Keperawatan Komunitas (Home Care) suhanda
A. Latar Belakang
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Perkembangan ilmu keperawatan
3. Perkembangan era global dalam keperawatan
4. Sosial ekonomi masyarakat tertentu yang meningkat sehingga menuntut pelayanan yang berkualitas
5. Tuntutan mutu pelayanan kesehatan masyarakat menengah ke bawah
6. Visi misi Depkes RI : memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat dengan program diantaranya home care
Latar belakang pelayanan
1. Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era peningkatan biaya keperawatan kesehatan,
2. potongan anggaran yang besar,
3. managed care,
4. perkembangan teknologi medis yang cepat,
5. pemberian pelayanan yang maju
6. industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan lama perawatan.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat harus :
1. baik (bersifat etis)
2. benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku).
Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat.
Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil :
- 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah,
- 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan,
- 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin operasional.
Survey
Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN HOME CARE
1. DI LUAR NEGERI
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus meningkat sekitar 10% per tahun dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)
Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian mereka mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peranDistrict Nurse (DN) adalah :
a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri
b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai
c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :
a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
2. DI DALAM NEGERI
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Misalnya :
1. perawatan maternitas
2. perawatan bedah
C.
Pengertian
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993).
Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).
Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
D.Landasan Hukum 1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan 2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah 4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran 5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat 6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas 7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas. 8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsional perawat. 9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan 10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta 11. Permenkes No. 148 Tahun 2010 tentang registrasi dan Praktek Perawat 12. Permenkes No. 161 Tahun 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan
E.Tujuan Home Care Tujuan Umum : Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga Tujuan Khusus : 1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri. 2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah
F.Ruang Lingkup Home Care.
1. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif 2. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya. 3. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga
G.Prinsip Home Care 1. Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat 2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada ( dokter,bidan , perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lan ). 3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik. 4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif. 5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetakan diagnosa. 6. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan dasar pasien .
7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif. 8. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan lainnya. 9. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus. 10. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim. 11. Mengembankan kemampuan profesional. 12. Berpartisifasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care. 13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care .
H.Peran dan Fungsi Tenaga Ke sehatan Pada Home Care.
Perawat 1. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga. b. Menyusun rencana pelayanan. c. Mengkoordinir aktifitas tim d. Memantau kualitas pelayanan e. Melaksanakan kolaborasi dengan profesi kesehat yang lain
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi : a.Melakukan pengkajian komprehensif f.Menetapkan masalah b.Menyusun rencana keperawatan c.Melakukan tindakan perawatan d.Melaksanakan tindakan kolaborasi. e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien. f.Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif. g.Melibatkan keluarga dalam pelayanan h.Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. i.Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan. j.Mendokumentasikan asuhan keperawatan.
Dokter a. Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. b. Menentukan diagnose medik. c. Memberikan therapie d. Melakukan tindakan medik e. Memberikan layanan rujukan medik. f. Mendokumentasi tindakan dan therapi medik pada Catatan Medik pasien .
Bidan a. Melakukan pengkajian komprehensif b. Menetapkan masalah c. Menyusun rencana kebidanan. d. Melakukan tindakan kebidanan. e. Melaksanakan tindakan kolaborasi. e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien. g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan .. j. Mendokumentasikan asuhan kebidanan..
Apoteker a. Memberikan obat sesuai dengan kebutuhan pasien. b. Mengtur distribusi obat . c. Merencanakan kebutuhan obat. d. Mendokumentasikan pemasukan dan pengeluaran obat.
Sanitarian / survelen a. Melakukan pengkajian . b. Menetapkan masalah c. Menyusun rencana pemecahan masalah kesehatan lingkungan . d. Memberikan bantuan tehnis kesehatan lingkungan . h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. i. Melakukan evaluasi.. j. Mendokumentasikan tindakan.
