MAKALAH INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT
Disusun Oleh: Mauliya Lailatul U.
(1731410118)
May Andy Dwi W.
(1731410007)
Nadua Bella Wardani
(1731410063)
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Industri Minyak Kelapa Sawit” Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dampak yang diakibatkan karena sampah, serta sekaligus langkah-langah tentang bagaimana sampah dapat diolah menjadi barang kerajinan yang dapat dipakai. Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
i
Daftar isi Kata Pengantar ............................................................................................................................ i Daftar isi..................................................................................................................................... ii BAB I ......................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1 1.
Sawit ............................................................................................................................... 1 Tabel 1. Beda Tebal Tempurung dari Tipe Kelapa Sawit ................................................... 1 2.Inti Sawit .......................................................................................................................... 1
2.2 Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM) ................................... 2 Tabel 2.2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit .............................................................. 3 BAB II........................................................................................................................................ 4 METODOLOGI ......................................................................................................................... 4 2.3 Pengamanan Bahan Produksi ........................................................................................... 4 2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Kelapa Sawit ......................................................................... 4 2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit ...................................................................................... 5 2.5.1 Proses Pengolahan CPO ................................................................................................ 6 1.Perebusan ......................................................................................................................... 7 2.Perontokan Buah dari Tandan .......................................................................................... 7 3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah ........................................................................... 8 4. Proses Pemurnian Minyak ............................................................................................... 8 2.5.2 Proses pengolahan PKO (Oil) Palm Kernel .................................................................. 9 2.6 Pengolahan Limbah PKO ............................................................................................... 14 2.7 Mesin dan peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit .......................................... 16 2.7.1 Boiler ........................................................................................................................ 16 2.7.2 Sterilizer ................................................................................................................... 18 2.7.3 Digester .................................................................................................................... 19 2.7.4 Screw Press .............................................................................................................. 19 2.7.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen) ...................................................................... 20 2.7.6 Pengeringan Minyak (vacum dryer) ......................................................................... 20 2.8 Produk Turunan Kelapa Sawit ........................................................................................ 21 1.Produk turunan CPO ...................................................................................................... 21 2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit ............................................................................... 21 3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit ............................................................... 21 4.
Produk Turunan dari Limbah Kelapa Sawit .............................................................. 22
4.1 Limbah cair kelapa sawit............................................................................................. 22 4.1 Limbah padat kelapa sawit .......................................................................................... 22 2.9 Manfaat atau kegunaan Proses Industri Minyak Kelapa Sawit ...................................... 24 BAB 3 ...................................................................................................................................... 25 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 25 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 26 ii
iii
BAB I PENDAHULUAN 1. Sawit Salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit. Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau varietas yaitu tipe Macrocarya, Dura, Tenera, dan Pisifera. Masing-masing dibedakan berdasarkan tebal tempurung.
Tabel 1. Beda Tebal Tempurung dari Tipe Kelapa Sawit Tipe
Tebal tempurung (mm)
Macrocarya
Tebal sekali : 5
Dura
Tebal : 3 – 5
Tenera
Sedang : 2 – 3
Pisifera
Tipis
Warna daging buah adalah putih kuning diwaktu masih muda dan berwarna menjadi jingga setelah buah menjadi matang. Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Minyak kelapa sawit dihasilkan dari buah kelapa sawit yang dinamakan minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm kernel Oil/PKO). (Ketaren, 1986)
2.Inti Sawit Inti sawit merupakan hasil olahan dari biji sawit yang telah dipecah menjadi cangkang dan inti, cangkang sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel uap, arang, pengeras jalan dan lain-lain. Sedangkan inti sawit diolah kembali menjadi minyak inti sawit (Palm Kernel Oil).
1
Proses pengolahan inti sawit menjadi minyak inti sawit tidak terlalu rumit bila dibandingkan dengan proses pengolahan buah sawit. Bentuk inti sawit bulat padat atau agak gepeng berwarna cokelat hitam. Inti sawit mengandung lemak,protein, serat dan air. Pada pemakaiannya lemak yang terkandung didalamnya disebut minyak inti sawit dan ampas atau bungkilnya yang kaya protein digunakan sebagai bahan makanan
ternak.
Kadar
minyak
dalam
inti
kering
adalah
44
–
53%.
(Mangoensoekardjo.S., 2003).
