Makalah Keperawatan Anak 2 Home Care Pd Anak.docx

  • Uploaded by: Kika
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Keperawatan Anak 2 Home Care Pd Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,203
  • Pages: 22
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 2 HOME CARE PADA ANAK Dosen Pembimbing : Muarrofa,S.,Kep.NS.,M.Kes

DISUSUN OLEH 4A/S1 KEPERAWATAN KELOMPOK 3: 1. Rizka suryani .I

163210034

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018/2019

Kata Pengantar Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing Muarrofa,S.,Kep.NS.,M.Kes yang turut membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah di tentukan. Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada suri tauladan yaitu Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya. Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai Keperawatan Anak 2 yang membahas tentang Home care pada anak. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak 2. Dengan segala keterbatasan yang ada, penyusun telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih.

Jombang, 01 Juni 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…........................................................................................................................i Daftar isi.....................................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Latar belakang…..........................................................................................................1

1.2

Tujuan…......................................................................................................................2

1.3

Rumusan masalah ........................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Definisi Menstruasi dan Amenorea Hipo.....................................................................3

2.2

Siklus Menstruasi ........................................................................................................3

2.3

Etiologi Amenorea Hipo ............................................................................................4

2.4

Klasifikasi Amenorea Hipo..........................................................................................5

2.5

Patofisilogi Amenorea Hipo.........................................................................................7

2.6

Manifestasi Klinis Amenorea Hipo............................................................................10

2.7

Pemeriksaan Penunjang Amenorea Hipo...................................................................10

2.8

Penatalaksanaan Kperawatan Amenorea Hipo..........................................................11

BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 3.1

Pengkajian .................................................................................................................14

3.2

Diagnosa Keperawatan (SDKI) .................................................................................15

3.3

Intervensi(NIC NOC) ................................................................................................16

3.4

Implementasi …...............................................................................................16

3.5

Evaluasi …......................................................................................................16

BAB 4 PENUTUP 4.1

Kesimpulan ...............................................................................................................21

4.2

Saran ..........................................................................................................................21

Daftar Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun 2010. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care. Di dalam makalah yang sederhana ini, saya akan memberikan deskripsi/gambaran tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan yang meliputi : pengertian, sejarah perkembangan Home Care di luar dan dalam negeri, alasan mengapa Home Care perlu dikembangkan, dan bagaimana penyelenggaraan Home Care yang baik.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB 2 KAJIAN TEORI

Pengertian Pelayanan Keperawatan dirumah atau Praktik Keperawatan dirumah adalah pelayanan keperawatan profesional oleh seorang atau tim keperawatan yang ditujukan kepada klien dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Pokja Keperawatan CHS, 1997). Menurut Rice (1996), Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya untuk menyembuhkan, mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien. Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang berasal dari spesialisasi keperawatan tertentu. Pelayanan keperawatan di rumah mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga atau pemberi pelayanan yang lain (ANA, 1992). Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan pemberian pelayanan keperawatan yang berkualitas terhadap pasien di lingkungan rumahnya yang disediakan secara intermitten atau part time. Pengasuh pasien/ keluarga dan lingkungan rumah di pandang sebagai elemen utama yang menentukan keberhasilan pelayanan. Kebijakan standar dan prosedur perawatan juga akan mempengaruhi pelayanan perawatan pasien sebagaimana ketersediaan sumber-sumber seperti ; peralatan, bahan-bahan, biaya, dan sistem keluarga. Praktik Keperawatan Profesional Praktik Keperawatan Profesional adalah merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan klien dan /atau Tenaga kesehatan lainnya

