Makalah Akbid Askeb Gastroenteritis.docx

  • Uploaded by: restipusparini
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Akbid Askeb Gastroenteritis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,553
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang berperan menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan, mulai dari mulut sampai dengan anus. Setiap organ saluran cerna memiliki tugas khusus dan saling mempengaruhi antara satu organ dan organ lain, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu organ akan berdampak pula pada proses pencernaan itu sendiri maupun pada sistem yang lain, misalnya gangguan pada lambung dan usus yang disebut gastroenteritis. Gastroenteritis merupakan proses peradangan yang terjadi pada daerah lambung dan usus yang biasanya disertai dengan gejala diare secara terus menurus. Angka kejadian gangguan gastroenteritis yang disertai dengan adanya gejala diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian bila tidak di tangani secara cepat, tepat dan sesuai dengan prosedur yang benar. Dampak penyakit diare bila di biarkan berlarut-larut maka akan menimbulkan komplikasi seperti ; dehidrasi (kehilangan cairan), hipokalemia (kekurangan kalium), hipokalsemia (kekurangan kalsium) dan lain-lain (Suriadi, 2001) yang kemudian berlanjut pada kematian.

B. Tujuan Penulisan 1. Mampu memahami dan mengetahui tentang gangguan gastroenteritis untuk dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari dan mampu melakukan pencegahan di mulai dari keluarga hingga ke masyarakat luas. 2. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan secara langsung dan komprehensif yang meliputi aspek Bio-Psiko-Sosial-Spiritual.

1

BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Gastroenteritis Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005). Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996). Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ). Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa: Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen. Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.

2

B. Etiologi Penyebab dari diare akut antara lain : 1. Faktor Infeksi Infeksi Virus Retavirus a.

Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah.

b.

Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

c.

Dapat ditemukan demam atau muntah.

d.

Di dapatkan penurunan HCC.

Enterovirus a.

Biasanya timbul pada musim panas.

Adenovirus a.

Timbul sepanjang tahun.

b.

Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.

Norwalk a.

Epidemik

b.

Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 – 48 jam ).

Bakteri Stigella a.

Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September

b.

Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

c.

Dapat dihubungkan dengan kejang demam.

d.

Muntah yang tidak menonjol

e.

Sel polos dalam feses

f.

Sel batang dalam darah

Salmonella a.

Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.

b.

Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.

c.

Mungkin ada peningkatan temperatur

d.

Muntah tidak menonjol

3

e.

Sel polos dalam feses

f.

Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.

g.

Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

Escherichia coli a.

Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan entenoksin.

b.

Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.

Campylobacter a.

Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.

b.

Kram abdomen yang hebat.

c.

Muntah / dehidrasi jarang terjadi

Yersinia Enterecolitica a.

Feses mukosa

b.

Sering didapatkan sel polos pada feses.

c.

Mungkin ada nyeri abdomen yang berat

d.

Diare selama 1-2 minggu.

e.

Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan sukrosa ), non sakarida ( intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. a.

Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.

b.

Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE). Faktor Psikologis Rasa takut,cemas.

4

C. Patofisiologi Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia, dan lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada selsel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat

pada

dinding

usus

pada

Gastroenteritis

akut.

Penularan

Gastroenteritis biasa melalui fekal – oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan

multilitas

usus

yang mengakibatkan

hiperperistaltik

dan

hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah. Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer. Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.

5

Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi peningkatan peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.

D. Tanda dan Gejala 1.

Kuman Salmonella: Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4 hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.

2.

Kuman Escherichia Coli: Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.

3.

Kuman Vibrio: Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.

4.

Kuman Disentri: Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan, suhu badan bervariasi, nadi cepat.

5.

Kuman Virus: Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama 2-3 hari.

6.

Gastroenteritis Choleform: Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan dehidrasi.

Gastroenteritis Desentrium: Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah.

6

E. Manifestasi Klinis 1.

Nyeri perut ( abdominal discomfort )

2.

Rasa perih di ulu hati

3.

Mual, kadang-kadang sampai muntah

4.

Nafsu makan berkurang

5.

Rasa lekas kenyang

6.

Perut kembung

7.

