Makalah Kelompok 1.docx

  • Uploaded by: ira yohana
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kelompok 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,080
  • Pages: 27
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Secara umum jembatan adalah salah satu struktur bangunan yang penting untuk

dibangun yang berfungsi untuk menyeberangi jurang atau rintangan, seperti sungai, rel kereta api, ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk membantu manusia, kendaraan, atau transportasi dalam berpindah dari satu lokasi menuju lokasi yang lain, disamping fungsi tersebut ternyata jembatan juga dapat digunakan sebagai fasilitas wisata yang cukup banyak diminati orang banyak, ditambah lagi jika jembatan diberikan teknologi pencahayaan lampu yang sangat menarik untuk dilihat. Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut. Ada beberapa jenis jembatan yang telah kita ketahui dan sudah banyak penerapannya dari negara Indonesia sendiri hingga negara lainnya seperti Cina, Jepang, Inggris, dll nya. Namun pada makalah ini kami akan membahas tentang salah satu dari beberapa jenus jembatan tersebut yaitu jembatan cable stayed.

B.

Tujuan 

Mengetahui dan memahami apa itu jembatan Cable stayed



Mengetahui apa saja komponen Jembatan Cable stayed



Mengetahui dan memahami kelemahan dan kelebihan jembatan Cable stayed



Mengatahui cara pelaksanaan pada jembatan Cable stayed

 Mengetahui cara pengawasan dan pemeliharaan Jembatan Cable stayed  Mengetahui cara rehabilitasi pada jembatan Cable stayed

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jembatan Cable Stayed Cable-Stayed merupakan salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang panjang.

Jembatan

jenis

ini

memiliki

karakteristik

yang

menguntungkan

dibandingkan dengan tipe jembatan bentang panjang yang lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika. Jembatan ini sudah banyak dipakai diberbagai lapisan negara salah satunya adalah Indonesia. Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast). Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai komponen struktural seperti pilar, kabel dan dek jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang diangkur pada pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang bekerja pada dek jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan menerima gaya tarik sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping efek lentur lainnya (Yuskar dan Andi,2005).

B.

Komponen Pada Jembatan Cable Stayed Pada dasarnya setiap jenis jembatan pasti memiliki komponen. Komponen itu

yang membentuk sebuah jembatan menjadi lebih kokoh, kuat maupun indah. Begitu pula dengan jembatan Cable Stayed, dengan komponen berikut : 1.

Sistem Kabel Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan

cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaki struktur terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Tatanan sistem kabel dapat dilihat sebagai berikut : - Tatanan Sistem Kabel Transversal Tatanan kabel tranversal terhadap areah sumbu longitudinal jembatan dapat dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya ditempatkan secara simetri. Ada juga perencana yang menggunakan tiga bidang kabel sampai sekarang belum dapat diterapkan di lapangan. - Tatanan Sistem Kabel Longitudinal Tatanan kabel longitudinal jembatan mempunyai banyak variasi tergantung pada pengalaman perencana menentukan perbandingan antara bentang dengan tinggi menara. Untuk bentang yang lebih pendek, kabel tunggal mungkin sudah cukup untuk menahan beban rencana. Utuk bentak utama yang panjang dan bentang tidak simetris yang menggunakan angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan kebutuhan secara teknis tetapi harus mengahasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel longitudinal yaitu, radial, harpa, bentuk kipas dan bintang. 2.

Gelagar Bentuk gelagar jembatan Cable Stayed sangat bervariasi namun yang paling

sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web.Stiffening truss

digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton prategang. Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid web karena memiliki kemudahan dalam pekerjaannya .Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi atas dua tipe yaitu, -

Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar. Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat

berbentuk persegi panjang atau trapezium. Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan yang bentangnya panjang dan lebar atau jembatan yang direncanakan hanya menggunakan satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakansatui atau susunan box akan memiliki kekakuan torsi yang sangat besar. Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi pengaku pada jarak tertentu. Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan (Zarkasidan Roliansjah, 1995) antara lain: a. Struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis yang menguntungkan. b.

Komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada sistem dek dimana beton sangat cocok untuk menahan gaya desak.

c.

Beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan mati menjadi kecil, sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan mati tidak besar.

d. Pemasangan

bangunan

teknikprestressing masa

atas

dan

kabel

yang

relatif

kini, prefabrikasi, segemental,

mudah

dan

dengan

mempunyai

kandungan lokal yang tinggi e. Pemeliharaan yang lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti pada baja. Perilaku gelagar sebagau bagian yang terintegral dari sebuah jembatan cable stayedmirip dengan perilaku gelagar menerus di atas peletakan elastis. Akan

tetapi selama tahap awal pembangunan dan prapenegangan kabel akibat beban mati, dukungan kabel dapat dianggap sebagai peletakan tetap.

3.

Menara/pilon Pemilihan menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara dapat berupa rangka portal trapezoid, menara kembar, menara A, atau menara tunggal (Supriyadi dan Muntohar, 2007:204).

Gambar 1. Jenis Jenis Menara/Pylon

C.

Kelebihan dan Kekurangan pada Jembatan Cable Stayed Setiap hal didunia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada segala

sesuatu yang begitu sempurna, yang ada hanyalah sesuatu yang sudah ada tetapi disempurnakan dengan mengurangi kekurangan tersebut tetapi tidak menghilangkan kekurangan itu. Dalam hal konstruksi jembatan juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari teknologi konstruksi jembatan Cable Stayed : a. Kelebihan Jembatan Cable Stayed : 1. Jumlah dukungan elastik yang besar menyebabkan lentur yang sedang pada arah longitudinal dek, baik selama pelaksanaan maupun dalam pengoperasian, membuat metode pelaksanaan sederhana dan ekonomis. 2. Kabel individual lebih kecil dibandingkan sebuah struktur kabel penggantung yang terkonsentrasi, sederhana dalam pemasangan dan pengangkerannya. 3. Penggantian kabel relative mudah bila diperlukan, meskipun kabel telah diberi pelinding terhadap korosi. b. Kekurangan Jembatan Cable Stayed Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel. Untuk menambah panjang span, diperlukan pylon yang makin tinggi dengan konsekuensi gaya tekan pada dek makin besar.

D.

Metoda Pelaksanaan Jembatan Cabel Stayed Alat konstruksi yang digunakan pada pembangunan jembatan cast in situ adalah

form traveler. Fungsi utama form traveler adalah sebagai ‘bekisting berjalan’ sehingga pengecoran beton struktur dek jembatan bisa dilakukan dengan segmental pada lokasi dimana pemasangan shoring tidak memungkinkan, seperti diatas sungai / laut dan diatas lembah. Form traveler yang digunakan dipekerjaan jembatan segmental pada umumnya. Menggunakan tipe overhead dan underslung. Jembatan cable-stayed dan balanced cantilever di Indonesia hampir semuanya menggunakan form traveler tipe overhead.

Gambar 2. Form underslung

Gambar 3. Form overhead

Berikut metoda ataupun langkah pelaksanaan jembatan Cabel Stayed : 1.

2.

Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile 

Pemasangan Casing Baja.



Pengeboran sampai kedelaman yang diinginkan.



Pemasangan tulangan Pengecoran lubang bored pile dengan beton.

Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap 

Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platform yang menumpu ke steel casing di bongkar.



Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian dipasang.



Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut ke pile cap Pemasangan tulangan pile cap.



Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis.

3.

Pelaksanaan Pekerjaan Pylon 

Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon.



Instalasi elevator pada pylon.



Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah.



Konstruksi lengan pylon di tengah.



Konstruksi balok pengikat tengah.



Konstruksi lengan atas pylon.



Konstruksi balok pengikat atas.

Gambar 4. Pekerjan Pylon dilapangan

4. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas 

Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap.



Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge, hubungan antara segmen dengan pylon dibuat tetap (fix) untuk sementara.



Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk mengakat segmen berikutnya.



Pemasangan girder baja dengan mneggunakan cantilever crane diikiti dengan penenganan kabel.



Pemasangan pelat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua dilanjutkan dengan pengecoran sambungan.



Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan cantilever crane diikuti dengan peregangan kabel. Pada saat bersamaan dipasang pilar sementara di dekat pilar .

Berikut ilustrasi pekerjaan segmen dek / plat lantai untuk kedua form underslung dan form overhead :

E.

Pengawasan Dan Pemeliharaan Pada Jembatan Cable Stayed

a. Pengawasan pada jembatan : Dalam rangka pencapaian keberhasilan proyek, pengawasan pelaksanaan selama siklus proyek terdiri atas: 1. Pengawasan mutu Metode yang dipakai dalam pengawasan mutu sebagai begian dari kegiatan pengendalian mutu tergantung pada jenis objek dan ketepatan yang diinginkan, ada beberapa metode yang sering digunakan dalam pengendalian mutu yaitu: a.

