BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Rata-rata tersebut meningkat dibandingkan SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000 (Depkes, 2012). Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah mencapai 675 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2012). Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia didominasi oleh perdarahan, preeklamsi, abortus, infeksi, dan anemia. Sedangkan faktor tidak langsung adalah pendidikan dan sosial ekonomi (SDKI, 2012). Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas, bila kurang dari 23,5 cm maka ibu tersebut termasuk kekurangan energi kronis, berarti ibu sudah mengalami keadaan kekurangan gizi dalam waktu lama, bila ini terjadi maka kebutuhan nutrisi untuk proses perkembangan janin menjadi terhambat akibatnya melahirkan bayi BBLR. Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan (Depkes RI, 2007). Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah kemiskinan dan masalah kesempatan kerja (Supriasa, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar pada tanggal 01 oktober 2014 diperoleh data ibu hamil pada bulan januari sampai
bulan september 2014 berjumlah 995 orang. Ibu hamil normal sebanyak 870 orang (87,4%) dan ibu hamil dengan komplikasi 125 orang (12,6%). Ibu hamil dengan komplikasi meliputi, ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis 83 orang (66,4%), ibu hamil dengan anemia 50 orang (40%), ibu hamil dengan hipertensi 40 orang (32%), ibu hamil dengan Hiperemisis Gravidarum 30 orang (24%), ibu hamil dengan presbo 5 orang (4%). Sesuai data tersebut di karenakan dari komplikasi kehamilan yang paling banyak adalah ibu hamil dengan kekurangan energi kronis dan di negara Indonesia yang semakin maju tetapi masih banyak ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis maka penulis tertarik mengenai kasus tersebut.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil perumusan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Hamil Patologi pada Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 umur kehamilan 12+1 minggu dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar dengan menggunakan pendekatan kebidanan 7 langkah varney?”
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan ibu hamil pada Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekuangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar dengan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu : 1) Melakukan pengkajian (data subjektif dan data objektif) pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. 2) Menginterpretasikan data pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. 3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. 4) Mengantisipasi tindakan pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. 5) Menyusun rencana tindakan pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun
G1P0A0
dengan
Kekurangan
Energi
Kronis
di
Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. 6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. 7) Mengevaluasi tindakan pada ibu hamil Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar.
b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Peneliti Penulis memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis sesuai teori yang telah diberikan. 2. Bagi Profesi Untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis. 3. Bagi Istitusi a.
Rumah Bersalin Dapat memberikan masukan pada rumah bersalin dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya pada asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.
b. Istitusi Pendidikan Dapat menambah referensi bacaan untuk institusi pendidikan, terutama pengetahuan tentang asuhan kebidanan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Periode kehamilan yang di hitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode antepartum. Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pasca natal (Varney, 2007). Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester, yang masing- maasing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 10 bulan (Varney, 2007) Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir . Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Sarwono, 2009).
b. Periode Kehamilan Periode kehamilan dikenal juga dengan istilah trimester kehamilan yaitu : 1) Trimester Pertama Seluruh periode zigot dan embriotik dan dua minggu pertama periode janin (dari total 10 minggu kehidupan setelah fertilisasi) berada pada 12 minggu pertama kehamilan dihitung dari masa menstrulasi terakhir, yang merupaka trimester pertama (Varney, 2007). 2) Trimester Kedua Trimester kedua, yaitu periode yang berlangsung selama 15 minggu, usia kehamilan ini mencakup minggu ke-13 hingga minggu ke-27 (varney, 2007). 3) Trimester Ketiga Trimester ketiga, yaitu periode yang berlangsung 13 minggu, usia kehamilan ini mencakup minggu ke-28 hingga minggu ke40 (varney, 2007). 2. Kekurangan Energi Kronis a. Pengertian Kurang energi kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Istilah kurang energi kronis (KEK) merupakan istilah lain dari kurang energi protein (KEP) yang diperuntukkan
pada wanita yang kurus dan lemah akibat kurang energi yang kronis (WHO). b. Gizi Ibu Hamil Status gizi ibu hamil adalah masa dimana wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat memberikanya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan yang bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil juga hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan sulit dalam proses persalinan (Astuti, 2012). c. Tanda Bahaya Kekurangan Energi Kronis Tanda-tanda terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK), yaitu : 1) Lingkar Lengan Atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm. 2) Sering melahirkan bayi BBLR. 3) Vitalitas yang rendah (Kristiyanasari, 2010)
d. Etiologi Yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu hamil diantaranya yaitu : 1) Kebiasan dan pandangan wanita terhadap makanan. 2) Status ekonomi, ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. 3) Pengetahuan zat gizi dalam makanan, pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. 4) Status kesehatan. Status kesehatan seorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. 5) Aktifitas, aktifitas dan gerakan berbeda-beda. 6) Suhu lingkungan, pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37ºC untuk metabolisme yang optimum. 7) Berat badan, berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar. 8) Umur, semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan (Kristiyanasari, 2010).
