Makalah Hepatitis Ipk.docx

  • Uploaded by: Nur aisyah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Hepatitis Ipk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,204
  • Pages: 8
A. TUJUAN Untuk mengetahui penyakit hepatitis B Untuk menganalisis penyakit hepatitis B

B. KASUS Seorang pasien X mengeluhkan perutnya sakit, tidak nafsu makan ,lelah,nyeri pada tubuh,dan sakit kepala,mual sampai muntah,dan ketika buang air kecil urinenya sedikit keruh. Dari tanda vital diketahui bahwa HR : 80X/menit Suhu : 38 derajatcelcius RR : 20x/menit TD : 120/80 mmHg Pada pemeriksaan fisik diketahui bahwa kulitnya sedikit menguning. Dokter mencurigai adanya infeksi hapatitis B. Dari kasus tersebut , pemeriksaan apa saja yang diperlukan? Jelaskan mengapa pemeriksaan tersebut mendukung diagnosis! Jika benar pasien menderita hepatitis B ,bagaimanakah kira-kira hasil pemeriksaan laboratoriumnya?

C. DEFENISI Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual,penggunaan berulang jarum suntik,dan transfusi darah dengan virus di dalamnya. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika.Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia

Infeksi karena Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, di mana injeksi diberikan untuk membuat tubuh kebal terhadapnya. Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini. Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali risiko infeksi. Beberapa orang yang terinfeksi virus ini dapat dengan cepat mengalahkan virusnya. Kebanyakan akan terinfeksi untuk seumur hidup. Biasanya terdapat sedikit atau tanpa gejala sama sekali. Kadang-kadang hati rusak berat, menyebakan gagal hati. Gejala yang umum dari gagal hati adalah jaundice, di mana kulit dan mata penderita menjadi kuning, karena zat-zat yang diproduksi tumbuh dan seharusnya disaring oleh hati tidak dilakukan. Masalah lainnya adalah hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati. Tes darah dapat menemukan tanda-tanda proses kerusakan hati. Jika penderita memiliki tanda-tanda tersebut, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebakan virusnya. Pengobatan anti virus diberikan, untuk mencegah virus memperbanyak diri dengan meng-kopi-nya. Bagaimanapun, sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya semuanya hingga tuntas

D. Pemeriksaan yang diperlukan untuk hepatitis B a. Pemeriksaan laboratorium 1. Pemeriksaan Biokimia Stadium akut VHB ditandai dengan AST dan ALT meningkat >10 kali nilai normal, serum bilirubin normal atau hanya meningkat sedikit, peningkatan Alkali Fosfatase (ALP) >3 kali nilai normal, dan kadar albumin serta kolesterol dapat mengalami penurunan. Stadium kronik VHB ditandai dengan AST dan ALT kembali menurun hingga 2-10 kali nilai normal dan kadar albumin rendah tetapi kadar globulin meningkat (Hardjoeno, 2007).

2.

Pemeriksaan serologis

Indikator serologi awal dari VHB akut dan kunci diagnosis penanda infeksi VHB kronik adalah HBsAg, dimana infeksi bertahan di serum >6 bulan (EASL, 2009). Pemeriksaan HBsAg berhubungan dengan selubung permukaan virus. Sekitar 510% pasien, HBsAg menetap di dalam darah yang menandakan terjadinya hepatitis kronis atau carrier (Hardjoeno, 2007). Setelah HBsAg menghilang, anti-HBs terdeteksi dalam serum pasien dan terdeteksi sampai waktu yang tidak terbatas sesudahnya. Karena terdapat variasi dalam waktu timbulnya anti-HBs, kadang terdapat suatu tenggang waktu (window period) beberapa minggu atau lebih yang memisahkan hilangnya HBsAg dan timbulnya anti-HBs. Selama periode tersebut, anti- HBc dapat menjadi bukti serologik pada infeksi VHB.

Hubungan Tes HBsAg dengan Hepatitis B HBsAg merupakan protein yang terdapat pada permukaan virus hepatitis B. Tes HBsAg yang menunjukkan hasil positif, menandakan bahwa seseorang terinfeksi virus hepatitis, dan kemungkinan dapat menulari virus tersebut pada orang lain. Namun, tes ini tidak bisa menjadi satu-satunya patokan, sebab hasil HBsAg yang positif juga bisa terjadi dalam waktu 2 minggu pasca vaksinasi hepatitis B pada beberapa orang. Jika diperlukan, dapat dilakukan tes tambahan untuk memastikan infeksi hepatitis B, yaitu tes Anti HBc, anti HBs, dan IgM anti HBc. Dengan serangkaian tes tersebut, dapat diperoleh hasil untuk memastikan penyakit hepatitis B yang dialami, sekaligus mengetahui hepatitis B yang diderita masuk ke tahap akut atau kronis.

3.

