BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu atau kedua-duanya calon orang tua bayi tersebut tidak diinginkan. Kehamilan jika diinginkan merupakan proses yang sehat dan jika kehamilan itu tidak diinginkan , ia merupakan suatu penyakit Kehamilan merupakan suatu proses faal yang secara normal terjadi pada manusia sebagai insting untuk mempertahankan keturunannya di bumi. Oleh karenanya kehamilan sebagai tanda akan hadirnya anggota baru dan penerus keturunan, pada umumnya akan disambut dengan gembira. Kegembiraan itu sendiri yang sering menutupi resiko yang dihadapi oleh perempuan hamil. Mereka pada umumnya, tidak sadar bahwa kehamilan dapat mempengruhi kesehatan bahkan dapat mengancam jiwa si calon ibu. Dan ternyata tidak semua kehamilan disambut dengan kegembiraan oleh orang tuanya.Karena remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya. Yang seharusnya ia mengkonsumsi minuman, makanan, vitamin yang bermanfaat bagi pertumbuhan janin dan bayi nantinya bisa saja hal tersebut tidak dilakukannya. Selain itu, mereka juga akan mengakhiri kehamilannya atau sering disebut sebagai aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum.
1.2
TUJUAN a. Tujuan Umum Agar mahasiswa memahami tentang unwanted pregnancy and aborsi (kehamilan yang tidak dinginkan dan aborsi) b. Tujuan Khusus 1) Agar mahasiswa memahami pengertian unwanted pregnancy 2) Agar mahasiwa dapat mengetahui penyebab atau alasan unwanted pregnancy
1
2
3) Agar mahasiswa dapat mengetahui dampak dari unwanted pregnancy 4) Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian aborsi secara jelas 5) Agar mahasiswa dapt mengetahui macam macam aborsi 6) Agar mahaiswa dapat mengetahui penyebab terjadinya aborsi 7) Agar mahasiswa dapat mengetahui dampak dari Aborsi 8) Agar mahasiswa dapat mengetahui Penanganan dan pencegahan
3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Unwanted Pregnancy ( kehamilan tidak diinginkan ) A. Pengertian Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat suatu prilaku seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
B. Faktor factor penyebab Unwanted Pregnancy 1) Kehamilan Akibat Perkosaan Perkosaan merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib pada perempuan yang diperkosa. Dampak psikologis dari perkosan ini cukup dalam dan akan menetap seumur hidup, jika perkosaan juga mengakibatkan kehamilan, aib itu tidak hanya akan dialami oleh si korban saja tetapi juga seluruh keluarganya. Seandainya kehamilan itu diteruskan, maka anak yang dilahirkan kelak yang akan mengalami tekanan sosial baik dari keluarga orang tuanya sendiri maupun dari masyarakat sekitarnya. Bahkan ibunya sendiri mungkin akan melihat anak itu sebagai penjelmaan laki-laki yang memperkosanya atau mungkin juga menjadi sasaran balas dendam yang sebenarnya ia tujukan kepada laki- laki yang memperkosanya. 2) Kehamilan Pada Saat yang Tidak Diharapkan Hal ini dapat terjadi pada pekerjaan wanita yang sudah terlanjur menandatangani kontrak bahwa selama beberapa waktu setelah bekerja ia tidak boleh hamil. Hal semacam itu dapat juga terjadi pada mereka yang masih meneruskan sekolah atau mereka yang belum ingin hamil lagi atas alasan-alasan yang sah, misalnya karena alasan anak yang terdahulu belum lagi berusia 1 tahun atau alasan tidak ingin punya anak lagi atau juga karena kesehatan ibu yang lemah.
