PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Secara umum jembatan adalah salah satu struktur bangunan yang penting untuk
dibangun yang berfungsi untuk menyeberangi jurang atau rintangan, seperti sungai, rel kereta api, ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk membantu manusia, kendaraan, atau transportasi dalam berpindah dari satu lokasi menuju lokasi yang lain, disamping fungsi tersebut ternyata jembatan juga dapat digunakan sebagai fasilitas wisata yang cukup banyak diminati orang banyak, ditambah lagi jika jembatan diberikan teknologi pencahayaan lampu yang sangat menarik untuk dilihat. Dengan perkembangan zaman maka jembatan tidak hanya dipandang sebagai alat penghubung antara tempat satu dengan tempat yang lain, melainkan sebagai sarana untuk memperlancar kegiatan manusia, serta membantu berkembangnya suatu daerah yang selama ini sulit di akses, apalagi Indonesia ini sebagai negara yang berkembang, akses ke daerah-daerah ataupun ke kota sangat dibutuhkan, dengan adanya jembatan ini sangat membantu hal tersebut. Ada beberapa jenis jembatan yang telah kita ketahui dan sudah banyak penerapannya dari negara Indonesia sendiri hingga negara lainnya seperti Cina, Jepang, Inggris, dll nya. Namun pada makalah ini kami akan membahas tentang salah satu dari beberapa jenus jembatan tersebut yaitu jembatan cable stayed.
B.
Tujuan
Mengetahui dan memahami apa itu jembatan Cable stayed
Mengetahui apa saja komponen Jembatan Cable stayed
Mengetahui dan memahami kelemahan dan kelebihan jembatan Cable stayed
Mengatahui cara pelaksanaan pada jembatan Cable stayed
Mengetahui cara pengawasan dan pemeliharaan Jembatan Cable stayed Mengetahui cara rehabilitasi pada jembatan Cable stayed
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jembatan Cable Stayed Cable-Stayed merupakan salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang panjang.
Jembatan
jenis
ini
memiliki
karakteristik
yang
menguntungkan
dibandingkan dengan tipe jembatan bentang panjang yang lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika. Jembatan ini sudah banyak dipakai diberbagai lapisan negara salah satunya adalah Indonesia. Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika. Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast). Struktur jembatan ini terdiri dari gabungan berbagai komponen struktural seperti pilar, kabel dan dek jembatan. Dek jembatan digantung dengan kabel prategang yang diangkur pada pilar. Dengan demikian, semua gaya-gaya gravitasi maupun lateral yang bekerja pada dek jembatan akan ditransfer ke tanah melalui kabel dan pilar. Kabel akan menerima gaya tarik sedangkan pilar memikul gaya tekan yang sangat besar disamping efek lentur lainnya (Yuskar dan Andi,2005).
B.
Komponen Pada Jembatan Cable Stayed Pada dasarnya setiap jenis jembatan pasti memiliki komponen. Komponen itu
yang membentuk sebuah jembatan menjadi lebih kokoh, kuat maupun indah. Begitu pula dengan jembatan Cable Stayed, dengan komponen berikut : 1.
Sistem Kabel Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan
cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaki struktur terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Tatanan sistem kabel dapat dilihat sebagai berikut : - Tatanan Sistem Kabel Transversal Tatanan kabel tranversal terhadap areah sumbu longitudinal jembatan dapat dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya ditempatkan secara simetri. Ada juga perencana yang menggunakan tiga bidang kabel sampai sekarang belum dapat diterapkan di lapangan. - Tatanan Sistem Kabel Longitudinal Tatanan kabel longitudinal jembatan mempunyai banyak variasi tergantung pada pengalaman perencana menentukan perbandingan antara bentang dengan tinggi menara. Untuk bentang yang lebih pendek, kabel tunggal mungkin sudah cukup untuk menahan beban rencana. Utuk bentak utama yang panjang dan bentang tidak simetris yang menggunakan angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan kebutuhan secara teknis tetapi harus mengahasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel longitudinal yaitu, radial, harpa, bentuk kipas dan bintang. 2.
