MAKALAH Audit terhadap Siklus Produksi: Pengujian Subtantif terhadap Saldo Sediaan
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing II
Dosen Pengampu : Jumaiyah, S.E., M.Si.
Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4.
Charist Kumala R Susi Fajar W Arum Mutmainah Novia Rizkiyah Sagita
(141120001232) (161120001789) (161120001818) (161120001897)
Kelas : AA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, nikmat, taufik, serta hidayah-Nya Sehingga pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan tugas Auditing II. Tugas ini kami susun atas kerja sama dari kelompok kami, begitu juga dengan dosen yang memberikan bimbingan dan arahan kepada kami. Tujuan dan harapan kami dalam membuat tugas ini adalah tak lain lagi hanya untuk memperdalam pemahaman kami terhadap mata kuliah “Auditing II” dengan materi “Audit terhadap Siklus Produksi: Pengujian Subtantif terhadap Saldo Sediaan”. Akhir kata dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembaca sekaligus dapat menambah wawasan pengetahuan. Kami menyadarai masih banyak kekurangan dari bentuk penyusunan maupun materi. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
2
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4 1.1
LATAR BELAKANG................................................................................................. 4
1.2
RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 4
1.3
TUJUAN ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5 2.1
DESKRIPSI SEDIAAN .............................................................................................. 5
2.2
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAAN SEDIAAN DALAM NERACA .................................................................................. 5
2.3
TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP SEDIAAN .............................. 6
2.4
PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN .......... 9
2.4.1
Prosedur Audit Awal.......................................................................................... 10
2.4.2
Prosedur Analitik ............................................................................................... 12
2.4.3
Pengujian Terhadap Transaksi Rinci ................................................................. 13
2.4.4
Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci .............................................................. 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 20 3.1
Kesimpulan................................................................................................................ 20
3.2
Saran .......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Audit terhadap siklus produksi mencakup dua pendekatan yaitu pengujian pengendalian dan pengujian substansi. Pengujian pengendalian bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus produksi, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam imlpementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda. Sebelum membahas lebih lanjut siklus produksi ini, terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian siklus produksi yaitu adalah aktivitas yang terkait dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dengan demikian kami disini akan membahas salah satu aspek mengenai siklus produksi yaitu, Audit terhadap siklus produksi: Pengujian Substantif terhadap Saldo Sedian 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.
Apa saja prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan dalam neraca?
2.
Apa saja tujuan pengujian substantif terhadap sediaan?
3.
Apa saja program pengujian substantif terhadap saldo sediaan?
1.3 TUJUAN 1.
Memaparkan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan dalam neraca.
2.
Menjelaskan tujuan pengujian substantif terhadap sediaan .
3.
Menjelaskan program pengujian substantif terhadap saldo sediaan.
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DESKRIPSI SEDIAAN Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang telah dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Kekayaan perusahaan yang tidak dimasukkan dalam kelompok sediaan karena kekayaan tersebut tidak dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan adalah sediaan yang menunggu saat penjual dan surat berharga yang dsmpan untuk dijual di kemudian hari. Dalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagang. Dalam perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku cadang, dan bahan pakai pabrik ( factory supplies) Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditor di dalam auditnya karena berbagai alasan berikut ini: 1.
Umumnya sediaan merupakan komponan aktiva lancar yang jumlahnya cukup material dan merupakan objek manipulasi serta tempat terjadinya kesalahan-kesalahan besar.
2.
Penentuaan besarnya nilai sediaan secara langsung mempengaruhi kos barang yang dijual (cost of good sold)sehingga berpengaruh pula terhadap perhitungan laba tahun yang bersangkutan.
3.
Verivikasi kuantitas, kondisi, dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih kompleks dan sulit dibanding dengan verifikasi sebagian besar unsur laporan keuangan yang lain.
4.
Seringkali sediaan disimpan di berbagai tempat sehingga menyulitkan pengawasan dan perhitungan fisiknya.
5.
Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam melaksanakan auditnya.
2.2 PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAAN SEDIAAN DALAM NERACA Adapun prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di neracaberikut ini:
5
1.
Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos sediaan.
2.
Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, Nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya,kosnya kosnya harus di cantumkan dalam tanda kurung. Kos pengganti kini (current replacement cost) harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.
3.
Akibat perubahan metode penilaiaan sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun yang di audit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan perkecualian mengenai konsistensi penerapan prinsip akuntansiberterima umum dalam laporan audit.
4.
Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan digadaikan sebagai jaminan uang yang ditarik oleh klien.
5.
Jika jumlah material,sediaan perusahaan manufaktur harus dikelompokan menurut kelompok utama berikut ini: sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku. Penyajiaan kelompok sediaan tersebut dalam neraca berdasarkan urutan likuiditasnya.
6.
Perjanjiaan pembeliaan harus dijelaskan dalam laporan keungan, jika material atau bersifat luar biasa.
7.
Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunya harga sediaan setelah tanggal neraca harus di bentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagai pengurang akun laba ditahan
2.3 TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP SEDIAAN Tujuan audit terhadap sediaan adalah : 1.
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan sediaan. Sebelum auditor melakukan pengujian subtantif terhadap kewajaran saldo sediaan yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi sediaan yang disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo sediaan yang dicantumkan di neraca dengan akun sediaan di buku besar dan selanjutnya ke jurnal
6
pembelian atau register bukti kas keluar, jurnal pengeluaran kas, jurnal pemakaian bahan baku, jurnal umum, dan kebuku pembantu.
2.
Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan kejadian transaksi yang berkaitan dengan sediaaan. Untuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan eksistensi aktiva yang bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, membuktikan kelengkapan aktiva yang disajikan neraca dan transaksi dengan aktiva tersebut, membuktikan kepemilikan
atas aktiva tersebut, membuktikan kewajaran
penilaian aktiva tersebut pada tanggalnerarsebutca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Untuk membuktikan asersi tersebut, auditor melakukan pengujian subtantif berikut ini: 1. Prosedur analitik 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan 3. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan 4. Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan 5. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar
3.
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di neraca. Untuk membuktikan bahwa saldo sediaan yang dicantumkan di neraca mencakup semua sediaan pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan sediaan dalam tahunan yang diaudit,auditor melakukan sebagai berikut ini: 1. Prosedur analitik 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan 3. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan 4. Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan 5. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar
4.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca. Sediaan yang ada pada tanggal neraca belum tentu merupakan hak milik klien, karena sediaan yang ada di tangan klien merupakan barang titipan perusahaan lain untuk digadaikan sebagai jaminan penarikan utang. Untuk membuktikan asersi hak 7
kepemilikan klien sediaan yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian sebtantif berikut ini : 1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan 2. Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan 3. Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan 4. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar
5.
Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca. Nilai sediaan yang disajikan di neraca harus dipilih di antara mana yang lebih rendah antara kos dengan harga pasar sediaan tersebut pada tanggal neraca. Oleh karena itu, salah satu tujuan pengujian subtantif sediaan adalah kewajaran inventory costing dan inventory pricing yang digunakan oleh klien dalammencantumkan nilai sediaan di neraca. Untuk membuktikan asersi sediaanyang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian subtantif berikut ini : 1. Prosedur analitik 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan sediaan 3. Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan 4. Permintaan informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh klien 5. Pemeriksaan catatan pendukung yang berkaitan dengan data kos per satuan sediaan 6. Pelaksanaan gross-profit test 7. Meminta surat representasi sediaan dari klien
6.
