Makalah Inovasi Kurikulum.docx

  • Uploaded by: Feny Yulianti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Inovasi Kurikulum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,055
  • Pages: 22
MAKALAH INOVASI KURIKULUM Ditujukan Untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Inovasi PAUD Nama Dosen : Heni Nafiqoh,M.Pd

Disusun oleh : Siti Aisyah Siti Sadiah Ai Kusmawati Sri Rahayu Tanty Nur Faidah Astuti Mira Sulastri Feny Yulianti Iif Mualifatul M Trisca Purnamasari Tiens

16070108 16070412 16070127 16070103 16070103 16070280 16070109 16070128 16070419

PROGRAM STUDI S1 PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kurikulum memegang peranan penting dalam suatu pendidikan karena kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan suatu bangsa salah satu yang berperan penting adalah kurikulum yang diterapkan. Oleh karena kedudukannya yang sangat penting, maka kurikulum harus selalu dikaji apakah kurikulum yang berlaku sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Masyarakat yang semakin kritis dan menyadari pentingnnya pendidikan bagi bangsa terus melakukan pengawalan terhadapa kurikulum yang berlaku, masyarakat tidak segan untuk memberikan kritik apabila kurikulum yang yang berlaku tidak sesuai yang diharapakan, maka dari itu diperlukan inovasi/ pengembangan dalam kurikulum, agar pendidikan tersebut sesuai apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah 1.

Apa yang dimaksud dengan hakikat kurikulum ?

2.

Apakah substansi kurikulum itu ?

3.

Bagaimanakah prinsip dan pengembangan kurikulum ?

4.

Apa hal –hal yang harus dilakukan sekolah dalam pengembangan kurikulum ?

5.

Bagaimanakah pengembangan silabus dan RPP dalam rangka inovasi pembelajaran ?

C. Tujuan 1.

Mengetahui hakikat kurikulum.

2.

Mengetahui substansi kurikulum.

3.

Mengetahui prinsip dan pengembangan kurikulum.

4.

Mengetahui hal –hal yang harus dilakukan sekolah dalam pengembangan kurikulum.

5.

Mengetahui pengembangan silabus dan RPP dalam rangka inovasi pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Kurikulum Hakikat adalah intisari atau dasar; kenyataan yang sebenarnya (KBBI: 383). Secara etimologi kurikulum memiliki asal usul katadari “Kurikulum < curese < currerre (jumlah yang ditempuh)”Dalam bahasa latin berarti:Berlari cepat, Tergesa-gesa, Menjalani. Pengertian kurikulum dalam arti luas adalah kegiatan belajar-mengajar yang mencakup di dalam maupun di luar kelas. Sedangkan Pengertian kurikulum dalam arti sempit yaitu kegiatan belajar-mengajar yang hanya ada di dalam kelas saja. a. Pengertian secara tradisional William B. Ragan (Modern Elementary Curriculum) menyatakan bahwa: “The curriculum has meant the subject taught in school, or course of study”dapat diartikan bahwa “Kurikulum adalah sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah.” b. Pengertian secara modern Saylor J. Gallen & William N. Alexander menyatakan bahwa, “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar, baik berlangsung di kelas, di halaman, maupun di luar sekolah”. Soedijarto menyatakan bahwa, “Segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisiasi untuk diatasi oleh para siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”. Sarimuda Nasution menyatakan bahwa, “Usaha-usaha perbaikan dalam bidang pendidikan dan administrasi pendidikan” (gabungan definisi saylor Alexander & William B. Ragan). Assocoation for Supervision Curriculum Development A Department of the national Education Association yang artinya, “semua kesempatan belajar yang diberikan oleh sekolah sebagai bantuan demi pengembangan pelajar yang seimbang”. Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum

semua pendapat. Pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu: a.

Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan;

b.

Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;

c.

Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan

d.

Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia

pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera dalam Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. Peningkatan iman dan takwa; b. Peningkatan akhlak mulia; c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. Tuntutan dunia kerja; g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. Agama; i. Dinamika perkembangan global; j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Dapat disimpulkan bahwa Hakikat kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Substansi Kurikulum 1. Substansi Kurikulum Menurut KBBI Substansi berarti Inti, pokok, atau hal yang membentuk sesuatu. Istilah-istilah lain dari substansi Kurikulum adalah Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), silabus, kurikulum maksimal, kurikulum tercetak, printed curriculum, kurikulum yang diharapkan intended curriculu. Substansi kurikulum sendiri berisikan: a. Tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari proses pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran berarti juga sesuatu yang diharapkan muncul pada siswa setelah proses pembelajaran, misalnya mengidentifikasi, menjelaskan, menunjukan, dan kata operasional lainnya. b. Isi Isi mencakup semua yang terlibat di dalam pembelajaran, seperti guru, murid, materi pelajaran dan bahkan pengalaman belajar dari murid itu sendiri. c. Strategi. Strategi sendiri merupakan siasat yang digunakan guru dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. d. Evaluasi. Evalusi merupakan penilaian untuk mengetahui apakah kurikulum tersebut sudah berjalan dengan baik ataukah belum. Evaluasi juga digunakan untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan ( tyler, 1949 dalam Padmono, 2010:2).

2. Substansi Perubahan Kurikulum 2013 a. Tujuan pembelajaran Adapun tujuan pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah dapat melihat pada Buku Guru (Tujuan Pembelajaran) dan dapat dikembangkan oleh Guru, dalam perumusan tujuan pembelajaran harus memenuhi beberapa syarat: 1) Tunggal 2) Terukur 3) Menggunakan KKO ( Kata Kerja Operasional ) 4) Kalimat lengkap A(audience), B (behavior), C(condition), D(degree). 5) Dapat melibatkan lebih dari satu C 6) D dapat berupa Kuantitas/ Kualitas. 7) Meliputi Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor. b. Isi Kurikulum 2013 adalah berbasis IT sehingga memungkinkan siswa dapat lebih pandai dari guru dan siswa dapat belajar sendiri mendahului guru. Implementasinya dalam Kurikulum 2013: Siswa diajak untuk mencari tahu bukan diberitahu (discovery learning) dan Peran guru sebagai tutor . Rangkuman dari Materi/konten yang dibahas di Tema/Sub Tema yang dapat dilihat pada Buku Siswa/Buku Guru dan Rangkuman Materi mencakup semua bidang yang dipelajari pada hari itu. Diatur dalam Permendikbud No 64/2013: Standar Isi. c. Strategi. Menggunakan pendekatan Saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan). Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning). d. Evaluasi. Ada dua tahap penilaian dalam kurikulum 2013: 1)

Penilaian Proses (Non Tes: pengamatan, penampilan, unjuk kerja, proses kegiatan, rubrik, dll).

2)

Penilaian Hasil (Tes) :Prosedur Tes, Jenis Tes, Bentuk Tes, Instrumen, Kunci, Teknik Penskoran, dll.

Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP: No

Kurikulum 2013

KTSP

1

SKL (Standar Kompetensi Lulusan)

Standar Isi ditentukan terlebih

ditentukan terlebih dahulu, melalui

dahulu melaui Permendiknas No

Permendikbud No 54 Tahun 2013.

22 Tahun 2006. Setelah itu

Setelah itu baru ditentukan Standar Isi,

ditentukan SKL (Standar

yang bebentuk Kerangka Dasar

Kompetensi Lulusan) melalui

Kurikulum, yang dituangkan dalam

Permendiknas No 23 Tahun

Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70

2006

Tahun 2013 2

Aspek kompetensi lulusan ada

lebih menekankan pada aspek

keseimbangan soft skills dan hard

pengetahuan

skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan 3

4

di jenjang SD Tematik Terpadu untuk

di jenjang SD Tematik Terpadu

kelas I-VI

untuk kelas I-III

Jumlah jam pelajaran per minggu lebih

Jumlah jam pelajaran lebih

banyak dan jumlah mata pelajaran

sedikit dan jumlah mata

lebih sedikit dibanding KTSP

pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013

5

Proses pembelajaran setiap tema di

Standar proses dalam

jenjang SD dan semua mata pelajaran

pembelajaran terdiri dari

di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan

Eksplorasi, Elaborasi, dan

dengan pendekatan ilmiah (saintific

Konfirmasi

approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. 6

TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media

TIK sebagai mata pelajaran

pembelajaran 7

Standar penilaian menggunakan

Penilaiannya lebih dominan pada

penilaian otentik, yaitu mengukur

aspek pengetahuan

semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. 8

Pramuka menjadi ekstrakuler wajib

Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

9

Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X

Penjurusan mulai kelas XI

untuk jenjang SMA/MA 10

BK lebih menekankan

BK lebih pada menyelesaikan

mengembangkan potensi siswa

masalah siswa

C. Prinsip dan Pengembangan Kurikulum Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum merupakan berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam fase perencanaan kurikulum. Sejumlah prinsip yang dianggap penting dan menjadi pedoman pada saat ini pada umumnya: 1.

