Makalah Bk Di Sd.docx

  • Uploaded by: Arki Vera Diana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bk Di Sd.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,116
  • Pages: 16
MAKALAH BIMBINGAN BAGI MURID CERDAS DAN BERBAKAT

Dosen Pembimbing : Dra. Afifatus Sholihah, M.Pd Disusun Oleh : 1. Arki Vera Diana (A1L017029) 2. Wilda Wahyuningsi (A1L017033)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunianyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat” dengan baik. Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini : 1. Orang tua yang selalu mendukung dan mensupport baik dari segi materi maupun nonmateri dalam penyelesaian makalah ini. 2. Ibu Dra. Afifatus Sholihah, M.Pd yang senantiasa membantu an mengarahkan dalam penyusunan makalah ini dengan baik. 3. Teman-teman yang selalu memberikan support dan dukungan serta masukan-masukan dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini jauh dari kata sempurna, maka penulis mengharapkan dukungan serta masukan yang membangun dalam penyempurnaan makalah dimasa yang akan dating. Penulis menharapkan semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang baik dan berguna untuk para pembaca terutama mahasiswa bimbingan dan konseling.

Bengkulu,Maret 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................................. iii Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1 C. Tujuan ..................................................................................................................... 1 Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 3 A. Identifikasi Murid Cerdas dan Berbakat ................................................................. 3 B. Penyelenggaraan Pendidikan bagi Murid Cerdas dan Berbakat ............................. 5 C. Teknik Bimbingan Bagi Murid Cerdas dan Berbakat............................................. 6 D. Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Murid Cerdas dan Berbakat ............................................................................ 8 Bab III Penutup ................................................................................................................... 12 A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12 B. Saran ....................................................................................................................... 12 Daftar Pustaka

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran bimbingan dan konseling di SD adalah murid cerdas dan berbakat. Pelaksanaan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat merupakan amanah rakyat yang dituangkan dalam GBHN 1993 dan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh karena itu penghampiran pengertian murid cerdasdab berbakat hebdaknya menyeluruh, menyentuh aspek intelektual, kreatifitas seni, kepemimpinan, dan bidang akademik tertentu. Bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat hendaknya bertolak dari karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik murid cerdas dan berbakat, merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat. Masalah murid cerdas dan berbakat , muncul seiring dengan perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu perlu memiliki pemahaman akan masalah-masalah perkembangan murid cerdas dan berbakat. Beragam bentuk program pengembangan murid cerdas dan berbakat, salah satu di antaranya dapat didekati dari bimbingan dan konseling. Teknik bimbingan merupakan alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kelas unggulan di SD yang telah dirintis sejak tahun 1996/1997, merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan murid cerdas dan berbakat khususnya bakat akademik. B. Rumusan masalah Beberapa Rumusan masalah meliputi : 1. Bagaimana cara mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat? 2. Apasaja teknik bimbingan bagi muridcerdas dan berbakat? 3. Bagaimana penyelenggaraan bagi murid cerdas dan berbakat? 4. Bagaimana cara menyelenggarakan kelas unggulan sebagai model bimbingan murid cerdas dan bebakat? C. Tujuan Adapun tujuannya yaitu : 1. Mengetahui cara identifikasi murid cerdas dan berbakat 1

2. Mengetahui teknik bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat 3. Mengetahui cara penyelenggaraan bagi murid cerdas dan berbakat 4. Mengetahui cara menyelenggarakan kelas unggulan bagi murd cerdas dan berbakat