Pemeriksaan molekuler Pemeriksaan molekuler menjadi standar pendekatan secara laboratorium untuk deteksi dan pengukuran DNA VHB dalam serum atau plasma. Pengukuran kadar secara rutin bertujuan untuk mengidentifikasi carrier, menentukan prognosis, dan monitoring efikasi pengobatan antiviral. Metode pemeriksaannya antara lain: a. Radioimmunoassay (RIA) mempunyai keterbatasan karena waktu paruh pendek dan diperlukan penanganan khusus dalam prosedur kerja dan limbahnya. b. Hybrid Capture Chemiluminescence (HCC) merupakan teknik hibridisasi yang lebih sensitif dan tidak menggunakan radioisotop karena sistem deteksinya menggunakan substrat chemiluminescence. 28 c. Amplifikasi signal (metode branched DNA/bDNA) bertujuan untuk menghasilkan sinyal yang dapat dideteksi hanya dari beberapa target molekul asam nukleat. d. Amplifikasi target (metode Polymerase Chain Reaction/PCR) telah dikembangkan teknik real-time PCR untuk pengukuran DNA VHB. Amplifikasi DNA dan kuantifikasi produk PCR terjadi secara bersamaan dalam suatu alat pereaksi tertutup (Hardjoeno, 2007). Pemeriksaan amplifikasi kuantitatif (PCR) dapat mendeteksi kadar VHB DNA sampai dengan 102 kopi/mL, tetapi hasil dari pemeriksaan ini harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena ketidakpastian arti perbedaan klinis dari kadar VHB DNA yang rendah. Berdasarkan pengetahuan dan definisi sekarang tentang Hepatitis B kronik, pemeriksaan standar dengan batas deteksi 105 -106 kopi/mL sudah cukup untuk evaluasi awal pasien dengan Hepatitis B kronik.

4. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik terdiri dari : 1. Suhu tubuh : terjadinya inflamasi didaerah organ hati sehingga menyebabkan kenaikan suhu pada tubuh.

2. Darah : pada sirosis hepar dapat ditemukan Hb rendah, anemia normokrom normositer. Anemia bisa berakibat dari hiperplensime (lien membesar)dengan leukopenia dan trombositopenia (jumlah trombosite dan leukosit kurang dari jumlah normal) 3. Berat Badan : penurunan nafsu makan yang disertai mual dan muntah dan menjadi penyebab bahwa pasien tersebut mengalami sirosis hati. 4. Nadi 5. Pernapasan : terganggunya transport oksigen diparu-paru yang menginduksi pola nafas menjadi lambat dan dalam 6. Mata : meningkatnya kadar bilirubin sehingga menggangu kerja organ liver. 7. Pola eliminasi : BAB bewarna pucat , BAK berwarna gelap,seperti teh

E. PEMBAHASAN Pada kasus ini sebelum kita mendiagnosis pasien mengidap hepatitis B, kita harus mendiagnosis terlebih dahulu kalau pasien benar benar mengidap hepatitis atau tidak. Dan setelah dilihat dari gejala yang diderita pasien menunjuk kan kalau pasien benar benar mengidap hepatitis B. Dan setelah itu melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan serologi seperti pemeriksaan HbsAg, HBc,IgM dan anti HBc,dan anti HBs, dan juga pemeriksaan fisik yang sangat penting. Pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut sudah bisa mendiagnosis pasien mengidap hepatitis B. Alasan menggunakan pemeriksaan tersebut karena proses pemeriksaan nya cepat dan akurat. F. HASIL LABORATORIUM PASIEN Analisis Subyektif (keluhan pasien) a. Sakit diperut b. Tidak nafsu makan c. Lelah d. Nyeri pada tubuh e. Sakit kepala f. Mual sampai muntah g. Urine sedikit keruh

Hasil pemeriksaan fisik : Tekanan darah : 120/80 mmHg ( dalam batas normal) Respiratory rate : 20x/menit Heart rate

:80x/menit

Suhu

: 38 derajat celcius

Kulit

:sedikit menguning

Jika pasien sudah benar mengidap hepatitis B,maka Hasil laboratium nya akan menunjukkan data seperti berikut: 

HBsAg menunjukkan positif



anti HBc menunjukkan positif



IgM anti-HBc menunjukkan positif



Anti-HBs menunjukkan negatif

Makalah Imunologi dan Patologi Klinis Pratikum ke II Hepatitis B

Disusun oleh : Nur Aisyah (170500084) Nova Ayu Andari (170500082) Novera Latania RM(170500083) Golongan/Kelompok: II/D Hari/Tanggal praktikum: kamis ,14 maret 2019 Dosen Jaga Praktikum: Eva Nurinda ,M.Sc.,Apt

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ALAMA ATA YOGYAKARTA

2019

Related Documents

Makalah Hepatitis Ipk.docx
December 2019 18
Makalah Hepatitis-1.docx
October 2019 24
Hepatitis
November 2019 59
Hepatitis
April 2020 38
Hepatitis
June 2020 23
Hepatitis
June 2020 19

More Documents from "migdoel"

Bab Iii.docx
May 2020 13
Konsep Dasar Dhf.docx
May 2020 20
Makalah Hepatitis Ipk.docx
December 2019 18
Sumpah Pemuda.docx
December 2019 32