Pendahuluan_dan_garis_-_garis_besar_alki.pdf

  • Uploaded by: Leopoldus Depauli
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendahuluan_dan_garis_-_garis_besar_alki.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 45,370
  • Pages: 131
PENDAHULUAN DAN GARIS-GARIS BESAR ALKITAB PERJANJIAN LAMA

CATATAN KULIAH

WAROY JOHN 0811178

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BETHEL INDONESIA - JAKARTA FAKULTAS THEOLOGIA 2008

PENDAHULUAN — KEJADIAN JUDUL Kata Kejadian merupakan terjemahan dari istilah Inggris Genesis yang diambil dari bahasa Yunani melalui bahasa Latin. Di dalam Septuaginta (LXX) kata ini merupakan superskripsi kitab yang pertama dalam Alkitab. Kata ini berarti "asal usul, sumber atau menciptakan." Kata Ibrani bereshith yang diterjemahkan dengan "pada mulanya" merupakan kata pertama dalam Alkitab bahasa Ibrani. Kata ini sering kali dipakai untuk Kitab Kejadian.

SIFAT DASAR. Kejadian merupakan kitab yang mengisahkan aneka permulaan. Kitab ini menyajikan kisah yang megah tentang permulaan segala sesuatu yang dijadikan ada oleh sang Khalik. Kitab ini menjawab pertanyaan manusia mengenai asal usul dunia, tanaman, hewan dan umat manusia. Kitab ini mengisahkan penetapan lembaga keluarga, asal mula dosa, penganugerahan penyataan ilahi, pertumbuhan dan perkembangan bangsa manusia dan awal rencana Allah untuk menyediakan penebusan melalui umat pilihan-Nya. Kitab ini menyajikan dan mengilustrasikan kebenarankebenaran abadi, dan kitab ini memecahkan sejumlah teka-teki, rahasia dan situasi membingungkan dari segi kehendak Allah bagi umat-Nya. Dengan bahasa yang jernih dan penuh makna penulisnya mengemukakan berbagai rencana dan maksud Allah yang telah dinyatakan-Nya di samping keajaibankeajaiban tindakan-Nya terhadap manusia. Kejadian mengarahkan pembacanya kembali ke saat maha penting dari penciptaan ketika mana Khalik yang mahakuasa bersabda menjadikan berbagai keajaiban tak tersaingi berupa matahari, bulan, bintang-bintang, planet, galaksi, tanaman dan makhluk-makhluk hidup serta satu orang yang Ia ciptakan sesuai dengan gambar-Nya. Di dalam lima puluh pasal ini, penulis yang terilhamkan menyingkapkan drama penciptaan; dia mengisahkan bagaimana dosa merayap muncul dengan pasti dan tanpa ampun untuk mendatangkan kehancuran, kekacauan dan maut; dia menunjukkan buah-buah tragis dari dosa berupa kekalahan menyedihkan orang tua kita yang pertama; dan dia memperlihatkan bagaimana kemudian kejahatan manusia yang bertumpuk menghasilkan kehancuran dan nyaris kepunahan kehidupan umat manusia. Di dalam awal yang baru penulis menelusuri pertumbuhan umat yang baru itu dan akhirnya karier yang mempesona dari Abraham, Ishak, Yakub dan anak-anaknya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Yusuf di Mesir. Kej 1:1-11:32* mengemukakan kisah manusia sejak diciptakan hingga awal kehidupan Abraham. Kej 12:1-50:26* mengisahkan rangkaian tindakan Allah terhadap umat pilihan-Nya-Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf serta keturunan mereka. Di sepanjang narasi ini perhatian utama penulis ialah untuk mengemukakan maksud Yehovah menciptakan dan menuntun umat pilihan tersebut. Bukan hanya Kejadian, tetapi seluruh Alkitab menunjukkan bahwa melalui umat pilihan ini Tuhan berusaha menyatakan sifat dan jalan-jalan-Nya kepada dunia, menanamkan kehendak kudus-Nya di bumi, dan menyebarkan "kabar baik" tentang penebusan kepada seluruh umat manusia. Bangsa-bangsa dan perseorangan disebutkan dan dikisahkan di dalam kitab ini hanya sejauh mereka itu sesuai dengan rencana dan maksud agung Tuhan. Bangsa Sumer, Het, Babel dan Asyur, disebutkan manakala sejarah mereka menyentuh sekilas kehidupan bangsa pilihan itu, tampil sejenak untuk menunjukkan maksud Allah bagi dunia. Pada setiap tahap, Roh berusaha menjadikan penyataan Allah jelas bagi manusia dari segala zaman. Di dalam drama yang bergerak dengan cepat ini, tersingkaplah rencana Allah.

Page 1 of 130

KEPENULISAN. Adalah tepat untuk menyatakan bahwa Musa adalah penulis yang bertanggung jawab dari kitab ini. Kitab ini merupakan kitab pertama dari Pentateukh, yang oleh Alkitab maupun tradisi dikaitkan dengan Musa. Sulit untuk menemukan seorang tokoh di sepanjang sejarah Israel yang lebih memenuhi syarat untuk menulis sejarah ini. Terlatih dalam "segala hikmat orang Mesir" (Kis 7:22*), Musa oleh Tuhan dipersiapkan untuk memahami berbagai catatan, tulisan dan kisah lisan yang ada ketika itu. Sebagai seorang nabi yang kepadanya diberikan kehormatan luar biasa untuk dapat bersekutu selama beberapa jam dengan Allah di Sinai, Musa cukup dibekali untuk mencatat bagi semua orang gambaran Tuhan tentang kegiatan-Nya sepanjang zaman. Mana ada tokoh lain di sepanjang segala abad yang memiliki kuasa dan iman semacam dirinya, serta menikmati hubungan yang demikian intim dengan Yehovah? Pada zaman modern, penemuan catatan-catatan kuno seperti Surat-surat dari Amarna, sastra Ugarit (atau Ras Shamra) dan lempengan-lempengan tanah liat dari Mesopotamia (Mari dan Nuzu) telah memungkinkan para sarjana menyusun ulang latar belakang sejarah dan budaya dari kisah Alkitab dan menemukan bagaimana bentuk kehidupan di Mesir, Palestina dan Mesopotamia sepanjang masa Alkitab. Sangat mungkin banyak peninggalan lisan dan tertulis, yang menjangkau balik jauh ke masa kuno, tersedia bagi sarjana Ibrani terkemuka tersebut, yang pendidikannya di Mesir dan pendidikan lanjutnya di wilayah gunung Sinai telah menjadikan dirinya memahami berbagai gerakan dunia yang penting. Menurut tradisi Yahudi, ketika ahli Taurat yang terkemuka, Ezra, kembali ke Yerusalem dari Babel dengan membawa sejumlah naskah Perjanjian Lama berbahasa Ibrani, dia mulai bekerja dengan sangat giat untuk memelihara, menyalin dan menyunting naskah-naskah kuno yang ada padanya itu.

KITAB KEJADIAN DAN ILMU PENGETAHUAN. Jika seseorang berharap untuk menemukan di dalam Kitab Kejadian kisah ilmiah tentang bagaimana dunia dijadikan dengan segala pertanyaan mengenai kehidupan primitif terjawab dalam bahasan teknis keilmuan yang dikenal guru besar atau peneliti ilmiah, dia akan kecewa. Kitab Kejadian bukan merupakan usaha untuk menggumuli atau menjawab masalah-masalah teknis ilmiah. Kitab ini membicarakan soal-soal yang jauh melampaui bidang ilmu. Penulis berusaha untuk memperkenalkan kita dengan Allah abadi serta menunjukkan makna kudus dari diri, maksud dan sikap Allah terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya sementara Ia melaksanakan kehendak-Nya yang kudus. Kitab yang sangat menonjol kedalaman dan keunggulan moralnya, martabat dan kemegahannya ini, melukiskan Allah abadi yang berkarya menyiapkan sebuah tempat di mana makhluk-makhluk kesayangannya bisa hidup dan bertumbuh serta memancarkan kemuliaan ilahi.

Page 2 of 130

GARIS BESAR — KEJADIAN I. ANEKA PERMULAAN PERTAMA (KEJ 1:1-11:32) A. B. C. D. E. F. G.

Penciptaan (Kej 1:1-2:25) Pencobaan dan Kejatuhan (Kej 3:1-24) Dua Bersaudara (Kej 4:1-26) Set dan Keturunannya (Kej 5:1-32) Dosa dan Air Bah (Kej 6:1-8:22) Kehidupan Nuh yang Kemudian dan Keturunannya (Kej 9:1-10:32) Menara Babel (Kej 11:1-32*)

II. PARA LELUHUR (KEJ 12:1-50:26) A. B. C. D.

Abraham (Kej 12:1-25:18) Ishak (Kej 25:10-26:35) Yakub (Kej 27:1-36:43) Yusuf (Kej 37:1-50:26)

Page 3 of 130

PENDAHULUAN — KELUARAN J UDUL Nama Keluaran diterjemahkan dari bahasa Inggris, Exodus, yang merupakan transliterasi dari Septuaginta dan sampai kepada kita melalui Vulgata Latin. Di dalam bahasa Yunani, kata tersebut berarti "keberangkatan" atau "kepergian." Judul Ibrani bagi kitab ini merupakan frasa pertamanya, "Inilah nama," atau sering langsung "Nama-nama" begitu saja. Sebagai nama yang melukiskan isi kitab ini, Keluaran tidak memuaskan sebab kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir hanya menghabiskan tidak sampai setengah bagian kitab ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Alkitab menyebutkan bahwa penulis Kitab Keluaran ini, bersama dengan empat kitab lainnya dalam Pentateukh, adalah Musa. Penelitian Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah menjadikan kitab-kitab ini suatu himpunan naskah yang ditulis oleh beberapa orang penulis sejak abad ke-9 hingga abad ke-5 sM. Pandangan radikal yang menolak bahwa Musa ikut menulis sebagian dari kitab-kitab ini tidak dianut luas lagi saat ini seperti halnya satu angkatan yang lalu. Sekalipun masih banyak sarjana liberal yang mempertanyakan soal kepenulisan Pentateukh oleh Musa, berbagai penemuan arkeologis telah membuat para pakar dari latar belakang teologis menghargai lebih tinggi kesejarahan dari peristiwaperistiwa yang dikisahkan.

LATAR BELAKANG SEJARAH Keluaran membahas kisah bangsa Israel mulai dari tempat di mana Kitab Kejadian berhenti. Kurun waktu yang panjang di antara Yusuf dan Musa dikemukakan dalam dua ayat ringkas (Kel 1:6,7*), dan kemudian diuraikan situasi yang sama sekali baru dari keturunan Yakub. Tamu-tamu istimewa Firaun dan Yusuf telah menjadi bangsa budak, sasaran dari ketakutan dan kebencian para penguasa mereka. Ketika Firaun berusaha mengendalikan bangsa Ibrani itu melalui penindasan yang keji, Allah bertindak untuk melepaskan mereka. Sang pembebas, Musa, lebih dahulu dipersiapkan dan baru kemudian, dengan kuasa Allah, pembebasan yang terkenal itu berlangsung. Meskipun demikian, penebusan dari cengkeraman Mesir, bukan sekadar pembebasan dari perbudakan saja. Allah membawa Israel keluar dari Mesir agar Dia dapat membawa mereka, selaku bangsa yang dipersiapkan sendiri oleh-Nya, ke Negeri Yang Dijanjikan. Jadi, tema utama dari Keluaran, bukan sekadar tindakan penebusan yang luar biasa oleh Allah, melainkan juga pengadopsian dan peresmian Israel selaku umat Allah. E. E. Flack mengatakan, "Keluaran tidak diragukan lagi merupakan kitab paling penting yang pernah ada yang membahas berdirinya sebuah bangsa" ("Interpretation of Exodus," Interpretation, Jan. 1949). "Seluruh sejarah atau filsafat sejarah Ibrani sesudah ini sebagaimana tercermin di dalam kitab nabi-nabi melihat balik ke peristiwa Keluaran sebagai tindakan kreatif Allah yang menciptakan berdirinya bangsa Ibrani" (Alleman dan Flack, Old Testament Commentary, hlm. 207). Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern, hangatnya perdebatan malah makin meningkat, sekalipun fakta sejarah tetap agak suram. Tanggalnya yang sudah ditentukan adalah paling cepat 1580 sM sedangkan paling lambat adalah 1230 sM. Karena Alkitab hampir tidak memberikan masukan untuk menyusun sebuah kronologi, hendaknya diingat bahwa tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa Keluaran bukan merupakan masalah doktrin, melainkan hanya informasi sejarah. Secara umum dianggap bahwa orang Israel masuk ke Mesir ketika keponakan Semit mereka, orang Hiksos, sedang berkuasa, mungkin sekitar 1700 sM. Jika mereka tinggal di Mesir selama 430 tahun (Kel 12:40*), maka tanggal kepergian mereka pastilah sekitar tahun 1270 sM. Sebagian besar bukti arkeologi yang kita miliki tampaknya menunjuk kepada sebuah tanggal tertentu pada abad ketiga

Page 4 of 130

belas. Pembangunan Pitom dan Raamses (Kel 1:11*), yaitu Rameses Agung, memerintah pada saat itu. Data yang dikemukakan oleh arkeologi bagi kejatuhan sejumlah besar kota kerajaan di Kanaan, dari Lakhis hingga Hazor, juga adalah abad ketiga belas. Penelitian Nelson Glueck di wilayah Transyordan dan gurun Negeb telah menemukan kenyataan bahwa bangsa-bangsa Moab, Amon, Edom dan Amori tidak tinggal di wilayah tersebut dan siap untuk menentang kemajuan Israel sebelum abad ketiga belas (bdg. The Other Side of Jordan dan Rivers in the Desert). Kesulitan utama untuk menemukan tanggal terjadinya peristiwa Keluaran pada abad ketiga belas dijumpai di 1Raj 6:1*. Di situ dikemukakan bahwa Bait Suci mulai dibangun 480 tahun sesudah peristiwa Keluaran, yaitu pada tahun keempat pemerintahan Salomo. Tahun keempat pemerintahan Salomo adalah sekitar tahun 960 sM sehingga rupanya peristiwa Keluaran terjadi pada tahun 1440 sM; dan tanggal ini bukan hanya bertentangan dengan bukti arkeologi, namun juga dengan tanggal yang didapat dari Kel 12:40*. Telah diusulkan pemecahan dengan menganggap tahun-tahun dari 1Raj 6* sebagai berarti dua belas angkatan, waktu sesungguhnya tidak lebih daripada tiga ratus tahun. Sekalipun demikian, kenyataan bahwa tanggal terjadinya peristiwa Keluaran tidak dapat ditentukan tidak mengurangi kesejarahan kitab ini maupun berita utamanya tentang penebusan oleh Allah.

Page 5 of 130

GARIS BESAR — KELUARAN

I. PEMBEBASAN ISRAEL (KEL 1:1-18:27) A. Pendahuluan (Kel 1:1-7) B. Perbudakan di Mesir (Kel 1:8-22) C. Pembebas Dipersiapkan (Kel 2:1-4:31) 1. Kelahiran dan Terpeliharanya Musa (Kel 2:1-25) 2. Panggilan dan Penugasan Musa (Kel 3:1-4:31) D. Tugas Musa kepada Firaun (Kel 5:1-7:7) 1. Pemunculan Musa Pertama di Hadapan Firaun (Kel 5:1-23) 2. Janji dan Perintah Yehovah Dibaharui (Kel 6:2-14) 3. Musa Diutus untuk Kembali Menghadap Firaun (Kel 6:29-7:7) E. Keajaiban-keajaiban Allah di Mesir (Kel 7:8-11:10) 1. Penugasan Ilahi Musa dan Harun Diuji (Kel 7:8-15) 2. Tulah Pertama-Air Menjadi Darah (Kel 7:14-25) 3. Tulah Kedua-Katak (Kel 8:1-15) 4. Tulah Ketiga-Nyamuk (Kel 8:16-19) 5. Tulah Keempat-Lalat Pikat (Kel 8:20-32) 6. Tulah Kelima-Sampar pada Ternak (Kel 9:1-7) 7. Tulah Keenam-Barah (Kel 9:8-12) 8. Tulah Ketujuh-Hujan Es (Kel 9:13-35) 9. Tulah Kedelapan-Belalang (Kel 10:1-20) 10. Pengumuman Tulah Terakhir (Kel 11:1-10) F. Paskah dan Kepergian Israel (Kel 12:1-15:21) 1. Penyucian Israel (Kel 12:1-28) 2. Tulah Kesepuluh-Hukuman Allah Atas Mesir (Kel 12:29-36) 3. Keluar dari Mesir (Kel 12:37-15:21) a. Kepergian Israel (Kel 12:37-42) b. Peraturan-peraturan Selanjutnya untuk Paskah (Kel 12:43-51) c. Pengudusan Anak Sulung (Kel 13:1-16) d. Melewati Laut Kolsom (Kel 13:17-14:31) e. Nyanyian Musa (Kel 15:1-21) f. Israel di Padang Gurun (Kel 15:22-18:27)

II. ISRAEL DI SINAI (KEL 19:1-40:38) A. B. C. D. E.

Peresmian Perjanjian di Sinai (Kel 19:1-24:11) Aneka Petunjuk untuk Kemah Suci dan Imam (Kel 24:12-31:18) Perjanjian Dilanggar dan Dipulihkan (Kel 32:1-34:35) Pembangunan Tempat Ibadah (Kel 35:1-39:43) Pendirian dan Penyucian Kemah Suci (Kel 40:1-38)

Page 6 of 130

PENDAHULUAN — IMAMAT J UDUL Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus. Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon, "mengenai orangorang Lewi," judul yang terdapat di LXX. Bagi orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, wayyigrã, "Dan Dia memanggil," sesuai dengan kebiasaan. orang Yahudi yang memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata pertamanya. Pemakaian kata "Dan" pada awal dari kitab ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan lampiran dari sebuah kitab lainnya. Pokok pembahasan dari Kitab Keluaran dilanjutkan, namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri sendiri. Dalam hal ini, perhatikan bahwa beberapa kitab Perjanjian Lama lainnya diawali dengan "Dan" dalam teks Ibraninya, misalnya: Keluaran, Bilangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut. Kitab Imamat menyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaimana menghampiri Dia dengan cara yang kudus. Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimaman untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus. Dengan demikian kitab ini membahas jabatan imam atau "jabatan orang Lewi," yang ayat acuannya kita jumpai dalam Ibr 7:11* di mana dipakai istilah "imamat Lewi."

TANGGAL PENULISAN DAN KEPENULISANNYA "Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa" (Ezr 6:18*). Ezra sang penyalin mengacu kepada gulungan Imamat waktu melukiskan sumber yang dipakai pada zamannya untuk menentukan prosedur yang tepat waktu mendedikasikan Bait Allah yang dibangun kembali itu. Kitab Imamat sendiri secara berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam upacara-upacara di Kemah Suci. Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada peraturan-peraturan sebelum bisa ada ibadah yang teratur oleh para imam dan bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan pengendali yang sentral dan waktu yang telah ditentukan. Kita dapat memahami kenyataan ini secara paling baik di dalam peranan Musa dalam meresmikan ibadah di Kemah Suci. Bangsa-bangsa pada zaman Musa telah memiliki berbagai tata ibadah yang pasti dan rinci jauh sebelum dia tampil. Kita tidak perlu beranggapan bahwa berbagai tata ibadah untuk penyembahan Yehovah yang sudah pasti ini merupakan sebuah hasil evolusi bertahap atau bahwa catatan dalam Kitab Imamat merupakan penemuan yang belakangan yaitu pada zaman Ezra.

BAHAN LATAR BELAKANG. Bentuk yang sangat sederhana dari Kitab Imamat telah memusingkan para kritikus. Beberapa di antara mereka melihat bagian kedua (ps. 17-27), yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah, sebagai tambahan yang belakangan dari sebuah "Kitab Kekudusan." Sekalipun demikian, pergeseran penekanan saja sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama kitab ini. Orang bisa saja mengatakan bahwa Kitab Imamat disampaikan kepada kita melalui Musa untuk mengantisipasi "kurban abadi" itu-Yesus Kristus-dari Perjanjian Baru. Kitab Ibrani menyajikan gambaran ini dalam Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek

Page 7 of 130

yang lebih penting tentang "imam menurut peraturan Melkisedek." Sesungguhnya, studi tentang Kitab Imamat memiliki nilai abadi hanya bila studi itu menunjuk kepada Yesus Kristus-Imam Besar kita.

GARIS BESAR — IMAMAT

.I

BAGAIMANA ORANG MENGHAMPIRI ALLAH (IM 1:1-16:34) A. Hukum-hukum tentang Kurban (Im 1:1-7:38) 1. Peraturan-peraturan Umum (Im 1:1-6:7) a. Pendahuluan (Im 1:1,2) b. Kurban Bakaran (Im 1:3-17) c. Kurban Sajian (Im 2:1-16) d. Kurban Keselamatan (Im 3:1-17) e. Kurban Penghapus Dosa (Im 4:1-5:13) f. Kurban Penebus Salah (Im 5:14-6:7) 2. Peraturan-peraturan Lebih Terinci Mengenai Berbagai Persembahan Kurban Ini (Im 6:87:38) B. Kesaksian Sejarah (Im 8:1-10:20) 1. Permulaan Persembahan Kurban (Im 8:1-36) 2. Ketika Pertama Kali Dipersembahkan (Im 9:1-24) 3. Penyalahgunaan Persembahan oleh Nadab dan Abihu (Im 10:1-20) C. Hukum-hukum Kesucian (Im 11:1-15:33) 1. Yang Boleh Dimakan atau Disentuh (Im 11:1-47) 2. Melahirkan Anak (Im 12:1-8) 3. Kusta (Im 13:1-14:57) 4. Kesucian Seksual (Im 15:1-33) D. Hari Pendamaian (Im 16:1-34)

.II

BAGAIMANA ORANG MEMELIHARA HUBUNGAN DENGAN ALLAH

(IM 17:1-27:34*)

A. Kekudusan Bangsa Itu (Im 17:1-20:27) 1. Berkenaan dengan Makanan (Im 17:1-16) 2. Berkenaan dengan Pernikahan (Im 18:1-30) 3. Berkenaan dengan Tatanan Sosial (Im 19:1-37) 4. Hukuman untuk Ketidaktaatan (Im 20:1-27) B. Kekudusan Para Imam dan Persembahan Mereka (Im 21:1-22:33) C. Kekudusan Waktu (Im 23:1-25:55) 1. Penggunaan Hari Secara Kudus (Im 23:1-44) 2. Penggunaan Benda Secara Kudus (Im 24:1-23) 3. Penggunaan Tahun Secara Kudus (Im 25:1-55) D. Berbagai Janji dan Peringatan (Im 26:1-46) E. Pengucapan Nazar (Im 27:1-34)

Page 8 of 130

PENDAHULUAN — BILANGAN

JUDUL DAN JANGKAUAN KITAB Di antara beberapa judul kuno dari kitab ini terdapat satu judul yang dipakai dalam Alkitab Ibrani kita, yaitu bemidbar yang artinya "di padang gurun." Judul tersebut diambil dari anak kalimat yang menonjol di baris pertama dan cukup jelas melukiskan seluruh isinya. Judul bahasa Inggrisnya berasal dari versi Septuaginta (LXX) yang melalui Vulgata Latin diperoleh judul Numbers. (Indonesia: Bilangan.) Hanya beberapa pasal saja (1-4; 26) yang membahas pembilangan (sensus), sedangkan sebagian besar kitab ini membahas hukum-hukum, ketetapan-ketetapan dan pengalaman Israel ketika di padang gurun. Sekalipun demikian, kita tidak boleh meremehkan pentingnya dua sensus di dalam kitab ini, yang pertama diadakan di Sinai sebagai persiapan untuk pengembaraan di padang gurun, sedangkan satunya dilaksanakan dekat Sungai Yordan, hampir empat puluh tahun kemudian, sebagai persiapan untuk memasuki negeri yang dijanjikan. Dapat dikatakan bahwa kedua sensus tersebut memisahkan kitab ini menjadi dua bagian. Jadi pasal Bil 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21* diawali dengan sensus pertama dan membahas pengalaman Israel selama di padang gurun, sedangkan pasal Bil 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36* diawali dengan sensus angkatan yang baru dan mengisahkan peristiwa pada bulan-bulan sebelum mereka memasuki Kanaan. Kisah Bileam yang memisahkan dua bagian ini merupakan engsel (penghubung) sastra yang akan kita bahas nanti. Bilangan tidak dapat dipelajari terlepas dari Keluaran, Imamat dan Ulangan. Sebagai contoh, Kel 19:1* mengisahkan tibanya Israel di padang gurun Sinai pada bulan ketiga sesudah orang Israel meninggalkan Mesir. Dari bulan ketiga hingga bulan kedua belas mereka menerima Dasa Titah, perintah dan petunjuk untuk mendirikan Kemah Suci, dan berbagai perintah tentang sistem mempersembahkan kurban yang dikemukakan di dalam Imamat. Di dalam Bilangan, bangsa Israel memperoleh pelajaran tentang hidup sebagai suatu perhimpunan. Sistem keagamaan, sipil dan militer mereka diatur sebagai persiapan bagi mereka dalam melakukan perjalanan, ibadah dan penaklukan sebagai satu bangsa. Sejumlah hukum dan peraturan yang melengkapi rincian-rincian legal dan seremonial dari Keluaran dan Imamat disisipkan dalam kitab ini. Tanggal paling dini yang disebutkan kitab ini ialah dalam Bil 9:1* yang mencatat bahwa pada bulan pertama dari tahun kedua bangsa itu diberi peraturan untuk melaksanakan peringatan Paskah yang pertama. Bil 1:1,2* menyebutkan bahwa Israel, ketika berada di Sinai, melakukan sensus pada bulan kedua dari tahun kedua dan menerima perintah-perintah tambahan yang sebagian besar menyangkut upacara agamawi (ps. 5-10) dan sesudah itu meninggalkan Sinai pada tanggal dua puluh bulan kedua pada awal tahun kedua sesudah keluar dari Mesir (Bil 10:11*). Jadi, Bilangan mengisahkan sejarah gerakan Israel sejak lima belas hari terakhir di Sinai (Bil 1:1; 10:1*) hingga mereka sampai di dataran Moab, sebelah timur Yordan, pada tahun keempat puluh (Bil 22:1; 26:3; 33:50*). Urutan peristiwa yang dikisahkan dalam Kitab Bilangan adalah: Dari Sinai Israel mengembara ke utara memasuki padang gurun Paran. Di sana, para pengintai yang membawa pulang "kabar busuk" menimbulkan pemberontakan dan bangsa itu tidak bersedia masuk ke Kanaan. Akibat pemahaman yang bodoh, mereka menderita kekalahan di tangan bangsa kafir dan disuruh mengembara kembali di padang gurun sepanjang tiga puluh delapan tahun lagi. Pada akhir periode ini mereka pergi ke dataran Moab, di sebelah timur Yordan, dan mengalahkan serta menduduki seluruh wilayah Trans-Yordan di utara Sungai Arnon. Di sini mereka terjerumus ke dalam dosa dengan para perempuan Moab dan Midian serta menyembah dewa-dewa mereka. Israel, kini generasi baru, dihitung lagi, dan atas perintah Allah mereka kemudian menghancurkan orang Midian yang telah demikian mengusik mereka. Gad, Ruben dan setengah suku Manasye diberi tanah di tepi timur Sungai Yordan, dan Musa

Page 9 of 130

mengangkat Yosua sebagai penggantinya. Dari pasal Bil 20* hingga pasal Bil 36* kitab ini membahas rangkaian peristiwa pada tahun keempat puluh (Bil 36:13*). Banyaknya hukum dan peraturan menjadikan bagian ini memiliki banyak kesamaan dengan Kitab Ulangan.

TANGGAL DAN KEPENULISAN. G. B. Gray mengemukakan pandangan sejumlah peneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra ketika ia mengatakan tentang Kitab Bilangan, "Banyak yang dikisahkan di sini tentang zaman Musa dapat dibuktikan sebagai tidak menurut sejarah… (ICC, hlm. ilii). Sekalipun demikian, dia mengakui bahwa beberapa persoalan yang dikemukakan "tidak bertentangan dengan fakta-fakta dan kondisi sejarah." Dalam usaha untuk menerangkan Kitab Bilangan tanpa mengakui bahwa Musa menulisnya, banyak ahli mengemukakan bahwa kitab ini merupakan perpaduan beberapa dokumen. Menurut para ahli itu sebagian besar dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen P (Priestly; para imam), yang menurut mereka tidak ditulis sebelum abad keenam atau kelima sM, terutama oleh para imam zaman pascapembuangan. Mereka berpendapat bahwa sebagian dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen "J" dan "E," dua buah dokumen yang tidak lebih tua dari abad kesembilan dan kedelapan sM. Bahkan dokumen-dokumen yang lebih dini ini, menurut mereka, berjarak demikian jauh dari zaman Musa dan tradisi-tradisinya demikian kacau sehingga hampir tidak mengisahkan apa-apa tentang zaman Musa. Pandangan itu membuat kita berhadapan dengan kitab yang ditulis lebih daripada lima ratus tahun atau lebih sejak kejadian sesungguhnya oleh berbagai penulis, penyunting dan penyusun yang berbeda. Kitab Bilangan, menurut para peneliti itu, "tidak memiliki kesatuan ungkapan religius" dan "mustahil untuk merangkum pengertian-pengertian dasarnya atau untuk menunjukkan nilai religius dari kitab ini sebab hal-hal itu berbeda-beda di tiap bagiannya" (ibid; hlm. xlvii). Alasan-alasan pokok yang dikemukakan Gray dan lain-lain untuk mendukung hipotesis dokumenter tentang asalusul dari Pentateukh ini tidak lagi dianggap sahih oleh para sarjana teori sumber yang paling terkemuka. E. E. Flack di dalam Interpretation (1959, XIII, hlm. 6) mengatakan, "Kecenderungan dalam pemikiran mutakhir ialah mengenali bahan-bahan dini di dalam Pentateukh dan berusaha untuk mencari suatu pemecahan yang lebih memuaskan bagi masalah struktur penulisannya ketimbang yang diberikan oleh teori dokumenter itu" (lih. juga B. D. Eerdmans, Oudtestamenttische Studien, Bag. VI, 1949). C. H. Gordon di dalam artikelnya Homer and the Bible (Hebrew Union College Annual, vol XXVI, 1955) mengemukakan bahwa "naskah-naskah yang baru ditemukan menunjukkan bahwa banyak bahan yang dianggap berasal dari dokumen ‘P’ ternyata sangat dini, bahkan pra Musa." Di sini Gordon menuduh para penganut pandangan dokumenter ini sebagai memberikan tanggal hipotesis kepada strata (dokumen) hipotesis dan menyebutnya penelitian "sejarah." Sekalipun demikian, berbagai kecenderungan mutakhir di kalangan akademis belum menghasilkan penerimaan umum terhadap klaim-klaim yang dikemukakan kitab ini (sebanyak delapan puluh kali atau lebih) bahwa "Tuhan berfirman kepada Musa" atau bahwa "Musa menuliskan perjalanan mereka…" (Bil 33:2*). Orang harus bertanya apakah para penipu yang suka memamerkan kesucian mereka menyisipkan kata-kata "Tuhan berfirman kepada Musa" agar tulisan mereka kedengarannya memiliki otoritas. Pakar ilmu purbakala terkemuka, W. F. Albright, menunjukkan bahwa penipu yang suka memamerkan kesucian dan pseudepigrafi tidak umum di dunia Timur pra-Helenistik. Sesungguhnya, penemuan ilmu purbakala modern telah memaksa sejumlah sarjana mengubah sikap mereka mengenai asal-usul sebagian besar bahan dalam Kitab Bilangan. Banyak arkeolog modern yang kompeten bahkan bergantung pada acuan geografis di dalam Pentateukh untuk menuntun penggalian mereka. Pada tahun 1959, Nelson Glueck, sesudah keberhasilan penggalian selama bertahun-tahun di negeri Alkitab, ketika berbicara tentang "memori sejarah" yang menakjubkan dari Alkitab, mengatakan, "Dapat dinyatakan secara pasti bahwa tidak ada penemuan purbakala yang pernah bertentangan dengan acuan Alkitab" (Rivers in the Desert, hlm. 31). Kitab Bilangan, bersama dengan kitab-kitab lain dalam Pentateukh, sudah lama memperhadapkan para sarjana dengan masalah-masalah yang sulit. Namun banyak persoalan telah berhasil dipecahkan

Page 10 of 130

berdasarkan data tambahan yang baru saja ditemukan. Sebuah contoh yang bagus terdapat di dalam tafsiran atas Bil 34:15*. Pendekatan kritikus terhadap Alkitab sering kali negatif dan merusak, sebab dia mulai dengan menolak unsur adikodratinya. Kita harus melihat teks Kitab Bilangan dengan sikap positif dan dengan percaya pada hal-hal yang adikodrati. Kita bisa saja kritis terhadap nas dan mengetahui berbagai kesulitan di dalamnya tanpa menutup pikiran kita terhadap makna sesungguhnya. Di dalam hal-hal yang melibatkan unsur adikodrati, kita harus mencari arti yang paling jelas menurut metode penafsiran yang berdasarkan teknik-teknik ahli sejarah dan ahli tata bahasa. Jika Alkitab mengatakan bahwa ada campur tangan adikodrati, kita harus menerima itu sebagaimana adanya. Di mana Alkitab tidak menyebutkan demikian, kita tidak perlu memaksakan makna adikodrati ke dalam nas tersebut; sebab penempatan hal yang adikodrati itu dimaksudkan sebagai perbuatan yang luar biasa dan bukan perbuatan yang biasa. Dengan demikian, apa yang dipahami seseorang mengenai asal usul Kitab Bilangan tergantung pada filsafat yang sudah dianut sebelumnya. Jika filsafat dasarnya bersifat naturalistis, dia akan berkesimpulan bahwa kitab yang adikodrati pasti merupakan kecurangan dan khayalan. Namun jika seseorang percaya bahwa Sang Wujud Tertinggi bisa saja campur tangan di dalam kehidupan umat manusia, dia tidak akan menemui kesulitan untuk memahami keluarnya Israel dari Mesir sebagai suatu peristiwa adikodrati. Sekalipun demikian, kita juga harus mengetahui bahwa ada sistem pengaturan hal yang adikodrati itu. Musa tidak selalu mengadakan mukjizat, Allah juga tidak mendiktekan setiap kata dari nas yang diilhamkan oleh-Nya. Sang nabi tidak diragukan lagi memanfaatkan jasa banyak juru tulis (bdg. Bil 11:16,25*) yang menjelaskan pemakaian kata ganti orang ketiga. Allah secara langsung menyatakan sebagian kitab itu kepada Musa, termasuk peraturan untuk tinggal menetap di negeri yang dijanjikan dan rincian prosedur upacara keagamaan. Namun di sisi lain, Musa dan para juru tulisnya mungkin memiliki sejumlah dokumen dan banyak tradisi lisan. Roh Allah mencegah mereka berbuat salah dalam hal fakta, doktrin atau keputusan. Kisah Bileam dan Balak (ps. 22-24) merupakan satu-satunya bagian dalam kitab ini yang tidak secara jelas dihubungkan dengan Musa dan yang di dalamnya Musa tidak disebut.

Page 11 of 130

GARIS BESAR — BILANGAN

BAGIAN PERTAMA: ISRAEL DI PADANG GURUN (BIL 1:1-21:35) I. SENSUS PERTAMA DI PADANG GURUN SINAI (BIL 1:1-4:49) A. Sensus Pasukan Tempur Israel (Bil 1:1-54) B. Pengaturan Kemah (Bil 2:1-34) C. Fungsi Imamat Putra-putra Harun (Bil 3:1-4) D. Tugas dan Sensus Suku Lewi (Bil 3:5-39) E. Sensus Laki-laki Sulung (Bil 3:40-51) F. Sensus Angkatan Kerja Suku Lewi dan Tugas Mereka (Bil 4:1-49) II. GULUNGAN IMAMAT PERTAMA (BIL 5:1-10:10) A. Pemisahan Orang yang Najis (Bil 5:1-4) B. Kompensasi Untuk Pelanggaran dan Honor Imam (Bil 5:5-10) C. Pengadilan Terhadap Kecemburuan (Bil 5:11-31) D. Hukum Orang Bernazar (Bil 6:1-21) E. Berkat Imam (Bil 6:22-27) F. Persembahan Pemimpin Suku (Bil 7:1-89) G. Kandil Emas (Bil 8:1-4) H. Peringatan Paskah yang Pertama dan Perayaan Paskah Tambahan yang Pertama (Bil 9:1-14) I. Awan Menutupi Kemah Suci (Bil 9:15-23) J. Dua Nafiri Perak (Bil 10:1-10) .III DARI PADANG GURUN SINAI KE PADANG GURUN PARAN (BIL 10:11-14:45*; BDG. BIL 10:12; 13:26) A. Meninggalkan Sinai (Bil 10:1-36) 1. Perintah Untuk Berangkat (Bil 10:11-28) 2. Hobab Diundang Menjadi Penunjuk Jalan (Bil 10:29-32) 3. Tabut Perjanjian (Bil 10:33-36) B. Tabera dan Kibrot-Taawa (Bil 11:1-35) 1. Tabera (Bil 11:1-3) 2. Mana Disediakan (Bil 11:4-9) 3. Tujuh Puluh Tua-tua Musa Sebagai Pejabat (Bil 11:10-30) 4. Hukuman Dengan Burung Puyuh di Kibrot-Taawa (Bil 11:31-35) C. Pemberontakan Miryam dan Harun (Bil 12:1-16) D. Kisah Tentang Pengintai (Bil 13:1-14:45) 1. Para Pengintai, Tugas dan Laporan Mereka (Bil 13:1-33) 2. Umat Itu Patah Semangat dan Memberontak (Bil 14:1-10) 3. Syafaat Musa (Bil 14:11-39) 4. Usaha Menyerbu Horma yang Sia-sia (Bil 14:40-45) .IV GULUNGAN IMAMAT KEDUA (BIL 15:1-19:22) A. Rincian Upacara Agama (Bil 15:1-41) 1. Jumlah Kurban Sajian dan Kurban Api-apian (Bil 15:1-16) 2. Persembahan Kue Hasil Panen Pertama (Bil 15:17-21) 3. Kurban Penghapusan Dosa yang Tidak Disengaja (Bil 15:22-31) 4. Hukuman Bagi Pelanggar Sabat (Bil 15:32-36) 5. Jumbai-jumbai (Bil 15:37-41) B. Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram (Bil 16:1-35) C. Rangkaian Peristiwa yang Membenarkan Imamat Harun (Bil 16:36-17:13) D. Berbagai Tugas dan Penghasilan Imam dan Orang Lewi (Bil 18:1-32) E. Air Pentahiran Bagi Orang yang Najis Karena Kena Mayat (Bil 19:1-22)

Page 12 of 130

.V

DARI PADANG GURUN ZIN HINGGA PADANG RUMPUT MOAB (BIL 20:1-22:1) A. Padang Gurun Zin (Bil 20:1-21) 1. Dosa Musa-sekitar Kadesy (Bil 20:1-13) B. Di Wilayah Gunung Hor (Bil 20:22-21:3) 1. Kematian Harun (Bil 20:22-29) 2. Arad Orang Kanaan Dikalahkan di Horma (Bil 21:1-3) C. Perjalanan Menuju Padang Rumput Moab (Bil 21:4-22:1) 1. Pemberontakan Dalam Perjalanan Mengelilingi Edom (Bil 21:4-9) 2. Tempat-tempat yang Dilewati Ketika Meninggalkan Araba (Bil 21:10-20) 3. Kekalahan Orang Amori (Bil 21:21-32) 4. Kekalahan Og, Raja Basan (Bil 21:33-35) 5. Tiba Di Dataran Moab (Bil 22:1) BAGIAN KEDUA: PERSEKONGKOLAN ASING MENENTANG ISRAEL (BIL 22:2-25:18) I. KEGAGALAN BALAK UNTUK MEMBUAT TUHAN MEMUSUHI ISRAEL (BIL 22:224:25) A. Balak Memanggil Bileam (Bil 22:2-40) B. Nubuat-nubuat Bileam (Bil 22:41-24:25) II. KEBERHASILAN BALAK DALAM MEMBUAT ISRAEL BERPALING DARI TUHAN (BIL 25:1-18) A. Dosa di Baal-Peor (Bil 25:1-5) B. Semangat Pinehas (Bil 25:6-18) BAGIAN KETIGA: PERSIAPAN UNTUK MEMASUKI NEGERI YANG DIJANJIKAN (BIL 26:1-36:13)

I. II. III. IV.

V. VI.

VII.

SENSUS KEDUA DI DATARAN MOAB (BIL 26:1-65) HUKUM WARISAN (BIL 27:1-11) PENGANGKATAN PENGGANTL MUSA (BIL 27:12-23) GULUNGAN IMAMAT KETIGA (BIL 28:1-29:40) A. Pendahuluan (Bil 28:1,2*) B. Persembahan-persembahan Harian (Bil 28:3-8) C. Persembahan-persembahan Sabat (Bil 28:9,10) D. Persembahan-persembahan Bulanan (Bil 28:11-15) E. Persembahan-persembahan Tahunan (Bil 28:16-29:40) 1. Perayaan Roti Tidak Beragi (#/TB Bil 28:1b-25) 2. Perayaan Tujuh Minggu (Bil 28:26-31) 3. Perayaan Nafiri (Bil 29:1-6) 4. Hari Pendamaian (Bil 29:7-11) 5. Perayaan Pondok Daun (Bil 29:12-40) KEABSAHAN NAZAR PEREMPUAN (BIL 30:1-16) PERTEMPURAN DENGAN BANGSA MIDIAN (BIL 31:1-54) A. Kehancuran Bangsa Midian (Bil 31:1-18) B. Pentahiran Para Prajurit Perang (Bil 31:19-24) C. Membagi Hasil Rampasan Perang (Bil 31:25-54) DUA SETENGAH SUKU MENETAP DI TRANS-YORDAN (BIL 32:1-42) A. Tanggapan Musa Terhadap Permohonan Gad dan Ruben (Bil 32:1-33) B. Kota-kota yang Dibangun Kembali Oleh Gad dan Ruben (Bil 32:34-38) C. Gilead Diduduki Oleh Suku Manasye (Bil 32:39-42)

Page 13 of 130

VIII. IX.

X.

RUTE DARI MESIR KE YORDAN (BIL 33:1-49) PERINTAH-PERINTAH MENGENAI TINGGAL MENETAP DI KANAAN (BIL 33:5035:34) A. Pengusiran Penduduk, Pembuatan Batas, Pembagian Tanah (Bil 33:50-34:29) B. Kota-kota Suku Lewi & Kota-kota Perlindungan (Bil 35:1-34) PERNIKAHAN AHLI WARIS PEREMPUAN (BIL 36:1-13)

Page 14 of 130

PENDAHULUAN — ULANGAN J U D U L. Judul kitab ini merupakan terjemahan dari judul bahasa Inggrisnya yang tampaknya berlandaskan pada sebuah kesalahan terjemahan atas frasa, "salinan hukum ini" (Ul 17:18) menjadi to deuterononiion touto ("hukum yang kedua ini") oleh LXX. Judul Ibrani aslinya ialah devdrina, "perkataan-perkataan," yang berasal dari kebiasaan memakai kata(-kata) pembukaan sebuah kitab sebagai judulnya. Ulangan dibuka dengan pernyataan, "Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa" (Ul 1:1a). Karena perjanjian-perjanjian kuno antara kerajaan yang kalah perang dengan kerajaan yang mengalahkannya dimulai dengan cara persis ini, judul Ibrani ini mengarahkan perhatian kita pada salah satu petunjuk yang mengidentifikasi jenis penulisan kitab ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN, Asal-usul kitab ini sangat penting dalam studi modem berdasarkan sejarah dan sastra atas Pentateukh dan, sesungguhnya, dalam berbagai studi tentang jenis penulisan dan teologi Perjanjian Lama pada umumnya. Menurut Hipotesis Perkembangan yang lebih tua, Kitab Ulangan berasal dari abad ketujuh sM dan merupakan, kiasan bagi reformasi yang diadakan raja Yosia (bdg. 2Raj 22:3-23:25), yang diduga untuk sistem keagamaan yang terpusat (bdg. tafsiran Ul 12:4-14). Pandangan ini dengan berbagai perubahan tetap dipertahankan di kalangan kritikus yang negatif; namun sebagian menunjuk pada tanggal pasca-pembuangan, sedangkan yang lain menelusuri pembuatan hukum dalam Kitab Ulangan ini hingga ke awal zaman kerajaan atau bahkan sebelum zaman kerajaan. Yang penting di dalam menentukan tanggal penulisan beberapa dokumen yang diduga dari Pentateukh ialah kecenderungan untuk menjelaskan pertentangan peraturan-peraturan di dalam kitab ini bukan dengan menggunakan evolusi kronologis yang panjang melainkan dengan menetapkan sumber-sumber geografis-kultus yang berbeda untuk peraturan-peraturan tersebut. Jadi Kitab Ulangan, khususnya, ditelusuri sampai ke sebuah tempat ibadah di Sikhem. Bukannya mengaitkan kitab ini dengan keempat Kitab Pentateukh sebelumnya, sebuah pendekatan modem berpikir tentang adanya Caturkitab dan sebuah tradisi penulisan Deuteronomis yang meliputi semua kitab dari Ulangan hingga II Raja-Raja. Kalangan sarjana Kristen ortodoks masa kini bergabung dengan kalangan Kristen yang lebih tua dan tradisi Yahudi dalam menerima pernyataan Kitab Ulangan sendiri bahwa kitab ini merupakan salam perpisahan dan nasihat seremonial terakhir dari Musa kepada jemaat Israel di dataran Moab. Dalam Ul 31:9* 2Raj 24* dikatakan bahwa Musa menulis dan juga mengucapkan "perkataan hukum Taurat itu". Seorang pejabat teokratis, sangat mungkin, telah melengkapi dokumen ini dengan mencatat kematian Musa (ps. 34) dan mungkin juga nyanyian kesaksian Musa (ps. 32) serta wasiatnya (ps. 33). Mungkin pejabat ini juga menambahkan beberapa unsur kerangka singkat tertentu ke dalam dokumen hukum ini. Kesatuan dan keaslian kitab ini sebagai hasil karya Musa dipastikan melalui kesesuaian yang mencolok dari struktur kitab ini dengan struktur jenis perjanjian yang dikeluarkan oleh penguasa dalam bentuk klasik pertengahan kedua seribu tahun sM. (Lihat keterangan lebih jauh di bawah dan pelajari Tafsiran untuk rinciannya. Lihat juga M. G. Kline, "Dynasty Covenant," WTJ, XXIII (Nopember 1960), 1, hlm. 1-15).

Page 15 of 130

PERISTIWA HISTORIS Kitab Ulangan dapat ditafsirkan secara memadai hanya dalam kerangka pelaksanaan perjanjian penebusan Allah. Janji-janji yang diberikan kepada para leluhur dan akhirnya betul-betul digenapi di dalam Kristus pernah mengalami penggenapan sebagai lambang dan bersifat sementara dalam berbagai perjanjian dengan Israel yang dilaksanakan melalui Musa. Dengan Perjanjian Sinai teokrasi didirikan, dengan Musa sebagai wakil Tuhan sebagai raja atas Israel di dunia. Kemudian, ketika angkatan pemberontak yang keluar dari Mesir telah meninggal semua di padang gurun dan kematian Musa sudah dekat, perjanjian itu perlu dibaharui dengan angkatan yang baru. Upacara inti yang menentukan ialah penahbisan umat yang adalah hamba Tuhan tersebut melalui suatu sumpah kepada Tuhan mereka. Khususnya, pemerintahan Allah yang secara simbolis diwakili oleh dinasti perantara itu harus ditegaskan dengan memperoleh komitmen Israel untuk menaati Yosua sebagai pengganti Musa di dalam rantai dinasti tersebut. Bagian dari prosedur baku yang diikuti di Timur Dekat kuno ketika raja-raja agung memberikan perjanjian kepada bangsa-bangsa yang dikuasainya ialah dipersiapkannya sebuah teks upacara sebagai dokumen perjanjian dan saksi. Kitab Ulangan merupakan dokumen yang dipersiapkan Musa sebagai saksi atas perjanjian turun-temurun yang diberikan Tuhan kepada Israel di dataran Moab (bdg. Ul 31:26).

Page 16 of 130

GARIS BESAR — ULANGAN I. II.

III.

MUKADIMAH: PERANTARA PERJANJIAN (UL 1:1-5) PENDAHULUAN HISTORIS: SEJARAH PERJANJIAN (UL 1:6-4:49) A. Dari Horeb ke Horma (Ul 1:6-2:1) B. Maju ke Arnon (Ul 2:2-23) C. Menaklukkan Trans-Yordan (Ul 2:24-3:29) D. Rangkuman Perjanjian (Ul 4:1-49) KETENTUAN-KETENTUAN: HIDUP MENURUT PERJANJIAN (UL 5:1-26:19) A. Perintah Agung (Ul 5:1-11:32) 1. Kekuasaan Perjanjian Allah (Ul 5:1-33) 2. Prinsip Penyerahan (Ul 6:1-25) 3. Program Penaklukan (Ul 7:1-26) 4. Hukum tentang Manna (Ul 8:1-20) 5. Peringatan tentang Loh Batu yang Dihancurkan (Ul 9:1-10:11) 6. Panggilan untuk Komitmen (Ul 10:12-11:32) B. Berbagai Perintah Pelengkap (Ul 12:1-26:19) 1. Pengudusan dengan Upacara Agamawi (Ul 12:1-16:17) a. Kesetiaan kepada Mezbah Allah (Ul 12:1-32) b. Penolakan Atas Kemurtadan (Ul 13:1-18) c. Kewajiban Sebagai Anak-anak Tuhan (Ul 14:1-15:23) d. Ziarah-ziarah Tanda Patuh (Ul 16:1-17) 2. Keadilan Pengadilan Pemerintah (Ul 16:18-21:23) a. Para Hakim dan Mezbah Allah (Ul 16:18-17:13) b. Para Raja dan Perjanjian Allah (Ul 17:14-20) c. Para Imam dan Nabi (Ul 18:1-22) d. Jaminan Keadilan (Ul 19:1-21) e. Penghakiman Bangsa-bangsa (Ul 20:1-20) f. Kewenangan Tempat Ibadah dan Rumah (Ul 21:1-23) 3. Kekudusan Tatanan Ilahi (Ul 22:1-25:19) a. Ketetapan-ketetapan Mengenai Bekerja dan Menikah (Ul 22:1-30) b. Jemaat Tuhan (Ul 23:1-18) c. Perlindungan bagi yang Lemah (Ul 23:19-24:22) d. Kekudusan Perseorangan (Ul 25:1-19) 4. Mengakui Allah Sebagai Raja Penebus (Ul 26:1-19)

Page 17 of 130

III. SANKSI-SANKSI: PENGESAHAN PERJANJIAN (UL 27:1-30:20) A. Upacara Pengesahan di Kanaan (Ul 27:1-26) B. Pengumuman Sanksi (Ul 28:1-68) 1. Berkat (Ul 28:1-14) 2. Kutuk (Ul 28:15-68) C. Panggilan untuk Mengucapkan Ikrar Perjanjian (Ul 29:1-29) D. Pemulihan Fundamental (Ul 30:1-10) E. Keputusan Radikal (Ul 30:11-20) IV. PENGATURAN DINASTI: KESINAMBUNGAN PERJANJIAN (UL 31:1-34:12) A. Pengaturan-pengaturan Terakhir (Ul 31:1-29) B. Nyanyian Saksi (Ul 31:30-32:47) C. Wasiat Musa (Ul 32:48-33:29) D. Penggantian Dinasti (Ul 34:1-12)

Page 18 of 130

PENDAHULUAN — YOSUA JUDUL Kitab pertama dari bagian kedua di dalam kanon Perjanjian Lama Ibrani, Kitab Nabi-nabi, dinamakan sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu YOSUA. Tidak ada tradisi Yahudi kuno atau bukti berupa naskah kuno bahwa kitab ini pernah merupakan kesatuan dengan kelima kitab atau Kitab Taurat (Lih. E. J. Young. Introduction to the Old Testament, hlm. 157 dst.).

