MAKALAH ANALISIS OBAT MAKANAN DAN KOSMETIK Metode Konvensional dan Modern Dalam Analisis Produk Makanan dan Kosmetik
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sintesis obat Oleh : 1.
Daisa Mei Yuni
(E0016011)
2.
Larasati
(E0016021)
3.
Sinta Dewi
(E0016036)
4.
Venny Febri Yani
(E0016039)
5.
Windi Afiyani
(E0016041)
6.
Yoga Amanda Gusti
(E0016043)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI SEMESTER V BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari kosmetik dan makanan ? 2. Apa pengertian metode konvensional dan moderen dalam analisis makanan dan kosmetik? 3. Apa macam-macam metode konvensional dan moderen dalam analisis makanan dan kosmetik? 4. Bagiamana perbedaan metode analisis konvensional dan moderen makanan dan kosmetik? 5. Bagaimana contoh metode analisis konvensional dan moderen makanan dan kosmetik?
C. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kosmetik dan makanan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui metode konvensional dan moderen dalam analisis makanan dan kosmetik. 3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam metode konvensional dan moderen dalam analisis makanan dan kosmetik. 4. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan metode analisis konvensional dan moderen makanan dan kosmetik. 5. Bagaimana ontoh metode analisis konvensional dan moderen makanan dan kosmetik. D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN A. Pengertian Kosmetik dan Makanan Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. (BPOM,2013). Pengertian kosmetik dan bentuk-bentuk kosmetik di kemukakan oleh beberapa ahli kosmetologi antara lain : Menurut JELLINEX, kosmetologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum kimia, fisika, biologi dan microbiologi tentang pembuatan, penyimpanan dan penggunaan bahan kosmetika. Menurut FEDERAL FOOD AND COSMETIC ACT (1958) sesuai dengan definisi dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I.
No.220/Men
Kes/Per/IX/76. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tank dan mengubahrupa dan tidak termasuk golongan obat. Zat tersebut tidak boleh mengganggu faal kulit atau kesehatan tubuh secarakeseluruhan. Dalam definisi ini jelas dibedakan antara kosmetikadengan obat yang dapat mempengaruhi struktur danfaal tubuh. Dalam perkembangan kosmetika, saat ini pada beberapa produk tertentu batas antara kosmetika dan obat menjadi kabur.
LUBOWE (1955)
mengemukakan istilah Cosmedics disusul oleh FAUST (1975) dengan istilah Medicated Cosmetics untuk bentuk gabungan dari kosmetika dan obat. Kosmedik adalah kosmetika yang ke dalamnya ditambahkan bahan-bahan aktif tertentu seperti zat-zat anti bakteri atau jasad renik lainnya, anti jerawat, anti gatal, anti produkkeringat, anti ketombe dan lain-lain dengan tujuan profilaksis,desinfektan, terapi dan lain-lain.
Kosmetika hipoalergik; adalah kosmetika yang di dalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi iritasi dan reaksi sensitasi. Kosmetika jenis ini bila dapat terwujud akan merupakan kosmetika yang lebih aman untuk kesehatan kulit. Banyak bahanbahan yang sering menimbulkan reaksi iritasi dan sensitasi telah dikeluarkan dari daftar kosmetika hipoalergik seperti arsenic compounds, aluminium sulfat , aluminium klorida, balsam of peru, fenol, fern)] formaldehide, gum arabic, lanolin, mercury compounds, paraphenylennediamin, bismuth compounds,oil of bergamot, oil of lavender, salicylic acid, resoisinol, heksaklorofen dan lain-lain. Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika semi-tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-zat kimia sintetik ke dalamnya. Seperti bahan pengawet, pengemulsi dan lain-lain.
Kegunaan
kosmetika ini dalam ilmu kedokteran baik untuk pemeliharaan kesehatan kulit maupun untuk pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer dari kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan, manusia tidak mungkin bertahan hidup. Pada zaman primitif, manusia memakan sesuatu yang memang bisa dimakan dan hanya diolah dengan sangat sederhana, namun karena kemajuan zaman, manusia mendapat hasrat untuk mendapat cita rasa yang lebih dari makanan yang disantapnya. Karena itulah, dalam pengolahan makanan, manusia melakukan banyak inovasi, seperti menemukan bumbu, bahan makanan yang baru, maupun cara pengolahannya Makanan adalah sumber energi bagi tubuh agar dapat melakukan berbagai aktivitas. Jika tubuh kekurangan energi maka tubuh akan lemas dan mudah lelah. Oleh karena itu, selalu biasakan sarapan pagi sebelum kamu melakukan aktivitas.
