LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS DENGAN TINJAUAN KASUS ANC NORMAL
A. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigotyang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovumdan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehinggaibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruhterhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).
B. Tujuan Ante Natal Care Menurut Manuaba (1998), secara khusus pengawasan ante natal bertujuan sebagai berikut : a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam kehamilan, saat persalinan dan kala nipas. b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas. c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana. d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persainan yang man dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.
C. Manfaat Antenatal Care Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secra dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinanya.
D. Frekuensi Kunjungan ANC Menurut Saifuddin, AB (2002), sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu : 1) 1 kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu) 2) 1 kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 - 28) 3) 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36) E. Standar Pelayanan antenatal care
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu : 1. Timbang Badan dan Ukur Badan 2. Tekanan darah 3. Imunisasi TT 4. Ukur Tinggi Fundus Uteri 5. Pemberian tablet Fe (90 tablet) selama kehamilan 6. Temu wicara/pemberian komunikasi interpersonal/konseling 7. Tes Laboratorium (Hb, protein,dan Urine)
F. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada masa kehamilan
Ketika hamil,seorang wanita akan mengalami bebrapa perubahan . menurut George Adrianz(2008),perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain. 1. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru. Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008). 2. Cervix Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi. Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.
3. Vagina Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil doderlein Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida. 4. Ovarium Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut. 5. Dinding perut Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang-
kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya membiru disebut striae lividae. Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie albicans. 6. Kulit Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang. 7. Payudara Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal. 8. Pertukaran zat Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb janin. 9. Darah Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb turun. Batas-batas fisiologis ialah : 1) Hb 10 gr% 2) erytrosyt 3,5 juta per mm3 3)
leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya placenta, lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.
10. Gastrointestinal Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa a) Keluhan Selama Kehamilan Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI, 2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. 1) Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1– 3 bulan) a) Morning sickness .Mual dan muntah Hamper 50% wanita hamil pasti mengalami morning sickness , Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari . mual ini biasanya akan berakhir pada minggu 14 kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan TM 2 dan 3. b) Pusing/sakit kepala Sakut kepala sering dialami oleh ibu hamil pada kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga akan mengubah posisi duduk/ tidur ke posisi yang lain, sisitem sirkulasi darah sulit beradaptasi. c) Sering kencing Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada kandung kencing. d) Konstipasi Keluhan ini sering dialami selama hamil . karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkn relaksasi otot sehingga usu bekerja kurang efisien.
e) Meludah Keinginan meludah ibi hamil yang terus menerus dianggap normal sebab termasuk gejala morning sickness
2) Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan). Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis. Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti. 3) Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).Kejadian yang sering timbul antara lain: a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%. b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi. c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang) d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta. e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini. f)
Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat masuknya kepala ke pintu atas panggul.
g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi (Purwaningsih, dkk, 2010). h) Varises : peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki , mengakibatkan vena mneonjol, dan dapat juag terjadi di daerah vulva vagina . G. Patofisiologi
Setiap bulannya wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai dan amsuk ke dalam sel telur , waktu persetubuhan , cairan semen tumpah dalam vagina dan berjuta-juta sel mani bergerak memasuki rongga Rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi. Disekitarnya sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan cairan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tmpat yang paling mudah dimasuki , masuklah salah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan(konsepsi). Ovum yang telah dibuahi ini segra membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getartuba), menuju ruang Rahim,peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dan pembuahan ampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makan bai mudligah dan jani , dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur) , spermatozoa (sel mani), pembuahan , nidasi dan plasenta
H. Tanda dan Gejala Kehamilan 1. Tanda presumtif kehamilan a. Amenore (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan. b. Mual muntah Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah. c. Ngidam Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan. d. Sinkope atau pingsan Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama. f. Anoreksia nervousa Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi. g. Sering kencing Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga panggul. h. Konstipasi/obstipasi Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone estrogen.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign) a. Pembesaran Perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan. b. Tanda Hegar Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus. c. Tanda Goodel Pelunakan serviks d. Tanda Chadwiks Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
e. Kontraksi Braxton Hicks Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu. f. Teraba Ballotement Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. g. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign) a. Gerakan janin dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu. b. Denyut jantung janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf ( misalnya doppler) c. Bagian bagian janin Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir) d. Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
I. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL) b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis) c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik) 2. Usg 1. Jenis kelamin 2. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013). 3. Pemeriksaan Rontgen a)
Diperluakan tanda pasti hamil
b)
Letak anak
c)
Mencari sebab dari hidraamnion
d)
Untuk meletakakn kelainan anak
J.
Pemeriksaan Ante Natal Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005).
TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT atau TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus. Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut: a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif. Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut: Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin. Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan: 1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan. 2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold : Leopold I: Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik. Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang. Leopold II Untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten. Leopold III: Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik. Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan. Leopold IV Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke pintu atas panggul. Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul. Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele: · Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember · Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret
3. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin. 4. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan. 5. Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya. Pemeriksaan panggul luar Tujuan : 1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak 2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya 3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang. Pemeriksaan panggul dilakukan: 1. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil. 2. Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu. 3. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri terutama pada primipara. Ukuran-ukuran luar yang terpenting: 1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri ( normal: 23-26 cm). 2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri (normal: 26-29). 3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm). 4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm). K. Komplikasi Kehamilan Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) : 1. Hiperemisis gravidarum. 2. Hipertensi dalam kehamilan. 3. Perdarahan trimester I (abortus). 4. Perdarahan antepartum. 5. Kehamilan ektopik. 6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa. 8. Inkompatibilitas darah. 9. Kelainan dalam lamanya kehamilan. 10.
Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
A. Pengkajian a) Anamnesa 1. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien 2. Ada planning terlebih dahulu 3. Tujuan komunikasi pada topic tertentu : untuk mengumpulakn data , intrepestasi
pasien terhadap status kesehtaan , hasil observasi perawat. 4. Data subyektif 5. Pemeriksaan fisik ibu hamil
Kesadaran , penampialn, postur tubuh
TTV
Wajah dan kepala (adanya edema tidak, cloasma gravidarum)
Mata (anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera iya/tidak)
Mulut : bibir pucat/tidak, kelemebapan bibir, stomatitis, gingivitis,
Leher : ada pembesaran kelenjar tyroid/tidak , pembesaran kelenjar limfe tidak
Dada : ( paru, jantung, , payudara ( adakah benjolan/ tidak , kesimetrisan, putting susu menonjol tidak, )
Abdomen : sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya
Periksa bentuk perut (melintang, memajang, asimetris)
Ektremitas (atas = edema tidak, reflex bisep/trisep, skin foid, tonus otot)
( bawah = edema tidak , reflek patella , reflek homman sign , kekuatan tonus otot, kram kaki
Vulva vagina ( ada benjolan tidak, keputihan tidak, kelyar cairan/darah tidak)
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan (Doengoes, 2002)
Trisemester I 1. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi b/d mual muntah Tujuan: Mengikuti diet yang dianjurkan Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep. Tindakan: 1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit, Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan 2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/DM 3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional: Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang 4) Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya, Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi –pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah 5) Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional:
Mengidentifikasi adanya
anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu 2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari Tindakan: 1) Auskultrasi denyut jantung janin Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan mola hidatidosa 2) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah Rasional: Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan
matabolisme
karbohidrat
dan
penurunan
motilitas gastric memperberat mual dan muntah pada trisemester pertama.
3) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis) Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi
masalah
khusus
dalam
mengidentifikasi
intervensi 4) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan haluaran dan berat jenis urine. Rasional:
Indikator
dalam
membantu
untuk
mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi 5) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. 3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadap kehamilan. Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri Tindakan: 1) Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling percaya 2) Klarifikasi kesalah pahaman Rasional:
Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.
3) Tentukan derajat motivasi untuk belajar Rasional:
Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut jelas.
4) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan Rasional:
Penerimaan
penting
untuk
mengembangkan
dan
mempertahankan hubungan. 5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi Rasional:
Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan hasil positif ibu/bayi.
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin Tujuan: Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.
Tindakan: 1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester pertama.. 2) Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin. 3) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman seperti pemakaian kondom Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual. 4) Catat masukan protein Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak janin 5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang diketahui mengalami infeksi Rubella Rasional:
Pemajanan
dapat
mempunyai
efek
negative
pada
perkembangan janin, khususnya pada trisemester I 6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta Trisemester II 1.
Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
Tujuan: Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri. Tindakan: 1) Kaji sikap terhadap kehamilan Rasional: Pada trisemester II perubahan bentuk tubuh telah tampak efek-efek yang tampak, kloasma, strial, jerawat, perubahan emosi 2) Berikan informasi tentang kenormalan perubahan Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima apa yang terjadi
3) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil Rasional:
Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
2.
Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.
Tujuan: Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan. Tindakan: 1) Kaji status pernapasan Rasional:
Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kirakira 60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat. Fungsi pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi. Berkurang oleh pembesaran ulkus.
2) Anjurkan sering istirahat Rasional:
Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan kelebihan
3) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru. 4) Kaji Ht / Hb Rasional:
Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa O2.
3.
Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang mengakibatkan kesejahteraan. Tindakan: 1) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II Rasional: Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak. 2) Lakukan / lanjutkan program penyuluhan Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini. 3) Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu
Rasional:
Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang potensial situasi resiko tinggi.
4) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau mengatasi masalah medis Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin. Trisemester III 1.
Diagnosa kep. Kenyamanan
Tujuan:
Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi
ketidaknyamanan Tindakan: 1) Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode untuk mengatasinya Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan 2) Kaji status pernapasan klien Rasional:
Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungan
3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah Rasional:
Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh hormon pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
4) Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah kandung kemih Rasional:
Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih
2.
Cedera; resiko tinggi terhadap ibu
Tujuan:
Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko individu
yang potensial Tindakan: 1) Pantau TTV, periksa hipertensi
Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada detensi natrium/air secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi uterus, dan fungsi ssp
2) Dapatkan kultur vagina Rasional:
Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan ketidaknyamanan berat pada klien
3) Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran 4) Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28 Rasional:
Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial pada klien dan janin
5) Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien diabetik Rasional: Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah trisemester III yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir mati, penuaan plasenta dan ketoasidosis 3.
Perubahan pola eliminasi urine
Tujuan: Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi Tindakan: 1) Berikan info tentang perubahan berkemih Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari frekuensi berkemih. 2) Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami oedema. 3) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan menurunkan aliran ke vena 4) Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik Rasional: Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah,dkk 2010, asuhan kebidanan masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogjakarta. Bobak. (2005) . buku ajar keperawatan maternitas (online) Dikutip dari Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC: Jakarta. ( online )
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta ( online )
Dikutip dari http://www.academia.edu/33687635/LAPORAN_PENDAHULUAN_ANC Diakses pada 7 februari (online)
Dikutip dari http://www.academia.edu/LAPORAN-PENDAHULUAN-ASKEP-ANC Diakses pada 7 februari (online)