Makalah Geologi Lingkungan.docx

  • Uploaded by: alvin kleden
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Geologi Lingkungan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,421
  • Pages: 12
MAKALAH GEOLOGI LINGKUNGAN

GERAKAN HEMAT AIR Langkah Sederhana Selamatkan Bumi Kita

OLEH Yohanes Alvin L. Kleden 1424032

Teknik Planologi Program Sarjana Institut Teknologi Nasional Malang 2014

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang di beri judul “GERAKAN HEMAT AIR; Langkah Sederhana Selamatkan Bumi Kita”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geologi Lingkungan. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki. Namun demikian, dengan segala kemampuan yang ada dan dengan rasa tanggung jawab, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, uluran tangan, maupun bimbingan dari berbagai pihak, makalah ini tidak dapat terwujud, untuk itu pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Agus Gunarto selaku dosen Mata Kuliah Geologi Lingkungan. 2. Teman-teman yang telah mendukung penyelesaian makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Semoga semua bantuan yang telah diberikan dibalas oleh Tuhan Yang Mahamurah dengan balasan yang setimpal. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Malang, Oktober 2014 Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. Di planet kita, semua sudah tahu bahwa semua jenis kehidupan sangat tergantung pada air untuk tetap hidup dan berkembang. Tiga per empat bumi adalam air, sama seperti manusia yang 55% - 78% tubuhnya terdiri dari air. Saking pentingnya air bagi kehidupan, manusia hanya bisa bertahan paling lama lima hari tanpa air. Dalam skala yang lebih luas, air bersih dan sehat sangat penting bagi perkembangan sosial dan ekonomi. Keprihatinan negara-negara di dunia terhadap keberadaan Sumber Daya Air (SDA) dewasa ini semakin menggejolak. Cadangan air semakin berkurang sementara kebutuhan – kebutuhan yang menggunakan bahan dasar air semakin meningkat. Bahkan, negara kita, Indonesia yang berpredikat sebagai negara kelima yang memiliki cadangan air terbanyak, di saat musim kemarau juga mengalami kelangkaan air. Dari fenomena tersebut maka negara-negara di seluruh dunia menyerukan kepada seluruh masyarakat melalui peringatan Hari Air Dunia (HAD) untuk mengambil langkahlangkah penyelamatan air demi generasi yang akan datang, demi anak cucu kita nantinya. B.

C.

Rumusan Masalah.

1. 2. 3.

Apa pentingnya air bagi kehidupan, khususnya kehidupan manusia?

4.

Apa solusi yang bisa ditawarkan dari sisi bidang Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota?

Mengapa perlu adanya gerakan menghemat air? Bagaimana hubungan antara Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dengan permasalahan yang ada?

Tujuan Penulisan. 1. Memenuhi tugas mata kuliah Geologi Lingkungan. 2. Mengetahui peran penting air bagi kehidupan. 3. Memahami pentingnya gerakan untuk mengehemat air yang ada. 4. Mengetahui dan memahami hubungan antara Ilmu Perencanaan Wilayah & Kota dengan masalah kelangkaan air serta solusi yang ditawarkan bidang ilmu yang bersangkutan.

