MAKALAH PSIKOFARMAKA OBAT TRIFLUOPERAZIN
Dosen pembimbing : Ns. Sucipto S.Kep.M.kes Disusun Oleh : kelompok 4 Farhan Nurdiansyah
(201749022)
Heni Arlita
(201749024)
Hulayfa Adila
(201749026)
AKADEMI KEPERWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI Tahun 2019/2020 Jl.penanggungan No.41 kediri Telp/Fax. (0354) 772628
Kata Pengantar Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami boleh menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah
ini
berisikan
tentang
“PSIKOFARMAKA
OBAT
TRIFLUOPERAZIN”. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar kita bisa memahami apa saja yang harus diperhatikan dalam tantangan peran dan fungsi perawat pada tim pelayanan kesehatan dan faktor apa yang mempengaruhinya serta tindakan apa saja yang harus dilakukan. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya. Untuk segala kekurangan dalam makalah ini maka kami selalu membuka diri untuk menerima kritik dan saran semua pihak yang sama-sama bertujuan menyusun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami kedepannya
Penulis
15 Maret 2019
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 A.
Latar belakang ...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C.
Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3 TINJAUAN TEORI ............................................................................................................ 3 A.
Pengertian .............................................................................................................. 3
B.
Mekanisme Kerja Antipsikotik............................................................................ 3
C.
Farmakokinetik ..................................................................................................... 4
D.
Kontraindikasi Dan Kewaspadaan Pada Obat Trifluoperazin ........................ 4
E.
Reaksi merugikan dan efek samping Obat Trifluoperazin ............................... 5
F.
Interaksi Obat Trifluoperazin ............................................................................. 6
G.
Rute Dan Dosis Obat Trifluoperazin .............................................................. 7
H.
Ansietas Nonpsikotik ........................................................................................ 7
I.
Implikasi Keperawatan Pada Obat Trifluoperazin ........................................... 8
J.
Diagnosa Keperawatan Potensial ...................................................................... 10
K.
Rencana Implementasi Pada Obat Trifluoperazin ...................................... 11
L.
Pendidikan Pasien dan Keluarga....................................................................... 12
M.
Evaluasi ............................................................................................................ 14
BAB IV ............................................................................................................................. 15 PENUTUP ........................................................................................................................ 15 A.
Kesimpulan .......................................................................................................... 15
B.
Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan
jiwa
merupakan
kemampuan
individu
untuk
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan, sebagai perwujudan keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah yang biasa terjadi, sehingga individu tersebut merasa puas dan mampu . Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat serta dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kondisi fisik (somatogenik), kondisi perkembangan mental-emosional (psikogenik) dan kondisi dilingkungan social (sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari ketiga faktor tersebut dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Gangguan jiwa tidak dapat disembuhkan secara maksimal sebagaimana keadaan sebelum sakit, beberapa pasein meninggalkan gejala sisa seperti adanya ketidakmampuan berkomunikasi dan mengenali realitas, serta perilaku kekanak-kanakan yang berdampak pada penurunan produktivitas hidup
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Psikofarmaka ? 2. Apa saja Mekanisme Kerja Antipsikotik ? 3. Apa saja Kontraindikasi Dan Kewaspadaan pada Obat Trifluoperazin ? 4. Apa saja Reaksi merugikan dan efek samping Obat Trifluoperazin ? 5. Apa saja Rute Dan Dosis , interaksi Obat Trifluoperazin ? 6. Apa saja Implikasi dan Rencana Implementasi Keperawatan Pada Obat Trifluoperazin ? 7. Apa saja Diagnosa Keperawatan Potensial obat Trifluoperazin ? 8. Apa saja Pendidikan Pasien dan Keluarga,evaluasi pada obat Trifluoperazin ?
1
C. Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Psikofarmaka 2. Mengetahui Mekanisme Kerja Antipsikotik 3. Mengetahui
Kontraindikasi
Dan
Kewaspadaan
pada
Obat
Trifluoperazin 4. Mengetahui Reaksi merugikan dan efek samping Obat Trifluoperazin 5. Mengetahui Rute Dan Dosis , interaksi Obat Trifluoperazin 6. Mengetahui Implikasi dan Rencana Implementasi Keperawatan Pada Obat Trifluoperazin 7. Mengetahui Diagnosa Keperawatan Potensial obat Trifluoperazin 8. Mengetahui Pendidikan Pasien dan Keluarga,Evaluasi pada obat Trifluoperazin
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Psikofarmaka adalah obat- obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat Neuroleptik (bekerja pada sistim saraf ).Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi : 1. Teori biologis (somatik),mencakup pemberian obat psikotik dan Elektro Convulsi Therapi (ECT). 2. Psikoterapeutik. 3. Terapi Modalitas. Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari management psikoterapi. Perawat perlu mamahami konsep umum psikofarmaka. Beberapa
hal
yang
termasuk
Neurotransmiter
adalah
Dopamin,Neuroeprineprin, Serotonin dan GABA (Gama Amino Buteric Acid),dll.