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup, kewenangan dan tanggung jawab perawat (Pokja Keperawatan CHS, 1992). Praktik tersebut memungkinkan seorang perawat dapat melayani klien secara holistik dan komprehensif secara mandiri dengan tidak mengesampingkan sifat kolaboratif intervensi yang diberikan kepada klien. Praktik Keperawatan Profesional merupakan cerminan dari hubungan profesional perawat klien dimana perawat melaksanakan Asuhan Keperawatan berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan dan memperhatikan aspek kemanusiaan dalam merawat klien (Human care). Praktik Keperawatan Profesional adalah praktik yang dilakukan oleh Perawat profesional atau tim perawat profesional yang mengintegrasikan berbagai kemampuan untuk mengatasi masalah klien, kemampuan dimaksud adalah kemampuan Intelektual, Kemampuan Interpersonal, kemampuan teknikal, dan kemampuan Etik. Karakteristik Praktik Keperawatan Profesional, dapat dilihat bila seorang dapat merawat kliennya dengan: 

Otoritas Profesi sesuai lingkup kewenangannya,



Bertanggung gugat atas segala tindakan profesionalnya,



Mempunyai kemandirian dalam pengambilan keputusan klinis,



Bertindak sebagai Advokasi dalam sistem pelayanan kesehatan,



Menjadi fasilitator dan selalu memfasilitasi kepentingan klien,



Menerapkan standar Praktik dan Kode etik profesi. Sehingga bila kita telaah berbagai pengertian diatas maka bentuk praktek keperawatan di rumah atau kunjungan rumah adalah tepat untuk dapat menerapkan berbagai konsep praktik keperawatan yang profesional sesuai dengan karakteristiknya. Tujuan Pelayanan

1.

Terpenuhinya kebutuhan dasar (biologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual) bagi pasien secara mandiri

2. Meningkatnya kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dan perawatan pasien di rumah 3. Meningkatnya kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah Ruang Lingkup Ruang lingkup pelayanan keperawatan kesehatan di rumah meliputi : 1. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara komprehensif pada proses penyembuhan kesehatan, rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, 2. Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi yang dialami, 3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga dalam rangka mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Prinsip-Prinsip Pelayanan 1. Pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dilaksanakan oleh perawat / Tim yang memiliki keahlian khusus bidang tersebut, 2. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik, 3. Mengumpulkan dan mencatat data dengan sistematis, akurat dan komprehensif secara terus menerus, 4. Menggunakan data hasil pengkajian untuk menetapkan diagnosa keperawatan, 5. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang dikaitkan dengan tindakan-tindakan pencegahan, terapi dan pemulihan, 6. Memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka menjaga kenyamanan, penyembuhan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan komplikasi, 7. Mengevaluasi secara terus menerus respon pasien dan keluarganya terhadap intervensi keperawatan, 8. Bertanggung jawab terhadap pasien dan keluarganya akan pelayanan yang bermutu melalui; manajemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan (discharge planning), dan koordinasi dengan sumber-sumber di komunitas,

9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang dilakukan anggota tim saling mendukung, 10. Mengembangkan kemampuan profesional dan berkontribusi pada pertumbuhan kemampuan profesional tenaga yang lain, 11. Berpartisipasi dalam aktifitas riset untuk mengembangkan pengetahuan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah, 12. Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan. Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Healthcare Peran: 1. Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian pelayanan, 2. Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung dan melakukan supervisi pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver), 3. Pendidik: Mengajarkan keluarga tentang sehat sakit dan bertindak sebagai penyedia informasi kesehatan. 4. Kolaborato : Mengkoordinir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan mengkolaborasikan dengan keluarga dalam merencanakan pelayanan, 5. Pembela (Advocate): Melakukan pembelaan terhadap pasien melalui dukungan peraturan, 6. Konselor: Membantu pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan koping yang konstruktif, 7. Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan: Melibatkan diri dalam menemukan kasus di keluarga dan melakukan rujukan secara cepat, 8. Penata lingkungan rumah: Melakukan modifikasi lingkungan bersama pasien dan keluarga dan tim kesehatan lain untuk menunjang lingkungan sehat, 9. Peneliti: Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah. Fungsi:

1. Fungsi sebagai Manajer Kasus: 

Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan,



Menyusun rencana pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya di rumah,