Gelagar Bentuk gelagar jembatan Cable Stayed sangat bervariasi namun yang paling
sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web.Stiffening truss
digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton prategang. Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid web karena memiliki kemudahan dalam pekerjaannya .Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi atas dua tipe yaitu, -
Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar. Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapezium. Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan yang bentangnya panjang dan lebar atau jembatan yang direncanakan hanya menggunakan satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakansatui atau susunan box akan memiliki kekakuan torsi yang sangat besar. Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi pengaku pada jarak tertentu. Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan (Zarkasidan Roliansjah, 1995) antara lain: a. Struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis yang menguntungkan. b.
Komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada sistem dek dimana beton sangat cocok untuk menahan gaya desak.
c.
Beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan mati menjadi kecil, sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan mati tidak besar.
d. Pemasangan
bangunan
teknikprestressing masa
atas
dan
kabel
yang
relatif
kini, prefabrikasi, segemental,
mudah
dan
dengan
mempunyai
kandungan lokal yang tinggi e. Pemeliharaan yang lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti pada baja. Perilaku gelagar sebagau bagian yang terintegral dari sebuah jembatan cable stayedmirip dengan perilaku gelagar menerus di atas peletakan elastis. Akan
tetapi selama tahap awal pembangunan dan prapenegangan kabel akibat beban mati, dukungan kabel dapat dianggap sebagai peletakan tetap.
3.
Menara/pilon Pemilihan menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara dapat berupa rangka portal trapezoid, menara kembar, menara A, atau menara tunggal (Supriyadi dan Muntohar, 2007:204).
Gambar 1. Jenis Jenis Menara/Pylon
C.
Kelebihan dan Kekurangan pada Jembatan Cable Stayed Setiap hal didunia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada segala
sesuatu yang begitu sempurna, yang ada hanyalah sesuatu yang sudah ada tetapi disempurnakan dengan mengurangi kekurangan tersebut tetapi tidak menghilangkan kekurangan itu. Dalam hal konstruksi jembatan juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari teknologi konstruksi jembatan Cable Stayed : a. Kelebihan Jembatan Cable Stayed : 1. Jumlah dukungan elastik yang besar menyebabkan lentur yang sedang pada arah longitudinal dek, baik selama pelaksanaan maupun dalam pengoperasian, membuat metode pelaksanaan sederhana dan ekonomis. 2. Kabel individual lebih kecil dibandingkan sebuah struktur kabel penggantung yang terkonsentrasi, sederhana dalam pemasangan dan pengangkerannya. 3. Penggantian kabel relative mudah bila diperlukan, meskipun kabel telah diberi pelinding terhadap korosi. b. Kekurangan Jembatan Cable Stayed Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel. Untuk menambah panjang span, diperlukan pylon yang makin tinggi dengan konsekuensi gaya tekan pada dek makin besar.
D.
Metoda Pelaksanaan Jembatan Cabel Stayed Alat konstruksi yang digunakan pada pembangunan jembatan cast in situ adalah
form traveler. Fungsi utama form traveler adalah sebagai ‘bekisting berjalan’ sehingga pengecoran beton struktur dek jembatan bisa dilakukan dengan segmental pada lokasi dimana pemasangan shoring tidak memungkinkan, seperti diatas sungai / laut dan diatas lembah. Form traveler yang digunakan dipekerjaan jembatan segmental pada umumnya. Menggunakan tipe overhead dan underslung. Jembatan cable-stayed dan balanced cantilever di Indonesia hampir semuanya menggunakan form traveler tipe overhead.
Gambar 2. Form underslung
Gambar 3. Form overhead
Berikut metoda ataupun langkah pelaksanaan jembatan Cabel Stayed : 1.
2.
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile
Pemasangan Casing Baja.