Meningkatnya
dan
menurunnya
kadar
/
konsentrasi
neurotransmiter akan menimbulkan kekacauan atau gangguan mental. Obat – obatan psikofarmaka efektif untuk mengatur keseimbangan Neurotransmiter. Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien. Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya : antipsikosis, antidepresi, anti-mania, anti-ansietas, anti insomnia, anti panik, dan anti kompulsif. Pembagian lainnya dari obat Psiktropik antara lain : transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika B. Mekanisme Kerja Antipsikotik
3
Mekanisme kerja antipsikotik yang tepat belum dipahami sepenuhnya, namun mungkin berkaitan dengan efek anti doppaminergik obat, anti psikotik mungkin menyekat reseptor dopamine post sinaps dalam ganglia basalis, hipotalamus,sistem limbik batang otak dan medula. Efek antipsikotik juga terjadi berkaitan dengan juga inhibisi neurotransmisi mediasi – dipamine pada sinaps. Efek antipsikotik juga di akibatkan
penyekatan
alfa-andrenergik,
penyekatan
muskarinik,dan
aktifitas adrenergik obat, seperti efeknya pada amina (seperti GABA ) dan peptida lain C. Farmakokinetik Absorsi: bentuk dosis tablet oral diabsorpsi dengan cepat. Perbedaan genetik dalam laju metabolisme lintas pertama megakibatkan rentang bioavailibilitas yang besar dari satu individu dengan individu lain.preparat cair oral dan pemberian IM menyebabkan absorspsi lebih konsisten Distribusi: didistrubusi lengkap lipofilik tinggi ; terakumulasi dalam otak, paru,dan jaringan lain, dengan suplai darah tinggi. Menembus barier plasenta masuk dalam ASI Metabolisme dan ekskresi:
dimetabolis oleh hati dan dalam
ginjal di ekskresi melalui ginjal dan sirkulasi enterohepatik. Metabolik aktif terakumulasi dan di simpan dalam jaringan lemak dalam periode waktu yang lama, dan mungkin di deteksi dalam urin sampai 3-6 bulan setelah penghentian obat Waktu paruh: belum dibuktikan dengan baik D. Kontraindikasi Dan Kewaspadaan Pada Obat Trifluoperazin Kontraindikasi pada: hipersensitivitas terhadap obat ini, fenotiazin lain,sulfit atau tartrazin (terkandung dalam beberapa prepat) : 1. Pasien depresi SSP berat atau koma 2. Adanya sejumlah besar depresan SSP
4
3. Depresi sumsum tulang 4. Diskrasia darah 5. Kerusakan otak subkortikal 6. Penyakit parkinson 7. Insufisiensi hati,ginjal dan jantung 8. Hipotensi atau hipertensi berat 9. Anak dibawah usia 6 tahun 10. Kehamilan dan laktasi Penggunaan dengan kewaspadaan pada : 1. Pasien dengan riwayat kejang 2. Gangguan
kardiovaskuler,tiroid
pernafasan,PPOK,tirotoksikosis,(
hepatik,ginjal, insufisiensi
infeksi
mitral,angina
pektoris ) 3. Hipertrofi prostat 4. Glaukoma 5. Diabetes 6. Pasien lansia atau lemah 7. Pasien yang terpajan suhu lingkungan yang tinggi tau rendah atau insektisida organ nofosfat 8. Hipokalsemia 9. Riwayat reaksi berat terhadap insulin atau ECT 10. Pasien pediatrik dengan penyakit akut atau dehidrasi E. Reaksi merugikan dan efek samping Obat Trifluoperazin 1. SSP:
Sedasi
,sakit
kepala
eksaserbasi,gejala
kejang,
psikotik,gejala
insomnia,pusing ekstrapiramidal
