Life Review Lansia.docx

  • Uploaded by: Yohanes Hidaci Aritonang
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Life Review Lansia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,358
  • Pages: 6
LIFE REVIEW

I. Rincian Percakapan a. Nama Konsili

: Siti Dame Hutagalung

b. Tanggal dan Tempat lahir

: Tarutung, 03- 11- 1932

c. Posisi dalama urutan kelahiran di keluarga : 1 d. Tempat berlangsungnya percakapan

: Via telepon dan pernah bertatap muka

langsung pada bulan januari e. Deskripsi pengamatan tentang penampilan fisik si konsili : Penampilan sederhana dan selalu memakai syal dilehernya

II. Narasi Percakapan Konsili adalah opung boru saya sendiri yang saat ini berumur 87 tahun. Kehidupan masa muda beliau bisa dibilang termasuk sangat sederhana. Memiliki seorang ayah pendeta dan istri seorang ibu rumah tangga. Semasa kecil beliau dituntut untuk bersekolah dengan baik dan menjadi seorang guru dikarenakan pada masa itu seorang guru adalah pekerjaan impian walau penghasilannya kurang mencukupi tetapi cukup terhormat. Beliau dididik oleh orang tuanya dengan kedisiplinan yang keras dan konsisten. Kebiasaan beliau yang unik adalah setiap pagi selalu menghabiskan waktu untuk membaca Koran atau buku, sebelum tidur malam digunakan untuk membaca Alkitab dan Beliau pun tetap konsisten bangun pagi setiap subuh paling lama jam 06.00 pagi. Kebiasaan beliau ini dilakukan mulai dia kecil sampai sekarang dengan konsisten dan sudah menjadi kebiasaan yang sulit dilepaskan. Percakapan yang paling menarik dan sering diulang oleh beliau adalah masa dimana ketika ia dilamar dilamar oleh mantan siswanya dulu bermarga rajagukguk. Pada masa itu beliau sudah memiliki tunangan seorang pendeta yang pada saat itu terpaksa meninggalkannya karena harus melanjutkan studi ke German. Tetapi beliau sangat sabar dan tetap menunggu kabar kepulangan dari tunangannya itu.

Sampai suatu ketika mantan siswanya ini mengikuti beliau sampai kerumahnya bersama dengan kedua orang tua untuk mencari tahu dan berniat melamar beliau. Ketika sudah mengetahui dimana tempat tinggalnya, mantan siswanya ini datang kerumah beliau untuk menemui orang tuanya dan mengutarakan niat untuk melamar. Begitu mengetahui ada yang ingin melamar anak gadisnya, orang tua beliau pun mengatakannya kepada beliau. Mendengar itu beliau terkejut dan mengatakan bahwa sudah memiliki pacar yang sangat ia cintai. Tetapi apa yang mau dikatakan lagi, lamaran sudah diterima oleh orang tua beliau dan mau tidak mau beliau harus menikah dengan mantan siswanya itu. Beliau pun akhirnya stress dan sempat berhenti bekerja untuk beberapa waktu. Sampai akhirnya pun disepakatilah cara bagaimana untuk mempersulit proses lamaran itu yaitu dengan menaikkan harga mahar untuk pernikahan. Mahar yang dinaikkan pun senilai 10x lipat dari persetujuan awal kedua pihak orang tua. Mendengar mahar yang terlalu tinggi itupun orang tua dari pihak laki-laki yang tidak ingin merasa dipermalukan karena tingginya mahar itu mau tidak mau menyanggupinya karena disatu alasan lain si pria tidak ingin menikah dengan wanita manapun kecuali mantan gurunya tersebut. Akhirnya lamaran pun diterima dan acara pernikahan diadakan dengan baik walaupun sebenarnya didalam hati merasa sangat kecewa dan tidak tau apa yang harus diperlakukan. Beliau cuma bisa menerima kenyataan hidup yang dia jalani. Memang diawal terasa sulit namun beliau mengatakan akhirnya dia bisa menikmati hidupnya saat itu. Si pria yang sudah menjadi suaminya itu bekerja sebagai seorang guru matematika dan beliau bekerja dengan membuka usaha toko dikarenakan beliau ingin lebih banyak waktu mengajari dan mendidik anak-anaknya. Namun suaminya tersebut meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya. Akhirnya hanya dengan seorang dirilah Beliau menghidupi anakanaknya dan memberikan pendidikan yang layak. Karena kebutuhan ekonomi yang sulit, ke 6 anak beliau pun terpaksa berusaha untuk bersekolah dengan baik agar bisa mendapatkan beasiswa. Dan beberapa orang anaknya mencari uang tambahan dengan cara menjadi guru les, mengajar karate dan berjualan daun pisang. Beliau bercerita tentang anaknya yang nomor 1 dan anaknya nomor 2 yaitu ayah saya yang sering berburu ayam hutan dan mencari daun pisang untuk dijual. Begitulah cara anakanaknya untuk mendapatkan uang jajan disekolah juga untuk persembahan gereja dihari