Pengecekan dan Pengkajian Hal ini dilakukan terhadap gambar teknis atau gambar kerja, tindakan ini dilakukan untuk mengetahui dan meyakini bahwa dimensi dan desain yang telah ditetapkan telah sesuai.

b.

Pemeriksaan/Inspeksi. Kegiatan ini berupa pemeriksaan fisik saat pelaksanaan termasuk menyaksikan uji coba pelaksanaan dan pengadaan material, serta proses produksi.

c.

Pengujian dengan Pengambilan Contoh Cara ini dimaksudkan untuk menguji hasil pelaksanaan apakah material, komposisi, metode pelaksanaan sudah sesuai spesifikasi.

2. Pengawasan metoda kerja Agar sesuai dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan jembatan, maka pengawasan pelaksanaan pekerjaan jembatan mencakup pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan : a. Pekerjaan pondasi jembatan; b. Pekerjaan bangunan bawah jembatan; c. Pekerjaan bangunan atas; d. Pekerjaan bangunan pelengkap dan pengaman jembatan; dan e. Pekerjaan pengendalian lalu lintas.

Pengawasan

pelaksanaan

pekerjaan

jembatan

tersebut

mencakup

pengawasan terhadap semua aspek pelaksanaan pekerjaan jembatan yakni: 1. Kelengkapan alat, bahan dan tenaga kerja; 2. Kesiapan lapangan; 3. Kesesuaian kegiatan pelaksaanaan dengan metode kerja; dan 4. Pemeriksaan posisi dan dimensi. Khusus untuk

pengawasan pelaksanaan pengendalian

lalu lintas,

pengawasan atas kegiatan ini mencakup metode kerja, pembuatan jalan dan jembata darurat serta pengaturan kelancaran dan keamanan lalu lintas.

b. Pemeliharaan dan Perawatan Jembatan Cable Stayed

Penjelasan dari gambar : 1. Deck Yaitu bagian jembatan yang berfungsi sebagai lantai kendaraan yang langsung menerima beban kendaraan . 2. Pylon Yaitu suatu bangunan atas jembatan yang berfungsi untuk mentransfer gaya dari gelagar dan kabel sampai ke pondasi jembatan.

3. Kabel Merupakan bangunan atas jembatan yang terbuat dari untaian kabel yang ditegangkan dari pilon sampai dek jembatan. 4. Abutment Merupakan bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilarpilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (angin, kendaraan, dll) dan beban mati (beban gelagar, dll) pada jembatan . 5. Pondasi Bagian dari bangunan struktur bawah jembatan yang mentransfer beban dan berat struktur dari bangunan atas, dan bangunan bawah ketanah dibawahnya. Jenis jenis kerusakan pada jembatan cable stayed : 1.

Kerusakan pada dek beton

2.

Kerusakan pada cable stayed

3.

Kerusakan pada angkur cable stayed

4.

Kerusakan pada peredam getaran kabel

5.

Kerusakan pada mechanical perletakan (Bearing)

6.

Kerusakan pada transverse umit-stop block

7.

Kerusakan pada lock up device

8.

Kerusakan pada expansion joints modular

Berikut merupakan penjelasan dari kerusakan dan

pemeliharaan pada cable

stayed: 1.

Dek Beton Pelat dek beton harus diperiksa terhadap

potensi keretakan yang

dapat terjadi di permukaan dan di bagian bawah. Pemeriksaaan keretakan yang dilakukan kemungkinan

meliputi daerah

retak

lebar, panjang,

pada arah longitudinal.

beberapa bagian dari lapisan permukaan observasi.

posisi, kepadatan

dan

Jika diperlukan,

harus dikupas untuk

tujuan

Kerusakan yang mungkin terjadi pada dek beton jembatan adalah sbb: a. Retak arah longitudinal b. Retak arah melintang c. Adanya bagian beton yang terpisah, rusak dan keropos d. Karat besi tulangan dalam beton. e. Perubahan bentuk (deformasi) material beton 2.

Cable stayed Pemeliharaan cable stayed mencakup sbb: a. Kerusakan lapisan pelindung HDPE dari kabel rusak, kabel tidak terlihat.