2

BAB II PEMBAHASAN A. Identifikasi Murid Cerdas dan Berbakat Identifikasi anak cerdas dan berbakat pada dasarnya dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu pada usia 1-2 tahun. Pada masa ini keunggulan dan kelemahan intelektual anak akan tampak dengan mudah bila anak di beri rongga dengan tepat. Hasilnyapun memiliki fungsi ganda yaitu untuk mengetahui kemungkinan adanya perkembangan intelektual yang cepat dan tidak terbatas pada bidang-bidang bakat yang khas, serta untuk mengetahui kemungkinan adanya kecacatan pada anak. Pada usia yang lebih tua yaitu 2-6 tahun identifikasi anak cerdas dan bebakat dilakukan lebih rinci beserta nuansa yang lebih kaya. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain pada bidang yang disenanginya. Keberbakatan anak akan tampak dalam kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai persoalan tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta tidak banyak memerlukan bimbingan. Karena itu dalam usia dini,orang tua, guru, kelompok bermain dan TK tempat menjadi pelaksanaan atau sember informasi utama. Dalam mengidentifikasi pengguna tes kecerdasan dan tes lain secara minat, kreatifitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau pengabungan keduanya. Identifikasi disekolah dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap penjaringan (Screening) dan tahap seleksi (Identification). 1. Tahap Penjaringan Tahap penjaringan murid cerdas dan berbakat disekolah dapat dilakukan dengan menganalisa data prestasi belajar, usia, kronologis nominasi oleh teman kelas, orang tua dan guru. Digunakan prestasi belajar dengan dasar pemikiran bahwa sekalipun yang memiliki keunggulan prestasi belajar tidak konklusif memiliki kecerdasan dan keberbakatan namun mereka diasumsikan termasuk anak berbakat

dan cerdas jika

memiliki prestasi yang diatas rata-rata. Jika mengacu kepada aturan penyelenggaraan kelas unggulan, ditetapkan murid yang memiliki nilai rata-rata 8. Model nominasi dilakukan

3

dengan asumsi bahwa orang-orang terdekat dengan anak berbakat dan cerdas, memiliki penilaian yang objektif dan intensif, hasil pengamatan yang relative lama. 2. Tahap Seleksi Tahap seleksi dilakukan terhadap siswa yang telah lolos tahap penjaringan. Tahap seleksi ini di saring dengan menggunakan tes, seperti Calour Progresice Matrice (CMP), Wechler Inteligence Scale Fo Children (WISC). Sebagai contoh siswa berbakat adalah siswa yang memiliki IQ diatas 120. Berikut contoh menjaring dan menyeleksi murid cerdas dan berbakat yang dilaksanakan pada SD di kabupaten Bandung dan Kodya Bandung pada bulan September 1992 s.d februari 1993 (Sunaryo Kartadinata, 1993). Langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Mengidentifikasi murid dari berbagai SD yang diduga memiliki murid cerdas dan berbakat dengan mengacu kepada prestasi belajar, usia kronologis dan kelasnya. Kriteria yang digunakan untuk mendeteksi mrid cerdas dan berbakat adalah murid memperoleh nilai rat-rata 8 atau lebih, berusia antara 8 sampai 11 tahun dan beberada pada kelas 4, 4 dan 5 SD. Berdasarkan kriteria ini dilakukan observasi dan studi dokumentasi, dan akhirnya ditemukan 66 orang murid yang di duga termasuk murid yang cerdas dan berbakat. b. Dari jumlah 66 orang murid, kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan tes Colour Progressive Matrices (CMP) untuk mengetahui kemampuan intelektualnya. Kriteria yang di tetapkan adalah murid yang diduga cerdas dan berbakat adalah murid yang menduduki persentil 95. Dengan asumsi bahwa mereka yang berada pada posisi tersebut diduga memiliki kecerdasan yang tinggi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil penyaringan dengan tes CMP diperoleh sejumlah 21 peserta didik yang diduga kuat termasuk murid cerdas dan berbakat. c. Penyaringan dengan menetapkan 30% dari murid yang paling unggul dalam nilai hasil CPM, yaitu sebanyak 8 murid. d. Setelah ditemukan 8 rang murid yang diduga cerdas dan berbakat langkah selanjutnya melakukan pemeriksaan psikologis terhadap kedelapan murid tersebut dengan menggunakan Wechler Inteligence Scale For Children (WISC) untuk mengetahui IQ. Digunakan IQ sebagai dasar menentukan murid cerdas dan berbakat, berdasarkan pada para pendapat dan penelitian Balitbang Dikbud dan Yayasan Pengembangan

4

Kreativitas (1980) yang menyatakan bahwa anak berbakat intelektual ialah mereka yang memiliki IQ 130 berdasarkan tes WISC adaptasi Indonesia. Murid yang memiliki IQ 129 tetap dimasukkan sebagai murid cerdas dan berbakat, karena yang bersangkutan memiliki Original IQ 157 dan selisi 1 point dipandangan tidak memiliki perbedaan berarti.

