PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, sebagai khalifah yang bertugas untuk mengelola apa yang ada di dunia dengan cara yang baik sesuai dengan petujuk dalam al-qur’an dan hadist.
Manusia yang diciptakan dengan penuh
kesempuranaan akal dan pikiran oleh Allah dan juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan, sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman. Hal yang utama mengatur ini semua adalah akhlak manusi. Oleh karena itu, ilmu tentang akhlak dan membina manusia untuk menciptkan akhlak yang baik dalam dirinya sangat diperlukan. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan syariah, yang ibaratkan sebuah bangunan yang memiliki pondasi yang kuat. Jadi, akhlak akan terwujud pada diri seseorang jika dia memiliki aqidah dan syariah yang baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan kajian tentang akhlak ini adalah agar seseorang memahami tentang akhlak manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan, dan juga memahami akhlak dan hubungannya dengan segala aspek kehidupan manusia. Dengan kajian ini diharapkan seseorang dapat memilik sikap moral, etika, dan karakter keagamaan yang baik yang dapat dijadikan bekal untuk mengamalkan ilmu yang ditekuninya dikehidupan kelak ditengah masyarkat.
KELOMPOK 4
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Dalam kehidupan sehari-hari akhlak diartikan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan antun dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa inggris. Manusia akan jadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak tercela. Adapun secara istilah akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di muka bumi. Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran islam, dengan al-qur’an dan sunnah Rasul sebagai sumber nilai serta ijtihad sebagi metode berfikir islami. Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu Isim, Mashadar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukliqu, ikhlaqan, sesuai dengan Wazan Tsulasi Mazid af’ala, yuf’ilu, if’alan, yang berarti al-Sajiyyah (perangai), al-thabi’ah, (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kalaziman), al-muru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama). Namun akar kata akhlak dari kata akhlaqa sebagaiman tersebut tampaknya kurang tepat, sebab Isim Mashadar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi ikhlaq. Sedangkan menurut para ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan seseorang dengan mudah. Dengan demikian, bilamana perbuatan, sikap, dan pemikiran seseorang itu baik, niscaya jiwanya baik. Adapun definisi, dapat dilihat beberapa pendapat dari pakar ilmu akhlak, antara lain: a. Al-Qurthubi mengatakan; “Pebuatan yang bersumber dari diri manusi yang selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber dari kejadiaannya”.
KELOMPOK 4
2
b. Imam Al-Ghazali mendifinisikan akhlak sebagai berikut:
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang melahirkan tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan” c. Ibn. Miskawai juga mendifinisikan akhlak sebagai berikut:
“Khuluq adalah keadaan jiwa yang mendorong kearah melakukan perbuatan-perbuatan dengan tanpa pemikiran dna pertimbangan” d. Prof. Dr. Ahamd Amin, mengemukakan bahwa: “Akhlak merupakan suatu kehendak yang dibiasakan. Artinya kehendak itu bila membiaskan sesuatu, kebiasaan itu dinamkan akhlak.” e. Muhammda Ibn ‘Ilan al-Shadiqi mengatakan: “Akhlak adalah suatu pembawaan yan tertanam dalam diri, yang dapat mendorong seseorang berbuat baik dengan gampang”. f. Abu Bakar Jabbir al-Jaziri mengatkan: “Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela”.
Pada dasarnya, maksud dari akhlak yaitu mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan Tuhan Allah penciptanya, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan manusia. Inti dari ajarna akhlak adalah niat kuat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuauu sesuai dengan ridha Allah SWT.