BAB II ISI

A. Peran Penting Air Bagi Keberlangsungan Kehidupan di Planet Bumi Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup. Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air. Jadi bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung karen tersedianya Air yang cukup. Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri. Fungsi air sangatlah penting bagi semua manusia dan kehidupan lainnya di muka bumi ini. Seluruh makhluk hidup memerlukan air, karena air merupakan salah satu unsur alam paling berpengaruh bagi kelangsungan hidup seluruh spesies di muka bumi ini. Air juga merupakan elemen alam yang paling dominan di muka bumi ini. Sebagian besar wilayah bumi terdiri dari air. Dan itu bisa dilihat dari luasnya samudera dan lautan, serta banyaknya sungai maupun danau. Air merupakan elemen keseimbangan di dunia ini. Semua makhluk hidup — baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan — pastilah memerlukan air untuk kelangsungan hidupnya. Kita sebagai manusia sangat bergantung pada makhluk hidup lain. Tumbuhan misalnya. Selain bisa untuk dikonsumsi (sayuran dan buah-buahan), tumbuhan seperti pepohonan adalah penghasil oksigen. Oksigen adalah zat yang kita hisap sewaktu bernafas. Tanpa oksigen (yang dihasilkan oleh pepohonan itu), manusia takkan bisa bernafas dan bisa mati. Begitu pula dengan hewan. Beberapa spesies hewan tertentu memiliki kadar protein yang tinggi dan bagus untuk dikonsumsi manusia. Tanpa mengonsumsi hewan, manusia belum tentu memiliki kecerdasan seperti sekarang ini. Bahkan susu yang menyehatkan juga berasal dari hewan, yaitu sapi. Itulah yang dimaksud dengan keseimbangan kehidupan, dan semua itu bergantung kepada elemen yang bernama air.Air dan kehidupan manusia pada dasarnya memiliki hubungan yang sangat erat. Tanpa air, manusia tak akan bisa memenuhi kebutuhan seharihari seperti mencuci baju, mandi, memasak, minum dan lain sebagainya.Tanpa air, manusia tak akan bisa bertahan hidup ,dan perlu diingat, bahwasanya tubuh manusia terdiri dari 73% air. Jadi, bisa dibayangkan betapa pentingnya peran air bagi kehidupan manusia di bumi ini.

B. Hemat Air Selamatkan Planet. Air adalah kehidupan, begitu pepatah lawas mengungkapkan. Tidak berlebihan, sebab sebagai komponen penting, keberadaannya mutlak dibutuhkan. Celakanya, pemenuhan air bersih diIndonesiatetap menjadi masalah, terutama di Pulau Jawa. Di pulau terpadat penduduk ini, hanya mempunyai 4,5% potensi air tawar nasional tetapi harus menopang 65% dari jumlah penduduk Indonesia yang ± 220 juta jiwa. Ini menunjukan jumlah ketersediaan air bersih tidak sepadan dengan permintaannya. Sistem pipanisai (air PAM) yang diterapkan, hanya cukup untuk mengaliri 23% rumah tangga di Indonesia, selebihnya harus mengambil air tanah guna mencukupi kebutuhan akan air. Di Jakarta misalnya, 73% kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dicukupi dari air tanah. Nah, bisa Kita bayangkan apa yang akan terjadi bila secara beramai-ramai setiap hari Kita menggunakan air tanah tanpa kendali? Besarnya volume pengambilan air tanah ini tentu saja akan menimbulkan dampak negatif. Selain dapat menurunkan tingkat permukaan tanah, menurunnya debit air tanah akan mampu mempercepat intrusi air laut ke daratan. Artinya, kandungan air tanah akan berubah menjadi air laut yang tidak layak konsumsi. Yang lebih mengerikan lagi jika penurunan permukaan tanah sudah lebih rendah dari permukaan air laut, maka potensi terjadi tenggelam sangat besar. Melihat dampaknya yang tidak bisa dianggap sepele, akan lebih baik jika sedari dini Kita peduli untuk membantu menjaga kelestarian alam dari kerusakan yang serius. Banyak hal-hal sederhana yang sebetulnya dapat Kita lakukan untuk mulai menghemat penggunaan air bersih di rumah antara lain: 1. Manfaatkanlah air secara optimal, selalu merawat dan tidak membiarkan jalur pipa bocor. Perbaiki segera jika terdapat kebocoran instalasi pipa air minum di rumah Kita, kebocoran satu tetes air dapat mencapai 2.400 galon air dalam setahun. 2. Jangan membiarkan kran air menyala terus ketika Kita sedang menyikat gigi, cuci muka, atau bercukur, mencuci piring dan lainnya. Satu menit Kita membiarkan kran air terbuka, setidaknya 5 liter air terbuang percuma. 3. Gunakanlah ember penampung air ketika sedang mencuci mobil atau motor, sehingga tidak menghambur-hamburkan air yang terus mengucur dari selang. Kalaupun tetap ingin menggunakan selang, matikan air saat menyabun dan baru nyalakan saat akan membilas. Seperempat jam menutup kran, Kita turut menghemat puluhan liter air. 4. Memasang pancuran air di kamar mandi Kita dan mengurangi mandi dengan menggunakan gayung air terlebih dengan cara berendam. Penggunaan pancuran tiga kali lebih hemat dari pada menggunakan gayung atau berendam. 5. Menggunakan mesin cuci pakaian yang otomatis mampu menghemat air. Mencuci dalam jumlah banyak akan lebih hemat air dari pada sedikit, tetapi sering. Jika tidak menggunakan mesin cuci, jangan membilas langsung dibawah kran, tapi tampunglah air dalam ember untuk membilas. 6. Tidak menggunakan air bersih ketika menyiram halaman atau tanaman. Gunakanlah limbah air rumah tangga yang tidak terlalu kotor.