Pengeboran sampai kedelaman yang diinginkan.
Pemasangan tulangan Pengecoran lubang bored pile dengan beton.
Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap
Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platform yang menumpu ke steel casing di bongkar.
Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian dipasang.
Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut ke pile cap Pemasangan tulangan pile cap.
Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis.
3.
Pelaksanaan Pekerjaan Pylon
Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon.
Instalasi elevator pada pylon.
Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah.
Konstruksi lengan pylon di tengah.
Konstruksi balok pengikat tengah.
Konstruksi lengan atas pylon.
Konstruksi balok pengikat atas.
Gambar 4. Pekerjan Pylon dilapangan
4. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas
Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap.
Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge, hubungan antara segmen dengan pylon dibuat tetap (fix) untuk sementara.
Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk mengakat segmen berikutnya.
Pemasangan girder baja dengan mneggunakan cantilever crane diikiti dengan penenganan kabel.
Pemasangan pelat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua dilanjutkan dengan pengecoran sambungan.
Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan cantilever crane diikuti dengan peregangan kabel. Pada saat bersamaan dipasang pilar sementara di dekat pilar .
Berikut ilustrasi pekerjaan segmen dek / plat lantai untuk kedua form underslung dan form overhead :
E.
Pengawasan Dan Pemeliharaan Pada Jembatan Cable Stayed
a. Pengawasan pada jembatan : Dalam rangka pencapaian keberhasilan proyek, pengawasan pelaksanaan selama siklus proyek terdiri atas: 1. Pengawasan mutu Metode yang dipakai dalam pengawasan mutu sebagai begian dari kegiatan pengendalian mutu tergantung pada jenis objek dan ketepatan yang diinginkan, ada beberapa metode yang sering digunakan dalam pengendalian mutu yaitu: a.
Pengecekan dan Pengkajian Hal ini dilakukan terhadap gambar teknis atau gambar kerja, tindakan ini dilakukan untuk mengetahui dan meyakini bahwa dimensi dan desain yang telah ditetapkan telah sesuai.
b.
Pemeriksaan/Inspeksi. Kegiatan ini berupa pemeriksaan fisik saat pelaksanaan termasuk menyaksikan uji coba pelaksanaan dan pengadaan material, serta proses produksi.
c.
Pengujian dengan Pengambilan Contoh Cara ini dimaksudkan untuk menguji hasil pelaksanaan apakah material, komposisi, metode pelaksanaan sudah sesuai spesifikasi.
2. Pengawasan metoda kerja Agar sesuai dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan jembatan, maka pengawasan pelaksanaan pekerjaan jembatan mencakup pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan : a. Pekerjaan pondasi jembatan; b. Pekerjaan bangunan bawah jembatan; c. Pekerjaan bangunan atas; d. Pekerjaan bangunan pelengkap dan pengaman jembatan; dan e. Pekerjaan pengendalian lalu lintas.
Pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan
jembatan
tersebut
mencakup
pengawasan terhadap semua aspek pelaksanaan pekerjaan jembatan yakni: 1. Kelengkapan alat, bahan dan tenaga kerja; 2. Kesiapan lapangan; 3. Kesesuaian kegiatan pelaksaanaan dengan metode kerja; dan 4. Pemeriksaan posisi dan dimensi. Khusus untuk
pengawasan pelaksanaan pengendalian
lalu lintas,
pengawasan atas kegiatan ini mencakup metode kerja, pembuatan jalan dan jembata darurat serta pengaturan kelancaran dan keamanan lalu lintas.
b. Pemeliharaan dan Perawatan Jembatan Cable Stayed
Penjelasan dari gambar : 1. Deck Yaitu bagian jembatan yang berfungsi sebagai lantai kendaraan yang langsung menerima beban kendaraan . 2. Pylon Yaitu suatu bangunan atas jembatan yang berfungsi untuk mentransfer gaya dari gelagar dan kabel sampai ke pondasi jembatan.