(pseudoparkinsonisme,akatisia,akinesia,distonia,krisisokulogirik) ,diskinesiatardif, keletihan,edema serebral ataksia,pengelihatan kabur ,SINDROM NEUROLRPTIK MALIGNA, kegelisahan ,ansietas, depresi hipertermia atau hipotermia 2. KV: Hipotensi ortostatik hipertensi,takikardia,bradikardia ,henti jantung .perubahan EKG.aritmia edema paru,kolaps sirkulasi
5
3. Derm
:
ruam
kulit,
urtikaria,petekia,seborea,fotosensitivitas,ekszema,eritema,hiperpig mentasi,dermatitis kontak,dermatitis eksfoliatif 4. Endo: galaktorea, ginekomastia, perubahan libido impotensi, hiperglikemia atau hipoglikemia emenore, ejakulasi retrogad 5. Gi : mulut kering , mual ,muntah peningkatan selera makan dan berat
badan,
anoreksia,
dispepsia,konstipasi,diare,ikterus,polidipsia,ileus paralitik 6. Gu: retensi urine, sering berkemih atau inkontonesia, paralisis kandung kemih ,poliuria, enuresis, priapisme 7. Hemat:
agranulositosis,leukopenia,anemia,trombositopenia,
pansitopenia 8. Okular: deposisi lensa 9. Resp: edema laring spasme laring spasme bronkus supresi refleks batuk 10. Lain-lain : penurunan berkeringat F. Interaksi Obat Trifluoperazin Obat-obatan:
depresan
SSP
(termasuk
alkohol,barbiturat,narkotik,anestetik ) : efek depresan SSP tambahan Agens antikolinergik (miss.. atropin) efek antikolinergik tambahan menurunkan efek antipsikotik Anestetik barbiturat: meningkatkan insiden efek eksitasi dan hipotensi Barbiturat: kemungkinan menurunkan efek fenotiazin Metirosisnin : meningkatkan efek samping ekstrapiramidal Levodopa : menurunkan efektivitas levodopa Quinidin:efek depresif jantung tambahan Antasida
campuran
antidiare
mengandung
aluminium
atau
magnesium : menurunkan absorsi/efektifitas fenotiazin Litinium : menurunkan kadar plasma dan efek obat anti psikotik :neurotoksisitas berat Epinefrin: pembalikan kerja presor umum epinefrin,mengakibatkan penurunan tekanan darah dan takikardia
6
Bromokriptin : kerusakan kerja supresi-prolaktin Inhibitor ACE(angiotensin con verting enzyme): meningkatkan efek inhibitor ACE Fenitonin: untuk menurunkan metabolisme fenitonin,meningkatkan risiko toksisitas Antibiotik polipeptida :kemungkinan depresi pernapasan neuromuskular Metri zamid: kejang Simetidin:menurunkan efek fenotiazin Klonidin: kemungkinan hipotensi berat Piperazin : meningkatkan potensial kejang Obat-makanan: minuman berkafein (miss.., kopi, teh, kolan): menetralkan efek antipsikotik G. Rute Dan Dosis Obat Trifluoperazin PO (Dewasa): dosis awal : 2-5 mg bid. Dosis umum 15-20 mg / hari ,meskipun beberapa orang membutuhkan 40 mg/hari atau lebih.kadar dosis terapeutik optimum harus tercapai dalam 2-3 minggu. PO(Anak 6-12 tahun) : dosis awal : 1mg/hari atau bid. Dosis umum sampai 15mg/hari,meskipun
beberapa anak lebih besar dengan gejala
berat mungkin memerlukan dosis lebih tinggi IM (Dewasa) : Untuk pengendalian gejala berat dengan cepat : 1-2 mgq 46 jam sesuai kebutuhan. Lebih dari mg/24 jam jarang dibutuhkan. Pemberian IM lebih dari 10 mg/24 jam hanya dilakukan pada beberapa kasus yang sangat khusus. Ganti dengan dosis oral saat pengendalian tercapai. IM (Anak 6-12 tahun) : Jika perlu untuk mencapaipengendalian gejala berat dengan cepat,berikan 1mg satu atau dua kali sehari. H. Ansietas Nonpsikotik PO,IM (Dewasa) : 1-2 mg bid. Dosis maksimum 6 mg/hari. Jangan berikan lebih dari 12 minggu.