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca. penyajian unsur-unsur-unsur laporan keuangan dan pengungkapannya harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum. Untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan yang di cantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian subtantif berikut ini : 1. Pemeriksaan terhadap penyajian konsinyasi 2. Pemeriksaan penggolongan sediaan dalam neraca 3. Pemeriksaan pengungkapan sediaan di neraca
8
2.4 PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN Program pengujian substantif terhadap saldo sediaan berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan di atas. Oleh karena itu berbagai prosedur audit diklasifikasikan sesuai dengan tujuan audit terhadap sediaan tersebut. Prosedur Audit
Kertas Kerja
Prosedur Audit Awal 1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun sediaan yang akan diuji lebih lanjut a. Usut saldo sediaan yang tercantum dineraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di buku besar. b. Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar. c. Lakukan review mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun. Prosedur Analitik 2. Lakukan prosedur analitik. a. Hitung ratio berikut ini: (1) Tingkat perputaran sediaan (2) Ratio laba bersih dengan sediaan (3) Ratio sediaan dengan volume penjualan yang diharapkan Pengujian terhadap Transaksi Rinci 3. Melalui pengujian, lakukan pemeriksaan atas dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam akun sediaan. 4. Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan. Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci 5. Lakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan. 6. Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar. 7. Periksa perjanjian konsinyasi Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan 8. Bandingkan penyajian sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum a. Periksa klasifikasi sediaan di neraca. b. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan. 9
Tgl. Pelaksana Pelaksanaan
c. Lakukan analitycal review terhadap sediaan 2.4.1 Prosedur Audit Awal Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang dicantumkan oleh klien di neracanya sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi sediaan yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi sediaan yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan 5 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan: 1. Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun Sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar. 2. Hitung kembali saldo akun Sediaan di buku besar. 3. Usut saldo awal akun Sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu. 4. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Sediaan ke jurnal yang bersangkutan. 5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu Sediaan dengan akun kontrol Sediaan di buku besar. Berikut ini diuraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantif terhadap sediaan. (Mulyadi, 2016) Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo sediaan yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo sediaan yang dicantumkan di neraca di usut ke akun buku besar berikut ini: Sediaan Bahan Baku Akun ini digunakan untuk menampung transaksi pembelian bahan baku, retur pembelian, transaksi pemakaian bahan baku, retur bahan baku ke gudang, dan adjustment hasil penghitungan fisik sediaan.
10
Sediaan Produk dalam Proses Akun ini digunakan untuk mencatat kos produk dalam proses pada tanggal neraca. Sediaan Produk Jadi Akun ini digunakan untuk mencatat kos produk jadi yang di transfer dari bagian Produksi ke Bagian Gudang, kos produk jadi yang dikirim ke pembeli, dan adjustment hasil penghitungan fisik sediaan.
Sediaan Suku Cadang Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pembeliaan dan pemakaian suku cadang, serta adjustment hasil penghitungan fisik sediaan.
Sediaan Barang Habis Pakai Pabrik (Factory Supplies) Akun ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian dan pemakaian bahan habis pakai pebrik (seperti minyak pelumas) serta adjustment hasil penghitungan fisik sediaan. Hitung kembali saldo akun sediaan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan menganai ketelitian penghitungan saldo akun sediaan, auditor menghitung kembali saldo akun sediaan, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya denga jumlah pengkreditan tiap-tiap akun kontrol tersebut. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan ke di dalam jurnal yang bersangkutan. Pendebitan di dalam berbagai akun sediaan tersebut kemudian diusut ke jurnal pembelian (atau register bukti kas keluar), atau ke jurnal pengeluaran kas (atau check register), dan pengkreditan ke akun tersebut diusut ke jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan sediaan berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan. Usut saldo awal akun Sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun sediaan, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut. 11
Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun kontrol sediaan yang bersangkutan di dalam buku besar. Saldo akun kontrol sediaan di dalam buku besar tersebut kemudiaan dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu sediaan yang bersangkutan untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan sediaan dapat dipercaya ketelitiannya. 2.4.2 Prosedur Analitik Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan, misalnya tingkat perputaran berbagai kelompok sediaan, dan jika terdapat fluktuasi ratio tertentu dari ratio tahun sebelumnya, auditor berkewajiban mendapatkan penjelasan mengenai penyebab terjadinya fluktuasi ratio tersebut. Hubungan antara tingkat perputaran sediaan, tingkat sediaan pada tanggal neraca, dan volume penjualan semuanya harus mendukung pengujian-pengujian substantif yang telah dilakukan oleh auditor. Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap sediaan: Ratio 1. Tingkat perputaran sediaan Sediaan produk jadi Sediaan produk dalam proses Sediaan bahan baku Sediaan barang dagangan
Formula
Kos produk yang dijual ÷ Rerata saldo sediaan produk jadi Kos produksi ÷ Rerata saldo sediaan produk dalam proses Biaya bahan baku ÷ Rerata saldo sediaan bahan baku Kos produk yang dijual ÷ Rerata saldo sediaan barang 2. Ratio sediaan dengan dagang aktiva lancar Sediaan ÷ Aktiva lancar 3. Ratio laba bruto dengan hasil penjualan Laba bruto ÷ Hasil penjualan bersih Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan
angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci. Misalnya, kenaikan tingkat sediaan produk jadi yang tidak disertai dengan kenaikan pembelian,
12
produksi, dan penjualan mungkin sebagai akibat dari salah saji yang berkaitan dengan keberadaan dan penilaian sediaan produk jadi. 2.4.3 Pengujian Terhadap Transaksi Rinci Keandalan saldo sediaan sangat di tentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang di debet dan di kreditkan ke dalam akun piutang usaha. : a)
Transaksi pembeliaan
b) Transaksi penjualan , dan c)
Transaksi pemakaian
Disamping itu, keandalan saldo akun sediaan di tentukan pula oleh ketepatan pisah batas yang di gunakan untuk mencatat berbagai transaksi tersebut di atas. Oleh karna itu , auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mendebit dan mengkredit akun sediaan dan pengujian pisah batas yang di gunakan untuk
mencatat
transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut. Periksa sampel transaksi yang tercatat
dalam akun sediaan ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi tersebut. Prosedur audit ini di mulai oleh auditor dari buku pembantu sediaan . pengujian di laksanakan dengan mengambil sampel berikut ini: 1.
Sampel akun sediaan yang akan di periksa transaksi mutasinya
2.
Sampel transaksi yang di catat dalam akun sediaan pilihan.
Periksa pendebitan akun sediaan kedokumen pendukung : bukti kas keluar, faktur pembeliaan. laporan penerimaan barang, dan surat order pembeliaan .auditor mengambil sampel transaksi yang di catat di sebelah debit akun sediaan yang terpiulih dalam sempel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini: 1.
Mengambil dari arsip klien bukti kas keluar beserta dokumen pendukunya : faktur pembelian ,laporan pengiriman barang dan order penjualan
2.
Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas keluar.
3.
Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya
13
4.
Memeriksa kebenaran data yang di posting kedalam akun sediaan berdasarkan bukti kas keluar
5.
Memastikan bahwa semua bukti kas keluar yang di sampel telah di catat di sebelah debit akun sediaan
Periksa pengkreditan akun sediaan ke dalam dokumen pendukung : faktur penjualan , laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang , memo debit untuk retur pembelian. auditor mengambil sampel transaksi yang di catat di sebelah kredit akun sediaan yang terpilih dalam sempel, kemudian melakukan prosedur audit berikut ini: 1.
Mengambil dari arsip klien, faktur penjualan, bukti pemakaian barang gudang dan memo debit beserta dokumen pendukunya: surat permintaan barang dan laporan pengiriman barang.
2.
Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung faktur penjualan , surat pemakaian gudang, dsn memo debit.
3.
Memeriksa kesesuaian data yang tercantum dalam faktur penjualan , surat pemakaian barng gudang , dan memo debet dan dokumen pendukunya.
4.
Memeriksa kebenaran data yang di posting kedalam akun kesediaan berdasarkan fakturfaktur penjualamn , surat pemakain barang gudang dan ,memo debit.
5.
Memastikan bahwa semua faktur penjualan, surat pemakaian barang gudang, dan memo debity yang di sampel telah di catat di sebelah kredit akun sediaan.
Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan Verifikasi pisah batas di maksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi pembelian, penjualan , dan pemakain sedian yang termasuk dalam tahun yang di audit di banding dengan tahun sebelumnya. Jika klien tidak menggunakan tanggakl pisah batas yang konsisten, akibatnya dalam transaksi pembelian, penjualan, dan pemakaian sediaanj yang seharusnya di akui sebagai pendapatan atau biaya dalam tahun berikutnya, di catat olehbnklien oleh pendapatan atau biaya dalam tahun yang di audit. Dilain pihak, transaksi pembelian ,penjualan, dan pemakain dalam tahun yang di audit dapat di akui oleh klien sebagai pendapatan atau biayan tahun berikutnya. Dengan demikian , jika klien rtidak konsisten dalam menggunakan tanggal oisah batas, perhitungan rugi laba tahun yang di audit akan terpengaruh langsung. Oleh karna itu, auditor melakukan pemeriksaan terhadap transaksi pembeliaan , penjualan , dan
14
pemakaian sediaan dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk melakukan perlakuan yang tepat terhadap pengakuan pendapatan dan biaya.
Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembeliaan dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Prosedur audit ini dilakukan oleh auditor dengan cara memilih transaksi pembelian yang di catat di dalam register bukti kas keluar dalam minggu terakhir dalam tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Dari jurnal ini kemudian auditor memeriksa dokumen sumber berupa bukti kas keluar dan dokumen pendukunnya berupa surat order pembeliaan , laporan peneriman barang , dan faktur dari pemasok. Informasi yang di perlukan ol;eh auditor untuk penguji ketepatan pisah batas adalah a.
Syarat Pembelian yang dapat diperoleh auditor dari surat order pembelianb dan faktur dari pamasok
b.
Tanggal penerimaan barang , yang dapat diperoleh auditor dari penerimaan barang
c.
Tanggal pencatatan dalam catatan akuntansi ( register bukti kas keluar )
Periksa dsokumen yang mendukung berkurangnya sediaan ( karna transaksi penjualan atau pemakaian sendiri) dam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. prosedur audit ini di lakukan oleh auditor dengan cara memilih transaksi penjualan yang di catat dalam jurnal penjualan dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca. Dari jurnal ini kemudian auditor memeriksa dokumen sumber berupa faktur penjualan dan dokumen pendukungnya berupa surat order pengiriman, lapora pengiriman barang, dan surat muat. Informasi yang di perlukan oleh auditor untuk mrenguji ketepatan pisah batas transaksi penjualan sediaan adalah: a.
Syarat penjualan, yang dapat diperolegh auditor dari surat ordere pengiriman dan faktur penjualan
b.
Tanggal pengiriman barang, yang dapat di peroleh auditor dari laoran pengiriman barang
c.