KEPENULISAN DAN TANGGAL PENULISAN. Kitab ini tampaknya merupakan sebuah kesatuan yang disusun oleh satu orang penulis, bukan dengan memakai dua atau lebih sumber utama yang kemudian disunting dan disunting ulang selama berabadabad. Meskipun Yosua sendiri tercatat telah menghasilkan beberapa dokumen tertentu (Yos 18:9; 24:26), dia tidak mungkin merupakan penulis dari seluruh kitab yang dinamakan menurut dirinya ini. Di dalam kitab ini dicatat kematiannya (Yos 24:29,30) dan serangkaian peristiwa yang baru terjadi sesudah kematiannya: pendudukan Hebron oleh Kaleb (Yos 15:13b, 14; bdg.Hak 1:1,10,20), pendudukan Debir oleh Otniel (Yos 15:15-19; bdg. Hak 1:1,11-15) dan pendudukan Lesem oleh suku Dan (Yos 19:47; bdg. Hak 17; 18) sesaat sesudah penyembahan berhala dibiarkan di Israel (tetapi bdg. Yos 24:31). Semua peristiwa ini mungkin terjadi sebelum penindasan oleh Kusyan atau semasa Otniel menjabat sebagai hakim (Hak 3:8-11) sekitar 1370 hingga 1330 sM. Dalam pada itu, penulis merupakan seorang saksi mata dari banyak peristiwa yang dicantumkan (mis. Yos 5:1,6). Rahab masih hidup ketika kitab ini ditulis (Yos 6:25). Kitab ini pasti juga ditulis pada zaman pra-Salomo (Yos 16:10; bdg. 1Raj 9:16); pra-Daud (Yos 15:63; bdg. 2Sam 5:5-9); sebelum abad kedua belas ketika Tirus menguasai Sidon, sebab orang Fenisia masih disebut orang Sidon (Yos 13:4-6); dan kitab ini pasti ditulis sebelum 1200 sM sesudah mana lebih banyak orang Filistin memasuki Palestina, sebab mereka belum merupakan ancaman pada zaman Yosua (lih. taf. atas Yos 13:2*b-4a). Tampaknya besar kemungkinan bahwa kitab ini ditulis pada saat Otniel menjadi hakim (k.l. 13701330 sM. Lih. taf. atas Yos 1:4). Sangkut paut yang jauh lebih besar dengan berbagai urusan suku Yehuda (bdg. kisah yang terinci mengenai penyerbuan ke selatan di Yos 10:1-23*, perhatian terhadap Kaleb dan Otniel di Yos 14:1-15; 15:13-19; daftar yang panjang mengenai batas-batas dan kota-kota Yehuda di Yos 15:1-63*) menunjukkan bahwa penulis mungkin tinggal di wilayah Yehuda. Dia hanya memberikan gambaran yang sekilas mengenai batas-batas dari suku-suku Yusuf yang penting walaupun di wilayah mereka terletak Silo (Yos 16:1-17:11). Jika penulis tinggal di wilayah Yehuda, dapat dipahami bahwa dia lebih dulu melukiskan seluruh wilayah geografis daerah tersebut tanpa menjelaskan waktunya (Yos 11:16). Karena berkali-kali disebutkan bahwa suku Lewi tidak memperoleh tanah warisan (Yos 13:14,33; 14:3,4; 18:7), penulis mungkin adalah seorang imam (lih. J. J. Lias, Yoshua, Pulpit Commentary jilid III, hlm. xi, xii).

Page 19 of 130

TUJUAN PENULISAN DAN NILAI. Tujuan penulisan kitab ini ialah melanjutkan sejarah Israel yang diawali di dalam Pentateukh serta untuk menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan para leluhur dan bangsa teokratis tersebut dengan menempatkan setiap suku di wilayah masing-masing (Yos 11:23; ). Selanjutnya, kekudusan Allah tampak di dalam hukumanNya terhadap orang-orang Kanaan yang jahat dan di dalam desakan-Nya agar Israel, waktu ikut dalam perang suci tersebut, harus membuang segala kejahatan. Aspek ketiga dari hubungan Allah dengan manusia yang dikemukakan dalam kitab ini ialah keselamatan yang dari Allah. Nama Yosua sendiri, bentuk Ibrani dari Yesus, artinya, "Yehova adalah keselamatan." Dengan demikian sejarah penebusan tentang masuknya Israel ke Kanaan serta mendudukinya adalah gambaran tentang pengalaman rohani seorang Kristen berupa pergumulan, kemenangan dan berkat rohani (Ef 1:3; 2:6; 6:12) melalui kuasa perkasa Allah. (Ef 1:19,20; 6:10). Dalam Ibrani 4 perhentian di Kanaan dari semua pergumulan sia-sia di padang gurun dikemukakan sebagai lambang dari perhentian rohani kita saat ini di dalam karya Kristus yang telah selesai dan di dalam syafaat-Nya yang terus berlanjut yang memungkinkan kita untuk mengalahkan diri dan Iblis.

LATAR BELAKANG SEJARAH. Data untuk menentukan keadaan sejarah dari peristiwa eksodus dari Mesir dan penaklukan Kanaan disediakan oleh catatan Alkitab dan riset arkeologi. Para leluhur tinggal di Kanaan selama masa yang oleh para arkeolog disebut Zaman Perunggu Menengah (2100-1550 sM). Yusuf mungkin naik takhta pada waktu pemerintahan Dinasti Kedua belas di Mesir. Kemudian raja baru yang memberontak melawan (qum’al) Mesir dan yang tidak mengenal Yusuf (Kel 1:8) pasti adalah seorang penguasa Hiksos dari wilayah Delta Nil. Karena penguasa tersebut menindas orang Israel dengan memaksa mereka untuk mendirikan Pitom dan Raamses (Kel 1:11), Israel tidak meninggalkan Mesir pada saat orang Mesir sendiri mengusir Dinasti Hiksos tersebut sekitar tahun 1570 sM. Firaun dari Dinasti Kedelapan belas (yang beribu kota di Tibes namun yang memiliki istana tambahan di Memfis, Heliopolis, dan mungkin juga di Bubastis) terus memperbudak orang Israel hingga pada akhirnya Musa menuntun orang Israel keluar dari Mesir sekitar tahun 1447 sM (bdg.1Raj 6:1), yaitu pada saat pemerintahan Amenhotep II (1450-1423 sM). Yosua tampaknya membawa Israel memasuki Kanaan sekitar tahun 1407 sM yaitu pada Zaman Perunggu Akhir (1550-1200 sM). Penempatan suku-suku di Wilayah Kanaan dilaksanakan sekitar tahun 1400 sM, dan Yosua hidup hingga tahun 1390 sM atau sesudah itu. Sebuah pandangan alternatif menyebutkan tanggal eksodus dari Mesir adalah pada masa pemerintahan Firaun Raamses II sesaat sesudah tahun 1300 sM. Orang-orang yang menganut pandangan ini menafsirkan 480 tahun pada 1Raj 6:1 sebagai dua belas angkatan penuh. Pada saat bangsa Israel memasuki Kanaan, Firaun Amenhotep III (1410-1372 sM) sedang tidak menaruh perhatian pada wilayah jajahan di Asia sehingga sebagian besar raja kecil di Palestina dan Siria memberontak terhadap Mesir atau tidak bersedia membayar upeti. Surat-surat yang ditulis di atas lempengan tanah liat yang berhasil digali pada 1887 di Tel el-Amarna di Mesir, tempat yang dahulu merupakan ibu kota putra Amenhotep, yaitu Akhenaton (1380-1363 sM), merupakan arsip kerajaan dari kedua raja tersebut. Sebagian besar merupakan surat dari para pangeran di Palestina dan Siria, wilayah jajahan Mesir, sepanjang tahun 1400-1360 sM di mana mereka memohon bantuan Firaun untuk mengatasi serangan dari kota kerajaan lain di sekitarnya atau dari suku Habiru (atau Apiru). Habiru biasanya menunjuk kepada sekelompok tentara sewaan. Di dalam hal ini yang dimaksudkan ialah pasukan dari Siria yang disewa oleh para pangeran Kanaan yang memberontak terhadap Mesir. Jadi kitab ini tidak menyebutkan apa-apa mengenai Mesir mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa Mesir memiliki politik luar negeri yang lemah sejak Amenhotep III hingga Seti (1313-1301), yaitu Firaun selanjutnya yang menyerbu Palestina. Bahkan pada saat menyerbu orang Het di Siria, pasukan Mesir menyusuri daerah pantai dan menghindari wilayah pegunungan. Pada zaman Yosua dan Hakim-hakim, upacara religius di Kanaan telah merosot hingga tingkat kebebasan dan kekejaman yang paling menjijikkan-sebagaimana dapat dipelajari dari lempengan-

Page 20 of 130

lempengan hasil galian di Ras Syanua (Ugarit) serta peninggalan-peninggalan yang masih ada dari berbagai praktik agama kesuburan yang berhasil digali di Bet-San, Megido, dan lain-lain. Sifat dursila dari dewa-dewa Kanaan telah membuat para penganutnya terjerumus ke dalam ritus-ritus yang paling rendah di seluruh Timur Dekat kuno seperti pelacuran baik wanita maupun pria, penyembahan ular, dan persembahan kurban bayi, arena kebiasaan religius semacam itu merupakan kebiasaan yang secara moral dan rohani sangat mencemarkan, orang dapat segera melihat mengapa Allah memerintahkan Israel untuk memusnahkan orang Kanaan. Jadi bangsa itu serta kota tempat tinggal mereka harus dihancurkan agar kehidupan religius Israel tidak terancam karena berhubungan dengan bangsa penyembah berhala semacam itu. W. F. Albright secara tepat sekali menjelaskan isu-isu yang terkait ketika menulis, Menguntungkan bagi masa depan monoteisme bahwa orang-orang Israel pada masa penaklukan Kanaan merupakan bangsa yang seperti keledai liar, yang dilimpahi dengan kekuatan primitif serta kehendak yang kejam untuk hidup, sebab pemusnahan orang-orang Kanaan yang terjadi waktu itu mencegah penyatuan total dari dua bangsa yang hampir pasti akan menekan patokan-patokan yang dibuat Yahwe sampai ke taraf yang mustahil dipulihkan. Jadi, orang Kanaan dengan penyembahan gila-gilaan mereka dan dengan agama kesuburan mereka dalam bentuk lambang ular dan ketelanjangan yang membangkitkan birahi, serta mitologi mereka yang mencolok digantikan oleh Israel dengan kesederhanaan pengembara dan kemurnian hidup, monoteisme yang luhur serta standar etika yang keras. (From the Stone Age to Christianity, hlm. 281).

Page 21 of 130

GARIS BESAR — YOSUA I.

II.

MEMASUKI NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 1:1-5:12) A. Allah Menugaskan Yosua (Yos 1:1-9) B. Yosua Menggerakkan Bangsa Israel Menyeberang Yordan (Yos 1:10-18) C. Tugas Para Pengintai (Yos 2:1-14) D. Menyeberang Sungai Yordan (Yos 3:1-5:1) E. Pembaharuan Penyunatan & Pelaksanaan Paskah (Yos 5:2-12) PENAKLUKAN NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 5:13-12:24) A. Penampilan Panglima Balatentara Tuhan (Yos 5:13-6:5) 1. Jatuhnya Yerikho (Yos 6:6-8:29) 2. Kekalahan di Ai Akibat Dosa Akhan (Yos 7:1-26) 3. Serangan Kedua dan Pembakaran Ai (Yos 8:1-29) B. Peresmian Perjanjian Israel Sebagai Hukum Negeri (Yos 8:30-35) 1. Perjanjian dengan Caturkota Orang Gibeon (Yos 9:1-27) 2. Kehancuran Koalisi orang Amori (Yos 10:1-43) C. Penyerangan di Utara (Yos 11:1-15) D. Rangkuman Tentang Penaklukan (Yos 11:16-23) E. Lampiran: Daftar Raja-raja yang Dikalahkan (Yos 12:1-24)

III.

PEMBAGIAN NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 13:1-22:34) A. Perintah Allah untuk Membagi Negeri Itu (Yos 13:1-7) B. Wilayah Suku-suku Trans-Yordan (Yos 13:8-33) C. Awal Pembagian Kanaan (Yos 14:1-15) D. Wilayah Suku Yehuda (Yos 15:1-63) E. Wilayah Efraim dan Manasye (Yos 16:1-17:18) F. Wilayah Tujuh Suku yang Lain (Yos 18:1-19:51) G. Warisan Suku Lewi (Yos 20:1-21:42) 1. Penetapan Kota-kota Perlindungan (Yos 20:1-9) 2. Penetapan Kota-kota Suku Lewi (Yos 21:1-42) H. Ringkasan Penaklukan dan Pembagian Negeri (Yos 21:43-45) I. Lampiran: Berangkatnya Suku-suku Trans-Yordan (Yos 22:1-34)

IV.

PANGGILAN TERAKHIR UNTUK SETIA KEPADA PERJANJIAN DI NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 23:1-24:33) A. Pidato Perpisahan Yosua kepada Para Pemimpin Israel (Yos 23:1-16) B. Pembaharuan Komitmen Terhadap Perjanjian di Sikhem (Yos 24:1-28) C. Lampiran: Kematian Yosua dan Perilaku Israel Sesudahnya (Yos 24:29-33)

Page 22 of 130

PENDAHULUAN — HAKIM-HAKIM

JUDUL Kitab ini memperoleh namanya dari para pemimpin (shop’tim) yang melepaskan Israel dari serangkaian penindasan oleh kekuatan asing sepanjang kurun waktu di antara kematian Yosua dan awal berdirinya kerajaan. Istilah shopet memiliki konotasi yang lebih luas daripada istilah "hakim" yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris, "judge." Di Kartago dan Ugarit kuno, istilah ini dipakai untuk pejabat pemerintahan atau pemimpin negara dari kalangan sipil. Sastra Kanaan yang memakai bahasa Ugarit kuno memanfaatkan istilah shptn yang artinya "hakim kita" dalam hubungan sejajar dengan mlkn yang artinya "raja kita" (Ba’al, V, hlm. 32). Sekalipun demikian, kurun waktu pemerintahan para shop’tim di Alkitab harus dibedakan dengan kurun waktu pemerintahan para raja. Pada masa pemerintahan para Hakim terdapat sikap anti kerajaan yang jelas (bdg. Hak 9:8-15) sekalipun tekanan dari luar dari para calon penyerbu akhirnya membuat bangsa itu menuntut adanya seorang raja (1Sam 8). Para hakim adalah tokoh-tokoh yang diurapi Roh, diangkat oleh Allah dan memperoleh kuasa dari Allah pula untuk mengatasi berbagai krisis tertentu di dalam sejarah Israel. Allah sendiri dilihat sebagai Raja Israel (1Sam 8:7), sekalipun dosa bangsa itu sering kali mengurangi kenyataan luhur ini menjadi keadaan yang kacau (Hak 21:25). Para hakim memiliki wewenang dari Allah di bidang militer maupun sipil, dapat memberikan keputusan hukum jika diperlukan (Hak 4:4,5). Dalam Hak 11:27* Allah Israel disebut hashhõpét, yaitu "Sang Hakim." "Hukuman" (mishpãtîm) Allah merupakan bagian dari perintah yang dikenal dengan nama hukum (tora) Yehovah (bdg. Mzm 19:8; 119:7).

TANGGAL PENULISAN DAN PENULISNYA Seperti Kitab-kitab sejarah lainnya di dalam Perjanjian Lama, kitab ini tidak diketahui penulisnya. Sekalipun demikian, bukti menurut nas membantu kita untuk menentukan tanggal kira-kira dari penulisannya. Kehancuran Silo sudah disimpulkan sebelumnya (Hak 18:31). Kata-kata, "Dada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel" (Hak 17:6) memberikan kesan ditulis pada zaman kerajaan. Kenyataan bahwa orang Yebus disebutkan sebagai masih menduduki Yerusalem (Hak 1:21) menunjukkan bahwa tanggal penulisan adalah sebelum direbutnya Yebus pada masa pemerintahan Daud. Demikian pula disebutnya Gezer (Hak 1:29) menunjukkan suatu tanggal sebelum Firaun menganugerahkan kota itu sebagai hadiah pernikahan putrinya dengan Salomo (1Raj 9:16). Bukti dari dalam nas sendiri dengan demikian menunjukkan tanggal penulisan Kitab Hakim-hakim adalah pada awal berdirinya kerajaan (k.l. 1050-1000 sM) mungkin pada zaman pemerintahan Saul atau pada awal pemerintahan Daud. Talmud (Baba Bathra, 14b) dan tradisi Kristen mula-mula menyebutkan bahwa penulisnya adalah Samuel. Sekalipun bukti yang tersedia tidak memungkinkan kita membuat kesimpulan yang tegas mengenai penulis kitab ini, petunjuk yang ada memang menunjukkan bahwa penulisnya adalah orang sezaman dengan dia. Penulis mungkin memanfaatkan sumber lisan dan juga sumber tertulis, tetapi bentuk kitab ini sebagaimana kita memperolehnya menunjukkan adanya kesatuan yang membantah tentang adanya pola penyusunan yang rumit.

Page 23 of 130

LATAR BELAKANG SEJARAH Angkatan yang masuk ke Kanaan di bawah pimpinan Yosua telah menyelesaikan banyak dengan cara menduduki berbagai tempat strategis dan menempatkan setiap suku di wilayah yang telah ditetapkan. Sekalipun demikian, tugas untuk menaklukkan dan menduduki masih jauh dari selesai. Kubu-kubu pertahanan orang Kanaan yang penting telah dilewati begitu saja oleh Yosua dan karena itu setiap suku diharuskan melanjutkan sendiri pertempuran untuk menduduki wilayah yang diserahkan kepada mereka (Yos 13:1-7).

Page 24 of 130

GARIS BESAR — HAKIM-HAKIM

I.

II.

III.

PENDAHULUAN (HAK 1:1-2:5*)

A. Latar Belakang Politik Zaman Hakim-hakim (Hak 1:1-36*). B. Latar Belakang Religius Zaman Hakim-hakim (Hak 2:1-5*)

SEJARAH HAKIM-HAKIM (HAK 2:6-16:31*)

A. Kegagalan Israel untuk Menaklukkan Kerajaan-kerajaan Musuh (Hak 2:6-3:6*). B. Para Penindas dan Pelepas Israel (Hak 3:7-16:31*) 1. Penindasan oleh Kusyan-Risyataim Diakhiri oleh Otniel (Hak 3:8-11*) 2. Penindasan oleh Eglon Diakhiri oleh Ehud (#/TB Hak 3:12-30*) 3. Orang Israel Diselamatkan dari Ancaman Orang Filistin oleh Samgar (Hak 3:31*) 4. Penindasan oleh Yabin dan Sisera Diakhiri oleh Debora dan Barak (Hak 4:1-5:31*) 5. Penindasan oleh Orang Midian Diakhiri oleh Gideon (Hak 6:1-8:35*) 6. Perampasan Kekuasaan oleh Abimelekh (Hak 9:1-57*) 7. Tola Sebagai Hakim Atas Israel (Hak 10:1,2*) 8. Yair Sebagai Hakim (Hak 10:3-5*) 9. Penindasan oleh Orang Amon Diakhiri oleh Yefta (Hak 10:6-11:40*) 10.Peperangan Antara Orang Gilead dengan Suku Efraim (Hak 12:1-7*) 11.Ebzan Sebagai Hakim (Hak 12:8-10*) 12.Elon Sebagai Hakim (Hak 12:11,12*) 13.Abdon Sebagai Hakim (Hak 12:13-15*) 14.Simeon dan Orang Filistin (Hak 13:1-16:31*)

KEADAAN KACAU PADA ZAMAN PARA HAKIM (HAK 17:1-21:25*)

A. Penyembahan Berhala oleh Mikha dan Perpindahan Suku Dan (Hak 17:1-18:31*) B. Kejahatan di Gibea dan Pertempuran Melawan Suku Benyamin (Hak 19:1-21:25*)

Page 25 of 130

PENDAHULUAN — RUT JUDUL Kitab ini dinamakan menurut tokoh perempuan yang dikisahkan olehnya, seorang perempuan Moab yang sesudah kematian suaminya pergi ke Betlehem bersama ibu mertuanya yang sudah janda. Rut menduduki tempat yang penting di dalam sejarah Israel sebab dia menjadi nenek moyang dari Raja Daud (Rut 4:18-22) dan Yesus (Mat 1:15).

TANGGAL PENULISAN DAN PENULISNYA Tanggal penulisan kitab ini tidak diketahui. Para sarjana Alkitab menemukan beberapa petunjuk mengenai waktu penulisan itu di dalam kitab ini (Rut 4:17,22), yaitu bahwa kitab ini tidak mungkin ditulis sebelum abad kesepuluh sM. Penulis merasa perlu untuk menjelaskan beberapa kebiasaan tertentu yang ia anggap kuno (Rut 4:6-8), suatu kenyataan yang menunjukkan bahwa kitab ini ditulis sesudah kebiasaan tersebut tidak dipakai lagi. Berapa tahun sesudah masa Daud baru kitab ini ditulis hanya bisa diduga. Sekalipun sejumlah sarjana memberi tanggal sampai abad keempat sM, banyak sarjana lainnya memberi tanggal sebelum masa pembuangan. Robert Pfeiffer mencatat, "Sifat yang umum dari kosa kata dan susunan kalimat Ibraninya, pemakaian ungkapan idiomatis kuno yang ada dalam prosa terbaik Perjanjian Lama… serta gaya penulisan yang benar-benar klasik dapat dikemukakan sebagai pendukung bagi sebuah tanggal penulisan yang lebih dini" (Introduction to the Old Testament, hlm. 718). Sekalipun demikian, Pfeiffer memilih tanggal sekitar 400 sM dan ia berpendapat bahwa seorang penulis yang berbakat dari masa yang kemudian bisa saja menulis kitab ini mengikuti pola yang sudah ada sebelumnya. Edward Young yang meminta perhatian pada soal tidak disebutnya nama Salomo di dalam silsilah, berpendapat bahwa seorang penulis yang belakangan pasti akan memperluas silsilah itu sampai sesudah masa Daud, karena itu kitab ini mungkin ditulis pada suatu saat dalam pemerintahan Daud (Introduction to the Old Testament, hlm. 358). Talmud (Baba Bathra, 14b) menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini; pandangan ini tidak dianut lagi oleh kalangan sarjana Yahudi maupun Kristen. Seperti halnya di dalam Kitab-kitab sejarah Perjanjian Lama lainnya, kita tidak dapat menyebut satu pun pengarang yang dikenal sebagai penulis kitab ini. Hal ini tentu saja tidak mengurangi nilai rohani dan keindahan sastra dari episode yang berasal dari masa hakim-hakim ini, yang berhasil diabadikan seorang penulis Yahudi tidak dikenal.

DI DALAM LITURGI YAHUDI, Gulungan Naskah Rut dibacakan pada Hari Pentakosta. LATAR BELAKANG SEJARAH. Periode Hakim-hakim merupakan masa penuh gejolak dan keresahan. Persaingan di antara suku dan penindasan asing telah melemahkan Israel secara politis, dan kemudian penyembahan berhala telah menghisap kekuatan moral dari bangsa yang telah mengalami kuasa Allah pada saat eksodus dari Mesir ini. Tetapi, kisah Rut menampilkan sisi kehidupan yang berbeda dari masa ini. Di sini kita membaca tentang kebahagiaan dan kesedihan dari sebuah keluarga yang saleh dari Betlehem. Rut, seorang perempuan Moab yang menjadi penyembah Allah Israel, menunjukkan iman dan kesetiaan yang sangat langka pada waktu itu di Israel. Sesudah kesedihan akibat kematian suaminya, Rut kembali ke Betlehem bersama ibu mertuanya lalu akhirnya menikah dan berbahagia dengan Boas. Dengan demikian dia menjadi nenek moyang Daud.

Page 26 of 130

GARIS BESAR — RUT I. II. III. IV. V. VI. VII.

KELUARGA ELIMELEKH PINDAH KE MOAB (RUT 1:1-5) JANDA ELIMELEKH DAN MENANTUNYA KEMBALI DARI MOAB (RUT 1:6-18) NAOMI DAN RUT TIBA DI BETLEHEM (RUT 1:19-22) RUT IKUT MENUAI DI LADANG BOAS (RUT 2:1-23) RUT MENEMUKAN SEORANG PENEBUS (RUT 3:1-18) BOAS MENIKAHI RUT (RUT 4:1-17) RUT MENJADI NENEK MOYANG DAUD (RUT 4:18-22)

Page 27 of 130

PENDAHULUAN — I & II SAMUEL JUDUL Judul kedua kitab ini berasal dari nama tokoh utamanya di awal I Samuel. Kata Ibrani SAMUEL memiliki banyak arti. Sekalipun demikian, arti yang pertama kali diusulkan oleh sarjana bahasa Ibrani dari Jerman, Gesenius, "Nama Allah" tampaknya masih menduduki peringkat paling banyak dianut para sarjana Alkitab.

TANGGAL PENULISAN DAN PENULISNYA Seperti halnya Kitab Perjanjian Lama lainnya, tanggal penulisan kedua kitab ini tidak diketahui dengan pasti. Sebagian dari kesulitan untuk menentukan tanggal penulisan tersebut terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar peristiwa yang terdapat di dalamnya terjadi sesudah kematian Samuel. Bagian awal dari I Samuel mungkin ditulis sekitar tahun 1000 sM, sisanya kira-kira tiga.puluh hingga lima puluh tahun kemudian. Sekalipun Talmud menyebutkan bahwa Samuel adalah penulisnya, sangat mungkin sang nabi hanya menulis bagian-bagian sejarah Israel yang terjadi sebelum masa purna baktinya dari jabatan sipil. Ada yang berpendapat, pendapat ini cukup menarik, bahwa Abiatar menulis sebagian besar Kitab pertama dan kedua Samuel, khususnya bagian-bagian yang membahas kehidupan di istana Daud. Abiatar sangat dekat dengan kemunculan dan nasib baik raja besar Israel itu karena dia ikut beberapa waktu bersama Daud dalam pelariannya. Abiatar juga berasal dari keluarga imam sehingga memiliki kemampuan untuk menulis dan mencatat. Pendapat yang lain mengatakan bahwa salah satu murid dari salah satu sekolah yang didirikan Samuel telah melanjutkan tugas yang dimulai gurunya.

LATAR BELAKANG SEJARAH Panggilan Samuel untuk menjadi nabi dan hakim Israel merupakan sebuah titik balik yang kuat di dalam perkembangan Kerajaan Allah Perjanjian Lama. Pada masa peralihan dari kepemimpinan para hakim pilihan Allah ke masa kerajaan, Samuel mempunyai tugas amat besar untuk memimpin pembangunan kembali kesatuan sosial dan religius bangsa itu. Dia merupakan alat yang dipakai Allah untuk mendirikan kerajaan Israel pada saat krisis nasional yang hebat ini, yang pentingnya hanya bisa ditandingi oleh pengalaman eksodus saja. Tugas Samuel ialah memimpin Israel keluar dari masa hakim-hakim dan memasuki masa raja-raja. Dia menyelesaikan tugas para hakim bukan dengan kekuatan fisik tangannya saja, namun dengan kuasa rohani dari ucapan dan doanya. Dia juga meletakkan landasan bagi jabatan nabi dan mengembangkan jabatan tersebut hingga mencapai tingkatan imamat dan kerajaan. Sejak saat itu, para nabi memelihara dan mengasuh kehidupan rohani bangsa itu dan merupakan sarana melalui siapa kehendak Allah disampaikan kepada pemimpin dan kepada rakyat.

Page 28 of 130

GARIS BESAR — I & II SAMUEL I.

II.

KEHIDUPAN DAN PELAYANAN SAMUEL (1SAM 1:1-7:17) A. Kelahiran dan Masa Kanak-kanak Samuel (1Sam 1:1-4:1a) B. Tabut Perjanjian Dirampas dan Kembali (1Sam 4:1b; 1Sam 7:1) C. Kemenangan Atas Orang Filistin (1Sam 7:2-17) KEHIDUPAN DAN MASA TUGAS SAUL (1SAM 8:1-14:52) A. Israel Meminta Seorang Raja (1Sam 8:1-22) B. Kehidupan Politik Saul (1Sam 9:1-12:25) C. Perang Kemerdekaan (1Sam 13:1-14:52)

III.

KEHIDUPAN DAN MASA TUGAS MULA-MULA DAUD (1SAM 15:1-31:13; 2SAM 1:120:26) A. Saul Ditolak oleh Samuel (1Sam 15:1-35) B. Daud Diurapi Sebagai Raja (1Sam 16:1-13) C. Daud di Istana Saul (1Sam 16:14-19:17) D. Daud dalam Pelarian (1Sam 19:18-31:13) E. Daud Raja di Hebron (2Sam 1:1-4:12) F. Daud Raja di Yerusalem (2Sam 5:1-8:18) G. Kehidupan Daud di Istana (2Sam 9:1-20:26)

IV.

HARI-HARI TERAKHIR DAUD (2SAM 21:1) A. Kelaparan (2Sam 21:1-14) B. Tindakan-tindakan Kepahlawanan (2Sam 21:15-22) C. Mazmur Daud (2Sam 22:1-51) D. Wasiat Daud (2Sam 23:1-7) E. Tindakan-tindakan Kepahlawanan (2Sam 23:8-39) F. Sensus dan Tulah (2Sam 24:1-25)

Page 29 of 130

PENDAHULUAN — I & II RAJA-RAJA JUDUL Kitab yang dikenal dengan I dan II Raja-Raja dinamakan demikian menurut isinya. Di dalam Septuaginta, para raja Ibrani asli dianggap sebagai kesinambungan dari yang dibahas di dalam Kitab Samuel. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian dan diberi judul Kerajaan Ketiga dan Kerajaan Keempat. Yerome, sekalipun tetap mempertahankan pembagian ini di dalam Vulgatanya, menyebutkan kedua bagian ini hanya Kitab Raja-Raja. Kedua kitab ini jelas merupakan satu kesatuan, mencakup sejarah Israel sejak masa pemerintahan Salomo hingga pecahnya negeri itu pada zaman Zedekia. Yang dibahas di dalamnya ialah jatuh bangunnya bangsa Israel di bawah perjanjian dengan Allah dengan menunjukkan dosa-dosa para raja yang melanggar perjanjian itu dan menghasilkan pembuangan Israel dan Yehuda.

TANGGAL PENULISAN DAN PENGARANGNYA II Raja-Raja diakhiri dengan dilepasnya Raja Yoyakhin dari penjara pada tahun ketiga puluh tujuh dari masa pemenjaraannya-sekitar 562/561 sM. Kitab ini tidak mungkin sudah selesai ditulis sebelum tanggal itu, juga tidak mungkin sesudah 536 sM, yaitu tahun kembalinya sebagian tawanan dari Babel karena peristiwa itu tidak disebut sama sekali. Karena kitab ini merupakan satu kesatuan dan bukan hasil tulisan beberapa orang penulis dalam kurun waktu yang berbeda-beda, maka tanggal penulisan kitab ini adalah di antara 562-536 sM. Karena pelepasan Yoyakhin hanya penting bagi orang Yahudi yang ditawan di Babel, kita dapat berkesimpulan bahwa I & II Raja-Raja ditulis oleh seorang tawanan Yahudi yang hidup di wilayah Babel.

SUMBER-SUMBER TULISAN Penulis dengan jelas mengemukakan bahwa dia memakai sejumlah dokumen sumber untuk menyusun sejarah ini: 1) Kitab Riwayat Salomo (1Raj 11:41); 2) Melihat acuan-acuan tentang Riwayat Raja-raja Yehuda (mis. 1Raj 14:29) dan riwayat Raja-raja Israel (1Raj 14:19). Dokumen-dokumen pertama yang dipakai untuk menyusun sejarah para Raja Yehuda tidak pernah tercampur dengan dokumen-dokumen sejarah para Raja Israel. Karena itu kita dapat mengetahui bahwa setiap dokumen yang disebutkan di atas merupakan dokumen tersendiri. Semua kutipan dari dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa setiap dokumen berisi bahan yang jauh lebih banyak daripada yang dikemukakan di dalam kitab Raja-Raja ini. Sejumlah penulis tertentu yang menghasilkan dokumen-dokumen pertama disebutkan untuk kita pada nas-nas yang paralel di dalam I dan II Tawarikh: Natan, sang nabi, Ahia orang Silo dan Ido (2Taw 9:29); Semaya sang nabi dan Ido sang pelihat (2Taw 12:15*); Ido sang nabi (1Raj 13:22); Yesaya sang nabi (2Taw 26:22; 32:32); Yehu (1Raj 16:1*). Karena dokumen sumber informasi tersebut berisi nubuat, bukan hanya catatan sejarah, di sini kita berhadapan dengan catatan blak-blakan mengenai perbuatan para raja. Tidak akan ada analis kerajaan yang berani menulis fakta-fakta jelek tentang Daud atau Yerobeam I sebagaimana dikemukakan di sini.

Page 30 of 130

TUJUAN DAN MAKSUD PENULISAN Sekalipun perhatian utama penulis adalah kerajaan Daud, dia membahas masalah sampingan terlebih dahulu, yaitu kerajaan di Israel. Sesudah itu baru dia kembali membahas kerajaan Daud. Sekalipun bangsa itu mengenali dokumen-dokumen berisi nubuat tentang sejarah ini, jumlahnya terlalu banyak, tebal dan membosankan untuk dapat langsung menunjukkan kepada umat itu tentang kehendak Allah; oleh karena itulah Kitab Raja-Raja ditulis. Dengan memakai sejumlah kutipan dari berbagai dokumen tersebut, penulis menyusun sejarah bangsa pilihan itu dalam kaitan dengan perjanjian Yehova (Kel 19:3-6). Mereka tidak boleh memiliki allah lain selain Tuhan (Kel 20:2-6). Penyembahan berhala dan patung dianggap sebagai dosa yang paling buruk di dalam kitab-kitab ini, yang setelah berkali-kali dilakukan orang Israel akhirnya membuat mereka dibuang sebagai tawanan. Bahasa yang dipakai di, dalam kitab-kitab ini bisa dikatakan bersifat "Deuteronomis" sebab Kitab Ulangan berbicara dengan cara yang sama terhadap dosa yang sama yang dikutuk dalam Kitab Raja-Raja I & II. Penulis Kitab Raja-Raja mengangkat sejarah Israel dan Yehuda di depan para tawanan itu untuk mengajar mereka bahwa satu-satunya jalan menuju kebebasan adalah bertobat dari penyembahan berhala, kembali kepada Allah, melaksanakan apa yang diperintahkan di dalam perjanjian dan kembali mengandalkan janji-janji Allah. Penulis berusaha membangkitkan keyakinan mereka akan kebenaran pengajaran ini dan memperteguh keyakinan mereka itu. Di dalam kaitannya dengan perjanjian, para nabi itu merupakan utusan Allah yang bertugas mengingatkan bangsa itu akan ketetapan-ketetapan dari perjanjian tersebut, serta merupakan alat Allah untuk mengawasi pelaksanaannya. Tugas mereka adalah berusaha membuat bangsa itu setia kepada perjanjian dengan memakai peringatan, ancaman dan janji (bdg. Yer 7:13; 11:1-8). Di dalam Kitab Raja-Raja ini para raja dinyatakan sebagai baik atau jahat ditinjau dari kesetiaan atau penyimpangan mereka terhadap perjanjian.

LATAR BELAKANG SEJARAH. Bangsa Israel merupakan bangsa kuno pertama yang mengembangkan ilmu sejarah yang benar. Bangsa lainnya seperti Asyur, Babilon dan Mesir memang menyusun juga catatan-catatan sejarah, namun hanya bangsa Het saja di antara bangsa-bangsa non-Yahudi yang berusaha menulis Sejarah. Pada zaman pemerintahan Daud kekuasaan Mesir sudah pudar sedangkan Asyur lemah, sehingga Israel diapit oleh negeri-negeri yang lemah. Sekalipun demikian, tidak lama kemudian Asyur bangkit di bawah pimpinan Tiglat-Pileser III (juga dinamakan Pul dalam 2Raj 15:19; tahun 745-727 sM). Pada tahun 721 sM Samaria jatuh karena serangan Salmaneser dan Sargon. Belakangan, di bawah pimpinan Sanherib, Asyur menyerbu Yehuda dan berhasil menduduki banyak kota, namun mereka gagal menguasai Yerusalem sebab ada ancaman pasukan Mesir di belakang. Esarhadon dan Asurbanipal kemudian berhasil memperluas wilayah kekuasaan Asyur sampai ke Mesir. Pada zaman Yosia, Firaun Nekho meminta tolong kepada Asyur untuk melawan Babilon di Karkhemis, namun kedua kekuatan itu berhasil dikalahkan. Tidak lama kemudian Nebukadnezar yang memperoleh kemenangan menyerbu Palestina dan pada serangan ketiga ke arah Yerusalem dia berhasil menjarah dan memusnahkan kota itu serta menawan penduduknya (586 sM).

Page 31 of 130

GARIS BESAR — I & II RAJA-RAJA .I

KERAJAAN SEJAK SALOMO HINGGA REHABEAM (1RAJ 1:1-11:43) A. Salomo Naik Takhta (1Raj 1:1-2:46) 1. Usaha Adonia Naik Takhta Digagalkan (1Raj 1:1-53) 2. Perkataan Terakhir dan Kematian Daud (1Raj 2:1-11) 3. Salomo Menyingkirkan Saingan-saingannya (1Raj 2:12-46) B. Hikmat dan Kekayaan Salomo (1Raj 3:1-4:34) 1. Pernikahan Salomo dengan Putri Firaun (1Raj 3:1) 2. Penyembahan dan Penglihatan Salomo (1Raj 3:2-15) 3. Hikmat Salomo Ditampilkan (1Raj 3:16-28) 4. Pengaturan Kerajaan (1Raj 4:1-28) 5. Rangkuman Tentang Hikmat Salomo (1Raj 4:29-34) C. Kegiatan Membangun oleh Salomo (1Raj 5:1-9:28) 1. Persiapan Membangun Bait Allah (1Raj 5:1-18) 2. Pembangunan Bait Allah (1Raj 6:1-38) 3. Istana Salomo dan Bangunan Lainnya (1Raj 7:1-12) 4. Perlengkapan Bait Suci (1Raj 7:13-51) 5. Pentahbisan Bait Allah (1Raj 8:1-66) 6. Pengesahan Perjanjian Daud (1Raj 8:1-66) 7. Rangkuman Kegiatan Membangun yang Dilakukan Salomo (1Raj 9:10-28) D. Masa Kejayaan Salomo (1Raj 10:1-29) 1. Kunjungan Ratu Syeba (1Raj 10:1-13) 2. Kemuliaan dan Kekuasaan Kerajaan Salomo (1Raj 10:14-29) E. Kemurtadan, Kemunduran dan Kematian Salomo (1Raj 11:1-43) 1. Ketidaksetiaan Salomo kepada Allah (1Raj 11:1-13) 2. Musuh dan Perpecahan yang Akan Datang (1Raj 11:14-40) 3. Kematian Salomo (1Raj 11:41-43)

.II

KERAJAAN YANG TERPECAH, DARI REHABEAM SAMPAI KEJATUHAN ISRAEL (1RAJ 12:1-2RAJ 17:41) A. Antagonisme Mula-mula Antara Israel dengan Yehuda, dari Yerobeam Hingga Omri (1Raj 12:1-16:28) 1. Pecahnya Kerajaan (1Raj 12:1-33) 2. Pemerintahan Yerobeam I dan Kematiannya (1Raj 13:1-14:20) 3. Yehuda di Bawah Pemerintahan Rehabeam, Abiam dan Asa (1Raj 14:21-15:24) 4. Israel di Bawah Pemerintahan Nadab, Basya, Elah, Zimri dan Omri (1Raj 15:25-16:28*) B. Mulai Ahab Hingga Yehu Naik Takhta (1Raj 16:29-2Raj 9:10) 1. Awal Pemerintahan Ahab di Israel (1Raj 16:29-34) 2. Pelayanan Elia dan Panggilan Elisa (1Raj 17:1-19:21) 3. Masa Akhir Pemerintahan Ahab dan Kematiannya (1Raj 20:1-22:40) 4. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yosafat (1Raj 22:41-49) 5. Israel di Bawah Pemerintahan Ahazia dan Yoram (1Raj 22:50-2Raj 1:1) 6. Masa Akhir Elia Sampai Pengangkatannya ke Surga (2Raj 1:2-2:11) 7. Elisa Diperkenalkan (2Raj 2:12-25) 8. Yoram Menyerang Moab (2Raj 3:1-27) 9. Pelayanan Elisa sebagai Nabi (2Raj 4:1-8:15) 10. Masa Pemerintahan Yoram dan Ahazia di Yehuda (2Raj 8:16-29) 11. Yehu Diangkat Menjadi Raja Israel (2Raj 9:1-10)

Page 32 of 130

C. Dari Yehu Hingga Hancurnya Kerajaan Israel (2Raj 9:11) 1. Masa Pemerintahan Yehu (2Raj 9:11-10:3) 2. Atalya dari Yehuda (2Raj 11:1-20) 3. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yoas (2Raj 11:21-12:21) 4. Israel di Bawah Pemerintahan Yoahas dan Yoas (2Raj 13:1-25) 5. Yehuda di Bawah Pemerintahan Amazia dan Azarya (2Raj 14:1-22) 6. Masa Pemerintahan Yerobeam II di Israel (2Raj 14:23-29) 7. Masa Pemerintahan Azarya di Yehuda (2Raj 15:1-7) 8. Masa Pemerintahan Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya, dan Pekah di Israel (2Raj 15:831) 9. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yotam dan Ahas (2Raj 15:32-16:20) 10. Kehancuran dan Pembuangan Israel (2Raj 17:1-41) .III

KERAJAAN YEHUDA HINGGA KEHANCURAN AKHIR BANGSA ISRAEL (2RAJ 18:1- 25:30) A. Kerajaan di Bawah Pemerintahan Hizkia (2Raj 18:1-20:21) 1. Aneka Pembaharuan yang Diadakan Hizkia (2Raj 18:1-12) 2. Luput dari Dua Serbuan Sanherib (2Raj 18:13) 3. Hizkia Jatuh Sakit dan Kesembuhannya (2Raj 20:1-11) 4. Utusan Merodakh-Baladan (2Raj 20:12-19) 5. Kematian Hizkia (2Raj 20:20,21) B. Pemerintahan Manasye dan Amon (2Raj 21:1-26) 1. Kejahatan dan Kematian Manasye (2Raj 21:1-18) 2. Dosa-dosa dan Kematian Amon (2Raj 21:19-26) C. Pembaharuan di Yehuda dan Israel oleh Yosia (2Raj 22:1-23:30) D. Hari-hari Terakhir Yehuda (2Raj 23:31-25:26) 1. Pemerintahan dan Penawanan Yoahas (2Raj 23:31-34) 2. Masa Pemerintahan Yoyakim dan Serbuan Nebukadnezar (2Raj 23:34-24:7) 3. Masa Pemerintahan Yoyakhin dan Pembuangannya (2Raj 24:8-16) 4. Masa Pemerintahan Zedekia (2Raj 24:17-20) 5. Pengepungan dan Kejatuhan Yerusalem (2Raj 25:1-21) 6. Gubernur Boneka, Gedalya (2Raj 25:22-26) E. Penutup: Pembebasan Yoyakhin (2Raj 25:27-30)

Page 33 of 130

PENDAHULUAN — I & II TAWARIKH J U D U L. Di dalam Alkitab Ibrani, Kitab Tawarikh berjudul dibrê hãy-yamîm, "Rangkaian kejadian” (harfiahnya, kabar) dari zaman itu." Jurnal sejarah lainnya, yang kini sudah tidak ada lagi, seperti Dibre Hay-yamim Raja Daud" (1Taw 27:24) memakai istilah yang sama ini. Karena itu judul tersebut berarti "catatan tahunan," atau "Tawarikh," sebagaimana diusulkan oleh Yerome, salah satu Bapa Gereja, dan dipakai hingga sekarang. Kitab I dan II Raja-Raja menyebutkan catatan tahunan yang sama dengan judul "Dibre Hay-yamim raja-raja Israel" (mis. 1Raj 14:19) "raja-raja Yehuda" (1Raj 14:29). Namun, sebutan-sebutan itu tidak mungkin mengacu pada kedua Kitab Tawarikh yang sekarang, yang baru ditulis sekitar seratus tahun sesudah Kitab Raja-Raja, sehingga menimbulkan kesan adanya kitab sejenis lainnya yang hilang. Kedua kitab ini pernah hanya merupakan satu kitab saja. Pembagian yang ada sekarang menjadi dua jilid muncul ketika Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang dibuat sekitar tahun 150 sM, sekalipun sekarang semua Alkitab mengikutinya, termasuk juga kitab-kitab yang memakai bahasa Ibrani. Selain itu, dalam pengaturan kanon pertama, Kitab Tawarikh diletakkan pada akhir Perjanjian Lama. Dengan demikian dalam Luk 11:51 Kristus berbicara tentang semua sahid dari Habil di dalam kitab pertama (Kej 4) hingga Zakharia di kitab terakhir (2Taw 24).

TANGGAL PENULISAN DAN PENULIS. Penulis Tawarikh tidak mengemukakan kapan, atau oleh siapa, kedua kitab ini ditulis. Kitab-kitab ini mencatat rangkaian peristiwa hingga Koresy mengeluarkan ketetapan pada tahun 538 sM yang berisi izin bagi orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah kelahiran mereka (2Taw 36:22). Selain itu, daftar keturunan mereka menyebut cucu Raja Yekhonya, yaitu Zerubabel (1Taw 3:19), yang memimpin orang Yahudi kembali pada tahun 537 sM. Penulis kemudian mengisahkan keturunan Zerubabel hingga dua orang cucunya, yaitu Pelaca dan Yesaya (1Taw 3:21), atau hingga sekitar tahun 500 sM. Menyusul empat nama orang-orang yang hubungannya dengan Raja Yekhonya tidak disebutkan dengan jelas. Tetapi keluarga dari tokoh terakhir, yaitu Sekhanya (1Taw 3:21) ditelusuri terus sampai kepada tujuh buyutnya (1Taw 3:24). Jadi, jika Sekhanya merupakan orang yang hidup sezaman dengan Raja Yekhonya yang lahir pada tahun 616 sM, maka empat angkatan tambahan ini menuntun kita hingga sekitar tahun 500 sM sebagai, tanggal penulisan yang paling awal bagi Kitabkitab Tawarikh ini berlandaskan pada bukti yang ada di dalam naskah Tawarikh itu sendiri. Sekalipun demikian, asal-usul Kitab Tawarikh ini ditunjukkan secara kuat oleh hubungannya yang erat dengan sebuah Kitab Perjanjian Lama lainnya, yaitu Kitab Ezra, yang melukiskan rangkaian peristiwa sejak ketetapan yang dikeluarkan oleh Raja Koresy hingga tahun 457 sM. Tradisi Ibrani menegaskan bahwa Ezra menulis Kitab Tawarikh dan Kitab Ezra, kesimpulan mana dibenarkan oleh hasil penelitian akademis modern dari William F. Albright (JBL, 40 1921, hlm. 104-124); dan kedua kitab tersebut memiliki gaya penulisan dan jenis laporan yang sama. Hal ini tampak dari seringnya ada daftar dan daftar keturunan, penekanan yang sama pada ritual upacara, dan juga perhatian yang besar terhadap Taurat Musa. Selain itu, ayat-ayat penutup Kitab Tawarikh (2Taw 36:22,23) diulang kembali sebagai ayat-ayat pembuka Kitab Ezra (1Taw 1:1-3a). Semua ini tampaknya untuk menunjukkan bahwa Kitab Tawarikh dan Kitab Ezra merupakan satu sejarah yang berkesinambungan yang telah disusun oleh Ezra pada sekitar tahun 450 sM. Kenyataan bahwa Kitab II Tawarikh berakhir di tengah-tengah ketetapan Koresy menunjukkan bahwa pada saat Ezra diilhamkan untuk menulis Kitab Tawarikh sebagai bagian akhir dari Perjanjian Lama, ia dengan sengaja menuntun pembacanya kembali kepada Kitab Ezra. Bagian yang kedua dari tulisannya ini Ia tampaknya sudah diletakkan oleh Allah di dalam kanon Alkitab sebagai kelanjutan catatan sejarah dari Kitab Raja-Raja.

Page 34 of 130

Selanjutnya, karena Kitab Ezra terpisah dari Kitab Tawarikh di dalam susunan Alkitab Ibrani oleh otobiografi dari Nehemia yang menyebut tentang Raja Darius II yang memerintah sejak 423 sM (Neh 12:22), maka kita dapat menentukan tanggal penggabungan Kitab Tawarikh dan ditutupnya kanon Perjanjian Lama pada sekitar tahun 420 sM. Jika Ezra (Ezr 7:6) adalah penulis dari Kitab-kitab Tawarikh ini, maka kedudukannya sebagai ahli kitab sangat mungkin menjelaskan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai sumber-sumber sejarah yang ada ketika itu di dalam kedua kitab ini. Sumber-sumber tersebut termasuk tulisan dari nabi-nabi awal seperti Samuel, Natan, Gad (1Taw 29:29), Ahiya, Ido, Semaya (2Taw 9:29; 12:15), Yehu putra Hanani (2Taw 20:34) dan nabi-nabi yang kemudian seperti Yesaya (2Taw 32:32) dan Hosai (2Taw 33:19-ASV). Acuan utama dari penulis Kitab Tawarikh ini adalah "kitab raja-raja Yehuda dan Israel" (2Taw 16:11; 25:26, dll.) bersama dengan "tafsiran (midras) Kitab Raja-Raja" (2Taw 24:27). Tetapi sekalipun kedua Kitab Tawarikh ini sering kali mengikuti Kitab Raja-Raja secara cukup cermat, Kitab Raja-Raja yang ada pada kita tidak mungkin merupakan sumber masukan yang dimaksudkan tersebut. Sebab ayat-ayat seperti 1Taw 9:1 dan 2Taw 27:7 menyebutkan Kitab Raja-Raja" sebagai sumber masukan tambahan bagi sejumlah daftar keturunan tertentu atau beberapa peperangan yang tidak dicantumkan di dalam Kitab Raja-Raja yang ada pada kita. Acuan utama ini pastilah merupakan catatan istana yang lebih luas lagi dan kini sudah tidak ada, yang juga mencantumkan sejumlah tulisan nubuat dari Yehu (2Taw 20:34) atau sejumlah pasal dari Yes 36; 37; 38; 39 (2Taw 32:32). Dari sumber inilah Kitab Raja-Raja dan Tawarikh mendapatkan masukan utamanya (bdg. Yes 36; 37; 38; 39 dengan 2Raj 18:13-20:19 dan 2Taw 32).