KELOMPOK 4
3
B. Contoh Penerapan atau Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan Aktualisasi
akhlak
adalah
bagaimana
seseorang
dapat
mengimplementasikan iman yang dimiliki dan mengaplikasikan seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari. Akhlak seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seseorang agar kehidupan sehari-hari mendapatkan ridho dan petunjuk dari Allah dan menjalani hari-hari tanpa kendala. Penerpan akhlak yang baik dalam keseharian, yaitu seperti: a. Akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya Mentauhidkan Allah (QS. Al-ikhlas: 1-4) Yang artinya: Katakanlah (Muhamad), Dialah allah, Yang Maha Esa. 1 Allah tempat meminta segala sesuatu.2 (Allah) tidak beranak dan tidak pula dipernakkan.3 Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.4 Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman: 13) Yang artinya: “Dan ingatlah ketika lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anak ku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang sangat besar”. Bertaqwa kepada Allah (QS. An Nisa’ : 1) Yang artinya: “Wahai manusia! Bertqwalah kepada Tuhan mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah menjaga dan mengawasimu”. Mengikuti atau menjalankan sunnah Rasul (QS.Ali Imran: 30) Yang artinya: “(Ingatlah) pada hari ketika setiap jiwa mendapatkan balasan atas kebajikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dikerjakan. Dia berharap KELOMPOK 4
4
sekiranya ada jarak yang jauh antara dia dan hari itu. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.” Meneladani akhlak Rasul (QS.Al-Ahzab: 21) Yang artinya: “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. Bershalawat kepada Rasul (QS. Al-Ahzab: 56) Yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapakanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” b. Akhlak terhadap diri sendiri Sikap sabar (QS. Al Baqarah: 153) Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”. Sikap syukur (QS. Ibrahim: 7) Yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”. Sikap amanah atau jujur (QS. Al Ahzab: 72) Yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh”.
KELOMPOK 4
5
Sikap Tawadlu’ (rendah hati) (QS. Luqman: 18) Yang artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”. Cepat bertobat jika berbuat khilaf (QS. Ali Imran: 135) Yang artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzolimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengamputi dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui”. c. Akhlak pada keluarga dan karib kerabat Birul waliadin (berbakti kepada orang tua) (QS. An Nisa’: 36) Yang artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahya yang kamu miliki, sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. Membina dan mendidik keluarga (QS. At-Tahrim: 6) Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia Perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. Memelihara keturunan (QS. An Nahl: 58-59) Yang artinya:
KELOMPOK 4
“Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah” 58
6
“Dia bersembunyi dari dari orang banyak, disebsbkan kabar buruk yang disampaikan kepadannya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya kedalam tanah (hidup-hdup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusannya) yang mereka tetapkan itu”.
d. Akhlak terhadap sesama manusia Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat:10) Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karna itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwa kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”. Ta’awun atau saling tolong menolong (QS. Al Maidah: 2) Yang Arinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar kesucian Allah dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan qurban), dan Qalaid (hewan-hewan qurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu.jangan sampai kebencian (mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangi mu dari Masjdiilharam mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwa kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya”. Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imran; 134 & 159) Yang artinya:
KELOMPOK 4
“(Yaitu) orang-orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan”.134 “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan 7
itu. Kemudian, apabila engkau telah membuklatkan tekat, maka bertawakkallah kepada Allah . sungguh Allah mencintai orang yang bertawakal”.159 Menepati janji (QS. At Taubah: 111) Yang artinya: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang dijalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah didalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung”. e. Akhlak terhadap alam sekitar (sesama makhluk) Tafaku (memperhatikan dan merenungkan ciptaan alam semesta) (QS. Ali Imran: 190) Yang artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”. Memanfaatkan alam (QS. Yunus:101) Yang artinya: “Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langi dan di bumi! “Tidaklah bermanfaat tanda-tanda (Kebesaran Allah) dan RasulRasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman””. f.