B. Pengertian Metode Konvensional dan Modern Analisis Makanan dan Kosmetik Dalam suatu pengerjaan analisisis makanan dan kosmetik tentu diperlukan suatu instrumen(peralatan) untuk menunjang keperluan analisa. Menurut teknik dan instrumennya Analisis analisisis makanan dan kosmetik dibagi menjadi dua, yaitu Analisis konvensional(tradisional) dan Analisis instrumental(modern). Analisis Konvensional adalah suatu teknik analisa menggunakan alatalat konvensional, misalnya pada salah satu contoh metode analisis titrimetri yang menggunakan peralatan gelas kaca. Sedangkan Analisis Instrumental adalah suatu teknik analisa menggunakan peralatan canggih dan modern misalnya spektrofotometri yang menggunakan alat spektrofotometer ataupun titrimetri secara konduktometris ataupun potensiometris (Setiono, 1994). C. Macam-macam metode konvensional dan modern dalam analisis kosmetik dan makanan Analisis Kimia Konvensional diantaranya : 1. Gavimeri Analisis Gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang (Day, 1994). Persyaratan yang harus dipenuhi agar metode gravimetri berhasil : a. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak-terendapkan secara analitis tak-dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg atau kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro). b. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan hendaknya murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak akan diperoleh hasil yang galat. Metode yang dapat dilakukan dalam analisis gravimetri :
a. Gravimetri cara penguapan, misalnya untuk menentukan kadar air, (air kristal atau air yang ada dalam suatu spesies). b. Gravimetri elektrolisa, zat yang dianalisa di tempatkan di dalam sel elektrolisa. sehingga logam yang mengendap pada katoda dapat ditimbang. c. Gravimetri metode pengendapan menggunakan pereaksi yang akan menghasilkan endapan dengan zat yang dianalisa sehingga mudah di pisahkan dengan cara penyaringan. Misalmya Ag+ diendapkan sebagai AgCl. Ion besi (Fe3+) diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang setelah dipisahkan, dipijarkan dan ditimbang sebagai Fe2O3 Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut :
Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih
agar
semua
unsur/senyawa
diendapkan
oleh
pereaksi.
Pengendapan dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan tahap paling penting.
Penyaringan endapan.
Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu.
Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
Penimbangan endapan.
Perhitungan. Kadar Unsur (%) atau senyawa =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 (𝒈𝒓𝒂𝒎)𝒙 𝑭𝑮 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝒈𝒓𝒂𝒎)
Faktor Gravimetri = FG = 𝑨𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝒓 𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒚𝒂𝒘𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑴𝒓 𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒊𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈
2. Volumetri Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel melalui perhitungan volume. Dalam analisis titrimetri (hingga kini sering dinamai analisis Volumetri), zat yang akan ditetapkan dibiarkan bereaksi dengan suatu reagensia yang cocok
yang
ditambahkan sebagai larutan baku, dan volume larutan yang diperlukan untuk mengakhiri reaksi ditetapkan (Stiono, 1994). Sehingga dalam teknik volumetri, alat pengukur volume menjadi bagian terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur volume yang dipergunakan dalam analisis volumetrik (Wiryawan, 2011). Tipe reaksi yang biasa digunakan dalam titrimetri adalah Titrasi Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan sering digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai : aA + bB hasil reaksi dimana : A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi, a dan b jumlah mol dari A dan B. Volumetri (titrasi) dilakukan dengan cara menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya.Untuk mengetahui bahwareaksi berlangsung sempurna, maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi (Zulfikar, 2010). Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi dikelompokkan menjadi empat macam titrasi yaitu :
1. Titrasi asam basa Ada dua jenis titrasi asam-basa, yaitu asidimetri (penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku asam) dan alkalimetri (penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan baku basa). 2. Titrasi pengendapan Merupakan titrasi yang mengakibatkan adanya endapan. Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Ag+ + X- AgX Konstanta kesetimbangan reaksi pengendapan untuk reaksi tersebut adalah : Ksp AgX = [Ag+] [X-] 3. Titrasi kompleksometri Merupakan semua jenis titrasi yang mengakibatkan terjadinya senyawa kompleks. Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam tersebut. Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2 2Cl-(aq) + Hg2+(aq) HgCl2 (kompleks) 4. Titrasi oksidasi reduksi Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu terjadi secaraan, bersama dan merupakan bagian yang sangat penting di dalam ilmu kimia (Cairns, 2004). Larutan standar = Oksidator ; sampel = Reduktor Ada beberapa jenis titrasi redoks : a. Titrasi permanganometri
Merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Dalam suasana asam, ion permanganat (MnO4-) tereduksi menjadi garam mangan (Mn2+) mgrek = 1 Dalam suasana basa, ion MnO4- tereduksi menjadi mangan dioksida (MnO2) sehingga mgrek = 1/3 b. Titrasi Bikromatometri Bikromatometri
adalah
titrasi
oksidasi
reduksi
denganmenggunakan K2Cr2O7 sebagai titran oksidasi. Kalium bikromat (K2Cr2O7) merupakan zat pengoksid yang cukup kuat dengan potensial standar reaksi. Eonya = + 1,33 volt ( Underwood. A .L,dkk, 1992 ). Kalium bikromat adalah zat baku primer dan dapat diperoleh dalamkeadaan murni dengan penghabluran kembali. Oleh karena itu larutan bakunya dapat dibuat dengan melarutkan langsung sejumlah tertentu hablur kalium bikromat yang ditimbang seksama. c. Titrasi Bromatometri Titrasi bromatometri merupakan titrasi redoks yang larutan standarnya berupa kalium bromat (KBrO3). BrO3- + 6H+ + 6e- Br- + 3H2O 1 grek = 1/6 mol d. Titrasi Iodometri Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium. Titrasi iodometri termasuk jenis titrasi tidak langsung yang dapat
digunakan
untuk
menetapkan
senyawa-senyawa
yang
mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar daripada sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O .