3. Kabel Merupakan bangunan atas jembatan yang terbuat dari untaian kabel yang ditegangkan dari pilon sampai dek jembatan. 4. Abutment Merupakan bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilarpilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (angin, kendaraan, dll) dan beban mati (beban gelagar, dll) pada jembatan . 5. Pondasi Bagian dari bangunan struktur bawah jembatan yang mentransfer beban dan berat struktur dari bangunan atas, dan bangunan bawah ketanah dibawahnya. Jenis jenis kerusakan pada jembatan cable stayed : 1.
Kerusakan pada dek beton
2.
Kerusakan pada cable stayed
3.
Kerusakan pada angkur cable stayed
4.
Kerusakan pada peredam getaran kabel
5.
Kerusakan pada mechanical perletakan (Bearing)
6.
Kerusakan pada transverse umit-stop block
7.
Kerusakan pada lock up device
8.
Kerusakan pada expansion joints modular
Berikut merupakan penjelasan dari kerusakan dan
pemeliharaan pada cable
stayed: 1.
Dek Beton Pelat dek beton harus diperiksa terhadap
potensi keretakan yang
dapat terjadi di permukaan dan di bagian bawah. Pemeriksaaan keretakan yang dilakukan kemungkinan
meliputi daerah
retak
lebar, panjang,
pada arah longitudinal.
beberapa bagian dari lapisan permukaan observasi.
posisi, kepadatan
dan
Jika diperlukan,
harus dikupas untuk
tujuan
Kerusakan yang mungkin terjadi pada dek beton jembatan adalah sbb: a. Retak arah longitudinal b. Retak arah melintang c. Adanya bagian beton yang terpisah, rusak dan keropos d. Karat besi tulangan dalam beton. e. Perubahan bentuk (deformasi) material beton 2.
Cable stayed Pemeliharaan cable stayed mencakup sbb: a. Kerusakan lapisan pelindung HDPE dari kabel rusak, kabel tidak terlihat.
Cara penanganannya yaitu : 1. Bersihkan cutter.
bagian yang rusak dari selubung HOPE
menggunakan
2. Bersihkan
bagian
disekitanya
dengan
menggunakan
amplas
agar memberikan daya lekat yang lebih baik. 3. Gunakan PE copolymer based adhesive dalam bentuk Coating Repair Stick 4. Panaskan selongsong
HOPE hingga
60 derajat dengan
welder untuk menjamin bahwa HOPE dan PE copolymer
hot air absed
adhesive memiliki suhi yang sama. 5. Lelehkan Coating Repair Stick di lokasi yang rusak 6. Rapikan permukaan
dari selubung
HOPE yang barus diperbaiki
dan berikan lapis pelindung yang sesuai b. Kerusakan kecil pada pelindung HDPE, kabel terlihat. 1.
Bersihkan
bagian yang rusak
dari selubung
HOPE menggunakan
cutter.
2.
Bersihkan
kawat
menggunakan
3.
sepanjang 100 mm di setiap bagian yang rusak
kain yang bersih.
Tambal bagian selubung pengisi/dempul
yang telah
di cutter
dengan
material
khusus untuk melapisi bagian yang rusak sehingga
kembali ke bentuk selubung awal.
4.
Sebagai
lapis pertama,
menggunakan lakukan tarik
selubung
pita karet penyambung
pengangkuran
mulai
sekuat-kuatnya
tersebut abu)
bungkus
/ rubber splicing tape
dari
pita
50 mm dari kerusakan,
karet
penyambung
(pita
akan mengalami perubahan warna dari hitam ke abu-
untuk membungkus
memiliki overlapping
selongsong kabel. Setiap lilitan harus
setengah
dari lilitan sebelumnya.
diberikan sampai 50 mm dari titik ujung bagian kerusakan. Setelah titu mendapatkan
5.
kabel dengan
dilakukan
Lilitan
yang mengalami
pelapisan
ulang
untuk
2 lapis pita karet penyambung.
