya.

Namun angka tersebut tidak memiliki arti perbandingan, dalam artian bahwa angka 4 yang didapatkan oleh seorang siswa itu tidak berarti bahwa kepintaran siswa setengah lebih baik dari siswa yang mendapat angka 8. 4. Variabel Rasio Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan, adanya persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan. Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 cm adalah setengah dari orang yang tinggi badannya 100 cm. e. Penampilan Waktu Pengukuran Dalam waktu pengukuran variabel dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu: Variabel maksimalis dan tipikalis. Simak di bawah ini. 1. Variabel Maksimalis Variabel maksimalis adalah, variabel yang ketika proses pengumpulan data, ada dorongan terhadap responden agar menunjukkan penampilan maksimal. Contohnya, kreativitas, bakat, pretasi dll. 2. Variabel Tipikalis Variabel tipikalis adalah variabel yang ketika peroses pengumpulan data tidak ada dorongan terhadap responden dalam menunjukkan penampilan secara maksimal, namun lebih kepada jujur diri terhadap variabel yang diukur.Contohnya yaitu: Minat, kepribadian, sikap terhadap pelajaran tertentu dll. C. Desain Penelitian Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian. Dalam desain penelitian, terdapat beberapa tipe desain penelitian yang bisa kita gunakan.

Macam – macam Desain Penelitian 1. Study Cross Sectional

Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach).Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor resiko dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya). a. Kelebihan penelitian Cross Sectional : 1. Mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu, dan hasil dapat diperoleh dengan cepat dan dalam waktu bersamaan dapat dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel resiko maupun variabel efek.

b. Kekurangan penelitian Cross Sectional : 1. Diperlukan subjek penelitian yang besar 2. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat 3. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan 4. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila dibandingkan dengan dua rancangan epidemiologi yang lain. 2. Study Case Control Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang lalu. Study Case Control ini didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

a. Kelebihan penelitian Case Control 1. Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok control

2. 3. 4.

Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian lebih tajam dibanding hasil rancangan cross sectional Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen (kohort) Tidak memerlukan waktu lama ( lebih ekonomis )

b. Kekurangan Rancangan Penelitian Case Control 1. Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas, dan reabilitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingatkan kembali faktorfaktor resikonya. 2. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidakdapat dikendalikan. 3. Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar sesui dengan kelompok kasusu karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan. 3. Study Cohort Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab. Penelitian cohort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya. a. Kelebihan Penelitian Cohort : 1. Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan kelompok kontrol) sejak awal penelitian. 2. Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke waktu yang lain. 3. Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke waktu. b. Kekurangan Penelitian Cohort 1. Memerlukan waktu yang cukup lama 2. Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit 3. Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis hasil 4. Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek (mungkin penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis.

Tipe-tipe desain peneitian tersebut, ialah: 1. Causal Comperative Research

disebut juga dengan penelitian sebab akibat merupakan salah satu ide berpikir ilmiah untuk menyusun suatu riset metodologi. 2. Riset Experimental

Research that allows for the causes of behavior to be determined. Untuk menggambarkan riset eksperimental bisa dilakukan pada dua kelompok dimana kelompok satu disebut kontrol tanpa diberi perlakukan apapun sedangkan pada kelompok ke dua diberikan perlakuan (treatment).

3. Ethnographic Research

Penelitian etnographi adalah penelitian yang memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang. Umumnya penelitian etnogarhi meneliti tentang budaya secara umum. Penelitian ini lebih terfokus pada organisasi yang mendefenisikan grup of people. 4. Historical Research

Historikal riset dilakukan dengan membaca buku-buku dan literatur serta mengikuti pola dari literatur maupun buku yang kita baca. Penelitian ini memerlukan history atau sejarah awal pertama terbentuknya topik yang ingin kita cari. Pada umumnya history atau sejarah tersebut tidak terekam sifatnya tidak autentik. 5. Action Research

merupakan penelitian yang berfokus langsung pada tindakan sosial. 6. Survey Research

Penelitian survei termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kuantitatif untuk meneliti perilaku suatu individu atau kelompok. Pada umumnya penelitian survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

7. Correlation Research

Penelitian ini dialakukan untuk melihat hubungan diantara dua variable. Korelasi tidak menjamin adanya kausaliti (hubungan sebab akibat), tetapi kausaliti menjamin adanya korelasi.

