MAKALAH PERKEMBANGAN ORGANISASI PERGERAKAN ISLAM DAN LEMBAGA-LEMBAGA EKONOMI ISLAM
Dosen Pengampu: Sugeng Ali Mansur,M.Pd
Disusun Oleh : Kelompok 9 Kelas C Dicky Ardava (18520011) Silvia Rega Elfitriana (18520083)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2019/2020
0
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayahNya,sehingga bisa menyelesaikan tugas “Makalah Perkembangan Organisasi Pergerakan Islam dan Lembaga-Lembaga Ekonomi ”. Selaku penyusun saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Sugeng Ali Mansur,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan rangkuman ini. Dalam penyusunan makalah maupun rangkuman ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah maupun rangkuman di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penyusun dan para pembaca sekalian. Aamiin…
Malang, 26 Februari 2019
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….....1 DAFTAR ISI…………………………………………………………………....2 BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………....3 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….......3 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………....4 1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………......4 1.4 Manfaat……………………………………………………………....4 BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….5 2.1 Pergerakan Organisasi Islam Nusantara……………………………..5 2.2 Lembaga-lembaga ekonomi Islam……………………………..........12 2.3 Penguatan peran ormas terhadap perkembangan ekonomi Islam…...22 BAB III PENUTUP…………………………………………………………....25 3.1 Kesimpulan………………………………………………………….25 3.2 Saran………………………………………………………………...25 DAFTAR PUSTAKA………………………..…………………………….......26
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dipelajari, mengingat bahwa organisasi islam merupakan representasi dari umat islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi islam menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang diperhitungkan dalam pentas politik di Indonesia. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran organisasi-organisasi islam baik itu yang bergerak dalam bidang politik maupun organisasi sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti kelahiran Serikat Islam sebagai cikal bakal terbentuknya organisasi politik, Muhammadiyah, (Nahdlatul Ulama),Serikat Dagang Islam, dan lain-lainnya pada pra kemerdekaan membangkitkan sebuah semangat pembaharuaan yang begitu mendasar di tengah masyarakat. Dimana organisasi islam ini juga berperan dalam perkembangan lembaga ekonomi islam di Indonesia. Islam mengalami perkembangan pesat dalam hal umat dan perekoomiannya. Sejak zaman Rasulullah SAW. Islam memberikan dampak besar terhadap perekonomian umat, ajaran islam dalam hal itu yakni perekonomian syariah yang berdasarkan ajaran islam bersumber dari Al-Quran dan Hadist. Lembaga keuangan syariah pertama yang didirikan Rasulullah adalah Baitul Mal.Baitul Mal terus berkembang yang menjaditumpuan dalam memberantas kemiskinan umat islam. Di indonesia sendiri perkembangan lembaga
keuangan
syariah
dimulai
semenjak
tahun
1990
dan
mengalamiperkembangan yang semakin marak pada awal 2000 an. Ditandai dengan bermunculnya sejumlah bank syariah yang didirikan oleh perbankan confensionalbaik yang sahamnya dimiliki pemerintah maupun swasta.
3
1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana pergerakan organisasi Islam di nusantara? 2) Organisasi Islam apa saja yang ada di indonesia? 3) Bagaimana perkembangan ekonomi Islam yang ada di Indonesia? 4) Bagaimana peran ormas dalam perkembangan ekonomi Islam?
1.3 Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar kita mengetahui serta memahami perkembangan organisasi islam di Indonesia dan Lembaga-lembaga ekonomi Islam.
1.4 Manfaat 1. Mengetahui pergerakan organisasi Islam di nusantara 2. Mengenal organisasi Islam yang ada di Indonesia 3. Mengetahui lembaga-lembaga keuangan ekonomi Islam 4. Mengetahui peran ormas dalam perkembangan ekonomi Islam
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pergerakan Organisasi Islam Nusantara A. Persatuan Islam (PERSIS) Persatuan islam (PERSIS) merupakan salah satu organisasi islam yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. PERSIS didirikan di Bandung pada tanggal 17 September 1923 oleh seorang ulama asal Palembang, Kiai haji Zamzam (1894 – 1952). Ketika menuntut ilmu di Mekah, Kiai Haji Zamzam sudah berkenalan dengan pemikiran Wahabi, Muhammad Abduh, serta Rasyid Rida. Tokoh utama Persatuan Islam (PERSIS) adalah Ahmad Hassan (1887 – 1958). Lahir dan besar di Singapura, Ahmad Hassan sejak remaja sudah mengenal gagasan pembaruan yang disebarkan majalah al – imam. Satu lagi organisasi yang menyatakan secara tegas sebagai penerus gerakan pembaharuan Muhammad Abduh dan Rasyid Rida adalah Persatuan Islam, yang disingkat Persis. Persisi didirikan di Bandung pada tanggal 17 September 1923 oleh seorang ulama asal Palembang, K.H Zamzam (1894-1952). Ketika menuntut ilmu di Mekkah, K.H Zamzam sudah berkenalan dengan pemikiran Wahabi, Muhammad Abduh dan Rasyid Rida. 1 Tokoh utama persatuan Islam adalah Ahmad Hassan (1887-1958). Lahir dan besar di Singapura, Ahmad Hassan sejak remaja sudah mengenal gagasan pembaruan yang disebarkan majalah Al-Imam. Sebagai anggota redaksi surat kabar Utusan Melayu, Ahmad Hassan menulis banyak artikel mengenai pentingnya umat islam kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Ahmad Hassan menulis banyak artikel mengenai pentingnya umat islam kembali kepada ajar Al – Qur’an dan Hadits2. Ahmad Hassan yang di kenal sebagai seorang yang keras dan konsisten. Maka tak heran jika persis beridiri dan berkembang dengan 1
Ensiklopedia Islam hlm 368 Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Gerakan Modernisme. Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeve. Hlm 368 2
5
