Lp Krizzan.docx

  • Uploaded by: merlin bela
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Krizzan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,588
  • Pages: 17
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KNYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

A. DEFINISI Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki.(Harsono,2013) Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya

para

vertebral

otot,

herniasi

dan

regenerasi

dari

nucleus

pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,2014).

B. ETIOLOGI Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder. 1. Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan. 2. Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis.  Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.  Prosedur degenerasi pada pasien lansia.  Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.  Kegemukan.  Mengangkat beban dengan cara yang salah.  Keseleo.  Terlalu lama pada getaran.  Gaya berjalan.  Merokok.

 Duduk terlalu lama.  Kurang latihan (oleh raga).  Depresi /stress.  Olahraga (golp,tennis,sepak bola).

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / ABPFaktor resiko secara fisiologi. o Umur ( 20 – 50 tahun ). o Kurangnya latihan fisik. o Postur yang kurang anatomis. o Kegemukan. o Scoliosis parah. o HNP. o Spondilitis. o Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ). o Osteoporosis. o Merokok. B. Faktor resiko dari lingkungan. o Duduk terlalu lama. o Terlalu lama pada getaran.

L

o Keseleo atau terpelintir. o Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ). o Vibrasi yang lama. C. Faktor resiko dari psikososial. o Ketidak nyamanan kerja. o Depresi. o Stress. C. PATOFISIOLOGI

1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam 1.

Nyeri Nosiseptif

2.

Nyeri Neuropatik Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum,

1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif. 2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan

pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.

PATHWAY

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

D. MANIFESTASIKLINIS ·

1. Perubahan dalam gaya berjalan. a. Berjalan terasa kaku. b. Tidak bias memutar punggung. c. Pincang.

·

2. Persyarafan a. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang. b. Tidak terkontrol Bab dan Bak.

·

3. Nyeri. a. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan. b. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit. c. Nyeri otot dalam. d. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki. e. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis. f. Nyeri pada pertengahan bokong. g. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

E. KOMPLIKASI Skoliosis merupakan komlikasi yang paling sering ditemukan pada penderita nyeri

punggung

bawa

karena

spondilosis.halini

terjadi

karena

pasien

selalumemposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikaptubuh normal, halini didukung oleh keteganagan otot pada sisi fertebra yang sakit (Rosyadi, 2010) F. PENATALAKSANAAN 1. Penata Laksanaan Keperawatan.  Informasi dan edukasi.  Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin)

masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)  NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas. 2. Medis a.

Formakoterapi.

 NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler  NPB

kronik

:

antidepresan

trisiklik

(amitriptilin)

antikonvulsan

(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan) b.

Invasif non bedah  Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)  Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang intractable)

c.

Bedah

HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :  Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable / menetap / progresif.  Defisit neurologik memburuk.  Sindroma kauda.  Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil  Terbukti

adanya

kompresi

radiks

berdasarkan

pemeriksaan

neurofisiologik dan radiologik. G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.

Neurofisiologik 

Electromyography (EMG)



Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 34 minggu



Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan.



Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati spinal.

2.

Radiologik 

Foto polos.



Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.



Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.



Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)



Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan

 3.

Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive Laboratorium

o Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi) o Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri o Likuor serebrospinal (atas indikasi)

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1.

Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Data fokus yang perlu dikaji: a.

Riwayat kesehatan

1)

Riwayat Penyakit

a)

Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)

b)

Riwayat penyakit sekarang

·

Diskripsi gejala dan lamanya

·

Dampak gejala terhadap aktifitas harian

·

Respon terhadap pengobatan sebelumnya

·

Riwayat trauma

c)

Riwayat Penyakit Sebelumnya

·

Immunosupression (supresis imun)

·

Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)

·

Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau infeksi.

·

Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau

pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP) ·

Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing

spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia) ·

Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot

paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPBspesifik) 

Adanya demam (infeksi)



Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)



Keluhan visceral (referred pain)



Gangguan miksi



Saddle anesthesia



Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)



Lokasi dan penjalaran nyeri.

b.

Pemeriksaan fisik

1)

Keadaan Umum

2)

Pemeriksaan persistem

3)

Sistem persepsi dan sensori

(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa) 4)

Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)

·

Pemeriksaan motorik

·

Pemeriksaan sens sensorik.