FARMAKODINAMIK Rute
Awitan
Puncak
7
Durasi
PO
30-40 menit
3-4 jam
4-6 jam
IM
10-20 menit
15-30 menit
12 jam
1. Efek klinis penuh mungkin tidak dapat diobservasi selam 4-8 minggu. 2. Kadar plasma keadaan tetap tercapai kira-kira 4-7 hari. 3. Obat dapat dideteksi dalam urine selama 3-6 bulan setelah dosis terakhir. I. Implikasi Keperawatan Pada Obat Trifluoperazin Pengkajian
Kaji status mental tiap hari : Alam perasaan,penampilan,pola pikir dan komunikasi , tingkat minat terhadap lingkungan dan aktivitas , tingkat ansietas atau agitasi, adanya halusinasi atau delusi, kecurigaan,interaksi
dengan
orang
lain,kemampuan
untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
Kaji
gejala
diskrasia
darah
:
Tenggorakan
sakit,demam,malaise,perdarahan tidak wajar, mudah memar.
Kaji gejala ekstrapiramidal : pseudoparkinsonisme (tremor,gaya berjalan dengan kaki menyeret,meneteskan air liur,rigiditas), akinesia (kelemahan otot) ,akitisia (resah dan gelisah terusmenerus)
Distonia (Pergerakan wajah,lengan,tungkai dan leher involunter)
Krisis okulogirik (perputaran mata tidak terkendali),diskinesia tardif
(pergerakan
wajah
dan
lidah
tidak
wajar,kaku
kuduk,kesulitan menelan).
Kaji gejala sindromneuroleptik maligna : Hiperpirerksia sampai 41,6 C, peningkatan nadi ,peningkatan atau penurunan tekanan darah, rigiditas otot parkinson berat ,peningkatan kadar kreatinin fosfokinase darah, peningkatan jumlah darah putih,perubahan status mental (termasuk tanda katatonik atau agitasi) gagal ginjal
8
akut,perubahan
tingkat
kesadaran
(termasuk
stupor
dan
koma),pucat ,diaforesis,tankikardia,aritmia,rabdomiolisis).
Kaji tanda vital,berat badan.Catat nilai dasar untuk perbandingan.
Kaji riwayat alergi,sensitivitas terhadap obat ini atau fenotazin lain.
Kaji
tanda
dan
gejala
ikterus
kolestatik
:
Nyeri
abdomen,mual,ruam,demam,kulit kuning. Gejala seperti flu , hasil uji
lab
abnormal
(eosinifilia,cairan
empedu
dalam
urine,peningkatan transminase,bilirubin,alkali fosfate serum)
Kaji tanggal menstruasi terakhir (kemungkinan kehamilan) dan penggunaan konstasepsi.
Kaji apakah pasien sedang menyusui anak.
Kaji konsumsi obat dan alkohol pada saat ini dan pada masa lalu.
Kaji apakah pasien mengoperasi kendaraan dan/atau mesin membahayakan lain.
Kaji adanya reaksi merugikan atau efek samping.
Kaji
pengetahuan
pasien/keluarga
mengenai
penyakit
dan
kebutuhan pengobatan
Kolaborasi dengan dokter ,kaji HSD,uji fungsi hati,pemeriksaan oftalmologis pada pasien dengan terapi jangka panjang.
Perubahan
uji
lab
:
Peningkatan
alkali
fosfatase,transaminase,bilirubin serum.
Peningkatan yodium berikatan protein.
Uji kehamilan urine positif-palsu,mungkin disebabkan oleh metabolit obat yang mengubah warna urin (jika menggunakan uji serum,kemungkinan terjadi kecil).
Peningkatan glukosa urine.
Penurunan estrogen ,progestin,dan ganadotropin urine.
Peningkatan kadar kolesterol plasma.
Peningkatan prolaktin serum.
Gejala Putus Obat : Kaji gejala putus obat tiba-tiba setelah terapi jangka
panjang
:
gastritis,mual,muntah,pusing,sakit
kepala,takikardia,insomnia,gemetar,berkeringat. 9
Toksisitas dan Takar Lajak : Tidak ada korelasi yang telah dibuktikan antara kadar darah dan efek terapeutik.
Kaji gejala takar lajak : Depresi SSP,dari sedasi berat ,tidur nyenyak, sampai koma,hipotensi,konfusi,eksitasi,gejala ekstra piramidal,agitasi,kegelisahan,demam,reaksi
otonom,perubahan
EKG,Aritmia jantung,takikardia,hipotermia,tremor,kejang,sianosis.
