Lp Hipertermi.docx

  • Uploaded by: Ratna Lanuru
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Hipertermi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,630
  • Pages: 9
l. I. DEFINISI

Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebhi suhu normal yaitu suhu tubuh mencapai sekitar 400 secara terus menerus l. II. ETIOLOGI Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang rrerrpengaruhi pusat pengaturan suhu . zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan derrarn disebut progen . zat progen ini dapat berupa protein , pecahan protein , dan zat lain . terutama toksin polisakari:la , yang dilepas oleh bakteri toksik I progen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan derram selarra keadaan sakit . Fase - fase terjadinya hipertermi Fase I: awal • • • • • • • • •

Peningkatan denyut jantung . Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan . Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat . Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi . Merasakan sensasi dingin . Dasar kuku mengalami sanoss karena vasokonstriks i Rambut kulit berdiri . Pengeuaran keringat berlebih . Peningkatan suhu tubuh

Fase II : proses demam • • • • • • • • • •

Proses menggigil lenyap . Kulit terasa hangat I panas . Merasa tidak panas I dingin . Peningkatan nadi & laju pernapasan . Peningkatan rasa haus . Dehidrasi ringan sarrpai berat . Mengantuk , delirium I kejang akibat ritasi sel saraf . Lesi mulut herpetik . Kehilangan nafsu makan . Kelerrahan , keletihan dan nyeri ringan pada otot akbat katabolisrre protein .

F ase ill : pemiliha n • • • •

Kulit tarrpak merah dan hangat Berkeringat . Menggigil ringan . Kemungkinan mengaarni dehidrasi .

l. ill. MANIFESTASI KLINIK

Pasien dengan gangguan thypoi:I akan rrengalarni •

Minggu I

Pada urmmnya demam berangsur naik , terutama sore hari dan malam hari . Dengan keluhan dan gejala demam , nyeri otot , nyeri kepaa , anoreksia , dan mual , batuk , epitaksis , obstpasi I diare , perasaan tidak enak di perut . •

Minggu II

Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam , bradikardi , lidah yang khas ( putih , kotor pinggir hiperemi ) hepatomegali , rreteorismus , penurunan kesadaran . l.

IV. PATOFISIOLOGI

KUMAN MASUK PEMBULUH DARAH PENGELUARAN ENDOTOKSIN MERANGSANG HIPOTALAMUS PROSES INFLAMASI RESPON TUBUH HIPERTERMI

1. V. PEMERIKSAAN PENUNJANG •

Perreriksaan SGOT & SGPT

SGOT & SGPT pada demam typoid seringkali meningkatkan tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya tpoid . •

Uji widal

Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody . Aglutinin yang spesifik terhadap sahmnela thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasi . Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang dsangka menderita typhoid l.

VI. PENATALAKSANAAN MEDIS

Yaitu tindakan yang diberikan meliputi • • • • •

BHSP. Kenakan pakaian yang tips . Beri banyak minum . Beri banyak stirahat Beri korrpres .



Beri obat penurun panas .

l.

VII. TINJAUAN KEPERAWATAN l.

A. Pengkajian

Adalah pengkajian dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk rrengunpulkan tentang penderita agar dapat rrengidentifikasi kebutuhan serta masalahnya . Pengkajian ada 4 macam l.

Pengurrpulan data 1. Data subyektif : data yang didapat oleh pencatat dan pasien atau keluarga dan dapat diukur dengan rrenggunakan standart yang diakui . 2. Data obyektif : data yang didapat oleh pencatat dari perrerksaan dan dapat diukur dengan rrenggunakan standart yang diakui . 3. Analisa data 1. Data primer : data yang diperoleh dari pasien itu sendri rrelalui percakapan dengan pesen , perreriksaan fsik pasien . 2. Data sekunder : data yang diperoleh dari orang bin yang rrengetahui keadaan pasien rrelalui korrunikasi dengan orang yang dikenal , dokter

I perawat .

Biodata 1. Nama : berkaitan dengan identitas klien . 2. Urrnr : demam dapat terjadi pada semua umir baik pria I wanita lebih sering pada anak - anak . 3. Jenis kelamin : mengantisipasi kesamaan , nama pada pasen dengan jenis kelamin berbeda. 4. Agama : rrengetahui pola perilaku pasien dan pendekatan spiritual . 5. Pekerjaan : perlu dikaji berhubungan dengan kesamaan dan aktivitas sehari hari . : dikaji sehubungan dengan rretode pendekatan yang digunakan 6. Suku bangsa untuk rrendukung kesehatan klien serta untuk rrengetahui adat istiadat . 7. Alamat : untuk rrengetahui kondsi lingkungan dan sanitasi uang ada

disekitar . 8. Norror register 9. MRS

: peril dikaji untuk rrerroedakan pasien dengan nama yang sama . : untuk rrengetahui kapan pasen i:u datang ke RS dan dilakukan

penanganan . l.

B. Anamnese 2. Keluhan utama Biasanya klien dengan thypoid maka mengalami hipertermi , i:u adalah yang paling rrenoniol

1. Riwayat penyakit sekarang Pengkajian rreliputi tindakan pertama yang pemah diberikan pada keluhan utama .

l.

Riwayat penyakit dahulu

Pengkajian rrengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit yang dialami saat ini . pemahk:ah mengalami panas yang dialami sekarang .

l. Riwayat psikososial dan spirrual Riwayat psikososial

a)

Pada klien yang rrengalarni hiperterrni akan timbul kecemasan .

