1 BAB
I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan umum dan penting yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian ini yaitu berkembanganya tuntutan baru pada era revolusi komnunikasi dan informasi instant dengan hanya menekan tombol tertentu , misalnya pada inovasi elekronik : HP, komputer dll. Tentunya proses pendidikan dan hasil pendidikan serta kondisi tantangan rintangan yang akan datang anak didik yang pasti berbeda dengan saat ini. Dengan adanya perubahan jaman menuju Hi_Tech menyentuh di perbagai segi kehidupan maka persaingan sudah mencapai tujuan tertentu semakin meningkat kwantitas dan kwalitasnya. Dalam proses pendidikan tentu memerlukan persiapan yang cermat dengan
meneliti mencari solusi
pemecahan masalah nyata kegiatan pembelajaran baik itu kwalitatif maupun kwantitatif dan menindak lajuti dengan cara sinergis. Permasalahan yang khusus
dan nyata terjadi dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yakni sebagai berikut : Pertama, ada wacana bahwa motivasi belajar anak menurun atau anak malas belajar disebabkan mengggunakan sebagain besar waktunya untuk nonton TV, nonton VCD/DVD, bermain game PS (play Stattion), bermain dengan HP/Handphone baik itu SMS atau game, bermain game di Komputer dan alat eletronik lainnya. Hal ini menunjukan bahwa anak tertarik pada permaian artificial atau game pada alat elektronik ataupun alat teknologi komunikasi. Karena berkembangnya kondisi ini
maka proses pembelajaran. tentu perlu
terbuka menerima tuntutan kondisi jaman yang banyak menggunakan alat elektronik. Maka pendidikan yang dikemas menggunakan media elektronis berpeluang untuk diminati siswa dan mengurangi kemalsan belajar bila sengaja dipersiapkan dengan bertanggung jawab dan profesional. Dan dari pengamatan bisa kita ketahui banyak Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang merupakan sekolah bergengsi di kota tertentu banyak yang mengaharuskan muridnya membawa Laptop sebagai alat belajarnya di sekolah ataupun di luar sekolah. Bila memang hasil peneltian bahwa PC dengan program tertetentu bermanfaat dalam peningkatan prestasi pendidikan maka mengapa tidak kita terapkan ? Dengan bisa menfaatkan PC , laptop atau internet yang ada di masyarakat
para pendidik dan anak anak tidak gagap terhadap
teknologi nantinya. Dan bila guru bisa membuat alat peraga sendiri berupa software pembelajaran yang interaktif dan edukatif akan lebih tepat mencapat tujuan pembelajaran.
2 Karena Hardware di SMP saat ini sudah dapat diterapkan walaupun jumlah masih kurang untuk 1 anak satu komputer, bila diusahakan masih bisa diterapkan. Penyebab motivasi belajar menurun secara teori karena intern dan eksten . Misalnya sekolah pada umumnya karena : waktu / jam istirahat di sekolah terlalu singkat, kurang tersedia tempat atau waktu untuk bermain, sedang punya masalah di rumah, "kacau" misal tambah warga baru, tidak suka/phobia sekolah karena mungkin saja perpustakaan sekolahnya belum menyediakan buku-buku yang memadai, sedang sakit, sedih mungkin karena baru bertengkar dengan teman baik, kehilangan buku kesayangannya dan atau memang hobbinya malas, melihat kakak kelas lulus 100 % dengan cara ada yang curang menurun teman yang pandai dengan cara SMS atau ada kesempatan menurun dengan teman ketiga ulangan dll. Kedua, ada wacana bahwa anak SMP tidak lulus kebanyakan karena tidak bisa bahasa Inggris, benarkah ? Hal ini memang relatif benar dari pengamatan memang mereka tidak lulus penyebab utamanya yaitu karena Nilai UN matematika atau bahasa inggris dibawah standart minimal kelululusan. Maka pertanyaan yang muncul : ”bagaimana solusi menghilangkan kegagalan anak tidak lulus dengan cara yang benar atau jujur ? ” Tentunya memerlukan penelitian.
Dan adanya kecurangan dalam memperoleh nilai ujian yang juga
mengakibatkan motivasi belajar anak menurun. Misalnya seperti yang termuat dalam Buletin BSNP mei 2007 : ” Meskipun penyelenggarakan Ujian Nasional atau UN 2007 telah selesai, namun masih ada segudang permasalahan yang perlu diselesaikan. Diantaranya adalah investigasi terhadap dugaan terjadinya kecurangan UN di berbagai sekolah. Tidak dinafikan, penyelenggaraan UN yang dipantau dan diawasi oleh Tim Pemantau Independen (TPI) yang melibatkan dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata praktik kecurangan masih terjadi di banyak tempat. Ironisnya, praktik kecurangan UN ini justru dilaksanakan secara sistematik oleh pihak Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan pihak tertentu lainnya Ke tiga, ada wacana bahwa anak bosan membaca soal langsung menjawab soal pilihan ganda karena soalnya terlalu sulit baginya. Untuk mengatasi ini guru perlu bank soal sesuai tahapan belajar dari yang mudah menuju yang sulit dan bobot kesulitannya proposional logis mendekati kurve normal. Keempat, Dari ketiga masalah tersebut
kebutuhan tes dengan hasil
instan
elektronik dan tak ada kecurangan dalam tes semakin perlu diterapkan. Sementara para guru merasa sulit membuat media tes dengan komputer. Dan media tes yang sesuai tujuan pengajaran tak bisa ditemukan. Sesuai dengan uraian latar belakang masalah di atas, penulis melakukan penelitian
3 dengan mengambil judul: ” Peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Fungsional Pendek Melaului Tes Model Software MCS Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung 1.2 Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah menerapkan tes model software MCS maker naskah berbeda dengan komputer dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris materi teks fungsional pendek terhadap siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung ? 1.2.2 Pemecahan Masalah Alternatif pemecahan masalah berdasarkan akar masalah yang ditonjolkan tersebut adalah : 1. Salah satu tehnik meningkatkan motivasi belajar yaitu menerapkan tes model software MCS maker naskah berbeda dengan komputer
materi teks deskriptif .
