Makalah Forensik Bab 9.docx

  • Uploaded by: Usolia
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Forensik Bab 9.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,647
  • Pages: 12
MENDETEKSI FRAUD MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Forensik

Disusun Oleh : 1. Usholia (142160089) 2. Muhammad Iyank N R (142160093) 3. Nisrina Nur Prisdiati (142160097) 4. Gita Redho Yani (142160102)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mencegah fraud adalah bagian dari fraud audit yang bersifat proaktif, sedangkan mendeteksi fraud adalah bagian dari fraud audit yang bersifat investigatif. Orang awam mengharapkan suatu audit umum yang dapat mendeteksi segala macam fraud. Di sisi lain, akuntan publik berupaya memasang pagar-pagar yang membatasi tanggung jawabnya, khususnya mengenai penemuan atau pengungkapan fraud. Di antara keduanya terdapat kesenjangan. Davia menyarankan fraud-specific examination untuk akuntansi forensik.Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui bahwa suatu kasus kecurangan memang benar terjadi, siapa pelakunya, siapa korbannya, serta apa yang menyebabkan kecurangan itu terjadi. Karena ketika seorang pelaku melakukan tindakan kecurangan pastilah ada alasan atau pendorong yang mengakibatkannya melakukan tindak kecurangan. Kunci utama pada pendeteksian fraud adalah untuk dapat melihat adanya kesalahan dan ketidakberesan. Fraud (kecurangan) pada hakekatnya tersembunyi dan pelakunya pada umumnya juga akan menyembunyikan jejaknya. Oleh karena itu, pendeteksianfraud juga tidak dapat dilakukan langsung dengan melihat jejak yang ditinggalkannya. Pendeteksian fraud dilakukan dengan mengidentifikasi tanda- tanda atau gejala terjadinya, kemudian dianalisis apakah tanda-tanda itu dapat menunjukkan identifikasi awal terjadinya fraud. Menurut Karyono (2013 : 92-94) terdapat beberapa langkah dalam mendeteksi fraud. Langkah awal dari pendeteksian fraud ialah memahami aktivitas organisasi dan mengenal serta memahami seluruh sektor usaha. Langkah selanjutnya adalah dengan memahami tanda-tanda penyebab terjadinya fraud. Tanda-tanda penyebab terjadinya fraud berupa berbagai keanehan, keganjilan, dan penyimpangan dari keadaan yang seharusnya serta kelemahan dalam pengendalian intern. Pendeteksian fraud terhadap gejala dan tanda-tanda fraud dapat pula dilakukan terhadap kondisi atau situasi tertentu yang disebut bendera merah (red flags) yaitu suatu kondisi yang memberi isyarat dini terjadinya fraud (fraud warning signs). Pendeteksian selanjutnya dilakukan dengan critical point of auditing dan teknik analisis kepekaan. Critical point of auditing adalah teknik pendeteksian fraud melalui audit atas catatan akuntansi yang mengarah pada gejala atau kemungkinan terjadinya. Teknik analisis kepekaan adalah teknik pendeteksian fraud didasarkan pada analisis dengan memandang pelaku potensial. Analisisnya ditujukan pada posisi tertentu apakah ada peluang tindakan fraud dan apa saja yang dapat dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan kesenjangan antara kenyataan dan harapan? 2. Bagaimana pengenalan standar audit untuk menemukan fraud? 3. Apa perbedaan antara audit umum dan pemeriksaan fraud? 4. Apa saja langkah dalam teknik pemeriksaan fraud?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui maksud dari kesenjangan antara kenyataan dan harapan. 2. Untuk mengetahui standar audit dalam menemukan fraud. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara standar audit umum dan pemeriksaan fraud. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam teknik pemeriksaan fraud.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENDETEKSIAN TINDAKAN FRAUD DENGAN MENGENALI GEJALA TINDAKAN FRAUD Gejala Kecurangan Gejala tindakan fraud terdiri dari ketidaknormalan catatan akuntansi, internal kontrol yang rendah, ketidaknormalan dalam menganalisis, perubahan gaya hidup, perilaku yang tidak biasa dan tips serta keluhan. Dalam mengungkap kecurangan yang terjadi, harus mengenal terlebih dahulu gejala – gejala terjadinya kejahatan kerah putih. Gejala – gejala ini akan membantu kita untuk mengetahui adanya kecurangan atau potensi terjadinya kejahatan tersebut. Gejala kecurangan tersebut dapat dipisahkan menjadi 6 (enam) kelompok, sebagai berikut: 1. Anomali Akuntansi Anomali akuntansi merupakan suatu kejadian dimana terdapat penyimpanganpenyimpangan di dalam akuntansi, seperti terjadinya kejanggalan di dalam laporan keuangan perusahaan. Khususnya pada data-data akuntansi, seperti: a. Ketidak teraturan atau penyimpangan dalam sumber dokumen, meliputi: -

