BERJILBAB SESUAI SYARIAH Oleh Fatimah Nurhayati/15505241052*) Syariah adalah ketentuan ketentuan agama yang merupakan pegangan dari manusia didalam hidupnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sumber-sumber syari’ah itu adalah Al-Quran dan sunnah (DR. Zakiah Daradjat, 1996:302). Tidak perlu gelar Berjilbab adalah suatu ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada wanita muslim diseluruh dunia. Berjilbab bukan hanya sebagai identitas yang menandakan bahwa kita adalah seorang muslim. Banyak wanita muslim yang masih enggan untuk mengenakan jilbab karena berbagai alasan yang mereka simpulkan sendiri seperti jilbab membuat gerah, ribet menggangu pekerjaan bahkan ada yang mengatakan mereka belum mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk mengenakan jilbab.(Syaikh abdul hamid alhilali,1998:13) Jilbab menurut kamus Al-Mu’jam al Wasith memiliki makna sebagai berikut: bahasakan dalam kalimaat yang menarik 1. Qomish (sejenis jubah). 2. Kain yang menutupi seluruh badan. 3. Khimar (kerudung). 4. Pakaian atasan seperti milhafah (selimut). 5. Semisal selimut (baca: kerudung) yang dipakai seorang wanita untuk menutupi tubuhnya. Sedangkan jilbab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Sedangkan kerudung berarti kain penutup kepala perempuan. Dan dalam bahasa Arab jilbab memiliki arti sebagai kain lebar yang diselimutkan ke pakaian luar yang menutupi kepala, punggung, dan dada, yang biasa dipakai wanita ketika keluar dari rumahnya. Pada dasarnya jilbab berbeda dengan kerudung. Kerudung merupakan kain yang digunakan untuk menutupi kepala, leher, hingga dada sedangkan jilbab maliputi keseluruhan pakaian yang menutup mulai dari kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan. Sehingga seseorang yang mengenakan jilbab pasti berkerudung tetapi orang yang berkerudung belum tentu berjilbab. Kebanyakan kaum Muslim, walau agama mereka Islam, memang awam dengan penampakan penutup aurat yang syar'i, yang benar menurut pandangan dalil-dalil Islam. Karena itu, sedikit sekali yang memperhatikan masalah menutup aurat ini. (Felix Y. Siauw,2013:1) Adapun yang sudah mengetahui, rupanya belum sempurna dalam memahami dalil, merancukan antara jilbab dan kerudung, bahkan menyamakan keduanya. Atau mengenakan penutup aurat, namun belumlah sempurna.
Seperti shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan, maka berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya juga engkau perhatikan. Allah Ta’ala telah menurunkan perintah hijab kepada setiap wanita mukminah. ى يَـٰٓأَيُّ َہا ُُّّ ِك قُل ٱلنَّب َُّ ٲج َُّ ِسا ُِّٰٓء َوبَنَات َُّ ِين ۡٱل ُم ۡؤ ِمن َُّ ِن يُ ۡدن َُّّ علَ ۡي ِہ َ ك َجلَـبِيبِ ِهنَُّّ ِمن َُّ ى ذَٲ ِل ُّٰٓ ن أَن أ َ ۡد َن َُّ ل يُ ۡع َر ۡف َُّ ََان يُ ۡؤذَ ۡينَُّ ف َُّ ٱّللُ َوك َُّّ َ ِين َون ِ ك ِ أِل َ ۡز َو ً۬ ُغف َ َّر ِح ً۬يما ورا Artinya : “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. Al-Ahzab [33] : 59). Imam Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan di dalam kitab tafsirnya AlQur’an Al-‘Adhim menjelaskan bahwa Allah Ta’ala memerintahkan Rasul-Nya agar menyuruh wanita-wanita mukminah, khususnya para isteri dan anak beliau karena kemuliaan mereka untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka guna membedakan dari wanita jahiliyah dan budak. Abul Farraj ibnu Jauzy (508 H-597 H) rahimahullah mengatakan tentang sebab turunnya ayat ini, beliau mengatkan ketika pada zaman Nabi, orang-orang fasik sering mengganggu wanita-wanita yang keluar