Makalah Bahasa Indonesia.docx

  • Uploaded by: Andi Iqram
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bahasa Indonesia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,224
  • Pages: 8
MAKALAH BAHASA INDONESIA Kerancuan dan Ketaksaan

Nama Kelompok : Saiful Bahri

(165410130)

Didik Darmawan

(175410104)

Andika Budi K.

(175410113)

Andi Muh. Iqram S

(175410144)

Feri Krisdianto

(175410154)

Deni Herdiana

(173210002)

STMIK AKAKOM YOGYAKARTA 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia tentang Kalimat Efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara meluas. Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karyatulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggotamasyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang adapada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksudsecara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengaratau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dandapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudahtepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itutidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksudyang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimatkalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya adayang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perludimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86). Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagaibahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur,kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksudkalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilahpenulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari Keracuan dan Ketaksaan? 2. Macam macam dari Keracuan dan Ketaksaan? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah 1. Mengetahui pengertian dari Keracuan dan Ketaksaan. 2. Mengetahui macam-macam dari Keracuan dan Ketaksaan.

BAB II PEMBAHASAN 1. KERANCUAN 

Kerancuan = kontaminasi.



Rancu = kacau = kekacauan dalam Bahasa Indonesi.



Kerancuan dapat terjadi pada dalam susunan/penggabungan maupun pembentukan, baik di tingkat kata, frasa, klausa, maupun kalimat.



Kerancuan bentuk bahasa menyebabkan ketidak tepatan penyampaian gagasan.

A. Kerancuan Susunan atau Penggabungan

Kerancuan susunan atau penggabungan terjadi karena dua kata yang masing-masing berdiri sendiri disatukan dalam satu perserangkaian baru yang tidak berpasangan atau berpadanan. B. Kerancuan Bentuk Kata

Kerancuan bentukan kataTerjadi ketika dua kaidah bentukan diterapkan dalam bentukan suatu kata. Contoh : Memperlebarkan

=>

dari melebarkan dan memperlebar

Mempertinggikan

=>

dari mempertinggi dan meninggikan

C. Tingkat Kata Terdapat dua kata yang berbeda digabungkan dalam satu kata bentukan baru. Berikut ini adalah penggunaan tingkat kata. 1. Berulangkali contoh : berulangkali jika dikembalikan ke bentuk asalnya ialah berulang-ulang dan berkali-kali. Kedua kata tersebut digabungkan secara acak menjadi berulangkali. 2. Seringkali contoh:

seringkali merupakan kontaminasi dari sering dan banyak kali/berkali-kali. Selain kerancuan, tampak pula gejala pleonasme karena

sering artinya banyak kali. Jadi

seringkali artinya banyak kali atau acapkali. Demikian pula bentuk kerapkali, jika dikembalikan ke bentuk asli, akan ditemukan dua bentuk asal, yaitu kerap dan berkali-kali. D. Tingkat Frasa Kerancuan ini terdapat dua frasa yang berbeda digabungkan dalam bentuk frasa yang baru. Penggunaan frasa yang salah dan sering digunakan dapat dilihat pada contoh berikut: 

Belok kiri boleh langsung Penjelasan : Frasa ‘Belok kiri boleh langsung’ merupakan bentuk rancu penggabungan beberapa frasa, yaitu: belok kiri dan boleh langsung. Apabila yang dimaksudkan ialah pengendara boleh langsung belok ke kiri, penulisan yang tepat sebagai berikut : Pengendara boleh langsung belok kiri



Jangan boleh ia pergi dari sini. penjelasan : Frasa tersebut merupakan bentuk rancu dari ‘jangan biarkan’ dan ‘tidak boleh’. Dengan demikian kalimat yang tepat sebagai berikut: 1. Jangan biarkan ia pergi dari sini. 2. Tidak boleh ia pergi dari sini.