prinsip keras, konsisten dan tidak ada kompromi. Persis memilki cita – cita yang sama dengan Muhammadiyah, tetapi metode keduanya berbeda. Muhammadiyah lebih condong pada pendekatan sosialis, seperti sekolah fasilitas umum dsb. Sedangkan persis lebih kepada dakwah dan penyebaran agama langsung, seperti media massa, media sosial dsb. Selain itu, persis mempunyai prinsip idealis dalam mengembangkan organisasinya. Bidang akademik menjadi titik utama faktor perkrutan keanggotaan persis. Sehingga tak heran jikalau persis memiliki basi akademisi yang kuat. Mereka lebih suka bertukar fikiran dengan akademisi lainnya. Diantara perdebatan yang penting ialah perdebatan dengan Ahmadiah Qadiani pada tahun 1930 selama tiga kali, yaitu tentang pendapat yang dikeluarkan golongan Ahmadiah bahwa pendiriannya diakui oleh para pengikutnya sebagai seorang Nabi dan Nabi Isa meninggal di Kashmir, selain itu Persis juga pernah mengadakan perdebatanperdebatan dengan golongan lain, seperti Ijtihadul Islamiyah Sukabumi, Majelis Ahlu Sunnah di Bandung, dan Nahdhatul Ulama di Cirebon tahun 1936. Organisasi ini memiliki bebrapa alat publikasi yang diantaranya berupa majalah Pembela Islam terbitan Bandung, Al-Fatwa yang ditulis denga huruf Jawa berbahasa Indonesia, At-Taqwa dengan menggunakan bahasa Sunda dan berbagai Pamflet, Brosur, dan Buku-buku. Meskipun sering di gadang – gadang mirip dengan Muhammadiyah, dalam ranah perluasan wilayah, persis lebih memiliki prinsip idealis dalam merekrut dan membangun keanggotaanya. Dibanding dengan Muhammadiyah, Persis tidaklah terlalu giat dalam membentuk . banyak cabang. Pembentukan suatu cabang tergantung kepada inisiatif dan tidak ditentukan oleh program pimpinan pusat. Jika Muhammadiyah berusaha menggiring orang masuk, lalu kemudian membina orang tersebut didalam organisasi, maka Persis mengutamakan dahulu diluar lalu yang dianggap sudah layak baru direkrut menjadi anggota. Tidaklah mengherankan jika organisasi Persis jauh lebih kecil dibanding Muhammadiyah
6
dalam jumlah anggota dan aktivitasnya. Persatuan Islam hanya memiliki 200 cabang diseluruh Indonesia, yang menangani ratusan sekolah dan pesantren.3 B. Jam’iyatul Washliyah Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas, tentunya islam menyebar di seluruh wilayah, tak terlepas wilayah Sumatra. Di wilayah Sumatra, beridiri sebuah organisasi yang lahir dari golongan muslim Sumatra. Berdirinya Al-Washliyah dilatar belakangi oleh kesadaran beberapa pelajar dan guru yang tergabung dalam perguruan Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) untuk bersatu dalam menyalurkan ide dan pendapat. Pada tahun 1918, masyarakat Mandailing yang menetap di Medan berinisiatif mendirikan institusi pendidikan agama islam, bernama Maktam Islamiyah Tapauli (MIT). Mereka ini adalah pendatang dari daerah Tapanuli Selatan yang berbatasan langsung dengan tanah Minangkabau. Disamping dikenal sebagai komunitas yang kuat beragama islam, suku mandailing juga relatif berpendidikan lebih baik dari kelompok suku lainnya. Maktab tersebut signifikan dalam dua hal; pertama, ia adalah lembaga pendidikan islam formal pertama di Medan; dan kedua, berdirinya Al-Washliyah adalah merupakan gagasan dari para alumni Maktab tersebut. Pada saat itu, al washliyah menjadi pembaharu pendidikan islam dengan menggabungkan dua sistem, antara tradisional dan modern. Menarik untuk dicatat bahwa berdirinya Al-Washliyah tidak tergantung pada tokoh sentral karismatik sebagaimana halnya Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah, Hasyim Asy’ari dengan NU, atau Ahmad Surkati dengan AlIrsyad. Pendirian dan pertumbuhan awal Al-Washliyah lebih merupakan hasil upaya bersama beberapa orang dengan peran dan keistimewaannya masingmasing.Syekh Muhammad Yunus adalah tokoh yang biasanya dianggap sebagai pendiri Al-Washliyah. Abdurrahman Syihab adalah tokoh lain yang mempunyai kemampuan tinggi dalam rekruitmen anggota; Arsyad Talib Lubis adalah Ulama Al-Washliyah dengan ilmu dan pengetahuan agama islam yang sangat mendalam; Sementara Udin Syamsudin adalah administrator dan ahli manajemennya. 3
Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Gerakan Modernisme. Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeve. Hlm 368
7
Fase perkembangan Al-washliyah di klasifikasikan menjadi tujuh fase yaitu sebagai berikut : 1. Pertama, fase berdirinya sampai menjelang kemerdekaan (1930-1942). 2. Kedua, fase vacum yaitu sewaktu masuknya penjajahan Jepang sampai kemerdekaan RI (1942-1947). 3. Ketiga, fase perjuanag politik (1947-1955). 4. Keempat, kemabali fase pembinaan (1955-1965). 5. Kelima, fase perluasan misi zending dan penyiaran islam (1965-1972). 6. Keenam, fase vacum (1972-1983). 7. Ketujuh, fase penataan kembali dan perluasan yaitu (1983 sampai mukatamar ke XVI 1986 dan sampai muktamar ke XVII nanti). Prinsip islam yang rahmatan lil ‘alamiin, al – washliyah memiliki peranan penting bagi Indonesia dalam bidang politik maupun social4 C. Muhammadiyah Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi besar umat yang ada di Indonesia sampai saat ini. Organisasi muhammadiyah merupakan organisasi sosial islam yang berdiri pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, di Yogyakarta atau pada tanggal 18 November 1912 M. Organisasi ini dipelopori oleh K.H Ahmad Dahlan atas saran murid-muridnya dan beberapa orang anggota Budi Utomo untuk mendirikan lembaga pendidikan yang bersifat permanen. K.H Ahmad Dahlan berasal dari keluarga yang berpengaruh dan terkenal dilingkungan kesultanan Yogyakarta, yang secara genealogis ditelusur akan sampai pada Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi5.10 Didirikannya Muhammadiyah oleh K.H Ahmad Dahlan merupakan hasil pengalamannya aktif di organisasi Bud Utomo, Jamiat Khair, dan Sarekat Islam. beliau mengamati bahwa belum ada organisasi masyarakat pribumi yang berorientasi pada gerakan modernisme
islam.
