BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA merupkan salah satu dari 10 penyakit utama yang sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang, khususnya balita diperkirakan 6-8 kali pertahun, artinya seorang anak mendapatkan serangan batuk dan pilek sebanyak 6-8 kali setahun (Maryunani, 2010, hal. 9)
Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 21,2% kematian bayi dan 30,03% kematian anak balita disebabkan oleh ISPA. ISPA menyangkut saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Hampir semua kematian ISPA pada anak-anak umumnya adalah ISPA bagian bawah dan hampir semuanya adalah pnemonia. Dalam mencapai keberhasilan program penanggulangan ISPA secara nasional dituntut pengetahuan ibu untuk mengenal gejala
ISPA yang
disertai napas cepat serta sikap ibu untuk
segera melakukan
konsultasi. (Maryunani, 2010, hal. 9)
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiaptahunnya.40%
-60%
dari
kunjungan
di
Puskesmas
adalah
oleh
penyakit ISPA.Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %.ISPA merupakan salah satu penyakit pernafasan yang terberat dan banyak yang menimbulkan akibat dan kematian World Health Organization memperkirakan insidensi ISPA di negara berkembang dengan angka kejadian ISPA pada balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada 13 juta anak balita di dunia golongan usia balita. Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) anak – anak di seluruh dunia meninggal karena ISPA, 70 % dari Afrika dan Asia Tenggara (Olivya dkk, 2016, hal. 76)
1
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep penyakit ISPA? 2.Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ISPA?
1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1
Tujuan Umum Mahasiswa
mampu
memahami
konsep
dan
Keperawatan pada pasien dengan penyakit ISPA
1.3.2
Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui apa itu ISPA 2. Untuk mengetahui penyebab atau etiologi dari ISPA 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ISPA 4. Untuk mengetahui patofisiologi dari ISPA 5. Untuk mengetahui klasifikasi dari ISPA 6. Untuk mengetahui komplikasi ISPA
2
melaksanakan
Asuhan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Penyakit ISPA
2.1.1 Definisi ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring,tetapi kebanyakan,penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara simultan atau berurutan.(Nelson,edisi 15). 2.1.2 Etilogi 1.
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
2.
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia dibawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.
3.
Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan ISPA.
4.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.
5.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
3
2.1.3 Patofisiologi Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring.Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan (Kending dan Chernick, 1983 dalam DepKes RI, 1992). Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu : -
Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apaapa
-
Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa karena nya tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
-
Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejalademam dan batuk.
-
Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
4
2.1.4 Patway Web Of Caution (WOC)
InovasiKuman Perubahan status kesehatan anak
Inflamasi
Merangsang pengeluaran zatzat seperti mediator kimia, bradykinin, serotonin, histamin, dan prosteglodin
Peradangan pada saluran pernafasan (faring dan tonsil)
Kuman melepas endotoksin
Kurang pengetahuan orang tua
Stessor bagi orang tua tentang penyakit
Naciseptor
Spina cord
Merangsang tubuh untuk melepas zat pyrogen oleh leukosit
Koping tidak efektif
Cemas Thalamus
Hipothalamus ke bagian termoregulator Hospitalisasi
Korleks selebri
Nyeri
Pola nafas tidak efektif
Suhu tubuh meningkat Perubahan proses keluarga Hipetermi System imun menurun Merangsang mekonisme pertahanan tubuh terhadap adanya mikro organisme
Resiko infeksi
Meningkatkan produksi mucus oleh sel-sel basilia sepanjang saluran pernafasan Suplai o2 kejaringan menurun
Penurunan metabolism sel
Intoleransi aktivitas
Penumpukan sekresi mucus pada jalan nafas
Obstuksi jalan nafas
Bersihan nafas tidak 5 efektik
Sumber : bersamaraihprestasi.wordpress.com
2.1.5 Manifestasi Klinis -
Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut: a.
Batuk
b. Nafas cepat c.
Bersin
d. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung e.
Demam ringan
f.
Tidak enak badan
g. Hidung tersumbat h. -
Kadang-kadang sakit saat menelan
Tanda-tanda bahaya klinis ISPA: a. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. b. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. c. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma. d. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan kultur dan biopsi adalah proses yang paling sering digunakan dalam menegakkan diagnosis pada gangguan pernapasan atas. -
Kultur : Kultur tenggorok dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang menyebabkan faringitis.
