MAKALAH Tentang CERITA RAKYAT
DISUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. NURAFNIAH 2. ADE NURTIARA 3. SOALIHIN 4. FERY ARDIANSYAH
DIBIIMBING OLEH: IBU FITRIATI, S.Pd
SMA NEGERI 2 WOHA TAHU AJARAN 2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nyalah sehingga kita penulis dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah sederhana dengan judul Menganalisis Unsur Sastra dalam Cerita Rakyat sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan nilai yang baik dan memuaskan. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantudalam penyusunan makalah sederhana ini terutama bagi keluarga, dosen dan teman-teman. Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan, penulis menyadari bahwa tugas makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya penulis. Amin..
Bima, Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... B. Rumusan masalah................................................................................. C. Tujuan Penulisan ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Cerita Rakyat ..................................................................... B. Unsur-Unsur Cerita rakyat .................................................................. 1. Unsur intrinsic ............................................................................... 2. Unsur ekstrinsik ............................................................................ Cerita Asal Usul Nama Surabaya ........................................................ Unsur yang terkandung dalam cerita Asal Usul Nama Surabaya .......
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................... B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia tumbuh berbagai cerita rakyat daerah dengan corak dan budaya yang berbeda beda. Cerita rakyat itu ada yang berupa cerita binatang (fabel), asal usul suatu tempat (legenda), dan cerita tentang makhluk halus (mite). Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah dan dianggap sebagai karya kolektif (milik bersama) masyarakat daerah itu. Pasti kita perna mendengar cerita Malin Kundang, Si Pahit Lidah, Roro Jonggrang, Jaka Tarub, semua cerita itu termasuk dalam cerita rakyat. Banyak manfaat yang kita akan dapatkan dengan mendengarkan cerita rakyat. Salah satunya, kita akan memperoleh pengalaman berharga dari cerita tersebut, melalui peristiwa-peristiwayang dialami tokoh-tokohnya. Di dalam cerita rakyat terkandung pesan moral yang berguna bagi pembacanya. Pesan (amanat)dalam cerita kadang diungkapkan secara langsung, tetapi kadang diungkapkan secara tidak langsung melalui tingkah laku tokoh-tokohnya.
B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari cerita rakyat ? 2. Unsur apa saja yang terdapat dalam cerita rakyat ?
C. Tujuan penulisan 1. Menjelaskan pengertian cerita rakyat. 2. Menjelaskan unsur-unsur apa saja yang terdapat di cerita rakyat.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng. Ciri-ciri cerita rakyat, yaitu : 1. Cerita rakyat disampaikan secara lisan 2. Disampaikan secara turun-temurun 3. Tidak diketahiu siapa pertama kali membuatnya 4. Kaya nilai-nilai luhur 5. Bersifat tradisional 6. Memiliki banyak versi dan variasi 7. Mempunyai
bentuk-bentuk
klise
dalam
susunan
atau
cara
pengungkapannya.
B. Unsur-Unsur Cerita Rakyat Setiap karya sastra memiliki unsur-unsur pembangun/unsur sastra, begitu pula dengan cerita rakyat. Unsur sastra dalam cerita rakyat adalah sebagai berikut : 1. Unsur Instrinsik Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsurunsur instrinsik cerita rakyat, yaitu : a. Tema Adalah pokok pikiran yang dipakai sebagai dasar pengarang; pokok pikiran pengarang; ide pokok permasalahan. b. Alur Adalah jalannya cerita; rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur ada tiga macam, yaitu :
Alur maju
Merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
Alur mundur Merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.
Alur gabungan/ zik-zak Merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
c. Latar Keterangan tentang tempat, waktu dan suasana; tempat/waktu terjadinya peristiwa. Latar ada tiga macam, yaitu :
Latar tempat Lokasi atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
Latar waktu Waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.
Latar suasana Salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamman dengan jalannya cerita. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
d. Tokoh dan Penokohan Penokohan dalah lukisan watak pelaku; cara pengarang menggambarkan watak tokoh. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan pekonokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dalam cerita, tokoh dibedakan atas dua, yaitu :
Protagonist adalah tokoh yang berfungsi memberikan simpati, empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh
tersebut.
Tokoh yang disikapi
demikian disebut
tokoh
protagonist.
Antagonis adalah tokoh yang berfungsi menimbulkan konflik dan berposisi dengan tokoh protagonist.
e. Sudut Pandang Kedudukan pengarang dalam cerita; cara pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda. Ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya); ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau); dan ada juga yang menggunakan sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).
f. Amanat Adalah amanat yang disampaikan pengarang.