K.H
hmad
Dahlan
merumuskan
tujuan
pendirian
Muhammadiyah yakni “Menyebarkan Pengajaran Nabi Muhammad Saw kepada Penduduk Bumiputra dan memajukan Agama islam kepada anggotanya”.
4 5
Samsul Nizar.. Halaman 334-337 MT.Ariin.1987.Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah.Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Halaman 75
8
Sejak
Kelahirannya
Muhammadiyah
menetapkan
Khittah
(garis
perjuangan) untuk bergerak dibidang dakwah,sosial,dan pendidikan. Karena itu Ahmad Dahlan berusaha mendirikan lembaga pendidikan, mengadakan Tabligh, mendirikan masjid, serta menerbitkan buku, brosur, surat kabar, dan majalah. Inti dari cita-cita Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah adalah memurnikan ajaran islam dari praktek menyimpang yang tidak terdapat dalam Alqur’an dan Sunah Nabi SAW.6 Di Jawa, Muhammadiyah begitu cepat tersebar disebabkan juga oleh kegiatan misionaris Kristen. Di bidang sosial, Muhammadiyah juga mencontoh kegiatan misionaris Kristen seperti mendirikan rumah yatim Piatu, merawat fakir miskin, dan membangun klinik kesehatan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Dan meluasnya keanggotaan Muhammadiyah didukung faktor lain seperti cara dakwah Muhammadiyah yang cenderung toleran 7. Cara tersebut sungguh cara yang cerdik yang dilakukan oleh Ahmad Dalan dalam menyerbarkan paham darinya melalui cara seperti misionaris Kristen ini. Karena pada tahun-tahun berikutnya Muhammadiyah diketahui membangun cabangcabang di luar pulau jawa khususnya di Minangkabau Faktor lain yang mendukung tersebarnya Muhammadiyah adalah tabligtablig/dakwahnya mengarah langsung ke amal perbuatan ditengah0tengah masyarakat yang lebih luas sehingga dapat menarik para patriot dan memberikan dasar-dasar yang tehug bagi setiap jiwa pada saat itu. oleh karena itu, tidak mengherankan jika pada saat itu sedang hebatnya reaksi pemerintah Hindia belanda, Muhammadiyah dapat menarik kelompok intelektual, yang biasanya hanya tertarik oleh gemerlapnya teori belaka.8 Perkembangan organisasi, Muhammadiyah sampai pada tahun 1935 telah mempunyai 110 cabang dengan anggota kurang lebih 250 ribu orang anggota. Dan hingga sekarang organisasi Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang mempunyai andil besar dalam dunia pendidikan di negeri Indonesia dengan
6
Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 366 Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 367 8 PP Muhamadiyah.10. 1 abad muhammadiyah. Hal 104 7
9
berhasilnya membangun prasarana pendidikan dari tingkat Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, SLTP, SMU, dan Perguruan Tinggi atau Akademi. Disamping itu, juga mempunyai berbagai macam sarana sosial seperti Rumah Sakit, Yayasan Yatim Piatu, dan sebagainya D. Nahdlatul ‘Ulama (NU) Nahdhatul ‘Ulama (Ar : Nahdhah al –‘Ulama = Kebangkitan Ulama). didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H, atau tanggal 26 Januari 1926 di Surabaya atas prakarsa KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah, Nahdhatul Ulama Lahir dengan melalui proses yang panjang. Secara organisatoris, hal ini dimulai ketika para tokoh islam pesantren, Wahab Hasbullah dan Mas Mansur mendirikan madrasah yang bernama Nahdhatul Wathan pada 1916 di Surabaya9. Staff pengajar Nahdhatul Wathan didominasi oleh ulama pesantren, seperti Bisri Syansuri (1886-1980), Abdul Hakim Lei Munding dan Abdullah Ubai (1899-1938). Pada 1918, Abdul Wahab Hasbullah dan K.H Ahmad Dahlan dari Kebondalem mendirikan Tashwirul Afkar, yaitu sebuah forum diskusi ilmiah keagamaan yang mempertemukan kelompok pesantren dan modernis. Pada tahun yang sama Abdul Wahab Hasbullah bersama K.H Hasyim Asy’ari mendirikan sebuah koperasi dagang yang bernama Nahdhatul Tujjar. Hanya saja memasuki tahun 1920- an, kebersamaan dan upaya saling pengertian antara kelompok islam pesantren dan modernis berubah menjadi persaingan yang mengelompok. Kelahiran NU tidak terlepas dari adanya reaksi terhadap situasi umat islam ketika itu. pada permulaan abad ke-20 umat islam mengalami kegoncangan akibat kekalahan Turki Utsmani pada perang Dunia 1 yang dipandang sebagai kejatuhan dunia islam. Hal ini terjadi karena kekuasaan sultan Turki sebagai Khalifah umat islam itu telah diakui keberadaannya oleh semua wilayah islam termasuk Indonesia.Kegoncangan umat islam ini diperburuk lago oleh keputusan Majelis Nasional Agung Turki yang menghapuskan Kekuasaan Sultan pada tahun 1922 dibawah pimpinan penguasa Turki yang baru, Mustafa Kemal Ataturk. Dalam pada itu pengikut gerakan Wahabi dibawah pimpinan Ibnu Sa’ud berhasil 9