Tenaga Gizi a. Melakukan pengkajian kebutuhan nutrisi. b. Menetapkan masalah nutrisi c. Menyusun rencana pemecahan masalah nutrisi . d. Memberikan bantuan tehnis tentang kebutuhan nutrisi . e. Membimbing atau konseling pada pasien dan semua anggota keluarga dalam masalah nutrisi. f. Melakukan evaluasi . g. Mendokumentasikan tindakan.
Tenaga Fisioterapis. a. Melakukan pengkajian masalah gangguan fungsi tubuh. ( pasca cedera dll ) b. Menetapkan masalah gangguan fungsi tubuh c. Menyusun rencana pemecahan masalah gangguan fungsi tubuh d. Memberikan bantuan tehnis tentang latihan – latihan pemulihan . h. Membimbing atau konseling pada pasien dan semua anggota keluarga dalam masalah gangguan fungsi tubuh dan latihan – latihan pemulihan i. Melakukan evaluasi latihan – latihan pemulihan.
J. MENGAPA HOME CARE (HC) DIPERLUKAN ?
Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena berbagai alasan, antara lain yaitu :
1. Bagi Klien dan Keluarga
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC) mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak rumah sakit.
K.
Manfaat Home Care
Manfaat dari pelayanan Home Care bagi pasien antara lain :
1.
Pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprenhensif.
2.
Pelayanan lebih professional
3. Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di bawah naungan
4.
5. Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi sehingga pasien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang professional (Tribowo, 2012)
legal dan etik- keperawatan
1.
Bagi Klien dan Keluarga :
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada yang sakit
c.
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
2.
Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c.
Data dan minat pasien
3.
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan home care yang dilakukannya.
b.
Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c.
Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat
Bagi Rumah Sakit :
L. JENIS INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care(HC), antara lain:
1. Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan olehVisiting Nurse (VN)
2. Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
3. Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi “not for profit service”
4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :
a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.
b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat dirumah sakit.
c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang besar
d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil penelitian dari “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)
M. POPULASI, JENIS DAN PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC) 1. Populasi layanan
Populasi layanan Home Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita (66,8%). Meskipun program Home Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur, tetapi mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).
Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh “Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung (yang dimulai sejak 1995) juga menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada triwulan I tahun 2002 klien wanita lebih banyak dari pria dan kelompok usia lanjut juga mendominasi layanan HHC di RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin disebabkan karena populasi wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita lebih panjang dari pria serta para lansia yang cenderung untuk lebih mudah terserang penyakit.
2. Jenis layanan
Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier).
Di Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001 adalah :
a. Penyakit jantung
b. Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan pengikat
c. Penyakit Diabetes Mellitus
d. Penyakit system pernafasan
e. Luka
f. Keracunan
g. Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus palliative dirawat di Hospice
Sedangkan jenis kasus yang dirawat di unit HHC RS Al-Islam Bandung dalam triwuln I tahun 2002 (Maya H, 2002) adalah :
a. Pasca stroke
b. Pasca bedah
c. Diabetes Mellitus
d. Terminal ill
3. Pemberi layanan Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :
a. Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)
b. Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.
N. STANDAR PRAKTIK HOME HEALTH NURSING (HHN)
Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home Health Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja professional (Allender & Spradley, 2001)
1. Standard Asuhan Keperawatan
Standard – I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul
Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun lingkungannya
Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan
Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan dalam perencanaan
Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.
2. Standard Kinerja Profesional (professional performance)
Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis
Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang berlaku
Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan
Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat
Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan etika profesi
Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.
Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan .
Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan dari Depkes RI.
N. BAGAIMANA MERENCANAKAN INSTITUSI HOME CARE (HC) SWASTA ?
Institusi HC swasta dapat didirikan baik secara individu maupun kelompok, baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal
Analisa eksternal,
memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun kondisinya.
Analisa internal,
melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi HC. Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk mengawali suatu bisnis yang baru .
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan hal-hal berikut :
Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk membuat janji)
Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi HC
Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri professional
Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien
Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk memperbaiki kualitas layanan
Untuk keseragaman dokumentasi HC di Amerika telah dirumuskanHome Health Care Classification (HHCC) toksonomi (Saba, August, 2002) yang merupakan hasil penelitian berdasarkan diagnosa dan intervensi keperawatan. Untuk masa yang akan dating dapat digunakan untuk dokumentasi, pelacakan elektronik, evaluasi hasil dan analisa HHC setiap saat baik yang berhubungan dengan setting, kelompok populasi maupun letak geografi.
