Lemahnya Ekonomi.docx

  • Uploaded by: Leopoldus Depauli
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lemahnya Ekonomi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 910
  • Pages: 3
LEMAHNYA EKONOMI Komentator

: Setiap siswa mempunyai berbagai persoalan dalam hidupnya terutama minat belajar rendah yaitu factor latar belakang keluarga. Gambaran singkat permasalahan konseling kami adalah seorang siswa SMA. Siswa tersebut bernama Acik. Acik selalu merasa bingung mengatasi persoalan yang dia hadapi (pada pagi hari di kelas ada dua orang siswa yaitu acik dan faty) duduk berdekatan) Faty : Hi acik, selamat Pagi Acik ; Hay selamat pagi juga Faty : acik muka kamu kenapa cemberut begitu kelihatanya kamu sedang ada masalah, kalua kamu tidak keberatan kamu bias cerita dengan saya Acik : Iya ty, saya sangat khawatir karena saya belum membayar SPP apalagi mamaku sedang sakit mana bisa dia cari uang dalam keadaan seperti ini. Ibu Guru : Selamat pagi anak-anak Anak-anak : (serentak menjawab) selamat pagi ibu Ibu guru : Masih semangat? Anak-anak : Masih ibu… Ibu guru : Baik pada hari ini ibu akan melanjutkan materi yang ibu jelaskan sebelumnya. Ada Tugas to. Sekarang kumpulkan tugas sebelum ibu melanjutkan materi. Anak-anak sebelum ibu melanjutkan materinya ibu mau Tanya, siapa yang masih ingat apa ibu B.K. Acik : Saya bu Ibu guru : Iya coba silahkan Acik : Kalua menurut saya B.K adalah proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya. Ibu guru : Bagus Acik. Jawabannya kurang lebih seperti itu. Narrator : Bel berbunyi tanda istirahat semua murid bergegas keluar dari ruangan Ibu guru : Acik sini dulu Acik : Ia ibu ada apa Ibu guru : Kamu ikut ibu ke kantor. Ibu guru : Memberi nasehat kepada acik) Acik sebentar lagi kamu akan mengikuti ujian nasional persyaratan untuk mengikuti ujian salah satunya harus melunasi SPP Acik : Iya ibu, saya akan memberi tahu sama Bapa dan mama supaya secepat mungkin saya akan membayarnya. Fati : Acik kamu pulang dari mana, sudah dari tadi saya tidak lihat kamu Acik : Iya fati, saya pulang dari ruangan guru wali kelas

Fati Acik

: Eh kamu ada apa kamu di panggil sama wali kelas : Iya fati, kitakan ujiannya sudah dekat ibu bilang persyaratan untuk mengikuti ujian harus melunasi SPP, tapi sekarang ibu saya lagi sakit dan sekarang lagi dirawat di rumah sakit. Jadi Fati uang yang seharusnya digunakan untuk membayar SPP saya tahun ini digunakan untuk membiayai Rumah sakit ibu, saya takut nanti saya tidak bias mengikuti ujian nasional Fati dan liani : (ikut bersedih) kalua begitu kamu dekati guru BK untuk mencari solusi siapa tahu ibu ivy bias membantu menemukan jalan keluar yang baik Acik : Terima kasih atas masukkanya. Sebentar saya akan menghadap guru BK untuk menceritakan masalah yang saya hadapi. Mudah-mudahan saya masih bias ikut ujian nantinya. Narrator: suasana di sekolah pagi itu kelihatan sepi. Waktu menunjukan jam 6.30. acik tiba di sekolah. Sekolah itu terkenal dengan sekolah yang hijau, karena rumputnya yang hijau dan udaranya yang sejuk. Alunan-alunan syair lagu yang di buka dari handphone mampu membuat jiwa seakan mengekspresikan nilai keindahan. Acik masih bingung apa yang harus ia lakukan. Tiba-tiba ia berpikir untuk mengkonsultasikan permasalahannya di konselor. Acik : Permisi selamat pagi ibu Konselor : Selamat pagi anak silahkan duduk Acik : Mohon maaf ibu, sedikit menganggu, apakah ibu ada waktu? Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan dengan ibu. Konselor : Iya silahkan nak, ibu siap mendengar curahan hatimU Acik : Terimakasih atas waktu yang telah ibu berikan, yang penting saya bias meluapkan perasaan ini dengan ibu. Konselor : Baik nak, sebelum kita konsultasi ibu ingin tahu namamu siapa? Klien : Acik ibu Konselor : Adakah sesuatu yang membuat acik tidak bersemangat dan terlihat murung seperti ini, apa ada sesuatu yang mengganjal dipikiranmu? Acik : Iya, ibu ada sesuatu hal yang membuat diri saya kacau, hari-hari saya lalui terlihat suram, tidak memiliki semangat untuk melakukan aktivits dan masalahyang saya hadapi inio sangat menganggu dan saya bingung apa yang harus saya lakukan. Konselor : Masalah apa yang kamu alami? Sehingga membuat kamu kehilangan semangat? Acik : Ini masalah tentang keuangan sekolah saya ibu. Akhir-akhir ini saya begitu sedih ibu saya sakit, dan saya bingung bagimana cara menyampaikan kepada mama saya. Konselor : Memangnya Ayahmu di mana nak?

Acik

: Ayahku sudah meninggal ibu saya dan dua adik saya hidup bersama mama. Mama bekerja di warung milik paman saya. Penghasilanya paspasan. Sudah 2 minggu mama sakit, jadi mama tidak bekerja. Konselor : Nak, mamamu sekarangkan lagi sakit, setidaknya kamu meluangkan waktumu untuk bekerja menggantikan mamamu di warung pamammu. Kamu sebagai anak pertama sebagai patokan bagi adik-adikmu.. kamu untuk sementara bekerja dulu sepulang sekolah. Intinya sesuai dengan waktu belajarmu. Acik : Terima kasih ibu. Tapi saya bingung bagaimana dengan uang sekolahku. Sekarang semua siswa diwajibkan melunasi uang sekolah, apalagi kami 2 bulan lagi ujian sekolah. Konselor : Semua masalah pasti ada solusinya. Intinya kita berpikir bagaimana kita menghadapinya. Pertama ceritakan masalahmu di wali kelas. Wali kelas adalah orangtuamu disekolah. Segala keluh kesah dan masalah kita ceritakan dengan dia. Belum terlambat bagi kamu untuk menceritakannya. Acik : Terima kasih ibu, karena ibu sudah mau mendengarkan cerita saya dan tentang masalah saya. Sekarang saya sudah lega. Konselor : Iya nak. Ibu mau rapat di kantor. Lain kali kita konsultasi lagi. Acik : Iya ibu Narrator : semua masalah yang ada dalam hidup kita ketika tidak dibagikan atau diceritakan kepada orang lain akan mejadi beban. Ketika kita mempunyai maslah sebaiknya diceritakan kepada orang yang memang kita percaya dan bias mencari jalan keluar dari masalah kita hadapi

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "Diki Ardava"