Dengan alasan : Pertama, dengan tes naskah beda peserta tes tidak bisa menurun temannya serta merta atau siswa harus mengerjakan sendiri sehingga
penilaian
otentik tentang kecakapan membaca bisa diperoleh. Kedua pembuatan tes model MCS maker tidak sulit bagi guru yang sudah bisa mengoperasikan program aplikasi. Guru tak perlu belajar lama sperti belajar bahasa pemograman (misal : basic, C++, pascal, dll) dan MCS maker tak serumit program aplikatif moodle, adobe captivate dll. Sehingga tes model Software MCS maker buatan guru lebih tepat sesuai tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Ketiga
karena tes langsung dengan
komputer mempunyai keunggulan sebagai media audiovisual yang interaktif atau ada feedback yang instan . Karena tes dengan komputer merupakan teknologi baru maka beberapa keingintahuan anak tentang nilai kemampuannya berbahasa inggris dan bagaimana proses dan hasilnya tes dengan komputer harus dialaminya tercapai. Serta ketika tes sesungguhnya dia juga belajar bahasa inggris fungsional tentang pengoperasian komputer. 2.
Dan bila tak ada sarana komputer makin tehnik meningkatkan motivasi adalah tetap dengan tes naskah beda dengan kertas soal seperti Ujian Nasional ( UN ). Tetapi dengan memperbanyak jumlah naskah tes yang berbeda dengan tujuan dan materi yang sama.
4 3. Tehnik lain diluar tes obyektif reading , writing dan listening dalam proses belajar aspek speaking dan writing tidak cocok dengan tes model software MCS maker naskah berbeda
dengan komputer. Maka dalam proses belajar mengajar bisa
diterapkan teori pendekatan komunikatif dan kebermaknaan. Dan salah satu cara mengoptimalkan pengajaran melaui dialog karena dalam dialog adalah nilai lebih lain dibandingkan dengan pengajaran dengan komputer yaitu lebih riil sesuai perekembangan kemampuan anak, dan anak bisa lebih kreatif dan bisa belajar tak hanya dari gurunya saja. Kegiatan dialog
ini melibatkan kesenjangan informasi
antara dua siswa atau lebih. Sebagai contoh, siswa A mengetahui sesuatu yang tidak diketahui siswa B, atau siswa A mengetahui X sementara siswa B mengetahui Y. Untuk memperoleh informasi yang diketahui siswa yang lain, kedua siswa tersebut harus berkomunikasi saling bertukar informasi.
1.3 Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan perumusan masalah dan pemecahan masalah tersebut tujuan penelitian ini yaitu meneliti cara meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Undangan Melaului Tes Model Software MCS Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer Terhadap Siswa Kelas VIII A SMP Negeri1. 1.4 Manfaat Penelitian Peneltian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemebelajaran bahsa inggris . Kontribusi yang diberikan dalam hal ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat bagi siswa Pertama , dengan naskah tes berbeda setiap anak interaktif dengan program itu khususnya di hadapi, sehingga memungkinkan pembelajaran yang individual . Soal yang dihadapi dan masalah penyelesainnya bisa diprogramkan sesuai dengan kemampuan siswa. Sehingga ada kemungkinan besar membelajarkan anak dengan optimal sesuai kemampuan , minat dan bakatnya. Kedua , Naskah tes berbeda mengurangi mencontoh jawaban tes teman. Jadi lebih obyektif untuk mengukur kemampuan anak Ke tiga,
karena tidak bisa mencontoh jawaban teman memungkinkan anak didik
menjadi lebih aktif dalam membaca dan menjawab soal. Dan untuk perilaku ke depan anak memungkinkan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat. 1.4.2 Manfaat bagi guru
5 Pertama , memudahkan mengetahui nilai murni kemampuan bahasa inggris , sehingga memudahkan untuk pengajaran selajutnya, dan menentukan program perbaikan atauun pengayaan bagi siswanya. Kedua, guru dapat mengggunakan data hasil tes untuk penelitian tindakan kelas . Ketiga, guru dapat memperbaiki naskah interaktif untuk presentasi, latihan, simulasi, dan tes bila bisa mengoperasikan program komputer. Perbaikan naskah interaktif guru itu akan lebih sesuai dengan rencana pengajaran mereka sebagai tuntutan dari kurikulum KTSP dan akhirnya memungkinkan lebih tepatnya mencapai kompetensi yang diinginkan oleh guru. Ke empat karya baik pembuatan naskah interaktif dari guru dapat dijual , untuk menambah kesejahteraan. 1.4.3 Manfaat bagi Kepala Sekolah . Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan pendidikan di SMP Negeri Sumbergempol. 1.5. Variabel tergantung dan variable terkontrol 1.5.1
Sebagai vari tergantung ( dependent) dalam penelitian ini adalah motivasi belajar bahasa Inggris.
1.5.2
Sebagai variable terkontrol ( independent) dalam penelitian ini adalah materi tes , cara dan alat tes. Materi dalam peneltian ini adalah teks fungsional undangan bahasa Inggris level SMP. Dan cara dan alat tes dalam peneltian ini yaitu tes naskah berbeda dengan komputer dengan memanfaatkan hasil model standart dari software MCS maker.