2.2 Minyak Inti Sawit (PKO) dan Bungkil Inti Kelapa Sawit (PKM) Selain minyak sawit mentah (CPO), minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (Palm Kernel Oil) dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (Palm Kernel Meal). Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau yang khas. Minyak mentahya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah dimurnikan, titik lebur dari minyak inti sawit ini adalah berkisar antara 25℃ sampai dengan 30℃. (sitinjak K,1983). Minyak inti sawit merupakan trigliserida campuran, yang berarti bahwa gugus asam lemak yang terikat dalam trigliserida – trigliserida yang dikandung lemak ini jenisnya lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C6 (asam kaproat) sampai C18 jenuh (asam stearat) dan C18 tak jenuh (asam oleat dan asam linoleat). (Winarno,FG., 1984) Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah air dan kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor-faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining lose, plasticity dan spreadability, sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua faktor- faktor ini perlu di analisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit Minyak sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta muda dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. (Ketaren, 1986) 2
Tabel 2.2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit Asam Lemak
Minyak Kelapa
Minyak
Sawit (%)
Inti Sawit (%)
Asam Kaprilat
-
3
–4
Asam Kaproat
-
3
–7
Asam Laurat
-
46
– 52 – 17
Asam Miristat
1,1
– 2,5
14
Asam Palmitat
40
– 46
6,5 – 9
Asam Stearat
3,6
– 4,7
1 – 2,5
Asam Oleat
39
– 45
13
Asam Linoleat
7 – 11
– 19
0,5 – 2
3
BAB II METODOLOGI
2.3 Pengamanan Bahan Produksi Inti sawit dihasilkan melalui proses pemisahan inti sawit dari tempurungnya berdasarkan perbedaan berat jenis antara inti sawit dan tempurung. Inti dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dapat juga dengan mengapung biji-biji yang pecah dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis 6. Dalam keadaan tersebut inti sawit akan mengapung dan tempurungnya akan tenggelam. Proses selanjutnya adalah pencucian inti sawit dan tempurung sampai bersih. Untuk menghindari kerusakan akibat mikroorganisme,maka inti sawit harus segera dikeringkan dengan suhu 80℃. Setelah kering,inti sawit dapat diolah lebih lanjut yaitu dengan ekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit. (Yan Fauzi,2004)
2.4 Sifat Fisika-Kimia Minyak Kelapa Sawit Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan rasa, kelarutan, titik cair, titik didih , titik pelunakan, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, dan titik nyala.
Tabel 2.4.1 Nilai Sifat Fisika-Kimia Minyak Sawit
Sifat
Minyak kelapa sawit
Bobot jenis pada suhu kamar Indeks bias Bilangan Iod Bilangan Penyabunan
0,900
Minyak Inti Sawit 0,900 – 0,913
1,4565 – 1,4585
1,495 – 1,415
48 – 56
14 – 20
196 – 205
244 – 254
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
4
Bau dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asamasam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone. Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang berbedabeda. (Ketaren,S. 1986).
2.5 Proses Pengolahan Kelapa Sawit PKS (Pabrik Kelapa Sawit) pada umumnya mengelola bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). CPO merupakan minyak yang dihasilkan dari daging buah sawit sedangkan PKO minyak yang di hasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dan kernel, sabut dan ampasnya. PKO (Palm Kernel Oil) atau minyak inti sawit adalah minyak yang di hasilkan dari inti sawit. Inti sawit dihasilkan berdasarkan perbedaan berat jenis.antara sawit dan tempurung. Karakteristik PKO : 1. Mengandung 80%-90% lemak jenuh 2. Trigliserida minyak inti sawit (trilaurine, yaitu trigliserida dengan tiga asam laurat sebagai ester asam lemaknya 3. PKO memiliki rasa dan bau yang khas 4. Minyak mentahnya mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan dengan minyak yang telah dimurnikan 5. Mengandung asam laurat yang tinggi dengan kisaran titik leleh yang rendah sedangkan minyak sawit mentah mengadung asam laurat yang rendah dengan kisaran titik lelah yang tinggi 6. Bersifat semi pada hingga padat dalam suhu ruang 7. Titik lebur nya berkisar antara 25-300C Kelebihan dan kekurangan PKO: 1. Bermanfaat bagi orang yang alergi kacang-kacangan 5
2. Bebas kolesterol 3. Sumber alami vitamin E 4. Sering terhidrogenisasi, cepat menjadi lemak trans 5. Tinggi lemak jenuh
2.5.1 Proses Pengolahan CPO PKS pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Kernel). Proses pengolahan kelapa kelapa sawit sampai menjadi minyak sawit (CPO) terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 1.
Jembatan Timbang, sebagian besar sekarang menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan dikarenakan beban menyebabkan variasi pada sistem listrik yang diukur. Pada Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik.
2.
Penyortiran, Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar). Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut: Kematangan buah
Rendamen minyak (%)
Kadar ALB (%)
Buah mentah
14 – 18
1,6 – 2,8
Setengah matang
19 – 25
1,7 – 3,3
Buah matang
24 – 30
1,8 – 4,4
Buah lewat matang
28 – 31
3,8 – 6,1
6
Selanjutnya pengolahan dilakukan dengan mesin di dalam pabrik sebagai berikut : 1.Perebusan Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori atau boiler rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kuaiitas minyak. Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280 sampai 290 Kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam Fat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan menggunakan Hoisting Crane.