Taksonomi tersebut terdiri dari 20 komponen asuhan keperawatan antara lain : 1. Komponen perilaku kesehatan
1) medication
2) safety
3) health behavior
2. Komponen fungsional
4) activity
5) fluid volume
6) nutritional
7) self-care
3. Komponen fisiologis
9) cardiac
10) respiratory
11) metabolic
12) physical regulation
13) skin integrity
14) tissue perfusion
15) bowel elimination
16) urinary elimination
4. Komponen psikologis
17) cognitive
18) coping
19) role relationship
20) self concept
Dengan telah jelasnya konsep dan peraturan praktik keperawatan, termasuk di dalamnya adalah HC, maka perawat telah dapat melakukan praktik keperawatan professional dengan optimum, demi terwujudnya masyarakat dan Indonesia sehat.
O.
Bentuk – Bentuk Layanan Home Care
Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas.
Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:
·
Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,
·
Klien dengan penyakit gagal jantung,
·
Klien dengan gangguan oksigenasi,
·
Klien dengan perlukaan kronis,
·
Klien dengan diabetes,
·
Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
·
Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
·
Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
·
Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
·
Klien dengan HIV/AIDS
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
·
Klien dengan post partum,
·
Klien dengan gangguan kesehatan mental,
·
Klien dengan kondisi usia lanjut,
·
Klien dengan kondisi terminal.
Berdasarkan fokus masalah kesehatan
Berdasarkan jenis malasah kesehatan yang dialami oleh klien, pelayanan keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu :
a.
Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.
b.
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.
c. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hipertensi, masalah-masalah kejiwaan dan asuhan paa anak.
Layanan perawatan klien sakit
Layanan berbasis promotif dan preventif
P. KEGIATAN HOME CARE
Manajemen Kasus Home Care 1. Melakukan seleksi kasus a. Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal ) b. Cidera tulang belakang cidera kepala c. Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat d. Stroke e. Amputasi f. Ketergantungan obat g. Luka kronis h. Disfungsi kandung kemih i. Rehabilitasi medik j. Nutrisi melalui infus k. Post partum dan masalah reproduksi l. Psikiatri m. Kekerasan dalam rumah tangga.
2. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien. a. Kondisi fisik b. Kondisi psikologis c. Status sosial ekonomi d. Pola prilaku pasien e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien
3. Membuat perencanaan pelayanan a. Membuat rencana kunjungan b. Membuat rencana tindakan c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat.
4. Melakukan koordinasi pelayanan a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal d. Melakukan rujukan pasien
5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan. a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak ) c. Mengevaluasi proses manajemen kasus d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur
Implementasi a. Manajemen perawatan luka b. Perawatan gangguan sistem pernafasan c. Gangguan eleminasi d. Gangguan Nurisi e. Kegiatan rehabilitasi f. Pelaksanaan pengobatan g. Tindakan Kolaborasi 6.