E. Tingkat Kalimat Kerancuan kalimat ialah kalimat dengan susunan yang kacau. Akan tetapi, susunan kata atau frasa dalam kalimat tersebut dianggap sebagai sesuatu yang khas sehingga tidak dianggap salah. Pada umumnya kalimat yang rancu terdiri atas dua bagian yang tidak sesuai. Hal itu dapat dilihat pada contoh-contoh berikut : 

Para mahasiswa telah menyelesaikan tugas kemudian diserahkan kepada dosen penjelasan : Kalimat diatas rancu karena menggabungkan dua kalimat yang konsepnya berbeda, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Penulisan yang tepat sebagai berikut : 1. Para mahasiswa menyelesaikan tugas. Tugasnya diserahkan kepada dosen. 2. Para mahasiswa menyelesaikan tugas, kemudian menyerahkannya kepada dosen.

2. KETAKSAAN Ketaksaan atau ambivalen ialah persaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama. Ambivalen dapat juga diartikan sebagai kebingungan, keadaan, sikap, atau perasaan yang bertentangan dengan seseorang pada waktu yang sama.

Dalam kajian ini, yang dimaksud ambivalen ialah ketaksaan atau kemungkinan makna ganda pada kata atau rangkaian kata, baik yang berupa frasa, klausa, dan kalimat. A. Tingkat Kata Yang termasuk kata tingkat kata ialah semua kata yang tergolong polisemi, yaitu satu kata yang memiliki beberapa makna (pengertian). Contoh : 1. Kandungan

: Unsur, Organ tubuh wanita.

2. Kaki

: bagian akhir, anggota tubuh

3. Kepala

: pimpinan, anggota tubuh

4. Ramah Tamah

: sifat, acara makan-makan

5. Canggih

: rumit, banyak unsur, modern, lain dari yang lain.

B. Tingkat Frasa Gabungan kata yang tidak predikatif yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: 

Bebas parkir

: parkir gratis, tidak ada tempat parkir



Hapus papan tulis

: meniadakan papan tulis, hapus tulisan.

C. Tingkat Klausa Yang termasuk kata tingkat klausa ialah gabungan kata yang memenuhi unsur sebagai bagian kalimat yang berstruktur gramatikal subjek dan predikat, tetapi memiliki makna lebih dari satu. Padahal satu klausa hanya memiliki satu makna. Contoh: 

Terima kasih untuk tidak merokok seharusnya : 1. Terima kasih karena anda tidak merokok, atau 2. Terima kasih untuk yang tidak merokok.

D. Tingkat Kalimat Ketaksaan dalam kalimat juga sering terjadi, yaitu ketaksaan yang disebabkan kalimat yang disusun memiliki makna ganda atau membingungkan. Contoh:

 Harap turun banyak anak kecil. Seharusnya : Pengendara diharap turun karena banyak anak kecil.

 Harap pelan-pelan banyak anak kecil . Seharusnya :Berkendaraanlah dengan pelan-pelan karena banyak anak kecil.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kaidah bahasa Indonesia yang diterapkan pada penulisan karya ilmiah, meliputi tata tulis, tata pembentukan kata, tata pilihan kata, tata penulisan kalimat efektif, serta tata penulisan dan pengembangan paragraf yang baik. Ejaan yang tepat dan benar dalam karya ilmiah, dilihat dari penulisan huruf, penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Adapun pembentukan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan, penggabungan imbuhan dan pengulangan serta penggabungan kata dasar, sedangkan pemilihan kata yang tepat dapat dilakukan dengan cara memperhatikan ketepatan, kecermatan, dan keserasian dari kata yang membentuk kalimat. B. Saran Kita selaku putra – putri bangsa Indonesia seharusnya menjunjung tinggi bahasa kebangsaan kita sendiri, karena bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas diri kita dan yang memudahkan kita untuk berinteraksi atau komunikasi dengan warga Negara Indonesia, tapi bukan berarti kita melupakan bahasa daerah kita sendiri, bahasa alay-lah yang perlu kita kurangi dalam komunikasi sehari – hari.

Related Documents


More Documents from "joko"

Bab 12 Pohon 1.pptx
November 2019 11
Tugas Akhir Mdb.docx
November 2019 24
Listing Mdb 14.docx
November 2019 7
Sumber Proposal.docx
December 2019 20