2.Perontokan Buah dari Tandan Pada tahapan ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh Fit Conveyor ke Digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari drum thresher). Hasil stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang
disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sisitem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.
7
3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Di dalam alat ini dimaksudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 80° – 90°C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Scew Press) agar minyak keluar dari biji dan fibre.Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan (Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan Solid dan Liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan minyaknya.
4. Proses Pemurnian Minyak Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storage Tank).
8
2.5.2 Proses pengolahan PKO (Oil) Palm Kernel Tahap-tahap proses pembuatan PKO 1. Weight bride Buah kelapa sawit yang berasal dari tandan buah segar setelah tiba di pabrik kemuadian do pindahkan ke lori-lori selanutnyna di timbang di weight bride. 2. Penyortiran Kualitas buah yang diterima di pabrik harus di periksa tingkat kematangannnya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis tenera dan jenis dura. Kriteria matang panen merupakan factor penting dari pemeriksaan kualitas buah di stasiun tandan buah segar. Proses pengolahan kelapa sawit : a. Sterilizer Lori yang telah di isi tandan buah segar dimasukan kedalam sterilizer menggunakan capstand. Tujuan perebusan : 1. Untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas 2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser 3. Menurunkan kadar air 4. Melunakan daging buah, sehingga mudah lepas dengan biji b. Proses penebahan (thresher process) Tandan buah segar yang sudah di sterilisasi dituang sedikit demi sedikitsecara teratur kedalam mesin penebah (stripper/pemipih) untuk memisahkan antara buah dan tandannya. Hal ini dilakukan dengan cara membanting tandan sehingga kadang-kadang disebut sebagai tahap bantingan. Hasil dari stripping tidak selalu 100%, artinya masih terdapat berondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini disebut dengan USB (Unstripped bunch) sehingga sering dilakukan double threshing. c. Digesting Setelah buah pisah dari janjangnya, makan buah dikirim ke digester dengan cara buah dimasuka kedalan conveyer under threse yang fungsinya untuk membawa buah ke fruit elevator yang fungsinya mengangkat buah ke atas.
9
d. Pengempaan (dressing) Massa buah yang tercacah dan telah berbentuk bubur dimasukan kedalam screw press (alat kempa). Alat ini terdiri dari dua buah worm screw yang duduk dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur. Disebabkan putaran kedua worm screw tersebut dan penekanan cone, minyak pangan dalam mesocarp itu akan diperas dan keluar melalui lubang-lubang kecil pada press cake. Sedangkan ampas press dan campuran fibred an nut akan keluar melalui worm screw. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses yaitu press harus kering. Maksudnya minyak pangan yang melekat pada ampas press diusahan sedikit mungkin dan cukup rendah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekan cone,tetapi akibatnya akan menaikan nut/ kernel yang pecah.
e. Pemecahan nut Nut yang telah kering (dinyatakan oleh tes laboratorium) masuk kedalam nut cracher. Dalam nut cracher ini nut akan dipecah menjadi inti yang masih basah dan cangkang kernel. Inti dikirim untuk bahan baker broiler dan diolah lebih lanjut menjadi palm kernel oil. Ampas kelapa sawit yang terdiri dari biji dan fibre hasil olahan diatas tadi dimasukan kedalam deprecicarper melalui cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan fibred dan biji.
Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung pada nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station sebagai bahan baker ketel uap. a. Ripple mill Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu diproses dalam nut grading fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple millsebagai alat pemecah. Massa biji yang pecah kemudia dialirkan kedalam light dus separator dan fibrating grade untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh, cangkang dan inti.
10
b. Claybath Massa cangkang bercampur inti dimasukan kedalam claybath untuk memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk kedalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7% dengan tingkat pengeringan 600C,700C,800C dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di proses untuk menghasilkan palm kernel oil. c. Extraction process Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara umum ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil. Pemisahan terjadi akibat perbedaan dan daya hisap blower. Biji ditampung pada nut silo yang dialiri udara panas 60-800C selama 10-14 jam untuk mengurangi kadar air dari 21% menjadi 14%. Fibre dialirkan ke boiler station sebagai bahan baker ketel uap. d. Ripple mill Sebelum biji masuk ke ripple mill, terlebih dahulu diproses dalam nut grading fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke ripple millsebagai alat pemecah. Massa biji yang pecah kemudia dialirkan kedalam light dus separator dan fibrating grade untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh, cangkang dan inti. e. Claybath Massa cangkang bercampur inti dimasukan kedalam claybath untuk memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan baker ketel uap dan alat pengeras jalan. Sedangkan inti dialirkan masuk kedalam kernel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7% dengan tingkat pengeringan 600C,700C,800C dalam waktu 5-6 jam. Selanjutnya di proses untuk menghasilkan palm kernel oil.