7. Upayakan untuk membuat sumur resapan air di tempat tinggal Kita untuk mengganti air yang Kita konsumsi. Hindari menghabiskan semua lahan pekarangan dengan disemen, ini untuk mempertahankan air hujan dapat meresap langsung kedalam tanah. 8. Selain sumur resapan, ada baiknya Kita juga membuat biopori untuk mencegah banjir dan menjaga kelangsungan lingkungan di sekitar Kita. Nah, tentu saja masih banyak hal yang dapat Kita lakukan untuk menambah tips berhemat air bersih. Selain berandil menyelamatkan lingkungan, penghematan air juga berdampak positif terhadap pengeluaran rutin Kita untuk membayar tagihan air atau listrik. Akhirnya, ayo Kita bertindak! karena sekecil apapun tindakan, Kita telah ikut menyelamatkan planet ini.

C. Hubungan Perencanaan Wilayah & Kota Dengan Krisis Kelangkaan Air Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 5 ayat (2) adalah landasan hukum bagi penataan lingkungan fisik (geologi). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pengertian kedua kawasan tersebut kemudian dijelaskan dalam Pasal 1 no. 21 dan 22, yakni kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudi dayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dijelaskan bahwa kawasan lindung geologi merupakan bagian dari kawasan lindung nasional. Pada pasal 53 dijelaskan kawasan rawan bencana merupakan bagian dari kawasan lindung geologi. Kaitan Penataan Ruang dengan Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dijelaskan pada pasal 35 huruf f mengenai pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dan dalam pasal 38 huruf d tentang penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 1 dijelaskan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Geologi Tata Lingkungan merupakan media dalam penerapan informasi geologi melalui penataan ruang dalam rangka pengembangan wilayah dan pengelolaan lingkungan, yaitu memberikan informasi tentang karakteristik lingkungan geologi suatu lokasi/wilayah berdasarkan keterpaduan dari aspek sumber daya geologi sebagai faktor pendukung dan aspek bencana geologi sebagai faktor kendala. Selanjutnya hasil kajian geologi lingkungan menggambarkan tingkat keleluasaan suatu wilayah untuk dikembangkan.

Tingkat keleluasaan (restraint) suatu wilayah untuk dikembangkan pada dasarnya menggambarkan tingkat kemudahan dalam pengorganisasian ruang kegiatan maupun pemilihan jenis penggunaan lahan (Indra Badri 2005). Pengertian keleluasaan yaitu peringkat wilayah yang dapat dikembangkan sebagai kawasan budi daya dalam arti leluasa dalam pemilahan penggunaan lahan dan mudah dalam pengorganisasian ruang. Tersedianya data dan informasi geologi lingkungan dapat dijadikan bahan masukan dan sekaligus evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang sudah ada maupun yang akan disusun terutama berguna untuk:  Memberi gambaran secara garis besar rekomendasi dalam penggunaan lahan ditinjau dari

geologi lingkungan dan sebagai bahan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota maupun bagi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kecamatan.  Memberi gambaran mengenai faktor pendukung dan kendala geologi lingkungan bagi

pembangunan wilayah dan pengelolaan lingkungan secara keseluruhan. Penyusunan informasi Geologi Lingkungan dilakukan dengan menggabungkan informasi dari peta tematik geologi maupun peta non-geologi. Informasi geologi lingkungan dapat membantu mengatasi permasalahan lingkungan dan upaya pengelolaannya melalui rekomendasi penggunaan lahan dan juga menyediakan alternatif pemecahan permasalahannya. Analisis geologi lingkungan menggunakan metode pembobotan/skoring secara kuantitatif dan penilaian para ahli ditumpang susun (overlay) dari peta-peta tematik secara manual maupun dengan Sistem Informasi Geografi (SIG).