Sebagai lapis ke dua, dengan
menggunakan
pita pelindung
korosi I all weather corrotion protection tape dimulai dari 75 mm dari ujung kerusakan pada
saat melakukan
overlapping sampai
setengah
70 mm dari
tarik sekuat- kuatnya pita pelindung tersebut lilitan. dari lilitan titik
Setiap
lilitan
sebelumnya.
ujung
bagian
harus memiliki Lilitan diberikan
yang
mengalami
kerusakan. Tunggu 30 detik sampai pita menjadi longgar dan tidak ada tegangan.
6.
Pada
ujung-ujung pita yang dililitkan dilakukan
dengan
memeberikan
3 lapis lilitan
pengikatan
pita vinil elektrik/Vinyl
Electrical Tape. c. Kerusakan besar pada pelindung HDPE, kabel terlihat. Cara penanganannya yaitu : 1. Bersihkan
daerah
serta lepaskan menggunakan
yang mengalami
kerusakan
segmen selongsong HOPE cutter.
Pastikan
dan potong
yang rusak dengan
pemotongan dilakukan
dengan
bersih dan rapi. 2. Bersihkan
kabel sepanjang
100 mm dari ujung
kerusakan
dengan kain penyerap minyak. 3. Bersihkan
kabel dengan kalin yang ebrsih dan kering.
4. Ambil selongsong mm
dari
HOPE yang baru dengan oanjang
selaongsong kabel yang telah
selongsong
yang baru tersebiut
secara
kurang 5
dibongkar.
Potong
longitudinal menjadi 2
bagian 5. Bersihkan 6.
selongsong HOPE
Pangan selongsong
7. Amplas
dengan kain penverap minyak
HOPE yang baru di lokasi yang rusak
bagian pertemuan
dari selongsong
HOPE lama
dan
baru agar memebrikan daya lekat yang lebih baik. 8.
Panaskan selongsong welder
HOPE
hingga 60 derajat dengan hot air
untuk menjamin bahwa HOPE dan PE copolymer
absed
adhesive memiliki suhi yang sama. 9. Lelehkan
Coating
Repair Stick di lokasi sambungan antara
selongsong HOPE lama dan baru 10. Rapikan permukaan dan berikan
dari selubung HOPE yang barus diperbaiki
Japis pelindung yang sesuai
d. Kerusakan penggantian sebagian atau keseluruhan cable stayed. Cara penanganannya yaitu : 1. Pekerjaan Persiapan •
Lepaskan secara
Selongsong
pelindung
perlahan menggunakan
kabel I anti vandalism tube
alat pengangkat dari pilon atau
menggunakan crane dengan tali yang diikatkan pada yang terhubung selongsong pelindung kabel. Selongsong pelindung dan selongsong kabel
HDPE
biasanya menumpu di
dek jembatan dengan
smekanisme tertentu •
Lepaskan alat deviator di bagian atas dan bawah
•
Lepaskan alat peredam kabel jika ada
•
Lepaskan tutup dan isi dari wax
2. Pelepasan Satu Strand •
Strand harus di lepaskan Diperlukan
dari angkur dengan monostrand jack.
panjang strand
yang cukup pada untuk dapat
melakukan proses pelepasan. Penyambungan dengan coupler dapat dilakukan untuk memperpanjang strand. •
Strand yang akan bagian work
diganti akan dipisahkan
jendela bawah/bottom window ( dan tabung
pelindung
dari
bundelnya di
anatar
tabung form
kabel) dengan penjepit kayu yang
tipis atau dengan penjepit sisir dan selubung pembungkus haru dibukan sepanjang 1 m. •
Alat pelepas harus dipasang pada strand, dan kawat operator harus menahan gaya pada catat pada
strand dengan
formulir
jepitan.
