SAP (Satuan Acara Penyuluhan) KOMPRES DINGIN PERINEUM POLTEKKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN
Pokok Bahasan
:
Nifas dan Menyusui
Sub Pokok Bahasan
:
Kompres Perineum / Pengurangan Nyeri Perineum
Hari/ Tanggal
:
Senin, 14 Mei 2018
Tempat
:
Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan
1. Pengertian Laserasi Perineum Laserasi perineum adalah robekan jaringan antara pembukaan vagina dan rektum. Luka jahitan perineum bisa disebabkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan maupun tindakan episiotomi (Rukiyah, 2010). Kompres Dingin Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah etempat yang dapat menimbulkan menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dinin adalah mengurangi aaliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema. Di perkirakan bahwa efek kompres dingin menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran syaraf sehingga implus nyeri mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin mnjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri (Price, 2005) 2. Tujuan dan manfaat a. Menghilangkan rasa nyeri b. Mengurangi bengkak c. Mempercepat penyembuhan d. Ibu merasa nyaman
3. Faktor Penyebab Faktor penyebab luka jahitan perineum pada ibu nifas antara lain partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong, pasien tidak mampu berhenti mengejan, partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebih, edema dan kerapuhan pada perineum, vasikositas vulva yang melemah jaringan perineum, arkus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula sehingga menekan kepala bayi kearah posterior, dan perluasan episiotomi (Oxorn, 2010). Faktor penyebab janinnya antara lain bayi besar, posisi kepala yang abnormal, kelahiran bokong, ekstraksi forcep yang sukar, dan distosia bahu (Oxorn, 2010).
4. Tingkat atau derajat luka jahitan perineum Tingkat atau derajat luka jahitan perineum menurut Sulistyawati (2010) dibagi menjadi 4: a. Tingkat I Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa atau mengenai kulit perineum sedikit. b. Tingkat II Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai selaput lendir vagina juga mengenai muskulus perinei transversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani c. Tingkat III Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai otot – otot sfingter ani. d. Tingkat IV Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani, dinding depan rectum.
5. Kompres dingin basah dengan eskap a. Persiapan Alat
Kirbat es/ eskap dengan sarungnya
Kom beirsi potongan – potongan kecil es dan satu sendok teh gram agar es tidak mencair
b.
Air dalam kom
Lap kerja
Perlak pengalas Prosedur tindakan
NO
TINDAKAN
1.
Siapkan alat, dan dekatkan pada ibu
2.
Ajarkan ibu mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
3.
Masukan batnan es kedalam kom air, agar pinggir es tidak tajam
4.
Isi kirbat es dengan potongan es, kurang lebih seetengah bagian
5.
Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong
6.
Periksa eskap, ada bagian yang bocor atau tidak
7.
Keringkan eskap dengan lap, lalu masukan dalam sarungnya
8.
Buka area yang akan dikompes, dan atur posisi yang nyaman bagi ibu
9.
Pasang perlak pengalas dibawah bokong ibu
10.
Letakan eskap pada perineum
11.
Angkat eskap bila sudah selsai
12.
Atur posisi ibu dengan nyaman
13.
Bereskan alat
14.
Ajarkan ibu cuci tangan sesudah melakukan tindakan
c. Hal – hal yang perlu diperhatikan Bila ibu kedinginan, kirbat ees segera diangkat Selama pemberin kirbar es, perhatikan kulit ibu terhadap keberadaan iritasi dan lain-lain Bila tidak ada kirbat es, dapat menggunakan kantong plastik Bila es dalam kirbat sudah mencai, harus segera diganti (bila perlu)