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Hlm 345
10
menguasai wilayah Hejaz. Gerakan ini, dengan tujuan memurnikan paham tauhid umat islam, telah memusnahkan semua yang dipandangnya menimbulkan bid’ah dan khurafat. Disamping menentang taklid kepada pendapat imam-imam madzhab dan menyeru untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Hal ini menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap umat islam, termasuk umat islam Indonesia, terutama terhadap para ulama yang kuat berpegang pada tradisi dan melestarikan ajaran bermadzhab. Ketika itu di Indonesia muncul pula gerakan-gerakan keagamaan yang dikenal dengan gerakan pembaru, sebagai akibat dari pengaruh pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab dari Saudi Arabia dan Muhammad Abduh di Mesir. Berkembangnya gerakan yang bersemboyan kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah ini dirasakan oleh para Ulama tradisional sebagai “ancaman” terhadap kelestarian tradisi Ahlusunah Waljamaah.10 Pada tanggal 31 Januari 1926 bertepatan tanggal 16 Rajab 1344 H, Komite Hejaz mengadakan rapat dirumah K.H Abdul Wahab Hasbullah yang dihadiri oleh Ulama-Ulama terkemuka. Pertemuan tersebut membicarakan perkembangan dunia
islam
mutakhir
hingga
memikirkan
langkah
bersama
untuk
mempertahankan kepentingan masayarakat islam pesantren. Mereka kemudian memutuskan K.H Asnawi sebagai utusan para ulama untuk menghadiri Muktamar dunia islam di Mekkah. Rapat juga memutuskan untuk sepakat mendirikan organisasi yang diberi nama Nahdhatul Ulama.11 Tujuan Nahdhatul Ulama (NU) seperti tersebut dalam Anggaran Dasar Tahun 1926 (sebelum menjadi partai politik) adalah perkumpulan sosial keagamaan yang mementingkan pendidikan dan pengajaran agama islam. Dalam ikut serta mempertinggi kecerdasan masyarakat Indonesia dan menggembleng budi pekertinya, NU mendirikan beberapa Madrasah ditiap-tiap cabang dan ranting. Pada masa pemerintahan Belanda dan penjajahan Jepang, NU tetap memajukan pesantren-pesantren, mengadakan dakwah dan pengajian-
10 11
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam.1999.Ensiklopedi Islam..Halaman 353 Hilmy Muhamadiyah dan Sulthan Fatoni.. NU identitas Islam Indonesia. Hlm 119
11
pengajian dan lain-lainya. NU juga bergerak dalam bidang lainnya seperti di bidang pendidikan, bidang sosial dan di bidang ekonomi.
E. Sarekat Islam (SI) Sarekat Islam (SI) merupakan organisasi islam sekaligus perwakilan politik islam dalam perjuangan kemerdekaan.Gerakan modernisme islam di Indonesia pada awal
abad ke-20 tidak hanya membuahkan organisasi
pembaharuan keagamaan,melainkan juga organisasi politik yang membangkitkan semangat umat islam melawan penjajah. Dapat dikatakan bahwa Syarikat Islam adalah organisasi rakyat terbesar pada awal abad ke-20.12 Syarikat Islam didirikan di Solo pada tahun 1911, tiga tahun setelah berdirinya organisasi Budi Utomo. Persaingan yang terjadi di nusantara, penjajahan baik dari segi ekonomi maupun politik, menjadi latar belakang berdirinya organisasi ini. Pada
asalnya
organisasi
ini
bernama
Syarikat
Dagang Islam (SDI) di bawah pimpinan H. Samanhudi yang kemudian berganti nama menjadi Syarikat Islam (SI) dipimpin oleh HOS. Cokroaminoto. Tujuan Organisasi ini sebagai mana tercantum dalam Anggaran Dasarnya ialah untuk mngembangkan
jiwa
berdagang,
memeberi
bantuan
kepada
anggota-anggota yang menderita kesukaran, memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat Bumiputra dan menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang Islam.Kalau pada mulanya organisasi ini banyak berwujud perdagangan dan tidak berisikan muatan politik, maka selanjutnya atas usaha yang dilakukan oleh Cokroaminoto, telah menjadi satu partai politik yang besar dan berpengaruh. Dan selanjutnya, Syarikat Islam menjadi Partai Politik tertua di Indonesia.13
2.2. Lembaga-lembaga ekonomi Islam 12 13
Op. cit Nia Kurnia dan Amelia Fauzia. Hlm 369 Op. cit . Drs. Ahmad Syaukani, MA.. Halaman 126-127
12
Lembaga ekonomi islam merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk mengatur aturan-aturan ekonomi islam. Sebagai bagian dari system ekonomi, lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Oleh karenanya, keberadaanya haurs dipandang dalam konteks keseluruhan keberadaan masyarakat, serta nilai-nilai yang berada dalam masyarakat bersangkutan. Berikut lembaga-lembaga ekonomi dalam sistem ekonomi islam.