Penatalaksanaan Takar Lajak : Pantau tanda-tanda vital
Pertahankan kan jalan napas terbuka.
Lakukan lavase lambung.
Jangan rangsang muntah (rigiditas nukal dapat mengakibatkan aspirasi muntah).
Berikan obat antiparkinson atau difenhidramin untuk mengatasi gejala ekstrapiramidal.
Berikan cairan IV atau vasokonstiktor untuk mempertahankan tekanan darah adekuat. Catatan : Epinefrin tidak direkomendasikan karena
interaksinya
dengan
fenotiazin,dapat
menyebabkan
,penurunan tekanan darah lebih lanjut.
Berikan fenitoin IV untuk mengendalikan aritmia ventrikular.
Berikan fenitoin IV untuk mengendalikan aritmia ventrikular.
Berikan fenobarbital atau diazepam untuk mengendalikan konfulsi atau hiperaktivitas.
Dialisis tampaknya bukan intervensi yang bermanfaat.
J. Diagnosa Keperawatan Potensial
Risiko tinggi kekerasan terhadap orang lain berhubungan dengan ketidakpercayaan dan ansietas panik.
Risiko
tinggi
trifluoperazin,
cidera
berhubungan
yaitu
dengan
efek
samping
sedasi,pusing,ataksia,kelemahan
dan
penurunan ambang kejang,penghentian obat tiba-tiba setelah penggunaan lama takar lajak.
Perubahan
persepsi-sensori
berhubungan
panik,ditandai adanya halusinasi.
10
dengan
ansietas
Perubahan
proses
pikir
berhubungan
dengan
ansietas
panik,ditandai adanya delusi.
Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempercayai oranglain.
Risiko tinggi intoleransi aktivitas berhubungan dengan efek samping trifluoperazin,yaitu mengantuk,pusing,ataksia,kelemahan.
Ketidak patuhan terhadap program pengobatan berhubungan dengan kecurigaan dan ketidak percayaan terhadap orang lain.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan program pengobatan.
K. Rencana Implementasi Pada Obat Trifluoperazin Info Umum: Pantau tanda vital sebelum dan selama terapi berlangsung dengan interval teratur (bid atau tid). Ukur tekanan darah saatberbaring dan berdiri untuk memantau kemungkinan reaksi hipotensif terutama pasien lansia. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan. 1. Pastikan pasien yang dapat ambulasi terlindung dari sinar matahari saat beraktivitas di luar rumah. 2. Timbang pasien 2-3 kali seminggu, jika mungkin, pada waktu darn dengan alat timbangan yang sama Peningkatan berat badan dengan cepat atau terjadi edema, harus segera dilaporkan pada dokter Catat masukan dan keluaran. Pastikan pasien terlindung dari cedera. Jika terjadi pusing dan mengantuk, awasi dan bantu ambulasi pasien. Beri bantalan pada pagar dan kepala tempat tidur pasien yang mengalami kejang. 3. Jika mulut kering, beri pasien permen keras, permen karet atau anjurkan untuk sering minum air 4. Simpan obat pada suhu kamar terkendali antara 15-30°C. Lindungi obat dari panas, cahaya, dan kelembapan. PO: Obat oral dapat diberikan bersama makanan untuk meminimalkan gangguan GI. Pastikan pasien menelan tablet dan tidak menyembunyikan dalam mulut untuk menghindari pengobatan atau dikumpulkan untuk di minum kemudian
11
1. Jika pasien mengalami kesulitan menelan, tablet dapat dihaluskan dan dicampur dengan makanan atau minuman atau gunakan bentuk konsentrat cair. 2. Campurkan konsentrat dengan sejus, susu, air, dikitnya 60 mL sirup sederhana, sirup jeruk, kopi, teh, minuman berkarbonat, makanan semipadat, tepat sebelum 3. pemberian obat Jika konsentrat tidak sengaja tumpah pada kulit atau pakaian, cuci segera area tersebut, karena dapat terjadi dermatitis kontak. IM: Hindari kontak dengan cairan injeksi. Dapat terjadi dermatitis kontak. 1. Injeksikan secara perlahan darn dalam pada kuadran atas terluar bokong. Masase sisi injeksi dengan saksama setelah injeksi 2. Pasien harus tetap dalam posisi rekumben selama sedikitnya setengah jam setelah injeksi IM karena adanya kemungkinan efek hipotensif 3. Jangan berikan injeksi dengan interval kurang dari 4 jam karena adanya kemungkinan efek kumulatif. Jika diberikan injeksi multipel, rotasikan sisi injeksi. 4. Jangan mencampur dengan agens lain dalam spuit. 5. Jika larutan berwarna sedikit kuIning, potensi tidak berubah. Jika terjadi perubahan warna yang jelas, buang obat. L. Pendidikan Pasien dan Keluarga
Waspada saat mengemudi atau mengoperasikan mesin berbahaya. Dapat terjadi mengantuk dan pusing.
Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba. Hal ini dapat mengakibatkan gejala putus obat, seperti mual, muntah, gastritis, sakit kepala, takikardia, insomnia, gemetar.
Gunakan tabir surya atau pakaian pelindung saat beraktivitas di luar rumah. Kulit lebih rentan terbakar sinar matahari
Laporkan segera pada dokter adanya gejala berikut: . tenggorok sakit demam malaise. perdarahan tidak wajar mudah memar mual/muntah
12
persisten .sakit kepala berat denyut jantung cepat .kesulitan berkemih .kedutan otot tremorurine berwarna gelap feses pucat .mata atau kulit kuning otot tidak terkoordinasi ruam kulit.
Obat dapat mengubah warna urine menjadi merah muda sampai cokelat kemerahan. Hal ini tidak signifikan dan tidak berbahaya.
Bangkit perlahan dari posisi duduk dan berbaring untuk mencegah penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.
Jika mulut kering menjadi masalah, anjurkan sering minum air, kunyah permen bebas gula, atau isap permen keras. Perawatan oral yang baik (sering menyikat gigi, flossing) sangat penting dilakukan.
Jika konsentrat eair tumpah pada kulit, bersihkan segera area tersebut. Jika tidak, dapat terjadi ruam.
Konsultasikan dengan dokter mengenai merokok selama terapi trifluoperazin. Merokok meningkatkan metabolisme trifluoperazin diperlukan penyesuaian dosis untuk mencapai efek terapeutik.
Pakai pakaian hangat dalam cuaca dingin dan hindari pemajanan yang lama pada suhu yang sangat tinggi atau rendah. Suhu tubuh lebih sulit dipertahankan selama penggunaan obat ini
Jangan minum alkohol selama te rapi trifluoperazin. Obat ini saling meningkatkan efek masing-masing •Jangan mengonsumsi obat lain (termasuk obat yang dijual bebas) tanpa persetujuan dokter. Banyak
obat
mengandung
substansi
yang
jika
berinteraksi
dengan
trifluoperazin, dapat berbahaya.
Waspada terhadap kemungkinan risiko penggunaan trifluoperazin selama kehamilan. Penggunaan yang aman selama kehamilan dan laktasi belum dibuktikan. Trifluoperazin menembus barier plasenta dengan mudah sehingga janin dapat mengalami reaksi merugikan obat. Jika terjadi, diduga, atau direncanakan kehamilan, segera beri tahu dokter
Waspada terhadap efek samping trifluoperazin. Rujuk pada materi yang dibuat oleh pemberi layanan
kesehatan mengenai pemberian mandiri yang aman.
13
Lanjutkan penggunaan pengobatan meskipun merasa lebih sehat dan menganggap tidak membutuhkaan obat lagi. Jika obat dihentikan gejala dapat terjadi kembali.
Bawa selalu kartu atau identifikasi lain yang menjelaskan obat-obat yang sedang digunakan
M. Evaluasi 1. Pasien menunjukkan penurunan/resolusi gejala setelah penggunaan trifluoperazin (ansietas berat sampai panik, perubahan proses pikir, perubahan persepsi) 2. Pasien mengungkapkan pemahaman efek samping dan program yang diperlukan
dalam
pemberian
bijaksana.
14
mandiri
trifluoperazin
dengan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien.
Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat serta dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kondisi fisik (somatogenik), kondisi perkembangan mental-emosional (psikogenik) dan kondisi dilingkungan social (sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari ketiga faktor tersebut dapat mengakibatkan gangguan jiwa B. Saran Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada ALLAH SWT ,penulis dapat menyelesaikan masakalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
15
DAFTAR PUSTAKA
Townsend,Mary,C. 2004 Buku Saku Pedoman Obat Dalam Keperawatan Psikiatri , Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
16