MAKALAH KETENTUAN BERPAKAIAN DALAM ISLAM Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : Lintang Indah Puspita 20180910092 Sistem Informasi C 2018
FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai cara menjadi seorang muslim sejati dengan berbusana sesuai dengan etika dan adab dalam Islam. Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai sumber juga beberapa pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Kuningan, 02 Januari 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2 C. Tujuan ............................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3 A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berbusana...................................................................... 3 B. Akhlak Berpakaian dalam Hukum Islam ........................................................................ 6 C. Adab Berpakaian dalam Hukum Islam ........................................................................... 7 D. Etika Berpakaian dalam Hukum Islam ........................................................................... 7 E. Tata Cara Berpakaian yang baik dan benar dalam Hukum Islam ................................... 7 F.
Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami .................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14 A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14 B. SARAN ......................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam Adanya berbagai kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang serba canggih dan cepat dapat menghasilakan produk-produk yang beraneka ragam yang digunakan untuk kebutuhan manusia. Salah satu aspek yang sangat berkembang dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia adalah industri pakaian. Pakaian pada dasarnya adalah kebutuhan primer (pokok) yang sangat dibutuhkan oleh manusia di dunia dan perkembanganya cukup signifikan, hal ini terbukti dengan berdirinya pabrikpabrik pakaian dengan berbagai model dan bahan yang sangat bervariasi diseluruh dunia, khususnya di Indonesia. Sebagai seorang muslim kita harus melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai dengan syari’at islam, supaya apa yang kita kenakan dapat dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dan tidak memicu hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya angat menyukai mode-mode busana yang memamerkan atau tidak menutupi auratnya. Rok mini atau celana ketat merupakan gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini. Sesungguhnya kecenderungan pada mode-mode pada buana yang tidak senonoh ini menunjukan kelemahan moral masyarakat. Pada hakekatnya mode busana rok mini dan celana ketat itu dapat merusak kesehatan dan pertumbuhan mental masyarakat sendiri juga tidak memiliki nilai tambah sama sekali. Banyak juga di kalangan masyarakat yang sudah berpakaian muslim tetapi masih memamerkan lekuk tubuhnya atau dalam kata lain pakaian yang dipakainya belum sesuai dengan ketentuan Islam. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara benfikir dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri mereka. Begitu pula dengan kehidupan di kampus yang tentunya tidak terlepas dari peratura-peraturan kampus sendiri. Dimana kampus merupakan salah satu media untuk mencetak kader-kader penerus bangsa yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik kota maupun desa dan kalangan lainnya. Sehingga masalah berpakain di kampus juga 1
perlu di jaga dan disesuaikan dengan syari’at Islam.Akhir-akhir ini banyak diantara mahasiswa dan mahasiswi yang memfigurkan pakaian-pakain barat sebagai kebanggaan mereka biasanya identik serba seksi walaupun melanggar ketentuan syari’at islam. Dengan gaya dan mode pakaian tersebut secara tidak langsung akan dapat memicu para generasi muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan, terutama moral dan akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun ukhrawi.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami ambil adalah sebagai berikut : 1. Apa itu berpakaian ? Apa tujuan dan fungsi berpakaian ? 2. Bagaimana akhlak berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam ? 3. Bagaimana adab berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam ? 4. Bagaimana etika berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam ? 5. Bagaimana tata cara berpakaian yang baik dan benar menurut ajaran Islam ? 6. Apa hikmah atau manfaat menggunakan busana yang Islami ?