Rasa panas di dada dan perut

8.

Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).

9.

Diare

10. Demam. 11. Membran mukosa mulut dan bibir kering 12. Lemah 13. Diare. 14. Fontanel Cekung

F. Komplikasi. 1.

Dehidrasi

2.

Renjatan hipovolemik

3.

Kejang

4.

Bakterimia

5.

Mal nutrisi

6.

Hipoglikemia

7.

Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

7

G. Tingkat Derajat Dehidrasi Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1.

Dehidrasi ringan Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok, ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.

2.

Dehidrasi Sedang Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. gelisah, sangat haus, pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.

3.

Dehidrasi Berat Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah turun, warna urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.

Atau yang dikatakan dehidrasi bila: 1.

Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.

2.

Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.

3.

Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.

Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi 2: 1.

Pada bayi dan anak-anak: Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB

2.

Pada orang dewasa: Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.

8

Jenis-jenis diare: 1.

Diare cair akut: Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14 hari.

2.

Disentri: Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.

3.

Diare persisten: Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.

H. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium yang meliputi : 1.

Pemeriksaan Tinja a. Makroskopis dan mikroskopis. b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula. c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2.

Pemeriksaan Darah a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa. b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation ) Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

I.

Penatalaksanaan Medis 1.

Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.

2.

Diatetik: pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

9

a. Memberikan asi. b. Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral, dan makanan yang bersih. 3.

Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.

4.

Obat-obatan. Berikan antibiotic

5.

Koreksi asidosis metabolik.

10

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Masuk Puskesmas

: 14 Februari 2019

Jam

: 08.30 WIB

Pengkajian tanggal

: 14 Februari 2019

Jam

: 08.45 WIB

Identitas Pasien Nama pasien

: Ny.” Z “

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 37 Tahun

Alamat

: Asir-asir Atas

Agama

: Islam

Pekerjaa

: IRT

Suku bangsa

: Gayo

Diagnosa medic

: Gastroenteritis

Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama Saat masuk Puskesmas: Demam, diare, disertai muntah Saat pengkajian

: Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai muntah

2. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Bidan Desa. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.

11

4. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti yang di alami klien. 5. Riwayat Sosial Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang bersih dan padat penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

B. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum

: klien lemah, panas, muntah dan diare

Kesadaran

: composmentis

TTV

: Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt

Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih. 2. Mata Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata cowong. 3. Mulut Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih. 4. Hidung Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip. 5. Telinga Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen. 6. Leher Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk. 7. Dada Inspeksi

: dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada

12

simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan Palpasi

: Tidak ada benjolan mencurigaka

Perkusi

: paru-paru sonor, jantung dullnes

Auskultasi

: Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.

8. Perut Inspeksi

: simetris

Auskultasi

: Peristaltik meningkat 40x/mnt

Palpasi

: Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik

Perkusi

: Hipertimpan,perut kembung

9. Punggung

: Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.

10. Genetalia

: jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemeraha

11. Anus

: Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.

12. Ekstremitas

: Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.

C. Pengkajian Fungsional Gordon 1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. 2. Pola nutrisi dan metabolik Makan

:

Ny. “ Z “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau menghabiskan 1 porsi makan. Minum : Ny. “ Z “ minumnya tidak terlalu banyak.

13

3. Pola Eliminasi BAK

:5x/hari

BAB

:5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir

4. Pola aktifitas dan latihan Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan 5. Pola istirahat tidur Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur 6. Pola persepsi sensoris dan kognitif Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya 7. Pola hubungan dengan orang lain Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya 8. Pola reproduksi / seksual Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia 9. Pola persepsi diri dan konsep diri Klien ingin sembuh dengan cepat 10. Pola mekanisme koping Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan 11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.

