Makalah Jdu.docx

  • Uploaded by: Aji Nugroho
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Jdu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,515
  • Pages: 9
I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar belakang Korupsi kini telah menjadi sebuah masalah yang pelik di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, korupsi semakin merajalela dan menunjukan ekstensinya. Korupsi hadir pada setiap aspek di lingkungan masyarakat maupun pemerintahan. Korupsi juga tidak mengenal usia. Dari sekolah dasar hingga petinggi negara, kasus korupsi

justru

semakin

marak

terjadi.

Di

ruang

lingkup

pemerintahan, banyak sekali pejabat tinggi negara yang mengalami kasus korupsi dan suap uang. Berbeda dengan kalangan petinggi negara, di kalangan pelajar korupsi yang dilakukan tentu bukan mengambil uang negara, namun yang mereka lakukan adalah mencontek. Mencontek adalah awal mula atau bibit dan tindak korupsi yang sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat terlebih saat diadakan ujian nasional. Ironisnya, banyak pelajar yang justru bangga dengan nilai yang diperoleh dari hasil mencontek. Banyak pelajar yang lebih memilih membeli kunci jawaban dibandingkan harus belajar dengan giat. Hal itu tentu berdampak buruk agi pembentukan karakter dan kepribadian mereka. Pelajar menjadi tidak jujur pada diri sendiri dan tidak yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Di masa yang akan datang ketidakjujuran yang dipupuk sejak dini tentu berdampak negatif bagi diri sendiri maupun orang banyak. Terlebih lagi pelajar adalah generasi penerus bangsa yang akan memimpin bangsa ini. Jika kebiasaan buruk pelajar seperti mencontek terus dipertahankan kasus korupsi di masa depan tidak akan pernah usai. Oleh karena itu, banyak aksi yang dilakukan dari berbagai lapisan sosial dalam memerangi tindakan korupsi.

1.2.

Rumusan masalah 1. Apakah yang dimaksud pendidikan? 2. Apakah yang dimaksud dengan korupsi? 3. Apa sajakah bentuk-bentuk korupsi di kalangan pelajar? 4. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan anti korupsi? 5. Bagaimanakah

implementasi

pendidikan

anti

korupsi

di

sekolah? 6. Mengapa pendidikan anti korupsi dini memiliki peranan penting di dalam mencegah tindakan korupsi?

1.3.

Tujuan 1. Mengetahi tentang definisi pendidikan 2. Mengetahui apa itu korupsi 3. Mengetahui bentuk-bentuk korupsi di kalangan pelajar 4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan anti korupsi 5. Mengetahui implementasi pendidikan anti korupsi di sekolah 6. Mengetahui peranan penting pendidikan anti korupsi dini di dalam mencegah korupsi

II. PEMBAHASAN 2.1. Definisi Pendidikan Pada dasarnya pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk

mewujudkan

suatu

belajar

dan

peroses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mlia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia

dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dari definisi di atas bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan

yang

diberikan

oleh

orang

dewasa

kepada

perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2.2.

Definisi korupsi Korupsi kebejatan,

secara harfiah adalah suatu kebusukan, keburukan, ketidak

jujuran,

dapat

disuap,

idak

bermoral,

penyimpangan dari kesucian. Banyak sekali pengertian korupsi, tapi maknanya semuanya hampir sama. Bentuk-bentuk aksi korupsi sangat banyak dijumpai di segala ruang lingkup kehidupan, baik dalam ruang lingkup pendidikan, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Banyak hal kecil yang tak terduga yang dapat memicu

terjadinya korupsi, yang nantinya akan berdampak buruk bagi masa kedepannya. 2.3.

