Makalah Fartoks.docx

  • Uploaded by: Edelweis Javanica
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Fartoks.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,754
  • Pages: 14
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan kasih dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Farmakologi dan

Toksikologi dengan baik. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua kalangan sangat penulis harapkan. semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Angina adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang biasanya

disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke jantung. Biasanya penyebab angina adalah disebabkan karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah dalam tubuh. Jantung Anda membutuhkan oksigen yang dibawa oleh darah Anda. Kurangnya darah yang sampai ke jantung mengakibatkan semakin sedikit oksigen yang dibawa ke jantung untuk memompa darah. Ada beberapa 3 jenis angina:

1.

Angina stable merupakan jenis yang paling sering. Angina ini terjadi jika jantung bekerja lebih keras dari biasanya, misalnya setelah berolah raga. Angina stable memiliki pola teratur. Biasanya membaik dengan istirahat dan obat-obatan.

2.

Angina unstable merupakan jenis yang paling berbahaya. Angina ini tidak memiliki pola dan dapat terjadi tanpa aktivitas fisik. Angina jenis ini tidak membaik dengan istirahat atau obat-obatan. Ini merupakan tanda bahwa Anda dapat terkena serangan jantung segera.

3.

Angina variant merupakan jenis yang jarang. Angina ini terjadi saat Anda beristirahat. Dapat dibantu dengan obat-obatan.

Aritmia adalah masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Jenis-jenis aritmia yang paling umum dijumpai antara lain:

1.

Bradikardia. Kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.

2.

Blok jantung. Kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan seseorang pingsan.

3.

Takikardia supraventrikular. Kondisi ketika jantung berdenyut cepat secara tidak normal.

4.

Fibrilasi atrium. Kondisi ketika jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat sedang beristirahat.

5.

Fibrilasi

ventrikel.

Jenis

aritmia

yang

dapat

menyebabkan

penderitanya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur.

B.

Rumusan Masalah 1. Cara kerja obat anti angina dan aritmia 2. Efek obat anti angina dan aritmia 3. Kegunaan obat dan penggunaan secara klinis

BAB II PEMBAHASAN A.

Cara Kerja Obat 1. Anti Angina Pengobatan antianginal adalah obat-obatan yang digunakan untuk

mencegah dan meringankan serangan angina dan juga pada penanganan penyakit koroner jantung lainnya. Efek terapeutik dari kelompok ini diasosiasikan dengan anti-iskemik dan efek analgesik. Obat-obatan antianginal dikelompokkan menjadi pengobatan yang menurunkan permintaan jaringan jantung pada oksigen dan meningkatkan persediaan darah pada jantung (nitral, calcium channel blockers); pengobatan yang menurunkan efek catecholamines (beta-blockers) dan obat-obatan yang meningkatkan persediaan darah ke jantung (betaadrenomimetics). Dua kelompok utama dari pengobatan antianginal adalah nitrat organik dan kalsium antagonis. Kedua kelompok tersebut merupakan vasodilator dan meningkatkan perfusi myocardial, dan menurunkan permintaan metabolis pada myocardium. Selain pengobatan antianginal, penanganan kompleks pada penyakit jantung koroner meliputi antiplatelets, anticoagulants, obat-obatan anti-atherosclerotic, anabolics, cardiac glycosides, agen anti-hypoxic, anti-arrhythimics dan penenang. Obat-obatan antianginal yang direkomendasi untuk penanganan awal adalah β-blockers dan calcium channel blockers, yang menurunkan myocardial ischaemia dengan penurunan detak jantung dan mekanisme

vasodilator. Dokter biasanya akan meresepkan salah satu atau kedua kelas obat-obatan ini, bersamaan dengan short acting nitrat untuk segera meringankan serangan jantung. Namun jika obat-obatan ini tidak dapat ditolerir, kontraindikasi, atau gagal memperbaiki gejala, Anda dapat menggunakan obat-obatan antianginal alternatif, seperti oral long-acting nitrat dan obat-obatan antianginal yang lebih baru. Sebagai hasil transformasi kimia, seluruh nitrat dikonversi menjadi nitrogen oksida, zat, analog dari Endothelium-Derived Relaxing Factor (EDRF). NO (nitrogen oksida) mengaktifkan guanylate cyclase yang menyebabkan pembentukan guanosine monophosphate yang berinteraksi dengan protein otot, menyebabkan relaksasi pada otot halus. Hal ini menyebabkan dilatasi pembuluh darah (pembuluh utama pada bantalan vena), menempatkan darah pada pembuluh dan mengurangi preload jaringan jantung. Hal ini kemudian mengurangi tekanan diastolik pada ventrikel kiri dan menurunkan permintaan jaringan jantung pada oksigen. Nitrat juga mengusahakan aksi vasodilating pada arteri koroner. Aksi vasodilating menjelaskan keampuhan pengobatan pada pasien dengan gagal jantung kongestif. 2. Anti Aritmia Obat-obatan yang mencegah atau mengobati aritmia disebut antiaritmia. Obat-obatan antiaritmia digolongkan berdasar cara kerjanya dalam 5 kelompok, yaitu: kelompok I meliputi obat-obatan yang menurunkan konduksi dan impact point-nya adalah sodium channel,