Cara penanganannya yaitu : 1. Bersihkan cutter.

bagian yang rusak dari selubung HOPE

menggunakan

2. Bersihkan

bagian

disekitanya

dengan

menggunakan

amplas

agar memberikan daya lekat yang lebih baik. 3. Gunakan PE copolymer based adhesive dalam bentuk Coating Repair Stick 4. Panaskan selongsong

HOPE hingga

60 derajat dengan

welder untuk menjamin bahwa HOPE dan PE copolymer

hot air absed

adhesive memiliki suhi yang sama. 5. Lelehkan Coating Repair Stick di lokasi yang rusak 6. Rapikan permukaan

dari selubung

HOPE yang barus diperbaiki

dan berikan lapis pelindung yang sesuai b. Kerusakan kecil pada pelindung HDPE, kabel terlihat. 1.

Bersihkan

bagian yang rusak

dari selubung

HOPE menggunakan

cutter.

2.

Bersihkan

kawat

menggunakan

3.

sepanjang 100 mm di setiap bagian yang rusak

kain yang bersih.

Tambal bagian selubung pengisi/dempul

yang telah

di cutter

dengan

material

khusus untuk melapisi bagian yang rusak sehingga

kembali ke bentuk selubung awal.

4.

Sebagai

lapis pertama,

menggunakan lakukan tarik

selubung

pita karet penyambung

pengangkuran

mulai

sekuat-kuatnya

tersebut abu)

bungkus

/ rubber splicing tape

dari

pita

50 mm dari kerusakan,

karet

penyambung

(pita

akan mengalami perubahan warna dari hitam ke abu-

untuk membungkus

memiliki overlapping

selongsong kabel. Setiap lilitan harus

setengah

dari lilitan sebelumnya.

diberikan sampai 50 mm dari titik ujung bagian kerusakan. Setelah titu mendapatkan

5.

kabel dengan

dilakukan

Lilitan

yang mengalami

pelapisan

ulang

untuk

2 lapis pita karet penyambung.

Sebagai lapis ke dua, dengan

menggunakan

pita pelindung

korosi I all weather corrotion protection tape dimulai dari 75 mm dari ujung kerusakan pada

saat melakukan

overlapping sampai

setengah

70 mm dari

tarik sekuat- kuatnya pita pelindung tersebut lilitan. dari lilitan titik

Setiap

lilitan

sebelumnya.

ujung

bagian

harus memiliki Lilitan diberikan

yang

mengalami

kerusakan. Tunggu 30 detik sampai pita menjadi longgar dan tidak ada tegangan.

6.

Pada

ujung-ujung pita yang dililitkan dilakukan

dengan

memeberikan

3 lapis lilitan

pengikatan

pita vinil elektrik/Vinyl

Electrical Tape. c. Kerusakan besar pada pelindung HDPE, kabel terlihat. Cara penanganannya yaitu : 1. Bersihkan

daerah

serta lepaskan menggunakan

yang mengalami

kerusakan

segmen selongsong HOPE cutter.

Pastikan

dan potong

yang rusak dengan

pemotongan dilakukan

dengan

bersih dan rapi. 2. Bersihkan

kabel sepanjang

100 mm dari ujung

kerusakan

dengan kain penyerap minyak. 3. Bersihkan

kabel dengan kalin yang ebrsih dan kering.

4. Ambil selongsong mm

dari

HOPE yang baru dengan oanjang

selaongsong kabel yang telah

selongsong

yang baru tersebiut

secara

kurang 5

dibongkar.

Potong

longitudinal menjadi 2

bagian 5. Bersihkan 6.

selongsong HOPE

Pangan selongsong

7. Amplas

dengan kain penverap minyak

HOPE yang baru di lokasi yang rusak

bagian pertemuan

dari selongsong

HOPE lama

dan

baru agar memebrikan daya lekat yang lebih baik. 8.