D. Penanganan Kelangkaan Air bersarkan Hukum Ilmu Perencanaan Wilayah & Kota Karakteristik dan Ancaman Daerah Resapan 1. Karakteristik Daerah Resapan Berdasarkan karakteristiknya litologinya, daerah resapan potennsial secara spesifik ditandai oleh jalur-jalur biru yang merupakan satuan batuan, terbentuk akibat evolusi bumi pada zaman tersier (200 juta tahun lalu), dan dikenal sebagai alur-alur endapan alluvial sungai purba. Endapan ini memiliki ketebalan ± 10 meter, terdiri atas batuan pasir, lempung, dan lanau, yang sangat poros terhadap pekolasi air. Alur-alur biru (sungai purba) berdasarkan bentang alamnya, lebih mendominansi wilayah cekungan (lembah), dan secara alami memiliki ciri (a) kondisi tanahnya yang poros, (porositas dan premabilitas tinggi), (b) berkemampuan dalam meresapkan air (infiltrasi) kedalam tanah, serta (c) perbedaan air tanah dangkal yang relatif mencolok pada musim kemarau dan penghujan. Dengan demikian, pemahaman makna daerah resapan dalam hamparan bentang alam, paling tidak ada lima unsur utama sebagai penciri yang harus dipenuhi yaitu: (a) kondisi tanahnya poros, (b) kemampuan dalam meresapkan air, (c) memiliki perbedaan tinggi air tanah dangkal, dan (d) berada pada wilayah dengan curah hujan cukup tinggi >2500 mm/tahun, serta (e) berpenutupan vegetasi dengan sistem perakaran dalam serta memiliki strata (pelapisan) tajuk dan tumbuhan bawah. Porositas dan premabilitas tanah, dipengaruhi oleh struktur dan tektur tanahnya;

dimana kandungan pasir dalam tanah sangat menentukan. Semakin tinggi kandungan pasir dalam tanah, maka kesarangan tanah akan semakin tinggi, dan berarti akan memacu terhadap peresapan air kedalam tanah, termasuk laju perkolasimya. Perbedaan (delta) tinggi/rendahnya air tanah dangkal pada musim kemarau dan penghujan, dimaksudkan sebagai bukti adanya sirkulasi tata air baik kearah samping maupun kearah dalam. Aliran