Akhlak terhadap lawan jenis Tidak melakukan khalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki dan perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami istri dan tidak pula mahram tanpa orang ketiga. Nabi saw. Melarang kita melakukan khalwat dengan sabdanya (HR. Al-Thabarani):
KELOMPOK 4
8
Yang artinya: “Jauhilah berkhalwat dengan perempuan. Demi (Allah) yang diriku berada dalam genggamannya,, tidaklah berkhalwa seorang laki-laki dengan seorang perempuan kecuali syetan akan masuk diantara keduanya”. Tidak melakukan jabat tangan, kecuali terhadpa suami atau istrinya, atau terhadap mahramnya. Berjabat tangan lawan jenis kepada suami atau istri atau mahram akan membuka pintu syahwat mendapat menjurus kepada hala-hal yang berbahaya, yakni perhinaan. Mengurangi pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar perlu. Pandangan yang lebih batas juga dapat menjurus kearah penzinaan. Tidak boleh menampakkan aurat dihadapan lawan jeninya dan juga tidak boleh saling melihat aurat satu sama lain. Aurat yang terbuka akan memancing syahwat orang lain yang pada akhinya menjurus kearah penzinaan.terkait dengan hal ini, Nabi Saw bersabda: “Tidak diperbolehkan seorang laki-laki
melihat aurat (kemaluan)
seorang laki-laki lain, begitu juga seorang perempuan melihat kemluan perermpuan lain. Dan tidak boleh seorang laki-laki berselimut dengan laki-laki lain dalam satu selimut satu baju, begitu juga seorang perempuan berselimut sesama perempuan dalam satu baju”. (HR. Muslim). Tidak melakukan hal-hal yang menjerus kepada perzinaan, seperti bergandengan tangan, berciuman, berpelukan, dan sejeninya, apalagi sampai melakukan perzinaan. Terkait dengan hal ini SWT, berfirman:
Yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalh suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (QS. AlIsra’(17):32)”.
KELOMPOK 4
9
g. Akhlak berpakaian/busana Wajib menutup aurat Aurat ialah anggota tubuh yang wajib ditutupi yang mana pemiliknya akan merasa tersingkap atau terbuka. Dalilnya adalh firman Allah tabaraka wa ta’ala:
Yang artinya: “Hai anak adam, sesungguhanya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan”. (QS. Al-A’raaf:26). Dan juga berdasarkan sebuah hadist yang dikeluarkan oleh Iman Ahmad dalam musnadnya dari jarhad radhiyaullahu ’anhu, bahwa Nabi Muhammad Saw pernah lewat dihadapannya dan ketika itu pahanya terbuka, maka Nabi Muhammad Swa berkata:
Yang artinya; “Wahai Jarhad! Tutupi pahamu, sesungguhnya paha termasuk aurat”. (HR. Ahmad 25/280 no:15932). Hendaknya tebal dan tidak transparan sehingga menampakan aurat atau warna kulit dan lekuk tubuh, dan ini berlaku baik pakaian baik laki maupun wanita. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki demikian pula tidak menyerupai pakaian laki-laki bagi wanita. Berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, berkata “Rasulullah
KELOMPOK 4
10
melaknat orang-orang yang menyerupai wanita dari kalangan pria dan orang-orang yang menyerupai pria dari kalangan wanita”. (HR. Imam Bukhari no: 5885). Tidak boleh isbal (melebihi mata kaki) bagi laki-laki. Dan larangan ini mencakup pakaian yang berupa jubah, sarung, celana, maupun gamis. Berdasarkan sebuah riwayat yang dibawakan oleh Abu Dawud dari sahabat Ibnu Umar Radhuyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
Yang artinya: “Melbihkan pakaian di bawah mata kaki itu bisa berupa jubah, atau gamis, atau sorban. Barangsiapa yang menarik pakaiannya dalam keadaan sombong maka Allah tidak akan melihatnya sama sekali kelak pada hari kiamat”. (HR. Abu Dawud no: 4094. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam shahih sunat Abi Dawud 2/771 no:3450) Haram memakai pakaian yang ada gambar salib atau bergambar makhluk hidup Dalam sabda Rasulullah:
“sesungguhnya orang-orang yang melukis gambar ini kelak akan diazab pada hari kiamat, dan dikatkan pada mereka, “Hidupkan apa yang telah kalian gambar! Dan belliau bersabda:” Sesungguhnya
KELOMPOK 4
11
rumah yang ada gambar di dalamnya tidak akan dimasuki oleh para malaikat”. (HR. Bukhari no:5961, Muslim no: 2107). Haram memakai pakaian Syurah (popularitas) Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ibnu Umar Radhiyalllahu ‘anhuma, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
Yang artinya: “Barang siapa memakai pakaian syurah di dunia, Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat”. (HR Ahmad 9/476 no:5664). Haram bila ada udzur. Memakai pakaian yang terbuat sutera dan memakai emas bagi laki-laki Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ali Radhiyallahu
‘anhu,
bahwa
Nabi
Muahammad
Saw
pernah
mengambil kain sutera lalu memegang dengan tangan kanannya, lalu mengambil emas dan memegang dengan tangan kirinya, kemudia beliau bersabda:
Yang artinya: “Sesungguhnya dua (benda) ini haram bagi kaaum lelaki dari kalangan umatku”. (HR Abu Dawud no: 4057. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud no 3422).
