Makalah Kelompok 3 Bk-sd.pdf

  • Uploaded by: lia ariani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Kelompok 3 Bk-sd.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,699
  • Pages: 15
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Dosen : Andi Wahyu Irawan, M.Pd Drs. Akhmad Mile, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 2

Renal Andhika

1705095003

Etsa Ratna Sari

1705095028

Lia Ariani

1705095032

Siska Nurjanah

1705095039

BK A 2017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2019 1

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terhadap pembaca.

Samarinda 03 Maret 2019

Kelompok 3

2

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah ................................................................4

B.

Rumusan Masalah .........................................................................5

C.

Tujuan Makalah ............................................................................5

PEMBAHASAN A.

Pengertian Bimbingan dan Konseling SD. .................................. 6

B.

Tujuan Bimbingan dan Konseling SD ......................................... 8

C.

Fungsi Bimbingan dan Konseling SD .......................................... 9

D.

Prinsip Bimbingan dan Konseling SD ....................................... 10

E.

Peran Guru serta Orang Tua di Sekolah Dasar ...........................11

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15

3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) memiliki kedudukan yang sangat penting dalam memastikan perkembangan biologis, kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik berjalan sesuai dengan tahap perkembangannya

sehingga

mereka

siap

menjadi

calon

anggota

masyarakat yang akan mengisi dan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa serta mampu menghadapi permasalahan yang lebih rumit pada jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam hal ini, penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mencapai perkembangan yang optimal, baik dari sisi akademik maupun kepribadian. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD/MI juga berangkat dari beberapa alasan berikut. Pertama, Peserta didik SD/MI memerlukan persiapan yang matang sejak dini untuk menghadapi tugas yang lebih menantang di masa yang akan datang (Widada, 2015). Kedua, Kondisi peserta didik usia SD yang masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga belum memiliki pengalaman

yang

cukup

untuk

menentukan

arah

kehidupannya

(Kamaluddin, 2011). Ketiga, Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak bijak dapat memberikan dampak negatif bagi diri peserta didik, seperti sifat individualistis, konsumtif, dan gerak fisik yang minim (Nurdiyanti & Suryanto, 2010). Keempat, tuntutan hidup yang semakin besar dan kompetitif pada masa modern rentan menimbulkan kecemasan, stres, dan depresi (Muhajarah,2018). Kelima, Kegagalan peserta didik sekolah dasar dalam mencapai tugas perkembangan akan menimbulkan kekecewaan Untuk mencapai tujuan pelaksanaan bimbingan dan konseling, maka guru bimbingan dan konseling harus dibekali berbagai keahlian, 4

Dengan kompetensi tersebut, seorang guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat melaksanakan program bimbingan dan konseling secara terintegrasi dengan sistem pendidikan. Dalam hal ini, guru bimbingan dan konseling harus bekerjasama dengan kepala sekolah dan tenaga kependidikan sebagai pengelola di bidang layanan administrasi dan manajemen, guru sebagai pelaksana pembelajaran yang mendidik, dan orangtua peserta didik sebagai mitra sekolah (Irham, 2015). Menurut Farozin, setiap Sekolah Dasar idealnya harus memiliki seorang guru bimbingan dan konseling atau konselor.Dengan begitu, guru bimbingan dan konseling atau konselor tersebut dapat bekerjasama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal. B. Rumusan Masalah 1.

Apa pengertian dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar ?

2.

Apa saja tujuan bimbimbingan dan konseling di sekolah dasar ?

3.

Apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar ?

4.

Apa saja prinsip dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar ?

5.

Apa saja peran guru serta orang tua di sekolah dasar ?

C. Tujuan Makalah 1.

Mampu memahami pengertian dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar

2.

Mengetahui apa saja tujuan bimbimbingan dan konseling di sekolah dasar

3.

Mengetahui apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar

4.

Mengetahui apa saja prinsip dari bimbingan dan konseling di sekolah dasar

5.

Mengetahui apa saja peran guru serta orang tua di sekolah dasar

5

BAB II PEMBAHASAN 1.