BAB KAJIAN 2.1 Peranan Motivasi
II PU S TAKA
6 2.1.1
Motivasi
Motivasi dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai dorongan kebutuhan, hasrat, tekad, kemauan dan keinginan untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi melandasi semua perilaku atau menyebabkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebagaimana dikemukakan oleh Berliner : Motivation, cause of an organism's behavior, or the reason that an organism carries out some activity. In a human being, motivation involves both conscious and unconscious drives. (Microsoft ® Encarta ® 2008) Motivasi berbeda dengan emosi sebagaimana dikemukanan oleh ….., Dan jenis motivasi digolongkan jadi dua yaitu :
Berliner, david, educational phsycology, Eysenk
(dalam
Slameto,1995:170),
mengemukakan
bahwa:
“Motivasi merupakan proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, dan arah tingkah laku manusia berhubungan dengan minat, konsep diri, sikap dan lain-lain”. Mc. Donal (dalam Sardiman AM,2001:72; Oemar Hamalik,2001:158; Wasty Soemanto,2003:203), mengemukakan bahwa: Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di awali perubahan tenaga dalam diri dan ditandai dengan tanggapan (timbulnya dorongan efektif dan reaksi) terhadap pencapaian suatu tujuan J.O. Whittaker
(dalam
Wasty
Soemanto, 2003:205),
mengemukakan bahwa: Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang di timbulkan oleh motivasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang mendorong atau mengarahkan tingkah laku untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan.
7 2.1.2
Peranan motivasi dalam pembelajaran
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Dorongan mental dapat menggerakkan dan mengarahkan perilaku belajar. Kekuatan mental itu biasa disebut motivasi belajar.
Berliner
dari
Universitas
Arisona
mengemukakan
:
Attribution theory describes the role of motivation in a person's success or failure in school situations. Success on a test, for instance, could be attributed to luck or hard work; the theory predicts the behavior of students depending on their responses Pencapaian hasil belajar yang optimal juga dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain motivasi yang dimiliki siswa dalam belajar dan minat belajar mereka terhadap
suatu
pelajaran.
Motivasi
dapat
menggerakkan
seorang
siswa,
mengarahkan tindakannya dan dapat memilih tujuan belajar yang dirasa siswa paling berguna dalam kehidupannya. Hal ini di sebabkan karenana siswa terdorong oleh faktor yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar seperti siswa ingin mendapat nilai yang baik sahingga siswa tergerak untuk belajar. Sedangkan minatnya terhadap suatu pelajaran dapat mendukung kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang telah di tentukan karena siswa yang memiliki minat belajar akan melakukan suatu kegiatan belajar tanpa adanya paksaan dan pada dasarnya siswa telah tertarik atau senang untuk melakukannya.Seorang sisiwa yang memiliki minat dan motivasi yang kuat akan memiliki energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar karena adanya doroongan untuk mencapai suatu tujuan keburtuhannya. Misalnya, ingin menguasai materi tentang teks deskritip dan ingin mencapai nilai yang tinggi . Dari motivasi itulah siswa akan terlihat rajin belajar dengan mengulangi pelajaran dari sekolah dan berlatih mengerjakan soal-soal latihan dan semakin besar minat yang dimiliki seorang siswa, maka semakin besar pula perhatian dan hasratnya untuk belajar. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar bahasa inggris , yaitu billa semua
siswa dapat mencapai
belajar yang optimal tentu t tidak erlepas dari
persiapan yang dilakukan oleh siswa dan guru.
8 Dalyono (1997:52) mengemukakan bahwa : Kesiapan-kesiapan yang harus dimiliki siswa antara lain ;memiliki perlengkapan belajar, kemampuan fisik dalam arti memiliki tenaga untuk belajar dan dalam kondisi yang sehat, dan kemampuan mental dalam arti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang guru sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik hendaknya mengenal siswanya, terutama mengetahui minat belajar dan mengupayakan penumbuhan atau peningkatan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dapat ditempuh guru dengan memberikan motivasi- motivasi belajar yang dapat berupa pujian, hukuman yang mendidik dan lain-lain. Semakin tepat motivasi yang digunakan maka semakin tepat pula hasil belajar yang akan dicapai. Sehingga siswa merasa bergairah, senang dan semangat untuk belajar bahasa Inggris.. 2.2 Peranan Teks deskriptif 2,2,1 Pengertian teks deskriptif Arti dalam kamus Encharta 2008 yaitu : 1 ) being description : containing or consisting of description, 2) classifying : serving mainly to label, describe, or classify 3) attributive: expressing an attribute or quality of a noun Dalam pengajaran bahasa inggris teks deskriptif Mukarto dkk ( 20070 mengemukakan strukurnya yaitu 1) identification 2) description . dan tujuan yaitu to describe. Djuharie
2008 mengemukakan : 1) reading (membaca) SKL nya yaitu :
memahami makna dalam wacana tertulis pendek baik teks fungsional maupun esei sederhana berbentuk deskripttif (descriptive, procedure dan report) . Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa teks deskritif bertujuan menjelaskan atu menggolongkan jumlah atau mutu dari orang , benda, hewan dan sesuatu atau kata benda. Bentuk teks deskriptif bisa mencakup teks descriptive, teks procedure dan teks report. 2.2.2
Peranan teks deskriptip dalam pembelajaran bahasa Inggris Umumnya teks deskriptip beririsi penjelasan judul atau tema teks pada setiap jenis teks. Maka peran teks deskriptip semakin penting untuk dikaji pada awal pengajaran suatu teks. Teks deskriptip biasa muncul dalam aspek kemapuam literacy khususnya atau aspek membaca dan menulis., namun juga bisa mengena pada aspek semuanya baik aspek oracy (lesan) ataupu literacy (tulis) sendiri.