contoh korupsi dalam ruang lingkup pendidikan khususnya pelajar Banyak sekali contoh korupsi di kalangan pelajar, yang mungkin tidak mereka sadari dan menjadi suatu hal yang biasa bagi mereka. Padahal hal tersebut nantinya akan berdampak buruk bagi mereka di kemudian hari. Contoh korupsi di lingkungan sekolah antara lain: a. Korupsi waktu Korupsi waktu sering kali kita jumpai di lingkungan sekolah. Mulai dari anak sekolah SD sampai yang jenjang tinggi sering sekali korupsi waktu tanpa mereka sadari. Diantaranya adalah anak-anak yang seharusnya sekolah malah dengan bangga membolos, padahal setahu orang tua mereka, mereka berangkat dari rumah untuk mencari ilmu. Kalau kita melihat orang yang tidak sekolah mereka sangat menderita, padahal benak mereka ingin sekali bersekolah. Oleh karena itu kita harus bersekolah tanpa membolos agar kita tidak malu dengan anak yang tidak sekolah.

b. Korupsi kepercayaan

Korupsi kepercayaan sekarang sudah tidak asing lagi di kalangan pelajar. Contohnya adalah pada saat ulangan, kita dipercaya oleh guru mata pelajaran untuk mengerjakan ulangn itu sendiri, namun pada saat itu sulit dan kita mencontek pekerjaan teman sebelah kita. Itu merupakan contoh kecil yang sering kali tanpa kita sadari.

c. Korupsi uang saku Hal ini sering dilakukan oleh siswa dalam meminta uang saku kepada orang tua, yaitu dengan cara meminta uang saku lebih dengan modus untuk iuran di sekolah. Dengan kenyatannya uang tersebut digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti untuk membeli rokok, modal untuk pacaran, bermain game online dan sebagainya. 2.4. Pengertian pendidikan anti korupsi Pendidikan anti korupsi adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kritis terhadap nilai-nilai anti korupsi bukan sekedar media bagi transfer pengalihan pengetahuan (kognitif) namun juga menekankan pada upaya pembentukan

karakter

(afektif)

dan

kesadaran

moral

dalam

melakukan perlawanan (psikomotorik) terhadap penyimpangan perilaku. 2.4.1.Dasar pemikiran pendidikan anti korusi

1. Realitas dan praktek korupsi di indonesia sudah sangat akut, maka masalah tidak bisa diselesaikan hanya melalui penegakan hukum. 2. Menurut paulo freire, pendidikan mesti menjadi jalan menuju pembebasan

permanen

agar

manusia

menjadi

sadar

(disadarkan) tentang penindasan yang menimpanya, dan perlu melakukan aksi-aksi budaya yang membebaskannya. 3. Perlawanan masyarakat terhadap korupsi masih sangat rendah, jalur penyelenggaraan pendidikan anti korupsi selama ini tidak ada. 2.4.2.Latar belakang pendidikan anti korupsi 1. Praktek korupsi di indonesia telah terjadi sejak masa kerajaan di wilayah nusantara, bahkan telah tersistematisaasi mulai pada masa VOC dan pemerintahan Hindia Belanda. 2. Secara faktual persoalan korupsi di indonesia, dikatakan telah sampai pada titik kulminasi yang akut, tidak hanya membawa kultur dan struktur birokrasi pemerintah juga menjadi fenomena multi dimensional telah menggerogoti sendi-sendi kehidupan sosial dan kultural. 3. Pergeseran pola hidup masyrakat yang tadinya menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual mulai bergeser pada nilai-nilai materialistis dan konsumerisme. 4. Korupsi = extra ordinary crime, upaya menjadikan musuh bersama atau commonenemy belum menjadi bagian dari gerakan moral bangsa. Karena itu pemberantasan korupsi harus dijadikan sebagai collective ethics movement.