Pengertian dan Kedudukan Bimbingan dan Konseling di SD Bimbingan dan konseling (BK) merupakan usaha pendidikan maka ia menjadi salah satu bagian (komponen) dari sistem pendidikan di sekolah. Komponen-komponen yang lain adalah pengajaran dan latihan. Dengan pengertian tersebut, kedudukan BK di sekolah termasuk di SD sama atau setingkat dengan kedudukan pengajaran dan latihan. Tenaga pelaksana pendidikannya yaitu konselor (di sekolah disebut guru pembimbing) memiliki kedudukan yang sama dengan guru mata pelajaran maupun guru praktik, sedang di SD disebut

guru

kelas.

Masing-masing

memiliki

tugas

dan

tanggungjawabnya masing-masing akan tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih maju serta mampu mencapai perkembangan siswa secara optimal. Status bimbingan dan konseling di SD menurut Prayitno (1999: 52) mengemukakan dalam dua butir pokok sebagai berikut, 1) Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dasar merupakan salah satu komponen dalam standar prestasi kerja guru kelas. 2) Kegiatan bimbingan dan konseling wajib dilaksanakan oleh guru kelas

terhadap

semua

siswa

di

kelas

yang

menjadi

tanggungjawabnya. Berdasarkan statusnya tersebut diketahui bahwa guru kelas memiliki peranan yang besar dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri. Seorang siswa yang mendapatkan nilai yang jelek tidak begitu saja dikatakan sebagai siswa yang bodoh. Seorang guru perlu mengetahui latar belakang siswa tersebut, apakah nilai 6

jelek yang diperoleh karena ketidakpahamannya akan materi atau karena

siswa

tersebut

sedang

mengalami

masalah

yang

menyebabkannya kurang mampu berkonsentrasi dengan baik. Guru akan mencoba menggali hal yang melatarbelakangi masalah dengan pelayanan bimbingan dan konseling sehingga dapat diberikan penanganan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut. Dari uraian tersebut diketahui bahwa bimbingan dan konseling memiliki peranan yang sangat penting di sekolah dasar khususnya bagi perkembangan siswa sekolah dasar. Permenpan Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya pada bab VII pasal 13 ayat 1(i) menyatakan bahwa selain tugas utama mengajar, tugas guru ditambah dengan melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas tersebut meliputi menyusun program bimbingan,

melaksanakan

program

bimbingan,

mengevaluasi

pelaksanaan bimbingan, menganalisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Mutu pendidikan yang tinggi di SD akan memberikan landasan yang kuat bagi upaya peningkatan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan pendidikan SD sendiri berlandaskan dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang (1) beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berbudi pekerti luhur, (3) memiliki pengetahuan dan ketrampilan, (4) sehat jasmani dan rohani, (5)

berkepribadian

mantap

dan

mandiri,

(6)

memiliki

rasa

tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam kerangka tujuan pendidikan nasional tersebut, tujuan pendidikan SD adalah

7

memberikan bekal dan kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Peserta didik di SD (disebut siswa) adalah mereka yang berusia sekitar 6-12/13 tahun yang sedang menjalani tahap perkembangan masa

anak-anak

dan

memasuki

masa

remaja

awal.

Tahap

perkembangan anak-anak SD merupakan suatu masa dimana mereka sedang mempersiapkan dirinya untuk kelangsungan perkembangan hidupnya kelak. Dalam menjalani tugas-tugas perkembangan itu, sering menemui hambatan-hambatan dan permasalahan sehingga mereka banyak tergantung pada orang lain terutama orangtua dan guru. Oleh karena itu, anak usia SD memerlukan perhatian khusus dari para guru/pendidiknya. Penyelenggaraan pengajaran dan latihan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, serta penyelenggaraan bimbingan

dan

konseling

diharapkan

dapat

sebesar-besarnya

menunjang pencapaian tugas perkembangan itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan di SD. 2.

Tujuan Bimbingan dan Konseling di SD Tujuan pendidikan di SD adalah menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya (SMP). Pendidikan di SD tidak semata-mata mengembangkan kemampuan baca, tulis, dan hitung namun membantu siswa untuk memiliki kesiapan intelektual, pribadi, maupun sosial. Proses pendidikan harus membantu peserta didik agar mampu memahami potensi diri, peluang, dan tuntuan lingkungan serta merencanakan masa depan melalui pengambilan keputusan secara mandiri. Kemampuan seperti ini tidak selalu menyangkut masalah akademis melainkan lebih banyak menyangkut perkembangan pribadi, sosial, kematangan berpikir dan sistem nilai.