11
f. Extraction process Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara umum ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil. g. Extraction process Kebanyakan ampas kelapa sawit disamakan dengan ampas kelapa. Padaha dalam kenyataanya berbeda. Ampas kelapa sawit adalah hasil akhir dari pengolahan palm kernel oil dan biasanya sering digunakan sebagai bahan pembuatan makana ternak diberbagai Negara misalnya brazil. Secara umum ada 2 cara yang digunakan untum membuat palm kernel oil 1. Kernel pretreatment -
Cleaning (pembersihan) : pemisahan seluruh zat-zat asing sperti pasir, kandungan logam yang dapat menyebabkan kerusakan pada mesin. Hal ini dilakukan dengan menggunakan magnetic separator dab fibrating secreen.
-
Flaking : dilakukan dengan cara memecahkan kernel menjadi butiran kecil dengan menggunakan swinging hammer dan breaker boiler. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pemecahan dan pengepresan.
-
Cooking
2. Oil extraction -
Screw pressing and oil crarification Meal yang telah di proses diatas tadi dilanjutkan dengan pressing dengan menggunakan remolving worm. Oleh karena itu maka hilanglah minyak pangan pada meal, sehingga kadar minyak pangan yang tersisa sekitar 6-10% (toleransi). Expelled oil mengandung kotaran yang harus dihilangkan. Untuk expelled oil dapat dilakukan dengan proses dekantasi dan filtrasi yang kemudian disimpan. Expelled cake yang telah terbebas dari minyak pangan tadi kemudian dibungkus untuk kemudian disimpan. Beberapa industry mengolah palm kernel expeller tanpa pretreatment process. Dalam hal ini pengepressan ganda sangat diperlukan demi keefisienan ekstraksi minyak pangan. Namun bagaimanapun kapasitas hasil pengepresan selalu lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan pretreatment process. Biasanya pretreatment process yang lengkap digunakan pada perusahaan besar, karena mesin mesinnya telah modern yang telah di impor dari eropa.
12
-
Solvent extraction PKE yang telah dipanaskan tadi di ekstraksi dengan menggunakan N-hexan pada alat ekstraksi. Boleh juga dilakukan dengan proses perendaman dan penyaringan. Penyaringan hexan di pompakan pada meal dan selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring. Perendaman kernel meal di masukan kedalam ekstraktor, lalu hexan dialirkan dengan elevator tersebut. Biarkan hingga keseluruhan minyak pangan dalam kernel meal larut. Solvent recovery from meal hexan dihilangkan dari deffated meal dalam toaster. Setelah seluruh hexan menguap, maka akan didapat pellet yang baik dan terbebas dari hexan yang dikenal dengan palm kernel expeller yang selanjutnya dapat disimpan dan siap untuk dipasarkan. Hexan yang telah digunakan tadi dalpat diperoleh kembali dengan cara memurnikannya dengan proes ekstraksi pada tekanan rendah dengan temperature yang berangsur angsur nai. Lalu hexan kondensat tadi dapat dipergunakan lagi selanjutnya. Setelah melewati proses proses diatas tadi, palm kernel oil dimurnikan dan di proses ke tahap yang selanjutnya yaitu degumming, bleaching, deodorizing, fraksinasi sehingga diperoleh hasil yaitu RBD palm kernel oil, RBD palm kernel stearin, crude palm kernel olein, RBD palm kernel olein serta produk lainnya. Dalam proses pemurnian dan fraksinasi metode dan prinsip pengerjaannya sama seperti pada proses palm oil. Pemanfaatan PKO (Palm Kernel Oil) 1.
Sering digunakan oleh industry oleokimia sebagai bahan baku untuk mengahasilkan produk surfaktan dan emulsifier.
2.
Senjata dan warfare : PKO berperan sebagai pembuatan senjata perang. Komponen asam palmitat adalah salah satu dari 2 bahan yang paling penting dari senjata anti personil dikenal sebagai Napalm.
3.
Makanan dan bakery : margarine, coklat.
4.