sirkulasi kearah samping berperan untuk mensuplai daerah sekitarnya (sumur), dan atau daerah yang air tanahnya lebih dalam, sedangkan kearah dalam erat kaitannya dengan suplai air ke persediaan air bawah tanah atau air tanah dalam (ground water). Pentingnya daerah yang memiliki curuh hujan tinggi, dimaksudkan agar potensi air yang dapat dimanfaatkan masuk kedalam tanah cukup besar. Adapun penutupan vegetasi dengan strata tajuk, sistem perakaran dalam, dan vegetasi dasar, memiliki peranan fungsi sebagai bio-filter baik terhadap sifat fisik-kimia tanah dan air, maupun kemampuannya dalam mengendalikan besaran laju air limpasan. 2. Ancaman Terganggunya Daerah Resapan A. Tata Ruang Wilayah Konsepsi dasar alokasi tata ruang suatu wilayah secara umum tertuang dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan dijabarkan dalam RRTRW (Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah) berbasis wilayah kecamatan. Tujuan penyusunan terhadap RRTRW untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang berdasarkan alokasi pertumbuhan wilayah yang telah ada; dengan mempertimbangkan KDB yang telah ditetapkan. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) KDB, sering juga dimaknakan sebagai KLB (Koefisie n Lantai bangunan), yang pada hakekatnya merupakan kaidah dan rambu-rambu, agar lantai bangunan yang dirancang tidak menyebabkan terganggunya tata air tanah; ditinjau dari masukan (input) maupun tata air (sirkulasi) dalam tanah. Intensitas Pemanfaatan Ruang Dalam penyusunan RRTRW, tetapan KDB dipergunakan sebagai dasar pertimbangan utamanya. Akan tetapi dalam prakteknya sangat sulit untuk diterapkan dan implementasinya berlaku mundur, karena lahirnya rambu-rambu KDB setelah muncul permasalahan. Oleh sebab itu dalam penyusunan RRTRW sering mengalami masalah yang sulit dipecahkan jalan keluarnya; hingga RRTRW yang disusun sering tidak implementatif. Intensitas Pemanfaatan Ruang (IPR), pada hakekatnya mirip apa yang dimaksud dengan KDB. Kalau KDB dimaksudkan sebagai rambu rancangan bangunan, atas dasar ratio antara lahan yang diijinkan untuk dibangun berdasarkan luas persil. Akan tetapi IPR merupakan realisasi hasil perhitungan ratio antara lantai bangunan yang ada (eksis) dengan ruang terbuka eksis. Ruang terbuka yang dimaksudkan, merupakan kawasan yang sama sekali tidak ada lantai bangunannya; apakah dalam bentuk RTH, badan sungai, situ-situ dan atau halaman kebun pekarangan di luar RTH. IPR dalam suatu wilayah sangat erat keterkaitannya dengan pengembangan wilayah perkotaan; dan merupakan solusi pemecahan masalah yang sulit dijabarkan dalam penyusunan RRTRW. Hasil analisis IPR suatu wilayah akan diperoleh informasi tiga tatanan yaitu: (a) suatu wilayah masih mampu untuk dikembangkan baik secara vertikal maupun horizontal; (b) hanya mampu dikembangkan kearah vertikal, dan (c) suatu wilayah telah melebihi abang batas lantai bangunan, hingga perlu pengaturan keterkaitannya dengan relokasi melalui pemantapan RRTRW. Tetapan besaran IPR suatu wilayah, ditambah dengan potensi air tanah dangkal, dan besaran pemanfaatannya dapat dipergunakan sebagai dasar

penetapan besaran diameter sumur resapan yang harus dibangun berdasarkan luas persil, dan atau luasan berdasarkan sistem komunal. B. Kekeliruan dalam Penetapan Kawasan Hijau (RTH) Memaknakan kawasan hijau (RTH), sering diartikan sebagai ruang (lahan) terbuka yang potensial untuk dihijaukan. Pemahaman tersebut kurang tepat bahkan keliru. penetapan luas kawasan hijau (RTH) seperti tertuang dalam RTRW (umumnya 2010) suatu wilayah, bertujuan untuk menyerasikan keseimbangan antara sosiosistem, ekosistem dan teknosistem; hingga terciptanya mintakat lingkungan hidup (kenyamanan) bagi penghuninya. Namun demikian, mencermati penetapan luas RTH di beberapa Propinsi, Kabupaten dan Kota di Indonesia, tampaknya didasarkan atas perkiraan yang kurang mendasar,padahal rumusannya sangat sederhana dengan memanfaatkan formula fotosintesa. CO2 ; diilustrasikan sebagai sumber polutan; H2O, potensi sumber air tanah; C6 H12 O6, merupakan luas permukaan hijau daun (leaf area index), dan O2 dilustrasikan sebagai mintakat kenyamanan lingkungan manusia. Mengacu terhadap patokan (Baker, 1952), bahwa setiap 1.000 penduduk memerlukan luas permukaan daun 1,25 ha atau equivalen dengan 0,825 ha luas kawasan hijau dalam bentuk tanaman rapat berstrata tajuk, dan memiliki sistem perakaran dalam. Kriteria kawasan hijau dimaksud, memiliki koefisien 0,8 (USLE, 1975), dan dinilai mampu menyerasikan keseimbangan alam dan lingkungannya, antara besaran polutan, kemanpuan menguapkan air (evapotranspirasi), menjerap air kedalam tanah (infiltrasi), dan mengendalikan laju limpasan, serta menghasilkan oksigen. Atas dasar patokan di atas, maka setiap wilayah dapat menetapkan berapa kebutuhan kawasan hijau yang dinilai ideal dan rasional. Konsepsi Pengelolaan Daerah Resapan Sebagai Penujang Pengelolaan Sumberdaya Air 1. Mekanisme Distribusi Hujan Air hujan yang meresap kedalam tanah, melalui dua tahapan yaitu infiltrasi, dan perkolasi. Infiltrasi merupakan proses meresapnya air ke lapisan tanah, dan dalam perjalanannya (perkolasi) ada yang sebagian menyimpang kearah samping menjadi air rembesan, sedangkan lainnya menuju ke arah air bawah tanah (ground water). Kemampuan vegetasi dasar, dan kondisi lapisan top soil yang kaya dengan bahan organik dan humus, sangat efektif dalam meresapkan air kedalam tanah. Berbeda halnya dengan proses perkolasi yang sangat ditentukan oleh struktur dan tektur tanah, dan bukan oleh jenis tanahnya. Lapisan tanah pada horizon A, dan B (zona perakaran tumbuhan), dengan kandungan pasir tinggi, memiliki porositas dan premabilitas yang tinggi dalam melajukan air kedalam tanah. Proses perembesan kearah samping, terjadi karena kurang mampunya sistem perakaran dalam menahan dan menjerap air.