C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian, tujuan dan fungsi dari berpakaian. 2. Mengetahui akhlak berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam. 3. Mengetahui adab berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam. 4. Mengetahui etika berpakaian untuk seorang muslim dalam hukum Islam. 5. Mengetahui tata cara berpakaian yang baik dan benar menurut ajaran Islam untuk wanita ataupun untuk pria. 6. Mendapat hikmah dan manfaat dari menggunakan busana yang Islami.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Berpakaian Istilah pakaian merupakan terjemahan dari kata “libas” atau “tsiyab” dalam bahasa Arab. Dalam Al-Quran kata libas digunakan untuk menunjukan pakaian lahir maupun batin, sedangkan kata “tsiyab” (pakaian) digunakan untuk menunjukan pakaian lahir. Kata ini diambil dari kata “tsub” yang berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau pada keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide pertamanya. Sejarah busana lahir seiring dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Oleh katenanya busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Busana memilki fungsi yang banyak, yakni menutup anggota tertentu dari tubuh hingga penghias tubuh sebagaimana yang telah diterangkan pula dalam Al-Quran yang mengisyaratkan akan fungsi busana. Ide dasar tentang pakaian adalah kembalinya manusia pada keadaan semula, yaitu “tertutup aurat”, namun karena godaan setan, aurat manusia terbuka. Hal ini dapat dicermati secara jelas dalam firman Allah SWT (QS. Al-Araf : 20) :
Dari ayat diatas tampaklah bahwa pada keadaan semua manusia itu dalam keadaan tertutup auratnya, dan yang manusia dengan tipu daya untuk melepas dan membuka auratnya adalah setan, dan tanda-tanda kehadiran setan adalah “keterbukaan aurat” manusia. Sebuah riwayat yang dikemukakan oleh al-Baqa’I dalam bukunya Shubbhat Waraqoh menyatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW belum memperoleh keyakinan tentang apa yang dialaminya di Gua Hira –apakah dari malaikat atau dari setan- beliau menyampaiakan hal tersebut pada istrinya Khadijah. Khadijah bekata “Jika engkau melihatnya lagi, beritahu aku”. Ketika di saat lain Nabi Muhammad SAW melihat (malaikat) yang dilihatnya di Gua Hira, Nabi Muhammad SAW menyampaikan kepada istrinya Khadijah, kemudian Khadijah membuka pakaiannya sambil bertanya, “Sekarang apakah engkau masih melihatnya ?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Tidak, da pergi”. Khadijah dengan penuh keyakinan 3
berkata, “Yakinlah yang datang bukan setan…(karena hanya setan yang senang melihat aurat)”. Dalam hal ini Allah SWT mengingatkan kepada umat manusia (QS. Al-Araf : 27) :
Oleh karena itu, persoalan berpakaian bukan hanya persoalan yang menyangkut hobi, mode, trend, budaya maupun kesukaan dari seseorang, akan tetapi berpakaian lebih merupakan upaya yang sesungguhnya untuk mengembalikan manusia pada fitrah dirinya sebagai makhluk yang mulia, beradab dan berbeda dengan makhluk yang lain. Konsekuensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungki untuk melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala laranganNya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk ditampakan pada orang lain yang bukan muhrim.
Pakaian merupakan ciri khas orang yang beradab. Pakaian merupakan identitas, status bahkan kumpulan nilai dari nuansa nilai-nilai kemanusiaan. Pakaian muncul dari peradaban yang menjelma menjadi suatu budaya sekalipun pada arti yang sesungguhnya pakaian bukan suatu budaya, akan tetapi pakaian lebih dekat dengan seruan ajaran agama guna menutup aurat, untuk mengembakikan manusia pada ide dan hakekat manusia sebenarnya yang berbeda dengan hewan. Adapaun nilai budaya menyentuh pada aspek pakaian terletak pada mode dan gaya, atau potongan yang menambah kesan indah dalam berpakaian. Dalam konteks ini munculah busana (berbusana) yang lebih dekat dengan nilai-nilai keindahan yang promosinya ditekankan pada modis secara lahiriyah belaka. Sedangkan istilah pakaian (berpakaian) lebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang dekat dengan nilai peradaban manusia, karena mengandung makna fitrah manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam 4
Al-Quran Allah SWT menjelaskan kepada manusia tentang tujuan dan fungsi pakaian yang sebenarnya (QS. Al-Araf : 26) :
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 81 :