1. Baitul Mal Lembaga baitul mal (rumah dana) merupakan lembaga bisnis dan sosial yang pertama dibangun oleh Nabi. Lembaga ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan. Apa yang dilakukan oleh Rasul itu merupakan proses penerimaan pendapatan dan pembelanjaan secara transparan dan bertujuan seperti apa yang disebutkan sekarang sebagai welfare oriented. Kehadiran lembaga ini membawa pembaharuan yang besar. Dana-dana umat, baik yang bersumber dari dana social dan tidak wajib seperti sedekah, denda dan juga dana yang wajib seperti zakat, jizyah, dan lain-lain dikumpulkan melalui lembaga baitul mal dan disalurkan untuk kepentingan umat. Ada tiga macam baitul mal: a) Baitul mal al khas, adalah perbendaharaan kerajaan atau dana rahasia dengan sumber pendapatan dan unsure pengeluaran sendiri.pengeluaran-pengeluaran itu antara lain, pengeluaran pribadi khalifah, istana pensiun anggota keluarga raja, pengawal istana, dan hadiah dari para khalifah kepada pengeran asing.14 b) Baitul mal, adalah sejenis bank Negara untuk kerajaan. Karena kerajaan islam sangat terpusat baik tingkat provinsi maupun tingkat pusat maka administrasi baitul mal selalu beradaa dalam tangan satu orang. Pada tingkat provinsi kepala tertinggi baitul
mal
adalah
gubernur
provinsi.
Dia
bertugas
mengumpulkan dan mengelola pendapatan. Pusat baitul mal di
14
Ibid. hlm.179.
13
ibukota kerajaan sehingga ia langsung dibawah pengawasan khalifah. c) Baitul mal al islamin atau perbendaharaan kaum muslimin, ia tidak hanya untuk kaum islamin, fungsi-fungsinya mencakup kesejahteraan warga kerajaan islam tanpa memandang warna kulit tau keyakinannya. Fungsi baitul mal ini terdiri dari memelihara pekerjaan umum, jalan-jalan, jembatan, mesjid, gereja, dan kesejahteraan serta persediaan untuk si miskin. Baitul mal bertempat di mesjid utama dan pada tingkat pusat dikelola oleh qadi, sedangakan di tingkat provinsi oleh rekanrekan qadi. Tugas khalifah adalah menjaga agar semua penerimaan ini terpisah satu dengan lainnya dalam perbendaharaan karena masing-masing hal ini mempunyai kekhususan dan harus dikelola menurut peraturannya sendiri.
2. Lembaga Hisbah
Hisbah
adalah
sebuah
institusi
keagamaan dibawah
kendali
pemerintahan yang mengawasi masyrakat agar menjlankan kewajiabannya dengan baik, ketika masyarakat mulai untuk mengacuhkannya dan melarang masyarakat melakukan hal yang salah saat masyarakat mulai terbiasa dengan kesalahan itu. Tujuan umumnya adalah untuk menjaga lingkungan umum masyarakat
dari
kerusakan, menjaga
dan
memastikan
kesejahteraan
masyarakat baik dalam hal keagaaman maupun tingkah laku sehari-hari sesuai dengan hukum Allah.
a.
Tugas lembaga hisbah Pengawasan terhadap industri, muhtashib megawasi perusahaan yang terbukti merugikan masyarakat atau negara Pengawasan terhadap kecukupan (stok) barang dan jasa di pasar
14
Pengawasan atas perdagangan, mengawasi pedagang dan agen untuk tidak melakukan tindakan kecurangan dan praktik merugikan konsumen Perencanaan dan pengawasan kota dan pasar Pengawasan terhadap keseluruhan pasar, agar persaingan bdi pasar berjalan secara sehat dan islami
b.
Tujuan hisbah Kebebasan keluar masuk pasar Mengatur promosi dan propaganda Larangan menimbun barang Mengatur perantara perdagangan Pengawasan harga Pengawasan barang yang diimpor
3. Lembaga Bank Islam
Dalam sejarahnya, baitul mal merupakan lembaga keuangan pertama yang
ada
pada
zaman
Rasulullah.
Kemudian
pada zaman
pemerintahan para sahabat nabi berkembang pula lembaga lain yang disebut dengan baituttamwil, yang merupakan lembaga keuangan islam yang menampung dana-dana masyarakat untuk diinvestasikan ke proyek-proyek atau pembiayaan perdagangan yang menguntungkan. Akan tetapi penggunaan baituttamwil ternyata tidak bisa dengan mudah digunakan di beberapa Negaranegara islam yang dahulunya merupakan jajahan dari Negara-negara di kawasam eropa. Karena, istilah baituttamwil tidak dikenal dalam system perundangan-undangan Negara-negara tersebut yang banyak mewarisi perundangan dari Negara yang menjajah. Atas dasar itulah digunakan nama Bank Islam untuk menggantikan nama Baituttamwil.
a. Misi perbankan islam
15
Bank islam diharapkan menjadi lembaga keuangan yang dapat menjembatani antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. Fungsi yang dijalankan oleh bank islam ini diharapkan dapat menutup kegagalan fungsi sebagai lembaga intermediasi yang gagal dilaksanakan oleh bank konvensional.
b.
