Lp 1.docx

  • Uploaded by: Pur Alhabsy
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 946
  • Pages: 8
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN HALUSINASI

LUVIKRIS WIDODO 2012727050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2014

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN HALUSINASI I.

Kasus ( Masalah Utama) GSP : Halusinasi Halusinasi adalah persepsi terhadap stimulus eksternal dimana stimulus tersebut pada kenyataannya tidak ada (Rawlin, 1995). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola stimulus yang mendekat atau yang diprakarsai secara internal atau eksternal. Disertai dengan suatu pengurangan, distorsi yang berlebihan atau kelainan dalam berespon terhadap stimulus (Towsend, 1998). Gangguan sensori persepsi adalah suatu kondisi dimana individu atau kelompok menjalani atau beresiko mengalami perubahan dalam jumlah dan pola atau interprestasi terhadap stimulus yang masuk (Carpenito Lynda Juall, 2002).

II. Proses Terjadinya Masalah a. Faktor Predisposisi 1. Biologis a. Gangguan perkembangan otak frontal dan temporal b. Lesi pada korteks frontal, temporal, dan limbik. c. Gangguan tumbuh kembang pada prenatal, perinatal, neonatal dan anak – anak. d. Kembar 1 telur lebih beresiko dari kembar 2 telur. 2. Psikologis a. Ibu / pengasuh yang cemas / overprotektif, dingin, tidak sensitive. b. Hubungan dengan ayah yang tidak dekat / perhatian yang berlebihan. c. Konflik pernikahan seperti pertengkaran orang tua, penganiayaan, kekerasan atau pola asuh yang tidak adekuat yang disertai dengan kekosongan emosi, kurang kasih saying, juga menjadi faktor resiko. d. Komunikasi “ double bind” e. Koping dalam menghadapi stress tidak konstruktif / tidak adatif f. Gangguan identitas

g. Ketidakmampuan menggapai cinta 3. Sosial Budaya a. Kemiskinan b. Ketidakharmonisan sosial budaya misalnya peperangan, kerusuhan. c. Hidup terisolasi d. Tinggal diibukota 4. Faktor Biokimia Faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa dengan adanya stress yang berlebihan dalam tubuh seseorang akan menghasilkan suatu zat yang bersifat halusinogen.

b. Faktor Presipitasi 1. Sumber

: biologis, psikologis, sosial budaya.

2. Asal (original)

: diri klien atau lingkungan eksternal

3. Waktu

: lama dan frekuensi stimulus

4. Jumlah

: stimulus yang dialami

Faktor presipitasi umum : 1. Kondisi kesehatan 2. Kondisi lingkungan 3. Sikap dan perilaku klien. c. Jenis – Jenis Halusinasi 1. Halusinasi Pendengaran Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus, nyata dan orang lain tidak mendengarnya. 2. Halusinasi Penglihatan Klien melihat gambaran yang jelas atau samar – samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya. 3. Halusinasi Penghidu / Penciuman Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.

4. Halusinasi Pengecapan Klien merasakan makan sesuatu yang tidak nyata. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak. 5. Halusinasi Perabaan Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata.

d. Tahapan Halusinasi TAHAP

KARAKTERISTIK

PERILAKU KLIEN

Tahap I  Memberi rasa nyaman.  Tingkat

ansietas

sedang secara umum.

 Mengalami

kesepian, rasa bersalah dan

tertawa. bibir

berfokus

pada

yang

dapat  Pergerakkan mata yang

pikiran

menghilangkan ansietas.  Pikiran

sendiri

 Menggerakkan

ketakutan.

 Halusinasi merupakan  Mencoba suatu kesenangan.

ansietas,  Tersenyum,

dan

tanpa suara.

cepat.

pengalaman  Respon

sensori masih ada dalam

verbal

lambat.

kesadaran  Diam

control nonpsikotik.

yang

dan

berkonsentrasi.

Tahap II  Menyalahkan  Tingkat berat

kecemasan secara

 Pengalaman

sensori  Terjadi

peningkatan

menakutkan

denyut

jantung,

umum  Merasa

dilecehkan

halusinasi

pengalaman

menyebabkan

tersebut.

perasaan simpati

oleh sensori

 Mulai merasa kehilangan control  Menarik diri dari orang nonpsikotik.

pernafasan dan tekanan darah.  Perhatian

dengan

lingkungan berkurang.  Konsentrasi

terhadap

pengalaman

sensori

kerja.

 Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.

TAHAP

KARAKTERISTIK

PERILAKU KLIEN

Tahap III  Mengontrol  Tingkat

 Klien kecemasan

menerima

pengalaman

 Pengalaman halusinasi  Isi dapat

ditolak

lagi.

halusinasi

menjadi

halusinasi

ditaati  Sulit

sensori (halusinasi).

berat

tidak

dan  Perintah

menyerah

berhubungan

dengan orang lain  Perhatian

atraktif  Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.

terhadap

orang lain berkurang hanya beberapa detik  Tidak

mampu

mengikuti perintah dari perawat,

tremor

dan

berkeringat. Tahap IV  Klien sudah dikuasai  Pengalaman oleh halusinasi

sensori  Perilaku panic

mungkin menakutkan jika  Resiko

tinggi

 Klien panic

individu tidak mengikuti

 Secara umum diatur

perintah

dan dipengaruhi oleh

biasanya

halusinasi/pengalaman

beberapa jam atau hari  Tidak mampu berespon

sensorisnya.

apabila tidak ada intervensi

terhadap lingkungan >

terapeutik. (Psikotik)

1 orang

mencederai

halusinasi,  Agitasi atau kataton, berlangsung

menarik diri/ketakutan.

e. Rentang Respon Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Pikiran logis Persepsi akurat Emosi sesuai pengalaman Perilaku cocok

Kadang – kadang proses Piker terganggu Ilusi Emosi berlebihan/kurang

Perilaku yang tidak biasa

Hubungan sosial harmonis

Menarik diri

Waham Halusinasi Kesukaran proses Emosi Perilaku tidak Terorganisir Isolasi sosial.

f. Mekanisme Koping Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari penagalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologik termasuk : 1. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energy yang tertinggal untuk aktifitas hidup sehari – hari. 2. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi. 3. Menarik diri.

III. Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan a. Pohon Masalah Risiko Perilaku Kekerasan

GSP : Halusinasi

Isolasi sosial

b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Data yang perlu dikaji : a.

Faktor Predisposisi

b.

Faktor Presipitasi

c.

Sumber Koping

d.

Respon Koping : 

Fungsi kognitif / proses piker



Fungsi persepsi



Fungsi emosi



Fungsi motorik



Fungsi sosial

Data Subyektif : 

Klien sering mendegar suara – suara



Klien sering melihat pocong

Data Obyektif : 

Klien kadang berbicara dan tertawa sendiri

IV. Diagnosa Keperawatan Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

V. Rencana Tindakan Keperawatan Terlampir

VI. Sumber : Carpenito, L. J, 1997, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis, Jakarta ; EGC Kelliat, B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta ; EGC Stuart & Sundeen, , 1998, Buku saku Kesehatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta,\ ; EGC Towsend Mary, C, 1998, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Jakarta ; EGC.

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96

More Documents from "Kevin Bran"