Bahan bakar biodiesel
13
5. Kosmetik : sabun, detergent, lotion, minyak rambut.
Gambar.2.1 Proses Pengolahan Industri Minyak Kelapa Sawit
2.6 Pengolahan Limbah PKO 1. Pengolahan limbah padat Limbah padat yang keluar dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) meliputi tandan kosong dengan presentasi sekitar 23% terhadap TBS(Tandan Buah Segar), abu boiler (sekitar 0.5% terhadap TBS), serat (sekitar 13.5% terhadap TBS), cangkang (sekitar 5.5% terhadap TBS). limbah yang keluar dari PKS umumnya tidak memerlukan penangan yang rumit. Limbah tersebut dapat digunakan
14
sebagai bahan bakar, pakan ternak, pupuk, dan juga bisa dijual untuk mengahsilkan pendapatan tambahan. Serat, cangkang,dan tandan kosong bisa digunakan sebagai bahan bakar. Abu boiler dapaat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tandan kosong sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsan dan pengomposan. Ampas inti digunakan sebagai pkan ternak. 2. Limbah gas Terdapat 2 sumber pencemaran gas yang keluar dari PKS yaitu boiler yang menggunakan serat dan cangkang sebagai bahan bakar dan juga incenarator yang membakar tandan kosong untuk mendapatkan abu kalium. Pada saat ini incenarator sudah mulai ditinggalkan. 3. Pengolahan Limbah Cair Limbah yang menjadi perhatian di PKS adalah limbah cair atau yang lebih dikenal dengan POME (Palm Oil Mill Effluent). POME ialah air buangan yang dihasilakan oleh PKS utamanya berasal dari kondensat rebusan, air hidroksiklon, dan sludge separator. Setiap ton TBS yang diolah akan terbentuk sekitar 0.6 – 1 m3 POME. POME kaya akan kabron orgaik dengan nilai COD lebih 40g/L dan kandungan N sekitar 0.2-0.5 g/L. sebagai nitrogen ammonia dan total nitrogen. Teknologi pengolahan POME umumnya dengan menggunakan teknologi kolam terbuka yang terdiri dari kolan anaerobic, fakultafir, dan aerobic dengan total waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini memerlukan lahan yang luas (5-7ha). Biaya pemeliharaan yang cukup besar dan menghasilkan emisi gas metana keudara bebas. Tetapi teknologi ini dianggap kurang efisien.Teknologi yang baru yaitu dengan menggunakan membrane dan elektrokoagulasi.
15
2.7 Mesin dan peralatan Pengolahan pada Pabrik Kelapa Sawit 2.7.1 Boiler Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.
16
Ketel uap merupakan suatu alat konversi energi yang merubah Air menjadi Uap dengan cara pemanasan dan panas yang dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar ketel uap. Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin disini adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang dihasilkan dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang membutuhkan uap seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun pemurnian minyak (Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena jika tidak akan mengganggu proses pengolahan dipabrik kelapa sawit. Boiler atau ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah boiler dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2. dimana dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS/jam. Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer. Menurut jenisnya ketel uap terbagi menjadi 2 bagian yaitu : ketel pipa air dan ketel pipa api. ketel yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel pipa air. maksudnya adalah air berada didalam pipa dipanaskan oleh api yang berada diluar pipa
air.
Untuk menghitung kapasitau uapa pada ketel uap yang dibutuhkan adalah dengan :
kebutuhan uap pada pabrik kelapa sawit adalah 0.6 ton uap/ton TBS Jadi, untuk pabrik 45 ton membutuhkan boiler = 45 ton x 0.6 = 27 ton uap/jam. Maka dari itu dibutuhkan 2 unit ketel uap dengan kapasita uap 20 ton uap/jam pada masing-masing ketel uap. Biasanya bolier yang digunakan di pabrik kelapa sawit memiliki spesifikasi sebagai berikut: 1. Kapasita Uap
: 20 Ton/jam
2. Temperatur Uap
: 280 C
3. Tekanan Uap
: 20 kg/cm2
17
4. Temperatur air umpan
: 90 C
5. Effisiensi Ketel Uap
: 75 %
6. Pemakaian bahan bakar
: 75% serabut dan 25%
cangkang.
2.7.2 Sterilizer Tahap pengolahan TBS yang pertama adalah proses perebusan atau sterilisasi yang dilakukan dalam bejana bertekanan (steriliser) dengan menggunakan uap air jenuh (saturated
steam).