2. Mekanisme Debit Aliran Kemerosotan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, membawa konsekuensi bukan saja menurunnya tingkat produktivitas, akan tetapi menghangatkan isu yang selama ini masih

menjadi silang pendapat; bahwa penggunaan tanah yang keliru dan kurang tepat akan mengakibatkan fenomena alam seperti banjir, kekeringan, perubahan iklim global, dan bahkan kemungkinan terjadinya penggurunan (desertification). Terganggunya tata air tanah di wilayah perkotaan bukan saja disebabkan oleh hilangnya penutupan vegetasi, dan atau terbatasnya lapisan tanah yang mampu menginfiltrasi air kedalam tanah, akan tetapi lebih cenderung disebabkan kekurang seimbangan antara masukan air kedalam tanah (infiltrasi) dengan keluaran dalam bentuk pemanfaatan air yang tidak terkontrol. 3. Konsepsi Dasar Pengelolaan Daerah Resapan Seperti uraian terdahulu, efektifitas daerah resapan sebagai alur lintas meresapnya air kedalam tanah, memiliki empat kriteria yaitu kemampuan daya serap air, potensi dan karakteristik hujan, tipe penggunaan tanah, dan alur-alur sungai purba. A. Rancang Tindak Penanganan Rancang tindak penanganan, lebih diarahkan terhadap (a) rekayasa pemulihan degradasi lahan, (b) pemulihan peranan fungsi jasa bio-hidrologis penutupan vegetasi, dan (c) sosialisasi arti pentingnya pemahaman makna konservasi tanah dan air. Pemulihan degradasi lahan, dilakukan melalui tindakan konservasi tanah baik secara biologis (sengkedan), penerapan teknologi mulching, dan atau secara fisik dengan dibangunanya teknik-teknik guludan. Pemulihan peranan fungsi jasa bio-hidrologis penutupan vegetasi, dilakukan dengan mengembangkan jenis-jenis cepat tumbuh, dengan membentuk tajuk, dan memiliki sistem perakaran dalam, sedangkan pemberdayaan masyarakat akan arti pentingnya pemahaman makna konservasi tanah dan air, dilakukan melalui penyuluhan secara berkala Upaya lain yang erat kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga dilakukan, melalui upaya peningkatan budidaya usaha tani, dan pengembangan home industri berbasis pertaian pangan. B. Strategi dan Aplikasi Penerapan Strategi dalam manajemen bioregional, untuk tujuan penyelamatan, pelestarian dan pemanfaatan secara optimal, diimplementasikan dalam bentuk action plan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (a). Tindakan pengukuhan, jalur-jalur biru sebagai bagian dari dimensi tata ruang bawah tanah yang berperan sebagai penyangga tata air tanah dangkal/dalam. (b). Pemantapan data base status kepemilikan, untuk tujuan penyerasian antara tingkat keloyalan masyarakat dengan besaran insentif yang diberikan. (c). Agar implementasi pemulihan daerah resapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, pemberdayaan tanaman produktif (buah-buahan), tanaman berkhasiat obat, juga tetumbuhan yang mampu memicu kehadiran lebah madu. (d). Pengembangan kawasan tandon air menjadi situ resapan, action plan yang diwujudkan dipaduserasikan dengan bentuk-bentik kawasan rekreasi alam perairan. 3. Tatanan Prioritas Penaganan Penetapan prioritas penanganan, didasarkan atas sentivitas resiko lingkungan, analisis biaya proyek, hasil pemaduserasian antara GAP analisis dan GIS, melalui pemberian bobot skoring. Nilai akhir hasil skoring inilah, pada akhirnya dapat