Dokumen yang hilang

-

Item basi pada rekonsiliasi bank

-

Void berlebihan atau kredit

-

Nama-nama umum atau alamat penerima pembayaran atau pelanggan

-

Peningkatan lalu-karena account

-

Peningkatan item mendamaikan

-

Perubahan pada dokumen

b. Jurnal yang salah Kecurangan yang dilakukan pada bagian ini biasanya pelaku melakukan pencurian aset seperti uang tunai dan inventaris pada perusahaan. Misalnya pelaku kejahatan melakukan pencurian uang dengan mengambil kewajiban yang akan di bayarkan kepada vendor, dengan cara menaikkan jumlah kewajiban yang akan dibayarkan kepada vendor. Manipulasi yang dilakukan akan menyebabkan adanya jurnal yang salah atau tidak sesuai dengan hal kenyataan yang telah terjadi di dalam aktivitas perusahaan. Manipulasi yang dilakukan ini, jika dari catatan akuntansi akan diakui pada saat vendor tidak menerima

pembayaran untuk jumlah utang mereka. Ketika kewajiban menjadi tunggakan, mereka akan memberitahu perusahaan. Berikut ini adalah gejala umum penipuan pada jurnal: -

Jurnal tanpa dukungan dokumenter;

-

Tidak ada penjelasan mengenai bukti jurnal penyesuaian piutang, hutang, pendapatan, atau beban;

-

Bukti dalam bentuk foto copy;

-

Terdapat tulisan tangan;

-

Jurnal yang tidak seimbang;

-

Jurnal yang dibuat oleh orang-orang yang bukan pada bagian atau tugas tersebut;

-

Jurnal yang dibuat menjelang akhir periode akuntansi.

c. Ketidak akuratan di dalam buku besar Keakuratan saldo rekening di buku besar sering dibuktikan dengan memastikan bahwa total semua akun aset sama dengan total dari semua rekening kewajiban dan ekuitas atau, jika pendapatan dan beban belum menutup, bahwa total semua saldo debit sama dengan total semua saldo kredit. Dua gejala penipuan umum yang berkaitan dengan buku adalah sebagai berikut: -

Buku besar yang tidak seimbang, Total semua saldo debit tidak sama dengan total semua saldo kredit;

-

Master (kontrol) saldo rekening tidak sama dengan jumlah pelanggan atau vendor masing saldo.

2. Kelemahan Pengendalian Internal Gejala terjadinya penipuan dalam pengendalian internal adalah sebagai berikut: -

Kurangnya pemisahan tugas antar bagian dalam perusahaan;

-

Kurangnya perlindungan fisik;

-

Kurangnya cek dan ulasan independen;

-

Kurangnya otorisasi;

-

Kontrol utama yang kurang sejak awal;

-

Sistem akuntansi kurang memadai.

Banyak studi telah menemukan bahwa unsur utama yang paling umum dalam penipuan adalah pengendalian internal yang ada dalam suatu perusahaan. Contoh

gejala yang dapat memicu atau dapat dicurigai sebagai kecurangan yang akan terjadi adalah: -

Situasi yang memungkinkan seorang manager melakukan kecurangan;

-

Karyawan yang tidak menerima rincian mengenai gaji yang diterima;

-

Tidak adanya komunikasi antara atasan dengan bawahan serta tidak dilakukan pengecekan pada karyawan yang telah melakukan pekerjaannya.

3. Analitis Gejala Kecurangan Mereka termasuk transaksi atau peristiwa yang terjadi pada waktu yang aneh atau tempat, yang dilakukan oleh orang yang terlibat atau yang biasanya tidak berpartisipasi; atau yang mencakup transaksi aneh dan jumlah yang terlalu besar atau terlalu kecil, yang dilakukan atau terjadi terlalu sering atau terlalu jarang, yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, atau hasil terlalu banyak atau terlalu sedikit dari sesuatu. Contoh umum dari gejala analisis meliputi berikut ini: -

Kekurangan persediaan dijelaskan atau penyesuaian;

-

Penyimpangan dari spesifikasi;

-

Meningkatnya jumlah memo;

-

Pembelian barang yang kelebihan;

-

Terlalu banyak debit atau kredit memo;

-

Peningkatan yang signifikan atau penurunan saldo rekening, rasio, atau hubungan kelainan fisik;

-

Kekurangan uang tunai atau overages;

-

Denda keterlambatan yang berlebihan;

-

Biaya yang tidak masuk akal atau biaya penggantian kepada karyawan;

-

Omset yang berlebihan.