Prinsip Relevansi

Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapa masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat, relevansi tersebut ialah : a.

Relevansi Internal

Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum. b.

Relevansi Eksternal

Relevansi Eksternal, berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

Ada tiga macam relevansi eksternal yaitu : 1)

Relevan

dengan

lingkungan

hidup

peserta

didik.

Artinya,

bahwa

proses

pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota. 2)

Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan computer dan internet menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan computer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa.

3)

Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan komputer. 2.

Prinsip Fleksibilitas

Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Maka kurikulum harus bersifat lentur dan fleksibel.Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi : a.

Fleksibel bagi guru, artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.

b.

Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa. 3.

Prinsip Kontinuitas

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang

memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. 4.

Prinsip Efektifitas

Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum yaitu : a.

Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Contoh, apabila guru menetapkan dalam satu senmester harus menyelesaikan 12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman

kurikulum,

ternyata

dalam

jangka

waktu

tersebut

hanya

dapat

menyelesaikan 4 atau 5 program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif. b.

Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Maksudnya sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Contoh, apabila ditetapkan dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa proses pembelejaran siswa tidak efektif. 5.

Prinsip Efisiensi

Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Pengembangan kurikulum sekolah di Indonesia mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berbeda, namun sasaran yang hendak dicapai adalah sama , yaitu dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia antara lain: a. Kurikulum 1975 mengacu pada prinsip pengembangan: 1) Fleksibelitas, 2) Efesiensi dan efektivitas, 3) Berorientasi pada tujuan, 4) Kontinuitas, 5) Pendidikan seumur hidup.

b. Kurikulum 1984 mengacu pada prinsip : 1)

Relevansi,

2)

Pendekatan pengembangan,

3)

Pendidikan seumur hidup,

4)

Keluwesan.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada: 1)

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya,

2)

Beragam dan terpadu,

3)

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

4)

Relevan dengan kebutuhan kehidupan,

5)

Menyeluruh dan berkesinambungan,

6)

Belajar sepanjang hayat,

7)

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

d. Kurikulum 2013 mengacu pada : 1)

Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran, karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

2)

Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan. 3)

Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

D. Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Secara umum penyusunan dan pengembangan kurikulum dapat menempuh langkah-langkah: 1. Perumusan Tujuan Tujuan di rumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan dan harapan.Oleh karena itu tujuan di rumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, siswa itu sendiri serta ilmu pengetahuan. 2. Menentukan Isi Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang di rencanakan akan di peroleh siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari matapelajaran-matapelajaran, atau jenis-jenis pengalaman belajar lain sesuai dengan bentuk kurikulum itu sendiri.

3. Memilih Kegiatan Organisasi dapat di rumuskan sesuai dengan tujuan dan pengalaman-pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk kurikulum yang digunakan. 4. Merumuskan Evaluasi Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, sebagai di jelaskan di muka. Evaluasi perlu di lakukan untuk memperoleh balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan, oleh karena itu evaluasi dapat di lakukan secara terus menerus. Di sekolah, pengembangan kurikulum tidak hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah, namun guru juga mempunyai peran dalam hal ini, berikut penjelasannya : 1. Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kurikulum Kepala Sekolah berusaha menciptakan suasana kondusif, membina disiplin, melengkapi fasilitas dan sumber belajar seperti perpustakaan dan hal yang terpenting mengubah paradigma guru dan staf sekolah, khusus mengubah paradigma guru merupakan faktor penting terhadap proses hasil belajar yang menuntut aktivitas dan kreatifitas guru dengan demikian fungsi guru lebih dominan sehingga guru perlu di latih menjadi fasilitator dalam suasana saling menyenangkan seperti: a. Mengurangi metode ceramah b. Mengelompokan siswa sesuai bakat dan kemampuannya c. Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran 2. Guru Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain sebuah kurikulum. Guru tidak hanya bisa menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, tetapi bahkan dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan dan bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum guru sepenuhnya dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, misi dan visi sekolah/madrasah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang diperlukanan peserta didik.

