Lapsus.docx

  • Uploaded by: tikadyahp
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,156
  • Pages: 17
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi 2.2. Klasifikasi 2.3. Faktor Resiko 2.4. Manifestasi Klinis 2.5. Diagnosis 2.6. Penatalaksanaan 2.7. Diagnosis Banding 2.8. Komplikasi 2.9. Prognosis

BAB III LAPORAN KASUS BAB IV PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan (Wiknjosastro, 2007). Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanyakeganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi dini dengan papsmear (Moeloek FA,2006). Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa lebih kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami pertumbuhan folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan pada ovarium menurun.Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika

kistanya tidak menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah melahirkan (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).

1.2.Tujuan 1. Mengetahui penegakkan diagnosa kista ovarium pada pasien ini. 2. Mengetahui faktor resiko kista ovarium pada pasien ini. 3. Mengetahui bagaimana monitoring pada kondisi kista ovarium.

1.3.Manfaat Penulisan makalah laporan kasus dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dokter muda mengenai kista ovarium dalam hal anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis, penatalaksanaan, dan monitoring.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium (Wiknjosastro, 2007).

2.2.Klasifikasi Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi : 

Tumor ovarium jinak a. Kistik tumor ovarium non neoplastik:

 Kista folikel Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan memebesar menjadi kista.  Kista Korpus luteum Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah cokelat karena darah tua.  Kista inklusi germinal Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.  Kista teka lutein Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.  Kista endometrium Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium  Kista stein leventhal Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuliovarium.

b) Tumor ovarium neoplastik

 Kistoma ovarii simpleks Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali billateral, dan dapat menjadi besar  Kistadenoma musinosum Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.  Kistadenoma serosum Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).  Kista endometroid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalamterdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.  Kista dermoid Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di manastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,rambut, gigi, dan produk glandula sebasea. 

Tumor ovarium ganas

 Kistik Kistadenokarsinoma

musinosum,

kistadenokarsinoma

serosum,

dan

epidermoidkarsinoma 

Solid Karsinoma endometroid dan mesonefroma.

2.3. Faktor Resiko Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium adalah wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007). 

Riwayat kista ovarium terdahulu



Siklus haid tidak teratur



Perut buncit



Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)



Sulit hamil



Penderita Hipotiroid



Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.

2.4. Etiologi Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).  Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan khoriokarsinoma)  Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.  Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik

Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.

2.5. Manifestasi klinik Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius (Wiknjosastro, 2007).

Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:  Perut terasa penuh, berat, kembung.  Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).  Haid tak teratur.  Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah dan paha.

 Nyeri senggama.  Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.

2.6. Diagnosis  Anamnesis Pada anamnesis rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering. 

Pemeriksaan Fisik Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007).



Pemeriksaan Penunjang 1. USG Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

2. Foto Rontgen Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.

3. Pengukuran serum CA-125 Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125 diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.

4. Laparoskopi Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop. Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA.

2.7. Penatalaksanaan Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperikasa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang

tidak menginginkan anak lagi serta yang

beresiko menyebabkan

karsinoma

ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi,dan appendiktomi (optional).

Tindakan

hanya

mengangkat

tumornya

saja

(ooforektomi

atau

ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya iamasih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti pada fow potential malignancy (borderline). Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

2.8. Diagnosis Banding  Kehamilan  Mioma uteri  Tumor kolon sigmoid  Ginjal ektopik  Limpa bertangkai  Ascites

2.9. Komplikasi a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.

b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna. d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting.

2.10. Prognosis Prognosis untuk kista jinak baik.Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga dengan “silent killer”.(Wiknjosastro, 2007).

BAB III LAPORAN KASUS

2.1.

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Ny. W

Jenis kelamin

: Perempuan

Usia

: 43 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: D3

Pekerjaan

: IRT

Suku

: Jawa

Alamat Tanggal pemeriksaan

: Jl. Mayor Bismo GG makam, RT 28, RW 06 : 01/03/2019

2.2. ANAMNESIS (SUBJEKTIF) Keluhan Utama : keluar darah dari kemaluan Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan darah haid yang memanjang tersebut dialami pasien sejak ± 13 hari SMRS. Darah yang keluar berwarna merah segar seperti haid-haid sebelumnya. Tiap harinya habis softex rata-rata + 4-5 buah. siklus haid tidak teratur 2 bulan baru haid 1x. Pasien merasakan nyeri didaerah abdomen tembus panggul. Pasien tidak mengalami demam. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Tiga jam SMRS, pasien telah melakukan pemeriksaan USG di dr. Sp. OG, dan interpretasinya adalah kista ovarium dengan diameter + 4 cm. Pasien juga mengatakan gejala ini sebelumnya awal muncul pada bulan november 2018, dan sudah di USG juga oleh dr. Sp.OG dengan hasil kista ovarium, namun tidak dilakukan tindakan operatif dan lebih ke pemberian obat untuk melihat apakah ada pengecilan ukuran kista atau tidak. Keluhan sempat berhenti pada saat itu, namun keluhan kembali muncul seperti semula bahkan waktu haid semakin memanjang dan darah yang keluar semakin banyak. Dalam 1 bulan bisa 4x haid.