6
-
Biopsi : Prosedur biopsi mencakup tindakan mengeksisi sejumlah kecil jaringan tubuh, dilakukan untuk memungkinkan pemeriksaan sel-sel dari faring, laring, dan rongga hidung.
-
Pemeriksaan pencitraantermasuk di dalamnya pemeriksaan sinar-X jaringan lunak, CT Scan, pemeriksaan dengan zat kontras dan MRI (pencitraan resonansi magnetik). Pemeriksaan tersebut mungkin dilakukan sebagai bagian integral dari pemeriksaan diagnostik untuk menentukan keluasan infeksi.
2.1.7 Penatalaksanan Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA. Pencegahan dapat dilakukan dengan : -
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
-
Immunisasi.
-
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
-
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Prinsip perawatan ISPA antara lain : -
Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
-
Meningkatkan makanan bergizi
-
Bila demam beri kompres dan banyak minum
-
Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
7
-
Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat. -
Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek Penatalaksanaan Medis -
Medikasi : gunakan semprot hidung atau tetes hidung dua atau tiga kali sehari
atau sesuai yang diharuskan untuk mengatasi gejala hidung tersumbat. -
Diberikan antibiotik apabila penyebabnya adalah bakteri.
2.1.8 Komplikasi ISPA (saluran pernafasan akut ) sebenarnya merupakan self limited disease yang sembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjaidi infasi kuman lain, tetapi penyakit ispa yang tidak mendapatkan pengibatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan penyakit seperti : sinusitis paranosal, penutupan tuba eustachii, laryngitis, tracheitis, bronchitis, dan brhoncopneumonia dan berlanjut pada kematian karna adanya sepsis yang meluas. 2.2
Kebersihan Diri dan Lingkungan
2.2.1 Konsep Penyakit Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Dimana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efesiensi kerja dan belajar.
8
2.2.2 Definisi Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan di bumi, karena lingkungan adalah tempat pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat. 2.2.3 Etiologi 1. Dampak fisik a. Gangguan integritas kulit b. Gangguan membran mukosa mulut c. Infeksi pada mata dan telinga d. Gangguan fisik kuku 2. Dampak fisikososial a. Gangguan kebutuhan rasa nyaman b. Kebutuhan mencintai dan dicintai c. Kebutuhan harga diri d. Gangguan integritas sosial 2.2.4 Patofisiologi Terjadinya gangguan integritas kulit, memperbesar penyakit yang timbul mengurang, kemampuan sistem imun alami di kulit dapat menimbulkan terjadinya proses luka akibat salah baring. 2.2.5 Klasifikasi a. Keadaan air b. Keadaan udara c. Keadaan tanah
9
2.2.6 Konflikasi a. Gangguan integritas kulit Keadaan diman kulit seseorang tidak utuh. Kemungkinan yang ditemukan kerusakan jaringan kulit, kelemahan fisik. b. Gangguan membran mukosa mulut. Kondisi
dimana
mukosa
mulut
pasien
berhubungan dengan : 1. Kondisi hormon 2. Pembatasan intake cairan 3. Pemberian kemoterapi pada kepala dan leher c. Infeksi pada mata dan telinga 1. Mata - Apakah sklera ikterik - Apakah konjungtiva pucat - Apakah mata gatal atau merah 2. Telinga - Adakah kotoraan - Adakah lesi - Adakah infeksi d.Gangguan fisik kuku a. Bentuknya bagaimana b. Warnanya c. Pertumbuhannya
10
mengalami
lukakemungkinan
2.2.7 Pemeriksaan penunjang Syarat-syarat lingkungan sehat 1. Keadaan air 2. Keadaan udara 3. Keadaan tanah Cara-cara pemeliharaan kesehatan 1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai 2. Mengurangi kendaraan bermotor 3. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong 2.2.8 Konsep kebutuhan dasar manusia Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tujuan dari personal hygiene yaitu sebagai berikut : a.
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b.
Memelihara kebersihan diri seseorang
c.
Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d.
Mencegah penyakit
e.
Menciptakan keindahan
f.
Meningkatkan rasa percaya
2.2.9 Beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu : 1.
Body image
2.
Praktik sosial
3.
Status sosial – ekonomi
4.
Pengetahuan
5.
Budaya 11
6.
Kebiasaan seseorang
7.