D. Judul Penelitian Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Penulisan judul penelitian biasanya sudah dirumuskan setelah perumusan masalah penelitian atau batasan dan penentuan masalah yang akan diteliti. Judul penelitian dalam hal ini memiliki beberapa pengertian diantaranya: 1. Judul merupakan format kesimpulan (summary form), isi dari seluruh penyelidikan. 2. Judul merupakan kerangka referensi (frame of reference) untuk keseluruhan tesis atau skripsi. 3. Judul merupakan milik kita sebagai peneliti dan oleh karenanya kita dapaat mengklaimya. judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan peneitian. Oleh karena itu tujuan penelitian di rumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari pertanyaan –pertanyaan penelitian, maka judul penelitian mencereminkan masalah penelitian Ada para ahli berpendapat bahwa sebaiknya judul penelitian ditulis dengan selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti. Sebaliknya ada pendapat para ahli lain yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca ingin tahu apa yang dimaksud lebih lanjut maka harus membaca penjelasan dibagian lain. Judul penelitian yang lengkap mengandung komponen : 1. 2. 3. 4. 5.

Sifat dan jenis penelitian(tindakan kelas, komparatif Objek penelitian(sma, smp,sd,pt) Subjek penelitian(orang, siswa, guru, masyarakat Tempat/lokasi/daerah penelitian Tahun/waktu penelitian atau peristiwa.

Ketentuan dalam membuat judul penelitian Penulisan judul pada dasaranya harus jelas dan spesifik. Konsep-konsep utama harus dimasukan. Variabel-variabel yang akan diseldiki harus masuk pada judul penelitian. Dari pemaparan ini dapat di tarik garis besar tentang ciri-ciri judul penelitian.

1. 2. 3.

4.

Judul penelitian harus memuat kalimat atau kata yang jelas maksnanya dan spesifik. Judul merupakan kata kunci dari konsep penelitian yang akan dilakukan dan dalam judul harus memuat variable yang akan diteliti. Barker dan Schutz (1972) menyarankan agar panjang judul maksimum 20 kata substantif, kata fungsi tidak turut dihitung, artinya judul dibuat singkat dan menghilangkan kata-kata yang tidak perlu. Judul penelitian digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan diteliti, teori yang digunakan, instrument penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.

Syarat – syarat judul yang baik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Harus berbentuk frasa. Tanpa ada singkatan atau akronim. Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi (kata dan konjungsi. Tanpa tanda baca di akhir judul. Menarik. Logis. Sesuai dengan isi. Judul maksimum 25 kata

Dasar perumusan judul penelitian Dasar perumusan judul penelitian yaitu peneliti harus mengetahui masalah apa yang akan di teliti terlebih dahulu apakah penelitiannya bersipat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa atau penelitian bersifat komparatif yang bermaksud membandingkan dua atau lebih fenomena

E. Latar Belakang Masalah Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan ideal akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat. Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis. Latar belakang penelitian berisi : Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.

Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti. Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti. Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai beikut : Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti. Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu. Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.

F. Identifikasi Masalah Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya. Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alurpikir deduktif kerapkali ditampilkan definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah: 1.

Bacaan. Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk

2.

3.

4.

5.

6.

7.

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada berbagai keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak. Pertemuan Ilmiah. Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuanpertemuan ilmiah, seperti seminar, konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya, simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas). Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure publik yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal dan non formal. Observasi (pengamatan). Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses belajar mengajar. Wawancara dan Angket. Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat. Pengalaman. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian. Intuisi. Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.

Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan

suatu masalah. Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di atas. Sumber-sumber keilmuan yang membawa masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja. Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang tertata baik.

G. Rumusan Masalah Suatu rumusan masalah itu ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji/dicari tahu oleh si peneliti. Masalah yang dipilih haruslah menampilkan “researchable”, dalam artian bahwa suatu masalah itu dapat diselidiki secara ilmiah. Masalah tersebut perlu dirumuskan secara jelas agar dengan demikian perumusan masalahnya jelas. Peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang akan diukur, dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:23) bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik, yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor apa yang ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan konsep atau variabel dalam pertanyaan penelitian. Dalam memberikan defenisi konseptual atau variable tersebut dapat dengan cara-cara: 1. Constitutive definition, yakni dengan pendekatan kamus (dictionary approach). 2. Contoh atau by example 3. Operational definition, yakni mendefenisikan istilah, konsep atau variabel penelitian secara spesifik, terinci dan operasional. Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah sebagai berikut:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna. Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna. Rumusan masalah hendaknya ditungkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah akan lebih tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan pernyataan. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan masalah yang jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya, dan apa tujuan yang diharapkan. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan masalah akan memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel atau konsep-konsep dan sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengukurnya. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut. Perumusan masalah haruslah dibatasi ruang-lingkupnya sehingga itu memungkinkan penarikan simpulan yang jelas dan tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaranpenjabaran yang spesifik dan operasional.

H. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan Tidak semua kegiatan-kegiatan sulit dan melelahkan oleh karena itu memerlukan tenaga biaya dan waktu. Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yanbg kadang sulit dan melelahkan, tetapi penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneleti. Beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai dapat dilihat diantaranya termasuk pada keterangan dibawah ini: a. Memperoleh Informasi Baru Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Contohnya data yang sering ditemuai dal;am kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh disebuah situs desa Wonoboyo, klaten. Dari situs tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yuang

merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan pada zaman mataram kuno. Demikian pula dengan hasil studi para siswa, hasil produksi suatu perusahaan, persepsi masyarakat terhadap sebuah kebijakan pemerintah dan isu yang berkembang dan sebagainya, adalah merupakan data yang baru jika mereka disusun dan dicari oleh peneliti. b. Mengembangkan Dan Menjelaskan

Tujuan yang kedua adalah mengembangkan dan menjelaskan. Fungsi kedua inipenting dan bermanfaat secare signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia. Mereka perlu menggali dari variasi sumber-sumber pengetahuan yang relevan agar dapat menerangkan petingnya permasalahan yang hendak di pecahkan. Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebuit sebgai hipotesis penelitian.

c. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Badan Usaha

Ubahan yang ada di dalam istilah penelitian disebuit variabel adalah simbol yang digunakan untuk mentransfer gejala ke dalam data penelitian. Seorang peneliti perlu mengetahuai variabel yang disebut variabel bebas atau independent variable dan variabel tergantung atau sering pula disebut dependent variable, sehingga ia dapat mengetahui secara pasti pengaruh variable satu terhadap variabel yang lainya. Dan kemudian dapat menerangkan keterkaitan dan keterikatan variabel yanmg ada; dapat di prediksi apa yang terjadi di antara vartiabel atau bahkan mengontrol mereka untuk memperoleh sesuatu yang bermanfaat. Tujuan penelitian yang ketiga ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kamampuan yang mencangkup menerangkan, memprediksi, dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah orang ahli atau umaroh yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan dcerngan orang awam. 2.