menentukan tatanan skala prioritas, sebagai acuan dasar kegiatan operasional lapang yang erat kaitannya dengan tujuan penyelamatan dan pelestariannya.

E. Kesimpulan dan Rekomendasi. 1. Pengelolaan sumberdaya air secara terprogram, terpadu berkelanjutan, atas dasar keperidian pemulihan komponen pendukungnya, akan menjamin terkedalinya krisis air, baik secara kuantitas maupun kualitasnya di Indonesia. 2. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan stake holder, merupakan pende-katan yang dinilai paling efektif. 3. Rancang Tindak Penanganan 1/3 kearah vertikal hamparan perbukitan di P. Jawa berbasis Manajemen Bioregional DAS menjadi salah satu prioritas implementasi pengelolaan SD Air. 4. Urgensi Penanganan kawasan resapan wilayah perkotaan, berbasis jalur biru, telah saatnya untuk diolahdayakan, mengingat >50% penduduk Indonesia berada di perkotaan. 5. Implementasi konsepsi kendali, pada dasarnya merupakan Kaidah dan rambu-rambu dalam manajemen pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan.

Daftar Pustaka https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoen.waryono/files/2009/12/29-peranan-kwsn-resapan-air.pdf http://pag.bgl.esdm.go.id/ https://www.pdfcoke.com/doc/221878031/sumur-resapan http://krawatangreenvillage.blogspot.com/2013/04/kenapa-kita-harus-hemat-airbersih.html http://blogditter.com/2012/04/04/menghemat-air-bersih/ https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8QFjAA&url=https %3A%2F%2Fwww.facebook.com%2FForumHijauIndonesia%2Fposts %2F398460550245048&ei=rD1FVJDwO4SumAWy_4LgDg&usg=AFQjCNGFMlzHL5mhrdRxKRl g8eGJNplqvA http://ajiefabregas.blogdetik.com/ http://www.waspadamedan.com/index.php? option=com_content&view=article&id=3234:penegak-hukum-diminta-serius-tangani-kasusperusakan-lahan-&catid=36:sumut http://www.artikellingkunganhidup.com/fungsi-dan-peran-air-bagi-kehidupan-manusia.html http://www.mangyono.com/2014/10/pentingnya-air-bagi-kehidupan-kita-harus-hematair.html http://www.hdindonesia.com/hdipure/pentingnya-air-bersih http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/11/manfaat-air-bagi-kehidupan-manusia.html http://thefirstwinnerblog.blogspot.com/ http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/manfaat-air-dalam-kehidupan/ http://www.artikellingkunganhidup.com/fungsi-dan-peran-air-bagi-kehidupan-manusia.html http://www.academia.edu/3326788/Pentingnya_Air_Bagi_Kehidupan._Hemat_Air

Related Documents

Geologi
October 2019 60
Geologi Question.docx
December 2019 39
Geologi Umum.pdf
December 2019 43

More Documents from "Leidy Arumintia"

December 2019 29
Proposal Brkaf.docx
April 2020 39