Berikut ini langkah-langkah yang seyogyanya dilakukan guru dalam mengembangkan kurikulum tersebut. Langkah tersebut sebagai kemandirian guru ataupun kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum guna mencapai prestasi dan kualitas pembelajaran yang tinggi sehingga peserta didik dapat mencapai hasil yang optimal, diantaranya; a.

Melakukan analisis SWOT yakni strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities (peluang), dan traith (tantangan). Setelah menganalisis, guru ataupun kepala sekolah dapat berimprovisasi terhadap kurikulum yang diterapkan, mereka diberi kebebasan dan keleluasaan dalam menjabarkan SKKD dan mengembangkan silabus dan RPP sesuai kebutuhan dan karakteristik sekolah.

b.

Memahami karakteristik peserta didik, hal ini harus dilakukan sesuai dengan tingkatan peserta didik. Sedikitnya ada 3 hal yang harus dipahami dalam hal ini, yakni pe rtumbuhan dan perkembangan kognitif, tingkat kecerdasan, kreativitas, serta kondisi fisik.

c.

Membina hasrat belajar, dalam hal ini guru diharuskan menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, selain itu guru juga harus memanfaatkan fasilitas dan sarana pendidikan yang ada untuk menunjang haltersebut. Adakalanya membawa peserta didik langsung ke sumber berita juga menjadi pilihan yang tepat, dengan tetap mengacu pada anggaran dana yang telah direncanakan.

d.

Memantau kemajuan belajar, hal ini berfungsi untuk menciptakan budaya kerja yang efektif dan efisien di kalangan peserta didik maupun di kalangan guru sendiri.

e.

Membangun lingkungan yang kondusif, dengan menciptakan dan mendayagunakan fasilitas pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, ruang BK, kantin dll.

f.

Merevitalisasi forum musyawarah guru, seperti kelompok kerja guru (KKG) untuk SD, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk SMP, SMA yang merupakan suatu wadah yang efektif dalam memantapkan profesi guru, karena didalamnya guru dapat berdiskusi dan menelaah mengenai kesulitannya di kelas serta dapat saling tukar pikiran dalam merancang model pembelajaran dan implementasi kurikulum yang berlaku.

g.

Memberdayakan tenaga kependidikan, sebab keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keterlibatan tenaga kependidikan dalam seluruh kegiatan di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktifitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen personalia modern.

E. Pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Silabus dalam Rangka Pengembangan Inovasi Pembelajaran

1. Pengertian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Silabus a. Pengertian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPPuntuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan. b. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus

merupakan

seperangkat

rencana

dan

pengaturan

tentang

kegiatan

pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.: 1) Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran. 2) Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut. 3) Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.

2.

Pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Silabus dalam Rangka Inovasi Pembelajaran Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

pasal 19 ayat (3) menyebutkan setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Selanjutnya pada pasal 20 disebutkan perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Untuk mengembangkan Silabus maupun RPP dalam rangka inovasi pembelajaran dengan baik kita memerlukan pedoman-pedoman. Misalnya untuk standar kompetensi dan Kompetensi dasar sudah pasti kita harus menyiapkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi. Agar Silabus dan RPP yang disusun para guru sesuai standar maka perlu dibuat instrumen penilaiannya.Dengan instrumen ini diharapkan kepala sekolah atau pengawas sekolah mengetahui bagian mana dari komponen silabus dan RPP yang memerlukan pembinaan atau tindak lanjut. Pada hakekatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada alur pikir (algoritma) yang spesifik untuk menyusun suatu RPP, karena rancangan tersebut seharusnya kaya akan inovasi sesuai dengan spesifikasi materi ajar dan lingkungan belajar siswa (sumber daya alam dan budaya lokal, kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi). Pengalaman dari penilaian portofolio sertifikasi guru ditemukan, bahwa pada umumnya RPP guru cenderung bersifat rutinitas dan kering akan inovasi. Mengapa?diduga dalam melakukan penyusunan RPP guru tidak melakukan penghayatan terhadap jiwa profesi pendidik. Keadaan ini dapat dipahami karena, guru terbiasa menerima bentuk format yang mengekang guru untuk berinovasi dan penyiapan RPP cenderung bersifat formalitas.Bukan menjadi komponen utama untuk sebagai acuan kegiatan pembelajaran.Sehingga ketika otonomi pendidikan dilayangkan tak seorang gurupun bisa mempercayainya.Buktinya perilaku menyusun RPP dan perilaku mengajar guru tidak berubah jauh. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik dalam inovasi pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.

Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi siswa.

b.

Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

c.

Langkah-langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru lain (misalnya, ketiga guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Dalam penyusunan RPP yang mengacu pada pengembangan inovasi pembelajaran

harus memahami beberapa poin berikut yakni : a.

RPP disusun untuk setiap KD (kompetensi dasar) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

b.

RPP yang baik itu jelas , siapapun yang mengajarkan akan bisa membaca dan melakukan karena didalamnya dipaparkan tahap demi tahap (proses).

c.

RPP menggambarkan prosedur, struktur organisasi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalm silabus.

d.

Susunan indikator dalam RPP , guru melibatkan tiga aspek (kognitif , afektif , dan psikomotorik) tapi tidak harus semua.

e.

Tujuan pembelajaran wajib memuat ABCD yakni audience, behavior, condition dan degree. Maksudnya dalam tujuan pembelajaran terdapat peserta didik (audience), tingkah laku belajar (behaviour) , kondisi belajar (condition) , dan tingkat keberhasilan (degree). Pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut : a. Adakan perbaikan tujuan pembelajaran Tujuan

pembelajaran

merupakan

salah

satu

komponen

Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran.Guru yang dikatagorikan baik salah satunya guru yang menyampaiakan tujuan pembelajaran pada kegaitan awal pembelajaran. Perumusan tujuan pembalajaran biasa berpedoman pada rumus ABCD (Audien, Behaviour, Condition dan Degree). Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pembelajaran guru sebaiknya menggagas tujuan pembelajan dengan kalimat yang inovatif, jelas, realistis, dapat diukur dan menantang/menarik. Sebagai contoh silahkan bandingkan contoh rumusan tujuan pembelajaran berikut! “Setelah pembelajaran selesai siswa akan dapat menjelaskan proses terjadinya fotosintesis.” Dengan tidak mengurangi maknanya, rumusan tujuan pembelajaran tersebut dapat kita ubah dengan kalimat yang lebih realistis, menjadi:

“Dalam waktu 10 menit dengan melalui kegiatan praktek siswa akan mampu menjelaskan proses terjadinya fotosintesis dengan dengan baik.” Pada rumusan tujuan yang kedua, tujuan pembelajaran jelas lebih terarah, dapat diukur, realistis dan menantang/menarik. b. Gunakan berbagai sumber belajar Komponen RPP yang lain adalah sumber belajar. Kebiasaan guru selama ini hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar.Oleh karena itu, kedepan seorang guru yang professional harus mampu menggunakan berbagai sumber belajar. Beberapa sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru diantaranya: buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal, nara sumber, koran/majalah, internet, media audiovisual, lingkungan dan sebagainya. 1) Buku teks Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran. Buku teks yang digunakan sebagai sumber materi pembelajaran untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. 2) Laporan hasil penelitian Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber materi pembelajaran yang atual atau mutakhir. 3) Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber materi pembelajaran.Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya. 4) Nara Sumber Nara Sumber dapat berupa atau orang yang ahli (pakar) dalam bidangnya.Nara Sumber dapat didatangkan ke sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Selain orang yang ahli, nara sumber juga dapat berupa Profesional, yakni orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.Sehubungan dengan itu materi pembelajaran yang berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat mendatangkan orang-orang yang bekerja di perbankan.