Kondisi fisik
2.2.10 Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi 1.
Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
2.
Gangguan psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2.2.11 Manifestasi klinis/ tanda dan gejala Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut : 1.
Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
2.
Hidung kotor dan telinga juga kotor
3.
Gigi kotor disertai mulut bau
4.
Kulit panjang dan tidak terawat
5.
Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
6.
Badan kotor dan pakaian kotor
7.
Penampilan tidak rapi
12
2.2.12 Anatomi dan Fisiologi Sistem intergumen terdiri atas kulit,lapisan subkutan dibawah kulit dan perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku,kulit,lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel – sel epitel ini mudah sekali mengalami regenerasi .lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot,saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2 kelenjar yaitu : a. Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut. b. Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna coklat. Lapisan hypodermis atau subkutan terdiri dari pembuluh darah,syaraf,limfa dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak.jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stessor dan tekanan tanpa injury. Kaki,tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas,bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan.kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bad,yang terletak dikulit pada nail groove yang disembunyikan oleh fad kulit,disebut euticle.kuku juga memiliki body nail.itu berbentuk area putih disebut lunula di bawah kuku terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat transparan .lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu penyakit dapat mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.
13
2.2.13 Fokus Pengkajian 1.
Riwayat keperawatan
a.
Keluhan utama
b.
Riwayat kesehatan sekarang Apa yang dirasakan sekarang
c.
Riwayat penyakit dahulu Apakah Kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah
d.
Riwayat kesehatan keluarga Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular
2.
Pola pemenuhan KDM menurut
a.
Pola oksigenasi : pola nafas,bersihkan jalan nafas,keluhan sesak
b.
Pola nutrisi
: Asupan nutrisi,pola makan,kecukupan gizi
c.
Pola eliminasi
: Pola BAK dan BAB,konsistensi feses,warna urine,volume output
d.
Pola aktivitas
: Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien,aktivitas/ pekerjaan pasien
yang dapat mengendorkan otot. e.
Pola aktivitas
: Meliputi kebiasaan tidur / istirahat pasien kebiasaan dalam
istirahat,waktu istirahat. f.
Pola pakaian : Meliputi memilih baju yang sesuai,berpakaian dan melepas pakaian
g.
Pola lingkungan dan mempertahankan temperatur tubuh : Meliputi suhu tubuh,kaji akral ( dingin / hangat ),warna ( kaji adanya sianosis,kemerahan )
h.
Pola personal hygiene : Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dari penampilan yang baik serta melindungi kulit,kebiasaan mandi,gosok
i.
gigi,membersihkan genetalia.dll untuk menjaga kesehatan.
j.
Pola menghindari bahaya lingkungan dan kebutuhan rasa nyaman
k.
Pola komunikasi : Bagaimana berinteraksi dengan orang lain
14
2.2.14 Pemeriksaan Umum -
Keadaan umum
-
Kesadaran
-
TD
-
N
-
S
-
RR
2.2.15 Pemerikasaan Fisik a.
b.
Rambut 1.
Keadaan kesuburan rambut
2.
Keadaan rambut yang mudah rontok
3.
Keadaan rambut yang kusam
4.
Keadaan tekstur
Kepala Botak atau alopesia,ketombe,berkutu,adakah eritemia,kebersihan
c.
d.
Mata 1.
Apakah sklera ikterik
2.
Apakah konjungtiva pucat
3.
Kebersihan mata
4.
Apakah gatal atau mata merah
Hidung 1.
Adakah pilek
2.
Adakah alergi
3.
Adakah perubahan penciuman
4.
Kebersihan hidung
5.
Keadaan membrana mukosa 15
6. e.
Adakah septum deviasi
Mulut Keadaan mukosa mulut,kelembapan,adanya lesi,kebersihan
f.
Gigi Adakah kurang gigi,adakah karies,kelengkapan gigi,pertumbuhan,kebersihan.
g.
Telinga Adakah kotoran,adakah lesi,bentuk telinga,adakah infeksi
h.
Kulit Kebersihan,adakah lesi,keadaan turgor,warna kulit,suhu,tekstur,pertumbuhan bulu
i.
Kuku Bentuk,warna,adanya lesi,pertumbuhan
j.
Genetalia Kebersihan,pertumbuhan rambut pubis,keadaan kulit,keadaan lubang urethra,keadaan skrotum.
k.