7. Evaluasi a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan.
C.Pencatanan dan Pelaporan home care
1. Pencatatan Manajemen kasus a. Persetujuan pasien b. Jadwal kunjungan c. Lembar pengobatan d. Tindakan tim e. Rujukan kasus f. Penghentian perawatan
2. Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan a. Pengkajian keperawatan b. Perencanaan asuhan c. Evaluasi asuhan
3. Alur Pelaporan a. Home Care b. Dinkes Kab. c. Dinkes Prov d. Depkes
4. Materi laporan a. Jumlah pasien b. Jenis penyakit c. Frekuensi kunjunagn tiap kasus d. Jumlah pasien dapat pengobatan e. Jumlah pasien yang dirujuk f. Jumlah pasien yang meninggal g. Penyebab kematian h. Tingkat keberhasilan /kemandiian pasien i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan
Q. TATALAKSANA
HOME CARE A.Prasyarat Penyelenggara Home Care 1. Ketenagaan a. Manajer kasus, dengan kwalifikasi : -. Minimal D.III -. Pemegang sertifikat pelatihan home care -. Pengalaman kerja minimal 3 tahun -. Memiliki SIP,SIK,SIPP b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi : -. Minimal D.III -. Pemegang sertifikat pelatihan home care -. Pengalaman kerja minimal 3 tahun -. Memiliki SIP,SIK,SIPP
2. Alat/ sarana a. Alat kesehatan -. Tas/ kit -. Pemeriksaan fisik -. Set perawatan luka -. Set emergency -. Set pemasangan selang lambung -. Set huknah -. Set memandikan -. Set pengambilan preparat -. Set pemeriksaan lab. sederhana -. Set infus/ injeksi -. Sterilisator -. Pot/ urinal -. Tiang infus -. Tempat tidur khusus orang sakit -. Pengisap lendir -. Perlengkapan oxigen -. Kursi roda -. Tongkat/ tripot -. Perlak/ alat tenun
b. Alat
habis pakai -. Obat emergency -. Perawatan luka -. Suntik/ pengamian darah -. Untuk infus -. Pemasagan selang lambung -. Huknah, selang lambung, kateter -. Sarung tangan, masker -. Dll c. Sarana lain -. Alat dan media pendidikan kesehatan -. Ruangan beserta perlengkapannya -. Kendaraan -. Alat komunikasi -. Alat informasi/ dokumentasi
3. Perijinan Home Care a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya ) b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melmapirkan: -. Rekomendasi PPNI -. Ijin prakik perawat ( SP, SIK, SIPP ) -. Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi -. Ijin lokasi bangunan – .Ijin lingkungan -. Ijin usaha -. Persyaratan tata ruang bangunan
Proses pelayanan home care a. Persiapan -. Pastikan identitas pasien -. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien -. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja -. Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah -. Siapkan file asuhan keperawatan -. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan 2.
b. Pelaksanaan -. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan. -. Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat -. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien -. Membuat rencana pelayanan -. Lakukan perawatan langsung -. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll -. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan -. Dokumentasikan kegiatan
Monitoring dan evaluasi -. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal -. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan -. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria : -. Tercapai sesuai tujuan -. Kondisi pasien stabil -. Program rehabilitasi tercapai secara maximal -. Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien -. Pasien di rujuk -. Pasien menolak pelayanan lanjutan -. Pasien meninggal dunia c.
C.Pembiayaan Home Care 1. Prinsip penentuan tarip a. Pemerintah/ masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan b. Disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi c. Mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/ asas gotong royong d. Pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu e. Mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional 2. Jenis pelayanan yang kena tarip a. Jasa pelayanan tenaga kesehatan b. Imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien c. Dana transportasi untuk kunjungan pasien
PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN PENILAIAN
A.Pemantauan Home Care a. Aspek fisik b. Manajerial c. Sumber daya d. Pelayanan e. Pembiayaan B.Pembinaan Home Care a. Aspek fisik b. Manajerial c. Sumber daya d. Pelayanan e. Pembiayaan
C.Penilaian Home Care a. Kelengkapan dokumen b. Kesesuaian pelayanan dari berbagai profesi c. Kepuasan pelanggan d. Kemandirian pasien/ keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC.
Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri.Majalah Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), 8 – 15
Boedhi-Darmojo, R. & Martono, H. (1999). Text book of geriatric: Health science in elderly. Jakarta: FK UI
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/15/home-health-care/
HOME CARE dan Bentuk-Bentuk layanannya
Depkes. RI. 2002. Pengembangan Model Praktik Pelayanan Mandiri Keperawatan .Pusgunakes, Jakarta
Depkes, R.I. (2002). Pedoman Penerapan Home Care. Jakarta : Dirjen Pelayanan Medik.
Rice, R. (2000), Home Health Nursing Practice, Concept and Application. California Addison-Wesley Pub Co.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40379/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 3 Oktober 2016, 01:30)