minggu. Beliau selalu mengingatkan anak-anaknya dan cucunya untuk berdoa setiap subuh dan rajin ke gereja. Salah satu hal yang sangat sulit dilupakan oleh beliau adalah masa pernantian yang ia lakukan demi menunggu kepulangan tunangannya itu. Hal ini dikarenakan sudah adanya janji untuk menikahinya dan beliau pun sudah dibelikan cincin emas dari tunangannya itu sebagai tanda niatnya yang serius. Beliau pernah bercerita bahwa ia mendapatkan kabar tunangannya itu sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Beliau sangat beruntung sekali pernah bisa bertemu dan mengenal anak dari tunangannya itu yang sangat dia cintai. Ketika menceritakan itu, kelihatan sekali nada suara beliau yang berubah dan sesekali berhenti. Mungkin sampai sekarang beliau tidak bisa melupakan kejadian itu. Salah satu hal yang sangat dibanggakan oleh beliau adalah anak-anaknya tidak pernah mengeluh makanan apa yang akan disajikan, walaupun terkadang lebih sering memasak ubi bakar dicampur dengan nasi putih saja. Untuk membeli ikan pada saat itu terasa sulit dikarenakan jumlah tanggungan 6 orang anak yang harus disekolahkan dengan baik. Beratnya beban hidup tampak jelas dari jari manis beliau yang terpotong setengah sewaktu ia sedang memarut kelapa. Itu adalah kenangan yang tidak pernah terlupakan dan selalu dikisahkan oleh beliau. Beliau memiliki cara tersendiri untuk mengajar anak-anak dan cucunya. Pengajaran beliau selalu keras dan penuh nasehat baik. Perlakuan keras beliau seperti memberikan hukuman dengan tali pinggang dan sapu lidi seperti sudah menjadi ciri khasnya. Ini menjadikan setiap anaknya orangnya disiplin, berpendirian teguh dan selalu konsisten mencapai impiannya. Saya termasuk salah seorang cucunya yang pernah dipukul dengan tali pinggang atau sapu lidi. Saya bisa menerima dan mengerti kondisi pada saat itu dan ini benarbenar menjadikan saya seorang yang dewasa dan siap menerima konsekuensi setiap tindakan saya. Ada satu hal yang selalu saya ingat dari beliau dan juga nasehat ini diturunkan ke semua anak-anak dan cucunya. Yaitu bijaklah mencari jodoh. Beliau mengatakan kita harus sadar dan mengenal bagaimana kondisi kita saat ini maka carilah jodoh yang sepadan dengan kita.

III. Analisa a. Tema dominan yang hadir didalam kehidupan konsili ? Konsili lebih sering menceritakan tentang kisah percintaannya pada waktu muda. Kekecewaan terhadap tunangannya masih ia ingat jelas dan selalu diceritakan kepada orang yang dekat padanya. Juga bagaimana ia mendapatkan luka dimana jari manis tangan sebelah kanannya terpotong separuh ketika ia memarut kelapa juga diceritakan. Maka tema dominan yang hadir adalah kekecewaan terdalam juga bagaimana beratnya perjuangan hidup konsili yang sendirian tanpa suami berhasil mendidik anak-anaknya. b. Bagaimana tema itu memberikan pengaruh kepada si Konsili ? Pengaruh yang diberikan ialah didikan dari pengalaman hidup si konsili diajarkan kepada anak-anak dan cucunya agar bisa mengerti bahwa perjuangan untuk hidup itu berat. Tiada hari tanpa perjuangan. Juga mengajarkan bagaimana si konsili berhasil menjalani hidup berumah tangga dengan pria yang belum lama ia kenal. Konsili mengajarkan bahwa kita hanya bisa menerima dan menjalankan apa yang sudah disuratkan oleh Tuhan kepada kita. Biarkan rencana Allah yang terjadi didalam hidup kita.

LIST PERCAKAPAN Konsili adalah opung boru saya sendiri yang saat ini berumur 87 tahun. a. Seperti apa kehidupan pada saat muda Anda ? Kehidupan masa muda beliau bisa dibilang termasuk sangat sederhana. Memiliki seorang ayah pendeta dan istri seorang ibu rumah tangga. Semasa kecil beliau dituntut untuk bersekolah dengan baik dan menjadi seorang guru dikarenakan pada masa itu seorang guru adalah pekerjaan impian walau penghasilannya kurang mencukupi tetapi cukup terhormat. b. Apa peristiwa yang signifikan dari masa muda Anda ? Peristiwa yang paling signifikan adalah ketika memutuskan untuk menerima lamaran dari seorang mantan muridnya. C. siapa orang yang paling signifikan dalam kehidupan anda ? Anak dan suami d. Adakah orang tertentu yang belum bisa Anda maafkan sampai saat ini ? Tunangannya yang pergi melanjutkan pendidikan ke German e. Bagaimana Anda memilih dan memutuskan karir/pekerjaan yang menjadi profesi Anda selama ini ? Pekerjaan dipilih berdasarkan cita-cita sejak kecil untuk menjadi guru f. Pengalaman apakah yang paling membahagiakan dari kehidupan Anda ? Ketika mengetahui bahwa anak-anaknya sudah berhasil dan bekerja semuanya g. Praktik kerohanian apa saja yang sudah kamu lakukan dalam kehidupanmu ? Setiap pagi selalu teratur saat teduh jam 05.00 dan tidak pernah malas untuk ke gereja. Setiap malam sebelum tidur selalu menyempatkan diri untuk membaca Alkitab h. Apa peristiwa yang menguji iman Anda belakangan ini ? Tidak ada

i. Saat mengalami pergumulan, keraguan atau kehilangan apa yang menjadi penopang Anda untuk bertahan ? Kehilangan suami yang dicintai dan kehilangan separuh jari manis ditangan kanannya. j. Hal apa yang memberikan Anda harapan ? Melihat cucu bisa sekolah dengan baik dan mendapat pekerjaan k. Apakah lima hal teratas yang membuat Anda bersyukur dan berterimakasih ? L. Jika Anda dapat mengubah sesuatu dalam kehidupan Anda, apa yang akan Anda ubah ?

Related Documents

Life Review Lansia.docx
November 2019 11
Re Figuring Life A Review
November 2019 15
Life
October 2019 42
Life
July 2020 32
Life
May 2020 39

More Documents from ""