MAKALAH ERGONOMI - ANTROPOMETRI Mata Kuliah Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) Dosen Pengampu Yamtana, SKM, M.Kes
Disusun Oleh : Semester IV / Higiene I Galuh puspita dewi
P07133113013
Amalia Nastiti
P07133114006
Disca Pravitra C. K
P07133114014
Sarita Pratiwi
P07133114034
Rosalinda Rahmawati R
P07133114033
D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah Mata Kuliah Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) dengan judul “Ergonomi - Antropometri” ini dapat selesai dengan baik. Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Yamtana, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan dan dosen pengampu Mata Kuliah Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes);
2.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna, masih banyak kekurangan serta membutuhkan saran dan kritik yang dapat menyempurnakan makalah ini, untuk itu kami sangat mengharap saran dan kritik yang membangun. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada umumnya dan bagi mahasiswa jurusan kesehatan lingkungan.
Yogyakarta, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... B. Tujuan ......................................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ergonomi .................................................................................................... B. Pengertian antropometri ............................................................................................... C. Konsep dasar keseimbangan ergonomi ........................................................................ D. Bidang Kajian Ergonomi ............................................................................................. E. Prinsip Ergonomi ......................................................................................................... F. Peran ergonomi ............................................................................................................ G. Metode ergonomi ......................................................................................................... H. Aplikasi ergonomi ........................................................................................................ I. Tujuan penerapan ergonomi ........................................................................................ J. Manfaat penerapan ergonomi ..................................................................................... K. Ergonomi dalam sistem kerja ....................................................................................... L. Pengelompokan ergonomi dalam bidang penyelidikan ............................................... M. Tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomi .................................................. BAB III PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................2 B. Saran ............................................................................................................2 DAFTAR PUSTAKA …………...................................................................11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakan pemakaiannya. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam
upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
B. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian ergonomi dan antropometri 2. Untuk mengetahui Prinsip, Peran, Metode, dan Aplikasi Ergonomi 3. Untuk mengetahui tujuan penerapan ergonomi dan manfaat penerapan ergonomi 4. Untuk mengetahui Ergonomi dalam sistem kerja, Pengelompokan ergonomi dalam bidang penyelidikan dan Tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Ergonomi 1. Menurut Febri Endra Budi Setyawan Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. 2. Menurut I Gusti Made Oka Suprapta Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). 3. Menurut Achmad Basuki Ergonomi adalah sebuah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, faal kerja, engineering, manajemen dan perancangan atau desain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan lingkungan kerja dalam rangka mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman, aman, efektif serta efisien sehingga menghasilkan produk yang maksimal dan sehat sehingga tidak menimbulkan penyakit.
B.
Pengertian Antropometri Menurut Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana Antropometri yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
C.
Konsep Dasar Keseimbangan Ergonomi Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan, sehingga dicapai performans kerja yang tingi, dengan kata lain pekerjaan tidak boleh terlalu rendah dan tidak boleh terlalu berlebihan. 1.
Kemampuan kerja Kemampuan kerja seseorang sangat ditentukan oleh : a. Personal capacity (Kkarakteristik Pribadi) Meliputi faktor usia, jenis kelamin, antropometri, dan pendidikan. b. Physiological capacity ( Kemampuan Psikologis) Meliputi kemampuan dan daya tahan, syaraf otot, dan panca indra. c. Psycological Capacity ( Kemampuan Psikologis) Dalam hal ini berhubungan dengan mental, waktu reaksi dan kemampuan. d. Biomechanical capacity ( Kemampuan Biomekanika)
Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi. 2.
Tuntutan Tugas Tuntutan tugas pekerjaan/ aktivitas tergantung pada Task and material Karakteristics (karakteristik tugas dan material). Hal ini ditentukan
oleh
karakteristik
peralatan
dan
mesin,
tipe,
kecepatan. 3.
Performansi Performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio dari besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila : a.
Apabila rasio tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan seseorang.
b.
Seseorang atau kapasits kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir.
D.
Bidang Kajian Ergonomi Pengelompokkan bidang kajian ergonomi
yang secara lengkap
dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut: 1.
Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan
bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja. 2.
Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
3.
Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya.
4.
Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5.
Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.
E.
Prinsip Ergonomi Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu :
1.
Bekerja dalam posisi atau postur normal;
2.
Mengurangi beban berlebihan;
3.
Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
4.
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
5.
Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
6.
Minimalisasi gerakan statis;
7.
Minimalisasikan titik beban;
8.
Mencakup jarak ruang;
9.
Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
10. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja; 11. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti; 12. Mengurangi stres.
F.
Peran Ergonomi 1. Perancangan produk; 2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja; 3. Meningkatkan produktivitas kerja.
G.
Metode Ergonomi Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain : 1.
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,
ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks. 2.
Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
3.
Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
H. Aplikasi Ergonomi Terdapat beberapa aplikasi atau penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi atau penerapan tersebut antara lain: 1.
Posisi Kerja Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. 3.
Tata Letak Tempat Kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4.
Mengangkat Beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
I.
Tujuan Penerapan Ergonomi 1.
Meningkatkan kesejahtetaan fisik dan mental;
2.
Meningkatkan kesejahteraan sosial;
3.
Keseimbangan rasional antara sistem manusia dengan aspek teknis, ekonomi, antropologi, budaya;
4.
Memperbaiki performansi kerja manusia, seperti menambah ketepatan kerja dan mengurangi energi yang berlebihan serta mengurangi kelelahan;
5.
Mengurangi waktu pelatihan dan biaya;
6.
Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan (skill) yang diperlukan;
7.
Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan human error;
8.
Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja. Dengan demikian tujuan penerapan ergonomi adalah menimbulkan
efektifitas fungsional dan kenyamanan pemakaian dan kenyamanan pemakaian dari lingkungan kerja yang dirancang.
J.
Manfaat Penerapan Ergonomi Manfaat penerapan ergonomi antara lain : pekerjaan lebih cepat selesai, risiko penyakit akibat kerja menjadi kecil, kelelahan berkurang, serta rasa sakit berkurang atau bahkan tidak ada.
K.
Ergonomi dalam Sistem Kerja 1.
Memberikan
peranan
penting
dalam
meningkatkan
faktor
keselamatan dan kesehatan kerja; 2.
Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja;
3.
Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja;
4.
Desain
peletakan
instrumen
dan
sistem
pengendali
agar
meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja
dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat; 5.
Pengelompokan ergonomi dalam bidang penyelidikan.
L. Ergonomi dikelompokkan menjadi 4 bidang penyelidikan yaitu: 1. Penyelidikan tentang tampilan (display) Tampilan adalah suatu perangkat (interface) yang mampu menyajikan
informasi
tentang
keadaan
lingkungan
dan
mengkomunikasikan kepada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang, dan sebagainya.
2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Penyelidikan ini mengukur kekuatan serta ketahanan fisik manusia pada saat bekerja. Penyelidikan ini juga mempelajari obyek serta peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia pada saat melakukan aktifitasnya.
3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan perancangan tempat kerja manusia yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia
4.
Penyelidikan tentang Lingkungan Fisik Perancangan kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitasfasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan getaran pada suatu fasilitas kerja.
M. Tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomi Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik: 1.
Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan
2.
Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan
3.
Pekerja sering melakukan kesalahan (human error)
4.
Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang
5.
Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja
6.
Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang
7.
Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok
8.
Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup
9.
Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan
10.
Komitmen kerja yang rendah
11.
Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan
BAB III PEMBAHASAN
A. Kasus Ergonomi Terdapat kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Salah satu kasus tersebut yaitu: “Ergonomi kursi kuliah dan keluhan yang ditimbulkan”: pada saat proses belajar mengajar sikap duduk siswa bermacam-macam, serta variasi bentuk dan ukuran tubuh yang sangat berbeda-beda baik laki-laki dengan laki-laki maupun perempuan dengan perempuan, bahkan ada siswa yang kidal, dan hal ini mempengaruhi tingkat ergonomi kursi kuliah sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi mahasiswa. (Jurnal teknologi kesehatan tahun 2015 dengan judul :” Ergonomi kursi kuliah dan keluhan yang ditimbulkan” disusun oleh hellis septy verlyyana, M. Mirza Fauzie, Yamtana) Berdasarkan kasus diatas terdapat data karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Responden Jenis Kursi
Sex
Umur (tahun )
Jumlah
Kayu
Lipat
L
15
14
29
P
27
63
90
3
3
17
BB ( kg )
TB ( cm )
18
11
21
32
19
27
47
74
20
4
6
10
40-51
23
46
69
52-63
10
25
35
64-75
8
6
14
≥ 76
1
1
144-148
1
1
149-153
3
15
18
154-158
17
22
39
159-163
6
22
28
164-168
4
14
18
169-173
11
4
15
Ukuran kursi kuliah yang terbuat dari kayu dapat diloihat pada Tabel 2. Tabel 2. Ukuran Kursi Kuliah Terbuat dari Kayu Komponen yang di ukur ( cm ) Tdd
Pad
Lad
Tst
Psp
Min
38
41
40
19
16
Max
44,5
43
41
22
34
X
44,26
41,04
41,04
19,09
16,5
Tdd
: Tinggi dataran duduk
Pad
: Panjang alas duduk
Lad
:Lebar alas duduk
Tst
: Tinggi sandaran tangan