Tanggal pencatatan dalam catatan akuntansi ( jurnal penjualan) Untuk transaksi `pemakaian sediaan , auditor memeriksa transaksi pemakaian barang
dalam minggu terakhir tahun yang di audit dan minggu pertama setelah tanggal neraca dari jurnal ini klemudian auditor memeriksa dokumen sumber berupa bukti permintaan berupa pemakaian barang gudang. Untuk mengetahui ketepatan pisah batas yang di terapkan oleh 15
bklien terhadap transaksi pemakaian sediaan auditor membandingkan tanggal pencatatan kedalam jurnal pemakaian bahan baku atau jurnal umum dengan tanggal yang tercantum di dalam bukti permintaan dan pengeluaran barang dagang . 2.4.4 Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci Pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan Untuk membuktikan asersi (1) keberadaan dan keterjadian (2) kelengkapan dan (3) penelian sediaan , auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan. Prosedur audit yang di temnpuh oleh auditor dalam melaksanakan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaaan adalah (1) memeriksa inti tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan
(2)
melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang di lakukan oleh klien. periksa intruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan. intruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan sebaiuknya di susun bersama antara kjlien dengan auditor independent , sehingga jika intruksi tersebut di gunakan untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan , tidak terjadi pengajuan keberatan oleh auditor karna pertimbangan ketelitian dan keandalan prosedur perhitungan atas sediaan. Auditor harus memeriksa instruksi tertulis yang di buat oleh klien unrtuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan data hasil perhitungan fisik sediaan . lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang di alkukan oleh klien. Perhitungan fisik sediaan merupakan prosedur yang harus di laksanakan oleh kliejn untuk menjamin ketelitian data sedian yang di catat di dalam akuntansinya biasanya karna penyimapanan di gudang , sefiaan mengalami perubahan kondisi fisiknya, rusak , atau kiemungkinan hilang karna di curi. Oleh karna itu, secara periodic klien harus meyelenggarakan perhitungan fdisik sediaan yang di simpan di gudang untuk menyesuaikan data sediaan dalam catatan akuntansinya dengan keadaan fisik sediaan yang ada di gudang penga,matan terhadap perhitungan fisik sediaan yang di laksanakan oleh auditor dengan 2 tujuan (1) untuk menguji efektifitas pengendalian intern terhadap sediaan (2) untuk menguji kewajaran informasi sediaan yang di cantumkan di neraca. Oleh karna itu pengamatan terhadap perhitungan fisisk sediaan yaitu pengujian yang mempunyai tujuan ganda seperti tersebut di atas. Pengamatan ter4hadap perhuituyngan fisik sediaan dalam pengujiaan substantive ini bertujuan ini membuktikan bahwa klien telah m,encatat akuntansinya
16
berdasarkan hasil perhitungan fisik yang andal. Dalam
prosedur pengamatan terhadap
perhitungan fisik sediaan auditor melakukan kegiatan berikut ini : a.
Melakukan hitung uji terhadap perhitungan fisik yang di lakukan oleh klien . penghitungan uji ini di lakukan untuk mengecek ketelitian perhitungan fisik yang di lakukan oleh klien
b.
Melakukan
compelation test yaitu mengfujian penyalinan data dalam kartu
penghitungan sisk kedalam daftar hasil penghitungan fisik prosedur audit ini di amksudkan untuk mengecek ketelitian penyalinan data darei kartu penghitungan frisik keda;am daftar penghitungan fisik c.
Melakukan
princi test , yaitu pengujiaan pencantuman kost persatuan setiap jenis
sediaan yang di cantumkan dalam daftar penghitungan fisik dan perkalian kost perssatuan dengan kuantitas hasil penghitungan fisik sediaan. Prosedur audit ini di maksudkan untuk mengecek ketelitian pencatumkan harga persatuyan dan hasil perkalian kost persatuan tersebut dengan kuantitas sediaan yang di cantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik d.