·

Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross

laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas) ·

Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)

·

Pemeriksaan system otonom

·

Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)

·

Tes Naffziger

·

Tes valsava.

5)

Sistem pernafasan

(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.) 6)

Sistem kardiovaskuler

(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)

7)

Sistem Gastrointestinal

(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi) 8)

Sistem Integumen

(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien ) 9)

Sistem Reproduksi

( Untuk pasien wanita ) 10) Sistem Perkemihan (Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume ) c.

Pola fungsi kesehatan

1)

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

2)

Pola aktifitas dan latihan

(Cara berjalan : pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis)) 3)

Pola nutrisi dan metabolisme

4)

Pola tidur dan istirahat

(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri yang hebat) 5)

Pola kognitif dan perceptual

(Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan kelainan psikiatrik)) 6)

Persepsi diri/konsep diri

7)

Pola toleransi dan koping stress

((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur)) 8)

Pola seksual reproduksi

9)

Pola hubungan dan peran

10) Pola nilai dan keyakinan 2.

Diagnosa Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain adalah a.

Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan system syaraf

vascular)

b.

Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan sendi,

kontraktur) c.

Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman

3.

Rencana Keperawatan

No

Diagnosa Keperawatan

1

Nyeri akut b/d agen injuri (fisik, kelainan muskulo skeletal dan system syaraf vaskuler -

-

Batasan karakteristik : Verbal Menarik nafas pan-jang, merintih Mengeluh nyeri Motorik Menyeringaika wajah. Langkah yang terseok-seok Postur yang kaku / tidak stabil Gerakan yang amat lambat atau terpaksa Respon autonom Perubahan vital sign

Tujuan

Intervensi

Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400) keperawatan selama … x 24 1) Lakukan pengkajian jam nyeri berkurang / hilang nyeri secara kom-prehensif dengan kriteria : (lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan Tingkat nyeri (2102) faktor presipitasi). - Melaporkan nyeri 2) Observasi reaksi non verbal ber-kurang / hilang dari ketidaknyamanan. - Frekuensi nyeri 3) Gunakan teknik komunikasi berku-rang / hilang terapetik untuk mengetahui - Lama nyeri pengalaman nyeri klien. berkurang 4) Kaji kultur / budaya - Ekspresi oral yang mempengaruhi respon berkurang / hilang nyeri. - Ketegangan otot 5) Evaluasi pengalaman nyeri berku-rang / hilang masa lampau. - Dapat istirahat 6) Evaluasi bersama klien dan - Skala nyeri tim kesehatan lain tentang berkurang / ketidak efektifan kontrol menurun nyeri masa lampau. 7) Bantu klien dan keluarga Kontrol Nyeri (1605) untuk mencari dan - Mengenal faktormenemukan dukungan. faktor penyebab 8) Kontrol lingkungan yang - Mengenal onset dapat mempe-ngaruhi nyeri nyeri (suhu ruangan, - Jarang / tidak pernah pencahayaan, dan melakukan tindakan kebisingan) pertolongan dengan 9) Kurangi faktor presipitasi

-

-

-

non analgetik Jarang / tidak pernah menggunakan analgeti Jarang / tidak pernah melaporkan nyeri kepa-da tim kesehatan Nyeri terkontrol

Tingkat kenyamanan (2100) - Klien melaporkan kebu-tuhan istirahat tidur tercukupi - Melaporkan kondisi fisik baik - Melaporkan kondisi psikis baik

nyeri. 10) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmokologi, non farmakologi dan interpersonal) 11) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk me-nentukan intervensi. 12) Ajarkan tentang teknik non farmakologi. 13) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 14) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15) Tingkatkan istirahat 16) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil. 17) Monitor penerimaan klien tentang mana-jemen nyeri. Andministrasi Analgetik (2210) 1) Tentukan lokasi, karateristik kualitas, dan derajat nyeri sebagai pemberian obat. 2) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan fekkuensi. 3) Cek riwayat alergi 4) Pilih analgenik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika pemberian lebih dari satu. 5) Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri. 6) Tentukan analgetik pilihan rute pemberian dan dosis optimal. 7) Pilih rute pemberian secara iv-im untuk pengobatan nyeri secara teratur 8) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 9) Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.

2.