Panaskan selongsong welder

HOPE

hingga 60 derajat dengan hot air

untuk menjamin bahwa HOPE dan PE copolymer

absed

adhesive memiliki suhi yang sama. 9. Lelehkan

Coating

Repair Stick di lokasi sambungan antara

selongsong HOPE lama dan baru 10. Rapikan permukaan dan berikan

dari selubung HOPE yang barus diperbaiki

Japis pelindung yang sesuai

d. Kerusakan penggantian sebagian atau keseluruhan cable stayed. Cara penanganannya yaitu : 1. Pekerjaan Persiapan •

Lepaskan secara

Selongsong

pelindung

perlahan menggunakan

kabel I anti vandalism tube

alat pengangkat dari pilon atau

menggunakan crane dengan tali yang diikatkan pada yang terhubung selongsong pelindung kabel. Selongsong pelindung dan selongsong kabel

HDPE

biasanya menumpu di

dek jembatan dengan

smekanisme tertentu •

Lepaskan alat deviator di bagian atas dan bawah



Lepaskan alat peredam kabel jika ada



Lepaskan tutup dan isi dari wax

2. Pelepasan Satu Strand •

Strand harus di lepaskan Diperlukan

dari angkur dengan monostrand jack.

panjang strand

yang cukup pada untuk dapat

melakukan proses pelepasan. Penyambungan dengan coupler dapat dilakukan untuk memperpanjang strand. •

Strand yang akan bagian work

diganti akan dipisahkan

jendela bawah/bottom window ( dan tabung

pelindung

dari

bundelnya di

anatar

tabung form

kabel) dengan penjepit kayu yang

tipis atau dengan penjepit sisir dan selubung pembungkus haru dibukan sepanjang 1 m. •

Alat pelepas harus dipasang pada strand, dan kawat operator harus menahan gaya pada catat pada

strand dengan

formulir

jepitan.

Gaya

yang telah disediakan.

tersebut

di

Strand di lepas

dengan dengan menutup jack. Beberapa kali pergerakan dari jack diperlukan

untuk pelaksanaannya

tergantung dari keadaan di

lapangan. 3. Pergantian dan Pemasangan kembali



Strand harus dipisahkan dari bundel. Selanjutnya menggunakan



strand dijepit

penjepit lateral.

Bagian bawah strand harus disambung

dengan tali dan strand

tersebut harus ditarik dari angkur yang ada di dek jembatan



Sebuah winch rope harus disambungkan ke bagian atas strand yang ada

di angkup pada pilon. Strand tersebut selanjutnya

ditarik melalui bagian window.

bawah

dan kawat yang akan

dari ruang kerja

I working

diganti kemudian di tarik ke

bawah. •

Strand yang baru, yang sebelumnya di tarik

di tempatkan

menggunakan winch rope, untuk kemudian

pada dek, di tarik

sampai pada posisi angkur di pilon. Ujung bagian bawah strand dihubungkan angkur •



dengan

tali

da

masuk

melalui

di dek jembatan.

Strand yang

baru kemudian di jepit

kan pada kedua ujung

angkur dan diberikan gaya tarik sesuai

dengan perencanaan.

Kabel Winch disambungkan

yang akan diganti pada

ke strand

dibagian bawah dan atas. 3.

di tarik

Angkur Stayed Cable

Cara pemeriksaan angkur cable stayed yaitu :

a. Kepala angkur yang ada di pilon dan di dek jembatan diperiksa

dan diperbaiki setiap enam

harus

bukan sekali. Pemeriksaan

umumnya dilakukan secara visual b. Mangkok dari angkur, undakan sekrup, dan mur yang terletak di luar dari mangkok angkur tidak boleh

berkarat

dan mengalami

deformasi. Pelat dari angkur tidak boleh mengalami kerusakan. c. Dudukan dari bantalan perpindahan

angkur tidak boleh berkarat,

dan berdeformasi.

Kotak angkur pada ujung tidak

boleh mengalami karat dan deformasi. Pelat baja pada gelagar jembatan

tidak

mengalami

boleh

berkarat

yang

terpasang

dan berdeformasi.

Beton yang terdapat disekeliling plat baja tidak boleh mengalami retak, spalling dan kebocoran oleh air. Cara pemeliharaan angkur cable stayed yaitu : a. Selama jembatan

beroperasi,

jika

ditemukan

pelumas

dari

pelindung korosi angkur mengering, retak dan menua, harus dilapis kembali dengan pelumas pelindung korosi b. Jika diketahui bahwa air telah menembus sampai kepala angkur di gelagar jembatan, maka lapisan pelindung korosi dari selongsong kabel pada ujung

di gelagar beserta material seal nya harus

diperbaiki untuk mencegah kebocoran air c. Retak yang terjadi

pada struktur

kotak dari angkur harus egera

ditangani dengan perkuatan d. Jika beton disekitar terkelupas

pelat baja tekan pada daerah angkur di pilon

dan retak, maka beton

segera di bersihkan,

selanjutnya

yang terlepas

tersebut

harus

tinggak kerusakan perlu segera

diperiksa. e. Jika karat pada tulangan

di dalamnya

pada beton, tulangan tesebut harus Beton

yang

rusak

harus

mengakibatkan

dibersihkan

segera

dari

spalling karat.

dibobok, dibersihkan dan

diperbaiki.