Gaya
yang telah disediakan.
tersebut
di
Strand di lepas
dengan dengan menutup jack. Beberapa kali pergerakan dari jack diperlukan
untuk pelaksanaannya
tergantung dari keadaan di
lapangan. 3. Pergantian dan Pemasangan kembali
•
Strand harus dipisahkan dari bundel. Selanjutnya menggunakan
•
strand dijepit
penjepit lateral.
Bagian bawah strand harus disambung
dengan tali dan strand
tersebut harus ditarik dari angkur yang ada di dek jembatan
•
Sebuah winch rope harus disambungkan ke bagian atas strand yang ada
di angkup pada pilon. Strand tersebut selanjutnya
ditarik melalui bagian window.
bawah
dan kawat yang akan
dari ruang kerja
I working
diganti kemudian di tarik ke
bawah. •
Strand yang baru, yang sebelumnya di tarik
di tempatkan
menggunakan winch rope, untuk kemudian
pada dek, di tarik
sampai pada posisi angkur di pilon. Ujung bagian bawah strand dihubungkan angkur •
•
dengan
tali
da
masuk
melalui
di dek jembatan.
Strand yang
baru kemudian di jepit
kan pada kedua ujung
angkur dan diberikan gaya tarik sesuai
dengan perencanaan.
Kabel Winch disambungkan
yang akan diganti pada
ke strand
dibagian bawah dan atas. 3.
di tarik
Angkur Stayed Cable
Cara pemeriksaan angkur cable stayed yaitu :
a. Kepala angkur yang ada di pilon dan di dek jembatan diperiksa
dan diperbaiki setiap enam
harus
bukan sekali. Pemeriksaan
umumnya dilakukan secara visual b. Mangkok dari angkur, undakan sekrup, dan mur yang terletak di luar dari mangkok angkur tidak boleh
berkarat
dan mengalami
deformasi. Pelat dari angkur tidak boleh mengalami kerusakan. c. Dudukan dari bantalan perpindahan
angkur tidak boleh berkarat,
dan berdeformasi.
Kotak angkur pada ujung tidak
boleh mengalami karat dan deformasi. Pelat baja pada gelagar jembatan
tidak
mengalami
boleh
berkarat
yang
terpasang
dan berdeformasi.
Beton yang terdapat disekeliling plat baja tidak boleh mengalami retak, spalling dan kebocoran oleh air. Cara pemeliharaan angkur cable stayed yaitu : a. Selama jembatan
beroperasi,
jika
ditemukan
pelumas
dari
pelindung korosi angkur mengering, retak dan menua, harus dilapis kembali dengan pelumas pelindung korosi b. Jika diketahui bahwa air telah menembus sampai kepala angkur di gelagar jembatan, maka lapisan pelindung korosi dari selongsong kabel pada ujung
di gelagar beserta material seal nya harus
diperbaiki untuk mencegah kebocoran air c. Retak yang terjadi
pada struktur
kotak dari angkur harus egera
ditangani dengan perkuatan d. Jika beton disekitar terkelupas
pelat baja tekan pada daerah angkur di pilon
dan retak, maka beton
segera di bersihkan,
selanjutnya
yang terlepas
tersebut
harus
tinggak kerusakan perlu segera
diperiksa. e. Jika karat pada tulangan
di dalamnya
pada beton, tulangan tesebut harus Beton
yang
rusak
harus
mengakibatkan
dibersihkan
segera
dari
spalling karat.
dibobok, dibersihkan dan
diperbaiki.
Jika, undakan
mur mengalami deformasi flaw detection
sekrup
dari
mangkok
angkur,
dan retak, maka pemeriksaan
dan
dengan
harus dilakukan untuk mengukur gaya pada kabel
disertai dengan evaluasi teknis. Selanutnya perbaikan harus segera dilakuk 4.