Kegiatan operasional perbankan islam. Penghimpuna Dana Wadiah § Giro § Tabungan
Mudharabah § Tabungan § Deposito
Penyaluran Dana Piutang § Qardh § Murabahah § Salam § Istishna Investasi § Mudharabah § Musyarakah Sewa § Ijarah § IMBT
Jasa-jasa Perbankan
Rahn
Wakalah
Kafalah Hawalah Sharf
4. Lembaga Asuransi Islam Menurut bahasa arab istilah asuransi adalah at-ta’min, yang diambil dari kata amana memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut. Pengertian yang lain dari at-ta’min adalah seseorang membayar atau menyerah\kan uang cicilan agar pemegang polis atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaiman yang telah disepakati atau mendapat ganti rugi terhadap hartanya yang hilang. Istilah yang lain yang
16
sering digunakan untuk asuransi islam adalah takaful yang berasal dari kata ngkafala yang berate menanggung.15
Visi dan missi asuransi syariah yakni, misi akidah (membersihkan diri dari praktik muamalah yang bertentangan dengan syariah), misi ibadah, missi mengangkat perekonomian umat, dan misi pemberdayaan umat. Tolomg menolong sesame peserta dengan hanya berharap keridhaan Allah SWT. Prinsip dasar asuransi islam:
a. Prinsip kepentingan, adalah hak atau adanya hubungan dengan persoalan pokok dari perjanjian seperti menderita kerugian financial sebagai akibat terjadinya kerusakan , kerugian atau kehancuran suatu benda.
b.
Prinsip iktikad baik atau kejujuran yang sempurna, unsur saling
percaya antara penanggung dan tertanggung itu sangat penting. Penanggung percaya bahwa tertanggung akan memberikan segala keterangan dengan benar. Dilain pihak tertanggung juga percaya bahwa kalau terjadi peristiwa penanggung akan membayar ganti rugi.
c. Prinsip indemnity, yakni kompensasi keuangan yang eksak, cukup untuk mengembalikan tertanggung pada posisi keuangan sesaat sebelum kerugian terjadi.
d. Prinsip proximate cause, adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan dan intervensi kekuatan lain diawali dengan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen16.
15
Nurul Huda, Muhammad Haekal. Lembaga Keuangan Islam . (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010).hlm.152. 16 Ibid. hlm.176
17
e. Prinsip subrogation, merupakan hak penanggung yang telah meberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
f. Prinsip contribution (kontribusi)
5. Pegadaian Islam (Rahn) Perum pegadaian mengeluarkan produk berbasis islam yang disebut dengan pegadaian islam. Pada dasarnya produk-produk islam mempunyai karakteristik seperti tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memeperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
Konsep operasi pegadaian islam mengacu pada system administrasi modern yaitu asas rasionalitas, efesiensi, dan efektivitas yang diselaraskan dengan nilai islam. Ketentuan-ketentuan akad Rahn yakni: a. Akad,tidak mengandung syarat fasik/batil,terdiri dari orang yang berhutang (rahin) dan yang berpiutang (murtahin) b.
Marhun bih (pinjaman)
c.
Marhun (barang yang di rahn kan)
d.
Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang di rahn kan
e.
Rahin (yang menggadaikan)
6. Lemabaga Zakat dan Wakaf
18
Zakat adalah sejuamlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya. Menurut etimologi yang dimaksudkan dengan zakat adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah untuk dikeluarkan dan diberikan pada orang-orang yang berhak menerimanya. Adapun manfaat dari zakat yakni:
Sebagai sarana menghindari kesenjangan sosial
Sebagai sarana pembersih harta dan ketamakan
Sebagai pengembangan potensi umat dan menunjukkan bahwa umat islam
merupakan ummatan wahidan (umat yang satu)
Dukungan moral bagi muallaf
Zakat menjadi salah satu unsur penting dalam social distribution juga menegaskan tanggung jawab individu terhadap masyarakatnya
Sebagai sarana dimensi social dan ekonomi
Sebagai sarana menyucikan diri dari perbuatan dosa Imam Malik menyatakan wakaf merupakan perbuatan wakif yang
menyerahkan manfaat aset wakafnya baik berupa hasil atau sewa dengan sighat (ucapan penyerahan) dalam jangka waktu yang dikehendaki oleh wakif. Pendapat tersebut menekankan bahwa berwakaf dapat hanya dengan menyerahkan manfaat asset karena hokum harta wakaf itu ghair lazim (tidak ada kepastian hokum) apabila wakif mengikrarkan dengan tegas akan mewakafkan hartanya untuk sementara waktu. Wakaf merupakan sector social yang berperan penting dalam mewujudkan peradaban dunia dimasa kejayaan islam. Penghimpunan dan pengelolaan wakaf uang bukan merupakan hal yang baru dalam sejarah islam. Di zaman Nabi SAW wakaf lebih dikenal berbentuk asset tidak bergerak dan mempunyai sifat tetap seperti tanah, kebun dan sebagainya. Yang apabila dicairkan dalam bentuk aktiva lancar mempunyai jumlah uang yang besar.
Menurut Muhammad Zarka, secara konsepsional asset wakaf dapat dimanfaatkan untuk proyek penyediaan layanan seperti sekolah gratis bagi
19
dhuafa,da proyek wakaf produktif yang dapat menghasilkan pendapatan, seperti menyewakan bangunan pusat perbelanjaan.
7. Lembaga Dana Pensiun Islami
Dana pensiun adalah sekumpulan asset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun yaitu suatu pembayaran berkala yang diabayarkan kepada peserta saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam ketentuan yang menjadi dasar penyelenggaraan pensiun17. Sampai sekarang baru beberapa perusahaan yang mengelola dana pensiun islam diantaranya bank muamalat Indonesia (BMI), Manulife (principal Indonesia) dan Allianz. Lambannya pertumbuhan dana pensiun islam disebabkan beberapa factor diantaranya:
a. Kebutuhan regulasi dana pensiun islam b.