Jika, undakan

mur mengalami deformasi flaw detection

sekrup

dari

mangkok

angkur,

dan retak, maka pemeriksaan

dan

dengan

harus dilakukan untuk mengukur gaya pada kabel

disertai dengan evaluasi teknis. Selanutnya perbaikan harus segera dilakuk 4.

Peredam getaran kabel

Cara pemeliharaan peredam getaran yaitu : a. Peredam Internal harus diperiksa satu kali setiap satu tahun. Pemeriksaan dilakukan

dengan

waterproofing. Bahan digunakan bahan

terlebih busa

untuk mencegah

asing

masuk

dahulu

melepaskan

(foaming)

dalam

kelembaban,

gas

lapisan

waterproofing berbahaya

atau

ke dalam kabel. Setelah jembatan dioperasikan,

bahan busa harus diperiksa untuk mengetahui apakah ada pecahan atau kebocoran. Jika ditemukan tindakan

masalah,

maka harus segera dilakukan

perbaikan. Jika karet dari peredam

internal

rusak, maka

peredam getaran kabel tersebut harus segera di ganti. b. Peredam eksternal harus diperiksa secara berkala, dan segera diperbaiki jika terjadi kerusakan. Item utama dalam pemeliharaan peredam adalah sebagai berikut. •

Pemeriksaan dan pemeliharaan lapisan perlindungan korosi Kerusakan pada lapis perlindungan korosi di permukaan peredam

dan karat dari elemen baja diperiksa secara visual dan sentuhan. yang akan diperiksa termasuk lapisan

pelindung,

ditemukan maka

pengelupasan, retak,

lapisna pelindung, spalling

dan

kerusakan karat. Jika

bahwa lapisna pelindung mengalami kerusakan dan spalling,

daerah

dibersihkan

warna

Item

yang mengalami

tersebut

harus segera

untuk kemudian diberi lapisan pelindung

kembali. Jika

elemen struktural baja berkarat,

kerusakan

maka karat tersebut

harus dibersihkan

terlebih dahulu dan kemudian diberi lapisan pelindung kembali.



Pemeriksaan sambungan las dan perawatan nya Sambungan las untuk peredam getaran kabel harus diperiksa.

Jika ditemukan retak pada sambungan las harus dilakukan perbaikan oleh tenaga las profesional untuk mencegah pengembangan keretakan. •

Pemeriksaan sambungan baut dan bantalan karet dan perbaikan nya Sambungan baut dari peredam

Jika sambungan baut tersebut dilakukan tersebut

harus diperiksa

secara berkala.

kendor, harus segera dikencangkan

pergantian baut, Bantalan

karet

peredam

atau

di dalam

blok

harus diperiksa secara berkala. Jika pecah atau terkelupas, maka

harus segera dilakukan pergantian. •

Pemeriksaan dimensi dan deformasi Hanya peredam yang dipasang pada lokasi yang tepat yang dapat

bekerja secara efektif. Oleh karena itu, posisi instalasi dan deformasi dari peredam harus sering diperiksa terhadap

getaran kabel dan pemeriksaan

dilakukan satu kali setiap satu tahun.

5.

Mechanical perletakan (Bearing) Cara pemeliharaan Mechanical Perletakan (Bearing) yaitu : Prinsip pemeliharaan dan perbaikan Bearing •

Prinsip pemeliharaan dan perbaikan bearing adalah untuk menjamin perletakan berada deformasi

pada

pada

kondisi

dimana

berada pada batas yang diijinkan.

tegangan

dan

Untuk itu perlu

dilakukan inspeksi dari kinerja perletakan seperti kondis tegangan dari

perletakan

dan posisi awal perletakan

seketika

setelah

bearing bekerja. Hasil inspeksi awal tersebut akan digunakan sebagai catatan asli dari kondisi perletakan dalamkeadaan normal. •

Secara umum, sebelum inspeksi dilakukan, perletakan harus benarbenar bersih dan basil pemeriksaan harus dicatat.