Tubuh secara umum Kebersihan,normal dan keadaan postur
2.2.16 Fokus Intervensi Intervensi Prioritas NIC Mandi : Membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi,kebersihan dan penyembuhan Bantuan perawatan diri,mandi/higyene: membantu pasien untuk memenuhi higiene pribadi. 2.2.17 Diagnosa Keperawatan 1.
Defisit perawatan diri ( makan,mandi / hygiene dan toileting ) b.d keterbatasan
Mobilitas fisik
16
2.2.18 Intervensi Keperawatan a.
Kaji kembali pola kebersihan Rasional : untuk mengetahui pola kebersihan diri pasien normal
b.
Jaga kebersihan tempat tidur,selimut bersih dan kencang Rasional : untuk memberikan rasa nyaman pada pasien
c.
Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu pasien mandi Rasional : untuk mengetahui ada inflamasi yang terjadi
d.
Bantu klien dalam kebersihan badan,mulut,rambut dan kuku Rasional : Untuk mengetahui keadaan mulut bersih,rambut bersih,kuku panjang dan badan bersih/tidak bau.
e.
Lakukan pendidikan kesehatan tentang kebersihan mulut,keadaan badan,rambut dan kuku bersih,pentingnya kebersihan.
f.
Libatkankan keluarga
17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN I.
Anamnesa Pengkajian Tanggal 05-03-2019 Pukul 17.00 WIB a. Identitaspasien NamaKlien
: An. J
TTL
: Palangkaraya, 28 september 2016
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Banjar/Indonesia
Pendidikan
: Belum sekolah
Alamat
: Jl. Manduhara II
Diagnosamedis
: ISPA
b. Identitas penanggung jawab Nama Klien
: Ny. A
TTL
: Amuntai, 13 maret 1992
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Banjar/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Manduhara II
Hubungan keluarga
: Ibu Kandung
c. Keluhan utama Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek kurang lebih 5 hari yang lalu
18
d. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 28 februari 2019, Klien demam disertai batuk pilek yang muncul 5 hari yang lalu. Karna klien batuk pilek terus menerus lalu dibawa ke RS dr. Doris Sylvanus. Masuk IGDdan diberi infus K4 En 3b 20 TPM, lalu dibawa keruang F untuk tindak lanjut. b. Riwayat kesehatan lalu 4. Riwayat prenatal
: An. J anak pertama, selama hamil ibu tidak
pernah sakit 5. Riwayat natal
: Klien lahir normal, hamil 9 bulan, BB: 2.700
TB: 49 6. Riwayat postnatal
: Keadaan tubuh normal dan tidak ada kelainan
7. Penyakit sebelumnya
: Ibu klien mengatakan An. J tidak pernah masuk
RS 8. Imunisasi Jenis
BCG
Usia
1 bulan
DPT
Polio
campak
2,4,6bln 2,3,5bln 9 bulan
Hepatitis
TT
-
-
c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu klien mengatakan bahwa di dalam anggota keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keluarga sebelumnya, tidak ada penyakit keturunan.
19
d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi Keterangan : = Laki-laki ○ = Perempuan ... = Tinggal serumah →= Pasien X= Meninggal ─= Keturunan a.
Pemeriksaan fisik d. Keadaan umum
: Klien tampak lemas, kesadaran komposmentis, terpasang infus
wida, DS 1/2 ditangan kanan e. Tanda vital Tekanandarah
:………………….mmhg
Nadi
: 80 x/mnt
Suhu
: 37,0 ˚C
Respirasi
: 40 x/mnt
f. Kepaladanwajah a. Ubun-ubun Menutup
( √ ) Ya
(-) Tidak
Keadaan
(-) cembung
(-) cekung
Kelainan
(-) Hidrocefalus
( ) Microcephalus
Lain-lain: Tidak ada b. Rambut Warna
: Hitam
20
(-) lain,lain…
Keadaan
(-) Ya
( √ ) Tidak
Mudah dicabut(-) Ya
( √ ) Tidak
Kusam
( √ ) Tidak
: Rontok
(-) Ya
Lain-lain: Tidak ada c. Kepala Keadaan kulit kepala
: Bersih tidak ada benjolan, ketombe dan peradangan
Peradangan/benjolan
: (- ) Ada, sebutkan: Tidak ada ( √ ) Tidak………………………….