9 Dalam kurikulum KTSP 2006 bidang studi bahasa inggris dapat kita temaukan dalam pengajaran klas 1, 2, maupun 3. Hal ini menunjukkan juga peran teks deskritif merukan hal penting yang perlu diteliti karena dia melekat di setiap klas 1,2, dan 3 dalam syllabus KTSP untuk SMP. Menyalin standart kompetensi kelulusan Ujian Nasional 2008 (SKL UN 2008) bahasa inggris SMP/MTS dari Depdiknas, Djuharie mengemukakan : 1) reading (membaca) SKL nya yaitu : memahami makna dalam wacana tertulis pendek baik teks fungsional maupun esei sederhana berbentuk deskripttif (descriptive, procedure dan report) dan naratif ..2) writing (menulis) SKLnya yaitu : mengungkapkan makna secara tertulis teks fungsional pendek dan esei sederhana berbentuk deskriptrif (deskriptif, procedure dan recount ) dan naratif . Demikianlah peran teks deskriptif yang begitu melekat dan fungsional pada kelas 1,2, 3 SMP hingga standart kompentensi kelulusannya. 2.3 Peran Tes Naskah berbeda dengan model MCS maker di komputer 2.3.1 Peran Unggul Tes Naskah Berbeda Kelemahan Naskah Tes
Berbeda (NTB) , pertama karena dia jarang
dilakukan maka guru/ pembuat NTB harus menyiapakan kisi-kisi rinci sebelum mengetikan di MCS maker untuk menjaga validitas isi tes. Dan ke dua, NTB
tidak
hidup, isiniatif, emosi postif dan kreatif seperti guru. Tetapi tes naskah berbeda mempunyai peranan yang unggul dalam pembelajaran yaitu sebagai motivator, pegukur kemampuan belajar obyetif murni dll. Lebih detail diuraikan keunggulannya sebagi berikut : Pertama , naskah tes berbeda setiap anak interaktif dengan program itu khususnya di hadapi, sehingga memungkinkan pembelajaran yang individual . Soal yang dihadapi dan masalah penyelesainnya
bisa
diprogramkan sesuai dengan
kemampuan siswa. Sehingga ada kemungkinan besar membeljarkan anak dengan optimal sesuai kemampuan , minat dan bakatnya. Kedua , Naskah tes berbeda mengurangi mencontoh jawaban tes teman. Jadi lebih obyektif untuk mengukur kemampuan anak. Bila Ujian Nasional menerapkan ini maka kecurangan tersetruktur dapat dikurangi. Bukti kecurang tersetruktur ada misalnya dalam berita bulletin BSNP ( mei 2007:8
) disebutkan
: Meskipun
penyelenggarakan Ujian Nasional atau UN 2007 telah selesai, namun masih ada
10 segudang permasalahan yang perlu diselesaikan. Diantaranya adalah investigasi terhadap dugaan terjadinya kecurangan UN di berbagai sekolah. Tidak dinafikan, penyelenggaraan UN yang dipantau dan diawasi oleh Tim Pemantau Independen (TPI) yang melibatkan dosen dari berbagai perguruan tinggi, ternyata praktik kecurangan masih terjadi di banyak tempat. Ironisnya, praktik kecurangan UN ini justru dilaksanakan secara sistematik oleh pihak Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan pihak tertentu lainnya.. Ke tiga, karena tidak bisa mencontoh jawaban teman memungkinkan anak didik menjadi lebih aktif dalam membaca dan menjawab soal. Dan untuk perilaku ke depan anak memungkinkan lebih termotivasi untuk belajar lebih giat. Ke empat, guru dapat mengggunakan data hasil tes untuk penelitian tindakan kelas . Ke lima, guru dapat memperbaiki naskah interaktif untuk
presentasi,
latihan, simulasi, dan tes bila bisa mengoperasikan program komputer. Perbaikan naskah interaktif guru itu akan lebih sesuai dengan rencana pengajaran mereka sebagai tuntutan dari kurikulum KTSP dan akhirnya memungkinkan lebih tepatnya mencapai kompetensi yang diinginkan oleh guru. Ke enam karya baik pembuatan naskah interaktif dari guru dapat dijual , untuk menambah kesejahteraan 2.3.2 Peran MCS maker dalam pembelajaran dengan komputer Peran MCS maker dalam pengajaran bahasa nampak nyata karena naskah interaktif dibuat dengan program MCS maker pengajaran
. Naskah interaktif itu melekat sebagai
media
yaitu : 1) sebagai media visual dalam pembelajaran , 2) sebagai media
audiovisual dalam pembelajaran , 3) sebagai media interaktif dalam pembelajaran 4) sebagai media jaringan /net terkontrol . Selanjutnya penulis jelaskan sebagai berikut : 1) Sebagai media visual dalam pengajaran Computers also can help students visualize objects that are difficult or impossible to view. For example, computers can be used to display human anatomy, molecular structures, or complex geometrical objects. Exploration and manipulation of simulated environments can be accomplished with CAI—ranging from virtual laboratory experiments that may be too difficult, expensive, or dangerous to perform in a school environment to complex virtual worlds like those used in airplane flight simulators.((Arnold , 2007 : )
11 Menurut Oemar Hamalik (2004 : 52) tujuan penggunaan media visual adalah “Menghindarkan verbalisme anak dalam suatu pemahaman”. Sedangkan Amir Hamzah Suleiman (1985 : 28) menyatakan penggunaan media visual bertujuan “Untuk memperjelas pemahaman yang utuh mengenai hakekat ilmu pengetahuan”. Dari pengertian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari penggunaan media visual adalah untuk menghindarkan verbalis dalam suatu pemahaman sehingga dapat memperjelas suatu pemahaman yang utuh pada suatu materi yang dijelaskan. Adapun uraian penggunaan media visual menurut ketiga ahli tersebut di atas adalah sebagai berikut : a) Untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar. b) Agar siswa dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang
dibicarakan atau
didiskusikan. c) Mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses
komunikasi