Aspek sosial

b)

Pada klien yang rrengalarni hiperterrni akan terjadi gangguan dalam berinteraksi dengan orang bin .

c)

Aspek spritual

Klien akan rrengaarni gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien harus menjalani ibadah . namun ada klien yang cenderung lebih rrendekatkan diri pada Tuhan dan begru sebaliknya rrenyalahkan Tuhan akan penyakitnya yang di deritanya .

l. C. Pola kebiasaan sehari - hari 2. Pola aktivras Pola aktivras rrenurun karena rrengalarni kelelahan disebabkan oleh hiperterrni . l. Pola istirahat Pola istirahat terganggu diakibatkan hipertermi . l. Pola kebersihan diri Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung rremikirkan penyakit yang di:leritanya daripada kebersihan diri l.

Pola nutrisi

Pola nutrisi terganggu karena hipertermi

l. D. Pemeriksaan fisik 2. Keadaan urrum l. Menggigil . 2. Kulit pecah . 3. Pengeuaran kerngat berlebihan . 4. Tarrpak lemah . 5. Bibir kering . 6. Tingkat kesadaran compos mentis sarrpai terjadi shock GCS: mata =4

Verbal= 5 Motorik = 6 l. Tanda l. 2. 3. 4. 5.

- tanda vial Tensi Nadi Respirasi Suhu Berat badan

: 105/65 mmHg -125/80 mrnHg dbawah I diatas normal : 70 - 110 x/rrenit dibawah I diatas normal . : 19 - 23 x/rrenit

: > 37°C

Perlu dikaji untuk rrenilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit klien mengalami kehilangan I penurunan berat badan, asupan nutrisi yang ti:lak adekuat ataupun reaksi psikobgis .

l. E. Pemeriksaan sis tern cephalocaudal 2. Perreriksaan kepala • •

Bibir : nukosa bibir kering , tidak ada cyanosis Li:lah : tarrpak kotor & berwama putih .

l . Perreriksaan ekstrimi tas 2. Perreriksaan integurren

l. F. Diagnosa keperawatan 2. ketidak seimbanga n voume cairan & elektrolit berhubungan dengan hipertermi . 3. hipertermi berhubungan dengan proses infeksi . 4. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang ti:lak adekuat . • •

Teapak tangan dan kaki berwarna kakuningan I tarrpak pucat . Terjadi kelemahan & nyeri pada otot .

• • • • • •

Kulit tarrpak kerrerahan Akral hangat - panas . Turgor baik . Terjadi kelerroapan kulit Dada tarrpak normal . Abdomen nyeri tekan perut bagian kanan atas .

l. G. Intervensi 2. hipertermi berhubungan dengan proses penyakit . • • • • • • •

BHSP Beri penjelasan pada klien & keluarga tentang tindakan yang akan diakukan Lakukan korrpres air dingin . Anjurkan memakai pakaian tips & rrenyerap keringat Mengatur jumlah pengunjung . Observasi suhu tubuh . Beri banyak minum , sedikit tapi sering .

l. gangguan perrenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat . • • • • •

BHSP Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan . Anjurkan makan & minum sedikit tapi sering . Anjurkan makan selagi hangat . Beri makanan yang rrenark dan tidak bertentangan dengan diit yang dianjurkan



Ciptakan lingkungan yang optimal seperti rrenjaga kebersihan kamar .

l. Vil

DAFfAR PUSTAKA

Carpenito , lynda jual . 2006 . buku saku diagnosa keperawatan edisi l 0, EGC , Jakarta . www.nursingbegin.com www.perawatindonesia.co .cc Hipertermia berhubungan dengan peningkatan rretabolisrre tubuh ditandai dengan suhutubuh rreningkat, kulit teraba hangat, kulit kemerahanTujuanSetelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x24 jam, diharapkan menunjukkansuhu tubuh pasien dalam batas normal dengan kriteria hasil : Kulit pasien tidak kemerahan Suhu tubuh daam batas normal (36-37 0

C) Kulit pasien tidak teraba hangatintervensi Keperawatanl n t

e

v

e

n

a

S

I

I /diaphoresis

l. Pant au suhu pasie n (derajat

S

o

r I

n

R

a

dan pola); perhatikan rrenggigil

2. Pant au suhu Ii n g k u n g an batasi/tambahan linen te m p a t ti d u r , sesuai indikasi 3. Berikan kompres mandi hangat padal i p a t a n p a h a d a n a k s i I a , hind a r i penggunaan alcohol4.Tingkatkan intake cairan dan nutrisi5 . K o I a b o r a s d e n g a n p e m b e r i a n

suhu 38,9 0

- 41, l 0

C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapatrne mb a nt u dalam diagnosis; mis, kurvademam lanjut berakhir lebih dari 24 jammenunjukkan demam remitten ( bervariasihanya beberapa derajat pada arah tertentu. Menggigil sering rrendahului puncak suhu. suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubahuntuk mend ek a ti normal.

me mp ert a ha nka n suhu

d a p a t m e mb a n tu me n gu r a n g i demam.Catatan air es/alcoholmungkin menyebabkan k e ding in a n, Peningkatan suhu secara actual. Selain rrengeringkan kulit. Adanya kehilangan dan nutrisi

peningkatan ban yak energi.U

ntuk

:

penggunaan

ituacohol

dapat

met ab o Ii s me menyebabkan itu diperlukan peningkatan intakecairan

a n t ip ir e t ik ,

misalnya

ASA

(aspirin),asetaminofen(fylenol)

dig u n aka n u n tu k men g u r a n g i de ma m dengan aksi sentral nya pad a hipotalamus,meskipun demam mungkin dapat bergunadalam membatasi pertumbuhan organismedan rreningkatkan autodestruksi dari sel-selyang terinfeksi.

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"

Sop Luka Sc.docx
June 2020 10
Askep Gonoroe.docx
December 2019 16
Askep Rpk.docx
December 2019 19
Lp Hipertermi.docx
June 2020 7