pada malam hari, maka apabila mereka melihatnya memakai niqab (cadar). Mereka membiarkanya, tidak mengganggunya, dengan mengatakan ini adalah wanita merdeka. Sedangkan ketika mereka melihatnya tidak memakai niqab, mereka mengatakan, “ini budak wanita”, lalu mereka menyakitinya. Imam ikhwal tersebut bahwa,”Ada pula yang berpendapat, wajah tidak termasuk bagian yang ditutup dengan jilbab.Al-Qurthubi mengatakan di dalam kitab tafsirnya ‘Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an mengenai Menurut Ikrimah, jilbab itu menutup bagian leher dan mengulur ke bawah menutupi tubuhnya.” Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullahketika ditanya tentang jilbab, beliau menerangkan bahwa jilbab itu tujuannya untuk menutupi bukan untuk berhias. Bahkan tujuannya adalah untuk menutup diri dari berhias di hadapan laki-laki ajnabi (nonmahram), maka tidak boleh menghiasi jilbab. Ia diberi embel-embel ‘Islami’ supaya laris, padahal ini tidak Islami! Ini hanya supaya laris saja. Jilbab yang Islami atausesuai syariah itu adalah jilbab yang menutupi, lebar dan panjang serta tidak terdapat lukisan, bordiran dan hiasan-hiasan dan tidak ada hiasan-hiasannya. Selanjutnya, tujuan utama perintah memakai jilbab adalah untuk menutupi perhiasannya. Oleh karena itu, jilbab yang dikenakan seorang wanita tidak boleh diperindah dengan perhiasan sehingga menarik perhatian dan pandangan kaum laki-laki.
Fenomena memperindah pakaian yang dikenakan seorang muslimah ketika keluar rumah banyak terjadi di tengah masyarakat, contohnya adalah bordiran warna-warni, payet, pita sulam emas serta perak yang menyilaukan mata, dan lain sebagainya.
Allah Ta’ala berfirman: ۡ ن يَ ۡغض ۡ َن َو ۡلي ت َوُّقُل ُِّ ن ِلأ ۡل ُم ۡؤ ِمنَـ َُّ ُض ُّۡ ن ِم َُّّ ن أَ ۡبصَـ ِر ِه َُّ ن َويَ ۡحفَ ۡظ َُّّ ِين َو َُّل فُ ُرو َج ُه َُّ ن يُ ۡبد َُّّ ۖم ۡنهَا َظه ََُّر َما إِ َُّّل ِزينَت َ ُه َُّ ض ِر ۡب َُّّ علَىُّ ِب ُخ ُم ِر ِه َ ِ ن َّن ُّ …ۖ ُجيُوبِ ِہ.. Artinya : ”Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya….” (Q.S. An-Nuur [24] : 31). Satu hal lagi yang penting adalah, agar dapat tercapai tujuan tertutupnya aurat, maka jilbab yang dikenakan harus tebal,tidak transparan yang dapat memperlihatkan warna kulit dan rambut, serta tidak membentuk lekuk tubuh. Terdapat kaitan erat antara penampilan luar seseorang dengan keimanan yang ada dalam batin, keduanya akan saling mempengaruhi. Karenanya, Jilbab yang dipakai wanita muslimah tidak boleh mengundang sensasi atau nyeleneh, sehingga menjadi pusat perhatian orang. Baik pakaian tersebut pakaian yang sangat mewah maupun murahan. Syaikh Utsaimin mengatakan didalam kitab “Syarh Al-Kabaair lidz Dzahabi” ,“Celana panjang sebenarnya khusus untuk laki-laki. Wanita seharusnya memakai pakaian yang tertutup. Sedangkan celana panjang seperti kita ketehaui bersama, akan menampakan lekukan tubuh seorang wanita. Akan terlihat lekukan paha, betis, dan anggota tubuh lainnya. Kecuali tentu celana panjang itu dipakai di dalam jilbab. .masukkan kajian Anda.
Daftar pustaka : pastikan semua yang ada di dalam daftar pustaka ada di dalam bodynote, dan sebaliknya. Darajat, Zakiyah.1996. Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta:Bulan Bintang. Hamid al-bilali abdul, syaikh.1998. Saudariku,Apa yang menghalangimu berhijab?.Jakarta Y siauw, Felix.2013.Yuk Berhijab.Bandung http://mirajnews.com/id/artikel/muslimah/berjilbab-sesuai-syariah/ http://fitrianes.blogspot.co.id/2013/08/makalah-agama-islam-tentang-hijab-dalam.html