ALASAN PENULISAN. Semangat Ezra untuk memantapkan Taurat Musa (Ezr 7:10) telah membuatnya kembali dari Babel ke tengah-tengah masyarakat Yahudi di Palestina pada tahun 458 sM. Ezra langsung mengambil sejumlah tindakan untuk menghidupkan kembali penyembahan di Bait Allah (Ezr 7:19-23,27; 8:33,34) dan untuk meniadakan pernikahan campur yang telah dilakukan oleh sejumlah orang Yahudi dengan para tetangga mereka yang kafir (Ezr 9; 10). Dalam kaitan dengan kekuasaan besar yang diberikan kepada Ezra oleh raja Persia (Ezr 7:18,25), Ezra rupanya merupakan orang yang mengawali dibangunnya kembali tembok-tembok pelindung Yerusalem (Ezr 4:8-16). Baru setelah Ezra didampingi oleh Nehemia pada tahun 444 sM, tembok-tembok Yerusalem sungguh-sungguh dibangun kembali (Ezr 4:17-23; Neh 6:15,16) dan Taurat Musa diakui sepenuhnya oleh masyarakat (Neh 8). Tetapi bahwa yang menjadi tujuan penulis Tawarikh ialah pembangunan kembali teokrasi tampak dari ciri-ciri kitab itu sendiri. Dibandingkan dengan kisah-kisah sejarah yang lain di dalam Kitab Kejadian, I dan II Samuel, serta I dan II Raja-Raja, Kitab Tawarikh yang bertujuan memelihara kemurnian bangsa dan agama, dijejali dengan daftar keturunan (mis: 1Taw 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9). Juga karena kedua kitab ini bertujuan untuk memelihara imamat dan penyembahan yang benar, kitab ini memberikan lebih banyak penekanan pada Taurat Musa, Bait Allah (1Taw 22) dan pada Tabut Perjanjian, orang-orang Lewi serta para penyanyi (1Taw 13; 15; 16). Kitab ini tidak menyebutkan kegiatan para raja (II Sam. 9; 1Raj 3:16-28) dan juga kisah yang panjang tentang para nabi (seperti 1Raj 17:1-22:40 atau 2Raj 1:18:15). Penekanan khusus pada jabatan imam membuat kedua kitab ini digolongkan dalam bagian ketiga (tulisan-tulisan) di dalam kanon Ibrani, terpisah dari I. 2Raj 1*1 Samuel serta I dan II Raja-raja yang dengan penekanannya pada hal-hal moral menempatkan mereka sebagai kitab nabi-nabi di bagian yang kedua. akhirnya tujuan penulisan kedua kitab ini, yaitu memberi semangat bagi mereka yang telah hilang harapan akibat penderitaan masa pembuangan, menjelaskan mengapa kitab-kitab ini mengisahkan serangkaian kemenangan yang Allah berikan pada zaman kejayaan Yehuda dahulu (2Taw 13; 14; 20; 25). Tujuan penulisan ini juga menjelaskan mengapa sejumlah kegagalan Daud (2Sam 1; 2; 3; 4) tidak disebutkan di dalam Kitab Tawarikh ini, juga sejumlah dosa dan kekalahannya yang belakangan (II Sam, 11-21) serta berbagai kegagalan Salomo (1Raj 11) dan seluruh lembaran hitam lainnya di dalam sejarah kerajaan Yehuda.

Page 35 of 130

Karena ciri-ciri tersebut, sebagian besar pengritik non-Injili terhadap Perjanjian Lama saat ini menolak kedua Kitab Tawarikh ini karena dianggap merupakan propaganda orang Lewi abad ke-5 dengan sejumlah revisi yang luas (dan bertentangan) yang dilaksanakan sampai sekitar tahun 250 sM (demikian Adam C. Welch, Robert Pfeiffer dan W. A. L. Elmslie). Dikatakan bahwa kitab ini tidak mungkin merupakan sejarah yang aktual namun sekadar "peristiwa yang seharusnya terjadi" (IB, III: 341). Angka-angka yang besar seperti satu juta orang Etiopia yang menyerbu (2Taw 14:9) dianggap sebagai mustahil. Sekalipun demikian, penjelasan-penjelasan yang bisa dibenarkan, dapat dikemukakan terhadap keberatan-keberatan semacam itu (lih. pembahasan di bawah atau Edward J. Young, An Introduction to the Old Testament, hlm. 388-390). Lagi pula, kecaman ini berlandaskan pada penolakan liberalisme sebelumnya bahwa Musa yang menulis Pentateukh, yang upacara-upacara di dalamnya dibenarkan di dalam kedua Kitab Tawarikh ini. Peneliti Alkitab yang tidak percaya dengan demikian sebelumnya terpaksa harus mengemukakan alasan-alasan yang menyanggah keaslian sejarah kedua kitab ini. Tetapi, sejumlah penggalian purbakala di Ugarit kuno telah membenarkan keaslian dari ritual-ritual tersebut di Kanaan pada zaman Musa (J. W. Jack, The Ras Shamra Tablets: Their Bearing On the Old Testament, hlm. 29 dst.). Albright mencatat adanya sejumlah pernyataan sejarah di dalam kedua Kitab Tawarikh ini yang telah dibenarkan keasliannya oleh penggalian purbakala (BASOR 100, 1945 hlm. 18). Selanjutnya adalah penting bahwa sekalipun kedua Kitab Tawarikh ini menekankan sisi yang baik dari sejarah Israel, kedua kitab ini juga tidak menutup mata terhadap kegagalan-kegagalannya. Justru dianggap bahwa sisi yang lain tersebut sudah diketahui oleh para pembacanya (seperti di 1Taw 22:8; 28:3), sehingga mereka terus menekankan, misalnya, pengurapan kedua atas Salomo yang lebih mendorong semangat (I Taw. 1Taw 29:22) atau perilaku mula-mula Daud yang lebih bisa dijadikan teladan (2Taw 17:3). Berbagai hukuman yang dinubuatkan dalam I dan II Raja-Raja serta harapan-harapan para imam dalam I dan II Tawarikh sama-sama benar dan sama-sama diperlukan. Moralitas dalam Kitab Raja-Raja adalah pokok, tetapi, penebusan dalam Kitab Tawarikh lebih merupakan ciri khas iman Kristen.

Page 36 of 130

GARIS BESAR — I TAWARIKH I. DAFTAR KETURUNAN (1TAW 1:1-9:44) A. Para Leluhur (1Taw 1:1-54) B. Yehuda (1Taw 2:1-4:23) 1. Kaum Hezron (1Taw 2:1-55) 2. Keluarga Daud (1Taw 3:1-24) 3. Kaum Yehuda Lainnya (1Taw 4:1-23) C. Simeon (1Taw 4:24-43) D. Suku-suku Trans-Yordan (1Taw 5:1-26) E. Lewi (1Taw 6:1-81) F. Enam Suku Lainnya (1Taw 7:1-8:40; 9:35-44) 1. Aneka Rangkuman (1Taw 7:1-40) 2. Benyamin (1Taw 8:1-40; 9:35-44) G. Penduduk Yerusalem (1Taw 9:1-34) II. MASA PEMERINTAHAN DAUD (1TAW 10:1-29:30) A. Latar Belakang: Kematian Saul (1Taw 10:1-14) B. Kenaikan Daud Menjadi Raja (1Taw 11:1-20:8) 1. Daud Mapan di Yerusalem; Pahlawan-pahlawannya (1Taw 11:1-12:40) 2. Tabut Perjanjian Dicari (1Taw 13:1-14) 3. Merdeka dari Gangguan Filistin (1Taw 14:1-17) 4. Tabut Perjanjian Dibawa ke Yerusalem (1Taw 15:1-16:43) 5. Nubuat Natan (1Taw 17:1-27) 6. Penaklukan dan Pengaturan (1Taw 18:1-17) 7. Kemenangan-kemenangan Atas Amon (1Taw 19:1-20:3) 8. Peperangan-peperangan Filistin (1Taw 20:4-8) C. Masa akhir Daud (1Taw 21:1-29:30) 1. Sensus (1Taw 21:1-30) 2. Persiapan-persiapan Bait Allah (1Taw 22:1-19) 3. Pengaturan Orang Lewi (1Taw 23:1-26:32) 4. Pengaturan Penduduk (1Taw 27:1-34) 5. Kata-kata Terakhir (1Taw 28:1-29:30)

Page 37 of 130

GARIS BESAR — II TAWARIKH I.

II.

MASA PEMERINTAHAN SALOMO (2TAW 1:1-9:31) A. Penobatan Salomo (2Taw 1:1-17) B. Bait Suci Salomo (2Taw 2:1-7:22) 1. Persiapan (2Taw 2:1-18) 2. Pembangunan (2Taw 3:1-4:22) 3. Penahbisan (2Taw 5:1-7:22) C. Kerajaan Salomo (2Taw 8:1-9:31) 1. Keberhasilan-keberhasilannya (2Taw 8:1-18) 2. Kemegahannya (2Taw 9:1-31) KERAJAAN YEHUDA (2TAW 10:1-36:23) A. Pembagian Kerajaan (2Taw 10:1-11:19) B. Para Pemimpin Yehuda (2Taw 12:1-36:16) 1. Rehabeam (2Taw 12:1-16) 2. Abia (2Taw 13:1-22) 3. Asa (2Taw 14:1-16:14) 4. Yosafat (2Taw 17:1-20:37) 5. Yoram (2Taw 21:1-20) 6. Ahazia (2Taw 22:1-9) 7. Atalya (2Taw 22:10-23:21) 8. Yoas (2Taw 24:1-27) 9. Amazia (2Taw 25:1-28) 10. Uzia (2Taw 26:1-23) 11. Yotam (2Taw 27:1-9) 12. Ahas (2Taw 28:1-27) 13. Hizkia (2Taw 29:1-32:33) 14. Manasye (2Taw 33:1-20) 15. Amon (2Taw 33:21-25) 16. Yosia (2Taw 34:1-35:27) 17. Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, Zedekia (2Taw 36:1-16) C. Pembuangan (2Taw 36:17-23)

Page 38 of 130

PENDAHULUAN — EZRA JUDUL Kitab Ezra, seperti halnya Kitab Rut, Ayub, Ester dan lain-lain, dinamakan menurut tokoh utamanya. Orang Yahudi menganggap kitab ini satu dengan Kitab Nehemia (bdg. Talmud, Teks Masoret, Yosefus), namun pengulangan Ezr 2 di dalam Neh 7 menunjukkan bahwa kedua kitab ini pada mulanya merupakan dua kitab yang berbeda. Di dalam LXX, Kitab Ezra dan Nehemia dinamakan Esdras B untuk membedakannya dengan kitab apkokrif Esdras A (yang berisi 2Taw 35:1 hingga seluruh Kitab Ezra, ditambah Neh 7:73-8:11*, dengan berbagai perbedaan dan tambahan).

TANGGAL PENULISAN DAN KEPENULISAN Sekalipun penulis kitab ini tidak disebutkan, dan narasi di dalamnya memakai kata ganti orang pertama dan ketiga, sangat mungkin Ezra sendirilah yang menulis kitab ini dengan memakai sejumlah ketetapan, surat dan daftar keturunan sebagai narasumber. Beberapa dokumen Babel memakai cara narasi semacam ini sehingga perubahan pemakaian kata ganti orang tidak merupakan petunjuk bahwa penulisnya berbeda. Juga kenyataan bahwa penulis menyebut dirinya sebagai "ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa" (Ezr 7:6) tidak bisa dipakai sebagai petunjuk bahwa Ezra bukan penulisnya (bdg. Bil 12:3). Karena Ezra hidup hingga zaman Nehemia (Neh 7:73-8:8; 12:36), dia memiliki cukup banyak waktu untuk menyelesaikan kitab ini di antara April 456 sM, pada saat rangkaian peristiwa di Ezr 10:17-44 terjadi, dan musim panas tahun 444 sM, pada saat Nehemia tiba di, Yerusalem dari istana Persia. Robert Dick Wilson (’ Ezra-Nehemiah," ISBE, II, 1083) mengemukakan bahwa bahasa Ibrani yang dipakai Ezra lebih mirip dengan yang dipakai dalam Daniel, Hagai dan Tawarikh daripada yang dipakai penulis Yesus bin Sirakh (sebuah kitab apokrif yang ditulis sekitar tahun 180 sM), dan bahwa bagian-bagian tertentu Kitab Ezra yang memakai bahasa Aram (Ezr 4:7-6:18; 7:12-26) sangat mirip dengan bahasa Aram dari papirus Elefan yang berasal dari abad kelima sM.

LATAR BELAKANG SEJARAH Kitab Ezra mencatat penggenapan janji Allah kepada bangsa Israel melalui Yeremia bahwa Dia akan membawa mereka kembali ke negeri mereka sesudah pembuangan selama tujuh puluh tahun. Melalui pertolongan dan perlindungan tiga orang raja Persia (Koresy, Darius dan Artahsasta) dan kepemimpinan tokoh-tokoh Yahudi yang perkasa seperti Zerubabel. Yosua, Hagai, Zakharia dan Ezra, pembangunan kembali Bait Suci dapat diselesaikan dan penyembahan yang benar di Yerusalem dapat dipulihkan. Enam pasal pertama meliput rangkaian peristiwa selama dua atau tiga tahun pertama pemerintahan Raja Koresy (538-530 sM) dan enam tahun pertama dari masa pemerintahan Raja Darius I (521-486 sM). Empat pasal yang terakhir (ditambah Ezr 4:7-23) mencatat rangkaian peristiwa selama bagian pertama masa pemerintahan Artahsasta I (464-423 sM). Raja Kambises (530522 sM) dan Smerdis (522 sM) tidak disebutkan, dan hanya satu ayat saja (Ezr 4:6) yang menyebut Raja Ahasyweros (486465 sM). Jadi, sekalipun delapan puluh tahun yang penting dari sejarah Persia di bawah dinasti Akhaemenes dijangkau oleh kitab Ezra, hampir tidak ada sebutan tentang delapan tabun pertama yang penting di antara tahun 515 sM dan 457 sM, ketika mana orang Persia melakukan dua usaha yang besar namun gagal untuk menaklukkan Yunani dan rangkaian peristiwa dalam Kitab Ester terjadi. Ketika adegan di dalam kitab ini dimulai, orang Yahudi baru saja menyaksikan jatuhnya kerajaan Neo-Babel yang mereka benci, pada tahun 539 sM, oleh Koresy raja Persia. Daniel baru saja diberi kedudukan terhormat oleh Darius orang Media yang ditugaskan oleh Koresy untuk memerintah wilayah Neo-Babel (Dan 5:30-6:2).

Page 39 of 130

GARIS BESAR — EZRA I.

II.

PARA TAWANAN KEMBALI DARI BABEL (EZR 1:1-2:70) A. Ketetapan Raja Koresy (Ezr 1:1-4) B. Persiapan untuk Mengadakan Perjalanan Pulang (Ezr 1:5-11) C. Orang-orang yang Kembali (Ezr 2:1-70) PEMBANGUNAN KEMBALI BAIT SUCI DIMULAI (EZR 3:1-4:24) A. Mezbah dan Dasar (Ezr 3:1-13) B. Perlawanan Terhadap Pembangunan (Ezr 4:1-24)

III.

PEMBANGUNAN DISELESAIKAN (EZR 5:1-6:22) A. Pekerjaan Pembangunan Dilanjutkan (Ezr 5:1-5) B. Surat Tatnai kepada Darius (Ezr 5:6-17) C. Ketetapan Koresy dan Darius (Ezr 6:1-12) D. Bait Suci Diselesaikan (Ezr 6:13-22)

IV.

PERJALANAN EZRA KE YERUSALEM (EZR 7:1-8:36) A. Ezra Diperkenalkan (Ezr 7:1-10) B. Surat Artahsasta kepada Ezra (Ezr 7:11-28) C. Perjalanan ke Yerusalem (Ezr 8:1-36)

V.

REFORMASI BESAR (EZR 9:1-10:44) A. Laporan yang Menyedihkan dan Doa Ezra (Ezr 9:1-15) B. Pernikahan Campuran Ditinggalkan (Ezr 10:1-17) C. Daftar Orang-orang yang Beristri Perempuan Asing (Ezr 10:18-44)

Page 40 of 130

PENDAHULUAN — NEHEMIA J U D U L. Seperti halnya Kitab Ezra, kitab ini judulnya juga disesuaikan dengan nama tokoh utamanya. Lihat pendahuluan Kitab Ezra untuk mengetahui lebih lanjut tentang hubungan antara kedua kitab ini dan hubungan kedua kitab ini dengan kitab apokrif Esdras A.

TANGGAL PENULISAN DAN KEPENULISAN Kenyataan bahwa seluruh narasi ditulis dalam bentuk orang pertama tunggal di banyak bagian merupakan bukti bahwa kitab ini ditulis oleh Nehemia sendiri. Di bagian-bagian yang menyebut Nehemia dengan memakai bentuk orang ketiga tunggal (Neh 8:8; 10:1; 12:26,47) dapat dijelaskan sesuai dengan kepenulisannya. Misalnya, Neh 12:26; 12:47, yang tampaknya mengacu balik kepada zaman Nehemia, dilakukan sebagai tindakan penyesuaian dengan zaman orang lain. Untuk tujuan keseragaman gaya penulisan, adalah lebih baik memakai kata ganti orang ketiga daripada mengatakan, "Pada zaman X dan pada zaman saya." Lagi pula, Nehemia mungkin sudah purna bakti sebagai gubernur dan di sini dia sedang mengenang masa pemerintahannya. Keberatan serius terhadap kesatuan kitab ini telah diutarakan oleh beberapa orang pakar karena penyebutan Yadua sebanyak dua kali di dalam satu pasal (Neh 12:11,22) sebagai buyut dari imam besar Elyasib dan sebagai Darius orang Persia (Neh 12:22). Berbagai argumen yang mendukung pandangan bahwa Yadua hidup mendekati akhir abad kelima sM dan yang mengidentifikasi Darius orang Persia sebagai Darius II (423-404 sM) dikemukakan pada tafsiran Neh 12:2. Kesesuaian sejarah dari kitab ini telah dibuktikan oleh penemuan kumpulan papirus dari Elefantin yang menyebut bahwa Yohanan (Neh 12:22,23) merupakan imam besar di Yerusalem dan putra-putra Sanbalat (musuh besar Nehemia) merupakan gubernur Samaria pada tahun 408 sM. Kita juga mengetahui Bari kumpulan papirus tersebut bahwa Nehemia sudah berhenti sebagai gubernur Yudea sebelum tahun tersebut, sebab Bagoas disebut sebagai memegang jabatan tersebut.

LATAR BELAKANG SEJARAH Artahsasta I, yang kepadanya Nehemia melayani sebagai juru minuman, adalah putra Ahasyweros yang menikahi Ester sebagai ratunya. Perayaan Purim (Est 9:20-32) diresmikan pada tanggal 8 Maret 473 sM, hanya delapan tahun sebelum Artahsasta I menjadi raja. Pada musim semi tahun 457 sM, Ezra memimpin sebuah ekspedisi orang Yahudi kembali ke Yerusalem dengan restu Artahsasta; dan pada musim semi berikutnya dia sudah menyelesaikan pengujian orang-orang Yudea yang menikahi perempuan asing (lih. tafsiran-tafsiran Ezr 10). Salah satu hasil sampingan dari kebangunan rohani di bawah Ezra rupanya adalah usaha di pihak orang Yahudi untuk membangun kembali tembok Yerusalem. Kejadian ini menimbulkan amarah Rehum dan Simsai yang menulis sebuah surat tuduhan kepada Artahsasta (Ezr 4:7-16). Raja memerintahkan untuk menghentikan pekerjaan itu hingga dikeluarkan ketetapan lain (Ezr 4:21). Sesudah Rehum dan Simsai menerima keputusan tersebut dari sang raja mereka langsung bergegas menuju ke Yerusalem dan "dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan" pekerjaan mereka, mungkin dengan merobohkan kembali tembok yang telah mulai dibangun dan membakar pintu-pintu gerbang (Ezr 4:23; Neh 1:3). Berita tentang malapetaka inilah yang mengejutkan Nehemia dan membuatnya berlutut di hadapan Allah.

Page 41 of 130

Kitab Nehemia meliput jangka waktu sekitar paling sedikit dua puluh tahun dari Desember 445 sM hingga 425 sM pada saat Nehemia meninggalkan Babel untuk membersihkan Yerusalem dan seluruh provinsi itu dari berbagai kejahatan yang merajalela sejak ditinggalkan olehnya pada tahun 432 sM. Karier Ezra dan Nehemia bertumpang tindih, sebagaimana dapat dilihat dari Neh 7:73-8:8; 12:26. Sangat mungkin bahwa Maleakhi bernubuat pada zaman Nehemia menjadi gubernur, sebab banyak kejahatan yang dikecam olehnya dijumpai menonjol di dalam Kitab Nehemia. Akhirnya harus dikemukakan bahwa tidak ada bagian dalam Kitab Perjanjian Lama yang lebih hebat memberi kita dorongan untuk mengabdi serta semangat yang kuat untuk melakukan pekerjaan Tuhan daripada Kitab Nehemia. Teladan dari kerinduan Nehemia pada kebenaran Firman Allah, apa pun harga atau akibatnya, merupakan teladan yang sangat dibutuhkan saat ini. Kiranya studi yang disertai doa atas kitab ini membuat makin banyak umat Allah "tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus."

Page 42 of 130

GARIS BESAR — NEHEMIA I.

II.

NEHEMIA TIBA DI YERUSALEM (NEH 1:1-2:20) A. Berita Menyedihkan dari Yerusalem dan Doa Nehemia (Neh 1:1-11). B. Permohonan Nehemia Dikabulkan (Neh 2:1-8). C. Survei Nehemia Atas Tembok-tembok dan Laporannya (Neh 2:9-20). PEMBANGUNAN TEMBOK (NEH 3:1-6:19). A. Para Pekerja dan Tugas-tugas Mereka (Neh 3:1-32). B. Perlawanan dari Musuh (Neh 4:1-23) C. Aneka Pembaharuan yang Dilakukan Nehemia Selaku Gubernur (Neh 5:1-19). D. Pembangunan Tembok Selesai Sekalipun Ada Sejumlah Intrik (Neh 6:1-7:4).

III.

ANEKA PEMBAHARUAN SIPIL DAN RELIGIUS DI YERUSALEM (NEH 7:5-10:39). A. Daftar Orang Yahudi yang Kembali Bersama Zerubabel (Neh 7:5-73). B. Pembacaan Hukum Allah dan Ketaatan pada Hukum Allah (Neh 7:73-8:17). C. Sebuah Pengakuan Umum dan Perjanjian (Neh 9:1-10:39).

IV. V.

DAFTAR PENDUDUK (NEH 11:1-12:26). PENAHBISAN TEMBOK DAN PENGATURAN PELAYANAN BAIT ALLAH (NEH 12:2747). ANEKA PEMBAHARUAN TERAKHIR NEHEMIA (NEH 13:1-30).

VI.

Page 43 of 130

PENDAHULUAN — ESTER JUDUL Judul kitab ini disesuaikan dengan nama tokoh utamanya, Ester. Nama ini merupakan sebuah nama Persia yang artinya Bintang. Nama Ibraninya adalah Hadasa, Bunga Pacar Belanda (lih. Est 2:7).

TANGGAL PENULISAN DAN KEPENULISAN. Dapat dipastikan bahwa kitab ini ditulis sesudah 465 sM sebab masa pemerintahan Ahasyweros (486465 sM) diungkapkan dengan memakai istilah dalam bentuk waktu lampau (Est 10:2). Namun penulis kitab ini menunjukkan pengetahuan yang sangat mendalam mengenai masa pemerintahan raja tersebut serta perabotan di dalam istana di Susan (yang musnah akibat kebakaran pada sekitar tahun 535 sM) sehingga tidak mungkin kitab ini ditulis sesudah masa pemerintahan Artahsasta I (464-424 sM). Sekalipun Yosefus menduga bahwa yang menulis kitab ini adalah Mordekhai, tampaknya Est 10:2,3 menutup kemungkinan tersebut. Sekalipun demikian, penulis kitab ini pastilah seorang Yahudi yang tinggal di Persia pada saat terjadinya rangkaian peristiwa yang dikisahkan di dalam kitab ini dan yang boleh membaca catatan resmi dari para raja Media dan Persia (Est 2:23; 9:20; 10:2). Sejumlah istilah dan nama Persia murni muncul di dalam kitab ini, dan gaya Ibraninya sangat mirip dengan gaya yang terdapat di dalam Kitab Ezra, Nehemia dan Tawarikh.

KESESUAIAN SEJARAH DAN TUJUAN PENULISAN. Sekalipun telah diajukan sejumlah keberatan terhadap kesesuaian sejarah dari kitab ini, kisah yang dikemukakan di dalamnya sangat masuk akal sehingga mungkin kejadiannya adalah pada masa pemerintahan Ahasyweros. Pernyataan tentang jangkauan kekuasaan Ahasyweros (Est 1:1; 8:9) sesuai dengan pernyataan sejarah yang dikemukakan oleh Herodotus (Histories, 3.97, 98; 7.0), dan fakta itu tidak cocok untuk raja Persia lainnya. Perayaan besar yang diadakan pada tahun ketiga pemerintahan Ahasyweros (Est 1:3) sesuai dengan tanggal yang dikemukakan Herodotus (7.8) sebagai saat sang raja Persia membuat rencana untuk mengirim pasukan ke Yunani. Gambaran mengenai istananya (Est 1:6) telah dibenarkan oleh penemuan arkeologi. Pengambilan seorang istri baru dalam tahun ketujuh pemerintahannya (Est 2:16) sesuai dengan gambaran Herodotus tentang perhatian baru sang raja terhadap haremnya sesudah serangan ke Yunani gagal total (9.108, 109). Perayaan Purim yang disebut dalam 2 Makabe 15:36 sebagai dilaksanakan pada tahun 160 sM tidak mungkin diadakan tanpa alasan tertentu. Penjelasan yang paling masuk akal ialah bahwa perayaan tersebut dilaksanakan sebagai peringatan akan rangkaian peristiwa yang dikisahkan dalam kitab ini. Orang-orang Yahudi senantiasa menerima kitab ini sebagai kitab kanonik. Bila kita memperhatikan tujuan dari penulisan kitab ini, langsung timbul pertanyaan mengapa tidak ada sebutan tentang doa, ibadah, Yerusalem dan Bait Allah serta nama Allah, kecuali sedikit petunjuk tentang doa dan pemeliharaan ilahi (Est 4:14; 4:16; 9:31). Ada yang mengemukakan pendapat bahwa pada masa itu terlalu berbahaya untuk menyembah Yehova secara terbuka sehingga semua sebutan yang berkenaan dengan Dia secara cermat ditiadakan. Akan tetapi pandangan semacam ini menunjukkan adanya pemahaman yang rendah mengenai pengilhaman Alkitab. Tampaknya lebih tepat untuk berkesimpulan bahwa "karena orang Yahudi, katakanlah, tidak lagi berada di dalam garis teokrasi, maka Nama Allah Perjanjian tidak lagi dikaitkan dengan mereka. Jadi, Kitab Ester ini ditulis untuk menunjukkan bagaimana Pengaturan Ilahi mengatasi segala sesuatu, bahkan di negeri yang jauh dan asing sekalipun umat Allah tetap berada dalam tangan Allah. Tetapi karena mereka berada di negeri jauh ini dan bukan di Tanah Perjanjian maka Nama-Nya tidak disebutkan" (Edward J. Young, An Introduction to the Old Testament, hlm. 349).

Page 44 of 130

LATAR BELAKANG SEJARAH. Sejak 722 sM, suku-suku Israel utara dipindahkan sebagai tawanan ke, antara lain, "kota-kota orang Media" (2Raj 17:6). Selanjutnya, sesudah Babel ditaklukkan oleh Koresy pada tahun 539 sM, sebagian orang Yahudi yang telah dibawa ke label oleh I Nebukadnezar mungkin berpindah ke arah timur menuju ke Susan dan kota-kota lain di Medo-Persia, seperti yang dilakukan oleh Mordekhai (Est 2:5,6). Namun dari jutaan orang Yahudi yang terserak di seluruh wilayah Timur Dekat, hanya sekitar 50.000 orang yang memilih untuk kembali ke Tanah Perjanjian bersama Zerubabel dan Yesua pada tahun 536 sM (Ezr 2:64-67). Menurut Ezr 6:15, Bait Suci yang kedua selesai dibangun pada tahun 515 sM pada tahun keenam pemerintahan Raja Darius I. Baru tiga puluh dua tabun kemudian, Ahasyweros, putra Darius I, mengadakan "perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya" (Est 1:3). Rangkaian peristiwa yang dikisahkan kitab ini meliputi periode sepuluh tahun sejak perjamuan tersebut (thn. 483 sM) hingga perayaan Purim (thn. 473 sM). Enam belas tahun sesudah perayaan Purim yang,, pertama, Ezra membawa rombongannya kembali ke Yerusalem (Ezr 7:9). Jadi, rangkaian peristiwa di dalam kitab ini cocok di antara pasal enam dan tujuh dari Kitab Ezra.

Page 45 of 130

GARIS BESAR — ESTER

I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX.

RATU WASTI DICERAIKAN (EST 1:1-22). ESTER DIJADIKAN RATU (EST 2:1-23). MUSLIHAT HAMAN MEMUSNAHKAN ORANG YAHUDI (EST 3:1-15). KEPUTUSAN ESTER (EST 4:1-17). PERJAMUAN PERTAMA ESTER (EST 5:1-14). HAMAN DIRENDAHKAN DI HADAPAN MORDEKHAI (EST 6:1-14). PERJAMUAN KEDUA ESTER (EST 7:1-10). KETETAPAN TANDINGAN DARI MORDEKHAI (EST 8:1-17). ORANG YAHUDI MENANG, DAN PURIM DILEMBAGAKAN (EST 9:1-10:3).

Page 46 of 130

PENDAHULUAN — AYUB JUDUL Nama dari kitab ini maupun tokoh utamanya, iyyob muncul di dalam naskah-naskah non-alkitabiah sejak tahun 2000 sM. Judul Ayub ini diambil dari versi Vulgata yang berbahasa Latin.

JENIS PENULISAN Inti dari kitab ini adalah puisi, yang disusun bagaikan sebuah permata di antara pendahuluan dan penutup yang berupa prosa epik. Struktur A B A semacam itu sering dijumpai di dalam naskahnaskah kuno. Sebagai contoh, Hamurabi menempatkan hukum-hukumnya di antara sebuah pendahuluan dan penutup berupa puisi. Sebuah karya sastra Mesir, The Eloguent Peasant, berisi sembilan buah protes sang petani yang berbentuk semi puisi di antara pendahuluan dan penutup berbentuk prosa. Bersama dengan Amsal, Pengkhotbah dan di dalam beberapa hal tertentu, Kidung Agung, Ayub tergolong jenis sastra Hikmat (hokma), yaitu jenis penulisan yang banyak contohnya dengan aneka bentuk dalam sastra Timur Dekat. Di dalam kanon Perjanjian Lama, sumbangan khas dari kitab-kitab sastra Hikmat ialah uraian kitab-kitab tersebut tentang relevansi penyataan perjanjian pokok melalui Musa dengan isu-isu besar kehidupan manusia di dalam dunia ini, lebih khusus lagi, isu-isu kehidupan manusia terlepas dari konteks teokratis sejarah Israel yang khas itu. Terdapat banyak kesamaan formal di antara Kitab Ayub ini dengan berbagai tulisan sastra Hikmat non-alkitabiah; misalnya, gaya dialog dan berbagai pokok pembahasan seperti masalah penderitaan dan keinginan untuk mati. Sekalipun demikian, ajaran yang hakiki dari Kitab Ayub sama sekali berbeda dengan sastra Hikmat nonalkitabiah sebab Kitab Ayub menyajikan pesan khusus tentang penyataan penebusan, hikmat Allah yang menjadikan hikmat manusia itu kebodohan. Bahkan struktur penulisannya, jika dipandang secara menyeluruh, merupakan struktur yang unik-sebuah karya agung yang diakui secara universal. Terkait erat dengan bentuk penulisan ialah masalah kesesuaian dengan sejarah. Ayub jelas merupakan tokoh sejarah (bdg Yeh 14:14,20; Yak 5:11), dan apa yang dialami olehnya pada dasarnya adalah sebagaimana yang dikisahkan di dalam kitab ini. Sekalipun demikian, puisi yang indah dalam beberapa bagian telah mendorong adanya kesepakatan umum untuk menyimpulkan bahwa laporan kisah pengalaman Ayub itu tidak bersifat harfiah, tetapi tulisan bebas. Lagi pula, gaya epik semi puitis dari pendahuluan dan penutup (dengan susunan bait dan pengulangannya), walaupun tidak berarti bahwa narasi ini harus dianggap sebagai legenda, menunjukkan kemungkinan bahwa sejumlah rincian dibahas secara kiasan dengan bebas.

KEPENULISAN DAN TANGGAL PENULISAN Pembahasan mengenai kepenulisan Kitab Ayub oleh sebagian besar kritikus modem diperumit oleh keraguan mereka tentang kesatuan kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Bukti-bukti yang ada bukan terutama dari luar kitab ini, sebab sekalipun teks LXX tentang Ayub lebih pendek sekitar seperlima dari teks Masoret, bagian-bagian yang dihilangkan jelas tidak penting. Bagian-bagian yang secara luas dianggap sebagai tambahan terhadap karya asli adalah bagian pendahuluan dan penutup, syair tentang hikmat (ps. 28), bahan dari Elihu (ps. 32-37) dan bagian atau seluruh wejangan Tuhan (ps. 38-41). Demikian pula pasal Ayb 24; 25; 26; 27 dianggap sangat rancu. Sekalipun demikian, pembelaan yang kuat terhadap integritas dari teks yang ada pada kita saat ini terdapat dalam kesatuan struktural yang mengagumkan dari keseluruhan dan aneka ragam hubungan timbal balik di antara semua bagiannya.

Page 47 of 130

Masalah tanggal penulisan telah memperoleh berbagai jawaban yang menunjukkan bahwa tanggal penulisan yang tepat sulit untuk diketahui. Tanggal penulisan kitab ini jangan dikacaukan dengan tanggal terjadinya peristiwa yang dikisahkan. Tokoh Ayub rupanya hidup pada awal zaman leluhur Israel. Dapat dilihat, misalnya, lamanya hidup Ayub dan juga banyaknya pelaksanaan agama yang sejati (sebagaimana ditandai dengan sejumlah penyataan adikodrati) di luar batas-batas perjanjian dengan Abraham serta aneka perkembangan ekonomi dan politik masa dini di dalam kitab ini. Jadi, pertanyaan mengenai tanggal penulisan kitab ini adalah: Berapa lamakah’kisah tentang Ayub itu dikisahkan-baik secara lisan atau setidak-tidaknya sebagian secara tertulis-sebelum seorang penulis Israel yang tidak diketahui namanya, dengan ilham ilahi, mengubah tradisi tersebut menjadi Kitab Ayub yang kanonik. Sebagian besar kritikus yang negatif memilih tanggal zaman Pembuangan atau pasca-Pembuangan. Kesimpulan ini dipengaruhi oleh cara mereka menafsirkan keterikatan di antara Ayub, Yesaya dan Yeremia-serta oleh tanggal yang mereka berikan untuk penulisan sejumlah bagian dari Kitab Yesaya. Tanggal yang paling ekstrem (abad ke-2 sM) tampaknya tidak mungkin sebab bertentangan sekali dengan fragmen-fragmen naskah Kitab Ayub yang ditemukan di antara temuan di Laut Mati, khususnya fragmen dalam naskah berbahasa Ibrani kuno. Kemegahan dan spontanitas kitab ini dan penciptaan ulangnya yang sangat tegas akan berbagai sentimen manusia yang berada pada awal dalam perkembangan penyataan ilahi menunjuk’ kepada permulaan zaman praPembuangan, yaitu zaman sebelum adanya sumbangan doktrin, khususnya eskatologi, dari para nabi. Banyak pakar konservatif memilih sebuah tanggal pada zaman Salomo, yaitu pada zaman Sastra Hikmat Alkitabiah (bdg. misalnya kemiripan-kemiripan di antara kitab ini dengan Mzm 88; 89 yang berasal dari zaman Salomo; bdg. 1Raj 4:31).

TEMA Dengan perantaraan masalah teodise, Kitab Ayub mengumandangkan kembali tuntutan religius yang pokok dari Perjanjian. Kitab ini meminta manusia untuk menyerahkan diri tanpa syarat kepada Tuhan. Dan cara dari Perjanjian ini, yaitu penyerahan diri kepada Sang Pencipta yang transenden dan tidak terpahami ini sama dengan jalan hikmat. Karena itu, Kitab Ayub memberikan kepada Gereja kesaksian yang tepat tentang penyataan penebusan di hadapan berbagai aliran hikmat dunia.

Page 48 of 130

GARIS BESAR — AYUB

.I

.II

.III

.IV .V

MALAPETAKA HIKMAT AYUB DICOBAI (AYB 1:1-2:10) A. Hikmat Ayub Diutarakan (Ayb 1:1-5) B. Hikmat Ayub Disangkal dan Diperagakan (Ayb 1:6-2:10) 1. Permusuhan oleh Iblis (Ayb 1:6-12) 2. Integritas Ayub (Ayb 1:13-22) 3. Kegigihan Iblis (Ayb 2:1-6) 4. Kesabaran Ayub ( Ayb 2:7-10) KELUHAN: JALAN HIKMAT HILANG (AYB 2:11-3:26) A. Kedatangan Orang-orang Berhikmat (Ayb 2:11-13) B. Ketidaksabaran Ayub (Ayb 3:1-26) PENGHAKIMAN: JALAN HIKMAT DIBUAT KABUR DAN DIJELASKAN (AYB 4:141:34) A. Keputusan-keputusan Manusia (Ayb 4:1-37:24) 1. Putaran Pertama Perdebatan (Ayb 4:1-14:22) a. Kata-kata Nasihat Pertama dari Elifas (Ayb 4:1-5:27) b. Jawaban Ayub kepada Elifas (Ayb 6:1-7:21) c. Kata-kata Nasihat Pertama dari Bildad (Ayb 8:1-22) d. Jawaban Ayub kepada Bildad (Ayb 9:1-10:22) e. Kata-kata Nasihat Pertama dari Zofar (Ayb 11:1-20) f. Jawaban Ayub kepada Zofar (Ayb 12:1-14:22) 2. Putaran Kedua Perdebatan (Ayb 15:1-21:34) a. Kata-kata Nasihat Kedua dari Elifas (Ayb 15:1-35) b. Jawaban Kedua Ayub kepada Elifas (Ayb 16:1-17:16) c. Kata-kata Nasihat Kedua dari Bildad (Ayb 18:1-21) d. Jawaban Kedua Ayub kepada Bildad (Ayb 19:1-29) e. Kata-kata Nasihat Kedua dari Zofar (Ayb 20:1-29) f. Jawaban Ayub kepada Zofar (Ayb 21:1-34) 3. Putaran Ketiga Perdebatan (Ayb 22:1-31:40) a. Kata-kata Nasihat Ketiga dari Elifas (Ayb 22:1-30) b. Jawaban Ketiga Ayub kepada Elifas (Ayb 23:1-24:25) c. Kata-kata Nasihat Ketiga dari Bildad (Ayb 25:1-6) d. Jawaban Ketiga Ayub kepada Bildad (Ayb 26:1-14) e. Pengajaran Ayub kepada Rekan-rekan yang Membisu (Ayb 27:1-28:28) f. Protes Terakhir Ayub (Ayb 29:1-31:40) B. Suara Allah (#/TB Ayb 38:1-41:34) 1. Tantangan Ilahi (Ayb 38:1-40:2) 2. Ayub Menyerah (Ayb 40:3-5) 3. Tantangan Ilahi Diulangi (Ayb 40:6-41:34) PENGAKUAN DOSA: MAN HIKMAT DIPEROLEH KEMBALI (AYB 42:1-6) PEMULIHAN: KEMENANGAN HIKMAT AYUB (AYB 42:7-17) A. Hikmat Ayub Dibenarkan (Ayb 42:7-9) B. Hikmat Ayub Diberkati (Ayb 42:10-17)

Page 49 of 130

PENDAHULUAN — MAZMUR SIFAT Di antara kitab-kitab kuno, tidak ada kitab yang demikian menarik hati manusia seperti Kitab Mazmur ini. Di dalam Alkitab tidak ada kitab lain yang berisi pengalaman religius yang demikian beragam seperti di dalam kitab ini. Di sini iman bangsa Israel terungkap dengan jelas, sebab Israel mengetahui kebenaran penyataan ilahi dari pengalaman. Di dalam berbagai Mazmur, pemahaman Israel tentang masa lalu dipadukan dengan penyembahan sehingga menjadi abadi. Pengalaman pribadi di sini dikaitkan dengan kehidupan bersama bangsa Israel. Oleh karena itu, di dalam Kitab Mazmur terdapat unsur universal yang hanya bisa muncul dari ekspresi gabungan berbagai pengalaman rohani manusia dalam banyak periode sejarah dan dalam berbagai situasi kehidupan. Setiap orang didorong oleh keinginannya untuk memberikan tanggapan kepada Allah yang hidup. Mereka semua dipersatukan oleh keinginan hati mereka untuk menanggapi dengan memakai perasaan terdalam mereka. Setiap jenis pengalaman religius tercermin di dalam ujian hidup sehari-hari dan diproyeksikan ke dalam hidup orang percaya masa kini. Dengan demikian di dalam setiap Mazmur terdapat suatu keabadian yang menjadikan kitab ini senantiasa dapat dikenakan kepada setiap zaman di dalam sejarah. Istilah "Mazmur" berasal dari LXX yang memakai nama Psalmoi, untuk kumpulan kidung ini. Salah satu naskah Alkitab yang utama, Codex Alexandrinus, menambahkan sebutan "Pemazmur" dengan memakai istilah Yunani Psalterion. Sekalipun demikian, Alkitab berbahasa Ibrani menyebutkan kitab ini dengan nama Tehillîm, yang artinya "Puji-pujian." Di dalam sastra para rabi istilah ini kemudian diambil alih menjadi Séper Tehillîm yang artinya "Kitab Puji-pujian." Akar kata dari istilah Ibrani dan Yunani itu berarti memainkan alat musik. Seiring dengan waktu istilah tersebut menjadi berarti bernyanyi dengan iringan alat musik, sebuah ciri dalam ibadah Israel yang dipopulerkan dengan menyanyikan lagu-lagu kaum Lewi. Banyak Mazmur memberikan bukti bahwa Mazmur tersebut dipakai oleh paduan suara dan para peserta ibadah sebagai lagu pujian sedangkan yang lain tidak demikian. Akan tetapi, seluruh kumpulan Mazmur ini mengungkapkan kerinduan yang terdalam dan penuh semangat dari Israel secara keseluruhan untuk beribadah di hadapan Allah.

JUDUL DAN KEPENULISAN Salah satu hal pertama yang tampak ketika membaca kitab ini ialah bahwa setiap Mazmur mempunyai judul sendiri. Bagaimana judul-judul itu bisa ditafsirkan dengan tepat merupakan persoalan paling sulit di dalam kitab ini. Kadang-kadang, penulisnya yang ditekankan pada judulnya, sedang kali yang lain hubungan yang ditekankan. Alasan penggubahan sebuah Mazmur kadang-kadang juga dikemukakan. Judul-judul tertentu mengacu kepada pemakaian Mazmur tersebut di dalam ibadah umum. Judul-judul yang lain menunjukkan hasil yang diinginkan dari permainan alat musik tertentu. Yang lain lagi melukiskan sifat dasar dari Mazmur tersebut seperti; 1) Sebuah kidung untuk dinyanyikan dengan bantuan alat musik (mizmor), 2) Sebuah nyanyian (shir), 3) Lagu kebangsaan (maskil) atau 4) Sebuah ratapan (mittam). Semua Mazmur kecuali tiga puluh empat di antaranya memiliki semacam judul yang ditulis di atas Mazmur tersebut. Ketiga puluh empat Mazmur pertama judul disebut sebagai "anak-anak yatim piatu" Yahudi. Di antara Mazmur-mazmur yang berjudul, tujuh puluh tiga memakai nama ie Dawid yang pada umumnya diterjemahkan sebagai Mazmur Daud. Sekalipun demikian, istilah tersebut mungkin juga berarti "milik Daud," "berkaitan dengan Daud," "tentang Daud," "untuk Daud," "dipersembahkan kepada Daud," "dengan gaya Daud," atau "oleh Daud." Judul-judul tersebut tidak selalu menunjukkan penulis Mazmur itu, entah yang mengacu kepada Daud atau kepada yang lainnya. LXX menambahkan nama Daud untuk lima belas Mazmur yang tidak disebut demikian di dalam naskah

Page 50 of 130

Ibrani aslinya. Di samping itu ada tujuh puluh tiga Mazmur yang menyebut Daud (delapan puluh delapan di dalam LXX), dua belas dikaitkan dengan Asaf, dua belas dengan bani Korah, dua dengan Salomo, satu dengan Etan dan satu dengan Musa. Sekalipun judul-judul tersebut tidak termasuk di dalam naskah asli, judul-judul itu didasarkan pada tradisi yang cukup kuno. Suatu perbandingan antara Naskah Masoret dengan LXX menunjukkan bahwa judul-judul tersebut sudah ada sebelum terjemahan LXX sebab sejumlah petunjuk tentang musik sudah tidak bisa dimengerti oleh para penerjemah LXX dan judul-judul tersebut tidak menjadi baku. Sekalipun judul-judul di atas itu bukan merupakan bagian dari naskah asli, judul-judul itu layak untuk dipertimbangkan sebab menunjukkan usaha pertama manusia untuk menulis sebuah pengantar untuk Kitab Mazmur.

STRUKTUR. Sekalipun Kitab Mazmur tampaknya tidak memiliki perencanaan, itu tidak berarti bahwa mazmurmazmur yang tercantum di dalamnya tidak disusun secara pasti. Sekalipun pokok pembahasannya tidak teratur, sistem pengaturan yang diikutinya jauh lebih jelas. Kitab ini dibagi menjadi lima bagian yang terdiri atas kumpulan sejumlah mazmur. Menurut Midrash on the Psalms, sebuah tafsir Mazmur Yahudi kuno, pembagian menjadi lima jilid dibuat sesuai dengan kelima Kitab Taurat. Jadi mungkin para penyusun kitab ini sejak semula memiliki maksud untuk memparalelkan lima tanggapan umat ini dengan lima Panggilan Allah. Bukti berikutnya tentang adanya sebuah rencana adalah kehadiran sebuah kidung pujian pada akhir dari masing-masing kelima jilid itu. Mzm 41; 72; 89; 106; 150 berisi kidung pujian untuk setiap jilid, sedangkan pasal Mzm 1 merupakan pengantar umum kepada mazmur lainnya. Mzm 2; 42; 73; 90; 107 merupakan pengantar kepada masing-masing jilid. Pengaturan yang cermat ini merupakan bukti bahwa edisi final dari kitab ini dirancang untuk sesuai dengan skema ibadah Yahudi. Terdapat hubungan yang menakjubkan di antara empat Kitab Taurat pertama dengan empat jilid pertama Kitab Mazmur. Karena seorang penganut Yudaisme Palestina menyelesaikan pembacaan Taurat setiap tiga tahun, sangat mungkin bahwa penggunaan Mazmur dijadwalkan untuk sesuai dengan hal tersebut. Menurut tradisi kuno, tampaknya delapan bagian dari Taurat diperuntukkan bagi hari-hari Sabat sepanjang dua bulan bersamaan dengan bagian-bagian yang cocok dari kitab para nabi. N. H. Snaith (Hymns of the Temple, hlm. 18) menunjukkan bahwa serangkaian mazmur mungkin dipakai dengan cara serupa itu. Menurut perhitungannya pembacaan Kitab Keluaran diawali pada hari Sabat ke empat puluh dua, pembacaan Kitab Imamat selesai dibaca pada hari Sabat ke tujuh puluh tiga, Kitab Bilangan pada hari Sabat ke sembilan puluh dan Kitab Ulangan pada hari Sabat yang ke seratus tujuh belas. Hari-hari Sabat ini sesuai persis dengan setiap pasal pertama dalam setiap jilid Kitab Mazmur. Tidak ada mazmur yang bisa lebih cocok daripada Mzm 1 untuk mempersiapkan tiga tahun "merenungkan Taurat" yang akan datang. Mzm 23, misalnya, akan mendampingi pembacaan kisah Yakub di Betel.

PENGUMPULAN DAN PERTUMBUHANNYA. Pengaturan mazmur yang ada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses pertumbuhan. Jauh sebelum kitab ini terbentuk seperti sekarang, sudah ada kumpulan-kumpulan mazmur yang lebih kecil. Secara bertahap, kumpulan-kumpulan yang lebih kecil ini dijadikan satu. Di dalam pengelompokan menjadi lima jilid sekarang, ikatan kelompok yang lebih kecil masih kelihatan. Selain kumpulan mazmur Daud, ada sejumlah mazmur yang dikaitkan dengan bani Korah dan Asaf. Pada Mzm 72:20 dinyatakan bahwa, "Sekianlah doa-doa Daud bin Isai," sekalipun masih ada mazmur-mazmur Daud lainnya sesudah itu. Kumpulan-kumpulan lebih kecil lainnya termasuk Mazmur Ziarah dan Mazmur Haleluya. Berbagai bagian tertentu juga menunjukkan kecenderungan

Page 51 of 130

yang jelas untuk memakai kata Yahweh atau Elohim, yang menunjukkan keberadaan kata-kata itu sejak semula pada kumpulan-kumpulan khusus. Kumpulan-kumpulan berikut mungkin sekali sudah beredar secara terpisah sebelum kemudian dipersatukan: Mzm 3:1-41:13. Sebuah kumpulan mazmur Daud dengan kidung pujian dan kecenderungan untuk memakai nama Yahweh (272 kali pemakaian nama ini dibandingkan dengan 15 kali pemakaian nama Elohim). Mzm 51:1-72:20. Sebuah kumpulan mazmur Daud dengan kidung pujian dan kecenderungan untuk memakai nama Elohim (208 kali pemakaian nama ini dibandingkan dengan 48 kali pemakaian nama Yahweh). Mzm 50; 73:1-83:18. Kumpulan mazmur perserikatan bani Lewi yang dikaitkan dengan Asaf. Mzm 42:1-49:20. Kumpulan mazmur serikat bani Lewi yang dikaitkan dengan bani Korah. Mzm 90:1-99:9. Mazmur-mazmur Sabat yang dikaitkan secara erat dengan ibadah Sabat. Mzm 113:1-118:29. Mazmur-mazmur Halel dari Mesir, dikaitkan dengan ibadah pada Perayaan Paskah (bdg. Mzm 136). Mzm 120:1-134:3. Nyanyian Ziarah yang mungkin dikidungkan oleh para peziarah ketika berziarah menuju ke Bait Allah. Mzm 146:1-150:6. Mazmur haleluya yang dinyanyikan pada perayaan-perayaan. T. H. Robinson (The Poetry of the Old Testament) dan lain-lain menunjukkan bahwa sebelum menjadi lima kelompok, kitab ini terdiri dari tiga kelompok. Ketiga kelompok ini, 1-41-42-89-90-150, mungkin telah dibagi lagi menjadi bentuk yang sekarang untuk disesuaikan dengan pembagian Kitab Taurat. Terlepas dari apakah teori ini bisa dibuktikan atau tidak, pemahaman yang benar tentang.sifat susunan Kitab Mazmur ini penting. Melalui proses bertahap berupa pengumpulan, penyusunan kembali dan perbaikan, Allah memelihara harta ini, yaitu tanggapan Israel atas penyataan diri-Nya.