14

D. ANALISA DATA Nama pasien : Ny. “Z” Umur : 37 tahun Data

No. Ruangan

Masalah keperawatan

:

Etiologi

DS : klien mengatan berak kuning Gangguan keseimbangan Output kehijauan bercampur lendir

cairan

berlebihan

DO : Turgor kulit menurun, mulut kering, malas makan DS : Pasien mengatakan bahwa Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik mengalami perut kembung

(nyeri)

DO : setelah dilakukan perkusi diketahui

klien

distensi,

klien

tampak menahan kesakitan. Peristaltik : 40x/ menit Skala nyeri : P : sebelum dan sesudah BAB Q : nyeri seperti teremas R : pada regio epigastrium S : skala nyeri 5 T : sering DS : klien mengatakan bahwa klien Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri BAB berkali-kali

BAB

DO :klien tampak lemas, mata cowong.

E. DIAGNOSA 1. Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan 2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik 3. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

15

yang

F. INTERVENSI No. Dx

Tujuan dan KH Setelah

1

Intervensi

Dilakukan

Keperawatan

Tindakan 1.

2x24

elektrolit

dalam

tanda 1. Menentukan

observasi/catat

hasil 2. Mengetahui keseimbangan cairan

seimbang (kurangnya cairan dan 3.

anjurkan klien untuk 3. Mengurangi

elektrolit terpenuhi)

banyak minum 4.

-

Turgor kulit cepat kembali.

-

Mata kembali normal

-

Membran mukosa basah

-

Intake output seimbang Setelah

dilakukan

jelaskan pada ibu tanda 4. Meningkatkan partisipasi dalam perawatan

berikan terapi sesuai 5. mengganti advis :

-

tindakan 1. Teliti keluhan nyeri, 1. Identifikasi intensitasnya nyeri

-

Klien

tidak

menghindari allergen

menyeringai 3. Lakukan

kesakitan. -

hangat

&

karakteristik factor

berhubungan

distensi 2. Anjurkan klien untuk suatu

abdomen dengan KH :

yang

Infus RL 15 tpm

Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, (dengan skala0-10). dari

cairan

keluar dan mengatasi diare

keperawatan 2x24 jam dengan cacat

klien terbebas

kehilangan

cairan

kekurangan cairan 5.

intervensi

selanjutnya

tubuh intake output cairan

Dengan KH :

2

pantau

Jam kekurangan cairan

denganTujuan : volume cairan 2. dan

Rasional

hal

penting

yang

merupakan yang

untuk

amat

memilih

kompres intervensi yang cocok & pada

daerah untuk

mengevaluasi

ke

Klien mengungkapkan verbal (- perut

efektifan dari terapi yang

)

4. Kolaborasi

diberikan.

-

Wajah rileks

-

-

Skala nyeri 0-3

Berikan

obat

indikasi -

bertambah

beratnya penyakit.

Steroid oral, IV, & 3. Dengan kompres hangat, inhalasi

-

sesuai 2. Mengurangi

Analgesik novalgin (500mg/ml)

16

distensi : 3x1

abdomen

akan

injeksi mengalami relaksasi, pada amp kasus akut/peritonitis

peradangan akan

-

Antasida dan ulkus : menyebabkan penyebaran injeksi ulsikur 3x1 amp infeksi. (200mg/ 2ml)

4. Kortikosteroid

untuk

mencegah reaksi alergi. 5. Analgesik

untuk

mengurangi nyeri. Setelah

3

Dilakukan

Keperawatan denganTujuan

Tindakan 1. Mengobservasi TTV 1. kehilangan

2x24

Jam 2. Jelaskan

akan mempengaruhi TTV

BAB lembek, frekwensi 1 kali penyebab dari diarenya2

-

yang

pada aktif secar terus menerus

: Konsistensi pasien tentang

perhari dengan KH :

cairan

Klien dapat mengetahui

3. Pantau leukosit setiap penyebab dari diarenya.

Tanda vital dalam batas normal hari (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, 4. Kaji RR : < 40 x/mnt )

3 pola

Berguna

untuk

eliminasi mengetahui penyembuhan

klien setiap hari

infeksi

-

Leukosit : 4000 – 11.000

-

Hitung jenis leukosit : 1-3/2--

Konsul ahli gizi untuk konsistensi dan frekuensi

6/50-70/20-80/2-8

memberikan diet sesuai BAB

5. Kolaborasi

kebutuhan klien. -

4

5

Untuk

Metode

Antibiotik: cefotaxime kebutuhan 3x1 amp (500mg/ml)

didasarkan kebutuhan.