Peredam getaran kabel
Cara pemeliharaan peredam getaran yaitu : a. Peredam Internal harus diperiksa satu kali setiap satu tahun. Pemeriksaan dilakukan
dengan
waterproofing. Bahan digunakan bahan
terlebih busa
untuk mencegah
asing
masuk
dahulu
melepaskan
(foaming)
dalam
kelembaban,
gas
lapisan
waterproofing berbahaya
atau
ke dalam kabel. Setelah jembatan dioperasikan,
bahan busa harus diperiksa untuk mengetahui apakah ada pecahan atau kebocoran. Jika ditemukan tindakan
masalah,
maka harus segera dilakukan
perbaikan. Jika karet dari peredam
internal
rusak, maka
peredam getaran kabel tersebut harus segera di ganti. b. Peredam eksternal harus diperiksa secara berkala, dan segera diperbaiki jika terjadi kerusakan. Item utama dalam pemeliharaan peredam adalah sebagai berikut. •
Pemeriksaan dan pemeliharaan lapisan perlindungan korosi Kerusakan pada lapis perlindungan korosi di permukaan peredam
dan karat dari elemen baja diperiksa secara visual dan sentuhan. yang akan diperiksa termasuk lapisan
pelindung,
ditemukan maka
pengelupasan, retak,
lapisna pelindung, spalling
dan
kerusakan karat. Jika
bahwa lapisna pelindung mengalami kerusakan dan spalling,
daerah
dibersihkan
warna
Item
yang mengalami
tersebut
harus segera
untuk kemudian diberi lapisan pelindung
kembali. Jika
elemen struktural baja berkarat,
kerusakan
maka karat tersebut
harus dibersihkan
terlebih dahulu dan kemudian diberi lapisan pelindung kembali.
•
Pemeriksaan sambungan las dan perawatan nya Sambungan las untuk peredam getaran kabel harus diperiksa.
Jika ditemukan retak pada sambungan las harus dilakukan perbaikan oleh tenaga las profesional untuk mencegah pengembangan keretakan. •
Pemeriksaan sambungan baut dan bantalan karet dan perbaikan nya Sambungan baut dari peredam
Jika sambungan baut tersebut dilakukan tersebut
harus diperiksa
secara berkala.
kendor, harus segera dikencangkan
pergantian baut, Bantalan
karet
peredam
atau
di dalam
blok
harus diperiksa secara berkala. Jika pecah atau terkelupas, maka
harus segera dilakukan pergantian. •
Pemeriksaan dimensi dan deformasi Hanya peredam yang dipasang pada lokasi yang tepat yang dapat
bekerja secara efektif. Oleh karena itu, posisi instalasi dan deformasi dari peredam harus sering diperiksa terhadap
getaran kabel dan pemeriksaan
dilakukan satu kali setiap satu tahun.
5.
Mechanical perletakan (Bearing) Cara pemeliharaan Mechanical Perletakan (Bearing) yaitu : Prinsip pemeliharaan dan perbaikan Bearing •
Prinsip pemeliharaan dan perbaikan bearing adalah untuk menjamin perletakan berada deformasi
pada
pada
kondisi
dimana
berada pada batas yang diijinkan.
tegangan
dan
Untuk itu perlu
dilakukan inspeksi dari kinerja perletakan seperti kondis tegangan dari
perletakan
dan posisi awal perletakan
seketika
setelah
bearing bekerja. Hasil inspeksi awal tersebut akan digunakan sebagai catatan asli dari kondisi perletakan dalamkeadaan normal. •
Secara umum, sebelum inspeksi dilakukan, perletakan harus benarbenar bersih dan basil pemeriksaan harus dicatat.