Dari firman Allah SWT di atas dapat dimengerti bahwa tujuan utama pakaian adalah untuk menutup aurat, sedangkan fungsi pakaian eraneka ragam, misalnya untuk perhiasan dan perlindungan dari panas matahari, perlindungan dari sesuatu yang membahayakan (baju besi untuk peperangan) untuk meambah percaya diri, tampil menarik. Bisa saja orang berpakaian apa adanya (minim) menonjolkan aurat dan orang akan mengatakan sebagai keindahan (bahkan ada yang menafsirkan suatu kemajuan), dan itu bisa disebut perhiasa, akan tetapi tujuan utama berpakaian tidak terpenuhi yaitu menutup aurat. Istilah aurat identik dengan kata sauat sebagaimana terdapat pada Al-Quran surat Al-Araf ayat 26. Sauat yang berarti buruk tidak menyenangkan, sedangkan aurat berarti aib, sesuatu yang tercela. Keburukan yang dimaksud tidak harus dalam arti sesuatu pada dirinya buruk, tetapi bisa juga karena ada faktor lain yang
5
mengakibatkannya buruk. Tidak satupun dari bagian tubuh itu buruk, karena semuanya baik dan bermanfaat termasuk aurat. Menutup aurat merupakan kewajiban setiap orang yang beriman, hal ini telah menjadi kesepakatan para uama. Adapun bagian tubuh yang termasuk aurat (yang wajib ditutupi) bagu laki-laki meliputi anggota badan dari pusar sampai kutut. Sementara itu aurat bagi wanita menurut sebagian besar ulama-Imam Malik, Imam, Syafi’I dan Imam Hambali, wanita berkewajiban menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya, Imam Abu Hanifh sedikit lebih longgar karena menambahkan selain muka, telapak tangan dan kaki wanita juga boleh terbuka. Suatu pakaian dipandang telah memenuhi kriteria menutup aurat apabila : a. Pakaian itu tidak lubang sehingga seseorang dapat melihat bagian tubuh yang termasuk aurat b. Pakaian itu mampu menghalangi pandangan seseorang untuk mengetahui warna aurat (kulitnya) c. Pakaian itu mampu menghalangi seseorang untuk mengetahui lekuk dan bentuk aurat seseorang. Oleh karena itu, pada dasarnya menutup aurat itu bukan hanya skedar tertutup tanpa mengindahkan aspek-aspek esensial (yang pokok) yang menjadi tujuan utama berpakaian menutup aurat itu sendiri. Diriwayatkan dari sahabat Abi Hurairoh, Rasululloh SAW bersabda : “Rasulullah SAW bersabda : “Dua golongan ini dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggaklenggok (jalannya) (berpaling dari Allah SWT), mengajarkan wanita berlenggaklenggok (memalingkan wanita lain dari Allah SWT), kepala mereka seperti punuk onta yang miring (memakai sanggul/rambut pasangan pada rambutnya), wanita seperti ini tidak akam masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).
B. Akhlak Berpakaian dalam Hukum Islam Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi. Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita. 6
Selain berahlak baik kita juga harus pancarkan melalui penampilan yaitu berpakaian yang sesuai dengan syariat agama islam, dan kami kira pembahasan mengenai ahlaq berpakaian secara islami ini sangat cocok sekali pada zaman saat ini, C. Adab Berpakaian dalam Hukum Islam Hakikat pakaian menurut Islam ialah untuk menutup aurat, yaitu menutup bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Syariat Islam mengatur hendaknya pakaian tersebut tidak terlalu sempit atau ketat, tidak terlalu tipis atau menerawang, warna bahannya pun tidak boleh terlalu mencolok, dan model pakaian wanita dilarang menyerupai pakaian laki-laki. Selanjutnya, baik kaum laki-laki maupun perempuan dilarang mengenakan pakaian yang mendatangkan rasa berbangga-bangga, bermegah-megahan, takabur dan menonjolkan kemewahan yang melampaui batas.
D. Etika Berpakaian dalam Hukum Islam Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim. Mengapa berjilbab bagi wanita muslim diwajibkan oleh Allah swt ? . Karena dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah aurat bagi wanita dan diperintah kan oleh Allah untuk menutupinya. Aurat wanita dapat mengundang kemaksiatan bagi orang yang melihatnya, menutup auratpun dapat menghindarkan wanita dari kedzaliman orang lain. Selain daripada itu, bisa mengangkat derajat dan martabat wanita di mata Allah maupun masyarakat. Dalam beberapa hadist telah jelas sangat dilarang bermegah – megahan membangga – banggakan barang yang dikenakan, Allah SWT sangat membenci orang yang sombong bisa dipikirkan dan ditelaah dalam-dalam, Allah saja pemilik semesta alam tidak pernah sombong kepada Makhluknya.