B. Penyelenggaraan Pendidikan bagi Murid Cerdas dan Berbakat Menurut Torrance (1986:631-634) kecenderungan alternative program bagi anak cerdas dan berbakat mencakup : Akselerasi radikal, Mentoring, belajar mandiri, model “Revolving Door” dari Renzuli, konseling, gaya belajar, skolah khusus. Program sabtu dan musim panas, program-program berdasarkan sumber daya masyarakat. Model-model tersebut dikelompokkan dalam model : Akselerasi, Pengayaan, Kelas Khusus atau Ability Grouping dan bimbingan konseling. 1. Model Akselerasi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk mulai dari memasuki sd pada usia dini lancarkanlah atau mengikuti bidang studi tertentu di kelas yang lebih tinggi. bagaimanapun akselerasi dilakukan pada akhir peserta didik dapat menyelenggarakan pendidikan dalam waktu yang singkat. 2. Model kedua adalah pengayaan yaitu dengan memberikan tugas tugas tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan unggul. model ini dapat memenuhi harapan murid cerdas berbakat dengan tidak memisahkan mereka dari teman-teman yang biasa. di sini berlangsung bahwa anak harus dididik dalam lingkungan yang paling tidak terbatas. 3. Model ketiga adalah pengelompokan berdasarkan kemampuan.

model ini dapat

berupa kelas khusus di dalam sekolah dapat pula berupa kelas khusus di sekolah khusus yang biasanya disebut dengan sekolah unggul.

saat ini Pemerintah

memberikan peluang untuk menyelenggarakan sekolah unggul yang menampung peserta didik berkemampuan unggul. pedoman penyelenggaraan kelas unggul di SD inti (Depdikbud,1996). 4. Model yang keempat adalah bimbingan dan konseling. menurut torrance (1986) terdapat kecenderungan berkembang minat konseling dalam mempermudah kebutuhan siswa yang berkemampuan unggul dan kreatif selama dekade terakhir ini. Sanborn (1979) dan lembaga yang pemimpinnya melaporkan kebutuhan bimbingan konseling bagi anak-anak cerdas dan berbakat.

yang menekankan pentingnya

memahami kekhasan masalah yang timbul akibat kekhasannya. Buku ini di sunting 5

oleh Colangelo dan Zaffran (1979) memamerkan temuan penelitian dan keunggulan isu-isu konseling seperti mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa berbakat kreatif, pengembangan karir,keanekaan ragam budaya, siswa-siswa kulit hitam, wanita berbakat, keluarga, dan pemrogramannya. Meckstroth dan Tolan (1982) banyak mencurahkan perhatian menggunakan konseling dan keterampilan bimbingan data mengatasi gangguan emosional siswa berkemampuan unggul. Colangelo dan Lafres (1981) serta Frasier (1979) mengabdi diri mengabdi diri untuk mempelajari keanekaragaman budaya keberbakatan. Brown (1978) memusatkan perhatian pada Dilema berpikir divergen siswa berbakat dan kebutuhan untuk dibantu data menyelesaikan masalah-masalah sosial. Zafran (1979) memperluas fungsi konselor di luar tugas yang telah Biasanya seperti konsultasi dan penelitian serta penilaian data bekerja dengan siswa berkemampuan unggul. Kenny (1982) menemukan bahwa kegiatan penulis kreatif yang direncanakan secara khusus dapat digunakan untuk membimbing siswa berkemampuan unggul untuk mengembangkan kesadaran perasaan dan persepsinya serta belajar memahami hubungan antara prestasi bakat, minat, dan tujuan dirinya sendiri.