Lain-lain
: Tidak ada
d. Mata Bentuk
: ( √ ) simetris (-) tidak
Conjungtiva
: Merah muda (normal)
Skelera
: bening (normal)
Reflek pupil
: Baik
Oedem Palpebra
:
(-) Ya
(√)tidak
Ketajaman penglihatan : Baik Lain-lain
:Tidak ada
e. Telinga Bentuk
:
( √ ) Simetris (-) tidak
Serumen/secret
:
( √ ) Ada
Peradangan
:
(-) Ada ( √ ) tidak
(-) tidak
Ketajaman pendengaran: Baik Lain-lain
:Tidak ada
f. Hidung Bentuk
:
( √ ) Simetris (-) tidak
Serumen/secret
:
( √ ) Ada 21
(-) tidak
Pasaseudara
:
(-) terpasang O2….. liter
Fungsi penciuman
:
Baik
Lain-lain
:Tidak ada
( √ ) tidak
g. Mulut intak
( ) ya
( √ ) tidak
Stanosis
( ) ya
( √ ) tidak
Keadaan
( ) kering
( √ ) lembab
:
( ) keras
( ) lunak
Carries
:
( ) ya, sebutkan…............
Jumlahgigi
: Lengkap
Lain-lain
: Tidak ada
Bibir
Palatum
:
h. Gigi
g. Leherdantengorokan Bentuk
: Simetris
Reflekmenelan
: Susah menelan
Pembesaran tonsil
: Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada Benjolan
: Tidak ada
Peradangan
: Tidak ada
Lain-lain
: Tidak ada
h. Dada Bentuk
: ( √ ) simetris ( ) tidak
Retraksi dada
: ( ) ada
Bunyinafas
: Vesikuler
Tipepernafasan
: Perut
Bunyi jantung
: Lup-Dup 22
( ) tidak
( √ ) tidak
Iktuscordis
: Tidak tampak
Bunyitambahan
: Ronshi
Nyeri dada
: Tidak ada
Keadaanpayudara
: Simetris
Lain-lain
: Tidak ada
i. Punggung Bentuk
: ( √ ) simetris (-) tidak
Peradangan
: (-) ada, sebutkan………….
Benjolan
: (-ada, sebutkan…………
Lain-lain
: Tidak ada
j. Abdomen Bentuk
: (√ ) simetris (-) tidak
Bisingusus
: …………………..
Asites
: (-) ada
Massa
: ( ) ada, sebutkan……..
Hepatomegali
: ( ) ada
( √ ) tidak
Spenomegali
: ( ) ada
( √ ) tidak
Nyeri
: (-) ada, sebutkantidak ada
Lain-lain
: Tidak ada
( √ ) tidak
k. Ektremitas Pergerakan/ tonus otot 5 ┼ 5 ekstremitas atas 5 ┼ 5 ekstremitas bawah Oedem
: (-) ada, sebutkan…………
( √ ) tidak
Sianosis
: (-) ada, sebutkan…………
( √ ) tidak
Clubbing finger
: (-) ada
( √ ) tidak
Keadaankulit/turgor : Kulit bersih, tugur < 2 detik Lain-lain
: Palpasi kulit teraba hangat 23
l. Genetalia e. Laki-laki Kebersihan
: ………………………………………………………
Keadaan testis
:
( ) lengkap
Hipospadia
:
( ) ada
( ) tidak
Epispadia
:
( ) ada
( ) tidak
Lain-lain
: ………………………………….
( ) tidak
f. Perempuan Kebersihan
: Bersih
Keadaan labia
: (√) lengkap
Peradangan/ benjolan
: Tidak ada
Menorhage
:
(-) tidak
Usia Siklus -
Lain-lain b.
: Tidak ada
Riwayatpertumbuhandanperkembangan 1. Gizi
: BB: 12 kg, TB: 97 cm, status gizi baik
2. Kemandiriandalambergaul
: Mandiri dapat bergaul dan bermain dengan
teman 3. Motorikhalus
:Sudah dapat melakukan aktivitas motorik halus,
menggambar 4. Motorikkasar
: Sudah dapatmelakukan aktivitas motorik kasar,
berlari 5. Kognitifdan bahasa:
: Klien mampu berkomunikasi
6. Psikososial
: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
24
c.