pendidikan. d) Membantu kegiatan mengajar guru dan belajar anak. e) Untuk mencapai tujuan pengajaran atau hasil yang maksimal. Dari uraian fungsi media visual di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi media visual adalah sebagai alat yang digunakan untuk menghindari verbalisme dalam pemahaman, membangkitkan motivasi belajar anak supaya lebih aktif dan lebih memperlancar proses belajar mengajar. 2). Sebagia media audiovisual dalam pembelajaran Sebagai media audiovisual artinya dapat didengar dan dapat dilihat media itu. Walau yang nampak berupa tulisan atau gambar diam atau gambar gerak produk MCS maker juga bisa didengar. Ittelson dalam Encharta mengemukan ( 2007 ) mengemukakan : Studies in the psychology of learning suggest that the use of audiovisuals in education has several advantages. All learning is based on perception, the process by which the senses gain information from the environment. The higher processes of memory and concept formation cannot occur without prior perception. Persons can attend to only a limited amount of information at a time; their selection and perception of information is influenced by past experiences. Researchers have found that, other conditions being equal, more learning occurs when information is received simultaneously in two modalities (vision and hearing, for example) rather than in a single modality. Furthermore, learning is enhanced when material is
12 organized and that organization is evident to the student. Awal seorang bisa menirukan bahasa pasti melalui persepsi dari mendengar. Oleh karena itu mendengarkan adalah aspek pertama dalam pembelajaran bahasa. 3). Sebagai media interaktif dalam pembelajaran Information that helps teach or encourages interaction can be presented on computers in the form of text or in multimedia formats, which include photographs, videos, animation, speech, and music. The guided drill is a computer program that poses questions to students, returns feedback, and selects additional questions based on the students' responses. Recent guided drill systems incorporate the principles of education in addition to subject matter knowledge into the computer program (Arnold , 2007 : ) Hamalik mengemukan (2004:239) Program ini juga meyedikan penguatan (reinforcement) baik visual maupun auditif, agar minat dan perhatian siswa terpelihara sepanjang latihan dan praktek. 4) sebagai media jaringan /net terkontrol Hamalik mengemukan (2004:239) Pengajaran yang diatur menunjuk kepada perangkat lunak yang menjamin kemajuan siswa dalam urutan intruksional yang terencana. Dan Supriyanto (2007:26) mengemukakan : Tehnologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dalm pendidikan jarak jauh atau sering disebut elearning . Melaului e-learning Ini pepembelajran jarak jauh ini dapat dimungkiknkan sehingga bisa mengurangi kesenjangan pendidikan anatar Negara maju dan Negara berkembang. Kita bisa belajar bersama dengan siswa di belahan dunia lain seperti Amerika Serikat. Dari kedua pendapat tersebut bisa kita simpulkan bahwa pengajaran jarak jauh bisa diterapkan dan dikontrol melalui jaringan tertententu dengan komputer. 3.4.
Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian dalam bab pendahuluan dan landasan teori tersebut maka dirumuskan tindakan kelas yaitu : ” Ada peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif Melaului Tes Model Software Mcs Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung “ B A B III
13 METODE PENELITIAN Scientific Method (2008) , term denoting the principles that guide scientific research and experimentation, and also the philosophic bases of those principles .Definitions of scientific method use such concepts as objectivity of approach to and acceptability of the results of scientific study., Sesuai miscrosof corporation tersebut untuk mengupayakan metode penelitian tidak lepas dari prinsip pengetahuan riset itu dan juga filosofinya. Dan batasan metode penelitian biasa menggunakan pendekatan objekfitas dan hasilnya dapat diterima. Maka berikut penulis jelaskan metode peneltian PTK yang digunakan 3.1. Penelitian experiment PTK Penelitian yang penulis pilih bukan deskriptif tetapi experimerimen. Sebagaima Supardi kemukakan ( 2007 : ) “Penelitian eksperimen (Experimental Research) kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa ata menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Selaras dengan maksud PTK Madya (2007 : ) mengemukakan : Untuk dapat meraih perubahan yang diinginkan melalui PTK, apakah ada syarat-syarat lain? Betul, silakan baca McNiff, Lomax dan Whitehead (2003). Pertama, Anda dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secara proporsional. Andil itu mungkin terwujud jika ada maksud yang jelas dalam melakukan intervensi tersebut. Kedua, Anda dan kolaborator menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab atas peningkatan yang akan dicapai. Ketiga, tindakan yang Anda lakukan hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksi kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan), berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya 3.2 Rancangan PTK Rancangan yang penulis pilih adalah sesuai Riyanto (2008:5) kemukakan pada gambar 1 Siklus PTK berikut :
Revisi plan Awal Siklus
refleksi
Action/Revisi Observation dst Re-plan
Siklus 1 Siklus 2 14
refleksi Action/ observation
Gambar 1 : Siklus PTK Mengacu kajian metodologi penelitian PTK tersebut berikut dijelakan rancangan dlam peneltian ini dari tahapan 1) studi awal 2) siklus 1 3) siklus 2 3.2.1 Rancangan Studi awal Dalam studi awal penulis melakukan penjaringan data di lokasi tentang varibel tergantung dan variable terkontrol. Dua variable sesuai dengan microsoft (2008) There are two types of variables in a scientific experiment: dependent and independent. The dependent variable is the variable being measured, while the independent variable can be controlled by the experiment. Selanjut penulis rencanakan sebagai berikut : a) Penjaringan data variable tergantung yaitu variable motivasi belajar bahasa inggris. Penulis menggunakan tehnik kajian pustaka
untuk menjelaskan peran motivasi
dalam pembelajaran. b) Penjaringaringan data variable terkontrol penulis menggunakan kajian pustaka dan wawancara. Pertama mengkaji dengan tehnik kajian pustaka tentang materi teks deskriptif, Peran Tes Naskah berbeda dengan model MCS maker di komputer. Kedua menganalisa hasil wawancara. Ketiga membuat software TNB (tes naskah beda) materi teks teks deskriptif . Keempat menguji coba software TNB dan merefleksi serta merivisinya.