•
Selama dahulu
pemeriksaan,
perletakan
apakah mengalami
harus
kerusakan (termasuk
pelindung korosi}. Jika tidak ditemukan berada pada rentang dicatat.
normal,
Jika memungkinkan,
diperiksa
pada lapisan
kerusakan, serta bearing
posisi aktua dari kondisi
terlebih
bearing
harus
bisang gelincir
harus
diperiksa. Demikian juga dengan bagian struktur yang berada di dekat perletakan •
Dengan mengkombinasikan
deviasi antara posisi aktual pada
kondisi lingkungan saat inspeksi dilaksanakan creep, pembebanan)
(suhu, shringkage,
dan posisi teoritis, maka perlu dibuat catatan
sebagai dokumentasi •
Jika terlihat ada kerusakan atau deviasi posisi, atau deformasi, atau retak, harus dicatat dan didokumentasikan.
Survey yang detail dan
hati-hati harus dilakukan berkait perpindahan, deformasi dan rotasi. •
Pada
kasus
perletakan
tertentu
bagian
yang direkomendasikan untuk
misalnya Jika terdapat (retak,
hanya
catat
atau
tertentu
diperbaiki
kerusakan
pada
dari
dan diganti, permukaan
deformasi, kesalahan pemasangan, ketidakcukupan
sealing,
dll} Baut dan part-part yang berkarat Kegagalan perlindungan korosi
6.
Pemeliharaan transverse umit-stop block Cara pemeliharaan Pemeliharaan transverse umit-stop block yaitu : Kotoran atau material
asing yang ada di sekitar transverse limit-stop
rubber block di antara pilon dan girder harus dibersihkan,
dan tingkat
penuaan dari blok karet tersebut diperiksa dan dicatat. Elemen struktural baja yang telah
mengalami
proses karat harus dibersihkan dari karat
untuk kemudian dilakukan pengecatan kembali.
7.
Pemeliharaan lock up device Cara pemeliharaan Pemeliharaan lock up device yaitu : a. Lock Up Device harus senantiasa berada dalam keadaan bersih, terbebas dari kotoran. b. Sambungan-sambungan
abut
dan angkur
dari Lock Up Device
harus diperiksa dan harus selalu berada dalam keadaan kencang. c. As dari sendi yang ada di dalam bracket harus diperiksa dan berikan lubrikan/gemuk jika diperlukan. d. Jika terjadai kerusakan pada lapis perlindungan korosi, maka perlu segera diperbaiki sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan. 8.
Pemeliharaan expansion joints modular
Cara pemeliharaan Pemeliharaan expansion joints modular yaitu : •
Expansion Joint harus lurus, halus, datar dan tidak bergerak tidak mengalami penyusutan, dan berada dalam lingkungan baik. Jika terjadi kebocoran,
penyumbatan, harus segera
dan yang
bersihkan. Jika terjadi
deformasi,
keretakan
dan munculnya suara yang
tidak biasa jika dilewati
kendaraan,
maka kerusakan yang terjadi
akibat kasus tersebut harus segera diperbaiki. •
Pembersihan
Expansion Joint Modular
menyemprotkan •
Jika terdapat
dapat
dilakukan
dengan
terhadap
korosi,
air bertekanan.
kerusakan pada lapis perlindungan
maka perbaikan harus segera dilaksanakan oleh ahlinya •
Jika diketahui kendaraan
muncul
suara yang tidak
melewati expansion
joint,
normal
pada saat
maka harus dilalukan
penyelidikan lebih lanjut • •
Periode perawatan dan pemeliharaan adalah 2 tahun sekali Jika segel selubung dari sabuk karet expansion joint rusak, maka bagian yang rusak harus segera diperbaiki. harus memenuhi
Segel selubung
karet
spesifikasi dan kinerja sesuai dengan kebutuhan
desain awal •
Jika sambungan
plat baja expansion joint
mengalami
tip-off,
melengkung, tidak berada dilokasi yang tepat, maka sambungan las tersebut harus diperbaiki. •
Jika beton
pada expansiont
joint
rusak, menyusut,
mengalami
kegagalan yang serius atau tingkat kerataan dari aspal beton telah melebihi 3 mm, aspal beton di sekitar expansiont joint harus segera diperbaiki. Setelah itu dilakukan pengaspalan kembali.