Penggunaan
uap
jenuh
memungkinkan
terjadinya
proses
hidrolisa/penguapan terhadap air di dalam buah, jika menggunakan uap kering akan dapat menyebabkan kulit buah hangus sehingga menghambat penguapan air dalam daging buah dan dapat juga mempersulit proses pengempaan. Oleh karena itu, pengontrolan kualitas steam yang dijadikan sebagai sumber panas perebusan menjadi sangat penting agar diperoleh hasil perebusan yang sempurna. Proses perebusan TBS dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menjadi katalisator dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya untuk menjadi Asam Lemak Bebas (ALB). Aktivitas enzim akan berhenti jika diberikan suhu minimum 50oC, pada proses perebusan temperatur di dalam steriliser mencapai 120oC dengan tekanan 2,8 bar. 2. Melepaskan buah dari spiklet melalui cara hidrolisa hemiselulosa dan pektin yang terdapat di pangkal buah, dengan demikian akan mempermudahkan brondolan lepas dari tandannya pada saat proses penebahan dan juga akan mempermudah proses ekstraksi pengutipan minyak dan inti sawit. 3. Melunakkan daging buah sehingga mudah diaduk dan memudahkan pemisahan minyak dan cake ketika dikempa. 4. Pengurangan kadar air dalam buah dan inti, sehingga memudahkan pemisahan partikel–partikel minyak dari pericarp dan serat-serat dari biji selama pengadukan ataupun saat proses pemisahan serat dengan biji serta pengeringan inti (dehidrasi) di dalam notten akan mempermudah lepasnya (lekang) inti dari cangkang saat poses pemecahan biji.
18
5. Memecah emulsi di dalam pericarp dengan pemanasan yang mampu menyusup sampai ke dalam daging buah sehingga memudahkan pemisahan minyak dan air pada CST.
2.7.3 Digester Fungsi dari digester adalah : a) Untuk melepaskan daging buah dari nut (biji ) b) Untuk melumatkan buah agar efisien dalam proses pengempaannya c) Untuk menaikkan temperature buah d) Untuk melepaskan sel-sel minyak dari sel daging buah e) Untuk mengalirkan sebagian minyak yang terbentuk di digester sehingga mengurangi volume pengempaan . Digester merupakan sebuah tabung silinder vertical yang didalam nya dipasang pisau-pisau pengaduk. Dalam digester terdapat beberapa tingkat pisau yang terikat pada poros dan di gerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian atas digunakan untuk mencacah/melumat borondolan, dan pisau bagian bawah (Stirring arm bottom) digunakan untuk mendorong massa keluar dari ketel adukan menuju screw press Untuk memudahkan pencacahan/pelumatan diperlukan panas 90-95oC, yang menggunakan tekanan uap langsung sebesar 3 kg/cm2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengadukan, yaitu : a) Kematangan buah yang direbus, jika buah mentah maka daging buah sulit dilepas dari nut dan sulit dilumat. b) Volume digester minimal ¾ penuh c) Waktu pengadukan pada digester yang baik adalah ±20 menit. d) Temperature yang terlalu rendah dapat mengakibatkan minyak sulit dipress karena kekentalan minyak rendah.
2.7.4 Screw Press Screw press adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak kasar dari daging buah dan biji. Alat ini terbuat dari sebuah tabung berlubang-lubang yang di dalamnya terdapat dua buah screw yang pada ujungnya terdapat konus yang dapat maju mundur secara hidrolis. Massa yang keluar dari ketel adukan melalui feed screw (sebagian minyak keluar) masuk ke dalam main screw lalu ditampung dalam talang minyak oil gutter. Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran minyak pada feed screw dilakukan injeksi uap pada digester dan penambahan air panas pada temperatur 90-95oC. Ampas akan diolah untuk mendapatkan inti
19
(kernel). Pelumatan pada screw press memakai air pengencer yang berfungsi untuk mempermudah pemerasan minyak pada fibre, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pengentalan (emulsi). Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengempaan : 1) Pada pengempaan dilakukan injeksi uap dan air panas pada temperature 90-95oC. 2) Penekanan harus dilakukan berangsur – angsur dari tekanan rendah ke tekanan tinggi ±40 bar. Tekanan kempa yang terlalu tinggi menyebabkan : 1) Jumlah biji pecah bertambah 2) Jumlah serat – serat halus yang terikut minyak bertambah sehingga mempersulit prosess selanjutnya. Tekanan kempa yang rendah menyebabkan : 1) Cake basah, kerugian minyak pada ampas dan biji tinggi. 2) Pemisahan biji dan ampas tidak sempurna. 3) Ampas menjadi basah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan baku ketel uap. 4) Jumlah air pengencer, air pengencer yang terlalu berlebihan dapat mempengaruhi kandungan air cake yang tinggi, sehingga pemecahan cake akan lebih sulit pada CBC (Cake Breaker Conveyor) 5) Pemberian air dilakukakn dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian tengah atau di chute screw press.