4
3) Kehamilan yang Terjadi Akibat Hubungan Seksual Diluar Nikah Hubungan sex di luar ikatan perkawinan, menurut norma sosial dan masyarakat serta agama dianggap buruk. Dalam masyarakat yang lebih modern pun, hubungan sex di luar nikah dan terus berlangsung perbuatan semacam itu, membuat kehamilan yang terjadi sebenarnya bukan merupakan kehamilan yang diinginkan. 4) Alasan karir atau masih sekolah ( karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar) 5) Persoalan Ekonomi ( biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak ) 6) Kegagalan Kontrasepsi 7) Bayi yang dalam kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang berat. Cacat majemuk tersebut meliputi kelainan kromosom yang mengakibatkan Tumesis Syndrome, Fragele X Syndrome dan Down Syndrome. Cacat bawaan yang lain meliputi cacat yang terjadi di otak, tulang belakang, jantung, ginjal, dan tangan atau kaki. Selaian itu juga dapat terjadi penyakit-penyakit keturunan seperti TALASEMIA. Tehknologi kedokteran telah mampu mendeteksi adanya kelainan atau cacat pada janin sejak janin masih dalam usia muda. 8) Penundaan atau peningkatan usia kawin atau semakin dininya usia menstruasi (menarche) Keadaan ini menyebabkan masa masa rawan semakin panjang, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kasus hamil luar nikah. 9) Kehamilan tersebut akan membahayakan jiwa ibu. Ibu mempunyai penyakit atau riwayat medis, bila kehamilannya diteruskan maka akan dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. 10) Anak sudah cukup banyak Kesenjangan antara sikap yang menabukan hubungan seks di luar nikah dan terus berlangsungnya perbuatan semacam itu membuat kehamilan yang terjadi sebenarnya bukan merupakan kehamilan yang diinginkan
5
11) Tidak menggunakan alat kontrasepsi Selama melakukan hubungan seksual tidak menggunakan alat kontrasepsi, disebabkan oleh fanatik terhadap keyakinan agama, harga terlalu mahal, stok terbatas, tidak tahu guna, keberadaannya dan cara menggunakannya.
C. Dampak dari Unwanted Pregnancy/ KTD Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah terjadi kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada dua hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi). Semua tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi. a. Risiko Fisik Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan, bahkan bisa sampai pada kematian b. Risiko Psikis atau Psikologis Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kalau mau menikah, hal ini juga bisa mengakibatkan perkawinan bermasalah dan penuh konflik karena sama-sama belum dewasa dan siap memikul tanggungjawab sebagai orang tua. Selain itu pasangan muda terutama pihak perempuan akan dibantu oleh berbagai perasaan tidak nyaman seperti dihanyui rasa malu terusmenerus, rendah diri, bersalah atau berdosa, depresi atau tertekan, psikis dan lain-lain. Bila tidak ditangani dengan baik, maka perasaan tersebut bisa menjadi gangguan kejiwaan yang lebih parah. c. Risiko social Salah satu risiko sosial adalah berhenti/putus sekolah atau kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain dikeluarkan dari sekolah. Hingga saat ini masih banyak sekolah yang tidak mentolerir siswi yanh hamil. Risiko sosial lain adalah menjadi obyek pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dinikmati
6
dan di anggap buruk karena melahirkan anak di luar nikah. Di Indonesia, melahirkan anak diluar nikah masih sering menjadi beban orang tua. d. Risiko ekonomi Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar.
2.2 ABORSI A. Pengertian Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
B. Macam-macam Aborsi Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi yaitu: 1. Aborsi spontan/alamiah Berlangsung tanpa tindakan apapun, kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. 2. Aborsi buatan Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dokter, bidan, dukun beranak). 3. Aborsi terapeutik/medis Adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungannya, tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesagesa.
7
C. Penyebab terjadinya Aborsi 1) Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak berKB atau gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu pendek. 2) Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung bersikap menolak kelahiran anak. 3) Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di luar nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita selalu disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi. 4) Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil (meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil akan dihentikan dari pekerjaannya. 5) Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah, misal SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan kehamilan. Karena merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan belajarnya terhenti dan barangkali masa depannya pun menjadi buruk. Ditambah dengan tekanan masyarakat yang menyisihkan sehingga akhirnya ia melakukan aborsi supaya tetap eksistensi di masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah. 6) Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang mengalaminya lebih menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya akan melakukan aborsi. 7) Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan memicu seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan aborsi dengan alasan usia bayi belum sampai 3 bulan.