PENANGGALAN. Sistem penanggalan yang tepat untuk Kitab Mazmur tidak mungkin dibuat. Orang-orang yang bertanggung jawab atas edisi terakhir Kitab Mazmur dan juga para pengumpul sebelumnya, berusaha untuk menyediakan sebuah kitab nyanyian bagi angkatan mereka sendiri. Pada saat-saat mengalami tekanan dan kesulitan, mereka berusaha menghidupkan kembali semangat masa lalu untuk mencukupi kebutuhan zaman mereka. Proses perbaikan dan penyesuaian membuat banyak mazmur kelihatan lebih baru daripada bentuk aslinya. N. H. Snaith (Twentieth Century Bible Commentary, hlm. 285) mengatakan, "Sedikit Mazmur kalau tidak ditulis sebelum masa pembuangan tentu seluruhnya ditulis sesudah masa pembuangan. Sejumlah mazmur mungkin mengandung unsur-unsur yang berbeda waktu lebih dari seribu tahun." Sejumlah pakar mengikuti pendapat Duhm dan mengatakan bahwa sebagian besar mazmur digubah pada zaman Makabe. Sekalipun demikian, arus masa kini di kalangan pakar seperti Gunkel, Snaith, Patterson, Oesterley dan lain-lain cenderung menyebutkan tanggal yang lebih dini. Frasa, "Buku Doa dan Puji-pujian Bait Allah Yang Kedua," bisa tetap berlaku untuk seluruh kumpulan sebab penyuntingan terakhir dilaksanakan sesudah masa pembuangan. Akan tetapi banyak Mazmur berasal dari zaman sebelum pembuangan, dengan sejumlah unsur yang asal-usulnya adalah pada masa pra-Daud. Pengenalan akan bahan yang dini dan yang kemudian ini menjadikan Kitab Mazmur malah lebih berharga sebagai catatan tentang seluruh sejarah tanggapan Israel kepada Allah selaku Umat Pilihan-Nya.

Page 52 of 130

Sekalipun penting untuk mengetahui latar belakang sejarah dan tanggal yang tepat dari suatu nas waktu menafsir, hal itu tidak terlalu merupakan keharusan ketika menafsirkan Mazmur dibandingkan dengan nas Perjanjian Lama lainnya. Karena universalitas kebenaran yang terdapat di dalamnya, kitab ini tidak terlalu perlu memperhatikan latar belakang sejarah itu. Pesan-pesannya yang tidak tergantung waktu menjadikannya bisa digunakan pada zaman pra-pembuangan, pasca-pembuangan dan pada zaman kita. Sekalipun demikian, keabadian ini jangan membuat kita tidak berusaha untuk mengetahui latar belakang ketika mazmur tertentu digubah sejauh hal itu dimungkinkan. Gaya penulisan, sebutansebutan pada peristiwa sejarah tertentu, bahasa yang dipakai, pemikiran-pemikiran teologis yang terungkap dan bukti-bukti di dalam nas lainnya tetap harus dipelajari, sebab setiap nas menjadi makin hidup jika latar belakang itu dipahami secara benar. Sekalipun keadaan makin hidup itu sangat diperlukan, sikap dogmatis dalam menyebutkan penulis, tanggal serta situasi waktu penulisan tidak pada tempatnya sebab setiap pesan kitab ini bersifat abadi. Harus diingat bahwa sejarah memiliki cara untuk berulang berkali-kali.

BENTUK SYAIR. Orang Ibrani telah mewariskan kepada dunia sebuah bentuk pengungkapan syair yang sederhana dan kekanak-kanakan. Ungkapan berbentuk syair itu lebih berasal dari hati ketimbang dari keinginan untuk mengungkapkannya dengan keindahan seni. Karena bahasa Ibrani adalah bahasa bergambar, setiap kata yang dipakai itu jelas dan gamblang. Akar-akar kata kerjanya menggambarkan tindakan yang kelihatan, sedangkan pemakaiannya memberikan ruang untuk memakai imajinasi yang kuat. Di dalam bahasa ini terdapat ungkapan perasaan yang sangat kuat yang cocok untuk menunjukkan kerinduan religius yang membara. Sekalipun puisi Ibrani tidak memiliki sajak dan lemah sistem metrisnya, puisi Ibrani memiliki ciri-ciri penggantinya. Sebaliknya dari dasar-dasar utama sajak Inggris ini, orang Ibrani menggunakan dua ciri khusus yang utama-penekanan aksen (irama) dan paralelisme. Menurut F. C. Eiselen (The Psalms and Other Sacred Writings) irama adalah "pengulangan harmonis dari hubungan suara tertentu." Pola aksen yang terdiri dari dua, tiga atau empat hitungan irama memungkinkan dibuatnya pengulangan harmonis ini. Sejumlah suku kata yang tanpa tekanan di antara setiap hitungan irama disusun secara bergantian di antara suku kata yang panjang dan suku kata yang pendek. Bentuk pengaturan semacam ini tergantung pada irama di dalam setiap anak kalimat dan keseimbangan irama di antara anak-anak kalimat itu. Hasilnya adalah suara yang naik dan turun secara menyenangkan sehingga sanggup mengungkapkan semangat yang hidup, kepastian yang tenang, keceriaan, ratapan atau ungkapan emosional lainnya. Ciri khusus utama yang kedua di dalam syair Ibrani ialah keseimbangan di antara bentuk dan makna yang dinamakan paralelisme. Sang penyair mengemukakan sebuah pemikiran; kemudian pemikiran itu diperkuat lagi dengan pengulangan, variasi atau kontras. Ada tiga bentuk utama paralelisme yang dapat dijumpai di seluruh Kitab Mazmur. 1. Sinonim. Baris kedua mengulangi baris pertama dengan kata-kata yang sedikit berbeda (bdg Mzm 1:2). 2. Antitetis. Baris kedua merupakan kontras yang tajam dari kalimat pertama (bdg Mzm 1:6). 3. Sintetis. Kalimat kedua melengkapi kalimat pertama dengan menambah pemikiran semula (bdg Mzm 7:1). Tiga bentuk yang kurang utama membantu menambah kekayaan dan keragaman dari syair Ibrani. 1. Introver. Kalimat kedua paralel dengan kalimat ketiga dan kalimat pertama paralel dengan kalimat keempat (bdg Mzm 30:8-10; 137:5,6).

Page 53 of 130

2. Klimaktis. Kalimat kedua melengkapi kalimat pertama dengan membawa pemikirannya kepada klimaks (bdg Mzm 29:1,2). 3. Emblematis. Kalimat kedua melanjutkan pemikiran kalimat pertama dengan mengangkatnya ke alam yang lebih tinggi atau dengan memakai sebuah simile (bdg Mzm 1:4). Ada faktor-faktor lain yang menjelaskan keefektifan paralelisme. Inti masalahnya ialah harapan dan kepuasan pembacanya. Kalimat pertama akan selalu menimbulkan suatu rasa berharap, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya akan memuaskan harapan tersebut. Penyair bisa membuat variasi dengan mengubah tingkat pengharapan atau cara memuaskan pengharapan itu dengan memakai kontras untuk menunjukkan apa yang tidak diharapkan. Paralelisme yang dipergunakan ini kadang-kadang lengkap, kadang-kadang tidak lengkap dengan satu unsur yang tidak ada; dan pada saat-saat tertentu ditambahkan sebuah unsur pelengkap untuk memberikan rasa puas yang lebih baik. Bukan hanya paralelisme namun juga irama berpola menghasilkan rasa penantian pemuasan ini. G. B. Gray (The Forms of Hebrew Poetry, 1915) telah memberi nama kepada dua jenis irama dasar ini. "Irama yang menyeimbangkan" menghasilkan kepuasan tertentu sebab jumlah penekanan aksennya sama (Mzm 2:2 atau Mzm 3:3). "Irama yang menggema" menghasilkan perasaan berbeda dengan memberikan tekanan yang lebih sedikit pada kalimat kedua dibandingkan dengan kalimat pertama (Mzm 3:2). Yang paling sering dipakai dari bentuk yang kedua adalah irama Quinah, yang dipakai dalam ratapan dan nyanyian penguburan. Di samping paralelisme dan irama, dua unsur lain mempengaruhi syair Ibrani. Ini bukan karakteristik khusus, sebab ini terdapat di dalam semua syair. Yang pertama adalah sifat emosional yang menghasilkan suatu ekspresi yang memuncak. Kata-kata atau frasa khusus yang penuh kuasa dapat menghasilkan hal ini. Pemakaian suara tekak yang banyak dapat menampilkan suasana keras. Bunyi mendesis yang tajam dapat mengungkapkan kemenangan atau kesedihan atas sebuah kekalahan. Kata yang meniru suara dapat dengan mudah menunjukkan pesannya. Unsur kedua adalah nilai membantu ingatan Bari sebuah syair yang membantu pembaca mengingatnya. Sebagai ganti pemakaian sajak, pemazmur kadang-kadang memanfaatkan pengaturan akrostik. Setiap baris atau sejumlah baris akan diawali dengan huruf-huruf dalam abjad Ibrani. Mzm 119 merupakan contoh yang baik sekali karena setiap baris di dalam kelompok delapan baris diawali dengan huruf yang sama. Kedua puluh dua huruf dalam abjad Ibrani dipakai dalam kelompok-kelompok yang berurutan. Cara semacam itu membuat mazmur tersebut lebih mudah dihafalkan. Sesungguhnya, hanya delapan atau sembilan mazmur yang disusun demikian secara keseluruhan. Masing-masing mazmur ini bersifat sebagai amsal dan akan mengalami suatu keterpisahan pemikiran jika saja pengaturan menurut abjad ini tidak dipakai. Berdasarkan gaya pokoknya, syair Ibrani sangat berbeda dengan syair modem. Sekalipun demikian, pola syair Ibrani memiliki kemiripan yang erat dengan pola syair Timur Dekat. Terdapat sejumlah kesamaan dalam gaya antara syair-syair di Israel dengan yang di Mesir dan Mesopotamia. Akan tetapi, kesamaan yang paling mencolok tampak jelas jika syair Ibrani dibandingkan dengan syair-syair Ugarit. Syair Ugarit pada dasarnya merupakan jenis Kanaan-Siria. Kanaan dan Siria berhubungan dekat dengan Israel di sepanjang sejarah pra-pembuangan. Kemiripan-kemiripan utamanya adalah dalam hal metafora, frasa, irama dan paralelisme-semua berkenaan dengan gaya penulisan dan pemakaian frasa. Perbedaan secara religius dan teologis jauh melebihi semua kesamaan ini.

Page 54 of 130

KLASIFIKASI. Suatu perbandingan sekilas dari syair-syair di dalam Mazmur menunjukkan bahwa syair-syair itu tidak dikelompokkan menurut pokok bahasannya. Pokok-pokok tersebut, yang dibahas atau disinggung, meliputi pengalaman manusia. Sekalipun berbagai topik itu terlalu banyak untuk didaftarkan, lima pokok utama dapat dikenali: 1. Kesadaran akan kehadiran Allah. 2. Pengakuan akan perlunya mengucap syukur. 3. Persekutuan pribadi dengan Allah. 4. Mengingat peranan Allah dalam sejarah. 5. Perasaan dibebaskan dari musuh. Telah ada banyak usaha untuk mengklasifikasi mazmur-mazmur menurut sebuah patokan yang sudah dipertimbangkan sebelumnya. Mowinckel dan lain-lain memusatkan klasifikasi mereka pada isi dengan mengembangkan berbagai sub-divisi berdasarkan topik secara rinci. Yang lain berusaha mengungkapkan suasana hati dari penulis setiap mazmur. Kalangan yang lain lagi telah menggunakan berbagai jenis mazmur sebagai kriteria klasifikasi. Ini berawal hanya dengan pembagian menjadi tiga yaitu nyanyian pujian, doa dan kidung iman. Baru-baru ini Gunkel telah melaksanakan pekerjaan yang sangat berharga dengan mengidentifikasi lebih jauh jenis-jenis atau kategori ini. Dasar pikiran pokoknya ialah bahwa mazmur pada mulanya merupakan nyanyian pemujaan yang dipakai ketika Israel beribadah. Oleh karena itu Gunkel menggolongkan setiap mazmur menurut "rumusan yang berulang secara tetap" dari setiap jenis tertentu. Gunkel menemukan lima jenis utama sebagai berikut: 1. Nyanyian Pujian. 2. Ratapan Nasional. 3. Mazmur Kerajaan (termasuk Mazmur Mesianis). 4. Ratapan Individu. 5. Ucapan Syukur Individu. Kepada jenis-jenis tersebut Gunkel menambahkan sejumlah jenis minor yang masing-masing jenisnya hanya diwakili oleh beberapa mazmur saja. 6. Nyanyian Ziarah. 7. Ucapan Syukur Bangsa. 8. Syair Hikmat. 9. Liturgi Taurat. 10. Jenis-jenis Campuran. Jenis-jenis ini merupakan skema yang terakhir dan paling mutakhir dari Gunkel (bdg. N. H. Snaith dalam Twentieth Century Bible Commentary, hlm. 235 dst.). Sebelumnya, Gunkel telah memasukkan juga jenis-jenis minor lainnya seperti "Berkat dan Kutuk" serta "Mazmur Nubuat" (bdg. John Patterson, The Praises of Israel, hlm. 32). Kepada jenis-jenis ini masih dapat ditambahkan Mazmurmazmur Mesianis. Sekalipun usaha untuk merumuskan sebuah sistem klasifikasi itu sangat menarik, terdapat suatu keadaan tidak menentu sekitar Kitab Mazmur yang tidak memungkinkan klasifikasi secara mutlak. Keadaan tidak menentu ini disebabkan oleh sifat abadi dan universal dari kumpulan ini. Sebetulnya, setiap metode klasifikasi memberikan pandangan yang berbeda tentang Kitab Mazmur sehingga memungkinkan seseorang memahami banyak seginya yang ada.

Page 55 of 130

NILAI ABADI. Kitab Mazmur mula-mula adalah sebuah kesaksian yang hidup tentang iman Israel. Setiap mazmur merupakan bukti tentang pemikiran dan perasaan dari orang Ibrani yang tidak terhitung jumlahnya. Semua mazmur-mazmur itu menggemakan aspirasi dan harapan dari orang laki-laki dan perempuan di setiap era sejarah Israel. Di dalamnya tercermin kesulitan dan pergumulan umat Allah. Mazmurmazmur itu menunjukkan peziarahan dari keraguan menuju kepastian dalam abad-abad kritis dari pimpinan Allah ini. Setiap mazmur itu senantiasa menunjuk kepada kemenangan atas keputusasaan oleh iman kepada Allah yang hidup. Sejarah Israel jelas akan kurang tanpa bukti-bukti mengenai tanggapan iman kepada penyataan Allah ini. KEDUA, Kitab Mazmur merupakan suatu latar belakang yang penting bagi pelayanan Yesus. Dia mempelajari Mazmur di dalam lingkungan keluarga Yahudi-Nya. Ketika dibaptiskan, misiNya diutarakan dengan memakai kata-kata dari salah satu mazmur. Di kayu salib, sebuah mazmur diingat oleh-Nya pada saat-saat terakhir-Nya di situ. Mazmur lebih banyak dikutip di dalam Perjanjian Baru dibandingkan dengan kitab lain apa pun dari Perjanjian Lama. Terdapat sekitar seratus acuan atau petunjuk langsung dari Kitab Mazmur di dalam Perjanjian Baru. Frasa-frasa dan ayat-ayat dibawa untuk menjelaskan, sifat dan pesan Yesus selaku Mesias. KETIGA, Kitab Mazmur terbukti merupakan sumber yang sangat diperlukan untuk bahan ibadah. Orang Kristen di seluruh dunia telah terbantu untuk menghampiri Allah secara pribadi di dalam penyembahan. Mzm 51 mengutarakan pikiran dari orang berdosa yang bertobat. Mzm 32 menunjukkan betapa sukacita yang bisa dialami oleh seorang yang memperoleh pengampunan dosa. Mzm 23 mengungkapkan rasa percaya yang biasa dimiliki oleh banyak anak Tuhan. Mzm 103 menyampaikan pujian kepada Allah yang seharusnya dilakukan semua orang percaya. Mazmurmazmur yang lain memuaskan kebutuhan ibadah yang mendasar, memperkaya pengalaman pribadi setiap orang yang mencari. Akhirnya, Kitab Mazmur telah menjadi kitab puji-pujian sepanjang zaman. Tidak ada kitab pujian lain yang telah dipakai demikian lama oleh demikian banyak orang. Kitab ini dibaca, dikidungkan atau dinyanyikan setiap hari sepanjang tahun. Samuel Terrien mengatakan tentang hal tersebut, "Tidak ada kitab pujian dan doa lain yang sudah dipakai selama waktu demikian lama dan oleh demikian banyak orang laki-laki’ dan perempuan yang sangat beragam" (The Psalms and Their Meaning Today, hlm. vii). Pada zaman informal, Kitab Mazmur memberikan suatu bahasa yang sangat diperlukan untuk penyembahan. Melalui ciptaan Luther, "A Mighty Fortress Is Our God," ciptaan Isaac Watts, "Jesus Shall Reign," dan juga, "O God, Our Help in Ages Past," pesan Kitab Mazmur berkumandang di seluruh dunia.

Page 56 of 130

GARIS BESAR — MAZMUR SUSUNAN YANG ADA SEKARANG DARI KITAB MAZMUR JELAS MENUNJUKKAN GARIS BESARNYA SENDIRI:

• • • • •

JILID I. MZM 1:1-41:13. JILID II. MZM 42:1-72:20. JILID III. MZM 73:1-89:52. JILID IV. MZM 90:1-106:48. JILID V. MZM 107:1-150:6.

Page 57 of 130

PENDAHULUAN — AMSAL AJARAN DARI AMSAL. Inti dari Kitab Amsal ialah ajaran tentang prinsip moral dan prinsip etika. Keunikan kitab ini adalah bahwa sebagian besar isinya merupakan ajaran yang disajikan dengan cara memperlihatkan kontrasnya. Yang terutama patut diperhatikan ialah pasal Ams 10; 11; 12; 13; 14; 15, di mana hampir setiap ayat dipisahkan dengan kata "tetapi." Pada bagian pertama, pasal Ams 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9, juga dipergunakan kontras-antara yang baik dan yang jahat. Kebaikan dalam bagian ini ditunjukkan secara menonjol oleh beberapa kata-hikmat, didikan, pengertian, kebenaran, keadilan, kejujuran, pengetahuan, kebijaksanaan, ilmu, pertimbanganpertimbangan-tetapi khususnya hikmat, yang muncul tujuh belas kali pada bagian ini dan dua puluh dua kali pada bagian selebihnya dari kitab ini. Teks penting dari kitab ini ialah pernyataan terkenal pada Ams 1:7, "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan," yang diulang pada akhir bagian ini (Ams 9:10). Pernyataan ini muncul kembali kata per kata secara alfabetis (dengan klausa dibalik) dalam Mzm 111:10, dan dalam bentuk yang hampir sama, sebagai klimaks dari Ayub pasal Ams 28, yang menggambarkan secara puitis sekali pencarian akan hikmat. Yang unik pada bagian Amsal ini ialah personifikasi hikmat sebagai seorang perempuan. Ini terlihat pertama kali dalam Ams 3:15. Sebetulnya, kata ganti dalam Ams 3:15-18 yang merujuk pada hikmat dapat diterjemahkan dengan "itu" (Ing., it) maupun "dia" (Ing., she), tetapi personifikasi tersebut diterima karena rujukan-rujukan sesudahnya. Ams 7:4 membuka jalan bagi personifikasi tersebut, "Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku perempuan."’ Personifikasi itu menjadi jelas dalam pasal Ams 8; 9, di mana Hikmat mengundang orang-orang tidak berpengetahuan untuk ikut dalam perjamuannya. Hanya di dalam Kitab Amsal dan hanya pada bagian pertama inilah hikmat dipersonifikasikan seperti itu. Untuk memahami bagian pertama ini orang perlu sekali mengenali personifikasi tersebut. Karena kata "hikmat" dalam bahasa Ibrani merupakan kata benda jenis feminin, maka wajar jika kata ini dipersonifikasikan sebagai seorang perempuan. Lebih penting lagi, penulis Amsal membedakan antara "hikmat," perempuan yang bijaksana, dengan perempuan sundal, perempuan asing. Sebagaimana hikmat berarti semua kebajikan, demikian juga barangkali perempuan asing tersebut melambangkan dan menyiratkan segala dosa. Kontrasnya sengaja dipersiapkan secara artistik. Hikmat berseru-seru di jalan-jalan (Ams 8:3). Ia mengajak, "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari" (Ams 9:4). Sebaliknya, perempuan bebal yang mengajak menikmati air curian dan yang tamu-tamunya, adalah penghuni dunia orang mati (Ams 9:17,18), memberikan undangan yang sama, "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari" (Ams 9:16). Hikmat mengajak orang tak berpengalaman untuk membuang dosa; perempuan sundal mengajaknya untuk menuruti nafsunya. Dengan demikian, bagian ini, Ams 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9, mempertentangkan dosa dengan kebenaran. Kata-kata seperti "hikmat," "didikan," "pengertian," dan sebagainya pada seluruh bagian ini bukan saja berarti kecerdasan dan kecakapan manusia, melainkan juga berlawanan dengan hal yang jahat. Jadi, yang dimaksud hikmat di sini adalah sifat moral. Perlu diperhatikan bahwa ini merupakan pemakaian yang khusus. Pada sebagian besar pemakaian dalam Perjanjian Lama, hikmat adalah sekadar kecakapan atau kecerdikan. Bahkan dalam Kitab Pengkhotbah di mana hikmat juga ditekankan, hikmat adalah sekadar kecerdasan manusia dan karenanya termasuk di dalam kesia-siaan (Pkh 2:12-15). Hanya dalam Ayb 28 dan dalam mazmur-mazmur tertentu (37:30; 51:8; 90:12; 111:10) konsep dari Kitab Amsal mengenai hikmat tampak nyata. Bahkan hikmat (kebijaksanaan) yang membuat Salomo termasyhur dalam kitab-kitab sejarah, sebenarnya bukan hikmat ini. Salomo

Page 58 of 130

termasyhur karena kecakapannya dalam ilmu alam (1Raj 4:33) dan hukum (1Raj 3:16-28) dan kecerdikannya yang luar biasa (1Raj 10:1-9). Amsal menambahkan konsep tentang ketajaman mental, kelurusan moral, yang merupakan satu-satunya hal yang menjadikan akal budi berarti. Pada bagian kedua, Amsal Salomo, Ams 10:1-22:16, ajarannya disajikan, nyaris hanya melalui pernyataan satu ayat. Pada seluruh pasal Ams 15, ajaran diberikan lewat kontras yang ditunjukkan oleh kata "tetapi" di tengah hampir setiap ayat. Karenanya, lebih sering muncul persamaan gagasan daripada perbedaan. Bagian ini meliputi pokok yang luas dan tak teruraikan. Tetapi, sudut pandangnya konsisten. Salomo membedakan hikmat dengan kebodohan. Dan sebagaimana dalam Bagian 1, ini bukan pertentangan antara kecerdasan dengan kebodohan akal budi manusia, melainkan pertentangan antara hikmat (kebijaksanaan) moral dengan dosa. Pada bagian ini, hikmat tidak pernah dipersonifikasikan, tetapi sinonim-sinonim yang sama untuk kata itu pada Bagian I dipakai di sini-pengertian, kebenaran, didikan/ajaran. Orang bodoh juga mempunyai sinonim-sinonim: pencemooh, pemalas, orang curang. Bagian-bagian berikutnya (lihat Garis Besar) melanjutkan tema ini. Seperti ditunjukkan oleh Toy (Crawford H. Toy, ICC dalam Proverb, hlm. xi), etika dalam kitab ini sangat tinggi. Di sini ditekankan tentang kejujuran, kesetiaan, penghargaan terhadap jiwa dan hak milik. Orang didorong untuk memperjuangkan keadilan, cinta kasih, dan belas kasihan kepada orang lain. Suatu kehidupan rumah tangga yang baik, disertai didikan yang hati-hati terhadap anak-anak dan kedudukan yang terhormat bagi wanita tercermin di sini. Mengenai pandangan keagamaan, Tuhan dipahami sebagai pencipta moralitas serta keadilan, dan tersirat juga monoteisme. Tetapi, di sini sedikit sekali disebut tentang Hukum Taurat dan nubuat (Ams 29:18), keimaman dan persembahan kurban (Ams 15:8; 21:3,27). Sang penulis sendiri yang berbicara, dengan mengajarkan prinsip-prinsip bahwa perilaku yang benar berasal dari Tuhan.

KEPENULISAN. Nama Salomo muncul pada tiga bagian kitab ini-Ams 1:1; 10:1; 25:1. Jadi, ada klaim bahwa bagianbagian pokok kitab ini ditulis oleh Salomo, sesungguhnya dia juga menulis semua bagian, kecuali Bagian III, Ams 22:17-24:22; IV, Ams 24:23-34; dan VI, Ams 30:1-31:31. Para sarjana kritis membantah klaim ini. Toy (op. cit. hlm. xix), yang membantah bahwa Pentateukh ditulis oleh Musa dan berpendapat bahwa Yesaya dan para nabi bukanlah penulis kitab-kitab yang berkaitan dengan diri mereka, cukup wajar untuk tidak mengakui Salomo sebagai penulis karya ini. Berdasarkan banyak petunjuk internal, dia menyatakan bahwa kitab tersebut ditulis pada zaman pasca-Pembuangan. Driver (S. R. Driver, Introduction to the Literature of the Old Testament, edisi keempat, hlm. 381 dst.) berpendapat bahwa bagian-bagian kitab ini berasal dari zaman pra-Pembuangan, tetapi sedikit sajakalaupun ada-yang ditulis oleh Salomo. Pfeiffer (Robert H. Pfeiffer, Introduction to the Old Testament, hlm. 649-659) meneliti ciri-ciri khas internal Kitab Amsal dan berpikir untuk menetapkan tanggal dari berbagai strata. Karena sastra hikmat di Mesir pada sekitar 1700-1500 SM murni bersifat sekular, dia berkesimpulan bahwa strata keagamaan dalam Amsal pasti berasal dari abad keempat SM. Setelah puas merekonstruksi sejarah pemikiran di Israel, dia menetapkan tanggal Kitab Amsal dalam kaitan dengan perkembangan itu. Kesimpulannya adalah bahwa kitab ini diselesaikan sesudah 400 SM dan beberapa waktu sebelum akhir abad ketiga SM. W. F. Albright ("Some Canaanite-Phoenician Sources of Hebrew Wisdom" dalam Wisdom in Israel and the Ancient Near East, disunting oleh M. Noth dan D. W. Thomas, hlm. 13) mempelajari kemiripan bahasa Kitab Amsal dengan bahasa Ugarit, lalu dia berpendapat bahwa kitab tersebut "seluruh isinya barangkali berasal dari zaman pra-Pembuangan, tetapi bahwa kebanyakan dari padanya disampaikan secara lisan hingga abad kelima. Dia berpendapat bahwa Salomo mungkin menulis bagian intinya. Lihat juga artikel oleh salah seorang murid Albright, Cullen I. K. Story, "The Book of Proverbs and Northwest Semitic Literature," JBL, LXIV (1945), 319-337. Charles T. Fritsch

Page 59 of 130

(The Book of Proverbs, IB, Vol. IV, hlm. 775) berdasarkan alasan-alasan seperti itq mengemukakan pendapat yang sangat mirip. Oesterley (W. O. E. Oesterley, The Book of Proverbs, hlm. xxvi) memberi tanggal sebelum zaman Pembuangan untuk sebagian besar kitab itu, tetapi untuk Bagian I, Ams 1:1-9:18, dan Bagian VI, Ams 30:1-31:31, dia memberi tanggal abad ketiga "dan sangat mungkin lebih belakangan lagi." Faktanya adalah bahwa perhatian paling teliti atas bukti-bukti internal ini tidak dapat menetapkan tanggal untuk kitab tersebut atau kumpulan-kumpulannya. Sekalipun amsal-amsal sekular mungkin lahir lebih dulu daripada amsal-amsal keagamaan, atau sekalipun aforisme satu baris ada lebih dulu daripada bentuk-bentuk amsal yang lebih maju, toh perkembangan bentuk-bentuk amsal yang rumit dan bersifat keagamaan pasti telah berkembang sepenuhnya sebelum zaman Salomo. Sekalipun Yeremia melawan orang-orang bijaksana pada zamannya (Yer 18:18), hal ini tidak memberikan bukti apa-apa mengenai tanggal penulisannya. Dia juga menentang para imam, para nabi dan para raja, tetapi itu tidak membuktikan bahwa jabatan-jabatan ini berasal dari zaman pasca-Pembuangan! Pendekatan paling menjanjikan untuk menentukan tanggal penulisan berdasarkan kriteria internal ialah pendekatan Albright melalui perbandingan kata-kata dan bentuk-bentuk dalam bahasa Ugarit. Bukti-bukti eksternal kita tidak begitu lengkap seperti yang kita harapkan, tetapi itu tidak boleh sama sekali dihilangkan. Sebagai contoh, Ams 15:8 dikutip dengan rumusan, "Ada tertulis," dalam Dokumen Imam Zadok (kolom XI, baris 20; C. Rabin, The Zadokite Documents, hlm. 58). Ini menunjukkan bahwa kitab tersebut dianggap sebagai kanonik pada abad kedua SM. Karya Salomo mengenai "amsal dan perumpamaan" disebut dalam Kitab Yesus bin Sirakh 47:17, bertanggal sekitar 180 SM. Meskipun demikian, tidak ada bukti eksternal sebelum ini. Oesterley menyatakan adanya kasus peminjaman dari Amsal oleh Story of Ahikar dalam abad kelima (lih. tafsiran tentang Ams 23:14).. Pendapat orang mengenai tanggal penulisan Kitab Amsal sangat dipengaruhi oleh pandangannya tentang kitab-kitab lainnya. Jika orang berpendapat bahwa Pentateukh belum ditulis sampai 400 SM dan Kitab-kitab para nabi sebagian besar berasal dari zaman pasca-Pembuangan, maka dia pasti akan menolak bahwa Salomo menulis Kitab Amsal. Tetapi, jika tanggal penulisan ditetapkan pada zaman pra-Pembuangan untuk Pentateukh, Mazmur dan Kitab-kitab Para Nabi (sebagaimana oleh pengarang ini) maka tampaknya tidak ada alasan yang kuat untuk menyangkal anggapan tradisional bahwa Salomo menulis bagian-bagian yang menyebut namanya. Fritsch (op. cit., hlm. 770) keberatan terhadap kebiasaan mengagung-agungkan kebijaksanaan Salomo padahal "dia telah melakukan banyak kekeliruan yang bodoh dalam segala bidang sepanjang hidupnya." Rasanya ini adalah penilaian yang kasar terhadap raja Israel yang paling cemerlang ini. Bahwa dia telah melakukan kesalahan-kesalahan pada masa pemerintahannya yang panjang selama empat puluh tahun, itu adalah jelas; tetapi arkeologi memberikan kesaksian mengenai kecakapan Salomo di bidang arsitektur, kemampuan dalam pemerintahan, dan berbagai penemuan dalam bidang teknik yang berhubungan dengan pengecoran tembaga di Ezion-Geber. Memang, pada masa tuanya dia bersifat menindas (1Raj 12:10), tetapi kemunduran pada masa tuanya itu jangan sampai membuat kita lupa pada kecemerlangannya ketika muda. Lebih banyak kritikus menyatakan keberatan terhadap karakter Salomo karena dia memiliki banyak sekali isteri. Akan tetapi, penelitian yang cermat terhadap berbagai teks (dan itu adalah satu-satunya sumber kita) memperlihatkan bahwa teks-teks itu tidak menggambarkan Salomo sebagai manusia penuh nafsu. Sebagai seorang raja penting atas suatu wilayah yang mencakup banyak raja kecil dari negara-negara kota (polis), Salomo pasti mengadakan banyak perjanjian. Tentu saja, dalam banyak kasus, perjanjian-perjanjian seperti itu dikuatkan oleh perkawinan Salomo dengan anak perempuan para raja kecil itu, sebagaimana kebiasaan kuno dan sebagaimana dalam kasus aliansi dengan Mesir (1Raj 9:16,17). Tidak diragukan bahwa perkawinanperkawinan Salomo sebagian besar merupakan kebijaksanaan-kebijaksanaan politik. Kesalahan Salomo sebagian besar bukan terletak pada nafsu, melainkan pada tindakannya mengizinkan para isterinya-yang dari segi politik penting-membawa masuk penyembahan kafir mereka ke dalam kota Allah (1Raj 11:7-9).

Page 60 of 130

Kita sama sekali tidak mengetahui siapa penulis bagian-bagian lain dari Amsal (III, Ams 22:1724:22*; IV, Ams 24:23-34; VI, Ams 30:1-31:31). Lihat berbagai keterangan di dalam Tafsiran. Karenanya, kita tidak mungkin bersikap dogmatis mengenai tanggal penulisan bagian-bagian tersebut, kecuali mengatakan bahwa kita tidak perlu menetapkan tanggal penyuntingan final kitab tersebut sesudah berdasarkan tradisi zaman Alkitab berakhir-yaitu sekitar 400 SM.

KUMPULAN-KUMPULAN DALAM KITAB AMSAL. Toy (op. cit., hlm. vii, viii), dan orang-orang lain yang mengikuti pandangannya berpendapat bahwa munculnya kalimat atau ayat yang sama pada ‘banyak bagian kitab ini menunjukkan adanya penulispenulis berbeda untuk bagian-bagian itu. Toy mencatat lebih dari lima puluh persamaan, meskipun sebagian tidak terlalu mirip. Dia secara kurang hati-hati mengabaikan Ams 15:13; 17:22. Sebagian besar dari persamaan ini diberi perhatian dalam bagian Tafsiran tentang pembahasan ini. Toy tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap fakta nyata bahwa dalam banyak.hal bagian dari sebuah ayat diulang dengan variasi-variasi yang mungkin penting. Pengulangan tersebut tidak memberikan bukti apa-apa mengenai adanya kumpulan amsal dari penulis-penulis berbeda. Kadang-kadang pengulangan tersebut juga berada dalam bagian yang oleh Toy dianggap merupakan kumpulan yang menyatu, seperti Ams 14:12; 16:25. Di sini Toy terpaksa memberikan kesan bahwa ada kumpulankumpulan tambahan. Lebih jauh, ada pengulangan serupa pada sebuah karya dari Mesir yang dianggap ditulis oleh penulis yang sama (bdg. Tafsiran dari Ams 22:28). Kelihatannya pendapat Toy didasarkan pada asumsi yang keliru. Jelas bahwa ada beberapa kumpulan berbeda dalam Amsal, sebagaimana ditunjukkan oleh judul-judulnya; tetapi bukti-bukti internal berupa kesamaan-kesamaan ini tidak cukup untuk membantah bahwa Salomo menulis bagian-bagian yang dinyatakan berasal dari dia.

AMSAL DAN SASTRA HIKMAT LAIN. Sebagaimana penulisan puisi pada zaman purba tidak terbatas pada bangsa Ibrani, demikian juga bentuk sastra dari Amsal bukanlah khas Ibrani. Kita tidak perlu heran jika menemukan kumpulankumpulan amsal di Mesir dan Mesopotamia pada zaman purba. Beberapa karya seperti itu patut diperhatikan, tetapi ada dua yang paling penting-Story of Ahikar dan Wisdom of Amen-em-opet, yang harus dianggap rendah dalam beberapa detail. Salah satu yang paling tua di antara karya-karya Hikmat ini adalah Instruction of Ptah-Hotep, yang berasal dari sekitar 2450 SM di Mesir. Ada beberapa hal dalam karya tersebut yang diduga memiliki persamaan dengan Kitab Amsal, tetapi gaya penulisannya seperti amsal dan dalam beberapa hal gagasan-gagasannya sama. Misalnya, dalam Instruction of Ptah-Hotep ada perintah agar anak-anak taat, perintah agar rendah hati, bersikap adil, berhati-hati jika berada di meja orang yang terhormat, lebih banyak mendengarkan daripada berbicara dan sebagainya. Jelas nasihat yang saleh seperti itu sudah ada sejak lama dan merupakan sifat lazim masyarakat Timur. Persamaan antara tulisan-tulisan itu dengan Amsal tidak membuktikan apa-apa mengenai asal-usul kitab yang kita bicarakan ini. Pandangan serupa berlaku untuk Instruction of Ani dan sastra Mesir mula-mula lainnya. Beberapa karya sastra Mesopotamia patut diperhatikan. Apa yang dikenal sebagai Ayub versi Babel, berjudul I Will Praise the Lord of Wisdom, mengingatkan kita pada Ayub dam Alkitab kita. Di situ diceritakan seorang laki-laki dengan penyakit hebat yang disembuhkan oleh dewa-dewa. Ada juga Dialogue about Human Misery, yang kadang-kadang disebut Kitab pengkhotbah versi Babel. Kesamaan katakatanya dengan Kitab Pengkhotbah kecil sekali, tetapi di dalamnya ada beberapa petuah. Berbagai batu tulis dari Babel yang berasal dari abad kedelapan SM atau sebelumnya, berisi juga amsal-amsal yang menasihati orang untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, tidak berkata-kata gegabah, tidak ikut dalam pertengkaran orang lain, dsb. Lagi-lagi, karena prinsip-prinsip moral ini sangat umum, maka keberadaannya di dalam batu-batu tulis itu tidak membuktikan apa-apa mengenai asal-usul Kitab Amsal, kecuali bahwa kitab itu dengan demikian seharusnya dianggap bertentangan

Page 61 of 130

dengan latar belakangnya. Sebagaimana Musa mungkin mengambil dari hukum-hukum Hammurabi, dan sebagaimana Daud menggunakan beberapa bentuk puisi Kanaan, demikian juga Salomo dan para penerusnya mempunyai kekayaan materi latar belakang untuk digunakan sebagai ilustrasi. Tetapi, dalam semua hal ini, bahan kuno yang bersifat umum itu dibentuk lagi oleh sang penulis Ibrani, yang dengan ilham Roh Allah menulis penyataan Allah bagi umat-Nya. (Semua tulisan ini dapat dilihat secara enak dalam koleksi hasil suntingan James B. Pritchard, Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament, edisi kedua). Yang lebih penting bagi penelaahan kita ialah Story of Ahikar, sebuah cerita dari Mesopotamia yang dibumbui banyak amsal. Cerita tersebut telah lama dikenal, sebab ada bagian-bagiannya yang muncul pada tulisan-tulisan pengarang Kristen mula-mula. Tetapi pada tahun 1906, sebelas lembar papirus yang memuat kisah tersebut ditemukan dalam penggalian-penggalian terhadap koloni Yahudi di Elefantin, Mesir. Salinan ini berasal dari sekitar 400 SM. Ahikar adalah penasihat Raja Sanherib dan Raja Esarhaddon di Asyur (Siria) sekitar 700 SM. Dia mengadopsi kemenakan laki-lakinya, yang dengan tipu muslihat membujuk raja untuk mengeksekusi Ahikar. Tetapi, sang eksekutor yang bersahabat dengan terhukum, menyembunyikan Ahikar untuk sementara, kemudian memulihkan kedudukannya ketika murka raja telah mereda. Dua pertiga dari buku kecil ini berisi ucapan-ucapan Ahikar yang menampilkan sejumlah persamaan dengan Amsal. W. O. E. Oesterley dalam The Book Of Proverbs (hlm. xxxvii-lii) mencatat tiga puluh tiga persamaan, yang barangkali merupakan jumlah yang agak dibesar-besarkan. Story (op. cit. hlm. 329-336) juga memberikan perbandinganperbandingan penting. Sebagian besar dari persamaan-persamaan ini bersifat umum. Misalnya, Ahikar memperingatkan orang untuk tidak memandang perempuan yang dandanannya merangsang atau menaruh nafsu birahi terhadapnya, karena ini adalah dosa terhadap Allah (bdg. Ams 6:25, dsb.). Dia juga mendesak seorang ayah untuk menundukkan anak laki-lakinya ketika anak itu masih muda, jika tidak maka dia akan memberontak ketika dia merasa lebih kuat (bdg. Ams 19:18). Tetapi, disangsikan bahwa ada kaitan langsung antara amsal-amsal Ahikar dengan amsal-amsal dalam Alkitab. Lebih jauh, amsal-amsal dari Ahikar kurang memiliki nilai moral seperti Kitab Amsal. Amsal-amsal tersebut tidak menampilkan perbedaan antara orang bijaksana dengan orang berdosa, yang menjadi ciri khas dari Amsal; sebaliknya amsal-amsal itu lebih bersifat sekular. Meskipun demikian, Kitab Amsal kadang-kadang memakai latar belakang sekular ini untuk mengembangkan ajaran moralnya. Sesungguhnya, sulit menentukan-jika ada ketergantungan-karya mana yang menjadi peminjam. Story of Ahikar, kendatipun berlatar belakang Asyur, telah beredar di antara bangsa Yahudi dan di kemudian hari di antara orang-orang Kristen. Salinan terbaik yang kita miliki adalah dari sumber Yahudi. Amsal-amsal Ahikar sangat mungkin dipengaruhi oleh Kitab Amsal atau oleh perbendaharaan amsal umum bangsa Yahudi, (lihat Tafsiran tentang Ams 23:14 mengenai kemungkinan Ahikar meminjam dari Amsal). Beberapa orang menganggap kasus tersebut berbeda dengan Wisdom of Amen-em-Opet bangsa Mesir. Kumpulan amsal yang luar biasa ini bahkan lebih banyak memiliki kesamaan dengan kitab dalam Alkitab daripada yang dimiliki Ahikar. Tanggal penyusunannya tidak pasti. Papirus di atas lebih baru daripada karya ini, tetapi papirus sendiri tidak dapat diketahui tanggalnya. F. Ll Griffith mengerjakan penerjemahan utama dari bahasa Mesir. Oesterley melaporkan tanggal yang diberikan oleh Griffith untuk kitab tersebut ialah abad ketujuh sampai keenam SM, sedang H. O. Lange bahkan memberikan tanggal yang lebih belakangan. Oesterley sendiri menetapkan tanggal karya tersebut adalah abad kedelapan atau sesudahnya (The Wisdom of Egypt, hlm. 9, 10). Albright mendukung tanggal lebih awal, kira-kira 1100-1000 SM (op. cit. hlm. 6). Jika tanggal ini diterima, gagasan apapun mengenai asal-usulnya pasti bermuara pada karya asli bangsa Mesir. John A. Wilson (ANET, hlm. 421), dalam terjemahannya atas karya tersebut, tidak mempunyai komitmen apapun mengenai tanggal penulisan. Sifat dari persamaan-persamaan tersebut harus diamati. Dalam telaahnya yang tajam, Oesterley melihat bahwa Wisdom of Amen-em-Opet sama sekali tidak berciri Mesir. Karya ini memiliki etika yang tinggi serta konsep mulia tentang Allah-menunjuk pada semacam monoteisme. Dia menyatakan bahwa "yang seperti itu tidak ditemukan di manapun dalam sastra Mesir zaman pra-Kristen" (op. cit.,

Page 62 of 130

hlm. 24). Oesterley menemukan beberapa persamaan dengan kitab-kitab dalam Perjanjian Lama selain Amsal, misalnya Ul 19:14; 25:13-15; 27:18; 1Sam 2:6-8; Mzm 1; Yer 17:6 dst.). Tetapi ayatayat ini tidak terlalu penting, karena sebagian besar membicarakan tema-tema yang juga terdapat dalam Kitab Amsal, di mana terdapat banyak persamaan-Oesterly mencatat lebih dari empat puluh persamaan (The Book of Proverbs, hlm. xxxvii-liii). Persamaan-persamaan itu terdapat dengan banyak bagian dari Amsal. Tetapi, yang paling menonjol adalah dengan bagian Ams 22:17-23:14. Semuanya kecuali lima dari ayat-ayat ini memiliki persamaan dengan Amen-em-Opet. Yang paling mencolok dari semua, kitab Mesir ini dibagi menjadi tiga puluh pasal (yang cukup panjang) dan ditutup dengan nasihat untuk menaati tiga puluh pasal ini. Bagian ini dalam Kitab Amsal, yang meluas sehingga mencakup Ams 22:17-24:22, katanya berisi tiga puluh petuah (Oesterley, op. cit. hlm. 192). Kata pengantar dari bagian ini dalam Amsal adalah "Bukankah sudah kusuratkan bagimu beberapa perkara yang indah" (Ams 22:20, dalam Terjemahan Lama). Ini bisa dengan lebih benar dibaca dengan sedikit sekali vokal yang berbeda, "Tiga puluh petuah sudah kutuliskan untukmu" (dari Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari). Harus diakui bahwa penemuan hanya tiga puluh petuah dalam enam puluh sembilan ayat ini agak tidak terduga. Dan tiga puluh petuah tersebut nyaris tidak sepanjang tiga puluh pasal dari kitab Mesir itu. Toh, persamaannya menonjol. Oesterley (The Wisdom of Egypt, hlm. 105) menunjukkan fakta yang aneh bahwa bagian Ams 22:17-23:12 mempunyai persamaan dengan seluruh ayat kecuali tiga ayat pada bagian-bagian yang terserak dalam karya Mesir itu. Tetapi, bagianbagian lain dari Amsal yang mempunyai lebih sedikit persamaan, yakni pada umumnya persamaan dengan pasal X dan pasal XXI dari Amen-em-Opet. Dari sini dia menjelaskan dengan cukup masuk akal bahwa penggunaan bahan pinjaman berbeda pada bagian-bagian yang berlainan dari dua kitab itu. Tidak ada karya yang meminjam langsung dari karya lainnya. Pada beberapa bagian, dua-duanya diambil dari sumber petuah-petuah yang sama. Tetapi dari keunikan karya bangsa Mesir itu Oesterley berpendapat bahwa dua-duanya bersumber pada latar belakang hikmat dan teologi Ibrani: Barangkali kita bisa melihat lebih jauh. Banyak yang telah diperoleh dari bacaan, "Tiga puluh petuah sudah kutuliskan untukmu." Jelas bahwa tiga puluh petuah dalam bagian Amsal ini bukan disalin dari kitab bangsa Mesir yang terdiri dari tiga puluh pasal di atas. Sebenarnya, separuh terakhir dari bagian dalam Kitab Amsal tidak memiliki persamaan sama sekali dengan kitab Mesir itu. Kata "tiga puluh" dalam Amsal mungkin mengikuti contoh "tiga puluh" pada karya bangsa Mesir, tetapi bagaimanapun juga, itu bukan dipinjam secara meniru mentah-mentah. Sebaliknya, kita perlu melihat di sini contoh lain tentang pemakaian khusus bilangan dalam sastra Hikmat. Contoh-contoh yang terkenal ialah keterangan-keterangan yang berbentuk klimaks "tiga hal… bahkan, ada empat hal" yang terlalu sulit untuk dimengerti (Ams 30:18 dst.) atau "enam perkara bahkan, tujuh perkara" (Ams 6:16-19). Keterangan-keterangan itu dapat dicocokkan dengan sastra Ugarit. Baal dikatakan membenci dua persembahan, bahkan tiga (C. H. Gordon, Ugaritic Literature, hlm. 30). Baal merebut enam puluh enam kota, bahkan tujuh puluh tujuh kota (ibid., hlm. 36). Kemudian, tujuh puluh tujuh saudara, bahkan delapan puluh delapan yang disebutkan (i bid., hlm. 55). Banyak contoh lain dapat diberikan. Tampaknya dalam petuah-petuah dari Amen-em-Opet dan dalam Ams 22:20 kita mempunyai dua contoh pemakaian tertulis dari bilangan tiga puluh, yang mungkin dapat diperbanyak jika sumbersumber kita mengenai Hikmat bangsa Mesir dan bangsa Ibrani kuno lebih lengkap. Mengenai perbandingan-perbandingan yang rinci dari Kitab Amsal dengan peribahasa-peribahasa Mesir, lihat tafsiran atas ayat-ayat di dalam Tafsiran. Kita juga perlu menyebut dua kitab apokrif, Yesus bin Sirakh, kira-kira dari tahun 180 SM, dan Kebijaksanaan Salomo, yang mungkin sedikit lebih belakangan. Yang luar biasa menarik, kitab-kitab ini dalam beberapa hal mencontoh Kitab Amsal. Tetapi, dua-duanya berasal dari zaman belakangan, dan memperlihatkan perkembangan lebih jauh dalam personifikasi hikmat dan dalam soal-soal lain. Materi-materinya diambil dari Kitab Amsal, bukan sebaliknya, dan karena itu kita tidak perlu banyak mengacu pada kitab-kitab tersebut untuk tujuan kita sekarang.

Page 63 of 130

GARIS BESAR — AMSAL

I. PENGHARGAAN SALOMO TERHADAP HIKMAT, YAITU TAKUT AKAN TUHAN. AMS 1:1-9:18. A. Pendahuluan. Ams 1:1-7 B. Perempuan bijaksana, Hikmat, lawan perempuan jahat. Ams 1:8-9:18 II. BEBERAPA MACAM AMSAL SATU AYAT DARI SALOMO. AMS 10:1-22:16 A. Amsal-amsal yang menampilkan kontras. Ams 10:1-15:33 B. Amsal-amsal yang kebanyakan menampilkan persamaan. Ams 16:1-22:16 III. AMSAL-AMSAL ORANG BIJAK, TIGA PULUH AMS 22:17-24:22 IV. AMSAL-AMSAL ORANG BIJAK, TAMBAHAN. AMS 24:23-34 V. AMSAL-AMSAL SALOMO YANG DISUNTING OLEH PEGAWAI-PEGAWAI HIZKIA. AMS 25:1-29:27 VI. TAMBAHAN YANG TERAKHIR. AMS 30:1-31:31. A. Perkataan-perkataan Agur. Ams 30:1-33. B. Perkataan-perkataan Lemuel. Ams 31:1-9. C. Syair alfabetis tentang isteri yang cakap. Ams 31:10-31.

Page 64 of 130

PENDAHULUAN — PENGKHOTBAH J U D U L. Kitab Pengkhotbah mendapatkan namanya dari Alkitab versi Yunani, yang judulnya adalah ekklesiaste-s, "sidang. Secara harfiah nama tersebut dalam bahasa Ibrani adalah qõhelet, "orang yang bersidang/berhimpun." Ini dianggap mempunyai arti: 1) "orang yang menghimpun" amsal-amsal bijak (bdg. Pkh 12:9,10), atau 2) "orang yang berbicara di hadapan sidang/perhimpunan," yaitu seorang pengkhotbah atau pembicara, dengan pengertian bahwa orang menghimpun suatu kelompok orang untuk berbicara kepada mereka. Pengertian umum dari masing-masing hal itu adalah bahwa kata tersebut merupakan suatu judul teknis untuk menunjukkan suatu jabatan.