2.7.5 Saringan Bergetar (Vibrating Screen) Saringan Bergetar digunakan untuk memisahkan benda-benda padat yang terikut minyak kasar. Benda-benda yang berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke bottom cross conveyor untuk diproses kembali. Cairan minyak ditampung dalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank / Bak RO). Saringan getar terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan masing-masing 2 M2. Tingkat atas memakai kawat saringan mesh 30 sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan penyaringan maka pada waktu penyaringan masa minyak diencerkan dengan air panas yang bersuhu ± 60°C. Hal – hal yang perlu diperhatikan : 1) Pengenceran dengan air diatur sehingga cairan dalam tangki mempinyai perbandingan 1 bagian minyak dan 2 bagian lumpur ( sludge ). 2) Jumlah getaran ayakan 1400 – 3000 getaran / menit.
2.7.6 Pengeringan Minyak (vacum dryer) Vacum dryer adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan dalam kondisi hampa udara. Hasil yang diharapkan dari
20
proses ini adalah minyak dengan kadar air 0,1 – 0,15% dan kadar kotoran 0,013 – 0,015%. Melalui tangki apung (float tank) inilah yang mengatur jumlah minyak, pertama minyak dialirkan ke vacum drayer. Minyak terhisap kedalam tabung melalui pemercikan (nozzle) karena adanya hampa udara dan minyak terpencar kedalam tabung hampa. Uap air dari tabung hampa terhisap oleh ejector 1, masuk kedalam kondensor 1, sisa uap kondensor 1 terhisap oleh ejector 2, masuk kedalam kondensor 2, sisa uap terakhir dihisap oleh ejector 3 dan dibuang ke atmosper atau udara. Air yang terbentuk dalam kondensor 1 dan 2 langsung dibuang. Minyak ditampung di Tangki Minyak produksi (oil transfer tank )dan selanjutnya dipompakan ketangki timbun
2.8 Produk Turunan Kelapa Sawit
1.Produk turunan CPO Produk turunan CPO selain minyak goreng kelapa sawit, dapat dihasilkan margarine, shortening, Vanaspati (Vegetable ghee), Ice creams, Bakery Fats, Instans Noodle, Sabun dan Detergent, Cocoa Butter Extender, Chocolate dan Coatings, Specialty Fats, Dry Soap Mixes, Sugar Confectionary, Biskuit Cream Fats, Filled Milk, Lubrication, Textiles Oils dan Bio Diesel. Khusus untuk biodiesel, permintaan akan produk ini pada beberapa tahun mendatang akan semakin meningkat, terutama dengan diterapkannya kebijaksanaan di beberapa negara Eropa dan Jepang untuk menggunakan renewable energy. 2. Produk Turunan Minyak Inti Sawit Produk turunan minyak inti sawit dapat dihasilkan Shortening, Cocoa Butter Substitute, Specialty Fats, Ice Cream, Coffee Whitener/Cream, Sugar Confectionary, Biscuit Cream Fats, Filled Mild, Imitation Cream, Sabun, Detergent, Shampoo dan Kosmetik. 3. Produk Turunan Oleochemicals kelapa sawit Dari produk turunan minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants,
21
Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings. 4.
Produk Turunan dari Limbah Kelapa Sawit
Dalam
produksi
pengolahan
kelapa
sawit
menjadi
minyak
kelapa
sawit,tentunya melalui berbagai proses industri skala besar. Pada proses industri pengolahan kelapa sawit tersebut,selain menghasilkan minyak kelapa sawit nantinya juga akan dihasilkan berbagai limbah buangan, baik itu yang berupa limbah cair ataupun limbah padat. Dalam perkembangannya kedua jenis limbah kelapa sawit tersebut dapat dimanfaatkan menjadi hasil produksi sampingan kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan. 4.1 Limbah cair kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif berupa biogas. Hal ini dikarenakan limbah cair kelapa sawit memiliki kandungan gas methan dan karbon dioksida yang merupakan bahan baku utama pembuatan biogas. Potensi produsi dari pemanfaatan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas ini sendiri mencapai 1075 juta meter kubik. Jumlah ini setara dengan 516.000 ton gas LPG, 559 juta liter solar, 666.5 juta liter minyak tanah, dan 5052.5 MWh listrik. Selain itu pembuatan biogas dari limbah minyak kelapa sawit memiliki beberapa keunggulan, antara lain menghindari pencemaran limbah terhadap air tanah dan sungai, Transfer Pricing karena penggunaan biogas berbahan baku limbah minyak kelapa sawit ini akan menekan pokok produksi minyak kelapa sawit, memperoleh mekanisme pembangunan yang baik dan bersih, dan dapat di bangun terintegrasi dengan pabrik minyak kelapa sawit karena berfungsi sebagai pengolah limbah. 4.1 Limbah padat kelapa sawit terdiri dari tandan kosong kelapa sawit, serat, cangkang, batang, dan pelepah. Dari berbagai limbah padat tersebut, hampir semuanya dapat diolah kembali menjadi hasil produksi yang memiliki nilai ekonomis. Tandan kosong kelapa sawit pada awalnya biasa digunakan sebagai kompos namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan, tandan kosong kelapa sawit dapat pula dimanfaatkan menjadi bahan bakar generator listrik. Serat kelapa sawit dapat menjadi bahan selulosa yang dapat diolah menjadi kertas. Cangkang kelapa sawit dapat diolah menjadi
22
beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, fenol, asap cair, tepung tempurung dan briket arang. Batang kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan dan furnitur,serta dapat menjadi sumber biomassa. Pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi yang baik.