Mengkoordinir aktifitas tim kesehatan multidisiplin dalam memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien di rumah,



Memantau kualitas pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan lainnya yang diberikan kepada pasien di rumah. 2. Fungsi sebagai Pemberi Asuhan:



Melakukan pengkajian asuhan keperawatan secara komprehensif,



Menetapkan masalah (diagnosa keperawatan),



Menyusun rencana keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasien dan potensi keluarga,



Melakukan tindakan keperawatan langsung mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaboratif,



Melakukan observasi terhadap kondisi kesehatan dan perkembangan/respon pasien,



Membantu pasien dan anggota keluarga mengembangkan perilaku koping yang efektif,



Melibatkan anggota keluarga dalam memberikan perawatan pasien di rumah,



Membimbing semua anggota keluarga dalam melakukan aktifitas promosi dan pemeliharaan kesehatan,



Melakukan evaluasi asuhan keperawatan,



Mendokumentasikan asuhan keperawatan. 3. Fungsi sebagai Pendidik:



Mengidentifikasi pasien dan keluarga akan pendidikan kesehatan,



Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah pasien dan keluarga,



Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan,



Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan masalah kesehatan pasien,



Mengajarkan anggota keluarga tentang keterampilan dan strategi yang dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang sakit,



Mendorong keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan melalui perilaku hidup sehat,



Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan. 4. Fungsi sebagai Kolaborator:



Melakukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien,



Melakukan kerjasama dengan sumber-sumber/fasilitas pelayanan yang ada di masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien. 5. Fungsi sebagai Pembela:



Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien dan keluarga di rumah,



Menghormati hak pasien,



Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan,



Melaksanakan fungsi pendampingan,



Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatan,



Memfasilitasi pasien dalam memanfaatkan sumber-sumber untuk mengatasi masalah kesehatannya. 6. Fungsi sebagai Konselor:



Membantu penyelesaian masalah pasien dan keluarganya,



Membantu pasien dan keluarga mempertimbangkan berbagai solusi dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga,



Menunjang komunikasi efektif keluarga untuk meningkatkan penyelesaian masalah,



Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab memilih alternatif penyelesaian masalah. 7. Fungsi Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan:



Mengembangkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala atau faktor yang berkontribusi dengan kondisi atau masalah yang akan dicari,



Menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensi masalah kesehatan atau kondisi tertentu,



Menetapkan kebutuhan rujukan yang sesuai,



Melakukan rujukan terhadap kasus yang perlu penanganan dari tim kesehatan lainnya,



Menyediakan pelayanan tindak lanjut terhadap kasus yang teridentifikasi. 8. Fungsi Penata Lingkungan Rumah



Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan peningkatan kesehatan pasien,



Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan pasien mandiri dalam perawatan dirinya. 9. Fungsi Peneliti:



Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat diteliti,



Merancang dan melakukan penelitian keperawatan,



Menyebarluaskan hasil penelitian,



Mengaplikasikan temuan hasil riset ke dalam praktik. Dasar Hukum Pelaksanaan

1. Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan 2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

4. Keputusan Dijen YanMedik RI No. HK.00.06.5.1.311 tentang Pedoman Perawatan kesehatan di Rumah. Home care ini tidak bertentangan dengan Undang-undang Praktik Kedokteran, karena sesuai dengan Pasal 73 ayat (1), (2) dan (3) tenaga kesehatan perawat dan bidan dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan dan perundangan. Khusus Perawat sampai saat ini pengauran Praktik Perawat diatur dalam Kep MenKes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, dimana salah satu pasal menyebutkan ” perawat dalam melaksanakan Praktik dapat melakukan perawatan kunjungan Rumah ”. Perizinan Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku di daerah masing-masing. Unit penyelenggara pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang merupakan bagian dari institusi pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta yang sudah memperoleh ijin penyelenggaraan sarana kesehatan, tidak memerlukan ijin operasional. Akan tetapi institusi pelayanan kesehatan tersebut berkewajiban melapor kepada pemerintah daerah setempat melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, tentang pelayanan keperawatan kesehatan di rumah dan telah memenuhi persyaratan operasional lainnya (tenaga, sarana, organisasi, dsb). Persyaratan perijinan bagi penyelenggara pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang mandiri atau badan khusus adalah: 1. Berbadan hukum yang ditetapkan dalam akta notaris dan disyahkan oleh Departemen Kehakiman dan HAM, berupa yayasan atau badan hukum lainnya. 2. Mengajukan permohonan ijin usaha pelayanan keperawatan kesehatan di rumah kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 3. Khusus untuk perijinan pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang akan dilakukan oleh badan swasta perlu mengacu pada peraturan yang berlaku, antara lain mengacu Kepmenkes 1239 tahun 2001 antara lain: 