17

mengetahui

makan

dan kalori pada

G. IMPLEMENTASI Nama pasien : Ny. “ Z “ Umur : 37 tahun TGL/

NO.

JAM

Dx

H.

No. Dx

No.ruangan

IMPLEMENTASI

RESPON PS

:

TTD

EVALUASI

Hari/tgl

Catatan Perkembangan

TTD

18

1.

Jumat,

S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas

15/02/2019

O : - Klien masih tampak lemas

-

Aktifitas klien masih dibantu keluarganya A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit O : - Kien tampak menyeringai kesaklitan -

Klien terus memegangi perutnya

-

Skala nyeri 3 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah. O : - klien BAB 2x/hari - Turgor kulit kembali < 1 detik - Mata tidak cowong - Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi makannya - Klien tidak muntah A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan -

Kaji intak output cairan setiap 8 jam

-

Pantau tanda-tanda dehidrasi

Terapi : ranitidin, metronidazol, oralit.

19

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyakit gastroenteritis adalah suatu peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dan atau tanpa di sertai muntah, di sebabkan oleh bakteri atau virus. Kuman penyebab diare biasanya disebarkan melalui jalan fekal ke oral. Penyebaran ini mungkin melalui air atau makanan yang tercemar tinja atau secara langsung kontak antara tinja dengan penderita. Gastroenteritis atau diare ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu dehidrasi,

renjatan

hipovolemik,

kejang,

bakterimia,

mal

nutrisi,

hipoglikemia, intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

B. Saran Dalam

upaya

meningkatkan

kualitas

perawatan

pada

klien

gastroenteritis perlu di tingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan keperawatan dapat lebih efektif secara komprehensif meliputi bio-psiko-sosial-spitritual pada klien melalui pendekatan proses keperawatan mencakup di dalamnya pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang di landasi oleh ilmu dan kiat keperawatan professional yang sesuai dengan nilai moral etika profesi keperawatan sehingga di masa yang akan datang dapat mengantisipasi dan menjawab tantangan-tantangan serta perubahan sosial yang menitikbertakan pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungannya.

20

DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC Inayah Iin, 2004, Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pencernaan, edisi pertama, Jakarta, Salemba Medika. Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus Suryono Slamet, et al, 2001, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2, edisi , Jakarta, FKUI Doengoes. E. M, et al, 2000, Rencana asuhan keperawatan, edisi 3 Jakarta, EGC Price & Wilson, 1994, Patofisiologi, edisi 4, Jakarta, EGC Warpadji Sarwono, et al, 1996, Ilmu penyakit dalam, Jakarta, FKUI

21

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. Z DENGAN GASTROENTERITIS

Oleh : RAIDAH SHOFA Nim. 062403517301 Semester III

CI : HENNI SILVIA, S. SIT Nip. 19780111 200604 2 014

AKADEMI KEBIDANAN (AKBID) ADIRA MUSTIKA GAYO TAHUN 2019 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasai marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya salam serta shawat semoga tetap tercurah Nabi Besar Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan pengorbanan beliaulah sehingga umat islam bisa mencapai alam yang terang benderang seperti yang sudah kita rasakan saat ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada penulisi sehingga kami mampu mengerjakan makalah ini, serta ucapan terima kasih juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang juga ikut berpartisipasi didalamnya dalam hal pembuatan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua amin

Takengon, 09 Maret 2019

Penyusun

i 23

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Gastroentritis .............................................................. 3 B. Etilogi ....................................................................................... 4 C. Patofisiologi .............................................................................. 6 D. Manisfestasi Klinis ................................................................... 7 E. Komplikasi ............................................................................... 7 F. Tingkat Derajat Dehidrasi ........................................................ 8 G. Pemeriksaan Penunjang ........................................................... 9 H. Pelaksanaan Medis ................................................................... 10 BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................ 11 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 15 B. Saran ........................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA

ii

24

Related Documents


More Documents from "yayuk suseno"