8

Oleh karena itu, bimbingan dan konseling di SD memiliki peranan yang besar. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD secara khusus bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan. Purwati (2003: 26-27) menjelaskan bahwa dalam aspek perkembangan pribadi-sosial layanan bimbingan membantu siswa agar (1) memiliki pemahaman diri; (2) mengembangkan kemampuan positif; (3) membuat pilihan kegiatan secara sehat; mampu menghargai orang lain; (5) memiliki rasa tanggungjawab; (6) mengembangkan ketrampilan hubungan antar pribadi; (6) dapat menyelesaikan masalah; (7) serta dapat membuat keputusan secara baik. Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu siswa agar (1) melaksanakan cara-cara belajar yang benar; (2) menciptakan tujuan dan rencana pendidikan; (3) mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya; (4) serta memiliki ketrampilan untuk menghadapi ujian. Dalam aspek perkembangan karir, layanan bimbingan membantu siswa agar dapat (1) mengenali macam-macam dan ciri-ciri dari berbagai jenis pekerjaan; (2) menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan; (3) mengeksplorasi arah pekerjaan; (4) menyesuaikan ketrampilan, kemampuan, dan minat dengan jenis pekerjaan. 3.

Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Menurut Nurihsan & Sudianto (2005), fungsi bimbingan adalah: 1. Fungsi pemahaman yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak‐pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

9

2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri‐ciri kepribadian lainnya. 3. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas‐petugas di sekolah, khusus‐nya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. Penggunaan informasi yang memadai mengenai para peserta didik, guru

pembimbing/

konselor

dapat

membantu

guru

untuk

memperlakukan peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola memilih matapelajaran yang tepat maupun dalam mengadaptasikan bahan pelajaran kepada kecepatan dan kemampuan peserta didik. 4. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan mempeoleh kemajuan dalam perkem‐ bangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah. 5.

Prinsip bimbingan dan konseling a) Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan, setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu b) Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik, seorang anak berbeda dari yang lain c) Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan perkembangan merekaa menjadi pribadipribadi yang sehat d) Bimbingan

merupakan

usaha

membantu

mereka

yang

memerlukannya untuk mencapai apa yang menjad idaman masyarakat dan kehidupan umumnya e) Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan lathan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat pribadi khusus pula 10

6.

Peran Guru dan Orang Tua di Sekolah Dasar (SD) Salah satu pihak yang bertanggungjawab dalam terlaksananya fungsi dan tujuan pendidikan

nasional ialah keluarga. Keluarga

sebagai lingkungan yang paling dekat dengan siswa, merupakan tempat pendidikan pertama baginya. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter disiplin pada siswa. Hal ini dikarenakan hubungan yang harmonis antar keluarga akan membantu kelancaran proses pendidikan seseorang, terutama anggota keluarganya. Sebagaimana diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kemendiknas (dalam Agus Wibowo 2012: 52), menyebutkan bahwa: Rata-rata anak didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30 persen. Selebihnya atau sekitar 70 persen, anak didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Apabila dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah hanya berkontribusi sebesar 30 persen saja terhadap hasil pendidikan siswa. Selain keluarga, peranan sekolah tidak kalah pentingnya dalam pembentukan karakter disiplin seorang siswa. Sekolah sebagai tempat menuntut ilmu secara formal bagi seorang siswa diharapkan mampu memberikan perkembangan jiwa. Peran guru tidak sekedar sebagai pengajar semata, pendidik akademis tetapi juga merupakan pendidik karakter, moral, dan budaya bagi siswanya (Daryanto dan Suryatri 2013: 11). Lickona (dalam Daryanto dan Suryatri 2013: 11), sekolah dan guru harus mendidik karakter, khususnya melalui pengajaran yang dapat mengembangkan rasa hormat dan tanggung jawab. Kerjasama dari guru dan orang tua merupakan kunci dari kesuksesan dalam membentuk karakter disiplin siswa. Guru dan orang tua merupakan pendidik yang diharapkan mampu bekerjasama dalam 11