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Hingga abad kesembilan belas diyakini secara umum bahwa Salomo menulis seluruh kitab tersebut. Kini sebagian besar pakar sependapat bahwa Salomo bukan sang penulis, sebaliknya karya tersebut disusun pada zaman-zaman sesudah Pembuangan. Tetapi, mereka biasa mengasumsikan bahwa Salomo adalah tokoh sentral kitab tersebut, dan bahwa seorang penulis yang tidak dikenal menggunakan dia sebagai alat sastra untuk menyampaikan pesannya. Dia tidak bermaksud menipu para pembacanya yang mula-mula, dan pasti kenyataannya tidak seorang pun disesatkan. Tidak adanya kepastian tentang kepenulisannya tidak menghancurkan kanonitas kitab tersebut.

T U J U A N. Maksud utama sang penulis ialah menunjukkan berdasarkan pengalaman pribadi bahwa apabila semua tujuan dan berkat-berkat duniawi itu sendiri dijadikan tujuan akhir, akan membawa kepada kekecewaan dan kehampaan. Kebajikan paling mulia dalam hidup ini ialah menghormati dan mematuhi Allah, dan menikmati hidup ini sepanjang orang dapat melakukannya. Jadi, sang penulis adalah orang yang penuh iman; dia hanya sangsi pada usaha dan hikmat manusia.

Page 65 of 130

GARIS BESAR — PENGKHOTBAH I.

II.

PENDAHULUAN PKH 1:1-3 A. Judul Pkh 1:1 B. Tema Pkh 1:2,3 TEMA DIPERLIHATKAN (I) PKH 1:4-2:26 A. Melalui Kehidupan Manusia Secara Umum Pkh 1:4-11 B. Melalui Pengetahuan Pkh 1:12-18 C. Melalui Kesenangan Pkh 2:1-11 D. Melalui Nasib Semua Manusia Pkh 2:12-17 E. Melalui Kerja Keras Manusia Pkh 2:18-23 F. Kesimpulan: Nikmatilah Hidup Sepanjang Anda Bisa Pkh 2:24-26

III.

TEMA DIPERLIHATKAN (II) PKH 3:1-4:16 A. Melalui Hukum-hukum Allah Pkh 3:1-15 B. Melalui Kefanaan Pkh 3:16-22 C. Melalui Penindasan Kejahatan Pkh 4:1-3 D. Melalui Pekerjaan Pkh 4:4-6 E. Melalui Penumpukan Kekayaan Secara Kikir Pkh 4:7-12 F. Melalui Sifat Sementara dari Popularitas Pkh 4:13-16

IV. V.

KATA-KATA NASIHAT (A) PKH 5:2-7 TEMA DIPERLIHATKAN (III) PKH 5:8-6:12 A. Melalui Kekayaan yang Dapat Dinikmati Pkh 5:8-20 B. Melalui Kekayaan yang Tidak Dapat Dinikmati Pkh 6:1-9 C. Melalui Kepastian Nasib Pkh 6:10-12

VI.

KATA-KATA NASIHAT (B) PKH 7:1-8:8 A. Kehormatan Lebih Berharga daripada Kemewahan Pkh 7:1 B. Ketenangan Hati Lebih Baik daripada Kesembronoan Pkh 7:2-7 C. Sikap Hati-hati Lebih Baik daripada Gegabah Pkh 7:8-10 D. Hikmat Disertai Kekayaan Lebih Baik daripada Hikmat Belaka Pkh 7:11,12 E. Sikap Pasrah Lebih Baik daripada Sikap Mendongkol Pkh 7:15-22 F. Sikap Tidak Berlebihan Lebih Baik daripada Sikap Keterlaluan Pkh 7:15-22 G. Laki-laki Lebih Baik daripada Perempuan Pkh 7:23-29 H. Berkompromi Kadang Lebih Baik daripada Berjalan Lurus Pkh 8:1-8

VII.

TEMA DIPERLIHATKAN PKH 8:9-9:16 A. Melalui Keanehan Kehidupan Pkh 8:9-13 B. Kesimpulan: Nikmatilah Hidup Sepanjang Anda Bisa Pkh 8:14-9:16

Page 66 of 130

VIII.

IX.

KATA-KATA NASIHAT PKH 9:17-12:8 A. Beberapa Pelajaran tentang Hikmat dan Kebodohan Pkh 9:17-10:15 B. Beberapa Pelajaran tentang Pemerintahan Para Raja Pkh 10:16-20 C. Beberapa Pelajaran tentang Sikap Berhati-hati Berlebihan Pkh 11:1-8 D. Beberapa Pelajaran tentang Menikmati Hidup Pkh 11:9-12:8

PENUTUP PKH 12:9-14 A. Tujuan Sang #/TB Pkh 12:9,10 B. Pujian Atas Ajaran-ajarannya Pkh 12:11,12 C. Kesimpulan dari Soal Tersebut Pkh 12:13,14

Page 67 of 130

PENDAHULUAN — KIDUNG AGUNG NAMA, KEPENULISAN, DAN INTEGRITAS. Kitab ini termasuk dalam lima megilloth, atau kitab-kitab gulungan, yang tiap tahun dibaca oleh bangsa Yahudi pada hari kedelapan dari Paskah. Judul Kidung Agung (Kid 1:1) merupakan terjemahan harfiah dari bahasa Ibrani Shîr hashshîrîm. Pengulangan kata benda dalam bentuk jamak genitif adalah gaya Ibrani untuk menunjukkan sifat khusus Kidung itu: yakni yang paling bagus atau paling unggul dari antara semua kidung (bdg. Kej 9:25; Kel 26:33; Pkh 1:2). Walaupun ayat pertama dari pasal Kid 1 dapat juga dibaca: "Kidung Agung tentang atau mengenai Salomo," pandangan tradisional menganggap Raja Salomo sebagai penulis Kidung Agung, karena isi kitab ini cocok sekali dengan karunia hikmat luar biasa yang kita tahu dimiliki oleh Salomo (1Raj 4:32,33), dan tidak. ada cukup alasan untuk menyimpang dari pendapat sejarah ini. Kesatuan kitab ini hampir tidak dapat dibantah. Pengulangan-pengulangan yang sama terdapat dalam Kid 2:7; 3:5; 8:4; penggambarannya sama di sepanjang kitab ini; dan tokoh-tokoh yang sama muncul berulang-ulang.

PENAFSIRAN. Mengenai gaya sastranya, Kidung Agung jelas merupakan syair asmara. Yang sulit ialah bagaimana menafsirkannya. Berikut ini adalah beberapa dari banyak penafsiran yang telah dikemukakan. 1. ALEGORIS. Ini adalah penafsiran yang lazim di antara bangsa Yahudi dari zaman kuno, dan dari mereka penafsiran itu diteruskan kepada Gereja Kristen. Orang-orang Yahudi menganggap Kidung itu sebagai mengekspresikan hubungan kasih antara Allah dengan umat-Nya. Gereja Kristen melihat di dalam Kidung ini refleksi kasih antara Kristus dengan Gereja. Pada dasarnya Hengstenberg dan Keil mendukung pendapat ini. 2. PANDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN DRAMA. Inti dari pandangan ini, sebagaimana disokong oleh Franz Delitzsch, adalah bahwa Kidung ini merupakan sebuah drama yang menggambarkan Salomo telah jatuh cinta kepada seorang gadis dusun, perempuan Sulam, yang diboyongnya ke istana raja di Yerusalem. Suatu bentuk khusus dari pandangan ini, hipotesis gembala, memperkenalkan tokoh ketiga, yaitu seorang gembala, ke dalam Kidung ini, yang kepadanya si gadis Sulam tetap setia, walaupun Salomo merayunya. 3. PANDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMBANG. Pandangan ini juga berpendapat bahwa di dalam Kidung itu digambarkan hubungan kasih yang agung antara Kristus dengan Jemaat. Raja Salomo dianggap sebagai lambang untuk Kristus, sedang mempelai perempuan melambangkan Jemaat. Pandangan ini berbeda dengan pandangan alegoris, sebab berusaha menggunakan dengan sebaik-baiknya bahasa asli Kidung Agung tanpa mencari makna khusus dalam setiap frasa, seperti pandangan alegoris. 4. PANDANGAN ALAMIAH ATAU PANDANGAN HARFIAH. Prinsip dasar pandangan ini adalah bahwa Kidung ini merupakan syair yang memuji cinta manusia. Dari titik itu, oleh karena kitab ini termasuk dalam kanon Alkitab, maka para penganut pandangan ini mungkin sangat berbeda pendapat mengenai pentingnya kidung cinta ini. Tafsiran ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa pandangan alamiah adalah benar.

Page 68 of 130

Dengan menerima pendekatan ini, arti kanonik dari Kidung Agung bisa dinyatakan sebagai berikut; a. Kitab ini dinamakan "kidung agung," dan dapat dipahami demikian. Ini adalah kidung yang mungkin sekali dinyanyikan oleh Adam di Firdaus, ketika Tuhan dengan pemeliharaan-Nya yang bijaksana membawa Hawa kepadanya untuk menjadi istri. Dengan bahasa yang teras terang namun bersih kitab ini memuji kasih timbal balik antara suami dan istri; dan karenanya mengajar kita untuk tidak merendahkan keindahan fisik dan kasih dalam pernikahan sebagai kasih yang rendah derajatnya. Karena semua itu adalah anugerah dari sang Pencipta kepada makhluk ciptaan-Nya (bdg Yak 1:17), maka hal-hal itu adalah baik dan sempurna pada tempatnya dan untuk tujuannya. Kitab ini memberikan peringatan keras terhadap dualisme tidak alkitabiah yang menganggap halhal fisik dan materi kurang bernilai dibandingkan dengan hal-hal rohani, dan yang memuji keadaan tidak menikah sebagai lebih mulia daripada keadaan menikah. b. Sebagai imbangan dari (a), Kidung ini mengajar kita untuk tidak mengagungkan keindahan fisik dan mengidolakan aspek biologis dari perkawinan. Meskipun kecantikan dan keindahan fisik digambarkan secara terus terang, hubungan kasih yang digambarkan dalam Kidung ini bersifat mulia. Di mana pun, gambarannya tidak ada yang mendekati apa yang mungkin dianggap cabul dan tak bermoral. Jadi, kepada kita Kidung ini menunjukkan hubungan kasih yang ideal dalam perkawinan. (Mengenai terpisahnya dua kekasih yang dibicarakan itu, lihat tafsirannya). Rasul Paulus memakai perkawinan untuk mengilustrasikan sifat kasih antara Kristus dan Jemaat-Nya (Ef 5), tetapi tentu tidak semua perkawinan mencerminkan ikatan kasih yang intim ini. Hanya hubungan perkawinan yang sesuci yang digambarkan dalam Kidung ini yang dapat bermanfaat untuk tujuan ini. c. Membaca kitab ini, tanpa membangkitkan pikiran-pikiran Yang menjurus pada kenikmatan indriawi, semestinya akan membuat kita memuliakan sang Pencipta yang menjadikan manusia menurut gambar-Nya, yang menciptakan tubuh manusia indah, Yang membuat Adam menginginkan teman seperti dirinya tetapi berjenis lain, dan yang membawa pengantin perempuan pertama-puncak dari karya penciptaan-kepada mempelai laki-laki yang mengaguminya. Membaca kitab ini semestinya juga menyadarkan kita akan berbagai kelalaian penuh dosa dalam sikap kita terhadap lawan jenis secara umum, dan khususnya dosa-dosa kedagingan kita dalam pernikahan. Jadi, melalui kitab inilah Roh Kudus akan membawa orang berdosa kepada Kristus, yang adalah juga Penebus dan Pengudus ikatan pernikahan suci. Melihat serta mengalami kemurnian dan kekudusan ikatan kasih duniawi ini juga akan membuat kita lebih memahami hubungan kasih yang surgawi dan kekal, yaitu ikatan kasih yang murni tanpa cela dan yang tak dapat dibinasakan antara Kristus dan Jemaat-Nya.

Page 69 of 130

GARIS BESAR — KIDUNG AGUNG (KITAB INI TIDAK MENUNJUKKAN PEMBAGIAN YANG JELAS. BERIKUT INI ADALAH GARIS BESAR YANG DIUSULKAN)

I. II. III.

IV.

KASIH TIMBAL BALIK ANTARA MEMPELAI PEREMPUAN DAN MEMPELAI LAKI-LAKI (KID 1:1-2:7). MEMPELAI PEREMPUAN BERCERITA TENTANG MEMPELAI LAKI-LAKINYA. IMPIAN PERTAMANYA TENTANG DIA (KID 2:8-3:5). PUJIAN SELANJUTNYA DARI MEMPELAI LAKI-LAKI TERHADAP KECANTIKAN MEMPELAI PEREMPUANNYA. KERINDUAN MEMPELAI PEREMPUAN AKAN MEMPELAI LAKI-LAKI (KID 6:4-8:4). PERNYATAAN-PERNYATAAN TERAKHIR MENGENAI KASIH TIMBAL BALIK (KID 8:5-14).

Page 70 of 130

PENDAHULUAN — YESAYA

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Yesaya bin Amos rupanya adalah orang sangat terhormat di Yerusalem yang mempunyai kebebasan untuk masuk ke istana raja, dan merupakan penasihat kepercayaan Raja Hizkia. Pelayanannya dimulai sejak Raja Uzia meninggal pada tahun 740 SM (kalau tidak lebih awal lagi) sampai masa pemerintahan Raja Manasye yang menyembah berhala. Barangkali dia dianiaya dan dibunuh sebagai martir oleh raja ini. Menurut cerita tradisi, dia dibunuh dengan digergaji hingga hancur (bdg Ibr 11:37*). Kelihatannya dia tidak lagi berkhotbah di muka umum setelah Manasye naik takhta tahun 698 SM, tetapi membatasi penyampaian pesannya dalam bentuk tertulis yang tersimpan dalam pasal Yes 40* sampai 66. Pengaruh politiknya yang menonjol terjadi pada tahun yang genting, yaitu 701 SM ketika bangsa Asyur menyerbu serta mengancam akan menghancurkan Kerajaan Yehuda dan membawa penduduknya sebagai budak ke pembuangan. Melalui doa syafaatnya kepada Allah, bahaya mengerikan ini hilang secara ajaib. Sisa-sisa pasukan Sanherib mundur secara memalukan ke Niniwe.

LATAR BELAKANG SEJARAH. Selama masa genting pada separuh terakhir abad kedelapan SM inilah, Israel, yaitu Kerajaan Utara (Kesepuluh Suku) mengalami kemerosotan drastis dan menyedihkan sesudah Raja Yerobeam II yang dihormati itu mangkat. Samaria akhirnya hancur sesudah serangan hebat tahun 722 SM. Rentetan panjang pemerintahan raja-raja yang fasik dan teras berkurangnya iman yang alkitabiah mengakibatkan kejatuhan Israel. Yehuda di bawah pimpinan Raja Ahaz yang korup dan berakhlak rendah tampaknya siap mengikuti contoh menyedihkan kemurtadan Israel, dan meminta perlindungan serta pertolongan kepada bangsa Asyur yang kafir, bukan kepada Allah perjanjian mereka, yaitu TUHAN (Yahweh). Yesaya dan Mikha dengan tekun mengecam keras ketidaksetiaan seperti ini. Pada tahun 726 SM kerajaan diperintah oleh Hizkia bin Ahaz yang takut akan Allah. Dia memusnahkan sebagian besar bukit-bukit pengurbanan tempat pemujaan berhala, bahkan yang didedikasikan untuk TUHAN (bertentangan dengan Taurat-Nya) dan meningkatkan keadaan melek Alkitab pada seluruh bangsa. Penyakit yang hampir merenggut nyawanya telah membuat Hizkia makin saleh dan gerakan pembaharuan pun berlanjut. Tetapi, Yehuda masih mengikuti politik yang menyesatkan, dengan bersandar kepada sekutu-sekutunya yaitu bangsa kafir, walaupun Yesaya dengan tulus memberikan peringatan terhadap persekongkolan dengan Mesir. Sebagaimana dinubuatkan sang nabi, mengandalkan kekuatan duniawi bangsa Mesir (dan bukan mengandalkan perlindungan Allah saja) terbukti nyaris fatal. Pasukan Mesir tercerai-berai oleh serangan gencar mesin perang Sanherib, dan hanya campur tangan ilahi yang menyelamatkan kerajaan Hizkia dari kehancuran. Pada saat yang kritis inilah raja tersebut benar-benar berbalik dari kecenderungannya mengabaikan peringatanperingatan Allah (yang disampaikan Yesaya kepadanya), dan bangkit mencapai tingkat iman yang demikian tinggi serta kepercayaan yang demikian murni sehingga Tuhan melihat layak untuk mengabulkan doanya. Hizkia mampu mempertahankan saat mulia ini beberapa tahun saja. Kemudian anak laki-lakinya yang keras kepala, Manasye, memegang tampuk kekuasaan. Dia siap mendengar nasihat kaum bangsawan yang berpikiran duniawi, yang sudah lama mendongkol karena keharusan menjalani kemurnian agama yang diberlakukan oleh ayahnya; dengan semangat "berpikiran luas" dia mengizinkan lagi praktik penyembahan berhala. Perlahan-lahan dia sendiri menyembah berhala, lalu secara kejam menyiksa orang-orang yang setia mempertahankan iman sebagaimana dimiliki ayahnya. Bangsa ini menyimpang dari ajaran Tuhan dan mengalami kehancuran moral secara umum. Raja dan para bangsawannya, yang mengeksploitasi rakyat banyak untuk kepentingan sendiri, memenuhi Yerusalem dengan pertumpahan darah dan perampasan. Dalam keadaan moral yang bejat dan merosot ini Yesaya diberi serangkaian penyataan luar biasa yaitu melihat ke depan pada serbuan bangsa Babel pada abad

Page 71 of 130

berikutnya, dan lebih jauh kepada zaman Pemulihan, ketika Persemakmuran Bangsa Yahudi Kedua akan didirikan di Negeri Perjanjian.

TEORI-TEORI KRITIS TENTANG KEPENULISAN. Sebagian besar berdasarkan asumsi bahwa nubuat bersifat ramalan yang asli adalah mustahil, penganut rasionalis yang meneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah membantah keaslian dari Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55; 56; 57; 58; 59; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 66 sejak abad delapan belas. Penulis pasal-pasal ini kelihatannya mengetahui tentang kejatuhan Yerusalem (satu abad sesudah Yesaya meninggal), juga tentang pemulihan atau kepulangan kembali bangsa Yahudi ke Yerusalem dari pembuangan, sesudah Babel jatuh ke tangan bangsa Persia pada tahun 539 SM. Karena itu, bagian mengenai "Yesaya" ini pasti ditulis oleh pengarang tidak dikenal-"Deutero-Yesaya" -yang hidup setidak-tidaknya 130 tahun sesudah kematian nabi abad delapan SM itu. Untuk mendukung pendapat ini dikemukakan argumen: a. Bahwa pandangan tentang masa akan datang tidak mungkin dipertahankan pada sejumlah besar pasal seperti itu; b. Bahwa nama sebenarnya dari raja Persia yang menyerbu, yaitu Pertama, Koresy yang ditentukan untuk membebaskan bangsa Yahudi dari pembuangan tidak mungkin sudah diketahui satu setengah abad sebelum peristiwa itu sendiri. Akan tetapi, sebetulnya pandangan tentang masa akan datang sama sekali tidak dipertahankan sepanjang dua puluh tujuh pasal ini; banyak bagian berbicara mengenai persoalan-persoalan yang sezaman dengan Yesaya yang sesuai sejarah. Kedua, Kitab Suci tidak ragu-ragu memberitahukan sebelumnya nama-nama tertentu bila perlu. Seorang nabi atau abdi Allah dari Yehuda sudah meramalkan atau menyebutkan nama Raja Yosia tiga abad sebelum zamannya (1Raj 13:2) untuk memberikan kepastian bahwa kehancuran yang akan terjadi atas mezbah berhala Yerobeam di Betel merupakan ketetapan Allah. Nama Betlehem secara spesifik disebutkan sebagai tempat lahir Mesias (Mi 5:2,3) tujuh abad sebelum kejadiannya. Lagi pula, harus diakui bahwa di seluruh Kitab Yesaya yang terdiri atas enam puluh enam pasal itu, penekanan yang luar biasa diberikan pada nubuat bersifat ramalan sebagai jaminan ilham Allah. Beberapa ramalan segera digenapi (terluputnya Yerusalem dari serbuan Sanherib melalui cara yang adikodrati-Yes 37:33-35; penaklukan Damsyik dalam tiga tahun oleh bangsa Asyur; penghancuran Samaria selama dua belas tahun-Yes 7:16; mundurnya bayang-bayang pada jam matahari-Yes 38:8). Nubuat-nubuat yang lain dimaksudkan untuk waktu akan datang yang lebih jauh (mis., kemuliaan yang pasti turun ke Galilea sehubungan dengan Mesias-Yes 9:2,3; bdg. Mat 4:15,16; penghancuran Babel oleh bangsa Media atau orang Madai sampai akhirnya hancur sama sekali sehingga menjadi tempat terkutuk dan tidak dihuni orang selamanya-Yes 13:17,19,20). Hendaknya diperhatikan bahwa tepat pada masa pemerintahan Manasye yang fasik itulah (696-641 SM) kelangsungan hidup iman yang sejati benar-benar diuji. Karenanya, inilah waktu yang paling tepat bagi TUHAN sang Penggenap janji untuk mendemonstrasikan kemahakuasaan-Nya dan otoritas-Nya dengan memberitahukan satu abad atau dua abad sebelumnya hukuman apa yang akan dijatuhkan-Nya kepada Yehuda yang murtad dan kepada Babel yang menentang Allah. Tes mengenai penggenapan nubuat ini akan memberikan bukti yang tidak dapat disangkal mengenai pesan Yesaya yang mengandung otoritas ilahi: "Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya… hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka berhala-berhala memberitahukannya… sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku!" (Yes 44:7,8). (Bdg. Yes 41:21-23,26; 42:9,23; 43:9,12.)

Page 72 of 130

Diduga bahwa "Deutero-Yesaya" hipotetis ini adalah salah seorang Yahudi dalam pembuangan sekitar tahun 550 SM, jadi ia tinggal dan menulis di Babel. Tetapi, itu tidak mungkin cocok dengan bukti internal. Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55; 56; 57; 58; 59; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 66 menunjukkan kalau penulisnya kurang mengenal geografi Babel, tetapi dia sangat mengenai geografi Palestina. Pohon-pohon yang disebut adalah asli Palestina dan tidak dikenal di Babel (pohon aras, pohon saru, pohon tarbantin-Yes 44:14; 41:19). Sudut pandangnya adalah dari Palestina, sebab dikatakan bahwa Tuhan menyampaikan pesan ke Babel (Yes 43:14); Israel digambarkan sebagai benih Abraham yang diambil Tuhan dari "ujung-ujung bumi" (Yes 41:9), atau dari "timur," atau dari "negeri yang jauh" (Yes 46:11). Orang-orang yang sezaman dengan sang nabi diasumsikan tinggal di Palestina, bukan di negeri pengasingan. Misalnya: "Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk." Kesimpulan yang tidak bisa dibantah di sini adalah bahwa bangsa Yahudi masih mempertahankan sistem peradilan dan pengelolaan keadilan (atau ketidakadilan) mereka sebagai bangsa merdeka, bukan sebagai tawanan yang hidup di negara asing. Beberapa kritikus yang lebih belakangan (seperti Bernhard Duhm) telah meninggalkan pendapat bahwa bagian dari Yes 40; 41; 42; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 53; 54; 55; 56; 57; 58; 59; 60; 61; 62; 63; 64; 65; 66 ditulis di Babel, tetapi tetap berpendapat bahwa itu baru ditulis pada bagian akhir dari masa Pembuangan atau bahkan satu. abad kemudian dari masa Pembuangan. Tetapi teori ini juga bertentangan dengan data dari teks itu sendiri. Kejahatan-kejahatan yang disebut dalam Yes 1 masih tercatat merajalela dalam dua puluh tujuh pasal terakhir. Kemunafikan berjaya dalam agama (bdg. Yes 29:13; 58:2-4); pertumpahan darah dan kekerasan adalah hal biasa setiap hari (Yes 1:15; 59:3,7); tipu daya, ketidakadilan dan penindasan merajalela tak terkendali (Yes 10:1,2; 59:3-9). Kemerosotan akhlak dan kebejatan moral yang sama dicatat dalam Yes 59:1-8 sebagai ciri pemerintahan Manasye, yang "mencurahkan darah orang yang tidak bersalah… hingga dipenuhinya Yerusalem dari ujung ke ujung" (2Raj 21:16). Yang paling menentukan dari semua ialah kenyataan bahwa dalam Kitab Yesaya bagian II, penyembahan berhala muncul sebagai kejahatan yang umum dan meluas di antara orang-orang Yahudi yang sezaman dengan sang nabi. "Tentang siapakah kamu berkelakar… hai orang-orang yang terbakar oleh hawa nafsu dekat pohon-pohon keramat, di bawah setiap pohon yang rimbun, hai orang-orang yang menyembelih anak-anak di lembah-lembah, di dalam celah-celah bukit batu" (Yes 57:4,5; bdg Yes 65:2,3; 66:17 yang juga berbicara tentang kebiasaan orang Yahudi sezamannya). Para kritikus dari berbagai aliran hampir secara universal mengakui bahwa Yehuda terbebas sama sekali dari praktik penyembahan berhala sesudah pembuangan ke Babel. Banyak kejahatan lain dan dosa-dosa bangsa dicela dan dibahas dalam catatan-catatan pascaPembuangan, Ezra, Nehemia, dan Maleakhi, seperti perkawinan dengan perempuan asing, penindasan orang miskin oleh orang kaya, pelanggaran terhadap peraturan hari Sabat, dan menahan persepuluhan. Tetapi, penyembahan berhala tidak pernah disebut dalam bentuk apa pun, walaupun dalam catatancatatan pra-Pembuangan banyak dibicarakan serta dicela keras sebagai dosa nomor satu Israel. Satusatunya kesimpulan logis yang bisa ditarik dari bukti ini adalah bahwa bagian-bagian yang anti penyembahan berhala ini ditulis sebelum zaman Pembuangan. Dan oleh karena bagian-bagian tersebut terdapat dalam konteks dari bagian selebihnya dari Yesaya bagian II (demikian juga Yes 44:9-20 dan bagian-bagian lain), maka adalah benar-benar masuk akal jika diasumsikan bahwa dua puluh tujuh pasal tersebut ditulis sebelum jatuhnya Yerusalem pada tahun 587 SM. Tidak ada sedikitpun bukti internal yang mendukung teori mengenai Yesaya Kedua, terlepas dari prasangka filosofis yang menentang kemungkinan adanya nubuat bersifat ramalan. Pada setiap aspek yang diteliti, satu-satunya tempat asli yang memenuhi data teks adalah Palestina; dan satu-satunya waktu penulisan yang cocok dengan bukti internal ialah tanggal sebelum pembuangan, dan secara lebih khusus adalah pada masa pemerintahan Manasye. Gelar "Yang Mahakudus, Allah Israel," yang dipakai secara dominan oleh Yesaya untuk menyebut Allah menguatkan kesatuan penulisan dari keenam puluh enam pasal Kitab Yesaya. Gelar atau sebutan tersebut hanya muncul lima kali pada bagian selebihnya dari Perjanjian Lama, tetapi muncul dua belas kali dalam tiga puluh sembilan pasal pertama Kitab Yesaya dan dua puluh empat kali dalam

Page 73 of 130

dua puluh tujuh pasal terakhir. Banyak frasa dan gaya bahasa kiasan yang unik yang dipakai di bagian pertama kitab tersebut muncul kembali di bagian kedua (bdg. Yes 55:10; 51:11; 11:9; 65:25; 1:11,14; 43:24). Kesatuan ini juga dikuatkan oleh keterangan-keterangan dalam Perjanjian Baru, khususnya dalam Yoh 12:38-41, di mana Yohanes mengutip mula-mula dari Yes 53:1 dan kemudian dari Yes 6:9 lalu disusul dengan komentarnya, "Hal ini (yakni, dua kutipan ini) dikatakan Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia." Seandainya yang menulis dua bagian Kitab Yesaya ini bukan pengarang yang sama maka pasti rasul yang diilhami ini keliru, dan seluruh catatan Injilnya terbuka untuk dicurigai sebagai tidak dapat dipercaya.

Page 74 of 130

GARIS BESAR — YESAYA BAGIAN-BAGIAN POKOK GARIS BESAR INI MENGIKUTI ANALISIS SANGAT BAGUS DARI B. F. COPASS DALAM THE PRINCE OF THE PROPHETS.

JILID I. TEGURAN DAN JANJI, Yes 1:1-6:13

• • • •

Khotbah I. Pemberontakan Diperhadapkan dengan Hukuman dan Anugerah Yes 1:1-31 Khotbah II. Hukuman atas Dosa sebagai Persiapan untuk Menyongsong Kemuliaan Yes 2:14:6 Khotbah III. Hukuman dan Pembuangan yang Akan Menimpa Israel Yes 5:1-30 Khotbah IV. Sang Nabi Disucikan dan Ditugaskan oleh Allah Yes 6:1-13

JILID II. IMANUEL Yes 7:1-12:6 • • • •

Khotbah I. lmanuel Ditolak oleh Hikmat Duniawi Yes 7:1-25 Khotbah II. Penyelamatan oleh Mesias Digambarkan Sebelumnya Yes 8:1-9:8 Khotbah III. Samaria yang Congkak Dihukum dalam Pembuangan Yes 9:9-10:4 Khotbah IV. Kerajaan Dunia Hancur; Kerajaan Mulia akan Datang Yes 10:5-12:6 A. Alat Allah untuk Menghukum pada Gilirannya Dihukum Yes 10:5-34 B. Mesias akan Memulihkan dan Memerintah Yes 11:1-16 C. Nyanyian Syukur dan Kemenangan Orang-orang yang Ditebus Kristus Yes 12:1-6

JILID III. BERBAGAI UCAPAN ILAHI TENTANG HUKUMAN ATAS BANGSABANGSA LAIN Yes 13:1-23:18

• • • • • • • • •

Ucapan Ilahi I. Kejatuhan Babel; Rajanya Dibuang ke dalam Dunia Orang Mati Yes 13:1-14:27 Ucapan Ilahi II. Kehancuran Filistea Yes 14:28-32 Ucapan Ilahi III. Kehancuran Moab Yes 15:1-16:14 Ucapan Ilahi IV. Kehancuran Damsyik dan Samaria Yes 17:1-14 Ucapan Ilahi V. Kehancuran dan Pertobatan Etiopia Yes 18:1-7 Ucapan Ilahi VII. Babel akan Ditaklukkan dan Berhala-berhalanya Dihancurkan Yes 21:1-10 Ucapan Ilahi VIII. Kekalahan bagi Edom; Kemenangan bagi Israel Yes 21:11,12 Ucapan Ilahi IX. Dedan dan Kedar akan Dihancurkan Yes 21:13-17 Ucapan Ilahi X. Kejatuhan Yerusalem Diramalkan; Elyakim akan Menggantikan Sebna Yes 22:125 • Ucapan Ilahi XI. Kehancuran serta Perbudakan atas Tirus Yes 23:1-18.

JILID IV. TEGURAN DAN JANJI UMUM, I. (Yes 24:1-27:13)

• Khotbah I. Hukuman Universal terhadap Dosa Universal Yes 24:1-23 • Khotbah II. TUHAN Dipuji sebagai Penyelamat dan Penghibur dari Sion Yes 25:1-12 • Khotbah III. Para Penindas akan Dihukum, tetapi Umat Allah Diselamatkan Yes 27:1-13

JILID IV. UCAPAN CELAKA ATAS ORANG ISRAEL YANG TIDAK PERCAYA Yes 28:1-33:24

• • • • • •

Khotbah I. Hukuman Bagi Pemabuk-pemabuk Efraim dan Orang Yahudi Pencemooh Yes 28:1-29 Khotbah II. Malapetaka yang Akan Datang bagi Orang-orang Munafik Yes 29:1-24 Khotbah III. Mengandalkan Kekuatan Mesir versus Mengandalkan Allah Yes 30:1-33 Khotbah IV. Allah, Bukan Mesir yang akan Merupakan Perlindungan bagi Yerusalem Yes 31:1-9 Khotbah V. Puncak Keselamatan Israel dan Pemulihan Rohaninya Yes 32:1-20 Khotbah VI. Hukuman bagi Para Pengkhianat dan Kemenangan Kristus Yes 33:1-24

Page 75 of 130

JILID VI. TEGURAN DAN JANJI UMUM, II. YES 34:1-35:10 • Khotbah I. Kehancuran Total Penguasa-penguasa Dunia Yes 34:1-17 • Khotbah II. Berkat pada Jalan Kekudusan Yes 35:1-10*

JILID VII. MENGENAI HIZKIA YES 36:1-39:8

• Yehuda Terhindar dari Kehancuran Yes 36:1-37:38 Adegan 1. Asyur sebagai Kekuatan Dunia Menantang TUHAN Yes 36:1-22 Adegan 2. Tuhan Menjawab dan Menghukum Asyur Yes 37:1-38 • Raja Yehuda Terhindar dari Kehancuran Yes 38:1-39:8 Adegan 1. Hizkia Sembuh dari Penyakit Mematikan Yes 38:1-22 Adegan 2. Kesombongan Bodoh Hizkia dan Teguran Allah Yes 39:1-8.

JILID VIII. MENGENAI PENGHIBURAN YES 40:1-66:24 Bagian I. Tujuan Damai Sejahtera Yes 40:1-48:22 • Khotbah I. Keagungan Tertinggi TUHAN, Sang Penghibur Yes 40:1-31 • Khotbah II. Tantangan Allah pada Para Penyembah Berhala Yes 41:1-29 • Khotbah III. Hamba TUHAN-Pribadi maupun Bangsa Yes 42:1-25 • Khotbah IV. Bangsa Saksi Tuhan Diselamatkan dari Perbudakan Bangsa Kasdim Yes 43:1-28 • Khotbah V. Kesaksian Israel bagi Allah Melawan Berhala-berhala Yes 44:1-28 • Khotbah VI. Datangnya Pelepas dari Bangsa Lain, dan Pertobatan Orang-orang Kafir Yes 45:1-25 • Khotbah VII. Babel Runtuh dan Israel Terpelihara Yes 46:1-47:15 • Khotbah VIII. Kehormatan Allah akan Dijunjung Tinggi karena Kelepasan Israel Yes 48:1-22 BAGIAN II. Raja Damai Yes 49:1-57:21 • Khotbah I. Mesias akan Memulihkan Israel dan Memberikan Terang bagi Bangsa-bangsa Lain Yes 49:1-26 • Khotbah II. Keadaan Berdosa Israel dan Ketaatan Hamba TUHAN Yes 50:1-11 • Khotbah III. Dorongan Agar Bersandar kepada Allah, Bukan Takut kepada Manusia Yes 51:1-16 • Khotbah IV. Israel Diminta untuk Bangun dan Berpaling pada Kebaikan Allah Yes 51:17-52:12 • Khotbah V. Hamba TUHAN Mengadakan Pendamaian Mengganti Orang Lain Yes 52:13-53:12 • Khotbah VI. Berkat-berkat yang Dihasilkan bagi Israel dan Gereja Yes 54:1-17 • Khotbah VII. Anugerah Allah kepada Orang-orang Berdosa, Bertobat Yes 55:1-13 • Khotbah VIII. Bangsa-bangsa Lain akan Ikut Menerima Berkat Keselamatan Israel Yes 56:1-8 • Khotbah IX. Celaan Terhadap Para Pemimpin Israel yang Fasik Yes 56:9-57:21 BAGIAN III. Rencana Damai Sejahtera Yes 58:1-66:24 • Khotbah I. Ibadah Palsu Dibedakan dengan Ibadah yang Sejati Yes 58:1-14 • Khotbah II. Pengakuan Israel dan Penyelamatan oleh Allah Yes 59:1-21 • Khotbah III. Terang dan Damai Sejahtera Umat yang Ditebus Allah Yes 60:1-22 • Khotbah IV. Injil Pembawa Sukacita dari Oknum Yang Diurapi Yes 61:1-11 • Khotbah V. Pemulihan Sion; Kebinasaan Bangsa Kafir Yes 62:1-63:6 • Khotbah VI. Permohonan Israel akan Pertolongan, Berdasarkan Kasih Setia TUHAN pada Masa Lalu Yes 63:7-64:12 • Khotbah VII. Kasih Setia Allah Disediakan bagi Israel Rohani Yes 65:1-25 • Khotbah VIII. Berkat bagi Orang Beriman Sejati pada Zaman Akhir Yes 66:1-24

Page 76 of 130

PENDAHULUAN — YEREMIA

MASA HIDUP YEREMIA. Setelah wafatnya Salomo dan terpecahnya kerajaannya, sejarah Kerajaan Yehuda kelihatan mencatat empat kemerosotan keagamaan dan tiga kebangunan rohani. Yosia (640-609 SM) adalah raja terakhir yang baik. Selama pemerintahannya terjadi kebangunan rohani terkenal, karena penemuan gulungan kitab Hukum Taurat. Ini merupakan kebangunan rohani terakhir. Sesudah zaman ini sejarah Yehuda mencatat kemerosotan politik, moral, serta keagamaan secara terus-menerus, dan mencapai puncaknya pada pembuangan ke Babel. Periode terakhir kemerosotan ini merupakan masa pelayanan Nabi Yeremia. Ini adalah periode di mana kerajaan Babel baru itu muncul. Pada pertengahan periode Kerajaan yang Terbagi Dua, Asyur menguasai kawasan "Bulan Sabit yang Subur." Tetapi, sesudah ibu kota Niniwe jatuh tahun 612 SM, Kerajaan Asyur terpecah, plan Babel menjadi pusat peradaban dunia. Upaya siasia bangsa Mesir memanfaatkan kekuasaannya selama terjadi krisis pada kerajaan-kerajaan ini meninggalkan bekas pada kisah Alkitab. Sebetulnya, menurut sumber-sumber Alkitab ada dua kelompok di istana Yerusalem. Kelompok pro-Mesir menganggap Mesir sedang bangkit sebagai kekuatan dunia, dan bangsa Yahudi hendaknya mengandalkan Mesir sebagai pertahanan terhadap serangan Babel. Sementara kelompok pro-Babel melihat bahwa Babel yang sedang naik bintangnya ini mempunyai kekuatan tak terkalahkan dan mereka mendesak agar tunduk kepada Babel sebagai harga untuk kelangsungan hidup bangsa Yahudi. Nabi memperingatkan bangsanya untuk tidak mengandalkan Mesir maupun Babel, melainkan mengandalkan Allah. Yeremia memulai pelayanannya dalam tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (626 SM), lima tahun sesudah kebangunan rohani. Pelayanannya berlanjut sampai tahun-tahun awal Pembuangan. Dia meninggal di Mesir, barangkali beberapa tahun sesudah penghancuran Yerusalem tahun 587 SM. Yosia terbunuh di Megido pada tahun 609 SM dalam usahanya yang gagal untuk menghentikan Firaun Nekho, yang sedang. dalam perjalanan hendak mendukung Kerajaan Asyur yang hampir runtuh. Yoahas, putra Yosia, menggantikan ayahnya di Yerusalem. Nekho rupanya menganggap Yoahas pro-Babel, karena dia membawanya ke Mesir (setelah memerintah tiga bulan) dan mengangkat Yoyakim sebagai raja (609-598 SM). Yoyakim adalah penguasa yang kuat dan sangat fasik. Dalam sejumlah kejadian dia berusaha membungkam Yeremia. Selama pemerintahannya, Yeremia mendiktekan kitab pertamanya, yang dimusnahkan oleh raja itu (Yer 36). Selama pemerintahannya juga, pecah pertempuran Karkemis (605 SM), di mana Mesir dipukul oleh putra mahkota Babel, Nebukadnezar, yang tidak lama kemudian menjadi raja Babel. Lalu kerajaan Babel mulai menguasai dunia yang dikenal pada waktu itu. Sesudah menang dalam pertempuran Karkemis, selanjutnya Nebukadnezar menaklukkan Palestina sehingga Yehuda masuk lingkup pengaruh Babel. Beberapa orang Yahudi (di antaranya Daniel) dibawa ke Babel pada zaman itu. Belakangan Yoyakim memberontak. Kemudian Yehuda banyak mengalami kesengsaraan, mungkin termasuk serbuan Babel yang lain terhadap Yerusalem. Yoyakim meninggal di tengah kerusuhan itu-barangkali menjadi korban kudeta di istana-setelah sebelas tahun dia memerintah. Yoyakhin, putra Yoyakim, naik takhta menggantikan ayahnya. Yeremia menyebut raja itu sebagai Konya dan Yekhonya (Yer 22:24,28; 24:1; 27:20; 29:2). Yoyakhin baru memerintah tiga bulan ketika bangsa Babel menyerang Yerusalem (ini merupakan usaha yang terlambat untuk memukul pemberontakan Yoyakim) dan membawa Yoyakhin ke Babel (597 SM) bersama pemuka-pemuka

Page 77 of 130

orang Yahudi dan banyak tenaga terampil. Sesudah tiga puluh tujuh tahun dikurung di. sana, Yoyakhin dilepaskan dari penjara di Babel. Nebukadnezar mengangkat Zedekia, paman Yoyakhin, menggantikan Yoyakhin. Selama sebelas tahun dia mempertahankan jabatan yang sulit sebagai taklukan Nebukadnezar. Zedekia seorang yang lemah, namun dia melindungi Yeremia dari usaha para bangsawan yang ingin membunuhnya dan dia menerima nasihat Yeremia, walaupun dia tidak pernah mampu untuk melaksanakannya. Tak dapat disangkal, dia juga mengejar cita-cita untuk merdeka, sehingga harus memberontak. Pada tahun kesembilan pemerintahan Zedekia, Nebukadnezar memulai pengepungan terakhir atas Yerusalem; dalam tahun kesebelas (587 SM) pemerintahan Zedekia, kota tersebut direbut dan dihancurkan. Zedekia yang dibuat buta dibawa ke Babel bersama banyak orang sebangsanya. Mengenai berbagai peristiwa di Yehuda setelah penghancuran Yerusalem, kita nyaris hanya bergantung pada Kitab Yeremia (ps. 40-45). Yeremia dan banyak rakyat biasa ditinggalkan di negeri itu di bawah pimpinan Gedalya, gubernur boneka untuk wilayah itu. Sesudah kerusuhan sipil, di mana Gedalya terbunuh, orang-orang Yahudi tertentu-tidak diragukan mereka adalah sisa-sisa dari kelompok pro-Mesir-lari ke Mesir, dengan memaksa Yeremia untuk menyertai mereka ke sana. Di Mesir sang nabi meninggal. Kematian Yeremia mengakhiri sejarah kerajaan Ibrani. Perintah Koresy untuk mengizinkan orangorang buangan kembali ke Yehuda merupakan tanda awal dari zaman baru Persemakmuran Kedua.

YEREMIA DAN PESANNYA. Imam Yeremia dipanggil untuk jabatan nabi pada suatu masa yang sangat tidak enak. Kebangunan rohani Yosia sudah berakhir dan pengaruhnya hanya sebentar. Kemerosotan jelas sedang terjadi. Ketika nabi dipanggil untuk jabatan itu, ada isyarat bahwa pesannya pasti tentang hukuman dan bukan tentang keselamatan. Sepanjang pelayanan panjangnya yang lebih dari 40 tahun, khotbahnya mencerminkan tema hukuman ini. Sejak awal, Allah telah bangkit dan mengutus hamba-hamba-Nya yakni para nabi, tetapi Israel tidak mau mendengarkan. Kini nasib yang diramalkan untuk bangsa murtad itu dalam Ul 28; 29; 30 tak dapat dihindarkan. Babel akan menyerbu Yehuda, karenanya yang paling baik bagi bangsa itu ialah menyerah secara baik-baik, dengan demikian jiwa mereka selamat. Pesan ini, yang berasal dari orang-orang yang hanya bersandar pada nasionalisme nekat yang mereka miliki, sama sekali ditolak, dan sang pembawa pesan ditolak bersama pesannya. Yeremia dianggap sebagai pengkhianat dan tukang ikut campur; orang banyak, para bangsawan, raja-raja berusaha mencelakakan dia. Kita memahami kepribadian Yeremia lebih jelas daripada kepribadian nabi lainnya. Ini disebabkan oleh fakta bahwa kitabnya penuh dengan bagian-bagian otobiografi-"pengakuan-pengakuan Yeremia." Berbagai curahan suasana hati manusia ini merupakan sebagian dari pernyataan-pernyataan paling tajam serta menyedihkan mengenai ketegangan orang yang mendapat perintah ilahi, yang bisa ditemukan di mana saja dalam Alkitab. Curahan hati itu dicatat di bawah ini, yang menunjukkan kepada kita seorang Yeremia yang lelah, sensitif, takut dengan "muka-muka" orang, seorang yang akan kita anggap sangat tidak cocok untuk pelayanan yang ditugaskan kepadanya. Bahwa dia dengan gigih memegang teguh tugas yang diberikan kepadanya selama bertahun-tahun di tengah-tengah penolakan dan penganiayaan merupakan suatu penghormatan baik untuk semangat orang ini maupun untuk anugerah Allah, yang tanpanya kepribadian orang ini pasti sudah hancur.

Page 78 of 130

PENGAKUAN-PENGAKUAN YEREMIA 1. 2. 3. 4. 5.

Yer 10:23,24 Yer 11:18-12:6 Yer 15:10-21 Yer 17:9-11,14-18 Yer 20:7-18

SUSUNAN KITAB. Kitab Yeremia tidak disusun menurut urutan kronologis. Tafsiran ini memberikan tanggal dari masing-masing bagian atau pasal, yakni waktu terjadinya peristiwa-peristiwa atau nubuat yang diberitahukan, apabila tanggal itu diketahui. Kita tidak mengetahui mengapa kitab ini disusun demikian. Semua garis besar Kitab Yeremia agak bersifat seenaknya. Garis besar yang diberikan di bawah ini berusaha memperlihatkan kesatuan kitab tersebut. Dalam keadaan pengetahuan kita sekarang ini, mustahil kita menjelaskan berbagai keadaan waktu penulisan kitab ini. Banyak penafsir modem menganggap bagian-bagian tertentu bukan ditulis oleh Yeremia, melainkan oleh para penulis yang belakangan, yang sudut pandangnya jelas berbeda dengan sudut pandang sang nabi. Sudut pandang tafsiran ini adalah bahwa da alasan yang cukup untuk mengikuti sikap konservatif terhadap kepenulisan kitab ini-yaitu bahwa dalam keadaannya sekarang, kitab ini pada dasarnya adalah karya Yeremia dan asistennya, Barukh (bdg. Yer 45:1*). tannya mungkin kitab ini telah mengalami beberapa kali penulisan, dan setiap edisinya memuat bahan tambahan. Cerita dalam tulisan edisi pertamanya, pemusnahannya, dan penyusunan edisi kedua, dengan penambahan, diceritakan dalam pasal Yer 36*. Tidak diragukan. ada revisi-revisi secara berturut-turut. Telah lama diketahui bahwa terjemahan Kitab Yeremia dalam bahasa Yunani, sebagaimana muncul dalam Septuaginta yang dibuat di Mesir sebelum 132 SM, jauh lebih pendek daripada kitab bahasa Ibraninya, dari mana terjemahan bahasa Inggris dibuat. Selanjutnya, Septuaginta menghilangkan banyak pengulangan yang ada pada salinan berbahasa Ibrani, dan sedikit menyusun ulang materinya. Adalah mustahil sekarang untuk mencapai kesimpulan yang pasti tentang hubungan antara Septuaginta dengan teks Ibraninya, dan tafsiran ini yang didasarkan pada Alkitab bahasa Inggris, mengikuti Kitab Yeremia bahasa Ibrani. MUSUH DARI UTARA. Pada seluruh khotbahnya, Yeremia menyebut tentang musuh dari utara yang akan menghancurkan Yehuda dan menawannya. Pasal Yer 4 merupakan contoh dari nubuatnubuat ini: Musuh itu akan menghancurkan seperti singa atau angin ribut, dan meninggalkan kerusakan di negeri itu, seperti kekacauan zaman purba. Siapakah musuh yang menghancurkan ini? Penggenapan nubuat itu menunjukkan bahwa musuh dari utara tersebut adalah Babel. Kendatipun posisi Babel pada garis lintang sama dengan Samaria, namun serangannya ke Palestina selalu datang dari utara, sebab padang gurun yang memisahkan keduanya tidak dapat dilewati. Pendapat bahwa pada beberapa tempat dalam kitab ini bangsa Skit yang disebut sebagai musuh dari utara itu tampaknya tidak akan terlalu banyak diikuti pada masa kini, sebagaimana yang pernah terjadi, dan bisa dengan aman ditolak. Kadang-kadang, utara dipakai sebagai asal para penakluk Babel (Yer 50:3,9,41; 51:48). Pemakaian seperti ini dari kata tersebut sulit dijelaskan. Bangsa Persia sebagai pelaku utama yang menawan Babel, datang dari timur. Utara di sini barangkali telah menjadi suatu ungkapan untuk menunjuk setiap sumber kesusahan, dan dipakai demikian karena sejak lama kesusahan-kesusahan Israel berasal dari arah itu. Penjelasan selanjutnya bisa dilihat pada fakta bahwa bangsa Media, yang terletak di utara, bergabung dengan Babel waktu merebut Niniwe. Lihat tafsiran atas Yer 50:11.

Page 79 of 130

SURAT-SURAT LAKHIS. Lakhis, di kaki bukit Yudea, adalah satu dari rangkaian benteng yang dibuat untuk membela Yerusalem terhadap serangan dari Dataran Mediterania. Itu merupakan satu dari kota-kota terakhir yang jatuh ke tangan bangsa Babel sebelum mereka akhirnya menguasai dan menghancurkan Yerusalem (Yer 34:7, tafsiran). Penemuan puing-puing reruntuhan Lakhis kuno telah memberikan penjelasan menarik mengenai hari-hari keributan terakhir dari sejarah Yehuda. Ketika kota itu digali (tahun 1932 sampai 1938), ditemukan di dalam ruang jaga pada pintu gerbang luar dua puluh satu surat yang tertulis pada pecahan-pecahan tembikar. Surat-surat itu ditulis dalam tulisan (aksara) Ibrani kuno, dengan tinta besi karbon, dan bertanggal sezaman dengan Yeremia, ketika Lakhis mengalami pengepungan terakhir. Banyak dari surat-surat ini ditulis oleh seorang yang bernama Hosaya, seorang perwira militer di suatu pos terdepan dekat Lakhis, kepada Yaos, komandan di Lakhis. Bahasanya mirip sekali dengan bahasa dalam Kitab Yeremia. Hosaya selalu membela diri di hadapan atasannya. Mungkin dia dicurigai telah menyeberang kepada bangsa Babel. Pernah dia menggambarkan salah satu dari para pemuka itu dengan kata-kata yang nyaris mirip dengan yang digunakan oleh para pemuka tersebut terhadap Yeremia (Yer 38:4). Ada disebut tentang "sang nabi" yang pesannya adalah: "Berhatihatilah." Apakah ini menunjuk pada Yeremia, kita tidak mengetahui. Menurut Kitab Yeremia, ada banyak nabi pada zaman yang penuh dengan kesusahan itu. Surat lain menyebut bahwa Hosaya tidak dapat melihat isyarat asap dari Aseka, walaupun dia masih melihat isyarat asap dari Lakhis. Barangkali saat itu Aseka telah jatuh (bdg Yer 34:7). Walaupun arti spesifik dari banyak keterangan mengenai surat-surat ini tidak bisa kita tangkap, surat-surat itu memberikan informasi yang jelas mengenai hari-hari penuh kegelisahan dan menakutkan menjelang jatuhnya kerajaan Yehuda. (Mengenai terjemahan dari surat-menyurat ini, lihat Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament, penyunting, James B. Pritchard, edisi kedua).