8
D. Dampak dari Aborsi Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamilan bila hamil. Jika di negara maju yang melegalkan aborsi, bila dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Di negara kita lebih sering dilakkukan dengan cara tidak aman bahkan tidak lazim oleh dukun aborsi bisa mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis dan sosial terutama bila dilakukan secara tidak aman. a. Risiko Fisik. Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang selain bisa mengakibatkan komplikasi juga bisa menyebabkan kematian. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa mengakibatkan kematian. b. Risiko Psikis Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panik, tertekan atau stres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena bersalah, atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi juga sering kehilangan kepercayaan diri. c. Risiko Sosial Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan merasa tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi. Selanjutnya remaja perempuan lebih sulit menolak ajakan seksual pasangannya. Risiko lain adalah pendidikan menjadi terputus atau masa depan terganggu. d. Risiko ekonomi Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakin tinggi.
E. Penangan dan Pencegahan 1. Unwanted pregnancy dapat dicegah dengan beberapa hal, yaitu: a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah b. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga, seni, dan keagamaan
9
c. Menghindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton vidio porno. 2. Saat menemukan kasus unwanted pregnancy, sebagai petugas kesehatan harus: a. Bersikap bersahabat dengan remaja b. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya c. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan pada dokter ahli d. Memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada remaja yaitu : 1) Diselesaikan secara kekeluargaan 2) Segera menikah 3) Konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana 4) Pemeriksaan kehamilan sesuai standar 5) Bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater 6) Bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG 7) Bila tidak terselesaikan dengan menikah, anjurkan pada keluarga supaya menerima dengan baik 8) Bila ingin melakukan aborsi, berikan konseling risiko aborsi e. Menangani sesegera mungkin jika terjadi komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin f. Memberikan bimbingan dan konseling pada ibu hamil g. Memberikan pendidikan ex education sedini mungkin pada WUS. h. Memberikan penyuluhan pada orangtua untuk lebih memperhatikan pergaulan putra putri
F. Hukum Aborsi Menurut UUD Menurut
hukum
–
hukum
yang
berlaku
diindonesia
aborsi
ataupengguguran janin termasuk kejahatan yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis” yang menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi
10
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang – orang yang mendukung terlaksananya aborsi Beberapa pasal yang terkait adalah : Pasal 229 1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seseorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empt tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. 2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditempuh sepertiga. 3) Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu. Pasal 314 Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 342 Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 343 Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
11
Pasal 346 Seorang
wanita
yang
sengaja
menggugurkan
atau
mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347 1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348 1) 1.Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 349 Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
12
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Upaya pencegahan dan penanggulangan kehamilan yang tidak diinginkan 1. Adapun beberapa upaya pencegahan terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain: a. Pedidikan Seks yang kuat Pendidikan seks harus diberikan sedini mungkin kepada remaja dengan tetap memperhatikan tingkat perkembangannya. Salah satu fator dominan dalam seks education selain guru dan petugas kesehatan. Peran orang tua sangat potensial dalam pengembangan kualitas kepribadaian remaja terutama masalah kesehatan reproduksi dan tanpa harus lepas dari makna religious. Keberhasilan pendidikan seks tergantung pada sejauh mana orang tua bersikap terbuka dan mempu menjalin komunikasi efektif, tanpa harus melarang remaja melakukan interaksi, penting juga dalam memberikan rambu-rambu dalam rangka membangun “Pergaulan yang Sehat”, dengan demikian kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah. b. Menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma Dengan mengajarkan serta menerapkan nilai-nilai dan normanorma yang berlaku di masyarakat akan menciptakan kehidupan yang tentram, aman dan sejahtera tanpa adanya suatu masalah akibat penyimpangan nilai-nilai dan norma-norma. c. Tradisi Masyarakat Kebiasaan dan adat istiadat yang harus menjadi salah satu faktor pendukung dalam upaya pencegahan kehamilan tidak diinginkan. Sebaliknya, adat dan kebiasaan masyarakat yang kurang baik hendaknya ditinggalkan, seperti orang tua yang mengharuskan anaknya untuk menikah diusia muda, adanya perjodohan, serta tradisi masyarakat yang beranggapan bahwa membicarakan seks adalah sesuatu yang kotor, tidak pantas, dan dianggap tabu. Padahal hal tersebut dapat menghambat proses pengajaran seks education.