2.5. implementasi pendidikan anti korupsi di sekolah

Implementasi pendidikan anti korupsi bisa dilakukan guru dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai moral (affektif) ke dalam mata pelajaran yang diajarkan. Pendidikan anti korupsi dapat dilaksanakan pada saat jam pengembangan diri melalui kegiatan pembiasaan. Disamping itu, sangat mungkin dilaksanakan melalui pembelajaran yang terintegrasi ke dalam setiap mata pelajaran. Oleh karena itu, agar pelaksanaannya berjalan dengan efektif, maka pembelajaran harus diletakan ke dalam kerangka mendewasakan anak, serta menbangun insan-insan yang bermoral. Isi mata pelajaran harus mencakup seluruh ranah (domain pembelajara), yakni affektif, kognitif dan psikomotor. Upaya konkrit guru agar siswa dapat memahami esensi pendidikan anti korupsi adalah dengan tindakan kelas, meningkatkan dan memberikan pembinaan ketika menjumpai siswa yang mencoba melakukan perilaku menyimpang. Misalnya, menjelaskan sebab-sebab korupsi, menjelaskan bahaya korupsi, memberi contoh orang atau pejabat yang tersandung masalah korupsi ketika masalahnya diputus pengadilan, memberi contoh sebuah bangsa yang rakyat atau pejabatnya yang korupsi. Pendidikan anti korupsi uga dilakukan dengan menggelar bazzar atau kaantik kejujuran. Pada saat jam-jam istirahat peserta didik dipersilakan jajan dengan cara swalayan. Mereka ambil jajan sendiri, membayar sendiri. Kalau uangnya kembali, ambil kebali sendiri. 2.6. peranan penting pendidikan anti korupsi sejak dini untuk mencegah tindakan korupsi maraknya kasus korupsi di indonesia dapat diartikan sebagai lemahnya kontrol diri para pejabat terkait dan tidak berdayanya instasi-instansi pemerintahan maupun non pemerintahan yang

menjadi pengamat kasus ini. Oleh karena itu, dibutuhkan antisipasi yang dapat menekan laju pertumbuhan kasus korupsi indonesia di masa yang mendatang. Pendidikan anti korupsi sejak dini adalah salah satu cara untuk menekan laju tersebut. Mengingat pendidikan merupakan salah satu cara untuk menekan laju tersebut. Pendidikan, sebagai awal pencetak pemikir besar, termasuk koruptor sebenarnya meruppakan aspek awal yang dapat merubah seseorang menjadi koruptor atau tidak. Pendidikan merupakan salah satu tonggak kehidupan masyarakat

demokrasi

yang

madani,

sudah

sepantasnya

mempunyai andil dalam hal pencegahan korupsi. Salah satu yang bisa menjadi gagasan baik dalam kasus korupsi ini adalah penerapan anti korupsi dalam pendidikan karakter bangsa indonesia. Betapa pentingnya pendidikan anti korupsi sejak dini bisa dianalogikan sebagai betapa pentingnya merawat, menjaga dan mempersiapkan bibit-bibit tanaman yang hendak ditumbuhkan menjadi sebuah pohon yang memberikan banyak manfaat. Yang keberadaannya tak hanya bisa menyerap sari tanah dengan akarnya tetapi juga bisa menghasilkan buah-buah yang segar untuk dikonsumsi serta dahan yang rindang untuk dijadikan tempat berteduh. Ini sejalan dengan misi pendidikan anti korupsi sejak dini. Dengan penanaman nilai-nilai moral, pembekalan tetang ilmu pengetahuan

tentang

hukum,

adat

istiadat

ketimuran

serta

religiusitas kepercayaan terhadap Tuhan diharapkan bisa mencetak calon-calon figure pemangku kekuasaan yang bersih dari korupsi. Pendidikan anti korupsi pun diharapkan bisa menumbuhkan pemikiran yang kritis bagi peserta didik. Nantinya diharapkan anakanak terdidik ini bisa menjadi garda terdepan

dalam upaya

pemberantasan korupsi di indonesia. Pendidikan anti korupsi sejak dini itu penting. Akan tetapi, akan menjadi lebih penting dan powerful jika dibarengi dengan endidikan agamayang dilaksanakan secara konsisten dan berkealanjutan. Maraknya korupsi di indonesia memang tidak bisa secara serta merta diberantas dan hilang begitu saja. Perlu antisipasi dini untuk menekan laju peningkatan kasus korupsi ini. Dengan adanya pendidikan anti korupsi, diharapkan beberapa tahun kemudian ketika bibit-bibit calon pemimpin yang kini masih menjadi tunas menjabat bisa menghilangkan kegelisahan masyarakat akan kasus korupsi yang tak kunjung berakhir. Dan indonesia bisa mejadi salah satu negara di dunia yang bersih dari korupsi.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""

5.pdf
June 2020 13
3.pdf
June 2020 16
Makalah Jdu.docx
May 2020 13
7.pdf
June 2020 14