e. Patofisiologi Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan menimbulkan masalah, pada ibu, janin dan proses persalinan yaitu : 1) Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi. 2) Terhadap Persalinan Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit
dan
lama,
persalinan
belum
waktunya
(prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. 3) Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengsruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, afiksia intra partum, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Kristiyanasari, 2010). f. Cara mengukur Lingkar Lengan Atas Pengukuran lingkar lengan atas pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh siapa saja, untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (Supriasa,dkk,2012).
Cara pengukuran lingkar lengan atas dilakukan melakukan urutututan yang telah di tetapkan , ada 7 urutan pengukuran lingkar lengan atas yaitu: 1) Tetapkan posisi antara bahu dan siku. 2) Letakkan pita antara bahu dan siku. 3) Tentukan titik tengah lengan. 4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan. 5) Pita jangan terlalu ketat. 6) Pita jangan terlalu longgar. 7) Cara pembacaan skala ukur harus selalu benar. Hasil pengukuran lingkar lengan atas ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran <23,5 cm berarti berisiko KEK dan > 23,5 cm berarti tidak beresiko KEK (Supriasa, dkk, 2012). g. Penatalaksanaan Kekurangan Energi Kronis Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK pada wanita usia subur adalah : 1) Makanan cukup dengan pedoman gizi seimbang. 2) Pengukuran LILA. 3) Hidup sehat dengan cara makan-makanan yng bergizi. 4) Memeriksakan kehamilan kepetugas kesehatan (ANC) teratur (Supariasa, dkk, 2012).
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal disini bisa berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena masalah di suatu daerah. Meskipun di dalam studi kasus hanya terbentuk unit tunggal tetapi dianalisis secara mendalam dengan berbagai aspek yang cukup luas serta penggunaan berbagai teknik secara intergratif (Notoadmojo, 2010). Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriftif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskrepsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung (Notoadmojo, 2010). Laporan studi kasus ini adalah laporan tentang asuhan kebidanan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.
B. Lokasi Studi kasus Menjelaskan tempat atau lokasi itu dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoadmojo, 2010). Lokasi studi kasus tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis ini telah dilaksanakan di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar.
C. Subjek Studi Kasus Merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoadmojo, 2010). Subjek yang di kenai studi kasus adalah Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas jatipuro.
BAB III TINJAUAN KASUS I.
PENGKAJIAN A. IDENTTAS PASIEN
IDENTITAS SUAMI
1. Nama
: Ny. L
Nama
: Tn. A
2. Umur
: 27 tahun
Umur
: 28 Tahun
3. Agama
: Islam
Agama
: Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia 5. Pendidkan
: SMA
Pendidikan
: SMA
6. Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
7. Alamat
: Porosido, Jatiipuro
B. ANAMNESA ( DATA SUBJEKTIF ) Tanggal : 06 Juni 2018
Pukul 10.00 WIB
1. Keluhan utama pada waktu masuk: Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, dengan keluhan sejak 2 hari yang lalu mual muntah, sering pusing, badan lemas, nafsu makan kurang dan cepat lelah saat beraktifitas. 2. Riwayat Menstruasi a. Menarche
: Ibu
mengatakan
haid
pertama
tahun b. Lama
: Ibu mengatakan lamanya 5-6 hari
c. Siklus
: Ibu mengatakan siklus haidnya 29 hari
umur
15
d. Banyaknya
: Ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali sehari
e. Teratur/Tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur setiap bulan f. Sifat Darah
: Ibu mengatakan sifat darahnya encer berwarna merah segar
g. Dismenorhe
: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut pada saat datang haid
3. Riwayat hamil ini a. HPHT Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 14 April 2018, HPL 21 Januari 2019
b. Gerakan Janin Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin c. Vitamin / jamu yang dikomsumsi Ibu mengatakan mengkonsumsi vitamin dari bidan d. Keluhan keluhan pada Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah dan pusing
e. ANC : 3 kali, di bidan
f. Penyuluhan yang pernah didapat Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet Fe,pola makan, adaptasi pada saat kehamilan di bidan. g. Imunisasi TT Ibu mengatakan sudah TT3 4. Riwayat penyakit a. Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan dalam kondisi sehat b. Riwayat Penyakit Sistematik 1) Jantung Ibu mengataka tidak berdebar debar pada dada kiri dan tidak mudah lelah saat beraktifitas. 2) Ginjal Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit perut bagian bawah dan tidak merasa sakit saat berkemih. 3) Asma Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas. 4) TBC Ibu mengatakan tidak pernah batuk yang berkepanjangan lebih dari 2 minggu.