KELOMPOK 4
12
Diantara perkara sunah dalam berpakaian ialah memulai dari sisi kanan terlenih dahulu Dijelaskan dalam sebuah hadist shahih yang dikeluarkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Adalah Rasulullah Saw sangat menyukai untuk melakukan segala pekerjaan dengan sebelah kanan baik dalam bersuci, menyisir rambut maupun memakai sandal”. (HR Bukhari no: 5845. Muslim no:268) Disunnahkan ketika memakai pakaian baru untuk membaca doa yang telah dijelaskan dalam maslah itu. Yaitu membaca doa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw:
Yang artinya: “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, Engkau telah mengarunai pakaian ini kepadaku. Aku memohon kepada-Mu kebaikan dari pakaian ini dan kebaikan dari tujuan pakaian ini dibuat. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan pakaian ini dan dari keburukan dari tujuan pakaian ini dibuat”. (HR at-Tirmidzi no: 1767. Dinyakan shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi no:1446
Disunahkan untuk mengenakan pakaian yang berwarna putih. Berdasarkan sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dalam sunannya dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
KELOMPOK 4
13
Yang artinya: "Kenakanlah oleh kalian pakaian yang berwarna putih, sesungguhnya itu merupakan pakaian terbaik untuk kalian, dan kafanilah dengan warna putih mayat-mayat kalian". (HR Abu Dawud no: 4061). Dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih sunan Abi Dawud 2/766 no: 3426. h. Akhlak terhadap orang tua (Ibu dan Bapak) Berbakti kepada kedua orang tua adalah berbuat baik kepada keduanya dengan harta, bantuan fisik, kedudukan dan sebagainya, termasuk juga dengan perkataan. Allah SWT telah menjelaskan tentang bakti ini dalam firmanNya. “Artinya : Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua‐duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali‐kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.(QS. Al-Isra : 23) Demikian ini terhadap orang tua yang sudah lanjut usia. Biasanya orang yang sudah lanjut usia perilakunya tidak normal. Bentuk perbuatan, hendaknya seseorang bersikap santun dihadapan kedua orang tuanya serta bersikap sopan dan penuh kepatuhan karena status mereka sebagai orang tuanya, demikian berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, kasihinilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telahmendidik aku waktu kecil” (QS. Al-Isra : 24)
KELOMPOK 4
14
KESIMPULAN Akhlak dapat menetukan moral dan etika seseorang untuk mengatur pola sikap dan tindakannya dalam pergaulan di kehidupan sehari-hari. Sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk menentukan pilihan dalam mengambil keputusan yang terbaik. Akhlak dalam islam bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan. Maka seseorang dapat menjamin kualitas kehidupan dengan baik dan benar, serta tidak melakukan tindakan yang salah dan tidak merugikan di dunia dan di akhirat. Dengan itu, kita dapat menerapkan perilaku akhlak yang baik antara lain yaitu: kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, diri sendiri, keluarga dan kerabat, sesama manusia, ibu dan bapak, lawan jeni, berpakaian/berbusana, dan alam sekitar, pada kehidupan sehari-hari.
KELOMPOK 4
15
DAFTAR PUSTAKA http://digilib.uinsby.ac.id/2522/5/bab2.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-marzukimag/Dr.%2520Marzuki,%2520M.Ag. https://habidialsyahbana.files.wordpress.com/2012/03/adab-dan-akhlakkepada-orangtua.pdf http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/singel3/id_Adab_Berpakaian.pdf https://www.makalh.id/contoh-makalah-agama-islam-tentang0akhlak-terbaru/
KELOMPOK 4
16