Keterbatasan instrument investasi islam
c. Belum jelasnya model tata kelola dana pensiun islam serta d. Kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya dana pensun islam
Dalam hal ini DPS (dewan pengawas syariah) memiliki peran dan tanggung jawab sentral melalui mekanisme kerjanya untuk memberikan keyakinan bahwa seluruh transaksi yang dilakukan ileh seluruh perusahaan tidak melanggar kaidah-kaidah islam. Hal ini sangat penting karena diantara tanggung jawab yang paling krusial dari dana pensiun islam adalah menciptakan keyakinan kepada seluruh stakeholder-nya bahwa operasi institusi tersebut benar-benar sesuai dengan prinsip syariah. Untuk merrealisasikan tujuan ini perlu untuk didorong independensi DPS sekaligu memperkuat peranannya, selain itu juga memenuhi ketersediaan jumlah SDM DPS dan sekaligus meningkatkan kualitasnya. Selain itu, audit islam dan internal shariah review perlu untuk ditetapkan.
17
Ibid. hlm.337
20
8. Koperasi Syariah
Koperasi syariah secara teknis yakni sebagai koperasi yang prinsip kegiatan, tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan pada syariah islam yaitu al-quran dan sunnah. Pengertian umum dari koperasi syariah yakni badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan prinsip-prinsip syariah. Apabila koperasi memiliki unit usaha produktif simpan pinjam maka seluruh produk dan operasionlnya harus dilaksanakan dengan mengacu kepada fatwa dewan syariah nasional (DSN) Majelis ulama Indonesia18. Tujuan koperasi syariah yakni:
a) Mensejahterakan ekonomi anggotan sesuai dengan norma dan moral islam b) Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesame anggota Fungsi koperasi syariah yakni:
a) Memperkuat sumber daya insane anggota agar menjadi lebih amanah, professional, dan konsekuen dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam b) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi c) Sebagai mediator antara menyandang dana dan pengguan dana d) Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja
Sistem ekonomi islam mempunyai peluang yang sangat berpengaruh dalam dalam rangka mengurangi kemiskinan yang demikian menggurita, diperlukan sebuah gerakan nyata dam implementatif. Salah satu upaya yang
18
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fikih Muamalah), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003,hlm.161
21
strategis unutk mengentaskan kemiskinan tersebut melalui ekonomi syariah, tepatnya lembaga keuangan syariah. Selanjutnya, untuk menunjang keefektifan dalam rangka mengurangi kemiskinan tersebut maka pemerintah baik pusat maupun daerah dengan berbagai macam-macam program yang diluncurkan bisa mensinergikan dengan lembaga keuangan syariah yang ada diseluruh wilayah Indonesia, dengan pertimbangan lemabga keuangan syariah memiliki jaringan yang baik ke pusat-pusat kemiskinan, professional dan amanah.
2.3 Penguatan peran ormas terhadap perkembangan ekonomi Islam Di Indonesia, momentum penguatan konsep ekonomi Islam semakin besar karena kebutuhan dan perlunya solusi alternatif di masyarakat. Perkembangan dua aspek penting ini harus didukung oleh sistem, aturan main (regulasi), etos kerja, dan peningkatan lembaga dan organisasi masyarakat. Dukungan organisasi masyarakat Islam menjadi sangat penting karena peran civil society dan momentum kebangkitan ekonomi syariah akan menciptakan eksistensi dan pencapaian tujuan yang jelas dan kongkrit keberadaan konsep ekonomi syariah di masyarakat. Adapun masukan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat Islam untuk implementasi dan pengembangan ekonomi syariah, antara lain:19 Pertama, organisasi masyarakat Islam harus mampu mereformasi dirinya sendiri untuk menjawab tantangan perkembangan zaman dan permasalahan yang muncul di masyarakat. Kesejahteraan umat akan tercipta jika suatu organisasi
kemasyarakatan
dikelola
dengan
profesional.
Learning
organization harus diterapkan, bukan hanya dalam tataran internal, namun juga di luar organisasi. Dalam konteks institusi pranata Islam seperti
19
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam.1999.Ensiklopedi Islam.
22
pengeloa wakaf dan zakat, pemahaman yang harus ditekankan adalah zakat bukan hanya sekedar ritual dan kewajiban agama yang berorientasi kepada pahala semata, namun jauh dari pada itu, wakaf dan zakat harus difungsikan sebagai sarana pembangunan ekonomi dan kesejahteraan umat.
Kedua, Artikulasi konsep dan ideologi organisasi masyarakat Islam harus jelas dan memiliki tujuan “antara” dan “akhir” yang dapat diukur. Artikulasi ini sangat penting sebagai bekal dan pencitraan identitas yang jelas dalam memperjuangkan kemajuan ekonomi syariah sekaligus pembeda dengan ekonomi konvensional. Bagaimanapun, kedua sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meyakinkan masyarakat untuk beralih dan mempercayai ekonomi syariah sebagai guidance pengembangan ekonomi kerakyatan sekaligus entitas masyarakat muslim dipercaturan ekonomi dunia adalah salah satu peran penting yang harus diambil oleh ormas Islam dewasa ini. Ketiga, Organisasi masyarakat Islam harus memperkuat perannya sebagai katalis dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat dalam memahami konsep ekonomi syariah. Dengan demikian, pemahaman yang cukup akan mempengaruhi masyarakat untuk beralih kepada sistem ekonomi syariah yang lebih mengakomodasi prinsip-prinsip keadilan demi tujuan menciptakan kesejahteraan umat Islam. Pemikiran sempit masyarakat yang menyatakan bahwa ekonomi syariah hanya terkooptasi dengan pengaturan riba semata harus diubah. Kemaslahatan konsep ekonomi syariah sangat luas dan rigid tanpa meninggalkan esensi keadilan dan keislaman sebagai ciri utama yang diajarkan Rasulullah. Peran lain yang juga sangat penting dari organisasi masyarakat adalah bagaimana mensinergiskan peran dan pembagian kerja dengan pemerintah pusat dan daerah sebagai aktor pembangunan.