5) Hepatitis Ibu mengatakan kuku, mata, kulit tidak terlihat kuning dan urine berwarna kuning. 6) DM Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan tidak sering BAK dimalam hari. 7) Hipertensi Ibu mengatakan tidak pernah tensinya lebih dari 140/90 mmHg. 8) Epilepsi Ibu mengatakan tidak pernah merasakan kejang sampai keluar busa dari mulut. 9) Lain lain Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit lain seperti HIV/AIDS atau PMS c. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak ada riwayat penyakit menurun (hipertensi, DM, hepatitis) dan menular (hepatitis, TBC) d. Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat operasi Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun. 5. Riwayat perkawinan a. Status pernikahan : Sah, Kawin : Satu kali b. Kawin I
: Umur 26 tahun dengan suami umur 27 tahun. Lamanya 1 tahun.
6. Riwayat Keluarga Berencana Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun 7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No 1
Tgl/Thn Partus
ANAK NIFAS Umur Keadaan Tempat Jenis Kehamilan Penolong Anak Partus Partus Jenis BB PB (bulan) Kead Laktasi Sekarang (P/L) (gram) (cm)
Hamil Sekarang
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari a. Nutrisi 1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang nasi, lauk tahu, tempe dan sayur. Minum air putih 6-7 gelas sehari 2) Selama hamil
: Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi kecil dikarenakan adanya rasa mual dan muntah, menu nasi ½ piring, lauk tahu tempe, dan sayur. Minum 7-8 gelas sehari
b. Pola eliminasi 1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK 34 kali sehari konsistensi feses lembek,warna urine kuning jernih. 2) Selama hamil
: Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK 56 kali sehari konsistensi feses lembek,warna urine kuning jernih.
c. Aktifitas 1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendirian. 2) Selama hamil
: Ibu mengatakan pekerjaan rumah dibantu dengan suami.
d. Istirahat/Tidur 1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam. Tidur malam ±8-9 jam 2) Selama hamil
: Ibu mengatakan kadang tidur siang ±1 jam. Tidur malam ±7-8 jam.
c. Pola seksualitas 1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan 2 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan. 2) Selama hamil
: Ibu mengatakan 1 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan.
d. Personal Hygiene 1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari. 2) Selama hamil
: Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian dalam 2 kali sehari.
e. Psikososial budaya 1) Perasaan tentang kehamilan ini : Ibu mengatakan senang dan cemas dengan keadaan yang dialami. 2) Kehamilan
ini
direncanakan/tidak
:
Ibu
mengatakan
direncanakan 3) Jenis kelamin yang diharapkan : Ibu mengatakan laki-laki dan perempuan sama saja. 4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Ibu mengatakan sangat mendukung 5) Keluarga yang tinggal serumah : Ibu mengatakan tinggal sendiri dengan suami. 6) Pantangan makanan : Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun. 7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan : Ibu mengatakan mitoni pada kehamilan.
f. Penggunaan obat-obatan/rokok Ibu mengatakan ibu dan suami tidak menggunakan obat-obatan dan tidak merokok.