PolaAktifitassehari-hari No 1
Polakebiasaan
Sebelumsakit
Saatsakit
Nutrisi a. Frekuensi
a. 3x1 hari porsi anak habis
a. Tidak ada makan
b. Nafsumakan/selera
b. Baik
b. Kurang nafsu makan
c. Jenismakanan
c. Nasi, ikan, sayur dan buah-
c. Bubur, ikan, sayur
buahan 2
Eliminasi a. BAB
a. 2x1 hari (Lunak)
a. 1x Sehari (Lunak)
b. 4x1 hari (Cari)
b. 5x Sehari (cair)
a. ± 2 Jam
a. ±1 Jam
b. ± 9 Jam
b. ±8 Jam
a. Mandi
a. 2x Sehari
a. Tidak ada
b. Oral hygiene
b. 2x Sehari
b. 1 kali sehari
Frekuensi Konsistensi b. BAK Frekuensi Konsistensi 3
Istirahat/tidur a. Siang/ jam b. Malam/ jam
4
d.
Personal hygiene
Data penunjang No. Paro Meter
Result Unit
Ret Range
1.
WBC
10,0x10 ^3/ul
4.00 -12.00
2.
RBC
4,61x10^6/ul
3.50 -5.50
3
HGB
11,09/dl
11.0-16.0
4.
PLT
265x10^3/ul
150 - 400
25
NO
1.
Obat Inj.
Dosisi
3x 450 mg
Cefotaxime 2.
Inj. Gentamicein
Keteranang antibiotik sefaloskotin untuk membunuh bakteri yang memicu infeksi
2x16 mg
untuk menghentikan Pertumbuhan bakteri termasuk obat golongan antibiotik aminoglikosida
PalangkaRaya, 05-03-2019
Mahasiswa,
( RUSLIANUR ) NIM: 2017.C.09a.0862
26
ANALISIS DATA DATA SUBYEKTIF DAN
KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF
PENYEBAB
DS: ibu klien mengatakan, Merangsang klien batuk berdahak dan pilek
pertahanan
metabolisme Bersihan tubuh
terhadap efektif
adanya mikroorganisme DO: - klien tampak batuk-batuk - Suara nafas ronchi TTV : N: 80x/m S: 37,0C
Meningkatnya produksi mukosa oleh sel-sel basalla sepanjang saluran pernapasan
R: 40x/m - Batuk
Penumpukan
sekresi
- Pilek
pada jaringan nafas
mukue
- Ada sekret dihidung Obstruksi jalan nafas
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Peradangan
Peningkatan mucus meningkat
Kurang nafsu makan
Intake tubuh
27
jalan
nafas
tidak
DS:
Ibu
mengatakan
klien
Resiko defisite nutrisi
kurang nafsu makan DO: - tidak ada makan - klien hanya minum air putih - klien tampak lemas dan gelisah
Sebelum sakit :
- BB : 12 kg - TB : 97 cm - 1 porsi - baik - nasi, ikan sayur Saat sakit : - BB : 11 kg - TB : 97 cm - Tidak ada makan - Kurang nafsu makan - Bubur, ikan, sayur
28
PRIORITAS MASALAH 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret ditandai dengan anak tampak batukbatuk, suara nafas ronchi, kesadaran kompasmentis, ada sekret dihidung
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat ditandai dengan klien tidak ada makan, klien hanya minum air putih, klien tampak gelisah, lemas, berat badan klien 12 kg tinggi badan 97 cm BBi : (2xn) +8 (2xumur) +8 = (2x2.6) =4.12 = 4 tahun . 12 bulan = 4 tahun . 1 tahun Jadi, 4 tahun + 1 = 5+8 = 13 kg ( status gizi baik )
29
RENCANA KEPERAWATAN
NamaPasien :An. J RuangRawat :Ruang. F
Diagnosa Keperawatan
Tujuan (Kriteria hasil)
1. Bersihan jalan nafas Setelah tidak
efektif
penumpukan
Intervensi
dilakukan 1.
Observasi
Rasional
keadaan 1. Mengetahui
b.d perawatan selama 1x24 umum pasien
pasien
secret jam diharapkan bersihan 2. Ajarkan pasien minum 2.
ditandai anak tampak jalan
nafas
keasaan umum
efektif air hangat
Air
hangatdapat
membantu
mengencerkan dahak
batuk-batuk, suara nafas dengan lentang hasil:
3. Ajarkan pasien untuk 3. Dengan cara batuk efektif dapat
ronchi,
mengeluarkan
kesadaran 1. Batuk berkurang
kompasmentis, secret di hidung
ada 2. Pilek berkurang
dahak memaksimalkan
dengan cara batuk efektif 4.