Pasal 8 ayat (3) Perawat yang melakukan praktik perorangan/ berkelompok harus memiliki SIPP.



Pasal 12 ayat (1) SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) diperoleh dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat



Pasal 12 ayat (2) SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan ahli madya keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan dengan kompetensi lebih tinggi



Pasal 22 ayat (1) Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan rumah.



Pasal 23 ayat (1) Perawat dalam menjalankan praktik perorangan atau berkelompok sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan:



Memenuhi tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan



Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan maupun kunjungan rumah



Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulir rujukan.

Konsep / Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care a. Teori Lingkungan (Florence Nightingale) Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi 1) udara bersih, 2) air yang bersih, 3) pemeliharaan yang efisien 4) kebersihan, serta 5) penerangan/pencahayaan Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya. b. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers) Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan,kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas,resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya. c. Teori Transkultural nursing (Leininger) Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit. d. Theory of Human Caring (Watson, 1979) Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri. e. Teori Self Care (Dorothea Orem) Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di antaranya: 1) Perawatan Diri Sendiri (Self Care) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan. Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lainlain. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada

penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien). 2) Self Care Defisit Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain. f. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice) Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien. (Aziz Alimul Hidayat, 2004)

BAB 3 KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

. Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Profesiona dilaksanakan berdasar kaedah keperawatan sebagai profesi: 

Pendekatan holistik



Berdasar Ilmu dan kiat keperawatan



Bersifat manusiawi



Berdasar kebutuhan objektif klien



Bertujuan mengatasi masalah klien Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien di rumah menggunakan metode proses keperawatan meliputi tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 1. Pengkajian Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian adalah pasien harus dilihat secara holistik dan unik, perawat harus selalu obyektif, format-format yang digunakan harus sesuai, memperhatikan tempat untuk wawancara, pengumpulan data dilakukan secara terus menerus dan dicatat secara menyeluruh, akurat, dan sistematik. 2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul untuk merefleksikan respon pasien. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berkaitan dengan masalah aktual, dan risiko, atau potensial. 3. Perencanaan Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi, memelihara, atau mengatasi masalah kesehatan pasien yang telah diidentifikasi dan telah divalidasi selama fase perumusan diagnosa. Dalam merumuskan perencanaan ini menekankan pada partisipasi pasien, keluarga, dan koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain. Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan serta penyusunan rencana tindakan secara komprehensif. 4. Implementasi

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga, pelaku rawat dan tenaga lain (kesehatan maupun non kesehatan). Tindakan yang dilakukan mengacu pada Standard Operational Procedure (SOP) yang berlaku. Jenis tindakan yang dapat dilakukan yaitu tindakan yang bersifat mandiri maupun tindakan kolaborasi. Kegiatankegiatan atau tindakan yang lazim dilakukan pada pelayanan keperawatan kesehatan di rumah antara lain: 

Manajemen perawatan luka: tindakan yang dilakukan adalah debridemen atau irigasi luka, pembalutan luka, pengkajian dan pengambilan kultur luka, monitoring perkembangan penyembuhan luka, mengajarkan keluarga tentang perawatan luka di rumah;



