Lp Cairan.docx

  • Uploaded by: aricendani prabawati
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Cairan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,267
  • Pages: 9
BAB I TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI Elektrolit adalah Cairan tubuh yang merupakan cairan kimia aktif atau bahan yang mengandung muatan positif (anion) dan muatan negatife (kation) yang diperlukan oleh tubuh( Brunner and Sudart,2002 ). Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah suatu keadaan dimana individu beresiko mengalami penurunan fungsi tubuh secara cepat akibat dari kekurangan cairan intraseluler sehingga menyebabkan dehidrasi( Lyndajuancapernitto 1995 ). Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhapad stressor fisiologi dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2006)

B. FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Kompartemen cairan intraselular Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh merupakan cairan interselular. Cairan intraseluler dipisahkan dari cairan ekstraselular oleh membran selektif yang sangat permeabel terhadap air, tetapi tidak permeabel terhadap sebagian elektrolit dalam tubuh. Membran sel mempertahankan komposisi cairan di dalam agar serupa seperti yang terdapat di berbagai sel tubuh lainnya. Berbeda dengan cairan ekstraselular, maka cairan intraselular hanya mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida dan hampir tidak ada ion kalsium. Malah , cairan ini mengandung sejumlah besar ion kalium dan fosfat ditambah ion magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang. Semua ion ini memiliki konsentrasi yang rendah pada cairan ekstraselular. Juga sel mengandung sejumlah besar protein, hampir empat kali lipat lebih banyak daripada dalam plasma. 2. Kompartemen cairan ekstraselular Seluruh cairan di luar sel disebut cairan ekstraselular. Cairan ini merupakan 20 persen dari berat badan. Dua kompartemen terbesar cairan ekstraseluler adalah cairan interstitial yang merupakan tiga perempat cairan ekstraselular, dan plasma yang hampir seperempat cairan

ekstraselular. Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus – menerus berhubungan dengan cairan interstitial melalui celah membran kapiler. Celah ini bersifat sangat permeabel untuk hampir semua zat terlarut dalam cairan ekstraselular, kecuali protein. Karenanya cairan ekstraselular secara konstan terus tercampur sehingga plasma dan cairan interstitial mempunyai komposisi yang sama kecuali untuk protein, yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma. Konstituen ekstraselular terdiri dari natrium dan klorida dalam jumlah besar, ion bikarbonat yang juga dalam jumlah cukup besar, tapi hanya sedikit ion kalium, magnesium, fosfat, dan asam organik. Komposisi cairan ekstraselular diatur dengan cermat oleh berbagai mekanisme, tapi khususnya oleh ginjal. Hal ini memungkinkan sel untuk tetap terus terendam dalam cairan yang mengandung konsentrasi elektrolit dan nutrien yang sesuai untuk fungsi sel yang optimal.

C. Gangguan atau Masalah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit 1. Gangguan Cairan a) Hipovolemi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran berlebihan. Penyebab: 

Muntah, diare berlebihan



Perdarahan



Demam

b) Hipervolemi Terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi isotonik sindrom ruang ke tiga berefek kekurangan vulume cairan ekstrasel. Disebabkan karena infeksi trauma.

c) Dehidrasi Terjadi jika ada kehilangan cairan tanpa di sertai kehilangan elektrolit yang proporsional faktor resiko terjadinya dehidrasi. Penyebab: 

Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya:



Penurunan sekresi ADH.



Penurunan fungsi neurologis.

a. Dehidrasi berat 

Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.



Serum natrium 159-166 mEq/ML.



Turgor kulit buruk.



Nadi dan pernafasan meningkat.



Kehilangan cairan mencapai >10% berat badan.

b. Dehidrasi sedang 

Kehilangan cairan 2-4 atau antara 5-10% berat badan .



Serum natrium 152-158 mEq/L.



Mata cekung.

c. Dehidrasi ringan 

dengan terjadinya kehilangan cairan mencapai 5% berat badan atau 1,5-2L.

d) Edema Akumulasi cairan abnormal di jaringan infertital atau rongga tubuh.

Penyebab: 

Peningkatan tekanan hidostatik.



Penurunan tekanan asmotik plasma.



Sumbatan imfalik.



Refensi urine.