Tabel 2.8.1 Produk Turunan Kelapa sawit dan Mesin Pengolahnya No. 1.
Produk Biodiesel
Mesin dan alat Fermentor
Kegunaan Sebagai tempat fermentasi minyak atau limbah minyak kelapa sawit. Untuk menyuling atau memurnikan
Destilator
biodiesel dari bahan baku atau kotoran.
2.
PKO
Cake breaker
Mengangkut biji yag masih tercampur
(Pump
conveyor
dengan ampas
kernel oil)
Nut silo
Menampung dan menurunkan kadar air
Nut grading
biji
Drum
Memisahkan biji berdasarkan ukuran
Nut craker
yang sesuai fraksi
Dry separator
Memecah biji
Hydro cyclon
Memisaahkan debu dengan cangkang
Kernel drier
halus Memisahkan
cangkang
dengan
inti/kernel Mengeringkan kernel 3.
Pakan
Crusher atau
Penyacah pelepah kelapa sawit
ternak
hidrolyc mills
menjadi lebih halus Mengaktivasi pakan ternak dengan
Fermentor
mikroorganisme setelah ditambah molase
23
4. Buah
Dodos / egrek
kelapa sawit
Memotong /memanen buah kelapa sawit dari pohon
Kereta sorong
Mengangkut buah kelapa sawit dari kebun ketempat penimbangan
2.9 Manfaat atau kegunaan Proses Industri Minyak Kelapa Sawit Manfaat lain dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain: a. Sebagai bahan bakar alternatif Biodisel b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan) c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan) d. Sebagai bahan dasar industri lainnya (industri sabun, industri kosmetik, industri
makanan) e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi f.
Sebagai bahan pembuat particle board (batang dang pelepah).
24
BAB 3 KESIMPULAN
Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan dengan sektor pertanian (agro‐based industry) yang banyak berkembang di negara‐negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun. Prospek perkembangan industri minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Dengan besarnya produksi yang mampu dihasilkan, tentunya hal ini berdampak positif bagi perekenomian Indonesia, baik dari segi kontribusinya terhadap pendapatan negara, maupun besarnya tenaga kerja yang terserap di sektor. Sektor ini juga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar perkebunan sawit, di mana presentase penduduk miskin di areal ini jauh lebih rendah dari angka penduduk miskin nasional sebesar. Boleh dibilang, industri minyak kelapa sawit ini dapat diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta. Ketaren, S. 2005. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta. Hadi,Nurul. Makalah Pengolahan Kelapa Sawit. https://www.academia.edu/17001547/Makalah_pengolahan_kelapa_sawit?auto=d ownload [ Diakses 21 Desember 2017) ,Adha. Makalah Pengolahan kelapa Sawit Menjadi CPO dan PKO. https://www.academia.edu/17605413/Makalah-pengolahan-kelapa-sawit-menjadicpo-dan-pko?auto=download [ Diakses 21 Desember 2017] http://lemakminyak.blogspot.com/2009/05/pengolahan-minyak-kelapasawit.html/ [Diakses 20 Desember 2017] http://apwardanhu.wordpress.com/2009/03/teknologi-pengolahan-kelapa-sawit/ laporan prakerin ahmad husni lubis, dkk pada Indokem Laborindu//teknik pengolahan kelapa sawit [Diakses 20 Desember 2017] produksi kelapa sawit,http://www.habibiezone [Diakses 20 Desember 2017] http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58115/Chapter%20 II.pdf?sequence=3&isAllowed=y [Diakses 20 Desember 2017] https://nitrocloud-prod.s3-us-west-1.amazonaws.com [Diakses 20 Desember 2017] http://eprints.polsri.ac.id/975/3/BAB%20II.pdf [Diakses 20 Desember 2017] https://www.academia.edu/10031430/INDUSTRI_MINYAK_KELAPA_S AWIT [Diakses 20 Desember 2017] https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=pengola han+limbah+kelapa+sawit [Diakses 20 Desember 2017]
https://www.academia.edu/9192802/PENGOLAHAN_LIMBAH_CAIR_ DI_PABRIK_KELAPA_SAWIT [Diakses 20 Desember 2017
26
27