2. Unsur Ekstrinsik Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain. Contoh :
ASAL USUL NAMA SURABAYA Pada zaman dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu yang dikenal dengan nama Ikan Sura dan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuatnya, sama-sama tangkasnya, samasama cerdiknya, sama-sama ganasnya, sama-sama rakusnya. Selama mereka berkelahi, belum pernah ada yang menang ataupun kalah. Oleh karena itu, mereka kemudian jemu untuk terus berkelahi . “Aku bosan terus-terusan berkelahi, Buaya,”
“Aku juga Sura.lalu, apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tang Buaya. Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghenti perkelahiannya
dengan
Buaya,
memang
telah
memiliki
satu
cara.
“Untuk mancegah perkelaian di antara kita, sebaiknya kita membagidaerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batasan antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh airlaut pada waktu pasang surut. Bagaiman, Buaya?” “Baiklah
aku
terima
usulmu
yang
bagus
itu!”
jawab
Buaya.
Pembagian daerah kekuasaan itu ternyata memang telah membuat perkelahian antara Ikan Sura dan Buaya sudah tak terjadi lagi. Mereka menghormati daerah kekuasaannya masing-masing. Selama mereka mematuhi kesepakatan yang telah mereka buat bersama, keadaan aman dan damai. Akan tetapi, pada suatu hari, Ikan Sura mencari mangsa di sungai. Hal itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar buaya tidak mengetahui. Akan teapi, Buaya memergoki perbuatan Ikan Sura itu. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Sura melanggar janjinya. Buaya segera menghampiri Ikan Sura yang sedang menikmati mangsanya di sebuah sungai. “Hai, Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya. Ikan Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja. “Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungau ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa air? Nah ini, kan, ada airnya, jadi termasuk juga daerah kekuasaanku,” kata Ikan Sura. “Apa? Sungai itu, kan, tempatnya di darat,sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaannku!” Buaya ngotot. “Tidak bisa, aku, kan, tidak perna bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Sura.
“Kalau begitu kamu mau membohongiku lagi? Baiklah kita buktikan siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya. Mereka berdua terus cekcok, masing masing berusaha mengemukakan alasan-alasanny, masing-masing pun saling menolak dan saling ngotot mempertahankan kebenaran-kebenaran dari alasan-alasannya sendiri. Akhirnya mereka berkelahi lagi. Pertarungan sengit antara Ikan Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini makin seru dan dahsyat. Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Kedua binatang raksasa itu tanpa istirahat terus bertarung mati-matian. Dalam pertarungan sengit itu, Buaya mendapat gigitan Ika Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri. Akan tetapi, Buaya puas karena telah dapat mempertahankan daerahnya. Ikan Sura telah kembali lagi ke lautan. Peristiwa pertarungan antara ikan Sura dan Buaya itu mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Lambang Ikan Sura dan Buaya bahkan dipakai sebagai lambang Kota Madya Surabaya. Unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat tersebut adalah sebagai berikut :
UNSUR INTRINSIK Unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut, yaitu : a. Tema Temanya adalah pertarungan antara Ikan Sura (ikan hiu) dengan Buaya. b. Alur Alur yang dipakai dalam cerita itu adalah alur zik-zak. c. Latar
Latar tempat di lautan luas dan di sungai
Latar waktu zaman dahulu
Latar suasana menegangkan
d. Tokoh dan penokohan Ikan Sura egois, melanggar perjanjian dan membohongi Buaya Buaya egois e. Sudut pandang Sudut pandang yang dipakai dalam cerita ini adalah sudut pandang orang pertama (aku) dan sudut pandang orang kedua (kamu). f. Amanat Amanat yang dapat didapat dalam cerita itu adalaksh permusuhan tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan yang ada, hendaklah menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
UNSUR EKSTRINSIK Unsur ekstrinsik yang terkandung dalam cerita tersebut adalah unsur moral, unsur budaya dan unsur sejarah.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menentukan bentuk dan isi suatu karya/cerita.
B. Saran Jangan bosan untuk membaca atau mendengarkan cerita rakyat, karena kita bisa mendapat banyak manfaat dari cerita tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http.//118.98.173.102/web2008/_sma/Indonesia/bindo8/pengertianunsurekstrinsik. php Sulastri dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Galaxy Puspa Mega. Syamsuddin. 2007. Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka
Mandiri.
Tatang, Atep. 2008. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Tukan, paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: yudhistira. www.pdfcoke.com/doc/54052408/ceritarakyat. http://www.g-vanstudent.com/2013/02/kata-pengantar-puji-syukur-kehadirat.html