BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain atau perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk guru yang memiliki tugas/pekerjaan mengajar (mengelola pengajaran). Supaya seorang guru dapat menyusun perencanaan pengajaran dengan baik, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran dan memahami strategi pengajaran. Dengan munculnya era globalisasi di penghujung milenium kedua ini, telah membawa wawasan dan kesadaran masyarakat, dengan muncul semua harapan sekaligus kecemasan. Harapan-harapan ini karena adanya perbaikan kualitas hidup dan kehidupan di satu sisi sebagai akibat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta informasi dan teknologi (INFOTEK), dan di sisi lain muncul juga kecemasankecemasan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan yang terlalu cepat menyebabkan kondisi masyarakat sulit beradaptasi di dalamnya. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subjek didik. Dalam hal ini peranan desain pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
1
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran ? 2. Apa saja kriteria desain pembelajaran yang baik? 3. Apa saja model pembelajaran yang digunakan dalam desain pembelajaran?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian desain pembelajaran 2. Untuk mengetahui jenis-jenis kriteria desain pembelajaran yang baik 3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran yang digunakan dalam desain pembelajaran
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Desain Pembelajaran Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan “Persiapan”. Di dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah planning yaitu “Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkahlangkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun. Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
3
Sejalan dengan pengertian di atas, Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di mana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Menurut Gagne, belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh dua factor yakni factor internal dan factor eksternal. Faktor internal adalah factor yang berkaitan dengan kondisi yang dibawa atau datang dari dalam individu siswa, seperti kemampuan dasar, gaya belajar seseorang, minat dan bakat serta kesiapan setiap individu yang belajar. Factor eksternal adalah factor yang datang dari luar individu, yakni berkaitan dengan penyediaan kondisi atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Desain pembelajaran berkaitan dengan factor eksternal ini, yakni pengaturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Gagne, kondisi internal dapat dibangkitkan oleh pengaturan kondisi eksternal. Dari beberapa pengertian diatas, maka desain instruksional berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik, dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
2.2. Kriteria Desain Pembelajaran Desain pembelajaran yang baik harus memiliki beberapa kriteria di antaranya: a.
Berorientasi pada siswa Mendesain pembelajaran perlu diawali dengan melakukan studi pendahuluan
tentang siswa. Beberapa hal yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya:
Kemampuan dasar 4
Gaya belajar
b. Berpijak pada pendekatan sistem Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan system, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan tetapi juga akan terhindar dari ketidakpastian. Hal ini disebabkan melalui pendekatan system dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang mungkin dapat menghambat terhadap pencapaian tujuan. c.
Teruji secara empiris
d. Hubungan Perencanaan dan Desain Pembelajaran Perencanaan pembelajaran (Lesson Plans) berbeda dengan Desain Pembelajaran (Instructional Design), namun keduannya memiliki hubungan yang sangat erat sebagai program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian, perencanaan merupakan
kegiatan
menerjemahkan
kurikulum
sekolah
kedalam
kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, (Shambaugh dan Magliaro, 2006). Walaupun perencanaan pembelajaran berkaitan dengan desain pembelajaran, keduanya memiliki posisi yang berbeda. Perencanaan lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah, sedangkan desain menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa, seperti yang dikemukakan Zook (2001) bahwa desain instruksional adalah a systematic thinking process to help learners learn. Dengan demikian, pertimbangan
dalam
menyusun
dan
mengembangkan
sebuah
perencanaan
pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku di suatu lembaga; sedangkan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan suatu desain pembelajaran adalah siswa itu sendiri sebagai individu yang akan belajar dan mempelajari bahan pelajaran. 5
2.3. Model-Model Pembelajaran yang Digunakan dalam Desain Pembelajaran Berikut adalah model-model pembelajaran yang digunakan dalam desain pembelajaran. 1. Model Kemp Model desain system instruksional yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Menurut Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul. Model sistem instruksional yang dikembangkan Kemp ini tidak ditentukan dari komponen mana seharusnya guru memulai proses pengembangan. Mengembangkan sistem instruksional, menurut Kemp dari mana saja bisa, asal saja urutan komponen tidak diubah, dan setiap komponen itu memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal. Komponen-komponen dalam suatu desain instruksional menurut Kemp adalah: a.
Hasil yang ingin dicapai
b. Analisis tes mata pelajaran c.
Tujuan khusus belajar
d. Aktivitas belajar e.
Sumber belajar
f.
Layanan pendukung
g. Evaluasi belajar h. Tes awal
6
i.
Karakteristik belajar
2. Model Banathy Model ini memandang bahwa penyusunan system instruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas. Terdapat 6 tahap dalam mendesain suatu program pembelajaran yakni: a.
Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan system
maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik. b. Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Melalui rumusan tes dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat untuk menilai keberhasilannya. c.
Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni kegiatan mengiventasikan
seluruh kegiatan belajar mengajar, menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dapat diterapkan. d.
Merancang system, yaitu kegiatan menganalisis system menganalisis setiap
komponen system, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan. e.
Mengimplementasikan dan melakukan control kualitas system, yakni melatih
sekaligus menilai efektivitas system, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi. f.
Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
3. Model Dick and Cary Model Dick and Cary harus dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum. Menurut model ini, sebelum desainer merumuskan tujuan khusus yakni performance goals, perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan 7
kemampuan awal siswa terlebih dahulu. Criterion Reference Test, artinya tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus selanjutnya dikembangkan strategi pembelajaran, yakni skenario pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan secara optimal, setelah itu dikembangkan bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Langkah akhir dari desain adalah melakukan evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. 4. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional) Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional) adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 1975. PPSI berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemis, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. PPSI terdiri dari 5 tahap yakni: a.
Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus dicapai oleh siswa. Ada 4
syarat dalam perumusan tujuan ini yakni tujuan harus operasional, artinya tujuan yang dirumuskan harus spesifik atau dapat diukur, berbentuk hasil belajar bukan proses belajar, berbentuk perubahan tingkah laku dan dalam setiap rumusan tujuan hanya satu bentuk tingkah laku. b.
Mengembangkan alat evaluasi, yakni menentukan jenis tes dan menyusun
item soal untuk masing-masing tujuan. Alat evaluasi disimpan pada tahap 2 setelah perumusan tujuan untuk meyakinkan ketepatan tujuan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. c.
Mengembangkan kegiatan belajar-mengajar, yakni merumuskan semua
kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar perlu ditempuh. d.
Mengembangkan program kegiatan pembelajaran yakni merumuskan materi
pelajaran, menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran.
8
e.
Pelaksanaan program, yakni kegiatan mengadakan prates, menyampaikan
materi pelajaran, mengadakan psikotes, dan melakukan perbaikan.
9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Desain pembelajaran perencanaan atau rancangan yang berkenaan dengan proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik, dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Desain pembelajaran yang baik harus memiliki beberapa kriteria di antaranya yaitu berorientasi pada siswa dimana dalam hal ini terdapat beberapa hal yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya yakni kemampuan dasar dan gaya belajar. Kriteria lainnya yaitu berpijak pada pendekatan sistem, teruji secara empiris dan hubungan perencanaan dan desain pembelajaran. Adapun
model-model
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
desain
pembelajaran yakni: model Kemp, model Banathy, model Dick and Cary, model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional). Ke empat model tersebut memiliki tahapan perencanaan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan berbagai kendala yang timbul dalam proses pembelajaran. Model-model tersebut juga dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
10
3.2. Saran Melalui makalah ini, penulis menyarankan dan mengharapkan kepada para calon guru untuk dapat merancang dan merencanakan desain pembelajaran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan agar dapat memberikan pemahaman yang baik kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
11