C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA SUBJEKTIF ) 1. Status Generalis a. KU
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. TTV TD
: 100/60 mmHg
R
: 21x/menit
N
: 80x/menit
S d. TB
: 36,20C : 160 cm
e. BB Sebelum hamil : 41 kg f. BB Sekarang
: 43,7 kg
g. LILA
: 21 cm
2. Pemeriksaan Sistematis a. Kepala 1) Rambut
: Lurus, kusam, tidak rontok
2) Muka
: Tidak oedema, pucat
3) Mata Oedema
: Tidak oedema
Conjungtiva
: Pucat
Sklera
: Putih
4) Hidung
: Simetris, bersih, tidak ada benjolan,
tidak ada sekret 5) Telinga
: Simetris, bersih, tidak ada serumen
6) Mulut/ gigi / gusi : Bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi. b. Leher 1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok 2) Tumor
: Tidak ada benjolan
3) Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembesaran limfe
4) Kelenjar Tyroid
: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
c. Dada dan Axilla 1) Mammae a) Membesar
: Membesar
b) Tumor
: Tidak ada benjolan
c) Simetris
: Simetris, kanan dan kiri
d) Areola
: Hiperpigmentasi
e) Puting susu : Menonjol f) Kolostrum 2) Axilla
: Belum keluar
a) Benjolan
: Tidak ada benjolan
b) Nyeri
: Tidak nyeri
d. Ektremitas 1) Atas : Lengkap, jari tangan kanan dan kiri 2) Bawah a) Varices
: Tidak ada
b) Oedema
: Tidak ada
c) Reflek Patella
: Tidak dilakukan
d) Kuku
: Bersih, berwarna merah muda
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri a. Abdomen 1) Inspeksi a) Pembesaran perut
: Sesuai dengan umur kehamilan
b) Bentuk Perut
: Memanjang
c) Linea Albican / nigra : Albican d) Strie Alba / Livide
: Alba
e) Kelainan
: Tidak ada
f) Pergerakan anak
: Sudah ada
2) Palpasi : ballotemen (+) 3) Auskultasi DJJ : Puctum maximum : Dibawah pusat sebelah kanan. Frekuensi
: 140 x/menit.
Teratur/tidak : Teratur.
b. Anogenital 1) Vulva Vagina a) Varices
: Tidak dilakukan.
b) Luka
: Tidak dilakukan.
c) Kemerahan
: Tidak dilakukan.
d) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan. 2) Perineum a) Bekas Luka : Tidak dilakukan. b) Lain Lain
: Tidak dilakukan.
3) Anus a) Haemorhoid : Tidak dilakukan. b) Lain Lain
: Tidak dilakukan.
4. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium Hb : 12 gr% b. Pemeriksaan Penunjang Lain Tidak dilakukan II.
INTEPRETASI DATA Tanggal: 06 Juni 2018
Pukul:10.00 WIB
A. Diagnosa Kebidanan Ny. D umur 27 tahun, G1P0A0 hamil 12+1 minggu, dengan Kekurangan Energi Kronis.
B. MASALAH 1. Tidak ada.
C. KEBUTUHAN 1. Tidak ada III.
DIAGNOSA POTENSIAL 1. Pada ibu : anemia, perdarahan, persalinan sulit dan terkena infeksi. 2. Pada bayi : abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah.
IV.
PENANGANAN SEGERA 1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian makan tambahan dan terapi supaya kebutuhan gizi ibu dan janin tercukupi. 2. Pemberian tablet besi.
V.
PERENCANAAN Tanggal: 06 Juni 2018
Pukul: 10.10 WIB
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. 2. Beri pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis. 3. Beri pendidikan tentang gizi ibu hamil. 4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup, yaitu : malam 8 jam dan siang 1-2 jam.
5. Anjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan ke bidan. 6. Beri tablet Fe 500 mg 1 x 1, vit C 250 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1 tablet dan beritahu cara minumnya. 7. Beri ibu makanan tambahan berupa susu ibu hamil 8. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
VI.
PELAKSANAAN Tanggal : 06 Juni 2018
Pukul:10.15WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pemeriksaan Lingkar Lengan Atas = 22 cm dan memberitahu ibu bahwa ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis. 2. Memberi pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis, yaitu keadaan dimana seorang wanita yang kekurangan energi kronis yang sudah berlangsung lama ata menahun. Untuk dapat mengetahui KEK dpat dilakukan pengukuran LILA, dan bila LILA kurang dari 23,5 berarti wanita itu mengalami KEK. 3. Memberi pendidikan tentang gizi ibu hamil adalah maa dimana wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yangdiperlukan dalam kedaan yang tidak hamil. Pemenuhan gizi pada ibu hamil dengan prinsip menu seimbang yaitu meliputi karbohidrat (gandum, beras, kentang, singkong), Protein (daging sapi, ayam, telur, susu, tempe), serat (sayur dan buah-buahan), vitamin (vitamin A, B, C, dan D, mineral kalsium, Fosfor, Fe), Cairan ( 2,5 – 3 Liter sehari).