15 3.2.1 Rancangan siklus 1 dan siklus 2 : 3.2.1.1 Merencanakan , yakni merencanakan dengan menentukan a) subjek peneliti yang terlibat : penulis sendiri b) oyek dan lokasi yang diteliti adalah murid klas 8 B SMP N1 Sumbergempol tahun ajaran 2008/2009. c) merencanakan siklus I semua anak di tes dalam 1 hari yang sama. Untuk memberi perlakuan yang berbeda sebagai syarat PTK eksperiment penulis rencanakan yaitu : pada siklus ke II 50% dari jumlah anak yang hadir di tes dengan TNB dengan sela waktu 1 hari dari tes siklus I dan sisanya 50 % anak dites dengan sela waktu 1 minggu dengan dimotivasi tes naskah beda tiap anak. d) Untuk menjaga validitas konstruksi penulis menyusun dengan kisi-kisi pembuatan naskah untuk teks deskriptif sebagai berikut : KISI-KISI TES NASKAH BERBEDA BIdang studi
: Bahasa Inggris
Kelas / Semester
: 8 / ganjil
SK / SKD
: Membaca dan menulis
Topic
: Teks Deskriptif
NO
INDIKATOR/ RUANG
SOAL
LINGKUP
1
2
3
4
5.
6 7
Menentukan gagasan utama Menentukan gagasan utama Menentukan gagasan utama Menentukan gagasan utama Menentukan gagasan utama Menentukan informasi tersurat Menentukan informasi
JENIS MATERI
Hewan
Hewan
CLUE/ KATA KUNCI Di awal
BENTUK TES
paragraph
Pilihan ganda
tersurat Di akhir
Pilihan ganda
paragraph tersurat
Hewan
Menyimpulkan dari paragraf Di awal
Manusia
Pilihan ganda
paragraph tersurat Di awal
Manusia
Pilihan ganda
Pilihan ganda
paragraph tersurat Di awal
Hewan
paragraph
Hewan
tersurat Di akhir
Pilihan ganda
Pilihan ganda
6 17 7 16 8 15 9 14
4 3 2 1
10 11 guru pintu 12 13 16 paragraph
tersurat
8
9
10
11
12 13
tersurat
Menentukan informasi tersurat
Di tengah Hewan
Pilihan ganda
paragraph tersurat
Menentukan rujukan kata Menentukan makna kata
Di tengah
Hewan
Pilihan ganda
paragraph Di awal
hewan
Pilihan ganda
paragraph, sinonim
Tenses/ Verb
Man activity
Simple present
conjungtion
profession
(+)
Menentukan Verb
Man activity:
conjungtion
Yes/No
Menentukan makna
Melengkapi
Melengkapi Ability/ modal
Hewan :
Synomim atau
adjective
antonim ( ? )
Melengkapi
3.2.1.2 Fase aksi : Melakukan tes dengan komputer dengan sesuai rencana . Perbedan anatra sikilus 1 dan siklu dalam penelitian ini yaitu : ketika silus 1 tempat barisan barat berpindah ke ketimur ketika pada siklus ke 2 maka barisan anak timur pindah ke barisan barat supaya berbeda naskah tesnya untuk tiap siklusnya. Demikian pula . : ketika silus 1 tempat barisan selatan berpindah ke utara utara pindah ke barisan selatan
ketika pada siklus ke 2 maka barisan anak
supaya berbeda naskah tesnya untuk tiap siklusnya.
10Sebagai gambaran tempat duduk ketika tes adalah seperti berikuit : 11
utara
12 barat
13 10 11 12
Timur
5 17 6 16 7 15 8 14 Utara 9
10 3 11 guru pintu 2 12 1 13 duduk ketika tes siklus 1 Gambar 2 Posisi tempat
13 10 11 12 Barat
13
17
Timur
10 11 12 13
Gambar 3 Posisi tempat duduk ketika tes siklus 2 3.2.1.3 Fase refleksi Ketika fase refleksi penulis menaganalis data hasil tes, dan menyimpulkan hasil temuan dari penelitian. 3.2.1.4 Fase revisi Pada siklus pertama ada kekurangan , maka pada siklus 2 diperbaiki. Dan Akhirnya menulis temuan hasil penelitian bentuk karya tulis ilmiah dan mempublikasi di internet.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 . Hasil Studi Awal Hasil awal dari kajian pustaka tentang kedua variable mendukung pendapat bahwa “ Menerapkan tes model software MCS maker naskah dengan komputer dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris materi teks deskriptif siswa kelas VIII A
18 SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung “ Dan dari hasil wawancara siswa klas 8 B SMP negeri 1 Sumbergempol tanggal 2 agustus 2007 yaitu : 39 atau 89 % dari murid yang akan diteliti yaitu 44 anak menyatakan setuju tes menggunakan komputer. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada table 1 berikut : Tabel 1 Hasil Wawancara Persetujuan Tes dengan komputer NO
ORANG YANG
SETUJU
TIDAK SETUJU
DIWANCARAI 1.