Perawatan pasien dengan gangguan sistem pernapasan: tindakan yang dilakukan antara lain pengisapan/ suction lendir, manajemen terapi oksigen, manajemen ventilasi mekanik, perawatantracheostomy;



Perawatan pasien dengan gangguan eleminasi: tindakannya antara lain irigasi dan perawatan kolostomi, mengajarkan pasien dan pengasuhnya tentang cara menggunakan peralatan seperti pispot, urinal, perawatan kateter urin, observasi adanya tanda-tanda infeksi;



Perawatan pasien dengan gangguan nutrisi: tindakannya antara lain memberi makan melalui NGT, mengajarkan keluarga tentang cara memberikan makan pasien, mengkaji status nutrisi pasien, memberikan petunjuk pelaksanaan diit;



Kegiatan rehabilitasi: tindakannya mengajarkan keluarga tentang cara menggunakan alat bantu, melakukan latihan fisik, ambulasi dan tehnik pemindahan pasien;



Pelaksanaan pengobatan: tindakannya memberi petunjuk dan membimbing pasien dan keluarganya tentang cara pemberian obat, cara kerja dan efek samping obat serta tindakan yang harus dilakukan;



Kolaborasi pemberian terapi intravena antara lain dengan pengkajian dan penatalaksanaan hidrasi, pemberian antibiotik, pemberian nutrisi parenteral, transfusi darah, pemberian analgetik dan chemoterapi. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan yang telah dilakukan dan sejauh mana pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia. Evaluasi dilakukan selama

proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan maupun pada akhir pemberian asuhan keperawatan. Pencatatan dan Pelaporan 1. Pencatatan Pencatatan kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan di rumah mencakup pengelolaan kasus dan pelaksanaan asuhan keperawatan. a. Manajemen Kasus Manajer kasus bertanggung jawab untuk membuat dokumentasi tentang pelayanan yang diberikan pada pasien dan keluarga dengan meminta masukan dari tenaga kesehatan yang merawat pasien. Dokumentasi tersebut mencakup: 

Lembar Persetujuan Dokter, jika pasien dirawat dokter;



Lembar Persetujuan Pasien/Keluarga (Informed Consent);



Jadwal Kunjungan Perawat;



Pertemuan Tim Perawat;



Lembar Pengobatan;



Tindakan Tim Perawat;



Rujukan kasus ke Sarana kesehatan lain;



Penghentian perawatan di rumah. b. Pelaksanaan Asuhan keperawatan Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan bertanggung jawab membuat dokumentasi asuhan keperawatan setiap kali melakukan kunjungan sesuai dengan prinsip-prinsip pendokumentasian. 2. Pelaporan

Manajer kasus secara rutin (bulanan, triwulan, semester, tahunan) memberikan laporan kepada pengelola pelayanan keperawatan kesehatan di rumah. Laporan dari pengelola pelayanan tersebut kemudian diteruskan kepada pimpinan unit pelayanan kesehatan (Agensi/ Puskesmas/ Rumah Sakit) disesuaikan dengan sistem pelaporan yang sudah berlaku di Institusi (terintegrasi dengan laporan Institusi yang bersangkutan). Selanjutnya laporan diteruskan secara berjenjang sesuai dengan alur bagan di atas. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus mempunyai sistem informasi yang baik tentang pelayanan keperawatan kesehatan di rumah yang bisa di akses oleh Propinsi maupun Depkes. Materi yang dilaporkan mencakup: 

Jumlah pasien yang dikunjungi dan pola penyakit berdasarkan usia;



Periode kunjungan untuk setiap kasus (frekuensi kunjungan dan lama perawatan);



Jumlah pasien yang dapat pengobatan;



Jumlah pasien yang dirujuk ke pelayanan kesehatan lain;



Jumlah pasien yang meninggal dan penyebab kematian;



Tingkat keberhasilan pelayanan yang diberikan (kemandirian pasien dan keluarga);