kelompok II meliputi beta-blockers, kelompok III obat-obatan yang memperpanjang durasi potensi aksi dengan memperlambat efflux potassium, dan kelompok IV meliputi calcium-channel inhibitors. Antiaritmia kelas I menghambat influx sodium dengan voltage-gated channels,

memperlambat

kecepatan

depolarisasi

fase

0,

yang

mengakibatkan konduksi menurun. Kelas Ia. Antiaritmia kelas Ia, selain efeknya terhadap voltage-gated sodium channels, memperlambat repolarisasi dengan menghambat efflux. Obat-obatan kelas Ia meliputi quinidine, hydroquinidine, disopyramide. Quinidine. Quinidine adalah broad spectrum antiaritmia yang digunakan pada basis penyembuhan dan pencegahan. Penggunaan terapeutik adalah pengobatan terhadap supra-ventricular tachycardias. Penggunaan untuk pengobatan kram otot harus dihindari karena efek berkebalikan yang dapat terjadi. Quinidine, isomer dari quinine, memiliki efek langsung dan tidak langsung: 

Aksi langsung, terkait dengan aksi pada voltage-dependent sodium channels: quinidine menurunkan laju konduksi dan memperlambat depolarisasi diastolik. Selain itu, quinidine juga memperpanjang potensi aksi dengan menghambat repolarisasi dengan potassium efflux, yang memperpanjang interval QT. Hal ini memiliki efek inotropik negatif.



Aksi tidak langsung: quinidine memiliki efek antimuscarinic dan dengan menghambat efek acetylcholine, quinidine cenderung mempercepat

detak

jantung

dan

memfasilitasi

konduksi

atrioventricular.

Hydroquinidine. Hydroquinidine memiliki sifat yang sama dengan quinidine.

Disopyramide. Disopyramide memiliki sifat yang hampir sama dengan quinidine. Disopyramide juga memiliki efek antimuscarinic.

Kelas Ib. Obat-obatan pada kelas Ib, selain efeknya terhadap sodium voltage-gated channels, juga mempercepat repolarisasi sel dengan meningkatkan efflux potassium dan menurunkan durasi aksi potensial dan periode refractory. Yang termasuk kelas Ib adalah lidocaine, phenytoin dan mexiletine.

Lidocaine dan mexiletine, Mexitil, bekerja pada aksi potensial: memperlambat, terutama dosis tinggi, depolarisasi diastolik cepat (fase 0) dan

memperpendek

durasi

aksi

potensial

dengan

mempercepat

repolarisasi. Memiliki efek inotropik negatif dan efek vasodilator peripheral. Aksi mereka langsung dan berdurasi pendek.

Phenytoin. Phenytoin memiliki sifat yang sama dengan produk kelas Ib lainnya. Phenytoin digunakan dalam bentuk suntikan DILANTIN, tapi perlahan

sudah

tergantikan

dengan

phenytoin

phosphate

atau

fosphenytoine PRODILANTIN, yang dihidrolasikan pada tubuh sebagai phenytoin.

Kelas Ic. Antiaritmia kelas Ic menghalangi voltage-dependent sodium channels dan memperpanjang fase polarisasi. Kelompok Ic meliputi flecainide, propafenone, dan aprindine.

Flecainide. Flecainide, Tambocor*, mengurangi laju depolarisasi (fase 0), tapi tidak memodifikasi durasi aksi potensi karena tidak berefek pada potassium channel.

Propafenone. Propafenone, Rythmol*, mengurangi laju depolarisasi (fase 0) dan depolarisasi diastolik lambat. Propafenone memiliki aktivitas beta-blocking yang rendah dan hanya muncul saat overdosis.

Aprindine. Aprindine memiliki efek yang mirip dengan flecainide dan propafenone, tapi memiliki efek yang merugikan seperti: leukopenia, agranulocytosis, cholestatic hepatitis reversibel dengan interupsi pada pengobatan.

Cibenzoline. Cibenzoline biasanya tergabung pada kelas Ic antiaritmia, tapi memiliki properti tertentu dari antiaritmias kelas III dan IV.

B.

Efek Obat 1. Anti Angina

Beberapa efek samping dari nitrat meliputi: 1.

Sistem kardiovaskular: hipotensi termasuk orthostatic, tachycardia, facial hyperemia. Pada kasus yang langka, dapat terjadi gejala stenocardia yang meningkat.

2.

Sistem pencernaan: mulut kering, mual, muntah.

3.

Reaksi dermatologis: dermatitis, ruam pada kulit.

Efek samping akibat nitrat organik, yang meliputi: 1. Gatal-gatal 2. Pandangan kabur 3. Sakit kepala berat 4. Ruam pada kulit

Efek samping umum pada obat ini: 1.