C. Teknik Bimbingan bagi Murid Cerdas dan Berbakat Karakteristik anak berbakat dan masalahnya yang digambarkan pada bagian terdahulu mengandung implikasi bagi kemungkinan layanan bimbingan murid cerdas dan berbakat. di sekolah dasar sistem yang dimaksud akan banyak terkait dengan kegiatan belajar mengajar.

namun 1 hal yang dapat dipastikan ialah bahwa secara kualitatif layanan

bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat akan berbeda dari layanan bimbingan bagi anak pada umumnya. Layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat tetap bertolak dari pandangan tentang hakikat manusia sebagai makhluk pribadi sosial dan makhluk Tuhan. dengan kata lain murid cerdas dan berbakat dipandang sebagai suatu kebutuhan pribadi sehingga program layanan bimbingan yang berkembang mampu menyentuh semua dimensi perkembangan pribadi secara utuh. Sejalan dengan karakteristik dan kebutuhan yang diuraikan sebagai hasil temuan studi dimensi kebutuhan perkembangan pribadi yang dimaksudkan akan mencakup unsur-unsur berikut ini. 1. pengembangan ranah kognitif atau intelektual 6

Hal ini mengandung implikasi bagi guru untuk menyediakan tentang pengalaman belajar yang luas dan dapat diakselerasikan dan mengakselerasi perkembangan kognitif anak berbakat. pengelolaan bahan dan tugas ajaran secara khusus yang didasarkan kepada kurikulum yang ada merupakan yang harus ditakutkan guru untuk dapat memberikan layanan optimal bagi anak berbakat. 2. Pengembangan ranah afektif Layanan bimbingan yang perlu diberikan ialah memahami pikiran dan harapan anak berbakat dengan sikap terbuka dan membantu anda memahami pikiran dan harapan yang ada di dirinya serta kemungkinan pemenuhannya di dalam kehidupan kelompok. 3. Pengembangan ranah fisik Kemampuan anak berbakat yang cenderung berkembang lebih awal dari usia umum nya menghendaki layanan pendidikan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman memadukan pola perkembangan berfikir dengan perkembangan fisik..

layanan

bimbingan yang bisa diberikan ialah membantu anak memilih kegiatan fisik yang sesuai dengan perkembangannya dan memberikan peran-peran yang sesuai di dalam kelompoknya. 4. Pengembangan ranah intuitif Mengingat fungsi intuitif ini terlibat dalam pemunculan wawasan dan tindakan kreatif layanan pendidikan bagi anak berbakat perlu mempedulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajinasi dan berkreasi. layanan bimbingan diberikan dalam bentuk pengembangan lingkungan belajar yang menghadap kan anak kepada situasi atau stimulus yang baru dapat memunculkan daya imajinasi dan kreativitas anak. Hal ini dapat dikembangkan dengan menyajikan stimulus yang dapat menumbuhkan disequilibrium kognitif anak sehingga mendorong dia untuk mencari informasi baru dan alternatif pemecahannya. 5. pengembangan ranah kemasyarakatan layanan bimbingan yang dapat diberikan ialah membantu anak memperoleh pengalaman pengembangan diri menjadi anggota kelompok dan mampu berpartisipasi dalam proses kelompok

memperluas

perasaan

keanggotaan

kelompok

Harang

keanggotaan

kemasyarakatan memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas karena identifikasi terhadap masyarakat luas. Wahana pengembangan kemasyarakatan ini dapat dibentuk secara terpadu dalam proses belajar mengajar atau dengan cara merancang kegiatan kegiatan kelompok khusus. Bertolak dari analisis di atas dan konsep tentang ekologi perkembangan manusia 7

beberapa implikasi manajerial bagi penataan layanan bimbingan anak berbakat di sekolah dasar yang perlu diperhatikan adalah : 1. Menyediakan kesempatan dan pengalaman khusus untuk memenuhi kebutuhan anak berbakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara berkesinambungan 2. Menata lingkungan yang dapat memperkaya pertumbuhan intelektual, afektif, fisik, intuisi dan sosial. 3. Memungkinkan terjadinya partisipasi dan kerjasama yang dilakukan oleh anak berbakat dan orang tua. 4. Menyediakan waktu, tempat, dan dukungan bagi anak berbakat yang memungkinkan dirinya menjadi sebagaimana mereka bisa menjadi 5. Mendorong anak berbakat menemukan kecakapannya dan bidang-bidang dimana dia dapat berkontribusi 6. Menyediakan kesempatan bagi anak berbakat untuk berinteraksi dengan sesamanya dan orang dewasa dari berbagai ragam kecakapan yang memungkinkan dia menemukan keunikan dan keterkaitan dirinya.