SASTRA DALAM KITAB YEREMIA. Para penafsir kitab ini bisa dibagi dua kelompok. Para penafsir lama umumnya menganggap nubuat adalah ilham ilahi dan menjelaskan nubuat-nubuat atas dasar itu, tetapi mereka ketinggalan dalam hal latar belakang sejarah. Mengenai hal-hal ini yang terbaik barangkali adalah tetap karya C. F. Keil, The Prophecies of Jeremiah, Edinburgh, 1883, terakhir dicetak ulang oleh penerbit Eerdmans, Keil and Delitzsch Commentaries Series. Sebagian besar tafsiran yang lebih baru, yang menggunakan pendekatan alamiah, menganggap pesan nubuat itu berasal dari pikiran sang nabi, yang intuisi cemerlangnya merupakan bentuk ilham tertinggi. Tafsiran-tafsiran tersebut biasanya memasukkan penemuan-penemuan arkeologis terbaru sehingga memberikan orientasi yang lebih baik bagi bahan historis yang banyak jumlahnya dalam kitab ini. Artikel "Jeremiah" dalam The Interpreter’s Bible (1956), dengan pengantar dan eksegese oleh James Philip Hyatt, memperlihatkan metode ini dengan paling bagus. Bab berjudul "The Doom of the Nation" dalam Understanding the Old Testament, oleh Bernard W. Anderson, memberikan rangkuman yang bagus tentang isi kitab ini menurut latar belakang sejarahnya, disertai gambaran yang simpatik mengenai karakter Yeremia. Edward J. Young dalam bukunya Introduction to the Old Testament menyusun materi kitab ini menurut urutan kronologisnya, dan memberikan suatu pembahasan tentang masalah kepenulisan dari sudut pandang Kristen konservatif.

Page 80 of 130

GARIS BESAR — YEREMIA

.I

.II

NUBUAT MELAWAN TEOKRASI (YER 1:1-25:38) A. Panggilan bagi Sang Nabi (Yer 1:1-19) B. Teguran dan Peringatan-peringatan, Sebagian Besar dari Zaman Yosia (Yer 2:1-20:18) 1. Israel Mengabaikan Allah (Yer 2:1-3:5) 2. Yehuda Diperingatkan melalui Hukuman atas Kerajaan Utara (Yer 3:6-6:30) 3. Praktik Agama yang Keliru di Yerusalem (Yer 7:1-10:25) 4. Israel Ditolak karena Melanggar Perjanjian Allah (Yer 11:1-13:27) 5. Doa Syafaat Nabi Tidak Dapat Mencegah Hukuman (Yer 14:1-17:27) 6. Dua Khotbah Simbolis dan Pemenjaraan (Yer 18:1-20:18) C. Nubuat-nubuat yang Belakangan (Yer 21:1-25:38) 1. Soal Pengepungan (Yer 21:1-14) 2. Nasihat kepada Raja dan Rakyat (Yer 22:1-9) 3. Nasib Salum (Yer 22:10-12) 4. Nubuat Melawan Yoyakim (Yer 22:13-23) 5. Nubuat Melawan Yoyakhin Konya (Yer 22:24-30) 6. Mesias, sang Raja (Yer 23:1-18) 7. Menentang Nabi-nabi Palsu (Yer 23:9-40) 8. Penglihatan tentang Buah Ara (Yer 24:1-10) 9. Hukuman atas Yehuda dan Semua Bangsa (Yer 25:1-38) PERISTIWA-PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN YEREMIA (YER 26:1-45:5) A. Khotbah tentang Bait Suci dan Penahanan Yeremia (Yer 26:1-24) B. Kuk Babel (Yer 27:1-29:32) C. Kitab Penghiburan (Yer 30:1-33:26) 1. Hari Tuhan: Kengerian dan Kelepasan pada Saat Itu (Yer 30:1-24) 2. Pemulihan Bangsa Itu, dan Perjanjian yang Baru (Yer 31:1-40) 3. Yeremia Membeli Ladang di Anatot (Yer 32:1-44) 4. Janji-janji Lagi Tentang Pemulihan (Yer 33:1-26) D. Beberapa Pengalaman Yeremia sebelum Yerusalem Jatuh (Yer 34:1-36:32) 1. Nubuat untuk Zedekia (Yer 34:1-7) 2. Pelanggaran Perjanjian tentang Budak-budak Ibrani (Yer 34:8-22) 3. Teladan dari Orang-orang Rekhab (Yer 35:1-19) 4. Nubuat-nubuat Yeremia didiktekan kepada Barukh (Yer 36:1-32) E. Yeremia Selama Pengepungan dan Penghancuran Yerusalem (Yer 37:1-39:18) 1. Yeremia Dipenjarakan (Yer 37:1-21) 2. Yeremia Diselamatkan dari Perigi (Yer 38:1-28) 3. Jatuhnya Yerusalem (Yer 39:1-18) F. Tahun-tahun Terakhir Yeremia (Yer 40:1-45:5) 1. Masa Gedalya Menjadi Gubernur dan Pembunuhannya (Yer 40:1-41:18) 2. Migrasi Para Pengungsi ke Mesir (Yer 42:1-43:7) 3. Yeremia di Mesir (Yer 43:8-44:30) 4. Nubuat Yeremia untuk Barukh (Yer 45:1-5)

Page 81 of 130

.III

NUBUAT-NUBUAT YEREMIA TENTANG BANGSA-BANGSA LAIN (YER 46:1-51:64) A. Nubuat Melawan Mesir (Yer 46:1-28) B. Nubuat Melawan Filistin (Yer 47:1-7) C. Nubuat Melawan Moab (Yer 48:1-17) D. Nubuat Melawan Bani Amon (Yer 49:1-6) E. Nubuat Melawan Edom (Yer 49:7-22) F. Nubuat Melawan Damsyik (Yer 49:23-27) G. Nubuat Melawan Kedar dan Hazor (Yer 49:28-33) H. Nubuat Melawan Elam (Yer 49:34-39) I. Nubuat Melawan Babel (Yer 50:1-51:64)

.IV

APENDIKS: JATUHNYA YERUSALEM DAN PERISTIWA-PERISTIWA YANG BERKAITAN (YER 52:1-34)

Page 82 of 130

PENDAHULUAN — RATAPAN Lima pasal dari Kitab Ratapan merupakan lima elegi atau syair ratapan yang indah dan penting, yang mengekspresikan kepedihan mendalam rakyat Yahudi melihat keruntuhan total kota mereka beserta Bait Sucinya dan penduduknya akibat penaklukan oleh bangsa Babel pada tahun 596 SM.

J U D U L. Dalam bahasa Ibrani judul kitab ini terdapat pada kata pertama dari pasal Rat 1; 2; 4 - ’ êkâ, secara harfiah artinya Aduh. Dalam Perjanjian Lama versi Yunani, Septuaginta (LXX), Kitab Ratapan dikaitkan dengan nubuat Yeremia, seperti dalam Alkitab berbahasa Inggris. Tetapi, Alkitab Ibrani menempatkan kitab ini pada kelompok ketiga dari tulisan-tulisan kudus. Tuhan kita menyebut tiga kelompok tulisan itu sebagai "Kitab Taurat… kitab nabi-nabi dan Kitab Mazmur" (Luk 24:44). Judul bahasa Yunani untuk syair-syair ini dalam LXX adalah thre-noi, bentuk jamak dari thre-nos, "ratapan." Kata benda ini berasal dari kata kerja Yunani threomai, "berseru dengan nyaring, atau meratap." Kata Ibrani untuk ratapan adalah qînâ, dan Matra atau irama khas syair-syair dalam kitab ini disebut qînôt. Itu setara dengan Matra elegi atau irama ratapan. Demikianlah dalam Talmud Babel kitab ini muncul dengan judul Qînôt-"Ratapan." Dalam Alkitab bahasa Latin judul kitab ini adalah Liber Threnorum, "Kitab Ratapan." Dalam bahasa Inggris kata "threnody" berarti "ratapan" atau "nyanyian perkabungan."

BENTUK SASTRA DAN GAYA. Kitab ini berisi lima syair indah, tiap pasal satu syair. Empat syair pertama merupakan nyanyian ratapan atau nyanyian perkabungan, tetapi yang kelima lebih menyerupai syair doa. Empat yang pertama tersusun secara alfabetis (akrostis), masing-masing mempunyai dua puluh dua stanza atau bait (ayat-ayat dalam Alkitab Indonesia dan AV, kecuali pasal Rat 3, di mana setiap stanza dibagi dalam tiga ayat), dan masing-masing stanza diawali dengan huruf dari abjad Ibrani. Pasal kelima juga terdiri atas dua puluh dua stanza atau bait, tetapi kurang memiliki susuran yang alfabetis. (Bdg. Susunan alfabetis bagian-bagian dalam Mzm 119). Ayat-ayat pada pasal satu Kitab Ratapan mengikuti susunan yang telah mantap dari abjad Ibrani, tetapi pada pasal Rat 2; 4 letak atau posisi huruf ayin dan huruf pe dibalik. Tidak ditemukan penjelasan yang memuaskan kenapa terjadi pembalikan letak ini. Dalam pasal Rat 1; 2, masing-masing stanza mempunyai tiga anggota dan unsur, tetapi hanya yang pertama yang diawali huruf dari abjad Ibrani yang tepat. Dalam pasal Rat 3 masing-masing stanza memiliki tiga anggota. Karena masing-masing anggota diberi notasi tersendiri dalam Alkitab kita, maka dalam pasal ketiga ini kita memiliki enam puluh enam ayat. Stanza-stanza dalam pasal Rat 4 mempunyai dua anggota, tetapi lagi-lagi di sini hanya anggota pertama diawali huruf dari abjad Ibrani yang tepat. Empat pasal pertama menggunakan irama ratapan, sementara yang kedua dari dua unsur yang paralel (dalam hal ini baris pada puisi) satu ketukan lebih pendek daripada yang pertama. Ini biasanya membuat sebuah ayat berirama 4 ketukan seimbang dengan ayat atau baris yang memiliki 3 ketukan. Pasal Rat 5 menggunakan matra atau irama Ibrani normal, dengan empat ketukan untuk setiap ayat, atau setiap setengah bagian dari paralelisme. Nyanyian-nyanyian ratapan dengan "irama timpang" seperti itu digunakan pada zaman-zaman Alkitab oleh perempuan-perempuan peratap dalam nyanyian-nyanyian perkabungan di belakang orang yang meninggal. Demikian juga, nyanyian-nyanyian koor pendek yang digubah dengan irama sayu dan melankolis seperti itu kelihatannya merupakan cara yang cocok untuk meratapi kehancuran kota Yerusalem tercinta yang kini penuh timbunan reruntuhan. Barangkali ini membantu menjelaskan kenapa himne-himne kebangsaan ini melahirkan kepedihan dengan cara yang indah dan telah digubah

Page 83 of 130

dengan kesadaran seni seperti itu. Bentuk ayat ratapan Ibrani secara mengagumkan cocok untuk mengekspresikan bencana nasional itu. Dalam himne-himne patriotik ini kita mendengarkan ratapan maut tentang Sion yang terpukul. Melalui gaya tersebut ada banyak pemakaian paralelisme dalam syair-syair ini, pengulanganpengulangan, antitesis, dan apostrof, dan permainan kata serta permainan frasa. Perumpamaan yang jelas berdenyut di seluruh bagian. Pembaca diajak untuk melihat penderitaan tersebut dan merasakan penderitaan Sion yang menjadi janda dan menangis.

PENULIS. Kendatipun kitab ini sendiri tidak menyebutkan siapa penulisnya, tetapi 2Taw 35:25 secara jelas mengaitkan bentuk sastra bergaya ratapan dengan Yeremia. Kitab Ratapan yang kita miliki ini bukanlah ratapan Yeremia atas kematian Raja Yosia yang baik, seperti pendapat beberapa orang. Tetapi, ada kesamaan-kesamaan tertentu antara Ratapan dengan bagian-bagian puitis dari nubuat Yeremia. Dan sejak zaman kuno Yeremia dianggap sebagai penulis kitab ini. LXX mencantumkan superskripsi ini pada pasal pertama Ratapan: "Maka setelah Israel dibawa ke pembuangan dan Yerusalem menjadi porak-poranda, Yeremia duduk menangisi dan meratapi Yerusalem lalu berkata…" Setelah bagian itu baru diikuti ayat pertama dari Ratapan pasal pertama. Beberapa pakar menganggap ciri Ibrani kalimat itu menunjukkan bahwa kata-kata tersebut berasal dari bahasa Ibrani, yang hilang bagi kita. Perlu dicatat bahwa kepekaan yang sama terhadap perkabungan secara nasional ditemukan dalam Kitab Ratapan maupun dalam nubuat Yeremia; dua-duanya menyebut tentang bencana nasional ini dan sebab-sebabnya-dosa bangsa itu, keyakinan sia-sia dari bangsa itu yang mengandalkan sekutusekutunya yang lemah dan berkhianat, juga kesalahan para nabi palsu dan para imam mereka yang lalai. Perumpamaan serupa diulang atau ada pada kedua tulisan tersebut. Frasa-frasa khas "putri… muncul kira-kira dua puluh kali pada masing-masing kitab. Tangisan sang nabi, ketakutannya sementara dia memohon pertolongan Allah, Hakim yang adil, dan harapannya agar musuh-musuh Yerusalem akhirnya dihukum-semua itu dinyatakan secara menonjol dalam dua kitab tersebut. Adanya berbagai kesamaan ekspresi menguatkan pendapat bahwa penulisnya sama. Walaupun sejumlah pakar terkemuka menolak pendapat bahwa Yeremia yang menulis syair-syair itu, banyak pakar terkemuka lain yang sangat mendukung pandangan bahwa Yeremia adalah penulisnya. Penggambaran yang jelas membuktikan bahwa kitab ini disusun pada waktu yang berdekatan dengan jatuhnya Yerusalem oleh seorang yang hidup di tengah-tengah bencana hebat itu dan yang menulis sementara hatinya masih luka, serta setiap detail yang mengerikan masih segar dalam ingatannya. Fakta ini juga mengarahkan kesimpulan bahwa Yeremialah yang paling mungkin menulis kitab itu. Penyebab ditulisnya kitab seperti itu yang paling pasti ialah hancurnya kota Yerusalem tahun 586 SM, karenanya tanggal penulisan pasti tidak lama sesudah itu.

MAKNA DAN KEGUNAAN SECARA RELIGIUS. Kitab Ratapan menyajikan ratapan maut tentang Yerusalem, yang digambarkan sebagai putri yang menjanda dan menanggung aib. Menarik untuk diingat bahwa sesudah bala tentara Romawi menghancurkan Yerusalem tahun 70 Masehi, Titus, panglima Romawi, mendirikan tugu kemenangan sebagai peringatan penaklukan itu, yang digambarkan sebagai seorang perempuan berambut terurai, duduk di atas tanah sambil meratap sedih. Ingat juga tentang puteri-puteri Yerusalem meratapi kematian Yesus pada waktu kematian-Nya (Luk 23:27-31). Bagian-bagian tertentu Kitab Ratapan ditafsirkan sebagai kiasan untuk kesengsaraan Kristus. Sesungguhnya, pemakaian kidung-kidung kebangsaan ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mengakui tafsiran religius mengenai kehancuran kota mereka. Bangsa Yahudi memasukkan tulisan ini di antara Lima Kitab Gulungan yang harus

Page 84 of 130

dibaca pada hari-hari peringatan ulang tahun yang penting. Ditetapkan bahwa Kitab Ratapan harus dibaca pada tanggal sembilan bulan Ab, untuk memperingati pembakaran Bait Suci. Tetapi, Rat 1:21* dari pasal Rat 5 selalu dibaca ulang sesudah Rat 1:22, sehingga pembacaan bisa mendekati nada yang lebih positif. Umat Katolik Roma menetapkan pembacaan seperti itu dilaksanakan tiga hari terakhir dari Pekan Kudus. Di kalangan Kristen Protestan, orang dengan nada sesal mengatakan bahwa mereka sering mengabaikan pembacaan syair-syair penting ini. Meskipun demikian, pada zaman ini di mana krisis (musibah) melanda orang perorangan, bangsa atau seluruh dunia, pesan dari kitab ini menjadi tantangan untuk bertobat dari dosa baik secara perorangan, kebangsaan dan seluruh dunia, dan menyerahkan diri kita ke dalam kasih setia yang teguh dari Allah. Walaupun kasih ini selalu hadir dan terus-menerus ada, Allah yang kudus dan adil pasti menghukum orang-orang berdosa yang tidak bertobat.

Page 85 of 130

GARIS BESAR — RATAPAN

.I

.II

KOTA SION YANG MENDERITA DAN HANCUR (RAT 1:1-22) A. Keadaan Menyedihkan dari Yerusalem yang dibinasakan (Rat 1:1-11) B. Ratapan "putri Yerusalem" (Rat 1:12-22) TEMPAT KUDUS SION YANG MENDERITA DAN HANCUR (RAT 2:1-22) A. Hukuman TUHAN atas benteng-benteng dan tempat kudus-Nya (Rat 2:1-10) B. Ratapan para saksi mata yang melihat hukuman ini (Rat 2:11-19) C. Kengerian hari murka TUHAN ini (Rat 2:20-22)

.III

GAMBARAN TENTANG PENDERITAAN SION YANG DIPUKUL (RAT 3:1-66) A. Allah yang berduka mengutus hamba-Nya (Rat 3:1-18) B. Doa penguatan kembali oleh sang hamba (Rat 3:19-42) C. Doa pembelaan oleh sang hamba (Rat 3:43-66

.IV

UMAT SION YANG MENDERITA (RAT 4:1-22*) A. Kengerian serangan itu dan nasib malang para pemimpin Sion (#/TB Rat 4:1-11*) B. Sebab-sebab dan klimaks dari malapetaka Sion (Rat 4:12-20) C. Ucapan tentang Edom yang angkuh dan yang bersukacita melihat malapetaka Sion (Rat 4:21,22)

.V

PERMOHONAN-PERMOHONAN SION YANG PENUH PENYESALAN (RAT 5:1-22) A. Permohonan Sion agar TUHAN memperhatikan penderitaan dan aib yang dialaminya (Rat 5:118) B. Ucapan terakhir tentang TUHAN yang kekal (Rat 5:19-22).

Page 86 of 130

PENDAHULUAN — YEHEZKIEL M A S A. Data dalam Kitab Yehezkiel menempatkan pelayanan sang nabi pada tahun-tahun awal dari pembuangan ke Babel, antara tahun 593/592 dan 571/570 SM (Yeh 1:1,2; 29:17). Nabi Yehezkiel, dari lokasinya di Babel, mendapat penglihatan tentang kejatuhan dan pemulihan bangsa Israel; sementara rekannya yang lebih tua, Yeremia, di Yerusalem, sesungguhnya melihat nafas Kerajaan Yehuda yang sedang sekarat (Yer 1:1-3). Selama abad ke-8 Yer 7 SM, penguasa Asyur yang kejam menekan kerajaan Israel dan Yehuda. Kerajaan Utara jatuh pada tahun 721 SM; tetapi Yehuda, meskipun sudah sangat lemah, berusaha untuk bertahan lebih lama daripada musuhnya. Saat pemerintahan Ashurbanipal (669-633 SM), kekaisaran Asyur mulai melemah. Mesir melepaskan diri dari Asyur pada tahun 655 SM. Selama beberapa tahun Asyur berperang melawan Babel dan Media. Ibu kota Asyur kuno, Asyur, menyerah pada tahun 614 SM, dan Niniwe yang telah lama jaya benar-benar dihancurkan pada tahun 612 SM. Pada tahun 607 SM, sisa-sisa kerajaan Asyur telah berakhir. Dengan memanfaatkan kejatuhan Asyur, Yosia (640/639-609/608), raja besar terakhir Yehuda memperkuat kerajaannya. Masa pemerintahannya yang cemerlang terhenti oleh pertempuran di Megido dengan Firaun-Nekho II dari Mesir, yang sedang berupaya untuk membantu kekaisaran Asyur sebagai benteng perlindungan melawan orang Kasdim (2Raj 23:29). Salum atau Yoahas (Yer 22:1012; Yeh 19:2-4), yang menggantikan ayahnya Yosia, dibuang ke Mesir setelah memerintah selama tiga bulan, dan Yoyakim, anak Yosia yang lebih tua, diangkat menjadi raja oleh Nekho (2Raj 23:3135). Bangsa Mesir di bawah kekuasaan Nekho dikalahkan oleh Nebukadnezar (disebut juga Nebukadnezar) di Karkemis di Sungai Efrat pada tahun 605 SM (Yer 46:2). Bangsa Kasdim menjadi penguasa dunia yang baru (2Raj 24:7), di mana Yehuda menjadi daerah jajahan. Yoyakim (608-597 SM) menganiaya para nabi (Yer 7; 26; 36), menghancurkan kehidupan rohani bangsa itu (Yer 7:115; 13; 16-20; bdg. Yeh 8), dan menunjukkan dirinya sebagai seorang tiran yang picik (Yer 22:1315,17-19). Dia memberontak terhadap Nebukadnezar pada tahun 602 SM dan diganggu oleh bangsabangsa di sekitarnya (2Raj 24:1). Dia mati secara tidak terhormat sebelum serangan hukuman oleh Nebukadnezar mencapai Yehuda (Yer 22:19). Yoyakhin (Yekoniah atau Koniah) anak Yoyakim, memerintah tiga bulan dan kemudian menyerah kepada Nebukadnezar (2Raj 24:8-17; Yer 22:24-30; Yeh 19:5-9). Setelah merampok Yerusalem, penguasa Kasdim membuang beberapa ribu penduduk kelas atas ke Babel. Oleh Yeremia, orangorang ini diumpamakan sebagai "buah ara yang baik," harapan bagi masa depan Israel, lawan dari "buah ara yang jelek," kaum termiskin dari bangsa Israel, yang ditinggalkan (Yer 24; 29). Termasuk dalam kelompok yang dibuang adalah Yehezkiel, yang memberi tanggal untuk pesan-pesannya dari tahun pembuangan Yoyakhin (Yeh 1:1,2; 3:16; 8:1; 20:1; 24:1; 26:1; 29:1; 29:17; 30:20; 31:1; 32:17; 33:21; 40:1). "Batu tulis Yoyakhin," yang diterbitkan pada tahun 1939, menunjuk pada "Yaukin raja Yahud" dan anak-anaknya (bdg. W.F. Albright, "King Joiakin in Exile," BA, V Des 1942, hlm. 49-55). Dia dibebaskan dari pemenjaraannya oleh Amel-Marduk, anak Nebukadnezar, pada tahun 560 SM, tahun ke-37 dari pembuangannya. Raja Yehuda ke-19 dan terakhir adalah Zedekia (597-586), anak ketiga dari Yosia (2Raj 24:17-25:7; Yeh 19:11-14), seorang raja yang lemah (Yer 37; 38), yang dengan segera melanggar sumpah setianya kepada Nebukadnezar dengan bergabung dalam sebuah koalisi bangsa-bangsa yang memberontak (Yeh 17:13-15; Yer 27:1-11). Kebodohan ini menyebabkan bangsa Kasdim yang

Page 87 of 130

hendak membalas dendam datang ke Yerusalem. Setelah pengepungan selama satu setengah tahun (2Raj 25:1-3), terbebas selama waktu yang singkat karena desas-desus tentang kedatangan tentara Mesir di bawah FiraunHofra (Yer 34:3; 37:5-8), kota Yerusalem dihancurkan, Bait Suci dirampok dan dibakar, Zedekia ditawan, dan sejumlah orang dibuang ke Babel ( 2Raj 25:1-21). Yeremia memilih untuk tetap tinggal di tanah Yehuda bersama orang-orang yang masih bertahan hidup dan sengsara di bawah pemerintahan Gedalya di Mizpa. Setelah Gedalya terbunuh secara curang, orangorang tersebut, karena takut akan pembalasan, pindah ke Mesir, dengan mengabaikan nasihat Yeremia (Yer 40; 41; 42; 43; 44). Alkitab menceritakan sedikit sekali tentang pembuangan, dan Yehezkiel khususnya tidak bersedia mengungkapkan lebih banyak tentang itu. Beberapa orang pasti menjadi buruh atau budak, sementara yang lainnya menjadi makmur, sebagaimana ditunjukkan dalam batu-batu tulis berisi perjanjian dari Nippur (lih. pada Yeh 1:1). Pemimpin-pemimpin seperti Zerubabel, Ezra, dan Nehemia muncul dari gold (orang-orang buangan). Banyak orang buangan yang rupanya tinggal di rumah-rumah mereka sendiri (Yer 29:1-7), di berbagai pemukiman (Ezr 2:59; Neh 7:61), dan memiliki suatu organisasi para tua-tua (Yeh 3:15,24; 8:1; 14:1; 20:1; 33:31). Beberapa orang kehilangan iman; tetapi bagi mereka yang tetap setia, Yehezkiel menjadi menara kekuatan. Tidaklah mengherankan bahwa, meski telah disingkirkan dari negeri mereka, dari Bait Allah, dan dari berbagai kurban persembahan, mereka tetap mengutamakan puasa, hari Sabat, serta sunat, dan bahwa doa, pembacaan Kitab Suci, serta pengidungan mazmur, yakni cikal bakal sinagoge, terus ditekankan. PRIBADI. Yehezkiel (Allah meneguhkan), anak Busi, berasal dari keluarga imam, mungkin dari bani Zadok (Yeh 1:3; 40:46; 44:15). Dia menunjukkan hubungannya yang sangat dekat dengan Yerusalem, di mana dia menghabiskan tahun-tahun pertamanya, dan dengan Bait Sucinya. Pada tahun 597 SM dia dibuang ke Babel oleh Nebukadnezar, bersama dengan Raja Yoyakhin dan orang-orang penting dari Yerusalem. Rumahnya di Tel-Abib, koloni terpenting dari orang-orang buangan, di Sungai Kebar atau "Kanal Besar" (Yeh 1:1; 3:15), dekat kota Nipur, sebelah tenggara Babel. Dia memiliki istri yang tercinta tetapi tidak memiliki anak (Yeh 24:16-18). Sebagai orang yang tampaknya dihormati, kediamannya menjadi tempat pertemuan para tua-tua dari orang-orang buangan (Yeh 3:24; 8:1; 14:1; 20:1). Sebagai tanggapan terhadap suatu penampakan Allah yang indah (Yeh 1:4-28), dia ditugaskan menjadi juru bicara Allah dan penjaga atas orang-orang buangan (ps. 2; 3). Pelayanannya berlangsung sejak tahun kelima dari pembuangan Yoyakhin, 592 SM, sampai tahun ke-27, 570 SM (Yeh 1:2; 29:17). Sebelum kejatuhan Yerusalem pada tahun 586 SM, dia terutama merupakan seorang pengkhotbah mengenai pertobatan dan penghakiman (ps. 1-24). Bagi suatu masyarakat yang pemberontak, yang cenderung menyembah berhala, dan yang dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan kafir, Yehezkiel terus-menerus memberikan peringatan (Yeh 2:3 dst.; Yeh 3:4-11; 13; 14:1 dst.; Yeh 18:2,25; 20:1 dst.). Dia mengingatkan para buangan bahwa orang-orang yang masih hidup di Yerusalem punya keyakinan yang salah yaitu tentang tidak akan diganggu gugatnya Bait Suci dan tanah Israel (Yeh 11:1-15), serta menganggap masih sangat jauhnya hari pembalasan (Yeh 12:21-28*). Bagi para pendengarnya yang berputus asa, setelah kejatuhan Yerusalem (Yeh 24:21 dst.; Yeh 33:10,17; 37:11*), dia menjadi seorang penghibur, pembawa berita keselamatan, seorang yang memaparkan pentingnya agama dalam batin, seorang nabi bagi orang-orang Israel yang dikumpulkan kembali, dan seorang yang mendapat penglihatan mengenai pemulihan yang dilakukan Allah terhadap Bait Suci, ibadah, dan tanah bagi bangsa Israel yang sudah ditebus dan disucikan (Yeh 33:11; 34; 36:25-31; 37; 40-48). Dia menggambarkan hukuman yang jatuh atas bangsa-bangsa musuh yang dipimpin oleh Gog dan Magog (ps. 38; 39), tetapi memberi petunjuk tentang pertobatan bangsabangsa lain, misalnya, Sodom dan Samaria (Yeh 16:53 dst.), dan melihat sebelumnya tentang banyak bangsa yang datang bernaung, seperti burung-burung, di bawah pohon aras yang besar, Sang Mesias (Yeh 17:22-24). Yehezkiel menyampaikan pesannya dengan metode-metode yang begitu mengesankan, seperti perumpamaan (ps. 15; 16; Yeh 17:1-21; 19; 21:1-17; 23; 24:1-14), tindakan-tindakan simbolis

Page 88 of 130

(Yeh 4:1-5:4; 12:1-7,17-20; 21:18-23; 24:3-5,15-24; 37:15-17), dan penglihatan-penglihatan (Yeh 1:4-28; 2:9-3:3; 3:22,23; 8-11; ). Sebagaimana bagi Zakharia, begitu juga bagi Yehezkiel, seorang malaikat yang memberikan penafsiran pun penting dalam penglihatan-penglihatannya (sering kali dalam 40-48; mis., Yeh 40:3,4; 43:6,7; 47:1 dst.). Gambaran apokaliptik muncul berulang kali (Yeh 7:5-12; 20:33-44; 28:25,26; 34:25-31; 36:8-15,33-36; 38; 39; 47:1-12). Penguasaan Yehezkiel akan banyak bentuk prosa dan puisi menunjukkan persiapan dan pemikiran yang seksama. Selama generasi terakhir, para ahli mengajukan teori-teori yang sangat berbeda mengenai Yehezkiel: bahwa orang seperti dia tidak ada tetapi kitab itu adalah suatu pseudepigrafa (karya sastra Yahudi yang tidak termasuk dalam kanon Alkitab maupun dalam apokrif) dari 230 SM (C.C. Torrey); bahwa dia hidup pada masa Manasye, berasal dari Israel Utara, dan menulis kepada diaspora Asyur (James Smith); bahwa semua pelayanannya bertempat di Palestina tetapi setelah tahun 586 SM di Babel (Bertholet, Auvray, Van den Born, Oesterley dan Robinson); bahwa dia memiliki beberapa tempat kediaman (I.G. Matthews, Fisher, Freedman); dan bahwa dia seorang dari Israel Utara pada tahun 400 SM (Messel). Ketidakmampuan para ahli untuk menghasilkan sebuah teori yang lebih baik daripada pandangan tradisional, ditambah dengan bukti yang kuat untuk itu, menunJukkan bahwa tidak ada perubahan yang diperlukan berkaitan dengan tempat kediaman Yehezkiel (bdg., Carl G. Howie, "The Residence of Ezekiel," dalam The Date and Composition of Ezekiel, hlm. 5-26). Berbagai usaha telah diupayakan untuk membuktikan bahwa Yehezkiel adalah seorang psikopat. E.C. Broome, yang menulis dalam "Ezekiel Abnormal Personality" (JBL, 65 1946, hlm. 272-292), . mendiagnosanya sebagai terganggu oleh katatonik atau schizofrenia paranoid! Howie secara seksama telah membandingkan apa yang disebutnya bukti untuk penyakit schizofrenia Yehezkiel dengan kesamaan-kesamaan antara Yehezkiel dan penganut aliran mistik lainnya ("Psychological Aspects of Ezekiel and His Prophecy," op. cit., hlm. 69-84). Dia menunjukkan betapa tidak masuk akalnya bagi seorang siswa psikiatri non-profesional untuk. menyatakan diri berhasil melakukan psikoanalisis terhadap seorang yang telah meninggal selama 2500 tahun! Howie berkata: "Yehezkiel… pada dasarnya adalah seorang penganut aliran mistik dengan suatu imajinasi yang sensitif dan artistik yang menghasilkan beberapa penglihatannya yang terkenal dan kata-kata kiasan simbolis dalam sastra Alkitab… Dia berperilaku sangat berbeda dengan ‘norma’ tetapi dia tidak benar-benar menderita psikopat. Tidak ada nabi yang normal, kalau tidak dia tentu tidak akan menjadi seorang nabi. Keanehan atau ketidaknormalan Yehezkiel tampaknya merupakan rahasia dari kebesarannya" (ibid., hlm. 84). Nabi Yehezkiel disebut sebagai "orang pertama yang mengekspresikan dogma secara kuat dalam Perjanjian Lama," "Calvin Perjanjian Lama," "orang yang paling berpengaruh dalam seluruh perjalanan sejarah Ibrani," "bapak Yudaisme," "nabi dengan tanggung jawab pribadi," dan lain-lain. Orang yang secara serius menyelidiki Kitab Yehezkiel bisa dengan mudah melihat bagaimana pujianpujian semacam itu bisa digunakan untuk imam, nabi, dan gembala ini.

Page 89 of 130

KITAB-PENULIS DAN KESATUAN. Kitab tersebut, kecuali untuk penjelasan redaksional, oleh sebagian besar ahli dianggap sebagai berasal dari Yehezkiel di gôlâ Babel; tetapi para ahli modern sering kali menentang soal kesatuan dan penulis tunggal Bari kitab ini. Oeder, pada tahun 1771, tidak mengakui keaslian pasal Yeh 40:48, dan selain itu Carrodi (1791) menolak pasal Yeh 38; 39. Zunz (1831) menempatkan kitab tersebut dalam periode Persia, sekitar tahun 440-400 SM, dengan pasal Yeh 25; 26; 27; 28 ditulis pada tahun 332 SM. Seinecke (18761884) menilai Kitab Yehezkiel sebagai pseudepigrafa dari tahun 163 SM. Kraetzschmar (1900) dan Hermann (1908) berpendapat bahwa ada dua perbaikan teks dari kitab tersebut. Gustav Holscher, pada tahun 1924, mengemukakan pandangan yang radikal bahwa hanya pesan-pesan mengenai bencana yang ditulis dalam bentuk qina puitis yang bisa dihubungkan dengan Yehezkiel secara pasti. Karena itu, katanya, 6/7 bagian kitab ini merupakan editorial, hanya 170 dari keseluruhan 1273 ayat yang memang ditulis oleh nabi tersebut. C. C. Torrey (1930) menilai kitab tersebut sebagai pseudepigrafa yang berasal dari tahun 230 SM, tetapi dinyatakan berasal dari zaman Manasye. Dalam mendukung pandangan-pandangannya, dia mengutip Talmud dari abad ke-4 M yang diterima tanpa diselidiki terlebih dulu, Baba Bathra 14b-15a, yang membicarakan tentang pembuangan Babel sebagai sebuah isapan jempol (bertentangan dengan penemuan-penemuan arkeologi; banding’kan W. F. Albright, "The American Excavations at Tell Beit Mirsim," ZAW, 6 1929, hlm. 16), dan menemukan banyak pengaruh bahasa Aram yang belakangan di dalam kitab tersebut. Untuk melihat jawaban atas hal itu, bacalah buku Howie, "The Aramaic of the Book of Ezekiel" (op. cit., hlm. 4768). W. A. Irwin (1943) menganggap hanya 251 ayat dalam bentuk puitis dari pasal Yeh 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21; 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36; 37; 38; 39 yang berasal dari Yehezkiel. Menurutnya, sisa berupa 80 persen dari kitab tersebut, adalah "tafsiran yang palsu," yang menunjukkan banyak tambahan dari banyak penulis selama periode waktu yang lama. Perlu diperhatikan secara serius catatan peringatan yang diserukan oleh H. G. May. dalam tafsirannya tentang Yehezkiel: "Kritik sastra dan sejarah bukanlah suatu ilmu pasti… Elemen subjektif menyertainya, karena dalam sebuah kitab seperti Yehezkiel, para ahli dipengaruhi oleh seluruh konsep mereka tentang perkembangan dan karakteristik agama dan sejarah Ibrani" (IB, VI, 45). Berbagai referensi sejarah yang tidak langsung, sifat bahasa yang digunakan, bukti bahwa Yehezkiel hidup sebelum Bait Salomo dihancurkan, semuanya merupakan bukti positif untuk mendukung penanggalan tradisional dari kitab tersebut (bdg. Howie, "The Date of the Prophecy," op. cit. hlm. 2746). Teks Masoret (TM, teks Ibrani yang diterima, dipelihara, dan diberi tanda-tanda baca huruf hidup oleh para juru tulis antara tahun 600 dan 900 M) memiliki banyak perubahan tekstual, sebagaimana diindikasikan dalam tafsiran. Para ahli terpaksa melihat pada beberapa versi, terutama Septuaginta (LXX), dalam upaya memulihkan teks tersebut. Kodeks Papirus LXX 967, papirus Chester Beatty, yang berisi Yeh 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17 dengan bagian yang hilang, dan koleksi John H. Scheide, yang berisi sebagian besar Yeh 19:12-39:29, dan bertanggal sebelum Hexapla karya Origenus dari abad ke-3 M, merupakan dokumen-dokumen yang sangat bermanfaat. Diharapkan bahwa penjelasan mengenai teks Yehezkiel akan segera datang dari naskah-naskah dan penggalan-penggalan Gulungangulungan Kitab Laut Mati.

Page 90 of 130

KITAB-ISI. Keterangan singkat tentang isi Kitab Yehezkiel ada tersusun. Ada banyak kemiripan antara Yeremia dan Yehezkiel dalam pemakaian bahasa, lambang, dan ide. Dalam suatu diagram sinoptik, G. Currey menunjukkan suatu perbandingan antara Yehezkiel, Daniel, Zakharia, dan Wahyu. (Ezekiel in The Speaker’s Commentary, hlm. 12-16). Beberapa perikop yang menonjol dari Kitab Yehezkiel, ditulis per pasal, adalah: 1; 2; Yeh 3:16-21 (bdg. Yeh 33:1-9); 8 Yeh 9; 11:19 dst. (bdg. Yeh 18:31; 24:7; ); Yeh 14:14,15; 16; 17:22-24; 18 (bdg. 33); Yeh 21:8-17; 21:18-27; 23; 27; 28; 31; 32:17-22; 34; 36:16-38; 37; 38; 39; 47. Perikop-perikop Mesianis yang utama adalah: Yeh 11:16-20, Tuhan, tempat ibadah; Yeh 17:22-24, pohon aras yang besar; Yeh 21:26,27, raja yang adil; Yeh 34:11-31, gembala yang setia; Yeh 36:2535, penyucian besar; Yeh 37:1-14, kebangkitan besar; Yeh 37:21-28, penyatuan kembali yang besar; 38 Yeh 39, penaklukan Gog; Yeh 47:1-12, aliran air yang memberi hidup yang keluar dari Bait Allah. Ajaran-ajaran dasar dari Yehezkiel bisa dikelompokkan sebagai berikut: 1) Ide-ide mengenai Allah: kemuliaan-Nya, pasal Yeh 1; 10; 43; nama-Nya, Yeh 20:8,9,14,22; 36:22,23; kekudusan-Nya, Yeh 20:41; 28:22-25. 2) Penekanan pada tanggung jawab pribadi, Yeh 18:2,5-9,19,20, suatu pengembangan dari Yer 31:29,30. 3) Keadaan berdosa Israel pada permulaan sejarahnya, Yeh 20:8,9; 23:3 dst. 4) Janji-janji pemulihan; penghakiman atas bangsa-bangsa, 25-32; 38 Yer 39; pemberian tanah dengan kesuburan yang luar biasa, Yeh 36:8,9,29,30,34,35; kelahiran baru secara rohani, Yeh 36:25-27; pemulihan orang-orang buangan, Yeh 37:1-14; pemerintahan Mesianis, Yeh 34:1122,23,24; 37:22 dst.; kembalinya Tuhan kepada umat yang sudah lahir baru, Yeh 37:26,27; 43:112. 5) Kelompok masyarakat yang dipulihkan, 40-48. Yehezkiel, yang menulis sebagai seorang imam di bawah perjanjian lama (old covenant),’ menggambarkan Bait Allah, imam-imam, dan sistem persembahan kurban yang sudah dibaharui itu sebagai alat di mana Allah berhubungan dengan umat tebusan-Nya.

Page 91 of 130

GARIS BESAR — YEHEZKIEL Kitab Yehezkiel terdiri dari dua bagian: pasal Yeh 1:1-24:27, serangkaian pesan yang disampaikan sebelum kejatuhan Yerusalem, yang isinya secara umum adalah tentang "malapetaka"; pasal Yeh 25:1-48:35, disampaikan setelah kejatuhan Yerusalem, dengan tema dasar tentang "pengharapan." Kitab Yehezkiel lebih cocok dipelajari dalam empat judul: pasal Yeh 1:1-24:27, Nubuat tentang Penghukuman atas Yehuda dan Yerusalem; pasal Yeh 25:1-32:32, Nubuat Melawan Bangsa-bangsa Sekitar; pasal Yeh 33:1-39:29, Nubuat tentang Pemulihan Israel; pasal Yeh 40:1-48:35, Penglihatanpenglihatan tentang Bait Suci Yang Baru dan Hukum Yang Baru bagi Orang-orang Tebusan. .I

NUBUAT MELAWAN YEHUDA DAN YERUSALEM. YEH 1:1-24:27. A. Pendahuluan: Panggilan Yeh 1:1-3:27. 1. Tulisan awal. Yeh 1:1-3. 2. Penglihatan pengukuhan sang nabi: Teofani. Yeh 1:4-28 3. Masa inisiasinya menuju jabatan nabi. Yeh 2:1-3:27. B. Kejatuhan kota dan bangsa itu dinubuatkan Yeh 4:1-7:27. 1. Empat tindakan simbolis tentang Yerusalem. Yeh 4:1-5:17 2. Nubuat melawan gunung-gunung Israel, tempat pemujaan berhala. Yeh 6:1-14 3. Ratapan atas kejatuhan Yehuda. Yeh 7:1-27. C. Dosa dan nasib Yerusalem. Yeh 8:1-11:25. 1. Penglihatan tentang empat kejijikan yang dilakukan di Bait Suci. Yeh 8:1-18 2. Penglihatan tentang penduduk yang dibantai oleh beberapa pembalas ilahi. Yeh 9:1-11 3. Penglihatan tentang Yerusalem yang dihancurkan oleh api. Yeh 10:1-22 4. Penglihatan tentang kondisi di dalam kota dan kepergian Tuhan dari kota itu. Yeh 11:1-25 D. Perlunya pembuangan itu secara moral. Yeh 12:1-19:14. 1. Tindakan-tindakan simbolis yang menunjukkan pembuangan dan penyerbuan. Yeh 12:1-20 2. Nubuat dan kekejaman-kekejaman di dalamnya. Yeh 12:21-14:23 3. Perumpamaan tentang pohon anggur. Yeh 15:1-8 4. Perumpamaan tentang anak yang diketemukan. Yeh 16:1-63 5. Perumpamaan tentang pohon anggur dan dua ekor rajawali. Yeh 17:1-24 6. Keadilan Allah ditunjukkan dalam perlakuan-Nya terhadap individu. Yeh 18:1-32 7. Perumpamaan tentang dua ekor singa dan pohon anggur. Yeh 19:1-14. E. Kejatuhan Israel yang akan datang tidak terelakkan dan perlu. Yeh 20:1-24:27. 1. Tinjauan tentang ketidaksetiaan Israel, dan pemeliharaan atas Israel. Yeh 20:1-44 2. Israel akan dihukum oleh pedang amarah Allah. Yeh 20:45-21:32 3. Dosa-dosa Yerusalem akan dihakimi dalam peleburan logam. Yeh 22:1-31 4. Perumpamaan tentang Ohola dan Oholiba. Yeh 23:1-49 5. Simbol-simbol tentang pengepungan terakhir terhadap Yerusalem. Yeh 24:1-27.

Page 92 of 130

.II

NUBUATAN-NUBUATAN MELAWAN BANGSA-BANGSA ASING: KEDAULATAN UNIVERSAL ALLAH. YEH 25:1-32:32. A. Amon. Yeh 25:1-7. B. Moab. Yeh 25:8-11. C. Edom. Yeh 25:12-14. D. Filistin. Yeh 25:15-17. E. Tirus. Yeh 26:1-28:19. 1. Nubuat tentang kehancuran Tirus. Yeh 26:1-21. 2. Ratapan atas kejatuhan Tirus. Yeh 27:1-36. 3. Kejatuhan raja Tirus. Yeh 28:1-19. 4. Sidon. Yeh 28:20-26. 5. Mesir akan diserahkan kepada Nebukadnezar sebagai imbalan. Yeh 29:17-21. 6. Kehancuran Mesir dan sekutunya. Yeh 30:1-19. 7. Kekuatan Firaun akan dihancurkan. Yeh 30:20-26 8. Perumpamaan tentang pohon aras yang besar. Yeh 31:1-18 9. Ratapan untuk Firaun, sang naga. Yeh 32:1-16 10. Ratapan atas turunnya Firaun ke dunia orang mati. Yeh 32:17-32.

.III

NUBUATAN TENTANG PEMULIHAN ISRAEL. YEH 33:1-39:29. A. Sang nabi: Fungsinya dalam mempersiapkan zaman baru. Yeh 33:1-33 B. Keluarga rajani: Gembala-gembala Israel yang mementingkan diri sendiri dan Gembala yang Baik. Yeh 34:1-31. 1. Edom yang jahat akan dihancurkan. Yeh 35:1-15 2. Israel akan dimuliakan dan diberkati. Yeh 36:1-15 3. Prinsip-prinsip penebusan digambarkan. Yeh 36:16-38. C. Bangsa: Kebangkitan tulang-tulang kering Israel; penyatuan kembali Yehuda dan Israel. Yeh 37:1-2 D. Damai Sejahtera: Tuhan akan membela Israel terhadap serangan Gog. Yeh 38:1-39:29. 1. Serangan Gog dan kehancurannya. Yeh 38:1-23 2. Kelanjutan nubuat melawan Gog. Yeh 39:1-29.

.IV

PENGLIHATAN TENTANG MASYARAKAT YANG DIPULIHKAN: BAIT SUCI YANG BARU DAN HUKUM YANG BARU. YEH 40:1-48:35 A. Gambaran tentang Bait Suci yang baru. Yeh 40:1-43:27. 1. Bait Suci yang baru dengan pelataran-pelataran dan kamar-kamarnya. Yeh 40:1-42:20. a. Pelataran, tembok, dan serambi. Yeh 40:1-49 b. Bait Suci dan Ruang Mahakudus. Yeh 41:1-26 c. Kamar untuk para imam. Yeh 42:1-20 2. Kembalinya Tuhan ke Bait Suci. Yeh 43:1-12 3. Mezbah dan persediaan untuk persembahan Bait Suci,Yeh 43:13-27. B. Ibadah penyembahan yang baru dengan pelayanan dan sistem persembahan kurban yang ideal. Yeh 44:1-46:24. 1. Orang-orang yang boleh melayani di dalam Bait Suci. Yeh 44:1-31. 2. Bagian tanah untuk para imam, kaum Lewi, dan raja; dan hal-hal yang harus dibayarkan kepada raja. Yeh 45:1-17. 3. Persembahan-persembahan yang harus dilakukan pada hari-hari raya dan masa-masa yang ditetapkan lainnya. Yeh 45:18-46:24 4. Aliran air yang memberi hidup keluar dari Bait Suci. Yeh 47:1-12 5. Batas-batas dan pembagian tanah suci. Yeh 47:13-23 6. Bagian wilayah suku-suku, imam-imam, kota, dan raja. Yeh 48:1-35.

Page 93 of 130

PENDAHULUAN — DANIEL

NAMA KITAB. Dalam Alkitab bahasa Inggris judul bagian Alkitab ini adalah "The Book of Daniel" ("Kitab Daniel"). Dalam Alkitab Ibrani judulnya hanyalah, ""Daniel," yang-sesuai dengan kebiasaan yang dianut dalam Kitab Nabi-nabi Besar dan Kecil-adalah nama penulis kitab tersebut. Sebagaimana dalam beberapa kitab nubuatan lainnya (mis., Yeremia dan Hosea), penulisnya juga merupakan pelaku utama dalam peristiwa-peristiwa yang ditulis. Tulisan-tulisan Perjanjian Lama ini memuat nama-nama ini dalam daftar dan ayat-ayat paling awal. Yesus menyebut nubuat-nubuat dalam kitab ini sebagai "disampaikan oleh Nabi Daniel" (Mat 24:15; Mrk 13:14). Kesaksian Tuhan kita bukan hanya bahwa kitab itu diberi nama mengikuti nama Daniel, tetapi juga bahwa nubuat-nubuatnya diucapkan olehnya. Nama Daniel telah dikenal dalam literatur dari beberapa bahasa kuno lainnya yaitu Akad, Sabaean, Palmyrene, Nabataean (J. A. Montgomery, A Critical and Exegetical Commentary on the Book of Daniel, ICC., hlm. 128), dan dalam literatur Kanaan dari Ras Syamra, di mana seorang pahlawan bernama Daniel muncul (Tale of Aqhat, ANET, 149-155). Para ahli injili lazimnya menyebut penulis kitab kita dengan Daniel yang disebut dalam Yeh 14:14,20; 28:3*, di mana dia disebutkan bersama dengan Nuh dan Ayub, sebagai contoh orang benar. Orang-orang yang menyangkali keaslian Daniel menganggap bahwa Daniel dalam Kitab Yehezkiel adalah "tokoh dari tradisi kuno dan tersebar di seluruh dunia, seperti Nuh-Utnapishtim dari kisah air bah," dan lain-lain (Montgomery, ICC, hlm. 2). Namun, Ayub dan Nuh dalam Kitab Yehezkiel, adalah tokoh-tokoh Alkitab, bukan tokoh dunia. Karenanya, kita boleh menganggap bahwa Daniel dalam Kitab Yehezkiel juga penulis kitab kita. (Untuk makna nama itu, lih. cat. dalam Dan 1:6.)