Ukuran kursi kuliah yang ternbuat dari besi seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Ukuran Kursi Kuliah Terbuat dari Besi
Komponen yang di ukur ( cm ) Tdd
Pad
Lad
Tst
Psp
Min
42
38
37
21
37
Max
45
40
40
25
37
X
43,55
38,96
38,44
23,07
37
Tdd
: Tinggi dataran duduk
Pad
: Panjang alas duduk
Lad
: Lebar alas duduk
Tst
: Tinggi sandaran tangan Hasil analisis diskriptif menyatakan bahwa sebagian besar ( 61 % )
kursi tidak ergonomis dengan pemakainya . Pada saat bekerja sikap tubuh harus ergonomis dan memenuhi kriteria serta ukuran-ukuran antropometri, meliputi tinggi tempat duduk, panjang alas duduk, lebar alas duduk, panjang sandaran pinggang, dan tinggi sandaran tangan. Tinggi tempat duduk harus sedikit lebih pendek dari panjang tungkai bawah mahasiswa. Tinggi tempat duduk diukur dari lantai sampai permukaan atas bagian depan alas duduk.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa rata-rata tinggi tempat duduk kursi liah adalah 44,26 cm dengan rentang 38-44,5 cm ukuran kursi ini sudah sesuai. Sedangkan rata-rata tinggi tempat duduk kursi lipat adalah 43,44 cm dengan rentang 42-45 cm, artinya kursi yang digunakan sudah sesuai. Lebar alas duduk harus lebih besar dari lebar pinggul. Lebar alas duduk di ukur pada garis tengah alas duduk melintang. Dari data diatas jenis kursi yang digunakan sudah sesuai. Sandaran pinggang sebaiknya bagian atas tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul. Dari data diatas jenis kursi yang digunakan belum sesuai dengan tinggi p[inggul mahasiswa. Sandaran tangan sejajar dengan tinggi siku artinya dari data diatas panjang sandaran diatas sudah sesuai. Terdapat tiga keluhan yang dialami sebagian responden yaitu nyeri di bagian kaki, pinggang, dan punggung yaitu 50% pada pengguna kursi kayu dan 58% pada pengguna kursi lipat, nyeri dibagian paha yaituy 69% pengguna kursi kayu dan 19% pengguna kursi lipat, serta yang tidak nyaman duduk di kursi kuliah dalam waktu lama sebanyak 93% pengguna kursi kayu 85% pengguna kursi lipat. Apabila tinggi dataran duduk tidak lebih pendek dari tungkai bawah atau tidak sesuai dengan yang di anjurkan, telapak kaki tidakj dapat menyentuh tanah dan paha tidak dalam keadaan datar sehingga menyebabkan kelelahan kaki dan lutut.
Panjang alas duduk kursi tidak lebih pendek dari panjang tungkai atas atau tidak sesuai dengan ukuran yang di anjurkan, maka akan menyebabkan nyeri pada paha termasuk dalam strain dan rasa nyeri pada bagian pantat. Seseorang yang duduk terlalu lama otot-otot pangkal paha yang terdapat di depan pingul akan menjadi terlalu aktif dan tegang.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Pengertian ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan lingkungan kerja dalam rangka mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman, aman, efektif serta efisien sehingga menghasilkan produk yang maksimal dan sehat sehingga tidak menimbulkan penyakit. Pengertian Antropometri yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi. Peran ergonomi adalah Perancangan produk, meningkatkan keselamatan dan higiene kerja, Meningkatkan productivitas kerja. Metode ergonomi adalah diagnosis, treatment, dan follow-up. Aplikasi ergonomi yaitu Posisi Kerja, Proses Kerja, Tata Letak Tempat Kerja, Mengangkat Beban. Tujuan penerapan ergonomi adalah menimbulkan efektifitas fungsional dan kenyamanan pemakaian dan kenyamanan pemakaian dari lingkungan kerja yang dirancang. Manfaat penerapan ergonomi adalah pekerjaan lebih cepat selesai, risiko penyakit akibat kerja menjadi kecil, kelelahan berkurang, serta rasa sakit berkurang atau bahkan tidak ada.
Ergonomi dalam sistem kerja yaitu memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, dan desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Pengelompokan ergonomi dalam bidang penyelidikan meliputi Penyelidikan tentang tampilan (display), Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia, Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja, dan Penyelidikan tentang Lingkungan Fisik. Tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomi yaitu hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan, pekerja sering melakukan kesalahan (human error), pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang, alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja, pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang, postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok, lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup, pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan, komitmen kerja yang rendah, rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.
.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA Diakses melalui https://ergobiologiblog.wordpress.com/2012/04/20/apa-ituergonomi/
Diakses melalui http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1085 Dikutip dari Achmad Basuki ( ergonomi.pdf ) http://tobymangapan.blogspot.co.id/2015/02/makalah-k3-ergonomi-dan-faalkerja.html