23
Keempat, Penguatan peran organisasi masyarakat tidak lagi harus terpaku kepada hal yang sifatnya temporer dan kegiatan insidental. Artinya, fungsi dan peran pranata sosial organisasi masyarakat tidak boleh lagi penting ketika bencana datang, atau saat hari besar keagamaan diselenggarakan. Organisasi kemasyarakat Islam harus menyatu dengan denyut nadi perekonomian masyarakat. Kelembagaan ekonomi syariah seperti BMT atau BPRS adalah transformasi organisasi masyarakat Islam. Keberadaanya harus ditingkatkan dan tidak dikonsentrasikan kepada tempat aktifitas ekonomi yang telah tumbuh saja. Penetrasi organisasi masyarakat Islam, baik sektor keuangan atau sosial harus mampu menciptakan pelaku dan aktifitas ekonomi baru sehingga eksternalitas kesejahteraan umat dapat merata ke segala penjuru. Kelima, Organisasi masyarakat Islam harus mampu menjadi pelaku dalam community development. Ekonomi syariah sejatinya harus mampu bersinergi dengan strategi pembangunan ekonomi nasional. Bukan malah saling menjatuhkan dan menghambat satu sama lain. Oleh karena itu dibutuhkan penguatan peran organisasi masyarakat Islam untuk membentuk lembaga keuangan Islam seperti penguatan perbankan syariah, lembaga keuangan mikro (BMT, BPRS), penguatan implementasi konsep Sukuk, penguatan pertumbuhan filantropi Islam seperti zakat dan wakaf. Selain itu, organisasi masyarakat Islam harus juga mendorong sistem ekonomi di masyarakat ke arah ekonomi syariah yang bersandarkan kepada prakarsa dan partisipasi masyarakat yang lebih bertanggung jawab serta mengedepankan kepentingan umat yang adil. Keenam, Di era otonomi daerah dewasa ini, organisasi masyarakat Islam harus mampu memainkan peran penting sebagai pranata masyarakat yang mandiri dan berdayaguna bagi masyarakat daerah. Ranahnya tidak hanya terbatas kepada aspek social semata, namun juga politik dan ekonomi. Berdaya guna dalam konteks politik, artinya mampu memberikan pemikiran segar sekaligus mendapat ruang lebih untuk melakukan formulasi, legislasi,
24
advokasi, dan implementasi kebijakan publik di tingkat nasional maupun daerah. Dalam ranah ekonomi, organisasi masyarakat harus mampu menjadi pelaku dan penjaga eksistensi sistem ekonomi syariah yang telah terselenggara. Berikut ini ilustrasi skenario peran yang dapat diambil organisasi Islam dalam rangkaian pembuatan dan implementasi kebijakan di tingkat lokal atau nasional.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Perkembangan Islam di Indonesia sangatlah pesat, terbukti dengan lahirnya organisasi islam, perjuangan kaum muslim dalam kemerdekaan Indonesia, menjadi agama mayoritas sehingga Indonesia menjadi negara islam terbesar.Perjuangan islam di Indonesia tidak terlepas dari para pewaris ulama yang menyebarkan islam di Indonesia. Organisasi yang didirikan memberikan dampak positif terhadap budaya serta karakter negara Indonesia. Sehingga tak heran apabila Indonesia memiliki islam yang sangat kuat dengan adanya organisasi islam baik di bidang politik, maupun sosial. Selain itu Sistem ekonomi pada nilai-nilai syariah memiliki kekuatan unutk menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera. Keadilan dan kesejahteraan sangat mungkin apabila teoeritis dan praktis dalam operasional lembaga ekonomi islam terjadi.
Operasional
lembaga
ekonomi
islam
harus
betul-betul
mencerminkan nilai-nilai islam yang sesungguhnya sehingga dengan demikian
25
kalimat islam sebagai agama rahmatal lil alamin melalui lembaga ekonomi dapat terwujud. Jihad membebaskan masyarakat bebas dari riba merupakan jihad akbar ekonomik yang dapat diwujudkan secara kongkrit melalui aksi-aksi yang betulbetul mencerminkan praktek ekonomi islam.
3.2 Kritik dan Saran Manusia dengan sifat sifatnya, merupakan individu paling berharga di sisi Allah, tetapi, dalam itu semua terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu, dengan selesainya makalah ini, kami selaku penyusun makalah sangatlah terbuka dalam kritik dan saran rekan rekan, yang bersifat membangun dsb.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam. (PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta : 1997) Nasihin. Sarekat Islam Mencari Ideologi 1924 – 1945. (Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2012) Syaukani, Ahmad. Drs. M. A. Perkembangam Pemikiran Modern di Dunia Islam. (CV. Pustaka Setia, Bandung : 2001) Nizar, Samsul. Prof. Dr. M. Ag. Sejarah Pendidikan Islam. (Prenda Media Group, Jakarta : 2011) PP.Muhammadiyah.2010. 1 Abad Muhammadiyah.Jakarta: Buku Kompas Drs. Syaukani, Ahmad.2001.Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam.Bandung: Pustaka Setia Dra. Kurnia, Nia & Amelia Fauzia. Gerakan Modernisme. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve Syamsu, Muhammad As.1999.Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Jakarta: Lentera Basritama
26
Arifin MT.1987. Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah.Jakarta. Dunia Pustaka jaya M.A.Mannan. Ekonomi Islam Teori dan Praktek. (Jakarta: Intermasa,1992).
Nurul Huda, Muhammad Haekal. Lembaga Keuangan Islam . (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Muamalah), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003,
dalam
Islam
(Fikih
27