Guru bahasa
Jumlah
%
Jumlah
Prosentase
5
100 %
0
0
39
89 %
5
Inggris jumlah = 5 orang 2
Klas 8 B = 44
11 %
anak Dengan adanya dukungan primer dari guru dan murid serta kajian pustak maka penulis mengajukan proposal penelitian dan melaksanakan PTK. 4.2 . Hasil Siklus 1 dan 2 4.2.1
Hasil perencanaan siklus 1 dan 2 Sebagai hasil perencanaan tiap siklus yaitu penulisan jadwal peneltian, dan Naskah tes deskriptif disimpan di disk : flash disk , dan hardisk di komputer SMP Negeri 1 Sumbergempol. Serta karya tulis ini sendiri.
4.2.2
Hasil aksi siklus 1 dan 2 Hasil aksi siklus 1 dan 2 tabel 3 tentang hasil tes berikiut :
Tabel 2
19 HASIL TES NASKAH BERBEDA DENGAN KOMPUTER SIKLUS 1,2 No
Name
NILAI
NILAI
SIKLUS 1
SIKLUS 2 76.92
1.
ABDULLAH FAKHRIZAL
61.53
2.
AFRI PURWO P
69.23
69.23
3.
AGUS KURNIAWANI
69.23
84.62
4.
AHMAD DWI F.
61.53
76.92
5.
AHMAD NURHADI
69.23
76.92
6.
ALI MUSTOFA
69.23
69.23
7.
AMIN MUSAFAK
61.53
84.62
8.
ANGGA
9.
CANDRA MUHIBAH
76.92
69.23
10.
CANDRA NUR AZIZ
61.53
84.62
11.
DESI TRI WAHYUNI
69.23
76.92
12.
DEWI MASITOH
69.23
76.92
13.
DIDIK TRI B.
69.23
69.23
14.
DWI HELYA K
69.23
84.62
15.
DWI YULIANA
76.92
92.31
16.
EVAUZI
84.62
100
17.
ELITA NURISTANA
84.62
92.31
18.
GALUH DWI BINTORO
61.53
69.23
19.
HIDAYATUL MUNA
69.23
84.62
20.
IKA LISTIYANA
69.23
76.92
21.
IKA PUJI LESTARI
69.23
76.92
22.
KOKO DWI ANTO
69.23
69.23
23.
MIFATAKHUL RIZAL
61.53
84.62
24.
MIFTAKHUL JANNAH
69.23
76.92
25.
MISBAKHUL MUNIR
76.92
76.92
26.
MOCHMAD EKSAN
61.53
69.23
27.
MOH ALI MASHAR
69.23
84.62
28.
MOH. KHOLID F
38.46
76.92
29.
MOH. KHOIRUL IHWAN
61.53
76.92
30.
MUKHLIS MU’MINATUS
69.23
69.23
100
100
20 31.
NANIK ERLIYNAN
61.53
84.62
32.
NASRIIN
69.23
76.92
33.
NIA SEPTIYANA
46.17
76.92
34.
RESTU RAHMA
53.85
69.23
35.
RINI ROKHIMI
61.53
84.62
36.
RIZQI NUR S
76.92
76.92
37.
SITI NURHAYATI
61.53
76.92
38.
SITI NURJANAH
69.23
69.23
39.
SOLIODIN
61.53
84.62
40.
SUPRIYONO
84.62
76.92
41.
YENI RAHAYU
69.23
76.92
42.
YOGA HARTANTO
92.31
100
43.
YOUSEP ADI S
61.53
84.92
44.