PENANGGALAN DAN PENULIS. Sejak abad ketiga dari Zaman Kristen, penanggalan dan penulis Kitab Daniel telah menjadi perdebatan antara mereka yang menerima pernyataan-pernyataan Alkitab untuk dirinya sendiri dan mereka yang tidak. Sebelumnya, sebagaimana sekarang diketahui, semua orang Yahudi dan Kristen mula-mula menerima bahwa kitab itu ditulis dalam zaman Babel dan Persia dari abad keenam, di dan dekat kota Babel, seperti yang disebutkan oleh kitab itu. Perjanjian Baru dan beberapa tulisan yang bukan kanon Alkitab, menerima begitu saja keaslian kitab itu. Seorang filsuf Neo-Plato, Porphyry (233-304 M), bertentangan dengan orang-orang Kristen, memandang bahwa kitab itu secara tepat menghubungkan cerita dari peristiwa-peristiwa yang terjadi antara abad kelima dan awal abad kedua. Secara khusus, kitab itu berbicara tentang kedatangan kekaisaran Media-Persia dan Yunani, terutama rincian karier seorang raja Siria, Antiokhus Epifanes, 175-163 SM, dalam perselisihannya dengan raja Mesir dan orang-orang Yahudi di Palestina. Jadi Porphyry, yang menyangkal bahwa kitab itu ditulis sebagaimana diyakini, berpendapat bahwa kitab itu ditulis di Palestina oleh seorang Yahudi yang hidup pada zaman Antiokhus, dan bahwa apa yang ditulis sebagai nubuatan sebenarnya adalah sejarah. Selanjutnya, dia menyatakan bahwa kitab itu akurat sebagai sejarah sebelum Antiokhus, tetapi tidak akurat setelah itu. Eusebius dari Kaisarea, Apolinaris, Methodius, dan yang paling khusus, Jerome, menulis jawaban jawaban untuk Porphyry (lih. Jerome’s Commentary on Daniel, Prolog). Dalam zaman modern munculnya ketidakpercayaan di lingkungan gereja telah menyebabkan timbulnya berbagai argumentasi baik dari Porphyry maupun lawannya. Seperti yang ditulis oleh E. B. Pusey, hampir seabad lalu: "Kemampuan manusia menemukan hal-hal rohani atau bukan rohani sangatlah terbatas. Mungkin akan sulit untuk menemukan suatu ajaran sesat yang baru. Orang-orang yang menolak pada zaman dahulu kala sama telitinya atau lebih teliti daripada orang-orang yang menolak sekarang; sehingga landasannya hampir habis" (Daniel the Prophet, hlm. iii).

Page 94 of 130

Alasan mendasar mengapa beberapa ahli menyangkal keaslian Kitab Daniel adalah karena mereka sudah lebih dulu menolak kemungkinan nubuatan yang bersifat ramalan (lih. J. E. H. Thomson, Daniel in Pulpit Commentary, hlm. xiii). Sekalipun biasanya tidak diungkapkan, kadang-kadang hal tersebut diakui secara terbuka (mis., Robert H. Pfeiffer, Introduction to the Old Testament, hlm. 755). Argumentasi yang banyak diberikan untuk mendukung pandangan negatif itu terutama adalah sebagai berikut: 1) Penulis membuat kesalahan-kesalahan historis. 2) Kitab Daniel dalam bahasa Ibrani dan Aram adalah dari tipe yang jauh lebih belakangan daripada abad keenam. 3) Beberapa istilah yang dipakai adalah kata-kata Persia dan Yunani di mana seorang penulis Yahudi dari abad keenam tidak mungkin mengetahuinya. 4) Posisi kitab itu dalam bagian ketiga (Tulisan-tulisan atau Karangan-karangan Suci) dari Perjanjian Lama menunjukkan asal-usulnya yang belakangan, yakni setelah kitab nabi-nabi diakhiri. 5) Tidak ada kesaksian eksternal tentang keberadaan Daniel sebelum abad kedua. 6) Gagasan teologis dari kitab ini terlalu maju untuk abad keenam. 7) Cerita-ceritanya bersifat khayalan, tidak ada dalam sejarah, dan tidak nyata. 8) Literatur apokaliptis, di mana Kitab Daniel merupakan sebuah contoh, tidak muncul sebelum "turun dalam zaman Helenistis" (Montgomery, ICC, hlm. 80). Argumentasi yang dipakai oleh para apologet untuk mendukung keaslian Kitab Daniel adalah sebagai berikut: 1) Bukti yang jelas dari kesaksian kitab itu; 2) Penerimaannya dalam kanon, yang membuktikan fakta bahwa orang-orang Yahudi sebelum abad-abad Kristen yakin akan keasliannya; 3) Kesaksian yang seragam dari Perjanjian Baru, termasuk pendapat yang dikemukakan oleh Tuhan kita sendiri; 4) Kesaksian eksternal dan langsung dari zaman dulu (termasuk Yeh 14:14,20; 28:3; I Makabe 2:59, 60; dan beberapa bagian dalam Josephus); 5) Bukti tentang pengaruh Daniel sebelum tahun 165 SM; 6) Penolakan argumentasi negatif mengenai gagasan dan sejarah kitab itu. Ini terutama didasarkan pada dukungan yang kuat dari arkeologi. Sebagian besar dari keberatan historis telah dibungkam oleh Boutflower dan Dougherty (Charles Boutflower, In and Around the Book of Daniel; R. H. Dougherty, Nabonidus and Belshazzar). Perhatikan khususnya pengakuan yang cukup negatif dari Montgomey (ICC, hlm. 72, paragraf penuh kedua).

STRUKTUR KITAB. Pengamatan sepintas mungkin membagi kitab itu menjadi dua bagian utama, yang masing-masing memiliki enam sub-bagian dari setiap pasal yaitu: pasal Dan 1; 2; 3; 4; 5; 6, Sejarah Daniel; pasal Dan 7; 8; 9; 10; 11; 12, Nubuat Daniel. Namun, sebagaimana biasanya garis besar yang rapi semacam itu, pembagian dua bagian ini lebih dibuat-buat daripada semestinya. Pasal Dan 10; 11; 12 sendiri sebenarnya merupakan suatu kesatuan penting. Dasar pembagian yang benar harus dicari dalam fakta bahwa Bagian Dan 1:1-2:4a memakai bahasa Ibrani, Bagian Dan 2:4b-Dan 7:28 memakai bahasa Aram (Siria, Kasdim), dan Bagian Dan 8:112:13 memakai bahasa Ibrani. Penggunaan dua bahasa secara aneh ini, meskipun bersifat misterius, merupakan maksud Allah dan mengandung makna tertentu. Dengan mengikuti C. A. Auberlen (The Prophecies of Daniel and the Revelation of St. John, 1857) dan S. P. Tregelles (Remarks on the Prophetic Visions in the Book of Daniel, 1864) dalam memandang perubahan bahasa sebagai kunci untuk mengetahui struktur pemikiran-sepanjang ada suatu struktur-kami melihat bahwa Kitab Daniel membawa pesan penghakiman dan penaklukan bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, yang wakil utamanya pada zaman sang nabi adalah Nebukadnezar, Belsyazar, Darius, dan Koresy. Bahasa yang

Page 95 of 130

tepat dalam bagian yang condong kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi ini (Dan 2:4b-Dan 7:28) adalah Aram, bahasa diplomatik dan perdagangan pada zaman itu. Kitab itu berisi juga suatu pesan lain, yaitu pesan tentang pengharapan dan pembebasan bagi umat Allah yang tertindas tetapi berharga dan kudus, yakni bangsa Ibrani. Untuk bagian yang condong kepada orang Ibrani bahasa yang tepat adalah bahasa Ibrani. Ini bukan untuk mengatakan bahwa orang-orang Ibrani tidak muncul dalam pasal Dan 2; 3; 4; 5; 6; 7 atau bangsa-bangsa bukan Yahudi tidak ada dalam pasal Dan 8; 9; 10; 11; 12. Itu hanya berarti bahwa sudut pandang dasarnya berubah. Seluruh Kitab Daniel adalah kitab nubuat. Dari sudut pandang Alkitab, ini hanya berarti bahwa penulisnya adalah seorang nabi (Mat 24:15; bdg Ibr 1:1,2). Karena itu, pada waktu nubuat Alkitab mencakup ramalan, Kitab Daniel lebih dari sekadar ramalan. Kitab itu mungkin berhubungan dengan peristiwa-peristiwa pada masa lampau, sekarang atau masa depan. Kitab itu selalu disajikan dari sudut pandang moral dan spiritual yang diberikan secara ilahi. Jadi, bagian-bagian historis dan nasihat bersifat nubuat sekaligus ramalan. Atas dasar ini analisis berikut muncul. LATAR BELAKANG HISTORIS. Kitab Yehezkiel dan Kitab Daniel ditulis dalam masa Pembuangan, nama yang biasanya diberikan untuk zaman selama orang-orang Yahudi dari kerajaan Yehuda dipindahkan dari negara mereka setelah penghancuran Bait Suci, ibu kota, dan kerajaan mereka oleh Nebukadnezar. Penghancuran ini datang dalam tiga tahap: Pertama, pada tahun 605 SM, Nebukadnezar menaklukkan Yoyakim dan membawa para tawanan, di antaranya Daniel dan tiga rekannya (Dan 1:1-6; lih. di bawah pada Dan 1:1). Belakangan, pada tahun 597 SM, dalam perjalanan lain ke Palestina, setelah tindakan pemberontakan dari raja Yehuda, Yoyakim dan Yoyakhin perlu dihukum, Nebukadnezar sekali lagi membuat Yerusalem takluk. Kali ini dia membawa 10.000 tawanan, di antaranya Raja Yoyakhin dan nabi muda Yehezkiel (Yeh 1:1-3; bdg. 2Taw 36:10; 2Raj 24:8-20). Akhirnya, pada tahun 587 SM, setelah pengepungan Yang lama, Nebukadnezar menghancurkan kota itu beserta Bait Allah dan mencerai-beraikan seluruh masyarakat Yahudi (2Raj 25:1-7; Yer 34:1-7; 39:1-7; 52:2-11). Pemulihan negeri itu dimulai pada tahun 538 SM, ketika sang pemenang Koresy, raja dari kerajaan Media-Persia yang baru dan penakluk Babel, sesuai dengan kebijakan umum tentang pemulihan memulangkan orang-orang tawanan ke negeri mereka, mengeluarkan keputusan bahwa orang-orang Yahudi boleh pulang (2Taw 36:22,23; Ezr 1:1-4). Sekalipun beberapa orang Yahudi tetap tinggal dalam pembuangan bertahun-tahun setelah izin pulang mereka diberikan (tentu, sebagian besar tidak pernah kembali sebagai penduduk), pembuangan itu sendiri, selama mana orang-orang buangan dilarang bermukim di Yerusalem, berlangsung hanya kira-kira 48 tahun. Namun, Bait Allah tetap tidak dibangun kembali sampai kira-kira tahun 515 SM (lih. Ezr 6:15), kira-kira 70 tahun setelah kehancurannya pada tahun 587 SM. Akan tetapi nubuat Yeremia tentang "tujuh puluh tahun," berhubungan dengan masa perbudakan di Babel (Yer 25:11) dan bukan hanya mencakup Yehuda, tetapi juga negara-negara di sekitarnya. Inilah masa dari tahun 605 sampai 538 SM, dibulatkan, "tujuh puluh tahun" (bdg Dan 9:1,2, yang tanggalnya adalah 539/538 SM). Banyak perubahan budaya dan agama menimpa orang-orang Yahudi melalui pembuangan mereka. Di antaranya adalah munculnya ibadah sinagoge sebagai pengganti ibadah di Bait Suci, dan setidaknya suatu permulaan menuju penggunaan bahasa kedua, yaitu Aram (juga disebut Siria atau Kasdim). Sejumlah bukti membawa pada kesimpulan bahwa bahasa Abram sebenarnya adalah Aram. Pernyataan-pernyataan Alkitab (Ul 26:5; Kej 31:4) menunjukkan bahwa keluarga yang darinya Abram, Ishak, dan Yakub berasal, menggunakan bahasa Aram. Bukti-bukti arkeologi (mis., Batu-batu Moab, Dokumen-dokumen Ras Syamra) menunjukkan bahwa bangsa Kanaan menggunakan suatu bahasa yang hampir sama dengan bahasa Ibrani. Jadi orang-orang Yahudi, pada zaman sebelumnya, bahkan sebelum tinggal di Kanaan, telah mengambil "bahasa Kanaan," yang, dengan sedikit

Page 96 of 130

perubahan, menjadi bahasa Ibrani. Di Babel, mereka menemukan bahasa Aram sebagai bahasa perdagangan. Itu juga menjadi bahasa diplomasi selama beberapa masa (bdg. Yes 36:11,12). Jadi, agaknya orang-orang Yahudi mengambil bahasa Aram, yang benar-benar sangat serupa dengan bahasa Ibrani (meski tidak seluruhnya sama; lih. 2Raj 18:26) dan selama beberapa waktu mereka memakai dwibahasa. Situasi ini tampaknya yang melatarbelakangi fakta bahwa enam pasal Kitab Daniel adalah dalam bahasa Ibrani. Bentuk Literatur. Kitab Daniel adalah kitab Apokalips pertama yang luar biasa. Sekalipun apocalypse hanyalah sebuah kata Yunani yang berarti "penyingkapan" atau "wahyu" dan karenanya cukup tepat menjadi nama untuk seluruh Alkitab, khususnya bagian-bagian yang berkaitan dengan masa depan, biasanya para ahli teologi dan penafsir sekarang memakainya secara khusus untuk jenis literatur tertentu di mana Daniel adalah satu-satunya contoh Perjanjian Lama dan Wahyu satu-satunya contoh Perjanjian Baru. Ada bagian-bagian apokalips dalam kitab-kitab lainnya (mis. Za 1:7-6:8), tetapi tidak ada kitab Apokalips lainnya di dalam Alkitab. Tidak ada ahli konservatif yang bisa membatasi suatu definisi Apokalips yang bisa diterima oleh sifat naturalistis dari banyak pengetahuan Alkitab saat ini. Karena kaum rasionalis yakin bahwa penulis dan penanggalan yang keliru adalah sifat dasar dari Apokaliptis sebagaimana literatur apokaliptis Yahudi yang bukan termasuk kanon Alkitab dari dua abad sebelum Kristus. 1) Orang-orang yang memandang Daniel dan Wahyu sebagai asli dan benar, menganggap literatur Apokaliptis Alkitab sebagai suatu bentuk nubuatan tentang masa depan. Itu dibedakan terutama oleh: Penggunaan penglihatan yang dilaporkan apa adanya (bukannya dicerna dan diringkas seperti kebanyakan nubuatan). 2) Pemakaian simbol-simbol terutama sebagai sarana Pewahyuan, entah ditafsirkan (seperti tentang domba jantan dan kambing jantan dalam Dan 8), atau tanpa ditafsirkan (seperti perempuan yang berselubung matahari dalam Why 12). 3) Ramalan tentang masa depan umat Allah (entah Israel atau Gereja) dalam kaitannya dengan bangsa-bangsa di bumi yang digenapi dengan kedatangan Mesias. 4) Karakteristik gaya prosa dan bukan gaya puitis dari bagian-bagian profetik lainnya dalam Perjanjian Lama.

PENAFSIRAN APOKALIPS. Karakter khusus dari Apokalips menuntut upaya terbaik dari penafsir dan kebergantungannya kepada Allah disertai kerendahan hati. Belum ada aturan hermeneutik khusus yang telah berhasil dibuat untuk menangani literatur Apokalips. Ketelitian yang sungguh-sungguh harus digunakan agar aturan-aturan untuk menafsirkan apokalips yang di luar Alkitab tidak dipindahkan begitu saja ke dalam penafsiran Apokalips Alkitab. Akhirnya, hanya tulisan-tulisan yang diilhamkan dari Daniel dan Yohaneslah yang merupakan apokalips yang sejati. Yang lainnya palsu; dan sekalipun bermanfaat dalam memberikan latar belakang Perjanjian Baru atau menarik bagi orang-orang yang senang dengan literatur khayalan, tulisan-tulisan itu tetap merupakan pseudepigrafa, yaitu tulisan-tulisan palsu. Semua tulisan itu tiruan yang disengaja dari Apokalips yang benar, di mana Kitab Daniel merupakan contoh Alkitab yang menonjol.

Page 97 of 130

GARIS BESAR — DANIEL JUDUL: Nubuatan Tentang Bangsa-Bangsa di Dunia dan tentang Masa Depan Israel yang Berkaitan dengan Mereka dalam Rencana Allah. .I .II

.III

PENGANTAR SEJARAH. DAN 1:1-2:4a. BANGSA-BANGSA DI DUNIA-KARAKTER, HUBUNGAN, KEBERHASILAN, DAN MASA DEPAN MEREKA. DAN 2:4B-DAN 7:28. 1. Mimpi Nebukadnezar tentang patung besar: Sebuah nubuat tentang "zaman bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah." Dan 2:1-49 2. Pencobaan Nebukadnezar terhadap iman orang-orang yang mengaku percaya: Sebuah pelajaran tentang iman yang teguh. Dan 3:1-30 3. Penglihatan Nebukadnezar tentang pohon yang tinggi: Sebuah pelajaran tentang kerendahan hati. Dan 4:1-37 4. Perjamuan Belsyazar: Sebuah pelajaran tentang dosa dan hukumannya. Dan 5:1-31 5. Darius orang Media dalam peran sebagai penganiaya agama: Sebuah pelajaran tentang iman dan doa. Dan 5:31-6:27 6. Sebuah penglihatan tentang empat binatang, Yang Lanjut Usianya, dan Anak Manusia: Konflik antara Kristus dan Antikristus. Dan 7:1-28. BANGSA IBRANI, HUBUNGANNYA DENGAN KEKUASAAN BANGSA KAFIR, DAN MASA DEPANNYA DALAM RENCANA ALLAH. DAN 8:1-12:13. 1. Seekor domba jantan, seekor kambing jantan, dan sebuah tanduk kecil: Israel berselisih dengan Antikristus Perjanjian Lama. Dan 8:1-27 2. Nubuat tentang tujuh puluh masa: Masa depan Israel dalam rencana Allah. Dan 9:1-27 3. Penglihatan terakhir: Israel sepanjang abad dan pada penggenapan di tangan musuh-musuh dan di tangan Allah. Dan 10:1-12:13.

Page 98 of 130

PENDAHULUAN — HOSEA PENULIS Pengetahuan kita tentang kehidupan Hosea, anak Beeri, hanya bersumber dari kitab yang menyandang namanya. Ia bernubuat kepada Kerajaan Utara (Israel, atau Efraim) tepat pada waktu Yesaya sedang bernubuat di Yehuda (Hos 1:1; bdg. Yes 1:1). Amos (Am 1:1) yang hidup sezaman dengan dia, adalah penduduk asli Yehuda yang bernubuat di Israel. Namun Hosea adalah nabi yang juga seorang penulis dari Kerajaan Utara yang menyapa bangsanya sendiri. Ia berbicara kepada mereka dengan hati hancur. Ia bernubuat tentang pembuangan yang akan mereka alami (Hos 3:4). Visi profetiknya melihat melewati pembuangan, kepada pemulihan, ketika umat yang telah dihajar kembali mengakui hak-hak prerogatif Tuhan (Hos 3:5). Karena kejatuhan Samaria tidak disebutkan sebagai fakta yang telah terjadi oleh Hosea, orang berpendapat bahwa ia melayani sebagian besar sebelum 722 SM. Kebanyakan dari pelayanannya sebagai nabi jelas dilakukan di antara 750 sampai 725 SM. Hos 1 ayat Hos 1:1 membuktikan bahwa ia masih hidup dan bernubuat pada zaman Raja Hizkia (mulai sekitar 715 SM).

PERNIKAHAN HOSEA. Ketidaksetiaan Israel kepada Tuhan digambarkan oleh Hosea dengan kiasan seorang istri yang meninggalkan suaminya yang setia demi mengikuti kekasih-kekasihnya yang jahat. Kiasan ini diambil dari pengalaman Hosea sendiri, karena Hos 1:2 memberi tahu kita bahwa Tuhan berbicara kepada Hosea, "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal." Tafsiran yang banyak sehubungan dengan perkataan yang aneh ini umumnya termasuk dalam tiga kategori: 1) Sebagian orang berpendapat bahwa perkataan itu dimaksudkan untuk menyajikan sebuah alegori yang dirancang untuk menanamkan pelajaran spiritual tentang ketidaksetiaan Israel, dan bahwa Hosea tidak benar-benar menikah seperti itu. Pakar-pakar yang berpendapat begini antara lain adalah Calvin, Keil, von Hoonacher, Reuss, Gressman, Robert Pfeiffer, dan E. J. Young. 2) Sebagian lain bersikeras bahwa Hosea benar-benar menikah dengan seorang pelacur, mungkin pelacur kuil. T. H. Robinson dan T. Laetsch menyokong pandangan ini. 3) Banyak pakar berpendapat bahwa Hosea menikah dengan seorang wanita yang tadinya ia kira suci, tetapi belakangan mengetahui bahwa sang istri tidak setia. Menurut pandangan ini, ungkapan "perempuan sundal" (Hos 1:2) dipakai secara profetik. Pada waktu menulis buku ini, Hosea melihat bahwa tangan Allah yang telah membuat suatu pernikahan yang dari sudut pandang manusia merupakan tragedi yang berat. Dengan harapan-harapan besar Hosea menikahi Gomer, hanya. untuk mengetahui kecenderungan sang istri untuk berzina. Mereka kemudian bercerai, Hos 2:2 sebetulnya berisi formula perceraian-"Dia bukan istri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya." Hosea tetap mencintainya, dan menikah lagi dengannya (Hos 3:1). Ini paralel dengan cara Allah menghadapi Israel. Setelah bersumpah setia pada Hukum Tuhan, Israel masih teras mengejarngejar Baal dan dewa-dewa Kanaan lain sampai Allah menolaknya untuk sementara (Pembuangan). Setelah Israel dihajar seperti itu, ia dikembalikan kepada kasih Allah di tanah Yudea. Pandangan ini menyamakan perempuan dalam Hos 3:1 dengan "perempuan sundal" dalam Hos 1:2. Dengan sedikit perbedaan, pendapat ini didukung oleh Ehrlich, Marti, W. R. Harper, dan G. W. Anderson. Tafsiran dalam buku ini ditulis dari sudut pandang ini.

Page 99 of 130

ZAMAN HOSEA. Nubuat-nubuat Hosea mula-mula diucapkan pada waktu pemerintahan Yerobeam II yang kacau, ketika Israel menikmati kesejahteraan lahiriah, tetapi menderita kerusakan batiniah. Kuil-kuil penuh dengan orang-orang yang berbakti (Am 4:4,5), tetapi orang-orang miskin ditindas (Am 4:1) oleh orang-orang yang agamanya hanya bersifat lahiriah saja. Selama hari-hari sejahtera Yerobeam, penghakiman tampak jauh dari Israel, namun kekuasaan Asyur akan segera dirasakan di Asia barat. Tahun berikutnya setelah kematian Yerobeam, Tiglat-pileser III menaiki takhta Asyur (745 SM). Pada tahun 732 SM Damsyik jatuh ke tangan Asyur, lalu satu dasawarsa kemudian Samaria, ibu kota Israel, jatuh dan penduduknya dikirim ke pembuangan. Amos dan Hosea bernubuat selama tahun-tahun terakhir Kerajaan Utara, sama seperti Yeremia dari Yerusalem bernubuat pada saat-saat terakhir sejarah Yehuda.

Page 100 of 130

GARIS BESAR — HOSEA I.

II.

III.

KEHIDUPAN PERKAWINAN SANG NABI. HOS 1:1-3:5 A. Perkawinannya dengan Gomer. Hos 1:1-9 B. Berita pengharapan. Hos 1:10-11 C. Penghakiman atas Israel yang tidak setia. Hos 2:2-13 D. Pemulihan Israel yang tidak setia. Hos 2:14-23 E. Hosea menebus istrinya yang tidak setia. Hos 3:1-5 KETIDAKSETIAAN ISRAEL DAN HUKUMAN YANG DIAKIBATKANNYA HOS 4:113:16 A. Kesalahan bangsa itu. Hos 4:1-3 B. Kesalahan imam-imam. Hos 4:4-8 C. Penghukuman untuk semua. Hos 4:9,10 D. Praktik-praktik pemujaan yang amoral. Hos 4:11-19 E. Penghakiman atas raja-raja dan imam-imam karena menyesatkan bangsa itu. Hos 5:1-7 F. Kebijakan-kebijakan luar negeri Efraim (Israel) dan Yehuda yang mendatangkan malapetaka. Hos 5:8-15 G. Permohonan Israel dan jawaban Allah. Hos 6:1-6 H. Kejahatan-kejahatan Israel. Hos 6:7-7:7 I. Kebijakan luar negeri Israel yang mendatangkan malapetaka. Hos 7:8-8:3 J. Penyembahan Berhala dan sekutu-sekutu jahat Israel. Hos 8:4-14 K. Pembuangan Israel dinubuatkan. Hos 9:1-9 L. Kemurtadan Israel dahulu di Baal-Peor. Hos 9:10-14 M. Kemurtadan Israel di Gilgal. Hos 9:15-17 N. Kehancuran pemujaan Baal dinubuatkan. Hos 10:1-8 O. Dosa di Gibea. Hos 10:9-10 P. Kehancuran Israel. Hos 10:11-15 Q. Kasih Allah; Israel tak tahu berterima kasih. Hos 11:1-7 R. Belas kasihan Allah kepada umat-Nya. Hos 11:8-11 S. Dosa-dosa Yakub. Hos 11:12-12:14 T. Pemujaan anak lembu yang berarti kejahatan. Hos 13:1-3 U. Allah yang penuh anugerah akan mendatangkan kehancuran. Hos 13:4-11 V. Kehancuran yang tak terelakkan. Hos 13:12-15. PERTOBATAN DAN PEMBAHARUAN ISRAEL. HOS 14:1-9. A. Panggilan untuk bertobat. Hos 14:1-3 B. Janji pengampunan. Hos 14:4-8. C. Nasihat terakhir. Hos 14:9.

Page 101 of 130

PENDAHULUAN — YOEL NAMA DAN SEJARAH PRIBADI PENULIS. Penulis disebut ‘Yoel anak Petuel’ (Yl 1:1). Dalam bahasa Ibrani nama Yô’e-l (LXX; lõél, Vulg.) berarti: "Yahweh (atau Yehovah) adalah Allah". Jadi seperti nama Mikha, nama ini mungkin menunjukkan pengakuan iman pihak orang tua si anak. Sejarah pribadi Yoel terbatas pada apa yang ditunjukkan dalam nubuatannya sendiri. Meskipun ada tiga belas orang lain dalam Perjanjian Lama yang bernama Yoel, nabi ini tidak dapat diidentifikasikan dengan salah seorang di antara mereka. Pesan yang ia sampaikan terutama berhubungan dengan Yerusalem dan Yehuda. Berbagai acuannya pada negeri dan kota itu menunjukkan bahwa ia adalah warga Palestina selatan dan mungkin penduduk Yerusalem (lih. "Sion,Yl 2:1,15,32; 3:16,17,18,20*; "bani Sion," Yl 2:23; "Yehuda" dan "Yerusalem," Yl 2:32; 3:1,16,17,18,20; "orang-orang Yehuda" dan Yerusalem. Yl 3:6,8,19). Ia menunjukkan pengetahuannya yang cermat tentang Bait Suci, ibadahibadahnya dan petugas-petugasnya (mis. Yl 1:9,13,14,16; 2:14,17). Namun kritikannya yang tajam terhadap imam-imam menunjukkan bahwa ia bukan anggota golongan ini.

WAKTU PENULISAN. Sampai saat ini belum ada kesatuan pendapat di antara para pakar tentang waktu penulisan Kitab Yoel. Namun, dari pelbagai waktu yang diajukan, ada dua pendapat utama: 1. Waktu yang sudah lama lalu, selama pemerintahan Yoas di Yehuda, kira-kira 830 SM. 2. Pasca Pembuangan, kira-kira 400 SM, yaitu selama masa Persia. Ada beberapa argumentasi logis untuk mendukung waktu yang lebih belakangan. Salah satunya ialah karena tidak ada keterangan dalam ayat judul (Yl 1:1) mengenai raja yang sedang memerintah seperti pada kitab nabi-nabi lain dari masa pra-Pembuangan. Juga, Kerajaan Utara (Samaria) tidak disebutkan, jadi jelas waktu itu kerajaan itu telah lama tidak ada. Yoel memakai kata Israel untuk mengacu kepada Yehuda, yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun dari para nabi pra-Pembuangan. Istilah ini hanya dipakai untuk kesepuluh suku di utara sebelum 722 SM (jatuhnya Samaria). Imam-imam, bukan para pemuka atau raja, merupakan pemimpin-pemimpin dalam masyarakat pasca-Pembuangan. Acuan dalam Yl 3:6 pada orang Yunani menunjukkan suatu masa ketika orang-orang Yahudi berhubungan dengan mereka. Juga ayat-ayat Yl 1:1,2,17 dari Yl 3 menunjukkan bahwa peristiwa Pembuangan telah terjadi. Sebaliknya, argumentasi-argumentasi yang mendukung waktu pra-Pembuangan cukup kuat. Menonjolnya imam-imam dan absennya para pemuka dan raja disebabkan oleh fakta bahwa Yoyada, sang imam besar, sedang memerintah untuk Raja Yoas yang masih anak-anak. Argumentasi bahwa tidak ditemukan keterangan apa-apa (lih. tentang Samaria di atas) adalah tidak berbobot, karena sang penulis bukan hanya menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian di Kerajaan Utara. Istilah Israel bisa dipakai secara tepat untuk Yehuda sebagai ahli waris sah atas berkat-berkat spiritual Yakub. Hubungan. antara Yunani dan Tirus bisa saja terjadi pada waktu awal, karena di sini Yunani tidak diacu sebagai bangsa. Kata Ibrani, Yãwãn, dapat mengacu kepada suatu kelompok dan berbagai gerombolan pedagang budak dari negeri yang jauh. Memulihkan keadaan (#/TB Yl 3:1*) dapat dibandingkan dengan Ayb 42:10. Dalam Yl 3 tidak ada penggambaran yang tidak cocok dengan masa pra-Pembuangan. Yl 3:4-6 mengacu kepada kejadian-kejadian yang sama seperti yang digambarkan dalam Kitab Obaja. Musuh-musuh yang disebutkan bukanlah negeri-negeri Pembuangan (Asyur, Babel, dan Samaria), melainkan negeri-negeri pra-Pembuangan (Fenisia dan Filistin; bdg. 2Taw 21:16,17).

Page 102 of 130

KEPENULISAN. Kitab Yoel diterima oleh tradisi sebagai buah karya satu orang penulis saja. Namun, kira-kira pada tahun 1870, seorang pakar yang bernama M. Vernes menunjukkan bahwa Yl 2:28-3:21 (dalam Alkitab Ibrani, adalah pasal-pasal Yl 3), tidak ditulis oleh penulis Yl 1:2-2:27 (dalam Alkitab Ibrani, Yl 1:1-2:18). Belakangan, ia memperbaiki pandangan ini dan mengakui bahwa penulis yang sama menulis kedua bagian itu. Namun ia tetap berpendapat bawa ada perbedaan yang mencolok di antara kedua bagian itu. Usaha-usaha kurang berarti lainnya telah dilakukan untuk membuktikan bahwa kitab ini bukan sebuah unit sastra yang utuh. Nowack, Marti dan pakar-pakar lain yang telah berhasil mempertanyakan keabsahan aliran pemikiran ini berpendapat bahwa Kitab Yoel merupakan satu unit utuh. Pandangan berdasarkan penelitian Alkitab dan segi sejarah dan sastra yang umumnya diterima pada zaman ini adalah bahwa Yoel kemungkinan besar merupakan sang penulis kitab ini, tetapi bahwa belakangan mungkin terjadi sejumlah modifikasi, perluasan dan interpolasi sepanjang abadabad di mana Alkitab disebarkan.

GAYA PENULISAN. Gaya penulisan Kitab Yoel adalah klasik, mirip gaya penulisan Kitab Amos dan Mikha. Apakah Yoel yang banyak meminjam dari nabi-nabi terdahulu itu, atau apakah justru Yoel yang merupakan sumber tempat mereka mengambil data dan gaya penulisan, tidak dapat ditentukan dengan pasti; tetapi persamaan gaya tulisannya memang kuat. Bandingkan Yl 3:18 dengan Am 9:13; Yl 1:4 dengan Am 4:9; Yl 2:11 dengan Zef 1:14,15, Yl 2:3 dengan Yeh 36:35 dan Yes 51:3; Yl 2:11 dengan Mal 3:2; Yl 3:10 dengan Yes 2:4.

ALASAN PENULISAN. Alasan langsung untuk penulisan kitab ini adalah penghancuran negeri itu oleh malapetaka ganda, yaitu wabah belalang dan kekeringan. Dengan nada puitis yang amat indah dan kuat, sang nabi menggambarkan serbuan belalang dalam kiasan tentang sebuah bala tentara, dengan menunjukkan bahwa mereka merupakan pertanda datangnya hari Tuhan. Ia menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat bertobat, dan berjanji kepada mereka bahwa jika mereka memenuhi syarat kepatuhan kepada Allah, tanah itu akan dipulihkan kepada kesuburannya yang dulu. Juga Roh Allah akan dicurahkan ke atas semua orang, umat perjanjian itu akhirnya akan menang atas segala musuhnya, dan suatu era kekudusan dan damai yang universal akan muncul.

PENGAJARAN. Bahwa "Hari TUHAN" akan datang adalah ajaran pokok kitab ini, yaitu hari di mana Tuhan menyatakan diri dalam penghancuran musuh-musuh-Nya dan peninggian sahabat-sahabat-Nya. Hari ini akan disertai oleh guncangan bumi secara hebat serta suatu pertunjukan fenomena alam yang luar biasa (Yl 2:30,31). Sikap hati dan kehidupan manusia di depan Tuhan akan merupakan faktor yang menentukan reaksinya terhadap hari itu. Hari itu adalah hari kengerian bagi orang berdosa (Yl 1:15; 2:11) dan hari berkat bagi orang-orang kudus (Yl 2:12-14,19-29). Orang-orang yang berseru kepada nama Tuhan akan dibebaskan, tetapi musuh-musuh umat itu akan dimusnahkan (ps. 3).

Page 103 of 130

GARIS BESAR — YOEL AYAT JUDUL: PENULIS NUBUAT. YL 1:1 I.

II.

WABAH BELALANG SEBAGAI PERTANDA HARI TUHAN. YL 1:2-2:17. A. Malapetaka tiga rangkap: belalang, kekeringan, dan kebakaran. Yl 1:2-2:17 1. Serbuan belalang. Yl 1:2-12 2. Himbauan untuk bertobat. Yl 1:13,14 3. Kengerian Hari Tuhan.Yl 1:15-20 B. Bencana yang mengawali hari penghakiman. Yl 2:1-17 1. Gambaran jelas tentang penghakiman mendatang. Yl 2:1-11 2. Nasihat untuk bertobat. Yl 2:12-17. PENGHINDARAN PENGHAKIMAN DAN PEMBERIAN BERKAT-BERKAT YL 2:183:21 A. Berkat-berkat pada masa depan yang dekat. Yl 2:18-27 B. Pencurahan Roh ilahi. Yl 2:28-32 C. Penghakiman atas bangsa-bangsa. Yl 3:1-17 1. Pembalasan atas kejahatan-kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi. Yl 3:1-3 2. Penghakiman atas Fenisia. Yl 3:4-8 3. Penghakiman dunia. Yl 3:9-17 D. Berkat yang mengikuti penghakiman. Yl 3:18-21

Page 104 of 130

PENDAHULUAN — AMOS

TANGGAL PENULISAN DAN LATAR BELAKANG. Ayat pertama dari nubuat Amos, bersama dengan Am 7:10-13, menempatkan sang nabi pada pertengahan abad kedelapan SM, sezaman dengan Uzia dari Yehuda, dan Yerobeam II dari Israel. Uzia, raja Yehuda, memerintah kira-kira lima puluh tahun (791-740 SM) dan berhasil dalam beberapa hal. Ia mengalahkan musuh-musuh Yehuda dan menguatkan tembok-tembok Yerusalem. Negeri itu sejahtera di bawah kepemimpinannya, dan untuk satu kurun waktu pengaruh Amos bersifat konstruktif secara rohani. Tetapi Uzia mungkin dipengaruhi oleh Yerobeam, raja Israel. Yerobeam memerintah kira-kira empat puluh tahun (793-753 SM) dan amat sangat, sukses. Pengaruhnya jauh melebihi pengaruh Uzia hampir dalam segala bidang. Dalam kepemimpinannya di bidang agama, Yerobeam, seperti Yerobeam I, anak Nebat, dengan sengaja mendorong praktik-praktik pemujaan dewa kesuburan (2Raj 14:24-25). Ia tidak meninggalkan pemujaan terhadap Yehovah, tetapi menjadikannya berhala dengan menambahkan dengan tiang-tiang pemujaan, patung-patung dan terafim (Hos 2:14,17,18; 3:4; 4:12; 10:2; 11:2). Kehidupan sosial bangsa itu ditandai dengan perzinaan, perampokan, dan pembunuhan. Kemewahan orang-orang kaya dibangun di atas ketidakadilan dan penindasan terhadap orang-orang miskin (Am 2:6-8; 3:15; 4:1; 5:7-12; 6:3-6; 8:4,6; Hos 4:1,2,11-13; 6:8,9; 12:6,7). Pada umumnya orang berpendapat bahwa Amos bernubuat sekitar 760 SM. Zaman Amos merupakan suatu masa keamanan politik bagi Israel, yang dicerminkan dalam kesombongan dan kesembronoan golongan yang berkuasa. Peperangan dengan Siria telah berakhir dengan kemenangan Israel. Yerobeam "mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba" (2Raj 14:25). Sikap sembrono ini merupakan ciri dari tahun-tahun akhir pemerintahan Yerobeam, bukan tahun-tahun awalnya. Ancaman kekuasaan Asyur di bawah Tiglat-pileser III (745-727 SM; lih. Tafsiran atas Am 1:14) belum muncul. Gempa bumi yang disebut dalam Am 1:1 tidak menolong untuk menentukan tanggal yang lebih pasti dari pelayanan nabi ini. Kehidupan Amos. Amos adalah penduduk asli Tekoa, yang terletak di padang gurun Yehuda, dua belas mil sebelah selatan Yerusalem. Ia adalah seorang gembala, yang menambah penghasilannya dengan memungut buah ara (ara hutan) (Am 1:1; 7:14,15). Tidak ada catatan tentang keluarganya. Panggilan Allah datang kepadanya ketika ia sedang menggembalakan kawanan ternaknya. Pengakuannya bahwa Tuhan memanggilnya secara langsung (Am 7:15) membuat dia dapat disejajarkan dengan semua nabi yang mengalami penyataan langsung dari Allah. Meskipun Amos berasal dari Yehuda, ia bernubuat di Kerajaan Utara. Meskipun demikian, pemberitaannya membangkitkan antagonisme atau pertentangan sedemikian rupa sehingga ia kembali ke Yehuda, tempat ia melakukan pemberitaannya secara tertulis. Tulisan Amos menunjukkan bahwa ia bukan seorang desa yang tidak berpendidikan. Ia menunjukkan pengetahuan yang dalam tentang sejarah dan tentang problem-problem zamannya. Bahasanya, yang kaya dengan bahasa kiasan serta lambang-lambang, setaraf dengan gaya sastra terindah pada zaman Perjanjian Lama.

Page 105 of 130

PEMBERITAAN AMOS. Proklamasi besar pada awal nubuat ini (Am 1:2) menetapkan nada dari pemberitaan Amos. Suara Tuhan, seperti auman singa, akan terdengar dalam penghakiman dari Sion. Sang nabi menunjukkan rusaknya rohani di bawah formalisme agama dan kekayaan materi masa itu (Am 5:12,21). Ia mengritik keras para pemimpin karena memburuknya keadilan sosial dan moralitas (Am 2:7,8) serta menunjukkan pengabaian total mereka terhadap hak-hak azasi dan kepribadian manusia (Am 2:6). Ia menandaskan bahwa umat Allah harus mencari Tuhan dan bertobat serta menegakkan keadilan, jikalau mereka ingin tetap hidup (Am 5:14,15). Tetapi karena orang-orang Israel tidak mau bertobat, maka bagi mereka hanya ada penghancuran (Am 9:1-8). Hari Tuhan akan merupakan, penegasan tentang berbagai tuntutan sifat moral Allah terhadap orang-orang yang telah menolak Dia. Kalau ini disadari, kemuliaan kerajaan Daud yang telah dijanjikan akan didirikan; dan hari itu tak dapat dielakkan (Am 9:11-15). Pemberitaan Amos sebagian besar adalah "teriakan meminta keadilan."

Page 106 of 130

GARIS BESAR — AMOS I.

II.

NUBUAT-NUBUAT MELAWAN BANGSA-BANGSA. AM 1:1-2:16. A. Tulisan awal dan proklamasi. Am 1:1,2 B. Tuduhan terhadap bangsa bangsa tetangga. Am 1:3-2:3. C. Tuduhan terhadap Yehuda Am 2:4,5 D. Tuduhan terhadap Israel Am 2:6-16 TIGA PEMBERITAAN MELAWAN ISRAEL. #/TB AM 3:1-6:14* A. Pernyataan tentang penghakiman. Am 3:1-15 B. Keburukan moral Israel. #/TB Am 4:1-13 C. Ratapan karena dosa dan malapetaka Israel. Am 5:1-6:14

III.

LIMA PENGLIHATAN TENTANG KONDISI ISRAEL. #/TB AM 7:1-9:10 A. Belalang yang menghabisi tumbuh-tumbuhan. Am 7:1-3 B. Api yang menyala. Am 7:4-6 C. Tali sipat. Am 7:7-9 D. Oposisi gerejawi #/TB Am 7:10-17 E. Bakul dengan buah-buahan masak. Am 8:1-14 F. Penghakiman Tuhan. Am 9:1-10.

IV.

JANJI TENTANG PEMULIHAN ISRAEL. AM 9:11-15

Page 107 of 130

PENDAHULUAN — OBAJA J U D U L. Kitab Obaja tidak mengidentifikasi sang nabi (selain memberikan namanya) dan juga tidak memberikan suatu pernyataan yang secara jelas menyebutkan tanggal penulisannya. Sekitar selusin orang bernama Obaja disebut di bagian lain dalam Perjanjian Lama, tetapi tidak satu pun yang berkaitan dengan sang nabi yang tulisannya dilestarikan. Asal-usul, status sosial, dan pekerjaannya dalam hidup tetap tidak jelas bagi kita. Nama sang nabi berarti "Hamba Tuhan," atau "Penyembah Tuhan." Nama itu adalah gabungan dari ’ ôbed, "hamba," dan yâ, kependekan dari nama yang terdiri dari 4 huruf yhwh, yang dilafalkan ’ ãdônãy oleh orang-orang Yahudi yang saleh, dan diterjemahkan sebagai Tuhan atau Yehovah dalam versi Inggris.

KEPENULISAN. Sembilan ayat pertama dari kitab tersingkat dalam Perjanjian Lama ini sangat mirip dengan bagianbagian dari Yer 49, sekalipun rangkaian materinya berbeda (bdg. Ob 1:1-4 dengan Yer 49:14-16; Ob 1:5,6 dengan Yer 49:9,10; Ob 1:8,9 dengan Yer 49:7,22). Pertanyaannya ialah: Nabi manakah yang bergantung pada nabi yang lainnya? Yang paling mungkin adalah bahwa kedua penulis menggunakan suatu nubuatan, yang terdahulu dan terkenal. Tidak diragukan bahwa penyusunan dalam kitab ini adalah karya Obaja. Tentu seluruh kitab adalah firman Tuhan (1a).

TANGGAL PENULISAN. Nubuat Obaja menyinggung suatu situasi historis di mana orang-orang Edom bersekutu dengan musuh-musuh Israel dan ikut dalam merampok Yerusalem (Ob 1:10-14). Yerusalem dijarah oleh orang-orang Filistin dan Arab selama zaman Yoram (2Taw 21:16,17) kira-kira pertengahan abad ke-9 SM. Edom disebut di sini sebagai memiliki lebih dari satu sekutu (Ob 1:7,11). Diketahui bahwa Edom bersekutu dengan bangsa Babel dan bangsa-bangsa lain saat kejatuhan Yerusalem pada tahun 587/586 SM, dan terlibat dalam penjarahan kota itu. Mungkin nubuat Obaja paling baik diberi tanggal zaman itu.

RINGKASAN PEMBERITAAN. Ada nada emosional yang kuat dari nubuat Obaja, tetapi tidak cukup sengit untuk membenarkan tuduhan bahwa Kitab Obaja adalah sebuah kidung kebencian. Alur cerita yang kuat dari puisinya didukung oleh suatu rasa keadilan yang mendalam. Sanak saudara laki-laki telah melanggar ikatan yang mempersatukan suku-suku yang berkaitan, dan telah melakukan kejahatan-kejahatan yang mengerikan. Dosa-dosa mereka harus dihukum! Orang-orang Israel tidak berusaha menghukum sendiri orang-orang Edom. Sebaliknya, mereka mengakui Allah mereka sebagai Hakim atas segala bangsa, dan yakin bahwa Dia akan melaksanakan keadilan atas dasar kejahatan-kejahatan yang dilakukan (Ob 1:15). Di sini Allah dianggap sebagai memiliki kuasa atas seluruh alam semesta, sehingga tidak ada bangsa yang bisa meloloskan diri dari mata-Nya yang sanggup melihat segala sesuatu. Allah peduli terhadap orang-orang yang tertindas dan akan membebaskan mereka, mengembalikan apa yang telah diambil dari mereka. Ada nada harapan dan penghiburan yang kuat dalam nubuat tersebut. Meskipun demikian, kedaulatan Allah tidak pernah jauh dari pandangan. Dia adalah Hakim pada awal kitab dan Raja pada akhir kitab.

Page 108 of 130

GARIS BESAR — OBAJA

.I .II .III .IV .V .VI

KATA-KATA AWAL. AYAT OB 1:1A. BANGSA-BANGSA DIATUR MELAWAN EDOM. AYAT OB 1:1B. MUSUH PUBLIK NOMOR SATU DIDAKWA. AYAT OB 1:2-7. EDOM DITUDUH. AYAT OB 1:8-14. A. Rencana Sang Hakim. Ayat Ob 1:8,9. B. Perkara melawan Edom. Ayat Ob 1:10-14 EDOM DIHUKUM. AYAT OB 1:15-20. A. Hukuman. Ayat Ob 1:15,16. B. Pembenaran. Ayat Ob 1:17-20. TUHAN AKAN MENJADI RAJA. AYAT OB 1:21.

Page 109 of 130

PENDAHULUAN — YUNUS JUDUL Kitab ini menerima namanya dari tokoh utama kisah tersebut. Yunus (merpati) diidentifikasi sebagai anak Amitai. Seorang nabi dengan nama Yunus, yang tertera dalam sebuah cerita pendek dalam 2Raj 14:25, dikatakan datang dari Gat-Hefer, yang terletak di wilayah Zebulon, sekarang dikenal sebagai Galilea. Nabi ini telah menubuatkan serangan-serangan yang berhasil dari Yerobeam II dalam paruh pertama abad kedelapan SM. Hampir tidak diragukan bahwa nabi dari Gat-Hefer itu adalah orang yang sama dengan nabi dari kitab singkat ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN Di dalam teksnya tidak ditemukan pernyataan bahwa sang nabi sendiri yang menulis kitab itu, meski doa dalam pasal Yun 2 ditulis dalam bentuk kata ganti orang pertama tunggal. Meskipun demikian, tradisi tetap berpendapat bahwa Yunus sendirilah penulisnya. Pada tahun-tahun terakhir ini banyak orang beranggapan bahwa kitab itu adalah tentang Yunus dan bukan oleh Yunus. Pandangan ini didasarkan pada beberapa penelitian: pasal Yun 1; 3; 4 ditulis dengan memakai bentuk orang ketiga; ada ungkapan-ungkapan baru dalam bahasa Ibrani dan Aram di dalam kitab itu; sejumlah besar mukjizat yang dicatat tidak memiliki dasar historis; dan penekanan pada belas kasihan Allah terhadap bangsa asing memberikan kesan tentang suatu tanggal pasca Pembuangan. Para ahli yang konservatif tetap beranggapan bahwa faktor-faktor ini sendiri tidak cukup penting untuk menolak pandangan bahwa sang nabi hidup pada abad kedelapan atau telah menulis kitab ini waktu itu.

LATAR BELAKANG HISTORIS Dipandang sebagai sebuah kisah historis dari seorang nabi yang melayani pada zaman Yerobeam II, raja Israel, peristiwa-peristiwa dalam kitab itu tentu terjadi kira-kira antara 780-75 SM. Yerobeam II berhasil membangun kembali kekuasaan Israel atas sebagian besar wilayah di sebelah utara Yudea yang dikuasai oleh Daud dan Salomo. Dalam abad sebelumnya, kerajaan Asyur telah menjadi ancaman di sepanjang pantai timur Laut Tengah, dan menjadi terkenal sebagai penindas yang kasar dan kejam. Pada waktu pemerintahan Yerobeam II, meski kekuasaannya Asyur sudah berkurang, kerajaan itu tetap harus diperhitungkan. Niniwe belum menjadi ibu kota kerajaan itu, tetapi Kalah, salah satu bagian dari wilayah negara kota tua yang meliputi Niniwe, adalah ibu kota antara 880 dan 701 SM. Tidak ada tulisan bangsa Asyur yang menyatakan bahwa suatu kebangunan rohani seperti yang digambarkan dalam kitab ini pernah terjadi di sana; tetapi pada masa Ratu Semiramis memerintah bersama anaknya Adad-Nirari III (810-782 SM), ada suatu kecenderungan singkat kepada monoteisme. Apakah hasil pelayanan Yunus bersangkut paut dengan penyucian ibadah orang Asyur ini sulit untuk diketahui. Ada dua wabah hebat menyerang di Asyur pada tahun 765 dan 759 SM, juga gerhana total pada tahun 763 SM, yang seluruhnya biasanya dipandang oleh orang-orang kuno itu sebagai bukti penghakiman ilahi dan tentu telah mempersiapkan hati bangsa itu untuk mendengarkan pemberitaan Yunus.