Manfaat

Manfaat peneltian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, dalam manfaat penelitian ini harus diuraikan secara terperinci manfaat atau apa gunanya hasil penelitian nanti. Dengan kata lain, data (informasi) yang akan diperoleh dari penelitian tersebut akan dimanfaatkan untuk apa, dalam rangka

pengembangan program kesehatan. Dari segi ilmu, data atau informasi yang diperoleh dari penelitian tersebut akan mempunyai kontribusi apa bagi engembangan ilm pengetahuan. Secara spesifik, manfaat penelitian di bidang apapun seyogyanya mencakup dua aspek, yakni: a.

Manfaat praktis atau aplikatif

Adalah manfaat penelitian dari aspek praktis atau aplikatif, yakni manfaat penelitian bagi program. Di bidang kesehatan dengan sendirinya manfaat penelitiannya adalah bagi pembangunan kesehatan atau bagi pengembangan program kesehatan b.

Manfaat teoritis atau akademis

Adalah manfaat penelitian dari aspek teoritis yakni manfaat penelitian bagi pengembangan ilmu. Di bidang kesehatan atau kedokteran dengan sendirinya manfaat peenlitian tersebut harus dapat menambah khasanah ilmu kesehatan, khususnya terkait dengan kekhususan bidang kesehatan yang diteliti. Bag beberapa penelitian akademis (amahasiswa), kadang-kadang manfaat pebelitian ini uga dilihat dari kepentingan pribadi peneliti yakni sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang metodologi penelitian. Sebenarnya manfaat penelitian seperti ini tidak perlu dicantumkan karena memang enelitian apa saja bagi peneliti otomatis merupakan pengalaman pribadi dalam melakukan penelitian.

7. Defenisi operasional variabel Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru. Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Logikanya, boleh jadi, antara peneliti yang satu dengan yang lain bisa beda definisi operasional dalam 1 judul skripsi yang sama. DO (Definisi Operasional) boleh merujuk pada kepustakaan. Misalnya :

Variabel Umur Stres

Definisi operasional Umur responden yang dihitung sejak tanggal lahir sampai dengan waktu penelitian yang dinyatakan dalam tahun Respon dari kondisi yang terjadi ketika individu merasa tertekan karena ketidakmampuannya menyesuaikan diri dengan tuntutan yang diberikan kepadanya

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan di dalam pembahasan dapat disumpulkan bahwa: 1. Makna penelitian terbagi atas beberapa sebab yang melatar belakangi yaitu:Pertama, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Kedua, manusia memiliki

dorongan untuk mengetahuai atau coriusity. Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagai berikut. Ketiga, manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Keempat, manusia merasa tidak puas dengan apa yang tidak puas dengan apa yang dicapai, dikuasai, dan dimilikinya, ia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin dan meningkatkan kekayaan dan fasilitas hidupnya. 2. Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan ditariklah sebuah kesimpulan. 3. Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model atau blue print penelitian. 4. judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan peneitian. Oleh karena itu tujuan penelitian di rumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari pertanyaan –pertanyaan penelitian, maka judul penelitian mencereminkan masalah penelitian 5. Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. 6. identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. 7. Suatu rumusan masalah ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji/dicari tahu oleh si peneliti. 8. Tujuan adalah mengembangkan dan menjelaskan. Fungsi kedua inipenting dan bermanfaat secare signifikan ketika para peneliti berusaha memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang sia-sia. 9. Manfaat peneltian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, dalam manfaat penelitian ini harus diuraikan secara terperinci manfaat atau apa gunanya hasil penelitian nanti. 10. Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel.

DAFTAR PUSTAKA

Cholid Narbuko. dkk. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Damanuri Aji. 2010. Metodologo Penelitian Muamalah. Yogyakarta: Nadi Offset. Hartono. 2011. Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing M. Iqbal Hasan, 2002. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Subagyo Joko. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek Jakarta: PT Rineka Cipta. Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Prakteknya Jakarta: PT Bumi Aksara . Sukmadinata Nana Syaodi. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukandarrumidi. 2002. . Metodologi Penelitian. Yoghyakarta: Gadjah Mada Univercity Press.

Related Documents


More Documents from "Niss"