4. Gaya Hidup Mewah Gaya hidup seseorang yang dianggap melakukan kecurangan sangat mudah untuk ditebak dan membantu proses mengidentifikasi kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Jika seorang manajer melakukan mengajak karyawan untuk makan siang mewah, tinggal di sebuah rumah yang sangat mahal, mengendarai mobil mewah, mengenakan pakaian mahal dan perhiasan adalah "independen kaya". Seseorang yang termasuk dalam golongan ini akan melakukan kecurangan dengan alasan sebagai berikut: -

Adanya tekanan keuangan;

-

Keserakahan dalam diri seseorang;

-

Menghabiskan semua yang mereka curi akan memberikan efek berkelanjutan;

-

Sebagai cara untuk meningkatan signifikansi dalam gaya hidup;

-

Ingin memamerkan harta kekayaan yang pada kenyataannya bukan milik pribadi.

5. Perilaku yang Tidak Biasa Penelitian di bidang psikologi menunjukkan bahwa ketika seseorang melakukan kejahatan ia menjadi terbawa oleh emosi, ketakutan dan rasa bersalah. Emosi ini mengekspresikan diri sebagai stres. Individu sering menunjukkan pola perilaku yang tidak biasa dan dikenali untuk mengatasi stres. Tidak ada sinyal tertentu perilaku penipuan, perubahan perilaku adalah sinyal atau tanda-tanda orang tersebut melakukan kecurangan. Orang tersebut biasanya dapat menjadi menakutkan dan emosional. Orang-orang yang biasanya berperang mungkin tiba-tiba menjadi baik kembali. 6. Laporan dan Keluhan Karyawan dapat berbicara dan menginformasikan jika menemukan gejala-gejala terjadinya kecurangan dalam perusahaan, mereka dapat memilih lima pilihan diantaranya adalah: -

Mereka dapat berbicara kepada manager;

-

Mereka dapat menelfon nomor kemananan perusahaan;

-

Mereka dapt menelfon nomor audit internal;

-

Mereka dapat menelfon pihak yang berwenang yang menangani dan menerima keluhan dan tips;

-

Mereka dapat menelfon nomor yang dapat menghubungkan pada lembaga independen yang berwenang.

B. PENDEKATAN PROAKTIF DALAM MENDETEKSI FRAUD Pendeteksian Proaktif Kecurangan Adalah untuk menentukan jalan yang proaktif dalam membantu kita mendeteksi kecurangan dengan sedini mungkin. Kemudian kita memeriksa dengan 2 metode, yaitu dua metode inductive fraud detection berdasarkan teknologi dan satu metode deductive fraud detection. 1. METODE INDUCTIVE

a. Commercial Data-Mining Software Satu dari sekian banyak pendekatan pendeteksian yang sering digunakan adalah commercial data-mining software, yang terdiri atas command languange (ACL) atau CaseWare IDEA, untuk melihat keganjilan didalam database. Keuntungan utama

dalam

menggunakan

commercial

data-mining

software

adalah

penggunaannya yang mudah. Pada database yang sederhana, mempunyai kemampuan yang unggul dalam mengindentifikasi trends, keganjilan, dan aktivitas lain yang luar biasa. Keuntungan lainnya adalah kemampuan untuk menulis di setiap paket data-mining. Walaupun commercial data-mining software bisa menjadi sangat berguna dalam pendeteksian kecurangan, commercial data-mining software tetap mempunyai kelemahan.

Salah

satunya

adalah

bahwa

perusahaan

besar

yang

menggunakannya, baik dari segi definisinya atau besarnya. Kebanyakan auditor dan pemeriksa kecurangan menjalankan analisis mereka dengan menggunakan laptop mereka sendiri. Dibandingkan dengan server perusahaan yang memiliki terabyte data, personal komputer atau laptop tidak mempunyai kekuatan atau kapasitas untuk menganalisis kumpulan data. Hasilnya, kebanyakan pemeriksa bekerja dengan versi yang telah diringkas dari seluruh kumpulan data membuat keterbatasan dalam investigasi mereka. b. Digital Analysis Database Perusahaan Perangkat data-mining software adalah salah satu tipe dari analisis inductive. Tipe pencarian database perusahaan lainnya mirip dengan cara pemeriksaan prosedur analisis yang telah dikenal oleh kebanyakan akuntan. Ide dibalik analisis ini adalah untuk menggunakan database perusahaan itu sendiri dalam pencarian akuntansi yang ganjil atau tidak biasa atau hubungan angka yang tidak terduga. 2. METODE DEDUCTIVE FRAUD DETECTION Metode ini menentukan tipe kecurangan seperti apa yang akan muncul dalam situasi yang khusus dan kemudian menggunakan teknologi dan metode lainnya untuk menentukan kenapa kecurangan tersebut ada. Metode ini menggunakan 5 langkah dalam prosesnya: 1. Mempelajari dan memahami bisnis dan operasional 2. Memahami tipe kecurangan seperti apa yang akan terjadi (pembongkaran kecurangan) didalam operasional

