Lemahnya Hukum Meruntuhkan Moral_ Dicky Ardava Rerivan_ 18520011_ Akuntansi C.docx

Nama

: Dicky Ardava Rerivan

NIM

: 18520011

Kelas

: Akuntansi C Lemahnya Hukum Meruntuhkan Moral Indonesia merupakan negara hukum yang kuat nan adil. Pernyataan itu rupanya

masih menjadi opini semata, karena menurut saya hukum disini boleh dikatakan merupakan hukum yang tidak imbang, karena tajam ke kalangan bawah tetapi tumpul untuk kalangan atas, bayangkan jika hukum di Indonesia ini sangat tegas dan sama rata, pasti negara ini akan menjadi negara yang terkenal taat hukum. Salah satu contoh kasus hukum yang sangat lemah ini terjadi pada seorang koruptor, banyak sekali kita melihat koruptor-koruptor yang tidak kapok masuk keluar penjara, padahal kalau dilogika korupsi ini banyak mengandung unsur kerugian di banding dengan keuntungan, paling-paling keuntungannya cuma mendapatkan uang yang banyak dan instan, tetapi kerugian yang terjadi akibat korupsi lebih banyak,antara lain, mulai dari hilangnya harga diri ketika sudah tertangkap, malu yang harus ditanggung keluarganya, dosa yang besar, hingga kerugian negara yang mana uang tersebut untuk mensejahterakan masyarakat malah dibuat untuk korupsi, dan hukuman yang diterima seorang koruptor itu tidak sebanding dengan apa yang diperbuatnya, paling-paling mereka hanya dihukum beberapa tahun saja. Kasus koruptor ini berbanding terbalik dengan kasus yang dialami seorang nenek bernama Asyani berumur 63 tahun , nenek ini melakukan pelanggaran garagara masalah yang kecil yaitu mengambil kayu jati untuk dijadikan tempat tidur, ia dihukum selama 1 tahun lebih 3 bulan. Kalau dilihat kedua kasus ini sangat memprihatinkan, karena seorang lansia yang seharusnya menikmati hari tuanya terpaksa mendekam dipenjara karena hal yang sepele, sedangkan seorang koruptor yang sudah menghilangkan milyaran bahkan triliunan harta negara yang sepatutnya dihukum mati malah hanya dihukum beberapa tahun penjara saja. Hal diatas merupakan sebagian contoh kecil saja ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia, kalau dipikir secara logika, seorang pejabat yang cerdas, sudah kaya dengan gaji yang cukup,pastinya sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari – harinya , tetapi sangat disayangkan kecerdasan dan kekayaan tersebut tidak berarti karena rusaknya moral mereka. Karena moral merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh setiap orang , boleh dikatakan saat ini Indonesia selain memiliki hukum yang tajam ke bawah dan tumpul

ke atas, Indonesia juga sedang mengalami krisis moral. Baru – baru ini ada kasus yang sangat menghebohkan masyarakat Indonesia, yaitu kasus Audrey seorang siswi pelajar SMP yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual oleh 12 orang, lagi – lagi hanya karena masalah sepele, yaitu kakaknya Audrey dituduh merebut cowo dari pelaku, dan yang paling memprihatinkan lagi hal tersebut dilampiaskan ke Audrey bukan ke kakaknya yang punya masalah langsung dengan si pelaku, dan kasus ini belum juga terselesaikan, karena KPAI menyatakan si pelaku tidak pantas dihukum karena masih dibawah umur, lagi – lagi dalam kasus ini hukum di Indonesia tidak bisa tegas, memang benar pelaku tersebut masih dibawah umur, akan tetapi hal yang diperbuat tersebut melampaui umur mereka, dan termasuk dalam pelanggaran yang sudah tertera di undang – undang negara ini. Oleh karena itu kita sebagai generasi yang akan memimpin negara ini di masa depan harus memiliki moral baik yang harus ditanamkan dalam – dalam ke otak dan hati kita, bukan hanya di diri kita saja, moral juga harus ditanamkan melalui anak – anak kecil yang menjadi generasi bangsa di masa depan, dengan adanya moral yang baik, seharusnya sudah menjadi modal untuk bisa membawa negara ini menjadi negara yang taat hukum.