Melakukan adjustment test yaitu mengujian adjudtemn yang di lakukan oleh bklien terhadap data sediaan di dalam kartu sediaan atas data yang tercantum dalam ahsil penghitungan fisik. Prosedur audit ini dimaksud untuk mengecek apakah catatan akuntansi sediaan telah di adjust dengan data yang benar dari penghitungan fisik sediaan
Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar Adakalanya klien memiliki sediaan yang disimpan digudang luar, dibawah wewenang penyimpanan perusahaan lain.untuk memperoleh keyakinan tentang eksistensi sediaan klien yang disimpan digudang luar,auditor perlu mengirimkan surat konfirmasi kepada perusahaan yang menyimpan sediaan tersebut.prosedur audit ini ditujukan untuk membuktikan asersi berikut ini: 1.keberadaan atau keterjadiaan 2.Kelengkapan 3. hak kepemilikan Sediaan yang dicantumkan dineraca perlu diverifikasi hak kepemilikanny, karena adakalanya di gudang klien terdapat sediaan yang merupakan barang titipan milik perusahaan lain, atau
17
terdapat sediaan klien yang dititipkan kepada perusahaan lain sebagai barang konsinyasi, atau sediaan klien yang dicantumkan di neraca telah digadaikan dalam penarikan utang. Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yang dijualn secara konsinyasi dan barang-barang titipan yang ada ditangan klien. Bukti tersebut dapat diperoleh auditor dengan cara mewawancarai manajer bagian pemasaran dan memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan perusahaan yang menitipkan barang kepada klien dan perusahaan yang dititipi barang oleh klien. Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikanjeminan penarikan utang. data ini diperoleh dengan cara mewawancarai manajer keuangan dan me-review jawaban konfirmasi dari bank. Lakukan pengujian terhadap penilaian sediaan.Disajikan di neraca sebesar nilainya yang lebih rendah di antara nilai pasar dan kosnya pada tanggal neraca. Mintalah informasi mengenaimetode penilaian sediaan yang digunakan oleh klien. Terdapat 3 metode penilaian sediaan: metode harga pasar, kos historis, dan lower of cost or market. Periksa kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum. Jika sediian dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus dicantumkan didalam tandakurung,jika sediaan diturunkan nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan di dalam tanda kurung. Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan sediaan. Untuk sediaan bahan baku, sediaan suku cadang, dan sediaan bahan habis pakai pabrik, data kos persatuan dapat diverifikasi oleh auditor dengan memeriksa kartu sediaan bersangkutan Bandingkan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya. Pembandingan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk menilai kewajaran nilai sediaan barang dagangan dengan menggunakan metode laba bruto. Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan yang rusak. Sediaan yang rusak akan mengurangi nilai sediaan yang disajikan di neraca. Oleh karena itu, pada waktu melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan klien, auditor perlu melakukan pengamatan terhadap kondisi fisiksediaan. 18
Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat perputaran sediaan tahun sebelumnya. Data ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu sediaan lambat dalam proses penjualan atau pemakaiannya dalamkegiatan perusahaan. Auditor perlu menghitung tingkat perputaran semua kelompok sediaan dan membandingkan hasil perhitungannya tersebut dengan tingkat perputaran sediaan tahun sebelumnya. Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaiannya atau penjualannya. Sediaan yang lambat penjualan dan pemakaiannya akan mempunyai nilai yang berkurang darikos pemerolehannya. Mintalah surat representasi sediaan dari klien. Surat ini digunakan oleh auditor untuk menyadarkan klien bahwa tanggung jawab atas kewajaran informasi yang disajikan didalam laporan keuangan berada di tangan klien, bukan ditangan auditor. 2.4.5 Pemeriksaan Penyajian Dan Pengungkapan Sediaandi Neraca 1.
Periksa klasifikasi sediaan di neraca Jika jumlahnya material, sediian dalam perusahaan manufaktur harus disajikan menurut unsur-unsur utama sediaan: produk jadi, produk dalamproses, bahan baku, suku cadang, dan bahan habis pakai pabrik.
2.
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan Klien diharuskan menjelaskan di dalamlaporan keuangannya mengenai metode penentuankos dan metode penilaian yang digunakan dalam menyajikan sediaan di neraca.
3.
Lakukan analytical review terhadap sediaan Review analitik ini merupakan review secara menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di neraca.
19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal ataupun barang-barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang akan dijual. Didalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang dagang. Sedangkan dalam perusahaan manufaktur sediaan terdiri dari sediaan bahan baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan suku cadang dan bahan habis pakai pabrik. Tujuan audit terhadap sediaan: 1.
Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan sediaan.
2.
Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan keterjadiaan transaksi yang berkaitan dengan sediaan.
3.
Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di neraca.
4.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di neraca.
5.
Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.
6.
Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.
3.2 Saran Bagi pemakalah selanjutnya disarankan untuk, Menggunakan referensi buku ataupun jurnaljurnal yang lebih banyak tentang audit terhadap siklus produksi : pegujian substantif terhadap saldo sediaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. (2016). Auditing Edisi 6 Buku 6. Jakarta: Salemba Empat.
21