D. Penyelenggaraan Kelas Unggulan sebagai Model Bimbingan bagi Murid Cerdas dan Berbakat 1. Pengertian Keunggulan Kelas unggulan adalah kelas yang terdiri atas sejumlah siswa yang karena prestasinya menonjol di kelompokkan di kelas tertentu pada SD inti (Depdikbud 1966). Program pengajaran pada kelas unggulan adalah program pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku ditambah dengan pendalaman menteri Matematika/berhitung dan IPA serta pelajaran bahasa inggris. Pengelompokkan ini dimaksudkan untuk memudahkan membina siswa oleh guru dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada siswa seoptimun mungkin sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Tujuan pendidikan kelas unggulan di SD secara rinci mencakup : 1) Mempersiapkan peserta didik yang cerdas, beriman dan bertaqwa pada tuhan YME, memiliki budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai serta sehat jasmani dan rohani.

8

2) Memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata normal untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa lebih cepat mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan pembangunan. 4) Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi baik 5) Mempersiapkan lulusan kelas unggulan menjadi siswa unggul dalam bidang pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan mental anak. Siswa yang direkrut adalah siswa kelas IV dengan pertimbangan bahwa siswa kelas IV telah mulai dapat berfikir rasional baik pada SD inti maupun SD Imbas. Cara mendapatkan siswa kelas unggulan dengan cara merekrut semua siswa yang memenuhi persyaratan yang berada di lingkungan gugus tempat diselenggarakan kelas unggulan. Persyaratan kandidat siswa kelas unggulan meliputi : 1) Siswa peserta kelas unggulan harus bersekolah pada SD Inti/Imbas pada gugusnya. 2) Merupakan murid pada jenjang kelas tinggi dimulai kelas IV pada tahun ajaran baru. 3) Memiliki bakat dan minat serta prestasi yang konsisten sejak kelas 1 s.d kelas 3 melalui rekaman, pengamatan, dan tes psikologi. 4) Merupakan murid berprestasi di sekolahnya dan memiliki ranking 1 s.d 10. 5) Lulus seleksi tes Kemampuan Akademik dan Kesehatan untuk keperluan ini diadakan alat seleksi yang standar. 6) Mendapat rekomendasi dari Kepala Sekolah tempat asal siswa bersekolah. 7) Mendapatkan izin tertulis dari orang tua/wali murid yang isinya bersedia patuh mengikuti tata tertib penyelenggaraan kelas unggulan. 8) Apabila pada setiap akhir tahun pelajaran tidak mampu menunjukkan keberhasilan prestasi belajarnya , ditempatkan pada kelas biasa di SD yang bersangkutan. 2. PBM di kelas Unggul PBM di kelas unggulan diupayakan memiliki keunggulan dari pada kelas biasa. Oleh karena itu seluruh komponen pendidikan seperti, guru, materi ajar, bahan sarana belajarmengajar, metode mengajar dan waktu belajar di kelas unggulan harus lebih baik dari kelas biasa. Guru yang diperlukan pada kelas unggulan adalah guru kelas, 5 orang guru khusus mata pelajaran (matematika/berhitung, IPA, Bahasa Inggris, Agama, dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), serta guru pembimbing. 9

Kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum plus yang terdiri atas mata pelajaran matematika/berhitung (4 jam), IPA (4 jam), dan bahasa inggris (4 jam). Dengan demikian diperlukan penambahan waktu belajar di sekolah. Bahan dan sarana belajar mengajar perlu kelengkapan buku-buku sumber, baik pegangan siswa maupun guru atau bacaan yang dapat menunjang aktifitas dalam belajar. Begitu juga alat peraga dan sarana belajar lainnya (seperti laboraturium) harus lebih memadai baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.