4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup, yaitu : malam 8 jam dan siang 1-2 jam dan mengurangi kerja yang berat seperti mencuci atau ngepel. 5. Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan ke bidan. 6. Memberi tablet Fe 500 mg 1 x 1, vit C 250 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1 sebanyak 10 tablet. Cara minumnya tablet Fe diminum bersamaan dengan Vit C agar mempercepat penyerapan dan diminum terpisah dengan Kalk dan juga hindari diminum bersamaan dengan kopi, teh atau susu. 7. Beri ibu makanan tambahan berupa susu hamil 8. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
VII.
EVALUASI Tanggal: 06 Juni 2018
Pukul:10.25 WIB
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya 2. Ibu telah mengerti dan paham tentang pendidikan kesehatan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis. 3. Ibu telah mengerti dan paham tentang pendidikan kesehatan gizi ibu hamil. 4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup dan tidak bekerja terlalu berat. 5. Ibu bersedia untuk rutin melakukan pemeriksaan ke bidan. 6. Ibu bersedia minum obat yang telah diberikan dengan teratur. 7. Ibu telah diberikan makanan tambahan berupa susu hamil.
9. Ibu sudah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan meupakan bagian dari laporan kasus yang membahas kendala atau hambatan selama melakukan Asuhan Kebidanan pada klien. Kendala tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah untuk perbaikan atau masukan demi meningkatkan asuhan kebidanan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Jatipuro membahas tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis temukan sejak melakukan pengkajian, interpretas. data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, implementasi data, ealuasi, penulis uraikan sebagai berikut : 1. Pengkajian Pada pengkajin penulis memperoleh data dari data subjektif dan data objektif. Data subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, sedangkan data objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan pasien secara menyeluruh. Berdasarkan data subjektif yang diperoleh dari Ny. L yaitu Ibu mengatkan datang ke pusksmas untuk memeriksa kehamilan yang pertama, dengan keluhan sering pusing, badan lemas, nafsu makan berkurang dan cepat lelah saat beraktifitas dan dari hasil pemeriksaan fisik didapat
LILA 22 cm, rambut kusam, conjungtiva merah muda, TD 100/70 mmHg, berat badan 43,9 kg. Kurang energi kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Istilah kurang energi kronis (KEK) merupakan istilah lain dari kurang energi protein (KEP) yang diperuntukkan pada wanita yang kurus dan lemah akibat kurang energi yang kronis (WHO). Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lahan. 2. Interpretasi Data Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 hamil 12+1 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri,
letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan Kekurangan Energi Kronis. Masalah yang muncul pada kasus ini adalah ibu merasa cemas, panik dan takut dengan keadaan kehamilanya disebabkan ibu cepat lelah saat beraktifitas, pusing, dan nafsu makan yang berkurang. Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. L adalah memberikan informasi tentang keadaan kehamilannya yaitu informasi tentang KEK ( Kekurangan Energi Kronis). Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis yaitu ibu merasa cemas dengan keadaan kehamilanya dan ibu merasa kurang pengetahuannya tentang gizi ibu hamil (Kristiyanasari, 2010). Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lahan. 3. Diagnosa Potensial Pada kasus Ny. L dengan kekurangan energi kronis dapat terjadi diagnosa potensial yaitu resiko dan komplikasi pada ibu : anemia, perdarahan, persalinan sulit dan terkena infeksi dan pada bayi : abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah. Setelah dilakukan penanganan tidak terjadi diagnosa potensial karena adanya kerja sama yng baik antara petugas kesehatan dengan pasien. Diagnosa potensial yang dapat ditimbulkan oleh ibu kekurangan gizi dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
yang
antara lain terhadap Ibu : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi. Terhadap Persalinan : persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. Terhadap Janin : keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, afiksia intra partum, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Kristiyanasari, 2010). Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lahan. 4. Penanganan Segera Tindakan antisipasi pada ibu hamil Ny. L dengan kekurangan energi kronis adalah kolaborasi dengan dokter dalam pemberian makanan tambahan supaya kebutuhan ibu dan janin terpenuhi, pemberian tablet besi dan pemberian terapi. Penanganan segera yang dapat dilakukan pengukuran LILA, meningkatkan makanan yang yang bergizi, makanan cukup dengan pedoman gizi seimbang, hidup sehat, periksa kehamilan kepada petugas kesehatan (ANC) teratur (Supariasa,dkk, 2012). Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan.