Analisis Kimia Moderen diantaranya : Instrumental adalah metode analisis yang menggunakan instrumen / peralatan dalam melakukan analisis. Analisis Instrumental ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: 1. Cara Elektrokimia Elektrokimia adalah reaksi redoks yang bersangkut paut dengan listrik. Reaksi elektrokimia dibagi menjadi 2, yaitu: a.
Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Contohnya baterai.
b.
Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah pemurnian logam dan pelapisan logam.
2. Cara Spektrofotometri Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang mempelajari interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa hamburan (scattering), absorpsi (absorption), emisi (emission). Interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan atom atau molekul yang berupa absorbsi melahirkan spektrofotometri absorpsi antara lain spektrofotometri ultraviolet (UV), spektrofotometri sinar tampak (VIS), spektofotometri infra merah (IR) (Wiryawan, Adam. 2011). Spektrofotometri ultra violet yang dipakai untuk aplikasi kuantitatif menggunakan radiasi dengan panjang gelombang 200-380 nm, sedangkan spektrofotometri sinar tampak menggunakan reaksi dengan panjang gelombang 380-780 nm. Molekul yang dapat memberikan absorbsi yang bermakna pada panjang gelombang 200-780 nm adalah molekul-molekul yang mempunyai gugus kromofor dan gugus auksokrom (Wiryawan, Adam. 2011). Spektrofotometer UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti dalam analisis logam berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan dalam kehidupan. Air merupakan salah satu kebutuhan yang luas oleh
masyarakat. Beragam sumber air yang digunakan dalam keseharian. Salah satu sumbernya ialah air sumur. Kandungan dalam air sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang menggunakannya (Wiryawan, Adam. 2011). Spektrofotometer
UV-Vis
merupakan
alat
dengan
teknik
spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut (Wiryawan, Adam, 2011). 3. Cara Kromatografik Kromatografi merupakan teknik pemisahan tertentu, pada dasarnya kromatografi menggunakan dua fase yaitu fase tetap (stationary) dan fase bergerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fase ini. Dari beberapa jenis kromatografi, satu di antaranya adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT), kromatografi jenis ini membutuhkan waktu yang lebih cepat dan diperoleh pemisahan yang lebih baik. (Sastrohamidjojo, 1985). D. Perbedaan Metode Analisis Konvensional dan Moderen Makanan dan Kosmetik 1. Metode Klasik/Tradisional Metode klasik atau tradisional adalah metode analisis kimia yang mengandung ciri-ciri berikut : a. Instrumen yang digunakan masih sederhana, berupa peralatan nonmesin, dan tidak menggunakan arus listrik b. Ilmu yang digunakan dalam proses penganalisaan masih berkaitan dengan ilmu-ilmu perhitungan kimia (stoikiometri). 2. Metode modern adalah metode analisis kimia yang mengandung ciri-ciri berikut : a. Instrumen yang digunakan sangat kompleks, berupa mesin yang menggunakan arus listrik sebagai sumber energinya
b. Ilmu yang digunakan dalam proses penganalisaan seringkali berkaitan dengan ilmu-ilmu fisika atomik, fisika gelombang, dll. E. Contoh Metode Analisis Konvensional dan Moderen Makanan dan Kosmetik (Lampiran Jurnal)
Sastrohamidjojo. 1985. Kromatografi. Liberty: Yogyakarta