3. Model-Model Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD Berdasarkan pengamatan di Kodya Bandung, kebupaten Sumedang, dan kabupaten Bekasi ,serta kabupaten Tasikmalaya, ternyata bentuk penyelenggaraan kelas unggulan di berbagai daerah bermacam-macam disesuaikan dengan kondisi masing-masing. 1) Penyelenggaraan Kelas Unggulan di SD inti dalam Satu Kompleks Sekolah 2) Penyelenggaraan Kelas Unggulan Kecamatan 3) Penyelenngaraan Kelas Unggulan dalam satu Kompleks secara bergiliran 4) Penyelenggaraan Kelas Unggulan pada Seluruh Jenjang Kelas

4. Kelebihan dan Kekurang Model Kelas Unggulan Kelebihan yaitu : 1) Memudahkan bagi guru dalam mengembangkan kemampuan atau potensi siswa seoptimun mungkin 2) Mengembangkan suasana belajar yang kompetitif sehingga terjadi persaingan sehat antara siswa dalam memperoleh prestasi terbaik. 3) Memperkuat ikatan sosial sesama anggota kelompok Kekurangan yaitu dikhawatirkan akan menumbuhkan sikap ekslusif, elitisme, memiliki perasaan berbeda dari yang lain, bahkan bisa-bisa menjadi “besar kepala”. 5. Bimbingan bagi Siswa Kelas Unggulan Keunggulan model ini adalah siswa unggul tetap berbaur dengan siswa biasa, siswa tidak merasa elit dan perkembangan sosial anak tidak terganggu. Secara administratif SD Imbas tidak merasa ditinggalkan oleh siswa-siswa terbaiknya. Tujuan bimbingan dan konseling anak berbakat adalah membantu perkembangan pribadi nereka dalam menyingkirkan 10

halangan emosional lingkungan, serta membantu agar mampu menggunakan kemampuannya seoptimal mungkin (Conny R Semiawan 1992.68). Bimbingan dan konseling dari anak berbakat meliputi tiga kategori : kognitif akademik, personal sosial, dan pengalaman luar sekolah (experiental needs). Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dengan penyelenggaraan kelas unggulan adalah tidak adanya reward bagi siswa kelas unggulan. Mereka sepertinya dijejali dengan kurikulum plus, tugas-tugas tambahan tetapi tidak diberi peluang untuk naik kelas lebih cepat seperti jaman keemasan SD PPSP, atau seperti yang dilakukan di Sekolah Adik Irma Jakarta.

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat hendaknya bertolak dari karakteristik dan kebutuhan murid itu sendiri. Pemahaman akan kebutuhan dan karakteristik murid cerdas dan berbakat, merupakan fondasi bagi guru dalam memberikan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat. Masalah murid cerdas dan berbakat , muncul seiring dengan perkembangan anak itu sendiri. Oleh karena itu perlu memiliki pemahaman akan masalah-masalah perkembangan murid cerdas dan berbakat. Dalam mengidentifikasi pengguna tes kecerdasan dan tes lain secara minat, kreatifitas, motivasi juga penting dilakukan. Dengan demikian pada dasarnya ada dua pendekatan untuk mengidentifikasi murid cerdas dan berbakat, yaitu dengan cara studi kasus, dan melalui tes, atau pengabungan keduanya. Layanan bimbingan bagi murid cerdas dan berbakat tetap bertolak dari pandangan tentang hakikat manusia sebagai makhluk pribadi sosial dan makhluk Tuhan. dengan kata lain murid cerdas dan berbakat dipandang sebagai suatu kebutuhan pribadi sehingga program layanan bimbingan yang berkembang mampu menyentuh semua dimensi perkembangan pribadi secara utuh.

B. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Kartadinata, Sunaryo dkk. (1998/1999). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung.

Related Documents

Makalah Bk Di Sd.docx
June 2020 9
Makalah Bk
May 2020 31
Makalah Bk-revisi.docx
April 2020 14
Bk
May 2020 31
Makalah Kelompok 3 Bk-sd.pdf
December 2019 22

More Documents from "zein motovlog"

Uji Hipotesis.docx
June 2020 3
Makalah Bk Di Sd.docx
June 2020 9
De S Compasso
April 2020 36
Keppe Motor Cop-15
July 2020 26