13
d. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah e. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga, seni dan keagamaan f. Hidari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno. 2. Adapun beberapa cara penanggulangan terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain: a. Penggunaan alat kontrasepsi seperti, IUD, spiral, susuk, pil, kondom, dll. Dimana penggunaan kontrasepsi ini harus tepat agar tidak terjadi kegagalan kontrasepsi b. Peran media dalam membentuk karakter seseorang. Sinetron atau film yang merupakan metode reversible yang biasa dipakai pasangan untuk mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan. c. Peran Lingkungan sekitar. Peranan orang tua, teman, saudara, tetangga, petugas kesehatan dan masyarakat untuk tetap mensupport ibu hamil untuk merawat janinnya baik secara social, ekonomi, psikologis, maupun pelayanan kesehatan yang memadai.
3.2 Cara Petugas Kesehatan menangani kasus unwanted pregnancy (KTD) pada remaja Saat menemukan kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai petugas kesehatan harus: 1. Bersikap bersahabat dengan remaja. 2. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya. 3. Apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter ahli. 4. Memberikan alternative penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada remaja yaitu: a. Diselesaikan secara kekeluargaan b. Segera menikah c. Konseling kehamilan, persalinan dan keluarga berencana
14
d. Pemeriksaan kehamilan sesuai standar e. Bila ada gangguan kejiwaan, rujuk ke psikiater f. Bila ada resiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG g. Bila tidak diselenggarakan dengan menikah, anjurkan pada keluarga supaya menerima dengan baik. h. Bila ingin melakukan aborsi, berikan konseling resiko aborsi
3.3 Peran Bidan dalam menanggulangi kehamilan tidak diinginkan 1. Memberikan penyuluhan kepada para remaja tentang seks education khususnya dan kepada masyarakat umumnya 2. Memberikan penyuluhan kepada para orang tua yang mempunyai anak untuk mengawasi mereka agar tidak memberikan kesempatan untuk memasuki pergaulan bebas. Serta untuk tetap memperhatikan setiap perkembangan anak dan pembentukan kepribadiannya. 3. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang sudah berumah tangga untuk menggunakan kontrasepsi secara tepat guna agar tidak terjadikegagalan kontrasepsi.
15
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Pokok Bahasan
: Kehamilan Tidak Diinginkan
Sub Pokok Bahasan
: Pencegahan kehamilan tidak diinginkan.
Sasaran
:Siswa - siswi
Waktu
: 30 menit.
Tanggal
: 25 Oktober 2016
Tempat
: SMA CAHAYA
A. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu memahami tentang Kehamilan yang tidak di inginkan dan solusinya 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1) Menjelaskan kembali pengertian kehamilan yang tidak diinginkan dengan benar tanpa bantuan 2) Menyebutkan 4 (empat) penyebab kehamilan tidak diinginkan. 3) Menyebutkan 5 (lima) Dampak yang timbul pada kehamilan tidak diinginkan 4) Menyebutkan pencegahan kehamilan tidak diinginkan
B. GARIS BESAR MATERI 1. Pengertian kehamilan tidak diinginkan 2. Penyebab kehamilan tidak diinginkan 3. Dampak kehamilan tidak diinginkan 4. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan
C. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi
16
3. Tanya jawab
D. MEDIA 1. Leaflet 2. Power point
E. KEGIATAN NO
WAKTU
TAHAP
PENYULUH
METODE
MEDIA
KEGIATAN 1
5 menit
Pembukaan
- memberi
ceramah
salam/memperkenalkan diri - menjelaskan tujuan 2
20 menit
Isi
- menyampaikan
materi ceramah
pembelajaran
point
- pengertian kehamilan tidak diinginkan - penyebab kehamilan tidak diinginkan - dampak kehamilan tidak diinginkan - Pencegahan
kehamilan
tidak diinginkan 3
5 menit
Penutup
- memberikan pada
kesempatan
peserta
untuk
bertanya - Menyimpulkan kegiatan - Mengucapkan salam
F. EVALUASI Prosedur : Post Test Jenis Test : lisan
Power
hasil
17
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Kehamilan Tidak Diinginkan Kehamilan yang tidak diinginkan mengandung arti sebagai kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan tidak menginginkan anak sama sekali. Kehamilan tidak diinginkam juga bukan hanya terjadi pada remaja. Tapi pada pasangan yang telah menikah pun kehamilan tidak diinginkan masih mungkin terjadi.
B. Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan 1.
Melakukan hubungan seksual pra nikah
2.
Tindaka pemerkosaan/kekerasan seksual
3.
Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi
4.
Kurangnya ekonomi
C. Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan 1.
Terganggunya psikologis pada usia remaja
2.
Meningkatkan Resiko lahir mati
3.
Kelahiran premature
4.
Pengeluaran dari sekolah
5.
Aborsi
Beberapa resiko medis akibat dari kehamilan pada usia dini, diantaranya : 1. Rahim (uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 th, karena baru pada usia ini fungsi hormonal melewati masa kerjanya yang maksimal. 2. Sistem hormonal belum stabil maka terjadi ketidakteraturnya menstruasi hal yang sama terjadi bila remaja tersebut tersebut mengalami kehamilan ketidakteraturan tersebut membuat kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi perdarahan, terjadilah abortus atau kematian janin. 3. Terlalu dininya usia kehamilan dan persalinan memperpanjang kehamilan rentang reproduksi aktif. Hal ini akan meningkatkan resiko timbulnya kanker leher rahim dikemudian hari.
18
4. Kebanyakan Kehamilan remaja, pada usia 16 tahun jarang menghasilkan bayi yang sehat.
D. Pencegahan kehamilan tidak diinginkan Dengan cara : 1. Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi/pendidikan seks di lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat 2. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum nikah. 3. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti OR, seni dan keagamaan. 4. Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menumbulkan dorongan seksual, seperti meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno. 5. Memperoleh informasi tentang manfaat dan penggunaan alat-alat kontrasepsi. 6. Mendapatkan keterangan tentang kegagalan alat kontrasepsi dan cara penggunaanya. 7. Untuk pasangan remaja yang sudah menikah sebaiknya memakai cara KB yang kegagalannya rendah seperti sterilisasi, susuk KB, IUD, Suntikan
19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan KTD merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan itu bias akibat dari perilaku seksual/hubungan seksual baik yang yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Banyak kasus menunjukan bahwa tidak sedikit orang yang tidak bertanggung jawab atas kondisi ini. Dalam hal ini memiliki akibat yang tidak inginkan terdiri dari : dampak negatif antara lain. a. Obstetri b. Psikologi c. Sosial d. Berbagai Penyakit e. Meningkatnya AKI dan AKB Upaya pencegahan dan penanggulangan kehamilan yang tidak diinginkan terdiri dari : 1) Pedidikan Seks yang kuat 2) Menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-norma 3) Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah 4) Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolahraga, seni dan keagamaan 5) Hidari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan dorongan seksual, Adapun beberapa cara penanggulangan terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain. 1) Penggunaan alat kontrasepsi seperti, IUD 2) Peran media dalam membentuk karakter seseorang. 3) Peran Lingkungan sekitar. 4) Peranan orang tua, teman, saudara, tetangga, petugas kesehatan dan masyarakat
20
4.2 Saran Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “ kehamilan yang tidak diinginkan” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui kehamilan yang baik sesuai dengna keinginan dan tidak diinginkan dalam membina rumah tangga yang baik. Selain itu dapat sebagai pedoman dalam kehidupan yang baru kelak.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagus Gde manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC; Jakarta; 1999. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta:JNPKKR-POGI;2001 Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.1998. Llewellyn-Jones Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. 2001. Saefudin AB, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta,YBP-SP.2002 Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta; 1998 7. Varney H. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta;2000