5) Koran/Majalah berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan materi pembelajaran suatu matapelajaran.Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber belajar. 6) Internet Sumber belajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber materi pembelajaran.Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi. 7) Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula sumber belajar untuk berbagai jenis mata pelajaran.Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. 8) Lingkungan ( alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber belajar.Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber belajar. c. Tambahkan Komponen Anggaran Pembiayan dalam RPP bila Diperlukan Kegiatan belajar mengajar yang bermutu bukan tidak mungkin membutuhkan anggaran yang memadai. Dicantumkan anggaran biaya dalam format RPP dimaksud agar sekolah lebih memperhatikan kebutuhan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kebutuhan bahan untuk praktek misalnya, apakah merupakan tanggung jawab guru, sekolah atau peserta didik itu sendiri.Jika kita membebankan pada peserta didik untuk wilayah perkotaan mungkin tidak terlalu menjadi masalah, tetapi bagaimana dengan guru yang mendapat tugas di daerah atau bahkan di daerah terpencil. Lebih dari itu, gaung pendidikan gratis melalui peningkatan BOS membuat guru akan mendapat masalah besar jika membebankan biaya bahan praktek tersebut kepada peserta didik. Dengan dicantumkannya anggaran biaya dalam RPP akan membuka mata kepala sekolah serta pihak yang terkait dengan pendidikan yang selama ini kurang memperhatikan kebutuhan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Karena selama ini tidak jarang terjadi proses belajar mengajar yang berlangsung seadanya sehingga hasilnya pun terkesan kurang optimal.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1.

Hakikat kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturanpengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.

2.

Substansi Kurikulum meliputi 4 hal: tujuan pembelajaran(sesuatu yang ingin dicapai dari proses pembelajaran), isi(semua yang terlibat di dalam pembelajaran), Strategi(siasat yang digunakan guru dalam proses pembelajaran), dan

Evalusi

(menentukan keberhasilan pencapaian tujuan : tyler, 1949 dalam Padmono, 2010:2) 3.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum merupakan berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam fase perencanaan kurikulum. Prinsip tersebut adalah prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip efisiensi dan prinsip efektivitas.

4.

Di sekolah, pengembangan kurikulum menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru. Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan kurikulum tersebut: melakukan analisis SWOT, memahami karakteristik peserta didik, membina hasrat belajar, memantau kemajuan belajar, membangun lingkungan yang kondusif, merevitalisasi forum musyawarah guru, dan memberdayakan tenaga kependidikan.

5.

Pengembangan dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut : adakan perbaikan tujuan pembelajaran, gunakan berbagai sumber belajar(Buku teks, Laporan hasil penelitian, Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah), Nara Sumber, Koran/Majalah berkala, Internet dan Media audiovisual seperti TV, Video, VCD, kaset audio) dan tambahkan komponen anggaran pembiayan dalam rpp bila diperlukan.

B. Saran

Sebagai seorang calon guru sudah semestinya kita harus mengetahui perkembangan dalam dunia pendidikan, salah satunya mengenai perkembangan kurikulum. Dengan mengetahui perkembangan tentang kurikulum kita dapat mempersiapkan sejak awal untuk menginovasi atau mengembangkan kurikulum yang ada, inovasi dalam kurikulum sangat diperlukan karena kurikulum merupakan jantung dari pendidikan, dengan adanya inovasi tersebut dipastikan pendidikan di Indonesia akan mencapai tujuan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA Annisa Fitri .2012. Silabus dan RPP. Diunduh dari http://fitriannisa259.wordpress.com/serba-matematika/silabus-dan-rpp/ pada tanggal 13 Oktober 2018. Faiq, Muhammad. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Diunduh dari http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/perancangan-RPP-Kurikulum2013.html pada 13 Oktober 2018. Mulyana Aina. 2012. Inovasi Pendidikan dapat Diawali dari Pengembangan Diunduh dari http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/inovasi-

RPP.

pendidikan-dapat-

diawali-dari.html pada tanggal 13 Oktober 2018. Rosmana, Indra. 2012. Makalah Hakikat Kurikulum. Diunduh dari http://indrarosmana.blogspot.com/2012/01/makalah-hakikat-kurikulum.html pada tanggal 13 Oktober 2018.

Tirman. 2009. Pengembangan Silabus. Diunduh dari http://tirman.wordpress.com/pengembangan-silabus/ pada tanggal 13 Oktober 2018.

Related Documents


More Documents from "Ali Mohd"