Page 110 of 130

PENAFSIRAN KITAB YUNUS Banyak kontroversi muncul berkaitan dengan makna dari Kitab Yunus, dan ini menghasilkan banyak sekali pandangan. Kitab itu selama ini ditafsirkan sebagai sebuah legenda, perumpamaan, mitos, dan alegori bersifat nubuat; dan juga dianggap sebagai sejarah dengan makna Mesianis. Ada pendapat (R. Ha. Pfeiffer, Introd. to the OT) bahwa kitab itu adalah sebuah fiksi yang didasarkan pada sebuah tokoh legenda yang nama aslinya telah hilang. Menurut pandangan ini, penulis yang tidak dikenal itu mengambil mukjizat-mukjizatnya dari kisah-kisah Elia dan Elisa (bdg. Yun 4:3 dengan 1Raj 19:4b dan Yun 4:5,6 dengan 1Raj 19:4a, 5a) serta dari suasana ratapan dari Yoel. Jadi, kitab itu dimaksudkan hanya sebagai sebuah protes terhadap nasionalisme sempit bangsa Yahudi, yang dipengaruhi pengajaran Ezra. Pujian dalam Yun 2 adalah doa ucapan syukur seseorang yang diselamatkan dari mati tenggelam. Penafsiran kitab itu sebagai sebuah perumpamaan (IB) sangat mirip dengan pandangan bahwa kitab itu adalah legenda. Menurut pandangan kedua ini, tokoh Yunus adalah sebuah analisis dan penelitian kritis terhadap Yudaisme pasca Pembuangan, dan kota Niniwe melambangkan dunia non-Yahudi yang luas yang menantikan kebangunan rohani yang hanya bisa dihasilkan oleh pemberitaan yang benar mengenai Allah. Perumpamaan itu berusaha menggambarkan keadilan dan belas kasihan Allah terhadap setiap orang atau kelompok yang mau bertobat dari dosa-dosa mereka. Orang-orang yang memahami kisah Yunus sebagai sebuah mitos bergaya Yahudi berpikir bahwa mereka mengetahui persamaan antara cerita itu dengan sebuah cerita rakyat Yunani kuno. Seorang raja dari Troy mengikat putrinya Hesione di sebuah batu karang di pantai. Raja itu bermaksud menjadikan putrinya sebagai persembahan kurban bagi dewa Neptunus, yang dalam bentuk seekor ikan hiu akan datang bersama air pasang lalu memangsa sang putri. Namun, Herkules berkelahi melawan makhluk itu dan menghancurkannya, sehingga selamatlah gadis itu. Menurut penafsiran alegoris yang sudah lama terkenal (lih. Abingdon Bible Commentary), Yunus dianggap sama dengan Israel. Misi sebenarnya dari Israel adalah menyatakan kebenaran Allah kepada dunia, tetapi Israel telah gagal untuk melaksanakannya. "Ikan besar" adalah Babel, yang menelan orang-orang Israel (membawa mereka ke pembuangan). Dimuntahkannya Yunus di daratan melambangkan kembalinya orang-orang Yahudi dari pembuangan. Ketidakpuasan Yunus atas pertobatan bangsa kafir sama dengan sifat Yudaisme setelah kepulangan bangsa Israel dari pembuangan. Orang-orang yang menganggap kitab itu bersifat historis berpendapat bahwa seorang nabi yang sesungguhnya (Yunus) memang telah mengalami apa yang telah ditulis dan dengan demikian menggenapi sebagian dari tugas Israel untuk mengabarkan Injil pada zaman lampau. Bagi mereka (lih. Unger, Introd. Guide to the 0T) kisah nyata itu juga memiliki makna penting-baik dalam hubungan dengan Mesias maupun sebagai simbol. Bagian-bagian penting dalam Alkitab yang mendukung pandangan ini adalah beberapa pernyataan dalam Perjanjian Baru yang dibuat oleh Yesus mengenai Yunus sebagai tanda kematian dan kebangkitan-Nya (Mat 12:40; Luk 11:30). Mereka yang berpegang pada pandangan ini menggunakan ayat-ayat tersebut dengan makna ganda: untuk mendukung kesesuaian historis dari kisah itu dan untuk menyatakan makna simbolisnya. Pendapat dari tafsiran ini adalah bahwa kisah Yunus merupakan sebuah kisah sejarah.

Page 111 of 130

PESAN KITAB Ceritanya sendiri sederhana, mengalir dengan cepat, dan mengharukan. Seorang nabi, Yunus, disuruh Tuhan untuk pergi memberitakan Firman kepada orang-orang Niniwe. Sebaliknya, dia melarikan diri dan menumpang sebuah kapal yang harus berlayar jauh ke ujung dunia. Dia mencari tempat untuk menyendiri dan tidur. Segera setelah kapal itu berlayar, sebuah badai hebat mengguncang lautan dan menimbulkan ombak setinggi gunung. Para pelaut dengan ketakutan melemparkan muatan ke laut dan dengan cemas berdoa kepada dewa-dewa mereka. Dengan membuang undi, Yunus didapati sebagai seorang pelaku kejahatan yang telah berdosa kepada Allah. Badai itu baru berhenti setelah Yunus, atas sarannya sendiri, dilempar ke laut. Dia ditelan oleh seekor ikan besar. Dengan benar-benar menyesal, dia berdoa sungguh-sungguh untuk keselamatannya, dan Allah membebaskan dia dengan selamat di pantai. Kali ini sang nabi mematuhi perintah untuk pergi ke Niniwe, dan menyerukan dengan keras ke seluruh kota itu, pesan singkatnya mengenai celaka. Penduduk Niniwe, dari raja sampai budak terendah, menanggapi dengan pertobatan yang sungguh-sungguh, bahkan menyelubungi ternaknya dengan kain kabung. Tuhan mendengar jeritan mereka dan mengangkat ancaman penghancuran itu. Namun, Yunus memandang pembebasan Niniwe hanya sebagai pembatalan atas nubuatnya, lalu ia mengeluh kepada Tuhan dalam doa. Untuk menyampaikan suatu pelajaran kepada sang nabi, Allah mempersiapkan sebuah tanaman yang bertumbuh dengan cepat untuk menaungi sang nabi dari matahari, tetapi pada malam berikutnya membiarkan seekor ulat menghancurkan tanaman tersebut. Kemudian, Allah membuat agar angin timur yang panas bertiup. Akibatnya, Yunus patah semangat dan ingin mati. Kisah itu ditutup dengan sebuah pernyataan bahwa bila Yunus peduli akan pohon jarak, maka lebih-lebih lagi Allah tentu peduli akan keselamatan orang-orang berdosa. Beberapa ajaran agama yang mendasar dari kitab ini ialah : a) Allah peduli dengan orang-orang yang belum mengenal Dia dan meminta para hamba-Nya untuk memperingatkan mereka akan penghakiman. b) Dalam menghadapi tugas yang berat, manusia cenderung menghindari tanggung jawab. c) Allah berkuasa dan mampu, atas kehendak-Nya, memakai kekuatan alam untuk tujuan-tujuanNya. d) Sekalipun Allah akan menghukum ketidaktaatan, Dia masih ingin menunjukkan belas kasihan. e) Ladang misi yang paling tidak menjanjikan sering kali justru yang paling tanggap. f) Di atas segalanya, Allah rindu untuk berhubungan dengan manusia di dalam kemurahan dan kebaikan.

Page 112 of 130

GARIS BESAR — YUNUS

I. MELARIKAN DIRI. Yun 1:1-17. A. Perintah tuhan. Yun 1:1,2. B. Sebuah kapal ke tarsis. Yun 1:3. C. Badai di laut. Yun 1:4-14 1. Tertidur selama badai. Yun 1:4-6 2. Sang pelaku kejahatan ditemukan. Yun 1:7-10 3. Para pelaut dalam kesukaran. Yun 1:11-14. D. Dicampakkan ke laut. Yun 1:15-17. II. BERDOA. YUN 2:1-10. A. Dicampakkan. Yun 2:1-4. B. Diangkat.Yun 2:5,6. C. Membayar nazar. Yun 2:7-9. D. Dilepaskan. Yun 2:10. III. MEMBERITAKAN FIRMAN. YUN 3:1-10. A. Perintah kedua dari Tuhan. Yun 3:1,2. B. Memberitakan pesan. Yun 3:3,4 C. Pertobatan Niniwe. Yun 3:5-9. 1. Dalam kain kabung dan abu. Yun 3:5,6. 2. Keputusan sang raja. Yun 3:7-9. A. Penghakiman ditarik kembali. Yun 3:10.

IV. BELAJAR. YUN 4:1-11. A. B. C. D.

Keluhan. Yun 4:1-3. Pohon jarak dan ulat. Yun 4:4-7. Angin dan matahari. Yun 4:8. Pelajaran. Yun 4:9-11.

Page 113 of 130

PENDAHULUAN — MIKHA JUDUL Nubuatan Mikha mendapatkan judulnya dari nama sang nabi sendiri. Nama Mîcâ (LXX, Michaias; Vulg., Michaeas) adalah singkatan dari Mîkãyâ. Nabi ini disebut dengan nama lengkap yang terakhir ini dalam Yer 26:18. Bentuk asal yang paling lengkapnya adalah Mîkãyãhû, yang berarti, "Siapa yang seperti Yahweh?" Bentuk paling lengkap ini merupakan nama seorang raja dalam 2Taw 17:7*. Nama itu dipakai untuk pria dan wanita dan biasanya disingkat. Yahu adalah bentuk kuno dari nama Allah Israel, sering kali diterjemahkan dengan "Yehovah" (Kel 6:4; Mzm 83:17; Yes 12:2; 26:4). Nama nabi ini, sama dengan nama nabi-nabi lainnya, seperti Elia, Elisa, Hosea, Yoel, Obaja, adalah penting. Nama-nama tersebut dirangkai dengan nama Allah atau Yahweh menunjukkan sikap dan kesetiaan sang nabi kepada Allah sejati dan, dalam kasus Mikha, merupakan tantangan bagi nabi-nabi palsu dan orang-orang berdosa.

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Tanggal pelayanannya tertera pada masa pemerintahan Yotam (739-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), raja-raja Yehuda (Mik 1:1). Mikha mengawali pekerjaannya pada masa Yotam dan melayani sepanjang seluruh pemerintahan Ahas dan barangkali sepanjang seluruh masa pemerintahan Hizkia. Tulisan-tulisannya, yang menunjukkan hubungan erat dengan tulisan Yesaya, ditulis pada waktu pemerintahan Ahas dan Hizkia. Baik Mikha maupun Yesaya, walaupun mengalamatkan nubuat-nubuat mereka terutama pada Yehuda, menjelaskan bahwa penghakiman Allah akan jatuh juga atas Kerajaan Utara. Bahwa Mikha bernubuat selama pemerintahan Hizkia dibuktikan lebih jauh dalam Yer 26:18,19. Ada beberapa kritikus liberal yang menilai karya itu secara obyektif, dengan memakai metode kritik sejarah. Bagi mereka Kitab Mikha hanyalah sebuah tulisan lainnya dari manusia. Dengan melupakan bahwa kita hanya memiliki beberapa bagian saja dari pesan-pesannya yang disampaikan pada waktuwaktu yang berbeda, bahwa dia sangat menaruh perhatian terhadap kondisi-kondisi politik dan sosial bangsanya, dan bahwa dia digerakkan oleh Roh Tuhan, para kritikus ini menemukan apa yang mereka anggap sebagai keterangan dan penambahan yang mereka beri tanggal sampai periode pascaPembuangan. Mereka menolak unsur adikodrati dalam nubuatan, khususnya penyebutan nama Babel dalam Mik 4:10, kendati ada fakta bahwa Asyur merupakan negara besar yang bermusuhan pada masa itu. Susunan dan cakupan dari pasal Mik 1; 2; 3; 4; 5 sama dengan nubuat-nubuat Yesaya. Dalam pasal #/TB Mi 1; 2; 3* Mikha memberitahukan penghakiman yang akan datang atas dosa, dan pada Mik 4; 5 dia menyatakan bahwa Israel akan dihiburkan dengan pengampunan dan pemulihan. Oleh karena itu, kaum ‘liberal’ menetapkan Mik 4; 5 sebagai Deutero-Mikha dari periode pascaPembuangan. Kami berpendapat bahwa keseluruhan karya itu adalah karya Mikha, yang bernubuat pada masa Yesaya. Mikha tidak berasal dari sebuah kota besar, sebagaimana nabi sezamannya yang lebih tua itu, tetapi dari desa kecil Moresyet, bagian dari Gat. Dia berbicara sebagai orang biasa, yang bersimpati pada penduduk desa, dan dia berusaha melindungi, mereka dari para bangsawan kaya dan tamak yang tinggal di kota-kota besar. Walaupun nabi ini hidup dan bernubuat di Kerajaan Selatan, dia mengutuk dosa-dosa Kerajaan Utara; dan dia menubuatkan serta menyaksikan kejatuhannya. Nubuatan Mikha tidak disajikan dalam bentuk risalat yang sistematis. Ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa nubuatan ini berisi sekumpulan ramalan, yang kemudian ditulis oleh sang nabi atau salah seorang muridnya.

Page 114 of 130

Gaya oratoris dan permainan kata-kata pada Mik 1 mengingatkan kepada Cicero. Pada Mik 2; 6; 7 bentuk tulisannya adalah dialog dramatis.

LATAR BELAKANG HISTORIS. Raja-raja Asyur pada periode ini adalah Tiglat Pileser III (745-727 SM), Salmaneser V (727-722 SM), Sargon II (722-705 SM), dan Sanherib (705-681 SM). Sanherib memimpin pasukannya ke Yehuda bagian utara dan barat, menundukkan kota-kota dan desa-desa sementara ia bergerak majus sampai dia mencapai Yerusalem, yang, walaupun menjadi sasaran penyerbuan yang berlarut-larut, tidak pernah dikuasainya. Nubuat mengenai perebutan dan penghancuran Yerusalem menunjuk pada masa belakangan dari pemerintahan Nebukadnezar. Asyur menaklukkan seluruh bagian Timur Dekat kecuali Mesir dan Yerusalem. Meskipun demikian, pasukannya tidak menduduki keseluruhan negeri ini; sebaliknya ia mengharuskan mereka, sebagai bangsa-bangsa yang ditundukkan, untuk membayar upeti tahunan. Ketika seorang raja pengganti naik takhta Asyur, kerajaan-kerajaan taklukan mengadakan pemberontakan. Sebagai akibatnya, sang penguasa baru ini yang kebagian tugas untuk menundukkan kembali semua negeri yang sebelumnya telah dikuasai itu melalui serangkaian serangan militer. Serangan-serangan yang paling sukar adalah melawan bangsa-bangsa yang paling dekat dengan Mesir. Negara-negara perbatasan ini, yang bertindak sebagai negara penyangga dalam menahan pukulan terberat dari perang, diberi dorongan semangat oleh Mesir sebagai upaya untuk melindungi dirinya sendiri. Inilah hari-hari yang penuh dengan kegelisahan, ketidakamanan, dan kesukaran, terutama bagi para petani dan penduduk desa. Gangguan pasukan tentara yang lewat, yang tidak jarang menyerbu desadesa kecil dan memperbudak penduduknya, menyebabkan ketakutan. Kondisi politik di Israel maupun Yehuda tentu tidak seburuk ini. Para pemimpin, orang-orang kaya, para imam yang berkomplot dan nabi-nabi di kota-kota besar, merasa aman dalam kubu-kubu pertahanan, menggunakan sebesarbesarnya kekuatan mereka untuk menindas orang miskin. Para petani tidak mendapatkan perlindungan baik, dari bangsa Asyur maupun dari para "koruptor" bangsanya sendiri. Terhadap kesalahan-kesalahan ini, Mikha menegur dirinya sendiri, dan memperjuangkan perkara orang-orang yang tertindas. Dengan mengikuti pimpinan Roh Kudus tanpa rasa takut, ia memberitakan firman Tuhan dengan mempertaruhkan nyawanya.. Pesan-pesan Mikha mencerminkan berbagai kecurangan yang berlaku. Kiasan-kiasannya bagi orang-orang Asyur menunjukkan topik umum apa yang ada pada saat itu.

Page 115 of 130

GARIS BESAR — MIKHA KATA-KATA AWAL: MIK 1:1. .I

.II

.III

MENJELANG PENGHAKIMAN ATAS ISRAEL DAN YEHUDA KARENA DOSA YANG TERUS-MENERUS. MIK 1:2,16. A. Panggilan untuk memperhatikan. Mik 1:2 B. Kedatangan yang dahsyat dari Yehovah diberitakan dan digambarkan. Mik 1:3,4 C. Dosa-dosa kota besar melambangkan dosa-dosa bangsa. Mik 1:5 D. Akibat-akibat mengerikan dari penghakiman ini. Mik 1:6,7 E. Reaksi sang nabi dan penglihatannya mengenai penghakiman ini. Mik 1:8-16*. MALAPETAKA ATAS PARA PENINDAS YANG RUSAK MORALNYA SERTA PARA NABI PALSU. MIK 2:1-3:12. A. Celaka atas orang-orang yang memonopoli tanah. Mik 2:1-5 B. Pemberitaan palsu dari nabi-nabi penipu. Mik 2:6-13. 1. Upaya untuk menghentikan pemberitaan sang nabi sejati. Mik 2:6. 2. Pemberitaan palsu yang diluruskan oleh Roh TUHAN. Mik 2:7 3. Ketidakamanan para penduduk karena peraturan para penindas. Mik 2:8-13. PENGLIHATAN TENTANG PENGHARAPAN MELALUI DIA YANG AKAN DATANG. MIK 4:1-5:15. A. Kemenangan terakhir Yerusalem. Mik 4:1-5:2. 1. Kebangkitan agama yang benar dan kembali kepada Yehovah. Mik 4:1,2. 2. Tindakan kembali kepada TUHAN untuk mendatangkan damai sejahtera dan kemakmuran. Mik 4:3-5. 3. Janji tentang kembalinya orang-orang buangan. Mik 4:6,7. 4. Yerusalem akan dipulihkan menjadi lebih megah dan lebih kuat. Mik 4:8. 5. Penebusan akan didahului oleh penderitaan sebagai hukuman atas dosa. Mik 4:9,10. 6. Para musuh akan melihat Allah membenarkan umat-Nya. Mik 4:11,12. B. Pemimpin berkuasa yang akan datang akan lahir di Betlehem dan memulihkan sisa-sisa Yakub. Mik 5:2-15. 1. Mesias akan lahir di Betlehem. Mik 5:2,3. 2. Pemerintahan yang baik oleh Mesias. Mik 5:4-7. 3. Israel rohani akan menjadi penakluk yang hebat. Mik 5:8,9. 4. Israel rohani akan kehilangan kekuatan materi serta pertolongan. Mik 5:10-15. C. Penuduhan atas para pemimpin bangsa itu. Mik 3:1-7. 1. Jawaban Mikha bagi para nabi palsu dan para penindas. Mik 3:1. 2. Sifat para penindas jahat digambarkan. Mik 3:2,3. 3. Penolakan TUHAN untuk mendengar doa-doa mereka. Mik 3:4. 4. Sifat nabi-nabi palsu. Mik 3:5. 5. Nabi-nabi palsu akan tidak dipercayai. Mik 3:6,7. D. Kesadaran Mikha tentang kuasa Roh TUHAN. Mi 3:8. E. Dosa dan kejahatan besar akan mendatangkan kehancuran atas Yerusalem. Mik 3:9-12.

Page 116 of 130

.IV

TUNTUTAN HUKUM TUHAN. MIK 6:1-7:20. A. B. C. D. E. F. G.

Pengaduan pertama TUHAN. Mik 6:1-5. Jawaban pertama Israel. Mik 6:6-8. Pengaduan kedua TUHAN. Mik 6:9-16. Jawaban kedua Israel-suatu pengakuan dosa. Mik 7:1-10. Berkat yang dijanjikan bagi Israel akan datang sesudah penghakiman. Mik 7:11-13. Permohonan terakhir bagi Israel-terkumpul dari berbagai bangsa. #/TB Mi 7:14-17*. Pujian bagi Allah: Kemenangan kasih karunia. Mik 7:18-20. 1. TUHAN, Allah yang kasih-Nya mengampuni. #/TB Mi 7:18*. 2. TUHAN, Allah yang kuasa-Nya menebus. #/TB Mi 7:19*. 3. TUHAN, Allah yang kesetiaan-Nya kekal. #/TB Mi 7:20*.

Page 117 of 130

PENDAHULUAN — NAHUM J U D U L. Sama halnya dengan semua kitab nubuatan dalam Perjanjian Lama, kitab ini memakai nama pengarangnya. Nahum (nâhûm) berarti "hiburan" atau "penghibur." Sifat dari isi nubuatan ini ditunjukkan dalam judul "beban." Bila dipakai secara teknis di antara tulisan para nabi, nama ini berarti hal yang membebani hati Allah dan juga membebani hati nabi ini; yaitu, suatu berita yang berisi ancaman atau hukuman. Satu-satunya tema kitab adalah Niniwe, ibu kota kuno Kerajaan Asyur.

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Kitab Nahum mudah untuk diberi tanggal dalam batas sekitar setengah abad. Dari penelitian arkeologi diketahui bahwa Niniwe jatuh pada 612 SM. Prediksi Nahum ditulis barangkali sesaat sebelum kehancuran kota ini. Lagi pula, dalam Nah 3:8, sang nabi menyebutkan penawanan No (No-Amon atau Tebe, ibu. kota Mesir Atas) sebagai peristiwa sejarah. Asyurbanipal dari Asyur (668-626 SM) membuat jatuh kota Mesir itu pada tahun 663 SM. Oleh karena itu, kitab ini mungkin bertanggal antara 663 SM dan 612 SM, barangkali lebih dekat ke tanggal yang disebut terakhir. Walaupun tidak ada yang diketahui mengenai kehidupan Nahum, selain pernyataan bahwa dia adalah seorang Elkosy, tidak ada bukti sah yang pernah diajukan untuk menetapkan seorang lain sebagai penulis nubuatan ini. Bahkan tempat lahir nabi ini pun tidak diketahui dengan pasti. Tiga petunjuk pokok mengenai identitas tempat itu diajukan; 1) Kota di sebelah utara Niniwe. Pandangan ini didasarkan pada sebuah tradisi yang berasal dari abad ke enam belas. 2) Jerome, penerjemah Alkitab versi bahasa Latin (Vulgata), menyatakannya sebagai sebuah desa kecil di Galilea. Tidak bisa dijamin secara pasti bahwa Kapernaum (harf. Desa Nahum) dinamakan sesuai nama nabi ini. 3) Pandangan ketiga menyebut Elkhos di wilayah selatan Yehuda. Barangkali Nahum memang lahir di Galilea, dan belakangan melayani di selatan.

LATAR BELAKANG SEJARAH. Bersama dengan Nabi Yeremia, Habakuk, dan Zefanya, Nahum adalah seorang saksi bagi Kerajaan Selatan. Kerajaan Utara telah dibawa ke pembuangan oleh Asyur hampir seabad sebelumnya (722/721 SM.). Sekarang Allah bermaksud mengunjungi bangsa itu yang telah menjadi tongkat amarah Allah atas Israel. Niniwe telah bertobat dengan tulus pada masa Nabi Yunus, namun ia sekarang siap dihukum karena kekejaman dari keinginan besarnya untuk memiliki. Ia kejam dalam peperangan dan tamak akan kekayaan yang diperoleh secara tidak jujur. Kekuatan yang telah menguasai Asia bagian barat selama sekitar tiga abad, sekarang akan dihancurkan oleh kekuatan gabungan bangsa Babel dan Media.

Page 118 of 130

GARIS BESAR — NAHUM .I .II .III .IV .V .VI .VII .VIII .IX .X .XI .XII

JUDUL. NAH 1:1. ALLAH AGUNG ISRAEL. NAH 1:2-8. PENGHAKIMAN ALLAH ATAS ASYUR. NAH 1:9-14. PELEPASAN YEHUDA. NAH 1:15. NYANYIAN EJEKAN TERHADAP NINIWE. NAH 2:1,2 PENGEPUNGAN NINIWE. NAH 2:3-7. MALAPETAKA NINIWE. NAH 2:8-10. PENYEBAB KEJATUHAN NINIWE. NAH 2:11-13. GAMBARAN KEJATUHAN TERSEBUT. NAH 3:1-3. KEGAGALAN MORAL NINIWE. NAH 3:4-7. PERINGATAN YANG TIDAK DIINDAHKAN DARI NO-AMON ATAU TEBE. NAH 3:8-10 KEADAAN NINIWE YANG TANPA HARAPAN. NAH 3:11-19.

Page 119 of 130

PENDAHULUAN — HABAKUK

PENULIS Mengenai Habakuk sendiri, tidak ada yang diketahui kecuali apa yang bisa disimpulkan dari kitab ini yang memuat namanya. Dia digambarkan sebagai "nabi," dan oleh karena itu, bisa saja bahwa dia bukan hanya memiliki karunia untuk bernubuat, melainkan adalah juga salah satu dari sekelompok nabi profesional. Beberapa catatan musik untuk nyanyian Mazmur pada pasal Hab 3 menunjukkan bahwa dia mungkin bernubuat di Bait Suci, seperti orang-orang yang disebutkan dalam 1Taw 25:1. Adalah sulit untuk mengatakan lebih banyak mengenai sifat sang nabi berdasarkan tulisannya. Namanya rupanya berasal dari sebuah akar kata Ibrani yang berarti "memeluk." Jerome (abad ke 5 M) menyatakan bahwa nabi disebut "Sang Pemeluk," karena kasihnya kepada Tuhan atau karena dia bergumul dengan Tuhan. Sebuah tradisi dari golongan para rabi menghubungkan nama itu dengan 2Raj 4:16 dan mengatakan bahwa Habakuk adalah anak laki-laki si perempuan Sunem. Tentu ini merupakan khayalan semata, dan kecuali jika diakui bahwa nama sang nabi, seperti nama Yesus, diberikan sebagai antisipasi akan pelayanannya (Mat 1:21), dugaan apa pun perihal artinya, walaupun menarik, adalah sia-sia. Habakuk disebut dalam legenda Apokrif mengenai Bel dan Ular Naga sebagai tokoh yang menyelamatkan Daniel dari gua singa untuk yang kedua kalinya. Orang tidak perlu percaya pada hal ini atau pada tradisi-tradisi lain yang menyatakan bahwa Habakuk melarikan diri ke Arab ketika Yerusalem jatuh dan kembali ke Palestina setelah pembuangan ke Babel. Walaupun demikian, cerita-cerita tersebut memang menunjuk pada ancar-ancar waktu di mana nabi melayani.

TANGGAL Waktu yang tepat dari penulisan nubuatan itu selama ini hanya merupakan dugaan semata, sama halnya dengan pribadi sang nabi. Pengetahuan yang kompeten menunjukkan tanggal-tanggal yang membentang dari 650 SM (C. F. Keil, Commentary on the Minor Prophets, hlm. 410) sampai 330 SM (E. Sellin, Introduction to the Old Testament, hlm. 183). Karena berbagai alasan, tanggal pertama tampaknya agak terlalu awal, sebab terjadinya pada masa bangsa Asyur menguasai Yehuda; sementara tanggal yang belakangan berkaitan erat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pasukan penyerbu yang digambarkan pada pasal pertama dari nubuatan bukanlah bangsa Kasdim melainkan pasukan Yunani di bawah pimpinan Aleksander Agung. Kesimpulan yang paling memuaskan tampaknya adalah bahwa nubuatan tersebut ditulis pada waktu bangsa Kasdim atau Babel mulai menjadi gelisah terhadap kekuatan bangsa Asyur dan barangkali bahkan telah mulai menunjukkan kekuatan mereka. Menetapkan tanggal penulisan kitab ini jauh lebih belakangan dari tanggal ini tentu berarti menganggap bahwa nubuatan tersebut sebetulnya bukan merupakan ramalan tentang penyerbuan atas Yehuda oleh bangsa Kasdim, melainkan sebuah referensi tentang apa yang telah terjadi dan hanya merupakan penjelasan mengenai kehadiran bangsa Babel di negeri-negeri sebelah barat sebagai alat Tuhan. Kesimpulan terbaik tampaknya adalah bahwa nubuatan itu ditulis menjelang akhir pemerintahan Yosia (640-609 SM.), lebih disukai setelah penghancuran Niniwe oleh gabungan kekuatan dari Babel, Media, dan Skitia pada tahun 612 SM. Waktu ini rupanya masuk akal karena dua alasan. Pertama adalah karena sang nabi kelihatan terkejut ketika mengetahui bahwa bangsa Kasdim dipilih Allah untuk menghukum Yehuda yang tidak taat; bagaimanapun, tidakkah bagus Raja Yosia memihak Babel dalam kebijakan politiknya karena ia berusaha menghindari barisan Firaun Nekho yang hendak berperang melawan bangsa Babel pada tahun 609 SM? Alasan lainnya adalah bahwa naiknya kekuatan bangsa Kasdim akan merupakan bukti yang cukup sehingga uraian sang nabi tentu memiliki arti bagi para pendengarnya. Tentu saja kitab ini harus diberi tanggal sebelum 605 SM, ketika Nebukadnezar mengadakan penyerbuan pertamanya ke Palestina dan mengambil Daniel beserta lainnya sebagai tawanan ke Babel.

Page 120 of 130

Masalah dalam pasal Hab 3. Kadang-kadang diperdebatkan bahwa pasal Hab 3, yang merupakan sebuah mazmur, tidak ditulis oleh Habakuk. Beberapa catatan musik yang terdapat dalam pasal ini menunjukkan bahwa ini dirancang untuk dipakai dalam ibadah di Bait Suci. Hal ini menyebabkan beberapa pakar yang lebih suka menganggap bahwa ibadah di Bait Suci baru mencapai kesucian komparatif dan teologi yang maju dalam periode setelah Pembuangan untuk memberi tanggal penulisan mazmur itu sebagai dalam periode pasca-Pengasingan. Dukungan lebih lanjut pada argumen ini tampaknya terdapat dalam kenyataan bahwa penafsiran Kitab Habakuk yang terdapat di antara.Gulungan Kitab Qumran sama sekali tidak menyebut tentang pasal ketiga Kitab Habakuk. Meskipun demikian, ketidaktahuan yang nyata tentang Hab 3 dapat dijelaskan oleh fakta bahwa para penulis tafsiran tersebut waktu itu sedang berusaha menjelaskan dua pasal pertamanya bukan dalam kaitan dengan penyerbuan bangsa Kasdim, melainkan dalam kaitan dengan peristiwa-peristiwa pada masa mereka sendiri. Waktu itu mereka tidak menganggap mazmur dalam Habakuk itu ada hubungannya dengan tujuan mereka. Pemakaian anotasi liturgi dalam kesusastraan puitis Ibrani hampir tidak dapat menjadi bukti yang menentukan bahwa suatu tulisan berasal dari masa pascaPembuangan. Karena beberapa dari Kitab Mazmur yang paling tua berisi catatan-catatan seperti itu, tampaknya tulisan-tulisan itu merupakan bagian dari kesusastraan semacam itu yang banyak sekali ada sebelum Pembuangan.

KEUNIKAN KITAB. Oleh karena isi dari pasal ketiga memberikan sebuah klimaks yang penuh kemenangan dari masalahmasalah yang diajukan dalam dua pasal pertama, maka kami menemukan suatu teodise (pembenaran Allah oleh manusia) dalam keseluruhan kitab. Struktur nubuatan ini bersifat unik dalam Perjanjian Lama, sama seperti isi teologinya. Dalam dua pasal pertama, terdapat sebuah dialog antara Tuhan dengan sang nabi, di mana sang nabi tidak hanya mengeluh mengenai kejahatan, seperti yang dilakukan oleh beberapa penulis Mazmur, tetapi bahkan menantang Tuhan untuk menunjukkan bagaimana Dia, Yang Maha Kudus, dapat sabar terhadap kejahatan. Dialog ini harus dianggap sebagai berlangsung dalam alam penglihatan (bdg. Hab 1:1; 2:2). Pasal ketiga adalah sebuah doa, di mana sang nabi mulai dengan meminta Tuhan untuk melaksanakan dalam sejarah maksud yang telah dinyatakan-Nya, yaitu membuat karya-Nya hidup di tengah-tengah tahun-tahun itu. Setelah doa ini, Habakuk dianugerahi penglihatan mengenai Allah yang sedang menggunakan kuasa-Nya dan menunjukkan kemuliaan-Nya di bumi melalui cara yang hampir sama dengan yang diperbuat-Nya dalam pengalaman Keluaran di Gunung Sinai. Hasil dari penglihatan itu adalah campuran antara ketakutan dan keyakinan pada pihak sang nabi.

Page 121 of 130

GARIS BESAR — HABAKUK

.I .II .III .IV .V .VI .VII

PENGANTAR. HAB 1:1. KELUHAN NABI TENTANG KEKEJAMAN YANG TAK TERKENDALI DI YEHUDA. HAB 1:2-4. JAWABAN TUHAN: ORANG KASDIM ADALAH ALAT-NYA UNTUK MENGHUKUM.. HAB 1:5-11. JAWABAN KEDUA TUHAN: TUJUANNYA PASTI DAN IMAN AKAN MENDAPAT UPAH. HAB 2:2-4. LIMA UCAPAN CELAKA ATAS KEJAHATAN, ENTAH ITU DILAKUKAN OLEH ORANG YAHUDI ATAU ORANG KASDIM. HAB 2:5-20. SEBUAH PENGLIHATAN TENTANG PENGADILAN ILAHI. HAB 3:1-16. KEMENANGAN IMAN. HAB 3:17-19.

Page 122 of 130

PENDAHULUAN — ZEFANYA

J U D U L. Kitab Zefanya mendapatkan namanya dari nabi yang pelayanannya dicatat di dalamnya. Sepanyâ berarti "Tuhan bersembunyi" atau "Tuhan telah bersembunyi." Nabi ini dilahirkan pada masa pemerintahan Manasye yang kejam (692-638 SM), yang "mencurahkan darah orang yang tidak bersalah sedemikian banyak, hingga dipenuhinya Yerusalem dari ujung ke ujung" (2Raj 21:16). Nama sang nabi menunjukkan suatu keyakinan pada kuasa Allah untuk menyembunyikan (yakni, melindungi) para penyembah-Nya pada masa bahaya.

NABI DAN PESANNYA. Sangat sedikit yang diketahui mengenai Zefanya. Dia barangkali masih keturunan raja (Zef 1:1; barangkali Hizkia adalah Raja Hizkia), dan bernubuat selama masa pemerintahan Yosia (637-607 SM) di antara kejatuhan Niniwe dan serangan Babel atas Yehuda. Di bawah pemerintahan Yosia, pelaksanaan Hukum dan penyembahan kepada Tuhan telah dihidupkan kembali secara singkat, namun bangsa ini masih mempraktikkan kebiasaan menyembah berhala secara sembunyi-sembunyi. Mengetahui kemunafikan tersebut membuat sang nabi muda ini tergerak untuk bertindak. Walaupun raja bergabung dengan sang nabi dalam sebuah gerakan reformasi, naik turunnya kejahatan tetap berlangsung. Meningkatnya kejahatan secara tidak terelakkan membawa kepada waktu di mana Allah memakai Nebukadnezar sebagai saluran kemarahan-Nya. Zefanya menunjuk secara tepat penyebab penghukuman Allah dengan memberitakan kemerosotan moral bangsa itu. Sekalipun demikian, dia menjelaskan bahwa pintu belas kasih terbuka bagi orangorang yang mau dengan sungguh-sungguh bertobat. Sang nabi melihat arti dari semuanya ini dari sudut maksud Allah untuk mengutus Anak-Nya, Tuhan Yesus, sebagai Mesias bagi Israel dan Juruselamat seluruh umat manusia.

KEPENULISAN DAN TANGGAL. Ayat pertama dalam Zefanya (dengan menggunakan bentuk biasa dari para nabi yang menulis) menunjukkan bahwa kitab ini merupakan pesan yang disampaikan Allah kepada nabi dan yang dicatat oleh nabi sendiri. Dan tidak ada alasan untuk menganggap petunjuk ini sebagai sebuah sisipan oleh seorang penulis yang tak dikenal pada suatu masa yang belakangan. Walaupun Zefanya dilahirkan dalam masa pemerintahan Manasye (692-638 SM), dia tidak memangku jabatan nabinya sebelum awal pemerintahan Yosia, barangkali 627-626 SM. Kemungkinan nubuatan ini ditulis beberapa tahun saja setelah itu.

LATAR BELAKANG SEJARAH. Pemerintahan lalim Manasye (692-638 SM.) dan Amon (638-637 SM.) sudah berakhir. Raja Yosia (637-607 SM.) telah naik takhta Yehuda. Pembaharuan yang ia lakukan masih beberapa tahun sesudah itu, dan kondisi murtad yang berlangsung selama lebih dari setengah abad pada waktu pemerintahan Manasye dan Amon belum mendapat tantangan. Pada tahap awal pemerintahan Yosia (barangkali sekitar 627-626 SM), Zefanya mulai memperingatkan bangsanya mengenai akan datangnya penghukuman Allah, yang kemarahan-Nya telah mereka picu dengan tingkah laku mereka. Takdir Samaria pada tahun 722 SM, merupakan sebuah peringatan serius mengenai kuasa dan keadilan Allah. Dengan semangat pemuda Zefanya meletakkan kerangka dasar bagi pembaharuan yang berlangsung dalam masa belakangan dari pemerintahan Yosia.

Page 123 of 130

GARIS BESAR — ZEFANYA

I. PENGANTAR. ZEF 1:1 II. SEBUAH PERINGATAN TENTANG PENGHUKUMAN YANG AKAN DATANG. ZEF 1:2-18. A. Penghukuman diumumkan. Zef 1:2-6. B. Penghukuman ditetapkan. Zef 1:7-13. C. Penghukuman digambarkan. Zef 1:14-18. III. NASIHAT UNTUK SEGERA BERTOBAT. ZEF 2:1-3:8. A. Ajakan untuk bertobat. Zef 2:1-3 B. Peringatan yang rinci mengenai penghukuman. Zef 2:4-3:8. 1. Negeri orang Filistin. Zef 2:4-7. 2. Tanah Moab dan Amon. Zef 2:8-11. 3. Negeri orang Etiopia. Zef 2:12. 4. Negeri orang Asyur. Zef 2:13-15. 5. Tanah Yehuda dan kota Yerusalem. Zef 3:1-8. IV. JANJI BERKAT PADA MASA MENDATANG. ZEF 3:9-20. A. Janji akan perubahan. Zef 3:9-13. B. Janji akan pemulihan. Zef 3:14-20.

Page 124 of 130

PENDAHULUAN — HAGAI

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Penulis kitab ini adalah satu-satunya orang dalam Perjanjian Lama yang bernama Hagai (berarti "pesta" atau "perayaan yang riang gembira"). Nama itu dapat menunjukkan iman orang tua sang nabi bahwa anaknya akan mendapat kegembiraan waktu menyaksikan berbagai nubuatnya mengenai pemulihan digenapi. Adalah mungkin bahwa dia diberi nama demikian sebab dia dilahirkan ketika sedang berlangsung suatu pesta sesuai penanggalan Ibrani yang dianggap suci. Walaupun dia adalah salah seorang nabi yang rincian kehidupan pribadinya tidak diketahui, dia disebutkan oleh Ezra (Ezr 5:1; 6:14). Dia adalah nabi pertama pasca-Pembuangan yang melayani orang-orang tersisa yang telah kembali dari pembuangan ke Babel. Nubuatannya dengan jelas diberi tanggal pada tahun 520 SM., tahun kedua pemerintahan Raja Darius. Barangkali Hagai dilahirkan dalam pembuangan pada awal abad keenam. Nabi yang sezaman dengan dia adalah Zakharia (bdg. Hag 1:1 dengan Za 1:1; lih. juga Ezr 5:1; 6:14).

LATAR BELAKANG SEJARAH. Para nabi sebelum Pembuangan (586 SM.) telah menubuatkan jatuhnya kerajaan Yehuda oleh kerajaan Babel yang baru. Juga dinyatakan bahwa setelah tujuh puluh tahun, TUHAN akan mengembalikan umat-Nya ke tanah kelahiran mereka (Yer 25:11,12; Dan 9:2). Ketika Koresy orang Persia menghancurkan kekuasaan Babel, dia bermurah hati dan mempercepat kembalinya bangsa Yahudi ke tanah perjanjian untuk membangun kembali tempat suci di Yerusalem. Fondasi Bait Allah yang baru itu diletakkan dan pengerjaannya dimulai dengan harapan yang sangat tinggi. Segera bangsa-bangsa tetangga yang bermusuhan menggunakan berbagai sarana untuk menghentikan pekerjaan itu. Pekerjaan itu dihentikan, namun perlawanan dari luar terhadap pekerjaan itu hanyalah sebagian dari masalah yang ada. Keadaan acuh tak acuh telah menguasai lima puluh ribu orang buangan yang telah kembali dengan tekad untuk membangun kembali rumah Allah. Ketika Darius Histaspis duduk di takhta Persia, Bait Allah tidak disentuh selama enam belas tahun. Hagai (dan belakangan Zakharia) diutus Allah untuk membangunkan bangsa itu dan menggerakkan mereka dari kelesuan mereka untuk menjalankan pekerjaan perbaikan. Adalah tidak adil bagi Hagai kalau orang menganggap bahwa pesan-pesannya melulu menyangkut masalah-masalah pembangunan. Dia memang memulai dari pokok yang menguntungkan itu, tetapi melanjutkan dengan berbicara mengenai kemuliaan hadirat Tuhan Yesus Kristus, pendirian kerajaan Allah di bumi pada masa mendatang, hukuman Allah atas kekuatan-kekuatan dunia yang tidak mengenal Allah, serta berkat yang sedang menantikan bangsa-bangsa yang akan kembali kepada Allah.

Page 125 of 130

GARIS BESAR — HAGAI

.I .II .III .IV .V .VI .VII .VIII

TEGURAN TERHADAP SIKAP ACUH TAK ACUH. HAG 1:1-4. PANGGILAN UNTUK BERPIKIR SECARA SERIUS. HAG 1:5,6. HAJARAN ATAS ISRAEL DARI ALLAH. HAG 1:7-11. DORONGAN UNTUK MEMBANGUN. HAG 1:15B-6. JANJI AKAN KEMEGAHAN PADA MASA DEPAN. HAG 2:6-9. SUCI DAN NAJIS DALAM MASALAH-MASALAH ORANG LEWI. HAG 2:10-14. PENERAPAN KEBENARAN-KEBENARAN INI. HAG 2:15-19. BERKAT ALLAH PADA MASA DEPAN BAGI ZERUBABEL. HAG 2:20-23.

Page 126 of 130

PENDAHULUAN — ZAKHARIA

TANGGAL DAN KEPENULISAN. Zakharia, yang hidup sezaman dengan Hagai, mengawali pelayanan nubuatnya pada tahun 520 SM. Tanggal terakhir yang ditunjukkan dalam kitab ini (Za 7:1) adalah 518 SM, tahun keempat pemerintahan Raja Darius Histaspis. Nama "Zakharia" adalah nama yang umum dalam Perjanjian Lama, ada dua puluh sembilan orang memakainya. Artinya adalah Tuhan mengingat. Para pakar "liberal" yang meneliti beberapa perbedaan tertentu dalam gaya dan pokok bahasan, berpendapat bahwa pasal Za 9 sampai 14 bukan ditulis oleh penulis Za 1 sampai 8. Meskipun demikian, Za 9 sampai 14 rupanya ditulis pada waktu belakangan, dan kemungkinan inilah sebabnya terdapat perubahan dalam gaya penulisan. Perbedaan dalam pokok bahasan terjadi karena fakta bahwa pada bagian akhir dari kitab ini, sang nabi ditugaskan untuk menyingkapkan peristiwa-peristiwa apokaliptis yang berhubungan dengan kedatangan Mesias dan kerajaan-Nya di dunia. Semua bukti internal menunjukkan bahwa kitab ini ditulis oleh satu orang, bukan oleh banyak orang.

LATAR BELAKANG SEJARAH. Koresy, raja Persia, mengeluarkan keputusan (sekitar 538 SM.) bahwa barangsiapa yang ingin kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah diizinkan untuk melakukannya (2Taw 36:22,23; Ezr 1:1-4). Sekitar 50.000 orang buangan mengambil manfaat dari kebijaksanaan lunak ini. Dengan tujuan mulia, mereka bertekad untuk kembali bermukim di negeri itu dan memperbaiki Bait Allah. Dalam bulan kedua tahun 536, SM, mereka meletakkan fondasinya (Ezr 3:11-13). Pada awal pekerjaan itu, orang-orang Samaria yang sama sekali menolak untuk ikut dalam pembangunan kembali tersebut, menentang proyek itu (Ezr 4:5). Hampir selama empat belas tahun, pekerjaan ini terhenti. Ketika Darius Histaspis menaiki takhta Persia pada tahun 521 SM, Hagai dan Zakharia, dengan beranggapan bahwa keputusan-keputusan dari para penguasa sebelumnya tidak berlaku, mendorong orang-orang sebangsanya untuk memulai tugas itu kembali. Zerubabel dan Yosua, yang adalah bupati dan imam besar, memimpin pembangunan kembali tersebut. Suatu penyelidikan yang dilakukan oleh Tatnai, bupati Persia untuk wilayah barat Efrata, menghentikan pekerjaan itu lagi, namun Darius mempertegas keputusan asli Koresy. Sayangnya, pada masa ini telah terjadi perubahan dalam sikap orang-orang Yahudi. Mereka menilai bahwa halangan-halangan dalam pembangunan kembali itu menunjukkan bahwa Allah tidak ada dalam pekerjaan tersebut. Hagai dan Zakharia berusaha membangkitkan bangsa ini dari sikap acuh tak acuh mereka. Bangsa ini merespons dan pembangunan selesai pada tahun 516 SM., tahun keenam dari pemerintahan Darius. Data kronologis dalam nubuatan ini berada dalam periode pekerjaan pembangunan kembali Bait Allah. Walaupun Zakharia mengawali dengan tema tentang pemulihan Bait Allah di Yerusalem, dia menyinggung berbagai tahap kehidupan rohani bangsa ini, dan dia membicarakan dengan kesempurnaan yang luar biasa peristiwa-peristiwa nubuatan yang mengarah kepada kedatangan kembali dan pemerintahan Mesias.

Page 127 of 130

GARIS BESAR — ZAKHARIA

I. PENGANTAR: PANGGILAN UNTUK BERTOBAT. ZA 1:1-6 II. PENGLIHATAN-PENGLIHATAN ZAKHARIA PADA MALAM HARI. ZA 1:7-6:15. A. Penglihatan tentang kuda dan para penunggangnya. Za 1:7-17. B. Penglihatan tentang empat tanduk dan empat orang tukang besi. Za 1:18-21. C. Penglihatan tentang seorang yang memegang tali ukuran. Za 2:1-13. D. Penglihatan tentang imam besar Yos 3:1-10. E. Penglihatan tentang kandil emas. Za 4:1-14. F. Penglihatan tentang gulungan kitab yang terbang. Za 5:1-4. G. Penglihatan tentang perempuan dalam gantang. Za 5:5-11. H. Penglihatan tentang empat kereta. Za 6:1-8. I. Pemahkotaan Yos 6:9-15. III. BERBAGAI PERTANYAAN MENGENAI PUASA. ZA 7:1-8:23. A. Pertanyaan. Za 7:1-3. B. Pelajaran dari sejarah. Za 7:4-14. C. Maksud berkat Allah bagi Israel. Za 8:1-23. IV. MASA DEPAN BANGSA-BANGSA, ISRAEL, DAN KERAJAAN MESIAS. ZA 9:1-14:21. A. Ucapan ilahi yang pertama. Za 9:1-11:17. 1. Kemenangan-kemenangan Aleksander Agung. Za 9:1-8. 2. Pemerintahan penuh damai sejahtera oleh Mesias. Za 9:9,10. 3. Kemenangan-kemenangan Kaum Makabe. Za 9:11-17. 4. Berkat-berkat sepanjang pemerintahan Mesias. Za 10:1-12. 5. Penolakan terhadap Gembala yang Baik. Za 11:1-17. B. Ucapan ilahi yang kedua. Za 12:1-14:21. 1. Kekuasaan-kekuasaan dunia melawan Yerusalem. Za 12:1-14. 2. Negeri dan bangsa itu dikuduskan. Za 13:1-6. 3. Gembala yang dibunuh dan orang-orang yang tersisa. Za 13:7-9. 4. Kedatangan nyata Mesias ke bumi. Za 14:1-5. 5. Kerajaan kudus Mesias. Za 14:6-21.

Page 128 of 130

PENDAHULUAN — MALEAKHI PENGARANG DAN JUDUL. "Maleakhi" (Mal 1:1) barangkali singkatan dari Malachiah, sebuah nama orang Ibrani yang berarti, "utusan Yehovah." Allah menghargai iman orang tua yang menamai anak mereka demikian dengan menjadikan anak itu nabi terakhir dari Sistem Agama Lama. Tradisi menyatakan bahwa Maleakhi merupakan anggota dari "Sinagoge Besar" dan bahwa dia adalah seorang Lewi yang lahir di Supha, Zebulon, namun tidak ada pengetahuan yang pasti mengenai nabi ini.

TANGGAL DAN LATAR BELAKANG SEJARAH. Berbagai keadaan yang dinyatakan dalam Maleakhi menunjukkan masa pembangunan kembali Bait Suci setelah pembuangan ke Babel, pengetahuan tentang Hukum Taurat yang disampaikan oleh Ezra (Ezr 7:10,14,25,26), dan penyimpangan dari ketetapan-ketetapan Taurat Musa yang terjadi belakangan. Juga, ada pertalian erat antara keadaan-keadaan religius yang lemah pada masa Maleakhi dengan keadaan-keadaan yang harus ditentang oleh Nehemia ketika dia pada tahun 433 SM kembali dari Persia untuk menjalankan tugasnya sebagai Bupati di Yerusalem. ‘Kejahatan-kejahatan ini mencakup: 1. Ketidakpedulian para imam terhadap kesucian Bait Allah dan upacara-upacaranya (Neh 13:1-9); 2. Kelalaian bangsa itu untuk membawa persepuluhan dan persembahan (Neh 13:10-13); dan 3. Perkawinan campuran antara umat perjanjian dengan penyembah berhala (Neh 13:23-28). Maleakhi memperhatikan kejahatan-kejahatan yang sama ini (Mal 1:6-2:9; 3:8-12; 2:10-16). Karena itu kitabnya barangkali ditulis pada kuartal ketiga dari abad kelima SM. PESAN Apa yang hendak dikatakan oleh Maleakhi berkali-kali didasarkan pada kedaulatan Allah. Allah adalah Bapa (Mal 1:6), Tuan (Mal 1:6), Raja yang besar (Mal 1:14). Dia adalah Bupati surgawi (Mal 1:7,8). Dia memberikan perjanjian-perjanjian dan perintah (Mal 2:4,5,10; 4:4)..Oleh karena Dia adalah Allah yang membenci dosa, dan umat-Nya bersifat ceroboh, acuh tak acuh serta penuh dosa dengan. mencemarkan Bait Suci, lalai menjalankan tanggung jawab ibadah mereka, serta mengikat perkawinan dengan bangsa-bangsa sekitar mereka yang tidak bersunat Dia pasti memberikan penghukuman (Mal 2:2,3,12; 3:1-5; 4:1). Tetapi karena Dia adalah Allah dengan kasih karunia yang tak terbatas, Dia akan menggunakan kasih setia seandainya saja umat-Nya mau mendengar suara-Nya dan meninggalkan jalan mereka yang jahat (Mal 3:7,10-12). Hari TUHAN yang mengerikan akan datang (Mal 3:2; 4:1,5), namun orang benar tidak perlu cemas, sebab Allah memelihara orang-orang milik-Nya (Mal 3:16,17; 4:2,3). Sang nabi sesungguhnya meminta dengan sangat, secara langsung atau tidak langsung, kepada suatu bangsa yang memberontak melawan Kepala perjanjian mereka. Dengan ajakan bernada penuh kasih ia meminta mereka untuk kembali kepada Allah yang sudah mereka tinggalkan kalau tidak mereka akan dihancurkan pada hari penghukuman.

Page 129 of 130

GARIS BESAR — MALEAKHI

I. JUDUL. MAL 1:1. II. PERTANYAAN-PERTANYAAN YANG UNTUKNYA ALLAH MEMPUNYAI JAWABAN YANG BAGUS. MAL 1:2-4:3. A. "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" Mal 1:2-5. B. "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?" Mal 1:6-2:9. C. "Oleh karena apa?" Mal 2:10-16. D. "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Mal 2:17-3:6. E. "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" Mal 3:7-12. F. "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?" Mal 3:13-4:3. III. KESIMPULAN. MAL 4:4-6. A. Nasihat untuk melaksanakan Hukum Musa. Mal 4:4 B. Janji akan kedatangan "Elia". Mal 4:5,6.

Page 130 of 130

More Documents from "Leopoldus Depauli"