3. Menentukan gejala yang bisa menyebabkan kemungkinan kecurangan tersebut muncul 4. Menggunakan databse dan sistem informasi untuk mencari gejala tersebut 5. Menelusuri gejala tersebut untuk menentukan kecurangan yang sebenarnya atau faktor lain yang bisa menyebabkannya.

C. TAKSONOMI

DARI

TINDAKAN

KECURANGAN

DALAM

LAPORAN

KEUANGAN Secara umum kecurangan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu : 1. Management Fraud (kecurangan manajemen) Management Fraud (kecurangan manajemen) Kecurangan ini dilakukan oleh orang dari kelas sosial ekonomi yang lebih atas dan terhormat yang biasa disebut white collar crime, karena orang yang melakukan kecurangan biasanya memakai kemeja warna putih dan kerahnyapun putih. Kecurangan manajemen ada dua tipe antara lain: 

Kecurangan jabatan.



Kecurangan korporasi (misalnya manipulasi pajak)

2. Employee Fraud (kecurangan karyawan) Kecurangan karyawan biasanya melibatkan karyawan bawahan.Kadang-kadang merupakan pencurian atau manipulasi.Dibandingkan dengan kesempatan melakukan kecurangan pada manajemen maka kesempatan melakukan kecurangan pada bawahan relatif kecil. Hal ini disebabkan mereka tidak mempunyai wewenang karena pada umumnya semakin tinggi wewenang semakin besar kemungkinan melakukan kecurangan 3. Computer Fraud (kecurangan computer) Tujuan pengadaan komputer antara lain digunakan untuk pencatatan komputer antara

lain

untuk

pencatatan

operasional

atau

pembukuan

suatu

kantor/perusahaan.Kejahatan komputer dapat berupa pemanfaatan berbagai sumber daya komputer diluar peruntukan yang syah dan perusakam atau pencurian fisik atas sumber daya komputer itu sendiri.

D. KESENJANGAN ANTARA KENYATAAN DAN HARAPAN Sejak permulaan, profesi audit yang dijalankan akuntan publik menolak mengambil tanggung jawab dalam menemukan fraud. Dalam dasawarsa terakhir, perubahan lebih

banyak dalam retorika ketimbang substansi.Dalam bulan November 1974, AICPA menujuk suatu komisi independen yang dikenal dengan nama “the Cohen Commission”, komisi itu dinamakan demikian sesuai dengan nama ketuanya, Manuel F. Cohen. Profesi akuntansi sedang mendapat sorotan keras dari Kongres AS. Sejalan dengan sorotan tadi, Komisi Cohen pada awal tahun 1978 melaporkan tujuan penujukkan komisi itu sebagai berikut : “Menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi mengenai tanggungjawab yang tepat dari auditor independen. Komisi harus mempertimbangkan kemungkinan adanya kesenjangan antara harapan atau kebutuhan masyarakat dan apa yang seharusnya dapat diharapkan dari auditor untuk memenuhinya. Kalau seandainya kesenjangan tadi memang perlu ada perlu dikaji bagaimana cara memecahkan disparitas itu “ Tidak ada keraguan bahwa masih tetap ada kesenjangan komunikasi antara harapan pemakai laporan keuangan dan apa yang dipraktikkan auditor independen. Para auditor independen masih berkutat pada Statement on Auditing Procedure No. 1 (tahun 1939) yang hanya sedikit dimodifikasi dalamCodification of Statements on Auditing Procedure (1951) yang masih dihayati para auditor independen.Gagasan bahwa audit umum tidak dirancang untuk mengungkapkan kecurangan, sampai saat ini tercermin dari praktik audit yang peduli dengan kecurangan yang menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Yang tidak dipedulikan auditor independen adalah kategori fraud berupa pencurian atau kehilangan aset. Fraudulent financial reporting diartikan sebagai “intentional or reckless conduct, wheteher act or omission, that result in materially misleading financial statement”. (“kesengajaan atau kecerobohan dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan secara material”).Penyebab fraudulent financial reporting: 1. Keserakahan 2. Tekanan yang dirasakan oleh manajemen Dalam banyak konstruksi kejahatan korporasi dimana bentuk perseroan terbatas yang dipilih, direksinya malah menjadi boneka. Tidak jarang direksi terdiri dari mantan pejabat militer dan sipil yang KTP-nya dipinjam untuk membuat akte, padahal mereka tidak mengerti bisnis sama sekali. Fraudulent financial reporting ini dimanfaatkan untuk “mengelola” pinjaman bank.