Riwayat Penyakit Dahulu : 1. Kista ovary. 2. Riwayat diabetes mellitus disangkal. 3. Riwayat hipertensi disangkal. 4. Riwayat Trauma di sangkal Riwayat Penyakit Keluarga : 1. Riwayat penyakit keluarga disangkal Riwayat Menstruasi : Menarche sejak usia 13 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lama haid ± 7 hari dengan ganti pembalut 2 kali dalam sehari. HPHT pada tanggal 15-02-2019. Riwayat Pernikahan : Usia pertama kali menikah adalah 26 tahun, menikah sebanyak 1 kali, dan sudah menikah selama 15 tahun. Riwayat Kontrasepsi : Kontrasepsi terakhir yang digunakan oleh pasien adalah Pil Kontrasepsidengan lama 1 tahun Riwayat Obstetri : 1. 2010/ puskesmas/ aterm/ Spt B/ bidan / penyulit (-) / laki-laki, 2500 gr/ sehat. 2. 2010/ puskesmas/ aterm/ Spt B / bidan / penyulit (-) / perempuan 2800 gr/ sehat. 3. 2010/ puskesmas/ aterm/ Spt B / bidan / penyulit (-) / perempuan, 3200 gr/ sehat. 4. 2010/ puskesmas/ aterm/ Spt B / bodan / penyulit (-) / perempuan, 3000 gr/ sehat.

2.3. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis : Keadaan umum : Sakit sedang Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6 Tanda-Tanda Vital : : 110/90mmHg posisi berbaring pada lengan



Tekanan darah



Frekuensi nadi

: 76 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup.



Pernafasan

: 20 x/menit, regular.

kanan.



Suhu

: 36,7o C

Status Gizi : Berat badan : 53 kg Tinggi badan : 150 cm BMI : 23,5 (normal) Kepala dan Leher : Mata : Kelopak : Edema (-/-) Konjungtiva : Anemis (+/+) Sklera : Ikterik (-/-) Pupil : Bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+) Telinga : Pendengaran dalam batas normal. Hidung : Pernafasan cuping hidung (-). Mulut : Sianosis (-), perdarahan pada gusi (-). Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), JVP dalam batas normal. Thorax : Paru : Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-/-). Palpasi : Fremitus raba (D=S), nyeri (-/-). Perkusi : Suara ketok sonor (+/+), nyeri ketok (-/-). Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-). Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Perkusi : Batas kanan parasternal line dextra. Batas kiri ICS V 2 jari lateral MCL sinistra. Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, bising jantung (-).

Abdomen : Inspeksi : Linea nigra (-), striae albicans (-), luka bekas operasi (+). Palpasi : Soefl, nyeri tekan epigastrium (+). Perkusi : Timpani. Auskultasi : BU (+) normal. Ektremitas : Ekstremitas Atas : Akral dingin, edema (-/-). Ekstremitas Bawah Akral dingin, edema (-/-), varises (-/-), refleks patella (+/+) normal.

2.4. STATUS GINEKOLOGI Abdomen : Inspeksi : Linea nigra (-), striae albicans (-), luka bekas operasi (+), perubahan warna (-). Palpasi : teraba massa di inguinal dextra, mobile, batas jelas, tidak nyeri, nyeri tekan (-). Pemeriksaan Dalam Vagina ; Vulva/vagina normal. Portio : tebal lunak, menutup. Pengeluaran : darah segar (+), gumpalan darah (-).

2.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Hasil Pemeriksaan Nilai Pemeriksaan Leukosit 9000 Hb 6,58 Hct 35.5 Trombosit

303.000

BT CT HbsAg Anti HIV Tes Kehamilan

3’ 9’ (-) Non Reaktif (-)

Nilai Normal 4.000-10.000/mm3 11.0 – 16.0 gr/dl 37.0 – 54.0 % 150.000 – 450.000/mm3 1 – 6 menit 9 – 15 menit

Pemeriksaan USG dari Sp.OG : (+) cyst ovary

BAB IV PEMBAHASAN

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuhdimana saja dan jenisnya bermacam-macam.Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium (Wiknjosastro, 2007). Keluhan utama pada kista ovarium adalah .Perut terasa penuh, berat, kembung,Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil),Haid tak teratur,nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah dan paha,nyeri senggama,mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil. Pada pasien ini didapatkan keluhan keluar darah akibat haid tak teratur sejak 6 bulan yang lalu di sertai massa yang kadang muncul dan menghilang pada perut bagian kanan. Selain itu pasien juga mengeluhkan beberapa bulan terakhir buang air kecil menjadi sedikit. Penyebab kista ovarium adalah stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin:(Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004). Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik, dan Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik. Pada pasien ini penyebabnya masih perlu dicari. Pada anamnesis didapatkan keluar darah haid yg memanjang disbanding siklus-siklus sebelumnya yang berwarna merah segar dengan jumlah perdarahan + 3 softex per harinya selama 15 hari terakhir. Pada pasien anamnesis yang didapatkan adalah keluhan benjolan di perut sebelah kanan tanpa disertai nyeri, benjolan kadang hilang kadang muncul tanpa ada nyeri. Pasien tidak mengalami penurunan berat badan. Riwayat haid tidak teratur sejak bulan desember 2018, ganti pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan nyeri saat haid dan saat berhubungan. Hari pertama menstruasi terakhir 24 April 2018. Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan kista ovarium adalah Kista yang besar dan dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007). Pada pasien ini, dari pemeriksaan fisik didapatkan teraba massa di

bagian abdomen regio inguinal dextra, mobile, permukaan rata, tanpa ada inflamasi didaerah tersebut, tidak nyeri, berbatas tegas pada abdomen. Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk mendiagnosa kista ovarium. Pemeriksaan Penunjang,USG Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid. Foto Roentgen, pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid. Pengukuran serum CA-125,Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.dan Laparoskopi Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop. Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA. Operasi dilakukan karena ukuran kista yang melebihi 5 cm dan sudah menggangu organ sekitar. Prognosis pada pasien ini adalah Dubia ed Bonam jika penatalaksanaan telah benar dan sesuai prosedur.

More Documents from "tikadyahp"

Pomr Apb.docx
June 2020 7
Hg.docx
June 2020 6
Lapsus.docx
June 2020 3