5. Rencana Tindakan Dalam langkah perencanaan pada kasus Ny. L dengan kekurangan energi kronis yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, beri pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan kekurangan energi kronis, beri pendidikan tentang gizi ibu hamil, anjurkan ibu untuk istirahat cukup, beri terapi obat (Fe 500 mg 1 x 1, Kalk 250 mg 1 x 1, Vit C 250 mg 1 x 1), beri ibu makanan tambahan berupa susu ibu hamil, beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi. Perencanaanya meliputi : beri ibu informasi tentang makanan yang cocok dengan ibu hamil, beri pengetahuan pada ibu tentang zat gizi dalam makanan, pemberian makanan tambahan (Kristiyanasari, 2010), anjurkan ibu untuk ANC teratur, pengukuran LILA, anjurkan ibu makan makanan yang bergizi (Supriasa, dkk, 2012). Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan. 6. Pelaksanaan Pada langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan.
7. Evaluasi Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 minggu didapatkan : keadaan umum ibu baik, ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil, ibu bersedia mebgonsumsi tablet besi, ibu mengerti tentang makanan tambahan pada ibu hamil, berat badan ibu mengalami kenaikan dari 43 kg menjadi 46 kg, LILA bertambah dari 22 cm menjadi 23,5 cm, dan ibu bersedia ANC teratur.
BAB V PENUTUP
Pada tahap akhir dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis penulis mencoba membuat kesimpulan dan beberapa saran guna meningkatkan asuhan kebidanan kususnya pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis penulis mengambil kasus di Puskesmas Jatipuro, Karanganyar. A. Kesimpulan 1. Pengkajian pada kasus Ny. L dengan kekurangan energi kronis sudah sesuai dengan teori, jadi antara teori dan lahan praktik tidak terdapat kesenjangan. 2. Interpretasi data pad Ny. L sudah sesuai dengan teori, jadi antara teori dan lahan praktik tidak ada kesenjangan. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. L umur 27 tahun G1P0A0 hamil 12+1 minggu dapat terjadi diagnosa potensial yaitu resiko dan komplikasi pada ibu : anemia, perdarahan, persalinan sulit dan terkena infeksi dan pada bayi : abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah. Jadi antara teori dan lahan praktik tidak ada kesenjangan. 4. Penanganan segera pada ibu hamil Ny. L dengan kekurangan energi kronis sudah dilaksanakan. Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan.
72
5. Perencanaan pada kasus Ny. L dengan kekurangan energi kronis sudah dilaksanakan. Penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan. 6. Pelaksanann dalam pemberian asuhan pada Ny. L sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sehingga didapat hasil yang maksimal. Penulis menemukan kesenjangan antara teori dengan lahan praktik yaitu pemberian tablet besi dikarenakan pasien mengalami anemia ringan. 7. Evaluasi pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis diberikan asuhan kebidanan selama 4 minggu didapatkan hasil yaitu : keadaan umum ibu baik, ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil, ibu bersedia mebgonsumsi tablet besi, ibu mengerti tentang makanan tambahan pada ibu hamil, berat badan ibu mengalami kenaikan dari 43 kg menjadi 46 kg, LILA bertambah dari 22 cm menjadi 23,5 cm, dan ibu bersedia ANC teratur. 8. Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan lahan praktik B. Saran Dalam penulisan karya tulis ilmiah penulis memberikan saran kepada : 1. Bagi Profesi Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronis. 2. Institusi Rumah Bersalin
Diharapkan dapat menjadi masukan dan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis. 3. Institusi Pendidikan Diharapkan
dapat
menambah
reverensi
bacaan
untuk
institusi
pendidikan, terutama tentang asuhan kebidanan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Arisma. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Astuti, H.P. 2012. Asuhan Kebinanan Ibu I Kehamilan. Yogyakarta: Rohima Press. Depkes RI. 2007. ResikoIbuHamilKurangEnergiKronis (KEK) dan Anemia untukmelahirkanBayidenganBeratBadanLahirRendah (BBLR). PenelitianGizidanMakananjilid 21. Jakarta: DapertemenGizidanKesmas FKMUI, 2007 .2012. AKI Di Indonesia. BadanPenelitiandanPengembanganKesehatan.
Jakarta:
.2007. Gawat-Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika. Kumalasari, Putri. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. H dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas I Colomadu Karanganyar. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. Thesis. Maryana, Dhina. 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Masaran II Sragen. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. Thesis. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Proverawati, A, dkk. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Proverawati, A, dkk. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan Dan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sarwono, P. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Supriasa, N.I.D, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.