Anjurkan
mengindari
dahak
pasien 4. Minuman dingin dan pemanis minuman buatan dapat memperparah batuk
dingin dan pemanis buatan 5
kolaborasi
klien
dengan 5.
Batuk
dokter dalam pemberian dahakklien obat sesuai indikasi
30
pengeluaran
mengobati
batuk
2. Resiko nutrisi kurang Setelah
dilakukan 1.
dari kebutuhan tubuh perawatan
1x24
Observasi
keadaan 1.
jam umum pasien
Untuk
mengetahui
keadaan
umum pasien
b.d intake tidak adekuat nafsu makan membaik 2. Kaji pada kebiasaan 2. Agar kebutuhan nutrisi klien ditandai dengan klien dengan kriteria hasil : tidak ada makan, klien 1.
Nafsu
hanya minum air putih, meningkat BB 12 kg, TB 97 cm
2.
BBi : (2xn)+8
dihidng
= (2xumur)+8
dihabiskan
=(2x2.6)+8
3.
=(4.12)+8
normal
=4 tahun.12 bulan
Makanan
BB
makan pasien
terpenuhi
makan 3. Anjurkan pasien makan 3. Agar klien memahami tentang sedikit tapi sering yang 4.
Berikan
pendidikan 4. Untuk memaksimalkan nutrisi
dapat kesehatan tentang nutrisi
tetap
nutrisi
masuk kedalam tubuh
5. Kolaborasi dengan tim 5. Untuk memenuhi kebutuhan dibatas gizi
dalam
pemberian nutrisi klien.
makanan rendah serat dan vitamin A
= 4 tahun. 1 Jadi 4 tahun+ 1+8 = 5+8 = 13 kg
31
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN Hari/Tanggal Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.Melakukan implementasi keadaan S : Ibu mengatakan an. J masih Selasa, 05-03-2019 17.00 wib
unum pasien 2.
batuk-batuk
Menganjurkan
klien
untuk O : - kesadaran konfomentis
minum air hangat 3.
- mengajarkan cara batuk
Mengajarkan
klien
untuk efektif
mengeluarkan dahak dengan cara batuk efektif
- anak tampak batuk-batuk A : masalah teratasi sebagian
4. Menganjurkan klien menghindari P : lanjutkan intervensi 1-5 minuman
dingin
dan
pemanis
buatan 5.Melakukan dokter
kolaborasi
dalam
pemberian
(efotacime 3x1 50 antibiotik
dengan obat
mg obat
sefalospotinuntuk
membunuh bakteri yang memicu infeksi Rabu, 06-03-2019 17.30 wib
1.Mengkaji pola kebiasaan makan S : Ibu klien mengatakan An. J klien 2.Menganjurkan
makan dan minum tapi dalam klien
makan porsi sedikit
sedikit tapi sering 3.Memberikan
O : - klien dapat menghabiskan pendidikan makanan 1/2 porsi
32
Tanda tangan dan NamaPerawat
kesehatan tentang nutrisi 4.Melakukan dokter
dalam
Gentomicein
kolaborasi pemberian 2x16
mg
- klien tampak tidak lemas dengan
-
klien
tampak
makan
obat makanannya sedikit-sedikit tapi untuk sering
menghentikan pertumbuhan bakteri A : Masalah teratasi sebagian termasuk obat golongan antibiotik P : lanjutkan intervensi 1-5 aminoglikosida
33
BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah
melaksanakan
PKK1
yang dilaksanakan
di
RSUD.dr Doris Sylpanus diruang plamboyan selama 1 minggu maka saya menarik kesimpulan bahwa dunia kerja tidak semudah yang dibayangkan dan disini kita dituntut untuk disiplin dan cekatan. Kemudian saat berada di RS tersebut kami yang terdiri 6 orang dalam satu kelompok akan membahas masing-masing satu kasus pasien. 3.2 Saran Diharapkan laporan dan askeb ini bisa menambah dan pengetahuan bagi pembaca tentang penyakit ISPA.
34
DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC. Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI : Jakarta. Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
35