ARDI CANDRA NILAI RATA-RATA
69.23 68.35
84.92 79.56
NILAI TERENDAH
38.46
69.23
NILAI TERTINGGI
100
4.2.3
100
Hasil refleksi siklus 1 dan 2 Hasil refleksi dari siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut : Table 3 : Analisa ketuntasan dan simpulan Fase
Tuntas
Tidak Tuntas
Kesimpulan
SKM < 65
SKM < 65
Remidi < 85 %
Siklus 1
28
64 %
16
0,36 %
Siklus 2
44
100 %
0
0
Perlu remidi/ her Perlu pengayaan
Dan dari nilai rata-rata kelas diperoleh sebagai berikut : Siklus 1 Siklus 2
= 68.35
= 79.5.6 maka kesimpulannya yaitu kenaikan nilai dari aksi tes
berbeda naskah adalh 11,20 atau 11,2 %. 4.2.4
Hasil revisi siklus 1 dan 2 Revisi dari siklus satu dan dua adalah data tersebut di ketik dijadikan karya tulis ilmiah, dan file naskah tes tersebut dipublikasikan di internet dengan
NILAI RATA RATA
21 alamat :http:// WWW. Didik7 @blogspot.com 4.3. Rangkuman Temuan Sebagai rangkuman temuan berikut disajikan dalam gambar 4 dan 5:
SIKLUS 1 Siklus 1
Gambar 4 : Rangkuman Prosentase SIKLUS 2 Ketuntasan
siklus 2
Gambar 5 : GRAFIK PENINGKATAN NILAI RATA RATA TES
22 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini ada dua bagian. Pertama kesimpulan yang terdiri bagian penting yang dibahas dalam bab sebelumnya. Kedua adalah saran yang berguna bagi guru bahasa inggris ketika mereka memberi tes kepada muridnya dan saran kepada penentu kebijakan ujian/ atau ulangan bersama. 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang muncul pad siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II semua anak tuntas belajar hinngga 100 %. Yang pada siklus 1 yang tuntas hanya 64 %. Berarti anak memperbaiki diri untuk mencapai ketuntasan itu. Rata-rata nilai tes siklus 1 adalah 68. 35 sedangkang rata-rata nilai tes siklus II adalah 79, 56. Ini berarti ada kenaikan rata-rata nilai 11.2. Kesimpulannya dengan tes naskah berbeda materi teks deskriptif nilai siswa meningkat. Dengan adanya kedua bukti tersebut murid memperbaiki diri menjadi tuntas dan nilai rata-rata meningkat maka disimpulkan hipotesis tindakan diterima yaitu : Ada peningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif Melaului Tes Model Software Mcs Maker Naskah Berbeda Dengan Komputer Terhadap Siswa Kelas Viii A SMP Negeri 1 Sumbergempol Tulungagung
5.2 Saran 5.2.1 Saran kepada guru bahasa Inggris Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahamii tes tulis perlu tahapan yang bisa memotivasi siswa untuk belajar dengan menerapkan tes naskah berbeda dengan komputer. Bila tak ada kesempatan menerapkan dengan komputer bisa juga tes teks berbeda dan pertanyaan sama maka jawabannya juga berbeda. Yang penting anak termotivasi untuk belajar lagi setelah tes. 5.2.2. Saran kepada penentu kebijakan ujian/ atau ulangan bersama Nakah berbeda dengan berkode A dan B seperti Ujian Nasionla perlu ditindak lanjuti dalam ulangan bersama, dan perlu ditingkatkan jumlah kodenya. Karena teknologi
23 kecurangan anak dalam mencontek atau menurun ketika ulangan semakin cannggih. Dan hal ini mengurangi semangat belajar.
DAFTAR PUSTAKA Aenold, Douglass, 2007, “ Computer Aided Instruction” (DVD) Redmond W.A , Microsoft corporation.
Microsoft student 2008
Alder,Harry,2001, Pacu EQ dan IQ anda Boost your Intelligence, Jakarta , .........., 2001,APA Publication Manual , Microsoft student 2008 (DVD, , Microsoft corporation.
Erlangga Redmond W.A
Berliner, David, 2007,” Educational Psychology “ Microsoft student 2008 (DVD, Redmond W.A , Microsoft corporation. Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
,
Dasna, I Wayan, 2008,Penelitian Tindakan Kelas, (file .pdf) Pendidikan Dan Latihan
,
Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang Djuharie, Otong Setiawan, Gilang Asri Deviyanti., Nina Nartalina., Agustin Hartati., Wiwin Herawati., 2008, Simulasi Ujian Nasional Bahsa Inggris SMP/MTs, Bandung, Yrama Widya Dryden, Gordon, 2003, Revolusi Cara belajar (The learning revolution) , , Kaifa Mizan Media Utama ………., 2004, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas (File , Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Tinggi,http://www.kti guru.org
Bandung .PDF) Pendidikan
Fatchan, Ach, 2008, Penulisan Karya Ilmiah (file .pdf),Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 ,Universitas Negeri Malang Foley, Mary Ann, 2008, “Cognitive Psychology “ Microsoft student 2008 (DVD) Redmond W.A , Microsoft corporation. Hamalik, Oemar. Algensindo.
2004.
Psikologi
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Hamalik, Oemar,2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta,PT Bumi Aksara Ittelson, John, 2007, “Audiovisula Education” Microsoft student 2008 (DVD) Redmond W.A , Microso corporation.
Sinar
Baru
24 Leon
hardt, Mary, 2002, Cara agar Bandung, Kaifa Mizan Media Utama
anak
anda
asyik
mengerjakan
Madya , Suwarsih, 9 April 2007, Penelitian Tindkan Kelas , http://www.kti
PR,
guru.org
Mazur,james E, 2006, Encharta : “ learning” (DVD), Redmond W.A , Microsoft corporation. ……… , 2008, Encharta Dictionaries, Redmond W.A , Microsoft ............,2008, “Scientific Method “ Redmond W.A , Microsoft
corporation., corporation.,
Mukarto,Sjatmiko., Josephine.,Widay kiswara.,2007, EOS English on Sky 2, Erlangga
Jakarta,
Mundilarto,Rustam, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, ----,Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, http://www.kti guru.org Sharf, Richard S, 2007, “ Psychotheraphy” Microsoft student 2008 (DVD) Redmond W.A , Microsoft corporation. Salim, Agus, 2007, Penelitian Deskriptif Interpretatif¸ http://www.kti guru.org Setyosari, Punaji, 2008, Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran (file .pdf),Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 ,Universitas Negeri Malang Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sulaiman Wahid. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi. Supardi, awal 2007, Penletian Eksperimen di Bidang Pendidikan, guru.org
http://www.kti
Thomson, Ross A, 2007, “ Child Development” Microsoft student 2008 (DVD) Redmond W.A , Microso corporation. Wycoft, joyse, 2003, Menjadi Super Kreatif melalui metode pemetaan Bandung (File.PDF), Kaifa Mizan Media Utama
pemikiran,