Selama dahulu

pemeriksaan,

perletakan

apakah mengalami

harus

kerusakan (termasuk

pelindung korosi}. Jika tidak ditemukan berada pada rentang dicatat.

normal,

Jika memungkinkan,

diperiksa

pada lapisan

kerusakan, serta bearing

posisi aktua dari kondisi

terlebih

bearing

harus

bisang gelincir

harus

diperiksa. Demikian juga dengan bagian struktur yang berada di dekat perletakan •

Dengan mengkombinasikan

deviasi antara posisi aktual pada

kondisi lingkungan saat inspeksi dilaksanakan creep, pembebanan)

(suhu, shringkage,

dan posisi teoritis, maka perlu dibuat catatan

sebagai dokumentasi •

Jika terlihat ada kerusakan atau deviasi posisi, atau deformasi, atau retak, harus dicatat dan didokumentasikan.

Survey yang detail dan

hati-hati harus dilakukan berkait perpindahan, deformasi dan rotasi. •

Pada

kasus

perletakan

tertentu

bagian

yang direkomendasikan untuk

misalnya Jika terdapat (retak,

hanya

catat

atau

tertentu

diperbaiki

kerusakan

pada

dari

dan diganti, permukaan

deformasi, kesalahan pemasangan, ketidakcukupan

sealing,

dll} Baut dan part-part yang berkarat Kegagalan perlindungan korosi

6.

Pemeliharaan transverse umit-stop block Cara pemeliharaan Pemeliharaan transverse umit-stop block yaitu : Kotoran atau material

asing yang ada di sekitar transverse limit-stop

rubber block di antara pilon dan girder harus dibersihkan,

dan tingkat

penuaan dari blok karet tersebut diperiksa dan dicatat. Elemen struktural baja yang telah

mengalami

proses karat harus dibersihkan dari karat

untuk kemudian dilakukan pengecatan kembali.

7.

Pemeliharaan lock up device Cara pemeliharaan Pemeliharaan lock up device yaitu : a. Lock Up Device harus senantiasa berada dalam keadaan bersih, terbebas dari kotoran. b. Sambungan-sambungan

abut

dan angkur

dari Lock Up Device

harus diperiksa dan harus selalu berada dalam keadaan kencang. c. As dari sendi yang ada di dalam bracket harus diperiksa dan berikan lubrikan/gemuk jika diperlukan. d. Jika terjadai kerusakan pada lapis perlindungan korosi, maka perlu segera diperbaiki sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan. 8.

Pemeliharaan expansion joints modular

Cara pemeliharaan Pemeliharaan expansion joints modular yaitu : •

Expansion Joint harus lurus, halus, datar dan tidak bergerak tidak mengalami penyusutan, dan berada dalam lingkungan baik. Jika terjadi kebocoran,

penyumbatan, harus segera

dan yang

bersihkan. Jika terjadi

deformasi,

keretakan

dan munculnya suara yang

tidak biasa jika dilewati

kendaraan,

maka kerusakan yang terjadi

akibat kasus tersebut harus segera diperbaiki. •

Pembersihan

Expansion Joint Modular

menyemprotkan •

Jika terdapat

dapat

dilakukan

dengan

terhadap

korosi,

air bertekanan.

kerusakan pada lapis perlindungan

maka perbaikan harus segera dilaksanakan oleh ahlinya •

Jika diketahui kendaraan

muncul

suara yang tidak

melewati expansion

joint,

normal

pada saat

maka harus dilalukan

penyelidikan lebih lanjut • •

Periode perawatan dan pemeliharaan adalah 2 tahun sekali Jika segel selubung dari sabuk karet expansion joint rusak, maka bagian yang rusak harus segera diperbaiki. harus memenuhi

Segel selubung

karet

spesifikasi dan kinerja sesuai dengan kebutuhan

desain awal •

Jika sambungan

plat baja expansion joint

mengalami

tip-off,

melengkung, tidak berada dilokasi yang tepat, maka sambungan las tersebut harus diperbaiki. •

Jika beton

pada expansiont

joint

rusak, menyusut,

mengalami

kegagalan yang serius atau tingkat kerataan dari aspal beton telah melebihi 3 mm, aspal beton di sekitar expansiont joint harus segera diperbaiki. Setelah itu dilakukan pengaspalan kembali.

Related Documents


More Documents from "Ozada Rasifa"