Kerusakan mobilitas fi-sik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, kekakuan sendi atau kontraktur Batasan karakteristik -

-

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien mampu mencapai mobilitas fisik dengan kriteria :

Mobility Level (0208) : - Klien dapat Postur tubuh kaku melakukan mobilitas tidak stabil. secara bertahap Jalan terseok-seok dengan tanpa Gerak lambat merasakan nyeri. Membatasi - Penampilan perubahan ge-rak seimbang yang mendadak - Menggerakkan otot atau cepat dan sendi Sakit berbalik - Mampu pindah tempat tanpa bantuan - Berjalan tanpa bantuan

10) Evaluasi efektifitas analgesik tanda dan gejala (efek sampingan) 1) Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi dengan sekala 0-4 : 2) Klien tidak tergantung pada orang lain 3) Klien butuh sedikit bantuan 4) Klien butuh bantuan sederhana 5) Klien butuh bantuan banyak 6) Klien sangat tergantung pada pemberian pelayanan 7) Atur posisi klien 8) Bantu klien melakukan perubahan gerak. 9) Observasi / kaji terus kemampuan gerak motorik, keseimbangan 10) Ukur tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan latihan. 11) Anjurkan keluarga klien untuk melatih dan memberi motivasi. 12) olaborasi dengan tim kesehatan lain (fisioterapi untuk pemasangan korset) 13) Buat posisi seluruh persendian dalam letak anatomis dan nyaman dengan memberikan penyangga pada lekukan lekukan sendi serta pastikan posisi punggung lurus.

3.

Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Tidur / Sleep nyeri, tidak nyaman keperawatan selama … X 24 Enhancement (1850) jam klien dapat terpenuhi 1) Kaji pola tidur / pola Batasan karakteristik : kebutuhan tidurnya dengan aktivitas Pasien menahan criteria : 2) Anjurkan klien tidur secara sa-kit (merintih, meteratur nyeringai) Tidur (0004) 3) Jelaskan tentang pentingnya Pasien - Jumlah jam tidur tidur yang cukup selama mengungkapkan tidak cukup sakit dan terapi. bisa tidur karena nyeri - Pola tidur normal 4) Monitor pola tidur dan catat - Kualitas tidur cukup keadaan fisik, psykososial - Tidur secara teratur\ yang mengganggu tidur - Tidak sering 5) Diskusikan pada klien dan terbangun keluarga tentang tehnik - Tanda vital dalam peningkatan pola tidur batas normal Manajemen lingkungan (6480) Rest (0003) 1) Batasi pengunjung - Istirahat Cukup 2) Jaga lingkungan dari bising - Kualitas istirahat 3) Tidak melakukan tindakan baik keperawatan pada saat klien - Istirahat fisik cukup tidur - Istirahat psikis cukup Anxiety Reduction (5820) 1) Jelaskan semua prosedur Anxiety control (1402) termasuk pera-saan yang - Tidur adekuat mungkin dialami selama - Tidak ada men-jalani prosedur manifestasi fisik 2) Berikan objek yang dapat - Tidak ada memberikan rasa aman manifestasi perilaku 3) Berbicara dengan pelan dan - Mencari informasi tenang untuk mengurangi 4) Membina hubungan saling cemas percaya - Menggunakan teknik 5) Dengarkan klien dengan re-laksasi untuk penuh perhatian mengu-rangi cemas 6) Ciptakan suasana saling - Berinteraksi sosial percaya 7) Dorong orang tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal 8) Berikan peralatan / aktivitas yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan 9) Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi 10) Berikan lingkungan yang tenang

11) Batasi pengunjung

4.

Defisit srlf care b.d nyeri

Seteleh dilakukan tindakan keperawatan pada pasien selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan perawatan diri pasien dapat terpenuhi, dengan kriteria hasil : 1) klien terbebas dari bau badan 2) Menyatakan kenyamanan terhadap pemenuhan kebutuhan perawatan diri

Self care assistance ; Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri Monitor kebutuhan klien untuk alatalat bantu Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk memenuhi perawatan dirinya Dorong klien untuk melakukan aktivitas yang mandiri sesuai kemampuan

DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2013 Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2014 Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000 Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12 Februari 201. http://sedetik.multiply.com/journal

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"

Laporan Pendahuluan.docx
November 2019 5
Sap.docx
November 2019 19
Lp Krizzan.docx
November 2019 6
May 2020 9
October 2019 14