E. Tata Cara Berpakaian yang baik dan benar dalam Hukum Islam Sewajarnya seseorang itu memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan dan menutup aurat adalah cermin seseorang itu muslim sebenarnya. Islam tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika beribadah atau di luar ibadah. Islam hanya menetapkan bahwa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhllak seorang Muslim. Pakaian sebagai kebutuhan dasar bagi setiap orang dalam berbagai zaman dan keadaan. Islam sebagai ajaran yang sempurna, telah mengajarkan kepada pemeluknya tentang bagaimana tata cara berpakaian. Berpakaian menurut Islam tidak hanya sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap orang, tetapi berpakaian sebagai ibadah 7
untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu setiap orang muslim wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetap Allah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang adab berpakaian dalam Islam, berikut ini akan dijelaskan pengertian adab berpakaian, bentuk akhlak berpakaian, nilai positif berpakaian dan cara membiasakan diri berpakaian sesuai ajaran Islam. Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi setiap orang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana seorang berada. Pakaian memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan seorang, guna melindungi tubuh dari semua kemungkinan yang merusak ataupun yang menimbulkan rasa sakit. Dalam Bahasa Arab pakaian disebut dengan kata “Libaasun-tsiyaabun”. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, pakaian diartikan sebagai “barang apa yang biasa dipakai oleh seorang baik berupa baju, jaket, celana, sarung, selendang, kerudung, jubah, surban dan lain sebagainya. Hakekat berpakaian dalam syareat islam adalah menutup aurat dan melindungi badan dari rasa dingin dan sengatan panasserta keindahan. Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk lelaki dan wanita) yaitu : 1. Setiap memulai sesuatu pekerjaan hendaknya membaca “Basmallah” dengan lafadz “Bismillahirahmanirahim” agar semua pekerjaan kita sesnantiasa diberkahi oleh Allah SWT.
2. Membaca doa ketika membuka pakaian atau mengambil pakaian dari tempatnya.
3. Membaca doa ketika memakai pakaian.
8
4. Membaca doa ketika memakai pakaian baru. Rasululloh SAW bersabda : “Barang siapa yang memakai pakaian lalu berdoa” :
5. Memulai berpkaan dengan anggota bagian kanan, dan mlai melepakannya dengan anggota yang kiri. Rasululloh SAW bersabda :
6. Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya. Laki-laki tidak berpakaian yang menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.
9
7. Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya untuk eakai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunakan symbol-simbol yang dimiliki oleh orang non-Islam..
8. Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan rangsangan nafsu. Dari sahabat Abi Musa ra Rasulullah SAW bersabda :
9. Hendaklah hijab/ jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), Allah SWT brfirman :
10
10. Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang menyolok, yang aneh-aneh baik potongan maupun memiliki warna-warni yang menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian. Allah SWT berfirman :
11. Hendaklah hijab/jilbab dan pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), tidak tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakan lekuk tubuh dan aurat. Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak mnutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan terhadap aurat dan lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi Muhammad SAW “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang”, wanita yang demikian itu dinyatakan tidak masuk surga dan tidak mencium baunya surga. 11
12. Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda dengan kebanyakan orang dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabbur, karena hal ini dilarang oleh agama Islam. Rasululloh SAW bersabda :
F. Hikmah atau Manfaat menggunakan Busana Islami 1. Seseorang yang berpakaian islami akan terjaga kehormatannya. Akhwat2 yang memakai jilbab insyaAllah tidak akan diganggu oleh para ikhwan usil (Al Ahzab:59). 2. Terjaga dari perilaku yang menyimpang. Kalau di sekeliling kita masih banyak yang membuka aurat, maka kita harus pandai2 mengalihkan pandangan. '' Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'' (Q.S. An Nur: 30). 12
3. " Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya." (Q.S. An Nur: 31) 4. Terhindar dari penyakit tertentu. Pakaian takwa adalah pakaian yang menutupi tubuh. Artinya, secara otomatis kulit kita akan terlindungi dari bahaya sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker kulit. 5. Terhindar dari azab Allah. Pernah ada kejadian, seorang wanita yang sedang hamil muda pergi ke suatu tempat untuk melaksanakan tugar dari perusahaan tempat ia bekerja. Jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba dalam perjalanan mobilnya bertabrakan dengan mobil lain. Setelah diselidiki, tidak ada satu korban pun yang selamat dari kecelakaan itu. Dan setelah diselidiki lebih jauh, tidak ada satu pun identitas korban yang diketahui. Makanya mayat para korban dimakamkan oleh penduduk setempat termasuk wanita yang hamil muda itu. Setelah beberapa hari ternyata sang suami dan keluarga korban menerima berita tersebut dan langsung menuju pemakaman sang istri. Kemudian mayatnya dipindahkan ke dekat tempat tinggalnya. Tapi ketika makamnya digali,mereka melihat mayat wanita itu langsung pingsan karena tidak kuat melihat mayat. Ketika dimakamkan, mayat tersebut diletakan dalam kondisi membujur sementara setelah digali kembali posisi mayat sudah berubah menjadi jongkok dengan kedua tangan diletakan diatas kepala seperti menahan siksaan sementara kepalanya ditumbuhi paku2 besi yang sangat banyak hampir memenuhi semua bagian kepalanya. Setelah diselidiki, ternyata wanita tersebut belum berjilbab semasa hidupnya. Itu siksaan di alam kubur belum lagi siksaan nanti di akhirat.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Hendaknya karena kita sebagai orang muslim harus berpakaian yang menutup aurat yang sesuai dengan syareat islam itu sendiri. Karena kita sebagai sebagai penganut maka kita harus melakukan apa yang kita anut yaitu ajaran islam. Ajaran untuk menutup aurat itu semata-mata untuk kepentingan penganutnya terutama sekali kaum hawa. Selain itu berpakaian yang sopan juga akan bisa membuat kedamaian karena tidak terjadi saling cela. Seperti yang tertuang dalam firmanNya : Surat Al A’raf ayat 26 menjelaskan “ bahwa Allah menurunkan pakaian yang baik untuk menutup aurat dan menghindarkan manusia dari zalim terhadap dirinya dan orang lain.” Adapun menutup seluruh tubuh maka ini mencakup wajah dan kedua telapak tangan. Ini ditunjukkan dalam surah An-Nur di atas dari beberapa sisi:
13
1. Allah memerintahkan untuk kaum mukminin untuk menundukkan pandangan mereka dari yang bukan mahram mereka. Dan menundukkan pandangan tidak akan sempurna kecuali jika wanita tersebut berhijab dengan hijab yang sempurna menutupi seluruh tubuhnya. Sementara tidak diragukan lagi bahwa menyingkap wajah merupakan sebab terbesar untuk memandang ke arahnya. 2. Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan sedikitpun dari perhiasan luarnya kepada non mahram, kecuali terlihat dalam keadaan terpaksa karena tidak bisa disembunyikan, semisal pakaian terluarnya. Jika Allah Ta’ala melarang untuk memperlihatkan perhiasan luar (selain tubuh), maka tentunya wajah dan telapak tangan yang merupakan perhiasan yang melekat pada diri seorang wanita lebih wajib lagi untuk disembunyikan.
3. Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengulurkan khimar mereka sampai ke dadadada mereka, sementara khimar adalah sesuatu yang digunakan wanita untuk menutup kepalanya. Jika khimar diperintahkan untuk diulurkan sampai ke dada, maka tentunya secara otomatis wajah tertutup oleh khimar tersebut.
B. SARAN Demikianlah makalah ini penyusun sampaikan dengan sebaik-baiknya. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, hal ini dikarenakan penyusun masih dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan .Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Diharapkan yang telah membaca makalah ini bisa mengubah kebiasaannya dalam hal berbusana, tentunya untuk menjadi lebih baik demi mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin.
14
DAFTAR PUSTAKA Berbagai literature Internet Etika Berpakaian Seorang Muslim_Muslimah.html MUSLIMAH _ Febrianti Almeera.htm Cara Berjilbab yang Benar Menurut Al-Quran dan As-Sunnah - Shoutussalam.htm “Etika Dalam Berpakaian” Faud Abdul Aziz
15