Tenaga kesehatan dan non kesehatan yang memberikan Pelayanan. Mekanisme Pelayanan di Rumah a. Proses Penerimaan Kasus

1. Unit Pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah menerima pasien dari Rumah Sakit, Puskesmas, sarana pelayanan kesehatan lain dan dikirim dari keluarga/kelompok atau masyarakat; 2. Pimpinan Pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah menunjuk dan memberikan mandat kepada salah seorang perawat untuk menjadi seorang manajer kasus untuk mengelola kasus tersebut; 3. Manajer kasus membuat surat persetujuan dan dilanjutkan untuk melakukan proses pengelolaan kasus (Manajemen Kasus). b. Pembiayaan

Penentuan tarip pelayanan keperawatan kesehatan di rumah ditetapkan berdasarkan prinsipprinsip sebagai berikut: 

Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat



Tarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah sebaiknya memperhatikan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat



Penetapan tarif meskipun dimungkinkan untuk mencari laba, namun harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan asas gotong royong



Tarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah untuk golongan yang pembayarannya dijamin oleh pihak asuransi ditetapkan atas dasar saling membantuTarif pelayanan keperawatan kesehatan di rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional c. Jenis Pelayanan, meliputi jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan:



Pelayanan Medik



Pelayanan Keperawatan



Pelayanan Penunjang Medik



Pelayanan Penunjang Non Medik



Jasa pelayanan yang dikenakan tarif mencakup pemberian bantuan, tindakan intervensi langsung maupun konsultasi.



Imbalan atas pemakaian sarana, fasilitas, alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai yang digunakan langsung oleh pasien.



Dana transportasi untuk kunjungan rumah maupun rujukan, besar nominal biaya untuk jasa tersebut di atas, ditetapkan olehdaerah masing-masing disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masyarakat setempat.

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan Pelayanan Keperawatan Kesehatan di Rumah memungkinkan perawat dapat mengeksplorasikan kemampuannya untuk merawat klien sesuai dengan keilmuan dan kewenangannya serta kemampuan manajemen kasus yang ada pada diri perawat atau kelompok perawat. Tidak salah bila komunitas perawat dan stake holder di Indonesia memulai untuk mengembangkan pelayanan Keperawatan Kesehatan di rumah Sebagai satu alternatif pilihan pelayanan kesehatan oleh masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kondisi sosial budaya di Indonesia yang sangat terkenal dengan kekeluargaan dan dukungan lingkungan yang masih sangat tinggi. Dengan mulai maraknya upaya pelayanan keperawatan kesehatan keluarga dikembangkan maka akan makin terasa sentuhan peran perawat dalam melayani klien sesuai dengan lingkup kewenangan dan keilmuannya, sekaligus bagi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagaimana yang telah diaksanakan diberbagai negara. Akhirnya bersama dengan bentuk-bentuk pelayanan keperawatan lainnya tentu akan meningkatkan profesionalisme keperawatan terutama dimasyarakat, luar gedung akan makin meningkat dan dapat menurunkan citra yang kurang tepat akan peran dan eksistensi perawat sebagai Profesi, bukan sebagai pembantu tenaga kesehatan lainnya.

4.2 Saran

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya tentang gangguan menstruasi yaitu Amenorrhea. Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi pedoman dan pertimbangan untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar amenorrhea dan bagaimana cara penanganannya. . DAFTAR PUSTAKA

https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/15/home-health-care/ https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/05/08/home-care/ https://blogperawat.wordpress.com/2012/11/13/entrepreneurship-dalam-keperawatan-homecare/ https://donnyprastyo.wordpress.com/2014/03/13/home-care-nursing/

Related Documents


More Documents from "nadia hanifa"

Ckd Gagal Ginjal Kronik.docx
November 2019 39
Ley Transito Sonora
December 2019 16
Recetario_camote
December 2019 10
Papas
December 2019 14
Brosure Steel Bridge.pdf
December 2019 3