Kerusakan pembuluh darah kapiler. 2. Gangguan Elektrolit a) Hiponatremia

Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang di tandai dengan mual,muntah dan diare. b) Hipernatremia Merupakan suatu keadaan di mana kadar natrium dalam plasma tinggi yang di tandai dengan mukosa kering. Oliguria/anuria, turgor kulir buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan,lidah kering dan kemerahan ,suhu badan naik. c) Hipokalemia Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Di tandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan, muntah-muntah,perutnya kembung, denyut jantungnya tidak beraturan. d) Hiperkalemia Merupakan suatu keadaan di mana kadar kalium dalam darah tinggi . di tandai dengan adanya mual,hiperaktivitas sistem pencernaan, aritmia kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, diare, adanya kecemasan dan iritabilitas. e) Hipokalsemia Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah ditandai dengan adanya kram otot, kram perut, kejang, bingung, kesemutan pada jaridan sekitar mulut.

f) Hiperkalsemia Merupakan suatu keadaan kelebihab kadar kalsium dalam darah di tandai dengan adanya nyeri pada tulang,relaksasi otot, batu ginjal,mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3mEq/L. g) Hipomagnesia Merupakan

kekurangan

kadar

magnesium

dalam

darah

ditandai

dengan

adanya

iritabilitas,tremor,kram pada kaki dan tangan, lakikardi, hipertensi,kadar magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L. h) Hipermagnesia Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah ditandai dengan adanya koma,gangguan pernafasan,dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L. ( Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011)

D. Patofisiologi Terjadinya Penyakit (Faqih,2011) Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang perposional. Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya gangguan ini di awali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan intraseluler menuju intraveskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Secara umum, deficit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, pendarahan dan pergerakan cairanke lokasi ketiga ( lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari sisi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritoneum, pericardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan ( Faqih, 2011).



PATWAY Usia, Temperatur lingkungan, Diet, Stress, Penyakit tertentu

Vol cairan CES

Melalui kulit, ginjal,gastrointestinal, pendarahan

Sekresi ADH dan elektrolit

Reabsorsi, NA dan air

Rasa haus

Kekurangan volume cairan

E. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1.

Pengkajian

a. Identitas Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal MRS, No registrasi, dll. b. Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

c. Kaji manifestasi klinik melalui : - Timbang berat badan klien setiap hari - Monitor vital sign - Kaji intake output d. Lakukan pemeriksaan fisik meliputi : - Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability. - Auskultasi bunyi /suara nafas - Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran e. Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum, Analisa Gas Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine.

2.

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Diagnose yang mungkin muncul pada pasien yang mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yaitu: a.

Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan

peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan: muntah, poliksia, BAB cair, keringat yang berlebihan.

3.

Rencana Tindakan dan Rasionalisas

No

Hari/Tgl

Tujuan

Intervensi

Rasional

Setelah

1. monitor TTV

1. mengetahui

dilakukan

2. kaji intake dan

keadaan

keperawatan selama 1X 24

output 3.anjurkan pasien

pasian/perkembang an

jam

untuk minum

2. untuk

diharapkan

dan makan

mengetahui

cairan dan

sedikit2 tapi

pemasukan dan

elektrolit

sering

haluaran makanan

terpenuhi

4. anjurkan

dengan kh:

menyantap

dan minuman 3. kebutuhan

TTD

-pasien BAB

makanan selagi

tubuhnya terpenuhi

<3x/hari

hangat

4. makanan masih

lembek dan

5. anjurkan untuk

hangat akan terasa

kekuning2an

hindari

enak dimakan

-pasien tidak

makanan/minu

5. bila memakan

lemas

man yang

makanan yang

-Turgor kulit

merangsang

merangsang akan

baik

muntah

merangsang juga

-Pasien tidak muntah

6. kolaborasi

muntahnya

dengan tim

6. untuk

medis

mempercepat penyembuhan

4.

Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan 5.

Evaluasi 

Pasien BAB kurang dari 3x sehari dengan konsistensi lembek dan berwarna kekuningan



Pasien tidak lemas



Turgor kulit baik



Pasien tidak muntah

Daftar pustaka Potter, perry. 2005.Fundamental Keperawatan.Jakarta : EKG Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta : EKG Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan kep.jakarta :EGC Nanda.2011. Diagnosa kep 2009-2011.Jakarta : EGC

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"