Pusing

2.

Ruam kulit

3.

Sakit kepala

4.

Merona dan hangat pada muka dan leher

5.

Iritasi pada kulit, gatal

6.

Gatal-gatal

7.

Pandangan kabur

8.

Lidah terbakar

9.

Tekanan darah rendah

Efek samping pada kalsium antagonis meliputi: 1.

Sembelit

2.

Sakit kepala

3.

Jantung berdetak kencang (tachycardia)

4.

Pusing

5.

Ruam

6.

Kelelahan

7.

flushing

8.

Mual

9.

Pembengkakan pada kaki

2. Anti Aritmia Efek samping tergantung dari jenis antiaritmia kelas I yang Anda gunakan. antiaritmia kelas I memiliki efek balik yang sama, terkait dengan terhambatnya sodium channel. Efek ini kurang lebih ditandai sesuai obat dan keadaan pasien, terutama hydro-electrolytic equilibrium pasien. Antiaritmia kelas I dapat menginduksi kondisi kelainan pada semua tingkat: sinus, atrioventricular, dan intra-ventricular. Pro-aritmia atau efek aritmogenik dari antiaritmia, muncul terutama pada pasien dengan kelainan hydro-electrolytic, seperti hypokalemia dan hypomagnesemia. Efek anticholinergic dari obat-obatan kelas Ia dapat memproduksi tachycardia, mulut kering, retensi urin, pandangan kabur dan sembelit.

Diare, mual, sakit kepala dan pusing juga merupakan efek samping umum dari obat-obatan kelas I. Quinidine meningkatkan digitalis toxicity, terutama

jika

terdapat

hypokalemia.

Quinidine,

dengan

menunda

repolarisasi, dapat mempercepat torsades de pointes (terutama pada pasien dengan sindrom long-QT), ventricular tachyarrhythmia yang terjadi setelah depolarisasi. Disopryamide berkontraindikasi dengan pasien dengan gagal jantung terkompensasi akibat aksi inotropik negatif; propagenone

juga

dapat

menekan

inotropi.

Senyawa

IC

dapat

meningkatkan risiko kematian mendadak pada pasien dengan sejarah infarksi myocardial atau ventricular arrhythmias berkelanjutan.

C.

Kegunaan dan Penggunaan Secara Klinis Pemberian antiangina bertujuan untuk : 1. mengatasi atau mencegah serangan akut angina pektoris; 2. pencegahan jangka panjang angina. Penanganan angina pektoris harus dilakukan dengan segera

meliputi pemberian obat antiangina, menghilangkan faktor predisposisi dan pencetus. Tujuan pengobatan angina stabil adalah mengembalikan aliran darah koroner fisiologis pada jaringan jantung iskemik dan atau mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung, sedangkan pengobatan angina varian (Prinzmetal) ditujukan untuk mengurangi kejang/spasme koroner.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan 1. Angina adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang biasanya disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke jantung. Biasanya penyebab angina adalah disebabkan karena penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah dalam tubuh. Jantung Anda membutuhkan oksigen yang dibawa oleh darah Anda. Kurangnya darah yang sampai ke jantung mengakibatkan semakin sedikit oksigen yang dibawa ke jantung untuk memompa darah. 2. Aritmia adalah masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. 3. Obat-obatan antianginal dikelompokkan menjadi pengobatan yang menurunkan permintaan jaringan jantung pada oksigen dan meningkatkan persediaan darah pada jantung (nitral, calcium channel

blockers);

catecholamines meningkatkan

pengobatan

(beta-blockers) persediaan

yang dan

darah

menurunkan obat-obatan

ke

jantung

efek yang (beta-

adrenomimetics). 4. Obat-obatan yang mencegah atau mengobati aritmia disebut antiaritmia. Obat-obatan antiaritmia digolongkan berdasar cara

kerjanya dalam 5 kelompok, yaitu: kelompok I meliputi obatobatan yang menurunkan konduksi dan impact point-nya adalah sodium channel, kelompok II meliputi beta-blockers, kelompok III obat-obatan yang memperpanjang durasi potensi aksi dengan memperlambat efflux potassium, dan kelompok IV meliputi calcium-channel inhibitors. B.

Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat penulis harapkan dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI CARA KERJA DAN EFEK OBAT ANTI ANGINA DAN ANTI ARITMIA SERTA KEGUNAAN ATAU PENGGUNAAN SECARA KLINIS

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 YULIA INDAH P. POURAGA

1719050

FRISKA ANGELINA. L

1719015

AYU SATYA NARAYANTI

1719007

I DEWA AYU

1719016

I MADE SUBAGIA

1517028

MOH YAMIN

1820058

NI LUH TRISNA YANTI

1517065

NURUL RAUDATHUL J

1719039

CITRA DEWI

1618081

ALMAWATI PODOMI

1719003

WIDIAWATI

1719048

JAVORA REVI MAGRIZA

1719018

MOH ROBIN

1719029

PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA) PELITA MAS PALU 2018

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""