membina karakter disiplin pada siswa. Tanpa adanya kerjasama yang dilakukan oleh orang tua dan guru, tentu karakter disiplin tidak dapat dibentuk pada diri seorang siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suryadi (2006:73), dalam upaya menerapkan disiplin pada anak, orang tua bisa mengarahkan dasar-dasar disiplin yang diarahkan pada 4 hal berikut: pribadi orang tua yang konkret, pribadi anak yang konkret, situasi lugas dalam kehidupan keluarga, dan arah tindakan untuk

anak

aagar

memiliki

dasar-dasar

disiplin

diri

dan

mengembangkannya. Adapun peranan guru menurut pendapat para ahli berikut yang dikutip dalam buku Sardiman (2012, 143) adalah: 1. Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi

inspirasi

dan

dorongan,

pembimbing

dalam

pengembangang sikap dan tingkah laku serta nila-nilai, orang yang menguasi bahan yang diajarkan. 2. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagi pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan (subordinate)

terhadap

atasannya,

sebagai

kolega

dalam

hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan penganti orang tua. 3. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Dengan adanya kerjasama antara sekolah dan keluarga , orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula

12

memperoleh keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan sifat-sifat anaknya (Ngalim Purwanto 2004: 126). Dari beberapa pendapat mengenai kerjasama tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerjasama guru dan orang tua adalah usaha yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam mendidik anak guna tercapainya keberhasilan seorang anak dalam pendidikannya.

13

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) memiliki kedudukan yang sangat

penting

dalam

memastikan

perkembangan

biologis,

kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik berjalan sesuai dengan tahap perkembangannya sehingga mereka siap menjadi calon anggota masyarakat yang akan mengisi dan melanjutkan citacita perjuangan bangsa serta mampu menghadapi permasalahan yang lebih rumit pada jenjang pendidikan selanjutnya. Status bimbingan dan konseling di SD menurut Prayitno (1999: 52) mengemukakan dalam dua butir pokok sebagai berikut, 1.

Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dasar merupakan salah satu komponen dalam standar prestasi kerja guru kelas.

2.

Kegiatan bimbingan dan konseling wajib dilaksanakan oleh guru kelas terhadap semua siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Tujuan pendidikan di SD adalah menyiapkan siswa untuk

melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya (SMP). Pendidikan di SD tidak semata-mata mengembangkan kemampuan baca, tulis, dan hitung namun membantu siswa untuk memiliki kesiapan intelektual, pribadi, maupun sosial. Salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam terlaksananya fungsi dan tujuan pendidikan nasional ialah keluarga. Keluarga sebagai lingkungan yang paling dekat dengan siswa, merupakan tempat pendidikan pertama baginya. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter disiplin pada siswa. Hal ini dikarenakan hubungan yang harmonis antar keluarga akan membantu kelancaran proses pendidikan seseorang, terutama anggota keluarganya. 14

DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim Purwanto. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Apriliana Krisnawati. 2016. Kerjasama Guru dan Orang Tua Membentuk Karakter Disiplin Siswa. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume (-) : 2. Mursalin, Sulaiman, Nurmasyitah. 2017. Peran Guru Dalam Pelaksanaan Manajemen Kelas. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume 2 (1) : 107-108. Widada. 2013. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Jilid 1, Nomor 1, April 2013, hlm. 6575 Siti Aminah, dkk. 2014. Pengembangan Model Program Bimbingan dan Konseling Berbasis Karakter Di Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014) Siti Anisa, dkk. Pengembangan Model Bimbingan Karir Terintegritas Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Kesadaran Karir Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan Konseling 5 (2) (2016) Nugroho, Deddy Setyo. 2016. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Sukorini. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-5 2016 Thahir Andi, Oktaviana Deska. 2016. Pendekatan Konseling Behavior Dengan Teknik Self Control Untuk Mengurangi Kebiasaan Merokok Pada Peserta Dididk Di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan 10 Januari 2016. Disetujui: 20 Februari 2016. Dipublikasikan: Mei 2016

15

Related Documents


More Documents from "lia ariani"