E. MENGENALKANSTANDAR AUDIT UNTUK MENEMUKAN FRAUD Kalau auditor independen bekerja tanpa standar audit, ia menempatkan dirinya dalam posisi yang sangat lemah. Terutama ketika ia memberikan audit yang diharapkan menemukan fraud. Maka diperlukan fraud-spesific examination.

Para praktisi harus tahu apa yang mereka harapkan dari standar untuk pemeriksaan yang secara spesifik ditujukan untuk menemukan fraud. Sekurang – kurangnya para praktisi harus menyadari hal – hal berikut: 1. Mereka tidak bisa memberikan jaminan bahwa mereka bisa menemukanfraud 2. Seluruh pekerjaan didasarkan atas standar audit 3. Jumlah fee bergantung pada luasnya upaya pemeriksaan yang ditetapkan klien 4. Praktisi bersedia untuk memperluas jasanya dari tahap proactive review ke tahap pendalaman apabila ada indikasi terjadinya fraud.

F. AUDIT UMUM DAN PEMERIKSAAN FRAUD Tabel Perbandingan Issue

Auditing

Fraud Examination

Timing

Recurring

Non-recurring

Scope

General

Spesific

Objective

Opinion

Affixblame

Relationship

Non-adversarial

Adversarial

Methodology

Audittechniques

Fraudexaminationtechniques

Presumption

Professionalskepticism

Proof

G. PELAJARAN DARI REPORT TO THE NATION Laporan ini memberikan banyak petunjuk untuk mencegah maupun mendeteksi fraud. Beberapa pelajaran dari laporan tersebut, mengenai deteksi fraud: 1. Rata–rata (median) berlangsungnya fraud sebelum dideteksi adalah lebih dari satu tahun, yakni antara 17 sampai 30bulan. 2. Hampir separuh fraud (46,2%tahun2008) diketahui karena ada yang membocorkan. 20% di 2008 terungkap secara kebetulan. Jadi bukan oleh fraud examiner, internal auditor maupun eksternal auditor. 3. 51,7% fraud yang dilakukan oleh pemilik, terungkap karena bocoran. 57,7% bocoran datang dari karyawan.

H. TEKNIK PEMERIKSAAN FRAUD Ada bermacam-macam teknik audit investigatif untuk mengungkap fraud. Teknikteknik yang akan dibahas meliputi: 1. Penggunaan teknik teknik audit yang dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal dalam audit laporan keuangan, namun lebih luas dan mendalam. 2. Pemanfaata teknik audit investigatif dalam kejahatan terorganisir dan penyelundupan pajak penghasilan, yang juga dapat diterapkan terhadap data kekayaan pejabat negara. 3. Penelusuran jejak–jejak arus uang.

4. Penerapan teknik analisis dalam bidang hukum. 5. Penggunaan teknik audit investigatif untuk mengungkap fraud dalam pengadaan barang. 6. Penggunaan computer forensics. 7. Penggunaan teknik interogasi. 8. Penggunaan operasi penyamaran. 9. Pemanfaatan whistleblower. BAB III PENUTUP Dalam melaksanakan audit masih terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan dimana masyarakat umum berharap bahwa dengan dilakukan audit untuk laporan keuangan maka semua fraud yang ada dapat dilacak dan ditangani sedangkan pada kenyataanya audit sendiri tidak mengambil tanggungjawab untuk menghilangkan semua fraud. Menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi mengenai tanggungjawab yang tepat dari auditor independen. Komisi harus mempertimbangkan kemungkinan adanya kesenjangan antara harapan atau kebutuhan masyarakat dan apa yang seharusnya dapat diharapkan dari auditor untuk memenuhinya. Kalau seandainya kesenjangan tadi memang perlu ada perlu dikaji bagaimana cara memecahkan disparitas itu. Para praktisi harus tahu apa yang mereka harapkan dari standar untuk pemeriksaan yang secara spesifik ditujukan untuk menemukan fraud. Pelajaran dari Report to The Nation Laporan ini memberikan banyak petunjuk untuk mencegah maupun mendeteksi fraud. Ada bermacam-macam teknik audit investigatif untuk mengungkap fraud.

Related Documents


More Documents from "RANI"